“RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM PERPINDAHAN PANAS RADIASI UNTUK

MENGETAHUI LAJU PERPINDAHAN PANAS DENGAN VARIASI SPESIMEN UJI”

Adip Masyuk Akbar1), Yohannes M. Simanjuntak 2), Romario A. Wicaksono)
1,2,3)
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Jln. Prof.H.Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
Email : adip.tkr@gmail.com
ABSTRAK
Di dunia perkuliahan, kebutuhan tentang media penunjang belajar sangat diperlukan karena
merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengaplikasian suatu teori. Khususnya pada jurusan
teknik mesin, sangat diperlukan sekali adanya media pembelajaran untuk praktikum pada mata kuliah
khusus. media pembelajaran sangat berpengaruh dengan kepahaman seseorang dibandingkan tanpa
media pembelajaran. Oleh karena itu, pada penelitian tugas akhir ini dirancang sebuah alat praktikum
perpindahan panas secara radiasi yang dapat digunakan untuk mencari nilai laju perpindahan panas (q)
dengan mengubah jarak pengujian. Jarak pengujian pada penelitian ini yaitu 4cm, 6cm, dan 8cm. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai laju perpindahan panas tertinggi dijarak 4 cm didapat
pada material kuningan yaitu 31,145 watt. Sedangkan nilai terendah pada pengujian jarak 4 cm didapat
pada material alumunium dan stainless steel yaitu 8,067 watt. Kemudian pada pengujian dijarak 6 cm,
nilai tertinggi diperoleh dari material kuningan dan alumunium yaitu 24,606 watt, dan untuk nilai
terendah didapat dari pengujian material stainless steel yaitu 6,347 watt. Pada proses pengujian
dengan jarak 8 cm, nilai laju perpindahan panas tertinggi didapat pada material kuningan yaitu 19,595
watt, serta untuk nilai terendah didapat pada material stainless steel yaitu 5,058. Secara keseluruhan
bahwa semakin jauh jarak yang diberikan antara benda hitam dan spesimen uji maka nilai laju
perpindahan panasnya akan semakin menurun. Semakin tinggi suhu yang diberikan spesimen uji,
maka semakin besar juga suhu yang akan diterima oleh benda hitam.
Kata kunci : alat praktikum radiasi, material spesimen uji, jarak uji, laju perpindahan panas

1. PENDAHULUAN mahasiswa agar dapat lebih kreatif dalam

Alat praktikum merupakan kebutuhan mengembangkan ilmu kuhususnya tentang
yang cukup penting agar mahasiswa dapat perpindahan panas secara radiasi.
membandingkan antara teori perkuliahan
Pada penelitian yang akan penulis
dengan aplikasi secara nyata. Hal ini akan
lakukan ini dengan memvariasikan jarak antara
berdampak pada pencapaian pemahaman
spesimen uji dan benda hitam yaitu 4 cm, 6
mahasiswa tentang mata kuliah tersebut.
cm, 8 cm pada masing-masing spesimen uji.
Sebagai contoh pada mata kuliah perpindahan
Parameter yang akan diukur meliputi:
panas, teori tentang perpindahan panas sangat
temperatur panas pada spesimen uji,
banyak sekali apalagi mata kuliah ini dibagi
temperatur panas pada benda hitam,
menjadi dua yaitu perpindahan panas 1 dan
perbandingan panas antara spesimen uji, jarak
perpindahan panas 2.
antara spesimen uji dan benda hitam, faktor
Mengenai hal ini, penulis bermaksud pandang piringan sejajar, serta laju
untuk membuat sebuah alat perpindahan panas perpindahan panas. Sehingga pada alat
secara radiasi yang dapat dimanfaatkan pada praktikum ini, diharapkan nantinya mahasiswa
praktikum mahasiswa teknik mesin dan dapat mengetahui keunggulan dari masing-
perangkat penelitian dibuat dalam skala masing spesimen uji terhadap laju perpindahan
laboratorium. Rancang bangun alat praktikum panas, dan juga dapat mengetahui pengaruh
perpindahan panas secara radiasi ini dari jarak antara dua benda terhadap nilai laju
menggunakan tiga spesimen uji yaitu perpindahan panasnya.
alumunium, kuningan, dan stainless steel. Hal
ini di lakukan untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa sebagai pembanding teori
perkuliahan dengan sistem perpindahan panas
yang nantinya akan menambah pengetahuan
dan kemampuan mahasiswa tentang
perpindahan panas dan untuk mendukung

1
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpindahan Panas
Perpindahan panas atau disebut juga
heat transfer merupakan salah satu dari
disiplin ilmu teknik thermal yang mempelajari
tentang cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukar panas diantara sistem fisik.
Perpindahan panas merupakan pembuktian dari
hukum thermodinamika yang pertama tentang
energi yang tidak dapat diciptakan maupun
dihilangkan. Energi hanya dapat dipindahkan
dan berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
2.2. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Koestoer (2002) menyatakan bahwa
radiasi adalah proses perpindahan panas
melalui gelombang elektromagnet atau paket-
paket energi (photon) yang dapat dibawa
sampai jarak yang sangat jauh tanpa
memerlukan interaksi dengan medium. Radiasi
dalam perpindahan panas atau radiasi termal
(thermal radiaton) hanya salah satu bentuk
dari radiasi elektromagnetik. Perpindahan
panas radiasi berpindah dengan cara pancaran
melalui gelombang elektromagnet.
Perambatan radiasi ini berlangsung dalam
bentuk bagian-bagian energi yang tidak dapat
dibagi lagi, dengan setiap bagian mengandung
energi sebesar,
E=hѵ
Dimana, h ialah konstanta planck yang
memiliki nilai
h : 6,625 × 10−34 J/s
Setiap bagian tersebut dapat dianggap
sebagai salah satu partikel yang mempunyai
energi, massa, dan momentum, seperti halnya
molekul gas. Jadi, pada hakikatnya, radiasi
dapat digambarkan sebagai gas foton (photon)
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat
yang lain.
Gambar 2.1. Spektrum Elektromagnetik
Sumber : (Incropera dan De Witt, 1990)
Holman (1995) menyatakan bila densitas
energi diintegrasikan sepanjang seluruh
panjang gelombang, maka energi total yang
2
dipancarkan sebanding dengan pangkat empat
suhu absolute :
Eb = σT4
Persamaan diatas disebut hukum Stefan-
Boltzmann, Eb ialah energi yang diradiasikan
per satuan waktu dan per satuan luas radiator
ideal, dan σ ialah konstantan Stefan-Boltzmann
yang nilainya
σ = 5,669 x 10-8 W/m2.K4
subskrip b dalam persamaan diatas
menandakan radiasi pada benda hitam sebagai
radiator ideal.
2.3. Laju Perpindahan Panas Secara
Radiasi
Pembahasan sebelumnya menunjukkan
bahwa radiator ideal atau benda hitam,
memancarkan energi dengan laju yang
sebanding dengan pangkat empat suhu
absolute benda itu dan berbanding langsung
dengan luas permukaan.
qpancaran = σAT4
Notasi σ ialah konstanta Stefan-
Boltzmann dengan nilai 5,669 x 10-8W/m2.K4.
Persamaan di atas disebut hukum Stefan-
Boltzmann tentang radiasi termal yang berlaku
hanya untuk benda hitam dan hanya untuk
radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam.
Sedangkan untuk pertukaran radiasi netto
antara dua permukaan, berbanding dengan
perbandingan suhu absolute pangkat empat.
Maka,
( )
Holman (1995) menyatakan guna
memperhitungkan sifat permukaan benda
kelabu, perlu menampilkan suatu faktor lain
kedalam persamaan Stefan-Boltzmann, yang
disebut emisivitas atau kepancaran (emissivity)
yang menghubungkan sinar dari permukaan
kelabu dengan permukaan yang hitam
sempurna. Selain itu, perlu diperhitungkan
juga radiasi dari suatu permukaan tidak
seluruhnya sampai kepermukaan lain, karena
radiasi elektromagnetik berjalan menurut garis
lurus dan sebagian hilang kelingkungan.
Sehingga, untuk memperhitungkan kedua
situasi itu kita masukkan dua faktor lain
kedalam persamaan Stefan-Boltzmann
(Holman,1995),
( )
( ) ( )
Dengan,
q: laju pancaran energi radiasi benda (Watt)
ϵ1 : emisivitas normal material Tabel 2.1. Tabel Harga Emisivitas Normal
F12 : faktor pandang (view factor) Pada Masing-Masing Material (Koestoer,
σ : konstanta Stefan-Boltzmann 2002)
A1 : luas permukaan pancaran (m2) Temperatur Stainless Seng Kuningan Alumunium Tembaga
T1 : suhu mutlak pancaran spesimen uji (K) (K) Steel

T2 : suhu mutlak pancaran benda hitam (K) 398 0,227 0,1766 0,115 0,071 0,042

423 0,230 0,1401 0,097 0,073 0,044

Faktor pandang ini diambil dari bidang 473 0,211 0,1627 0,074 0,075 0,048
benda yang memancarkan radiasi panas.
523 0,201 0,1422 0,075 0,078 0,056
Bidang yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk lingkaran yang disusun sejajar, 573 0,209 0,1698 0,081 0,080 0,060

623 0,218 0,1790 0,070 0,083 0,060

673 0,202 0,1820 0,067 0,086 0,064

698 0,213 0,1896 0,061 0,087 0,066

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa

Gambar 2.2. Faktor Pandang Untuk
Piringan Sejajar (Paralel Disc)
Sumber : (incropera dan De Witt, 1990)
Penelitian ini menggunakan bidang plat
lingkaran dengan besar jari-jari (r) yang sama.
Jika, maka,
adanya perbedaan tingkat emisivitas pada
masing-masing material. Selain itu, hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara tingkat emisivitas benda
dengan temperatur.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Permodelan Alat Praktikum
Perpindahan Panas Radiasi

Sehingga,
√

Dengan,
Fij = faktor pandang dari plat lingkaran i ke
plat lingkaran j
Fji = faktor pandang dari plat lingkaran j ke
plat lingkaran i
Gambar 3.1. Desain Alat Praktikum
R = perbandingan jari-jari plat lingkaran Perpindahan Panas Radiasi
terhadap jarak
Keterangan gambar:
1. Heater/ Pemanas 9. Saklar Power
2.6. Jenis Material Benda Terhadap Besar 2. Spesimen Uji 10. Penjepit Spesimen
Nilai Emisivitas 3. Benda Hitam 11. Penjepit Benda Hitam
4. Meja Pengatur Jarak 12. Rangka Atau Dudukan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang 5. Termocouple 1 13. Penggaris Baja
dilakukan oleh Koestoer tentang emisivitas 6. Termocouple2 14. Lampu Indikator
terdapat pada buku perpindahan kalor untuk 7. Display 1 15. Penutup Pancaran Radiasi
mahasiswa teknik, menunjukkan bahwa 8. Display 2
adannya perbedaan nilai emisivitas pada
masing-masing material. Hal ini ditunjukkan
pada tabel dibawah ini :

3
3.2. Diagram Alir Penelitian Gambar 4.1. (a) Spesimen Uji, (b) Benda
Hitam, (c) Meja Pengatur Jarak, (d)
(c) Penutup Pancaran Radiasi, (e)
(b) Rangka/Dudukan Alat Praktikum,
dan (f) Assembly

4.2. Perhitungan Nilai Faktor Pandang (F12)

(d) (e) (f)
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian Alat
Praktikum Perpindahan Panas Radiasi
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1. Pembuatan Desain Alat Praktikum
Desain alat praktikum yang dibuat
dengan maksud agar dapat berfungsi sebagai
alat praktikum fenomena dasar khususnya
perpindahan panas radiasi. Alat praktikum
didesain menggunakan aplikasi solidwork 64
bit tahun 2014 pada laptop acer aspire E1
dengan prosesor AMD RadeonTM HD 7310.
Tahapan pembuatan desain dibagi menjadi 5
bagian yaitu, spesimen uji, benda hitam, meja
pengatur jarak, penutup sumber radiasi, dan
rangka/dudukan alat praktikum. Tujuan dari
pembagian tahapan tersebut agar mudah dalam
mendesain alat praktikum. Selanjutnya bagian
tersebut di assembly menjadi satu kesatuan alat
praktikum.
(a) (b) (c)
Perhitungan nilai faktor pandang
dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan
3 nilai dikarenakan pada penelitian ini
menggunakan 3 jarak spesimen uji terhadap
benda hitam. Nilai jarak pengujian pada
penelitian ini adalah 4 cm, 6 cm, dan 8 cm.
Menentukan nilai faktor pandang sesuai
dengan persamaan sebagai berikut:
√
Secara keseluruhan nilai faktor pandang dapat
dilihat pada tabel dibawah.
Tabel. 4.1. Nilai Faktor Pandang (F12)
No. Jarak Pengujian Faktor Pandang (F12)
1 4 cm 0,61
2 5 cm 0,48
3 6 cm 0,38
4.3. Pengaruh Perubahan Jarak Spesimen
Uji Pada Material Kuningan
Pada penelitian ini akan dilihat
pengaruh perubahan jarak antara spesimen uji
dan benda hitam pada material kuningan
dengan tebal 5 mm dan diameter 180 mm.
Pengaruh perubahan jarak pada penelitian ini
dapat dilihat dengan cara membaca suhu pada
benda hitam berbanding dengan kenaikan suhu
spesimen uji. Data hasil pada penelitian ini
didapat dari nilai rata-rata temperatur yang
terbaca pada benda hitam dalam 3 kali
percobaan. Data hasil penelitian pada material
kuningan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Pada
Spesimen Uji Kuningan

Suhu Penerima (°C)

Suhu Pemancar
(°C) Jarak 4 Jarak 6 Jarak 8
cm cm cm

(d) (e) (f) 125 29 29 27

150 31 30 28
200 36 35 33
250 47 45 42
4

Dari tabel diatas akan dihitung nilai
laju perpindahan panas pada setiap jarak
pengujian. Nilai pengukuran laju perpindahan
panas ( q ) didapat dari hasil perhitungan
sesuai dengan persamaan sebagai berikut:
( )
( ) ( )
Hasil perhitungan laju perpindahan panas
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Data Hasil Perhitungan Laju
Perpindahan Panas Pada Spesimen Uji
Kuningan
Suhu Laju Perpindahan Panas (Watt)
Pemancar
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm
125 1,426 1,361
150 1,701 1,643
200 2,295 2,232
250 3,654 3,555
Dari tabel diatas diketahui bahwa saat
dilakukan pengukuran pada jarak 4 cm, nilai
rata-rata laju perpindahan panas di suhu
terendah yang diberikan pada spesimen uji
kuningan yaitu 125 °C adalah 1,426 Watt.
Sedangkan nilai rata-rata laju perpindahan
panas disuhu tertinggi yang diberikan yaitu
250 °C adalah 3,654 Watt. Persentase kenaikan
nilai laju perpindahan panas pada temperatur
uji 125 °C ke 250 °C adalah 60,97 %.
Pada pengukuran di jarak 6 cm, nilai
rata-rata laju perpindahan panas di suhu
terendah adalah 1,361 Watt. Sedangkan pada
suhu tertinggi yang diberikan pada spesimen
uji, nilai rata-rata laju perpindahan panas
adalah 3,555 Watt. Persentase peningkatan
nilai laju perpindahan panas antara suhu
terendah sampai tertinggi di jarak 6 cm adalah
61,71 %.
Selanjutnya pada pengukuran di jarak
8 cm antara spesimen uji dan benda hitam,
nilai rata-rata laju perpindahan panas yang
didapat pada suhu pengukuran terendah yaitu
125 °C adalah 1,305 Watt. Sedangkan pada
suhu tertinggi, nilai rata-rata laju perpindahan
panas yang didapat adalah 3,445 Watt.
Persentase peningkatan nilai laju perpindahan
panas antara suhu terendah dan tertinggi pada
jarak 8 cm adalah 62,11 %.
Pada tabel di atas, peningkatan
temperatur yang diberikan pada spesimen uji
kuningan yaitu 125 °C, 150 °C, 200 °C, dan
250 °C terlihat hasilnya bahwa semakin tinggi
temperatur yang diberikan maka nilai laju
perpindahan panasnya akan meningkat.
Sedangkan untuk pengaruh perubahan jarak
yang diberikan antara spesimen uji dan benda
hitam berpengaruh pada penurunan nilai dari
laju perpindahan panas. Nilai laju perpindahan
panas semakin menurun saat jarak antara
spesimen uji dan benda hitam semakin besar.
Persentase terendah pada peningkatan nilai laju
perpindahan panas didapat pada jarak
pengujian 8 cm.
Penurunan nilai laju perpindahan panas
terjadi karena berubahnya jarak pengukuran
yang diberikan antara spesimen uji dan benda
hitam dan peningkatan nilai laju perpindahan
Jarak 8 cm panas terjadi setiap kenaikan suhu yang
1,305 diberikan pada spesimen uji. Untuk
memperjelas pola dan tren pada penelitian ini,
1,582 berikut disajikan grafik laju perpindahan panas
2,163 pada 3 jarak pengujian.
3,445
KUNINGAN
LAJU PERPINDAHAN PANAS (Watt)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
100 125 150 175 200 225 250 275
JARAK 4 CM
JARAK 8 CM
JARAK 6 CM
SUHU PEMANCAR (°C)
Gambar 4.2. Grafik Nilai Laju Perpindahan
Panas Pada Spesimen Uji Kuningan
4.4. Pengaruh Perubahan Jarak Spesimen
Uji Pada Material Alumunium
Pada penelitian ini menggunakan
metode yang sama dengan penelitian
sebelumnya, akan tetapi yang membedakannya
adalah spesimen uji yang dipakai yaitu
alumunium yang akan dilihat pengaruh
perubahan jarak antara spesimen uji dan benda
hitam pada material alumunium dengan tebal
5mm dan diameter 180mm. Pengaruh
perubahan jarak pada penelitian ini dapat
dilihat dengan cara membaca suhu pada benda
hitam berbanding dengan kenaikan suhu
5
spesimen uji. Data hasil penelitian pada 3,785 Watt. Persentase peningkatan nilai laju
material alumunium dapat dilihat pada tabel perpindahan panas pada temperatur uji 125 °C
dibawah ini. ke 250 °C adalah 76,27 %.
Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Pada Pada jarak 6 cm, nilai rata-rata laju
Spesimen Uji Alumunium perpindahan panas disuhu terendah adalah
0,877 Watt. Sedangkan pada suhu tertinggi,
Suhu Suhu Penerima (°C) nilai rata-rata laju perpindahan panas yang
Pemancar didapat adalah 3,687 Watt. Persentase
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm peningkatan nilai laju perpindahan panas
125 30 29 28 antara suhu terendah sampai tertinggi pada
jarak 6 cm adalah 76,21 %.
150 32 31 29
200 37 35 34
Pada jarak pengukuran 8 cm antara
spesimen uji dan benda hitam, nilai rata-rata
250 48 45 43 laju perpindahan panas yang didapat pada suhu
Seperti halnya pada penelitian 125 °C adalah 0,852 Watt. Sedangkan pada
pertama, dari tabel diatas akan dihitung nilai suhu 250 °C, nilai rata-rata laju perpindahan
laju perpindahan panas pada setiap jarak panas yang didapat adalah 3,561 Watt.
pengujian. Persentase peningkatan nilai laju perpindahan
panas antara kedua suhu tersebut adalah 76,07
%.
Hasil perhitungan laju perpindahan panas Pada pengujian spesimen kedua kali
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.5. ini yaitu alumunium, melihatkan bahwa nilai
Tabel 4.5. Data Hasil Perhitungan Laju emisivitas pada setiap material terlihat sangat
Perpindahan Panas Pada Spesimen Uji berpengaruh dengan besarnya nilai laju
Alumunium perpindahan panas yang didapat dari
rancangan alat praktikum perpindahan panas
Suhu Laju Perpindahan Panas (Watt)
Pemancar radiasi yang telah dibuat. Perbandingan hasil
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm pengujian terlihat positif dengan nilai
emisivitas material yang telah disajikan pada
125 0,898 0,877 0,852
tabel 2.2. jika dilihat dari hasil penelitian pada
150 1,293 1,260 1,226 125 °C, 150 °C, 200 °C, dan 250 °C, terlihat
200 2,318 2,260 2,183 hasilnya bahwa nilai laju perpindahan panas
dari spesimen uji alumunium lebih tinggi saat
250 3,785 3,687 3,561
suhu uji dinaikkan pada temperatur 200 °C dan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 250 °C. Untuk lebih memperjelas pola dan tren
nilai laju perpindahan panas pada spesimen uji pada penelitian spesimen uji alumunium,
alumunium pada suhu terendah secara berikut disajikan grafik laju perpindahan panas
keseluruhan lebih rendah dibanding penelitian pada 3 jarak pengujian.
sebelumnya yang menggunakan spesimen uji
kuningan. Hal ini dikarenakan nilai emisivitas ALUMUNIUM
dari alumunium pada temperatur 125 °C jauh 10
lebih rendah dibanding dengan kuningan.
LAJU PERPINDAHAN PANAS (Watt)

9
8
Sedangan pada saat suhu uji di atas 150 °C, 7
nilai laju perpindahan panas pada spesimen uji 6
5
alumunium lebih tinggi dari kuningan. Hal ini 4
juga disebabkan karena nilai emisivitas 3
2
material alumunium pada temperatur 200 °C 1
0
dan 250 °C lebih besar dari pada kuningan.
100 125 150 175 200 225 250 275
Nilai emisivitas tersebut dapat dilihat dari tabel JARAK 4 CM JARAK 6 CM
2.2. Pada saat dilakukan pengukuran pada JARAK 8 CM

jarak 4 cm, nilai rata-rata laju perpindahan SUHU PEMANCAR (°C)

panas disuhu terendah yang diberikan pada
spesimen uji alumunium adalah 0,898 Watt.
Gambar 4.3. Grafik Nilai Laju Perpindahan
Sedangkan nilai rata-rata laju perpindahan
Panas Pada Spesimen Uji Alumunium
panas disuhu tertinggi yang diberikan adalah

6
4.3. Pengaruh Perubahan Jarak Spesimen
Uji Pada Material Stainless Steel
Pada penelitian ini sama halnya
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, akan
tetapi material yang digunakan sebagai
spesimen uji pada penelitian ini adalah
stainless steel. Stainless steel yang dipakai
berdiameter 180 mm dan tebal 5 mm. Pada
penelitian ini juga akan dilihat pengaruh
perubahan jarak antara spesimen uji dan benda
hitam terhadap laju perpindahan panasnya.
Jarak pengujian yang dilakukan yaitu 4 cm, 6
cm, dan 8 cm.
Data hasil pengujian pada spesimen uji
stainless steel dapat dilihat pada tabel 4.6
dibawah ini.
Tabel 4.6. Data Hasil Pengukuran Pada
Spesimen Uji Stainless Steel
Suhu Suhu Penerima (°C)
Pemancar
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm
125 30 30 29
150 33 33 31
200 42 41 38
250 57 54 51
Pada tabel diatas dapat kita lihat
bahwa suhu pancaran yang diterima oleh benda
hitam lebih tinggi dari material uji sebelumnya
yaitu kuningan dan alumunium. Hal ini
disebabkan karena nilai emisivitas dari
stainless steel lebih tinggi dibandingkan
dengan material uji sebelumnya. Dalam kata
lain bahwa nilai emisivitas pada material
stainless steel mempengaruhi tingginya nilai
pancaran yang disalurkan kepada benda hitam.
Selanjutnya nilai dari tabel diatas akan
dihitung nilai laju perpindahan panas pada
setiap jarak pengujian. Hasil perhitungan laju
perpindahan panas secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel 4.7.
7
Tabel 4.7. Data Hasil Perhitungan Laju
Perpindahan Panas Pada Spesimen Uji
Stainless Steel
Suhu Laju Perpindahan Panas (Watt)
Pemancar
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm
125 2,621 2,409 2,205
150 3,699 3,397 3,115
200 5,933 5,497 5,070
250 8,899 8,303 7,664
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa
nilai laju perpindahan panas dari spesimen uji
stainless steel tertinggi dari spesimen uji
kuningan dan alumunium. Hal ini disebabkan
karena faktor nilai emisivitas stainless steel
paling tinggi dibandingkan kedua material
sebelumnya. Pada saat dilakukan pengukuran
dijarak 4 cm, nilai rata-rata laju perpindahan
panas disuhu terendah yang diberikan pada
spesimen uji stainless steel adalah 2,621 Watt.
Sedangkan nilai rata-rata laju perpindahan
panas disuhu tertinggi yang diberikan yaitu
250 °C adalah 8,899 Watt. Persentase
peningkatan nilai laju perpindahan panas pada
temperatur uji 125 °C sampai 250 °C adalah
70,54 %.
Selanjutnya pada pengukuran dijarak 6
cm, nilai rata-rata laju perpindahan panas
disuhu terendah adalah 2,409 Watt. Sedangkan
pada suhu tertinggi yang diberikan pada
spesimen uji, nilai rata-rata laju perpindahan
panas adalah 8,303 Watt. Persentase
peningkatan nilai laju perpindahan panas
antara suhu terendah sampai tertinggi dijarak 6
cm adalah 70,98 %.
Pada saat pengukuran dijarak 8 cm
antara spesimen uji dan benda hitam, nilai rata-
rata laju perpindahan panas yang didapat pada
suhu pengukuran 125 °C adalah 2,205 Watt.
Sedangkan pada suhu 250 °C, nilai rata-rata
laju perpindahan panas yang didapat adalah
7,664 Watt. Persentase peningkatan nilai laju
perpindahan panas antara suhu tertinggi dan
terendah pada jarak pengujian 8 cm adalah
71,22 %.
Dari hasil pengujian material stainless
steel pada spesimen uji di penelitian ini,
terlihat jelas bahwa semakin jauh selisih jarak
pengujian, maka semakin kecil juga nilai
selisih suhu yang didapatkan. Selain itu,
semakin meningkat suhu yang diberikan pada
spesimen uji, maka akan semakin
meningkatnya nilai laju perpindahan panas 2. Pada percobaan dijarak pengujian 4
yang didapatkan. Pada tabel diatas terlihat cm, nilai laju perpindahan panas tertinggi
bahwa nilai laju perpindahan panas pada didapat pada material stainless steel yaitu
spesimen uji stainless steel jauh lebih tinggi di 8,899 Watt. Sedangkan nilai terendah pada
bandingkan dengan pengujian sebelumnya. pengujian jarak 4 cm didapat pada material
Suhu tertinggi yang dapat diserap oleh benda alumunium yaitu 0,898 Watt. Kemudian pada
hitam pada penelitian ini adalah 57 °C. Sesuai pengujian dijarak 6 cm, nilai tertinggi masih
dengan tabel 2.2. tentang emisivitas normal diperoleh dari material stainless steel yaitu
setiap material uji juga berbanding positif 8,303 Watt, dan untuk nilai terendah didapat
dengan hasil yang telah didapat pada penelitian dari pengujian material alumunium yaitu 0,877
ini. Kestabilan peningkatan dan penurunan Watt. Pada proses pengujian dengan jarak 8
suhu yang diserap oleh benda hitam pada cm, nilai laju perpindahan panas tertinggi
setiap jarak pengujian menunjukkan fenomena didapat pada material stainless steel yaitu
yang menarik pada penelitian ini. Untuk lebih 7,664 Watt, serta untuk nilai terendah didapat
memperjelas pola dan tren pada penelitian ini, pada material alumunium yaitu 0,852 Watt.
berikut disajikan grafik laju perpindahan panas Secara keseluruhan hal ini dapat disimpilkan
pada 3 jarak pengujian. bahwa semakin jauh jarak yang diberikan
antara benda hitam dan spesimen uji maka
nilai laju perpindahan panasnya akan semakin
STAINLESS STELL menurun. Semakin tinggi suhu yang diberikan
spesimen uji, maka semakin besar juga suhu
10 yang akan diterima oleh benda hitam.
LAJU PERPINDAHAN PANAS (Watt)

9
8 Spesimen uji dengan nilai laju perpindahan
7 panas dari yang paling tinggi ke yang terendah
6
5 berturut-turut adalah stainless steel, kuningan,
4
3 dan alumunium.
2 3. Modul praktikum yang dibuat
1
0 memiliki bagian pendahuluan yang berisikan
100 125 150 175 200 225 250 275 tujuan praktikum, landasan teori yang
JARAK 4 CM JARAK 6 CM berisikan teori-teori dasar perpindahan panas
JARAK 8 CM
secara radiasi, metode praktikum yang
SUHU PEMANCAR (°C) berisikan (waktu dan tempat, alat dan bahan,
dan prosedur percobaan), analisis dan
Gambar 4.4. Grafik Nilai Laju Perpindahan pengolahan data yang berisikan pengumpulan
Panas Pada Spesimen Uji Stainless Steel dan pengolahan data, serta yang terakhir
kesimpulan dan saran. Modul dibuat dengan
tujuan agar proses praktikum dapat berjalan
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka sesuai dengan tahapan prosedur yang telah
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai disiapkan.
berikut:
1. Rancang bangun alat praktikum
perpindahan panas secara radiasi dibuat agar
mahasiswa dapat membandingkan antara teori-
teori yang didapat pada bangku perkuliahan
dengan kondisi nyata dilapangan sesuai dengan
teori Dale dalam Arsyat (2011) sehingga
diharapkan tingkat pemahaman mahasiswa
dengan adanya alat ini semakin bertambah
terutama mengenai perpindahan panas radiasi.
Perancangan alat praktikum perpindahan panas
secara radiasi menggunakan beberapa
komponen utama yaitu spesimen uji, benda
hitam, rangka/dudukan, thermocouple, display
temperature controller, meja pengatur jarak,
perlengkapan kelistrikan, dan perlengkapan
pendukung lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI
Holman, Jack. P. 1995. Perpindahan Kalor Adip Masyuk Akbar lahir di Pontianak, tanggal
Edisi Keenam. Alih bahasa 11 Februari 1998. Alamat asal
Jasifi, E, Jakarta: PT Erlangga. Desa Sijang Kecamatan
Galing, Kabupaten Sambas,
Incropera, Frank P. Dan David P. De Witt.
Kalimantan Barat, Indonesia.
1990. Fundamental of Heat
Menempuh pendidikan dasar
Transfer (Third Edition). New
di SD Negeri 32 Pontianak
York: John Willey & Sons.
Tenggara, lulus tahun 2009
Irsan Abdurahmansyah, 2018, Rancang dan melanjutkan ke Sekolah
Bangun Prototipe Instalasi Menengah Pertama Negeri 3
PLTMH Untuk Mengetahui Galing dan lulus pada tahun 2012. Kemudian
Unjuk Kerja Alternator Dengan melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan
Variasi Debit Aliran Pada Negeri 1 Paloh dengan Jurusan Teknik
Pengaturan Katup Terhadap Kendaraan Ringan (TKR) dan lulus pada tahun
Output Daya, Jurusan Teknik 2015. Memperoleh gelar sarjana dari Program
Mesin, Fakultas Teknik, Studi Teknik Mesin konsentrasi Teknik
Universitas Tanjungpura Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas
Pontianak. Tanjungpura Pontianak pada tahun 2020.
Kharis Burhani, 2013, Pengembangan
Media Pembelajaran
Perpindahan Panas Radiasi
Dengan Variasi Beda Perlakuan
Permukaan Spesimen Uji,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Koestoer, R. Artono. 2002. Perpindahan
Kalor untuk Mahasiswa Teknik.
Jakarta: Salemba Teknika.
Kreith, Frank. 1991. Perpindahan Panas.
Alih bahasa Prijono, Arko
Jakarta: PT Erlangga.
Zuhdi Ma’sum, 2012, Analisis
Perpindahan Panas Dengan
Konveksi Bebas Dan Radiasi
Pada Penukar Panas Jenis Pipa
Dan Kawat, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas
Tribhuwana Tunggadewi.