Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGGUNAAN WAKTU PERILAKU KURANG GERAK

(SEDENTARY BEHAVIOUR) DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 9-11


TAHUN DI SD NEGERI BEJI 02 KABUPATEN TULUNGAGUNG
Setyoadi 1, Ika Setyo Rini2, Triana Novitasari3
1,2
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
3
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Obesitas pada anak merupakan keadaan patologis ditandai dengan penimbunan lemak berlebih daripada
yang diperlukan untuk fungsi tubuh akibat konsumsi energi terlalu berlebih dibandingkan dengan
pemakaian energi yang ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur ≥ 2 SD. Sedentary
behavior merupakan sekelompok perilaku yang terjadi saat duduk atau berbaring yang membutuhkan
pengeluaran energi yang sangat rendah. Sebanyak 21.08% siswa obesitas di SD Negeri Beji 02 Tulun gagung
usia 9-11 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan waktu perilaku kurang
gerak (sedentary behaviour) dengan obesitas pada anak usia 9-11 tahun di SD Negeri Beji 02 Kabupaten
Tulungagung. Desain penelitian ini adalah case control dengan kohort retrospektif, menggunakan sampel
sejumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 anak obesitas dan 17 anak berat badan normal yang dipilih dengan
uji hipotesis perbedaan 2 proporsi. Penelitian menggunakan timbangan injak pegas, microtoise, dan
kuesioner. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan significancy sebesar 0,000 dengan value sebesar 0.589.
Terdapat 14 (82.4%) anak obesitas sering melakukan sedentary behaviour dan 4 (23.5%) pada anak berat
badan normal dengan total rata-rata keduanya 8.5359±1.05233 jam/minggu. Hal ini menunjukkan bahwa
anak obesitas lebih sering melakukan sedentary behaviour dibandingkan dengan anak berat badan normal
dengan nilai efektivitas 58.9% sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain, mengingat bahwa obesitas
sebabkan oleh mulitifaktorial.
Kata Kunci : Obesitas Anak, Sedentary Behaviour

ABSTRACT
Obesity in children is a pathological condition that indicated by the fat accumulation more than the body
needed due to a big mount of energy consumption compared to the energy expenditure which is marked
with a Body Mass Index (BMI) for age ≥ 2 SD. Sedentary behavior is a behavior that occurs when sitting or
lying down that requiring very low energy. 21,08% of the obese students in Beji 02 Tulungagung elementary
school are 9-11 years old. This study is aimed to determine the relationship of the used time on sedentary
behavior and obesity of 9-11 years old children at Beji 02 Tulungagung elementary school. The study design
is a retrospective cohort case control, using 34 students data as the sample, which consisted of 17 obese
children and 17 normal weight children that selected due to the hypothesis test with 2 different proportions
The research was done by a balance spring stampede, microtoise, and questionnaires. Spearman
correlation test results showed significancy of 0.000 with a value equal to 0589. There were 14 (82.4%)
obese children and 4 (23.5%) in children of normal weight that often do sedentary behavior with a total
average of 8.5359 ± 1.05233 hours/week. It shows that obese children do sedentary behavior frequently
more than the children with normal weight to the value of the effectiveness of 58.9% while the rest
influenced by another factors, considering that obesity is caused by multifactorial.
Key Words : Child Obesity, Sedentary Behavior

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 3, No. 2, November 2015; Korespondensi: Setyoadi, Jurusan
Keperawatan-Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Jl. Veteran Malang Jawa Timur.
Email:setyoadimalang@gmail.com

www.jik.ub.ac.id
155
PENDAHULUAN disebabkan karena faktor eksternal sedangkan
faktor internal hanya menyumbang sebesar
Obesitas merupakan suatu kelainan atau
10% (Atkinson et al., 2005). Faktor eksternal,
penyakit yang ditandai dengan penimbunan
aktivitas fisik memiliki hubungan yang
lemak tubuh secara berlebih. Obesitas pada
bermakna terhadap obesitas dibanding dengan
anak adalah kondisi medis pada anak yang
faktor eksternal lainnya (Guow et al., 2010).
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ +2
Hubungan antara aktivitas fisik dan obesitas
standar deviasi. IMT dihitung dengan cara
berkaitan dengan pengeluaran energi dimana
mengalikan berat badan anak kemudian dibagi
lemak tubuh berhubungan dengan obesitas
dengan kuadrat dari besar tinggi anak yang
dipengaruhi secara langsung oleh asupan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan
energi dan total pengeluaran energi (Atkinson
kurva standar deviasi (World Health
et al, 2005). Aktivitas fisik memberi peran
Organization, 2010). Obesitas memiliki
penting dalam pengeluaran energi karena 20-
hubungan yang bermakna terhadap usia
50% energi dikeluarkan dengan aktivitas fisik.
harapan hidup seseorang (Duncan et al.,
Kurang aktivitas fisik menyebabkan kelebihan
2011). Individu yang sudah obes sejak masa
energi akan disimpan dalam bentuk jaringan
kanak-kanaknya mempunyai risiko yang lebih
lemak (Guow et al., 2010). Obesitas anak
besar terkena penyakit-penyakit metabolik di
diprediksi berhubungan dengan kebiasaan yang
masa yang akan mendatang. Implikasi dan
tidak aktif yang mengarah pada perilaku kurang
konsekuensi yang ditimbulkan obesitas pada
gerak (sedentary behavior) (Ochoa et al., 2007).
masa anak-anak saat ini dianggap masa krusial
yang menentukan derajat kesehatan di tahap Sedentary behaviour menimbulkan efek negatif
usia selanjutnya (Ekelund et al., 2007). terhadap kesehatan, saat ini sedentary
behaviour menjadi isu penting dalam kesehatan
Prevalensi anak obesitas baik di negara maju
masyarakat (Ochoa et al., 2007). Sedentary
maupun negara berkembang mengalami
behaviour merupakan sekelompok perilaku
peningkatan dalam jumlah yang
yang terjadi saat duduk atau berbaring yang
mengkhawatirkan. Prevalensi anak obesitas
mencapai 13,9% tahun 2009 di Spanyol dan membutuhkan pengeluaran energi yang sangat
rendah, seperti duduk atau berbaring sambil
mencapai 15,3% tahun 2012 di Cina (Ochoa et
menonton televisi, bermain game elektronik,
al., 2013). Data di Indonesia, berdasarkan
membaca, dan lain sebagainya. Kemajuan
Riskesdas 2009, menunjukkan prevalensi
berbagai bentuk kemudahan (instant)
obesitas pada anak umur 6-14 tahun di
menyebabkan penurunan aktivitas fisik yang
Indonesia mencapai 10,7%, dan angka ini naik
menjurus pada peningkatan sedentary
secara signifikan pada tahun 2013 menjadi
behaviour pada anak yang menghasilkan pola
18,8%. Prevalensi obesitas anak di Jawa Timur
hidup santai yang berakibat terhadap obesitas
mencapai 17,1% di tahun 2010
(Arundhana dkk, 2013).
(Balitbangkes,2010). Penyebab obesitas sendiri
belum diketahui secara pasti (Atkinson et al., Sedentary behaviour mengakibatkan energi
2005). yang tadinya untuk aktivitas tidak terlalu
diperlukan yang kemudian disimpan sebagai
Obesitas merupakan penyakit multifaktorial
timbunan lemak dan akhirnya menimbulkan
yang disebabkan oleh interaksi antara faktor
obesitas. Berbagai penelitian mengungkapkan
internal dan eksternal. Sebagian besar obesitas

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015


156
terdapat hubungan bermakna antara sedentary obesitas dari 114 anak (21,08%). Prevalensi
behaviour dengan obesitas (Duncan et al., anak obesitas di SD Negeri Beji 02 Tulungagung
2011; Mushtaq et al., 2011; Yu et al., 2012). yang melebihi skala nasional mendasari tempat
Anak yang menonton tv atau menggunakan ini dipilih sebagai lokasi penelitian.
komputer ≥ 4 jam dalam sehari mempunyai Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui
peluang 2,5 kali lebih besar menjadi obesitas hubungan, kekuatan, dan arah hubungan
daripada anak yang menonton tv atau penggunaan waktu perilaku kurang gerak
menggunakan komputer selama ≤ 1 jam (sedentary behaviour) dengan obesitas pada
(Andersen et al., 2005). Penelitian lain anak usia 9-11 tahun SD Negeri Beji 02
menyebutkan bahwa anak dengan obesitas Kabupaten Tulungagung.
menghabiskan 2-3 jam lebih banyak waktu
untuk melakukan aktivitas dengan energi Dengan demikian, penelitian ini diharapkan
rendah seperti membaca di waktu luang, dapat memberi masukan bagi orang tua dan
menggunakan komputer, bermain games, pihak sekolah untuk meningkatkan peningkatan
belajar, dan menggunakan transportasi pasif aktivitas fisik dan mengurangi kebiasaan
(motor, bus, mobil) ke sekolah dibandingkan sedentary behaviour guna mencegah dan
dengan anak berat badan normal (Yu et al., mengurangi prevalensi obesitas pada anak.
2012). Obesitas pada anak memerlukan
METODE
tatalaksana yang baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Obesitas menimbulkan dampak negatif
adalah case control yang membandingkan
terhadap psikososial yang berakibat pada rasa
antara kelompok kasus dengan kelompok
rendah diri, depresi dan menarik diri dari
kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian
lingkungan. Anak obesitas memiliki
berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan.
kecenderungan untuk berlanjut hingga dewasa
Penelitian ini menggunakan rancangan
sehingga berpotensi memicu terjadinya penelitian kohort retrospektif, dimana
penyakit metabolik dan penyakit degeneratif mempelajari dinamika korelasi antara
seperti hipertensi, stroke, infark myokard penggunaan waktu sedentary behaviour
acute, gagal jantung, diabetes mellitus, dengan kejadian obesitas pada anak melalui
obstruksi sleep apnea, gangguan pada tulang pendekatan retrospektif selama 7 hari. Sampel
dikemudian hari. Penyakit yang ditimbulkan dalam penelitian ini adalah siswa di SD Negeri
pada akhirnya akan menyebabkan penurunan Beji 02 Kabupaten Tulungagung yaitu sebanyak
kualitas hidup (Mushtaq et al., 2011). 34 responden yang sesuai dengan kriteria
Survei awal yang dilakukan peneliti sebagian inklusi.
besar anak-anak saat ini menghabiskan Sampel diambil dengan menggunakan
waktunya melakukan aktivitas yang menjurus perhitungan dengan rumus uji hipotesis
pada sedentary behaviour seperti membaca di perbedaan 2 proporsi dengan teknis penarikan
waktu luang, menonton tv, bermain game, dan sampel seluruh siswa usia 9-11 tahun di SD
bermain di depan komputer/laptop. Hasil studi Negeri Beji 02 Kabupaten Tulungagung dihitung
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada nilai IMT/U, kemudian diklasifikasikan
siswa/siswi usia 9-11 tahun di SD Negeri Beji 02 berdasarkan status gizi. Selanjutnya, dari
Tulungagung terdapat 24 anak yang mengalami kelompok normal dan obesitas diambil secara

www.jik.ub.ac.id
157
acak sebanyak siswa yang diambil dengan Aktivitas Fisik Responden
menggunakan perhitungan rumus. Instrumen Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan
dalam penelitian ini adalah timbangan injak Aktivitas Fisik di SDN Beji 02 Kabupaten
pegas dengan kapasitas 130 kg, microtoise, dan Tulungagung
aplikasi WHO AntrhoPlus software versi 1.0.2
untuk menentukan status gizi anak dan
kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
penggunaan waktu sedentary behaviour. Proses
pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan bantuan pihak sekolah untuk
melakukan wawancara untuk pengisian
kuesioner. Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yang obesitas tidak melakukan
HASIL aktivitas fisik secara aktif, yaitu sebanyak 12
Karakteristik Responden responden atau sebesar 70.59%, sedangkan
responden dengan berat badan normal
Jenis Kelamin Responden sebagian besar aktif melakukan aktivitas fisik
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis dengan jumlah 11 responden atau sebesar
Kelamin di SDN Beji 02 Kabupaten 64.7%.
Tulungagung
Gambaran Umum Orangtua Responden
Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan
Gambaran Umum Orangtua

Tabel 1 di atas menunjukkan sebagian besar


kelompok obesitas berjenis kelamin laki-laki
dengan sebesar 82.35%, sedangkan pada
kelompok berat badan normal sebagian besar
berjenis kelamin perempuan sebesar 76.47%.

Usia Responden
Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Usia
di SDN Beji 02 Kabupaten Tulungagung

Tabel 2 di atas menunjukkan menunjukkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar


bahwa dari total 34 responden penelitian, rata- responden dengan obesitas memiliki riwayat
rata responden berusia 10 tahun dengan orangtua yang overweight atau obesitas,
standar deviasi 0.821. diantaranya sebesar 52.9% memiliki salah satu

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015


158
orangtua yang overweight atau obesitas, di SDN Beji 02 Kabupaten Tulungagung
sebesar 17.7% memiliki kedua orangtua yang
overweight atau obesitas, dan hanya 29.4%
yang tidak memiliki riwayat orangtua yang
overweight atau obesitas. Pendidikan orangtua
responden baik pada kelompok obesitas
maupun berat badan normal memiliki jumlah
terbesar pada tingkat SMA yaitu sebanyak
35.3% (ayah) dan 52.8% (ibu) pada kelompok Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar
berat badan normal dan sebesar 41.2% (ayah) responden yang obesitas sering melakukan
dan 58.8% (ibu) pada kelompok obesitas. sedentary behaviour sebesar 82.3%, sebagian
Sebagian besar orangtua responden pada besar responden dengan berat badan normal
kelompok obesitas memiliki pendapatan ≥ UMR jarang melakukan sedentary behaviour sebesar
sebesar 92.3% responden, sedangkan orangtua 76.5%.
pada kelompok berat badan normal memiliki
pendapatan ≥ UMR sebesar 70.6%. Penggunaan Waktu Sedentary Behaviour
Responden Saat Weekday dan Weekend
Asupan Energi Responden Tabel 7. Distribusi Responden berdasarkan
Tabel 5. Distribusi Responden berdasarkan Penggunaan Waktu Sedentary
Asupan Energi di SDN Beji 02 Kabupaten Behaviour pada Weekday dan Weekend
Tulungagung di SDN Beji 02 Kabupaten Tulungagung

Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok


responden dengan berat badan normal asupan Tabel 7 menunjukkan data dari rata-rata
kurang energi sebesar 17.6%, asupan energi penggunaan waktu sedentary behaviour pada
cukup sebesar 47.1%, dan asupan energi weekday sebesar 3.55 jam/hari, dimana
berlebih sebesar 35.3%. Sedangkan kelompok sebagian besar responden dengan berat badan
responden dengan obesitas tidak yang ada yang normal jarang melakukan sedentary saat
kurang asupan energi, sebanyak 29.4% dengan weekday yaitu sebesar 92.4% sedangkan pada
asupan energi cukup dan sebesar 70% asupan kelompok responden obesitas hanya 29.4%.
energi berlebih. Pada weekend dengan rata-rata menggunakan
waktu sedentary selama 4.98 jam/hari
Penggunaan Waktu Sedentary Behaviour responden lebih sering melakukan sedentary
Responden behaviour yaitu sebanyak 41.2% pada
Tabel 6. Distribusi Responden berdasarkan kelompok responden berat badan normal dan
Penggunaan Waktu Sedentary Behaviour sebanyak 70.6% pada kelompok obesitas.

www.jik.ub.ac.id
159
Penggunaan Waktu Sedentary Behaviour
berdasarkan Sosial Ekonomi Orangtua
Responden
Tabel 8. Distribusi Responden berdasarkan
Sosial Ekonomi Orangtua dengan
Sedentary Behaviour Siswa di SD Negeri
Beji 02 Tulungagung Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tinggal di lingkungan non
perumahan yaitu sebanyak 27 responden atau
sebesar 79.4%. Sebanyak 7 responden (20.6%)
yang tinggal di lingkungan perumahan, hanya 2
responden (40%) yang sering melakukan
sedentary behaviour.

Analisis Data
Hubungan Penggunaan Waktu Sedentary
Behaviour dengan Obesitas
Tabel 10. Hasil Analisa Uji Spearman pada
Hubungan Penggunaan Waktu
Tabel 8 menunjukkan bahwa responden yang
Sedentary Behaviour dengan Obesitas
memiliki ibu dengan tingkat pendidikan tinggi pada Siswa Usia 9-11 Tahun SD Negeri
dengan proporsi kelompok yang sering Beji 02 Kabupaten Tulungagung
melakukan sedentary behaviour sebanyak 13
responden (72.2%), sedangkan pada proporsi
kelompok yang jarang melakukan sedentary
behaviour sebanyak 10 responden (62.5%).
Ayah dengan tingkat pendidikan tinggi dengan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa hasil uji
proporsi kelompok yang sering melakukan korelasi Spearman nilai significancy 0.000 yang
sedentary behaviour sebanyak 61.1%, menunjukkan bahwa korelasi antara
sedangkan pada proporsi kelompok yang jarang penggunaan waktu sedentary behaviour
melakukan sedentary behaviour sebanyak dengan obesitas pada anak usia 9-11 tahun
37.4%. Responden yang sering melakukan adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman
sedentary behaviour dengan orangtua dengan sebesar 0.589 menunjukkan bahwa arah
pendapatan orangtua ≥ UMR dengan proporsi korelasi positif dengan kekuatan korelasi
kelompok sebesar 19 responden (77.8%). sedang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa anak obesitas lebih sering melakukan
Lingkungan Tempat Tinggal Responden sedentary behaviour dibandingkan dengan anak
Tabel 9. Distribusi Responden berdasarkan berat badan normal dengan nilai efektivitas
Lingkungan Tempat Tinggal dengan 58.9% sedangkan sisanya dipengaruhi faktor
Sedentary Behaviour Siswa di SD Negeri lain, mengingat bahwa obesitas sebabkan oleh
Beji 02 Tulungagung mulitifaktorial.

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015


160
PEMBAHASAN 300 gen dalam tubuh manusia mempunyai
Obesitas pada Anak keterlibatan dalam menyebabkan obesitas.
Beberapa gen diantaranya menaikkan peluang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
obesitas dan beberapa gen lainnya
21.08% anak berusia 9-11 tahun mengalami
melindunginya (Atkinson et al., 2005).
obesitas di SD Negeri Beji 02 Tulungagung.
Obesitas merupakan suatu penyakit yang Faktor sosial ekonomi orangtua memberikan
disebabkan oleh beberapa faktor. Hasil kontribusi terhadap kejadian obesitas pada
penelitian menunjukkan sebesar 82.35% anak. Sosial ekonomi orangtua dilihat
responden obesitas berjenis kelamin laki-laki. berdasarkan tingkat pendidikan dan
Perbedaan jenis kelamin ini merupakan salah penghasilan perbulan orangtua. Hasil penelitian
satu fenomena yang berhubungan dengan menunjukkan rata-rata tingkat pendidikan
obesitas. Penelitian di Sao Paulo, Brazil orangtua pada kelompok anak obesitas lebih
menyatakan bahwa pada kelompok umur 7-10 tinggi dibanding dengan kelompok anak dengan
tahun, laki-laki mempunyai berat badan, tinggi berat badan normal. Ibu dengan tingkat
badan, dan IMT yang lebih besar dibandingkan pendidikan tinggi sebesar 70.5% pada anak
dengan perempuan (Duncan et al., 2011). berat badan normal dan sebesar 76.5% pada
Secara teori dijelaskan bahwa jenis kelamin anak obesitas. Ayah dengan tingkat pendidikan
memiliki hubungan dengan obesitas. Pada anak tinggi sebesar 58.8% pada anak berat badan
sekolah dasar, laki-laki cenderung lebih banyak normal dan sebesar 64.7% pada kelompok
mengonsumsi energi, karbohidrat, protein, dan responden obesitas. Sebanyak 92.3% pada
lemak daripada perempuan sehingga secara kelompok obesitas memiliki orangtua dengan
langsung dapat berkontribusi terhadap kejadian pendapatan ≥ UMR, sedangkan pada kelompok
obesitas (Marshall et al., 2005). berat badan normal sebesar 70.6%.
Faktor genetik memberikan kontribusi terhadap Hasil penelitian yang mendukung dimana pada
kejadian obesitas pada anak (Duncan et al., anak usia sekolah dasar di Jawa Tengah
2011). Hasil penelitian menunjukkan sebagian menunjukkan proporsi obesitas memiliki ayah
besar responden dengan obesitas memiliki dan ibu pendidikan tinggi, masing-masing
riwayat orangtua yang overweight atau sebesar 68.4% dan 68.6% dibanding dengan
obesitas sebesar 70.6%, sebesar 17.7% pendidikan rendah yang keduanya memiliki
diantaranya memiliki kedua orangtua yang persentase sama yaitu 9.7% (Haryanto, 2012).
overweight atau obesitas. Pada responden Secara teori pada masyarakat di negara
dengan berat badan normal yang memiliki berkembang terdapat anggapan bahwa
orangtua yang overweight atau obesitas hanya semakin banyak berat badan seseorang
sebesar 35.3%. Hasil penelitian ini sesuai berhubungan dengan tingkat kemakmuran
dengan hasil penelitian di Colombia pada anak individu tersebut. Tingginya pendapatan yang
usia 5-12 tahun mengungkapkan hasil bahwa tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang
anak yang mempunyai ibu yang obesitas cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi
berpeluang 3,5 kali lebih besar mejadi obesitas sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-
dibandingkan dengan anak yang mempunyai hari (Haryanto, 2012). Sumber keuangan
ibu dengan berat badan normal (McDonal et keluarga berpengaruh terhadap pola makan
al., 2009). Teori menyebutkan bahwa lebih dari rumah tangga secara langsung melalui

www.jik.ub.ac.id
161
kesempatan dalam persiapan makanan. Asupan memiliki asupan energi berlebih dan sebanyak
tinggi produk daging, lemak, gula, pengawet, 29.4% dengan asupan energi cukup. Pada
kentang dan sereal, ditambah dengan asupan responden dengan berat badan normal asupan
yang relatif lebih rendah serat ditemukan pada energi berlebih hanya sebesar 35.3%, asupan
anak-anak dari kelompok sosial ekonomi yang energi cukup sebesar 47.1%, dan asupan
relatif tinggi (James et al., 2007). kurang energi sebesar 17.6%. Penelitian lain
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian menemukan hasil yang sama mengenai
besar responden yang obesitas tidak aktif hubungan antara asupan energi dan obesitas,
melakukan aktivitas fisik sebesar 70.59%, menunjukkan adanya perbedaan asupan energi
sedangkan responden dengan berat badan sebesar 69-77 kkal setiap hari selama beberapa
normal sebagian besar aktif melakukan tahun dapat membuat perbedaan status gizi
aktivitas fisik sebesar 64.7%. Berbagai pada anak antara normal dan obesitas. Anak
penelitian telah banyak dilakukan dan yang mengalami obesitas terlihat pada anak-
menunjukkan hasil analisis serupa. Penelitian di anak yang mengkonsumsi lebih banyak energi
Lahore, Pakistan pada anak 5-12 tahun telah (Van et al., 2011).
membuktikan adanya hubungan negatif antara
Perilaku Kurang Gerak (Sedentary Behaviour)
aktivitas fisik dan obesitas yaitu aktivitas fisik
pada Anak
terlihat lebih rendah pada kelompok obesitas
(Mushtaq et al., 2011). Li et al. (2007) juga Kemajuan tekonolgi seperti televisi, komputer,
menemukan aktivitas fisik berhubungan dan internet mengakibatkan anak menjadi
dengan obesitas. Studi di Cina pada anak usia 7- malas bergerak (Tremblay et al., 2011). Hasil
17 tahun tersebut dinyatakan bahwa rata-rata penelitian menunjukan bahwa responden pada
anak obesitas menghabiskan 0,5 jam lebih hari weekend rata-rata melakukan sedentary
sedikit dalam sehari untuk melakukan aktivitas behaviour meningkat menjadi 4.98 jam/hari
moderate/vigorous (latihan fisik, melakukan dari hari weekday yang memiliki rata-rata 3.55
pekerjaan rumah, berjalan/bersepeda, aktif jam/hari. Peningkatan penggunaan waktu
dalam kegiatan/kesibukan) dibandingkan anak sedentary saat hari weekend disebabkan karena
dengan berat badan normal. Hubungan antara peluang waktu untuk melakukan sedentary
aktivitas fisik dan obesitas berkaitan dengan behaviour lebih banyak dibanding saat
pengeluaran energi dimana lemak tubuh yang weekday. Perilaku sedentary pada anak sendiri
berhubungan dengan obesitas dipengaruhi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
secara langsung oleh asupan energi dan total Faktor sosial ekonomi orangtua memberikan
pengeluaran energi (Atkinson et al., 2005). kontribusi terhadap penggunaan waktu
Mekanisme asupan energi dalam hubungannya sedentary behaviour pada anak. Hasil
dengan obesitas. Kelebihan energi dari penelitian, responden yang memiliki ibu
konsumsi makanan sumber energi akan dengan tingkat pendidikan tinggi dengan
disimpan sebagai lemak tubuh (Almasier, proporsi kelompok yang sering melakukan
2001). Kelebihan asupan energi setiap hari sedentary behaviour sebanyak 13 responden
sebesar 2% maka dapat menaikkan berat badan (72.2%), sedangkan pada proporsi kelompok
selama setahun sebesar 2 kg (Read et al., yang jarang melakukan sedentary behaviour
2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (62.5%). Ayah dengan
responden dengan obesitas sebesar 70.6% tingkat pendidikan tinggi dengan proporsi

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015


162
kelompok yang sering melakukan sedentary anak yang tinggal di perkotaan selisih > 2 jam
behaviour sebanyak 61.1%, sedangkan pada lebih tinggi setiap harinya dibanding dengan
proporsi kelompok yang jarang melakukan anak yang tinggal di pedesaan (Duncan et al.,
sedentary behaviour sebanyak 37.4%. 2011).
Responden yang sering melakukan sedentary Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
behaviour dengan orangtua dengan besar responden tinggal di lingkungan non
pendapatan orangtua ≥ UMR dengan proporsi perumahan yaitu sebanyak 27 responden atau
kelompok sebesar 19 responden (77.8%). Hasil sebesar 79.4%. Sebanyak 7 responden (20.6%)
penelitian di Cina pada kelompok anak dan yang tinggal di lingkungan perumahan, hanya 2
remaja menyatakan bahwa responden yang responden (40%) yang sering melakukan
memiliki orang tua sosial ekonomi tinggi akan sedentary behaviour. Hasil penelitian ini
lebih mendapat fasilitas teknologi seperti menunjukkan bahwa faktor jenis lingkungan
gadget, video games, komputer dan tempat tinggal tidak memberikan kontribusi
sebagainya, sehingga akan meningkatnya terhadap intensitas perilaku sedentary pada
sedentary behaviour (Yu et al., 2012). anak.
Perubahan gaya hidup diantara anak dengan
Beberapa alasan mungkin dapat menjelaskan
kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi termasuk perbedaan hasil penelitian di SD Negeri Beji 02
penurunan aktivitas fisik dan meningkatnya Tulungagung dengan beberapa penelitian yang
hidup sedentary, diperkuat oleh banyak menyatakan adanya hubungan antara
perubahan budaya yang terkait dengan lingkungan tempat tinggal dengan perilaku
globalisasi. Anak-anak pada keluarga sosial sedentary. Pada penelitian tersebut, jumlah
ekonomi tinggi diarahkan pada pola hidup tidak sampel yang dilibatkan dalam penelitian sangat
sehat, menggunakan mobil dan bus dari dan ke besar dibanding dengan penelitian ini.
sekolah, aktivitas olahraga digantikan dengan Meskipun di sekitar SD Negeri Beji 02
menonton televisi, video game dan internet. Tulungagung banyak didirikan perumahan
Anak-anak dari keluarga yang memiliki kelas namun sebagian besar siswanya tinggal di
sosial ekonomi rendah tidak mampu mengikuti lingkungan non perumahan.
tren ini, dan cenderung aktif secara fisik (Dupuy
et al., 2011). Analisis Hubungan Penggunaan Waktu
Faktor lingkungan tempat tinggal memberikan Sedentary Behaviour dengan Obesitas pada
kontribusi terhadap penggunaan waktu Anak
sedentary behaviour pada anak. Pola hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
orang yang tinggal di perumahan mengadopsi responden menghabiskan waktu untuk
gaya hidup kebarat-baratan seperti aktivitas melakukan sedentary behaviour 3.55 jam/hari
yang awalnya memerlukan tenaga fisik manusia saat weekday dan meningkat menjadi 4.98
kini semuanya dipermudah dengan bantuan jam/hari saat weekend. Sebanyak 18 responden
teknologi. Kemajuan berbagai bentuk instant yang sering melakukan sedentary behaviour, 14
menyebabkan peningkatan sedentary responden (82.3%) diantaranya termasuk pada
behaviour (Magnusson et al., 2011). Penelitian proporsi anak obesitas. Berdasarkan hasil
pada anak usia 7-18 tahun di Brasil analisis diketahui bahwa rata-rata responden
menyebutkan bahwa perilaku sedentary pada obesitas menghabiskan 0,5 jam lebih banyak
www.jik.ub.ac.id
163
dalam sehari untuk melakukan sedentary sebesar 45.08 jam pada weekday dan naik
dibandingkan dengan responden dengan berat menjadi 92.13 jam pada weekend.
badan normal. Salah satu sedentary behaviour, menonton tv
Hasil ini sesuai dengan penelitian Li et al., berkontribusi dalam perkembangan obesitas
(2007) pada anak usia 7-17 tahun di Cina. melalui pengeluaran energi dan kelebihan
Hasilnya dinyatakan bahwa anak obesitas asupan energi akibat makan selama menonton
menghabiskan waktu lebih banyak untuk tv dan pengaruh iklan (Mitrofan et al., 2009).
melakukan perilaku kurang gerak seperti Pada sebuah studi mengungkapkan bahwa
membaca di waku luang, menggunakan pengeluaran energi selama menonton tv secara
komputer, bermain games, dan menggunakan signifikan lebih rendah daripada resting energy
transportasi pasif ke sekolah seperti motor, expenditure pada anak umur 8-12 tahun (Thorp
mobil, dan bus. Anak dengan obesitas tersebut et al., 2011). Menonton tv juga dapat
menghabiskan rata-rata 2-3 jam lebih banyak mengurangi waktu bermain dan berolahraga
dalam melakukan aktivitas sedentary anak sehingga dapat menjadi faktor penyebab
dibandingkan dengan anak berat badan normal obesitas. Selain itu, iklan yang ditayangkan di tv
(Li et al., 2007). Penelitian lain juga memberi dampak konsumsi snack tinggi kalori
menyebutkan bahwa anak obesitas pada anak yang menyebabkan efek buruk
menggunakan waktu yang lebih banyak sekitar terhadap konsumsi buah dan sayur maupun
20 menit dalam melakukan aktivitas sedentary kualitas diet secara keseluruhan (Mushtaq et
dibandingkan dengan anak berat badan normal al., 2011).
(Gibson et al., 2007). Beberapa penelitian membuktikan hipotesa
Perilaku sedentary memberikan risiko terhadap bahwa terdapat hubungan yang bermakna
pengurangan pengeluaran energi (Khader et antara perilaku sedentary dan obesitas.
al., 2009). Semakin banyak waktu yang Penelitian Andersen et al., (2005) menemukan
digunakan dalam melakukan kegiatan hubungan positif antara perilaku sedentary
sedentary maka memberikan peluang yang (menonton tv serta menggunakan komputer)
lebih besar dalam mengurangi pengeluaran dan gizi lebih pada anak sekolah di Norwegia.
energi. Hal ini dapat berakibat terhadap Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa pada
peningkatan risiko gizi lebih dan obesitas kelompok anak usia 6-14 tahun di Perancis,
(Atkinson et al., 2005). Pada sebuah studi lama menonton tv dan bermain games
terhadap 15 anak obesitas dan 16 anak berat disimpulkan memiliki hubungan bermakna
badan normal usia 8-12 tahun diketahui behwa dengan kejadian obesitas (Lioret et al., 2007).
pengeluaran energi selama menonton tv Penelitian di Lahore, Pakistan pada anak usia 5-
diketahui secara signifikan lebih rendah 12 tahun menunjukkan hubungan perilaku
dibandingkan dengan pengeluaran energi saat sedentary dengan obesitas. Pada penelitian
istirahat (Brown et al., 2005). Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa risiko obesitas lebih
ini menunjukkan bahwa dari beberapa jenis meningkat pada anak yang melakukan kegiatan
sedentary behaviour pada anak bahwa sedentary (menonton tv, menggunakan
menonton tv (termasuk melihat video/DVD) komputer, bermain games) > 1 jam perhari
paling tinggi dibanding jenis sedentary (Mushtaq et al., 2011). Penelitian lain yaitu
behaviour lainnya. Total waktu menonton tv penelitian terhadap anak usia 7-18 tahun di Sao
Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015
164
Paulo, Brasil menyebutkan bahwa obesitas sedentary behaviour akan meningkatkan
meningkat menjadi 1.64 dan 1.94 kali pada kejadian obesitas pada anak. Dengan demikian
anak yang menggunakan komputer selama 1-2 perawat diharapkan melakukan pembinaan dan
jam dan > 2 jam dibanding dengan yang tidak promosi melalui kerja sama dengan guru
menggunakan komputer (Duncan et al., 2011). sekolah, orangtua dan anak dalam
merencanakan dan mengimplementasikan
KESIMPULAN aktivitas fisik serta pedoman nutrisi. Selain itu,
Hasil penelitian menunjukkan terdapat untuk penelitian selanjutnya disarankan
hubungan antara penggunaan waktu sedentary menggunakan populasi yang lebih luas agar
behaviour dengan obesitas pada anak usia 9-11 dapat menggambarkan kejadian obesitas pada
tahun di SD Negeri Beji 02 Kabupaten suatu daerah dan melibatkan populasi anak
Tulungagung. Semakin sering melakukan dalam rentang usia yang lebih luas sehingga
bisa menggambarkan anak secara umum.

DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia. Jakarta. (Online)


www.depkes.go.id/resources/downloa
Andersen, N., Lillegaard I. T, Overby, N., Lytle,
d/.../Hasil%20Riskesdas%202010.pdf
L., Klepp, K. I., and Johansson, L. 2005.
diunduh 9 Oktober 2014.
Overweight and Obesity Among
Norwegian Schoolchildren: Changes Brown, W.J., Williams, L., Ford, J.H., Ball, K., and
from 1993 to 2000. Scandivandinavian Dobson, A.J. 2005. Identifying the
Journal of Public Health. 8:130(1-13). Energy Gap: Magnitude and
(Online) Determinants of 5-Year Weight Gain.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed Obes.Res. 13(8): 1431–1441. (Online)
/15823970 diunduh 4 Oktober 2014.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/161297
Arundhana, AI., Thaha, R., dan Jafar, N. 2013. 26 diunduh 3 November 2014.
Aktivitas Fisik dan Asupan Kalsium
Gouw, D., Klepp, K. I., Vignerova, J., Lien, N.,
sebagai Faktor Risiko Obesitas. Buletin
Steenhuis, I. H., and Wind, M. 2010.
Gizi Kita DIY. 12(2): 68-80.
Associations Between Diet and (in)
Atkinson, K., Karlson, E. W., and Curhan, G. Activity Behaviours with Overweight
2005. Obesity, Weight Change, and Obesity Among 10-18-Year-Old
Hypertension, Diuretic Use, and Risk of Czech Republic adolescents. Public
Gout in Men: The Health Professionals Health Nutr.13(10A):1701-7. (Online)
Follow-up Study. Arch Intern Med. 165: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
742-748. (Online) /20883569 diunduh 9 November 2014.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/15824292 diunduh 28 Oktober 2014. Duncan, S., Duncan, E. K., Fernandes, R. A.,
Buonani, C., Bastos, K., Segatto, A.,
Balitbangkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar
Codogno, J. S., Gomes, I. C., and
(Riskesdas) Laporan Nasional. Badan
Freitas, I. F. 2011. Modifiable Risk
Penelitian dan Pengembangan
Factors for Overweight and Obesity in
Kesehatan Departemen Kesehatan
Children and Adolescents from São

www.jik.ub.ac.id
165
Paulo, Brazil. BioMed Central Public Khader, Y. S., Bawadi, H. A., Haroun, T. F,
Health. 7(11):585. (Online) Alomari, M., and Tayyem, R. F. 2009.
http://www.biomedcentral.com/1471- The Association Between Periodontal
2458/11/585 diunduh 6 November Disease and Obesity Among Children in
2014. Jordan. J Clin Periodontol. 36:18–24.
(Online)
Dupuy, M., Godeau, E., Vignes, C., and
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
Ahluwalia, N. 2011. Socio-demographic
cles/PMC3263203/ diunduh 6
and Lifestyle Factors Associated With
November 2014.
Overweight In A Representative
Sample Of 11–15 Year Olds In France: Lioret, S., et al. 2007. Child Obesity in France
Results from the WHO-Collaborative and its relationship with Physical
Health Behaviour in School-aged Activity, Sedentary Behaviour and
Children (HBSC) cross-sectional study. Socioeconomic Status. European
BioMed Central Public Health. 11: 442- Journal of Clinical Nutrition. 61(3): 509-
447. 516.
Ekelund, U., Brage, S., Froberg, K., Harro, M., Li, Y., et al. 2007. Determinants of Child
Anderssen, S. A., and Sardinha, L. B. Overweight and Obesity in China.
2007. TV Viewing and Physical Activity British Journal of Nutrition. 97: 1(210-
are Independently Associated with 215).
Metabolic Risk in Children: the Marshall, S. J., Biddle, S. J, Gorely, T., Cameron,
European Youth Heart Study. PLoS N., and Murdey, I. 2004. Relationships
Med., 3:e48. (Online) between Media Use, Body Fatness and
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti Physical Activity in Children and Youth:
cles/PMC1705825/?tool=pubmed a Meta-Analysis. Int J Obes Relat
diunduh 3 November 2014. Metab Disord. 28(10):1238–1246.
Gibson, S., Neate, D., and Kennedy, L.C. 2007. (Online)
Sugar Intake, Soft Drink Consumption http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
and Body Weight among British /15314635 diunduh 3 November 2014.
Children: Further Analysis of National McDonald, S. D., Schmidt, M.D., Sanderson,
Diet and Nutrition Survey Data With K.A., Patton, G.C., Dwyer, T., and Venn,
Adjusment for Underreporting and A.J. 2009. Overweight is More
Physical Activity. International Journal Prevalent Than Stunting and is
of Food Sciences and Nutrition. 58(445- Associated with Socioeconomic Status,
460). Maternal Obesity, and a Snacking
James, Witson., Nelson, Morris., and Leather, Dietary Pattern in School Children from
San. 2007. Sosioeconomic Bogota, Colombis. The Journal of
Determinant of Health: The Nutrition. 139(2): 370-376.
Contribution of Nutrition to Mitrofan, O., Paul, M., and Spencer, N. 2009. Is
Inequalities in Health. British Medical Aggression in Children with
Journal. 314: 2(154-160). Behavioural and Emotional Difficulties

Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No.2, November 2015


166
Associated with Television Viewing Sedentary Behaviour Guidelines for
and Video Game Playing? a Systematic Children and Youth. Appl Physiol Nutr
Review. Child Care Health Dev. 35: 5– Metab. 36(1): 59–64. (Online)
15. (Online) http://www.csep.ca/CMFiles/Guidelin
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed es/SBGuidelinesChildandYouth_E.pdf
/19054008 diakses 15 Oktober 2014. diunduh 3 November 2014.
Mushtaq, M.U., Gull, S., Mushtaq, K., Shahid, Van, den Berg., Jolanda, Salome., and Alet, H
U., Shad, M.A., and Akram, J. 2011. Wijga. 2011. Quantification of The
Dietary Behaviors, Physical Activity, Energy Gap in Young Overweight
and Sedentary Lifestyle Associated Children: the PIAMA Birth Cohort
with Overweight and Obesity, and Study. BMC Public Health. 40(2):174-
Their Socio-Demographic Correlates, 82. (Online)
Among Pakistani Primary School http://www.biomedcentral.com/1471-
Children. International Journal of 2458/11/326 diunduh 12 November
Behavioral Nutrition and Physical 2014.
Activity. 8:130(1-13). (Online)
World Health Organization. 2010. Global
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Recommendations on Physical Activity
/21943029 diunduh 6 November 2014.
for Health. Geneva: WHO Press.
Ochoa, M., Moreno, A., Martinez, A., and Marti, (Online)
A. 2013. Predictor Factors for http://whqlibdoc.who.int/publications
Childhood Obesity in a Spanish Case /2010/9789241599979_eng.pdf
Control Study. Nutrition Journal. diunduh 19 Oktober 2014.
23:379-384. (Online)
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed Yu, Zhangbin., Shuping, H., Chun, Z., and Xirong,
/17408922 diunduh 19 November G. 2012. Trends in Overweight and
2014. Obesity among Children and
Adolescents in China from 1981 to
Read, R. S. and Antigone, K. B. 2007. 2010: A Meta-Analysis. Am J Prev Med.
Overweight and Obesity. St Leonard : 6: 222–236. (Online)
Allen and Unwin. http://www.plosone.org/article/info
Tremblay, M. S., Leblanc, A. G., Janssen, I., Kho, %3Adoi
M. E., Hicks, A., Murumets, K., Colley, %2F10.1371%2Fjournal.pone.0051949
R. C., and Duggan, M. 2011. Canadian diunduh 6 November 2014.

www.jik.ub.ac.id
167

Anda mungkin juga menyukai