Anda di halaman 1dari 8

MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU)

Nama Mahasiswa : …………………………………………………….


Nomor Induk Mahasiswa : …………………………………………………….
Tingkat/ Semester : …………………………………………………….
Hari/ Tanggal : …………………………………………………….

Penilaian Ket
NO KOMPONEN
1 2 3 4
A. PERSIAPAN ALAT:
1. Alat pelindung diri (masker, hanscoon)
2. Laryngoscope lurus dan bengkok (jika ada))
3. Orofaring /Mayo berbagai ukuran
4. Perlengkapan infus (blood set)
5. Gunting verban
6. Papan resusitasi (long spine board)
7. Spuit dan jarum no.14-16
8. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai (Bag valve
mask, Masker)
9. Set penghisap lendir lengkap dan siap pakai
10. EKG monitor (bila ada& bila memungkinkan)

B. PROSEDUR KERJA:
1. Atur posisi pasien di tempat datar atau alas keras, jika
korban telungkup, balikan tubuh dalam satu kesatuan
sehingga kepala, bahu dan badan bergerak serentak
hingga tak ada yang terputar. Kepala dan leher harus
berada pada satu bidang, lengan berada di samping
badan..

2. Periksa respon:
a) Segera memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan
ada respon atau tidak.
b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau
tanya.
c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak
boleh digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.

3. Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada dan


bila terjadi di luar RS panggil bantuan.

4. CIRCULATION (Sirkulasi)
Bila pasien masih belum bernapas, dan belum ada tanda-
tanda sirkulasi: batuk, pergerakan atau napas normal,
periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10
detik. Bila denyut arteri karotis tak teraba lakukan
kompresi dada.

5. AIRWAY (Jalan nafas):


Buka jalan nafas:
a) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver
”head tilt-chin lift” untuk membuka jalan nafas, dengan
syarat pasien tak ada bukti trauma kepala atau leher.
ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver
”jaw- thrust”.
b) Lakukan cross finger manuever untuk melihat apakah
ada benda asing di dalam mulut
c) Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan,
segera keluarkan dari dalam mulut dengan gunakan
teknik finger sweeps jari telunjuk, sementara tangan
yang lain tetap mempertahankan lidah dan rahang.

6. BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
b) Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung
korban sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil
memperhatikan dada korban lakukan < 10 detik:
i) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;
ii) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;
iii) Feel: rasakan adanya hembusan
b) Bila tidak ada napas berikan 2 napas buatan. Setiap
pemberian napas dilakukan selama 1 detik. Bantuan
napas harus membuat dada korban mengembang.
c) Jangan meniupkan nafas terlalu sering dan terlalu
banyak.
d) Berikan jumlah/ tidal volume yang cukup dengan
pernapasan bag valve mask dengan atau tanpa tambahan
oksigen.

7. Kompresi dada:
a) Penempatan tangan:
i) Pada dewasa letakan pangkal tangan dengan tangan
lainnya pada bagian dada di atas dua jari tulang
sternum. Luruskan tangan anda sehingga bahu berada
tegak lurus. Siku tangan harus tetap lurus. Pusatkan
dorong dari bahu.
ii) Pada anak cukup dengan dua atau satu tangan
(opsional untuk anak yang sangat kecil).
iii) Pada bayi cukup dengan dua jari atau dua jempol
tepat di bawah baris puting.
b) Rasio kompresi ventilasi:
i) Pada dewasa 1 atau 2 penolong 30:2 (setiap napas
buatan diberikan selama 1 detik, setiap kali diberikan
dada akan terangkat).
ii) Pada anak dan bayi 1 penolong 30:2 dan dengan 2
penolong 15:2.
c) Kecepatan kompresi 100-120 x/menit
d) Kedalaman kompresi:
i) Pada dewasa Tekan sedalam 5-6 cm.
ii) Pada anak tekan sedalam 4-5cm.
iii) Pada bayi tekan sedalam 3-4 cm.
e) Lakukan recoil dada setelah setiap kali kompresi
(jangan bertumpu di atas dada setelah setiap kali
kompresi).

C. EVALUASI:
1. Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda
sirkulasi ulangi RJP dengan dimulai dari kompresi dada.
Bila tanda-tada sirkulasi sudah tampak, periksa
pernafasan.
2. Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan
awasi nafas dan sirkulasi.
3. Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tanda sirkulasi,
berikan bantuan nafas 10-12 kali/menit dan awasi
adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.
4. Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada
dan ventilasi dengan rasio 30 kompresi 2 ventilasi.
5. Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya
pernafasan spontan tiap menit.
6. Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
7. Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan
adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas
tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap;
dengan cara:
a) Satu lutut difleksikan.
b) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat,
lengan yang lain difleksikan didepan dada.
c) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak dengan
lutut yang fleksi.
d) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan
dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak
terguling ke depan)
D. DOKUMENTASI:
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.

PENILAIAN:

JUMLAH YANG DILAKUKAN


JUMLAH PROSEDUR KERJA
X
JAKARTA,

MAHASISWA PENGUJI

( ) ( )

TINDAKAN CHOOKING
Nama Mahasiswa : …………………………………………………….
Nomor Induk Mahasiswa : …………………………………………………….
Tingkat/ Semester : …………………………………………………….
Hari/ Tanggal : …………………………………………………….

Penilaian Ket
NO KOMPONEN
1 2 3 4
A. Pengertian:
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan
nafas dari sumbatan

Tujuan:
Membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru secara normal sehingga
menjamin kecukupan oksigenasi tubuh

B. PROSEDUR KERJA:
1. Abdominal thrust (Heimlich Maneuver)
Membebaskan jalan nafas dengan cara diberikan
hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma
– abdomen).

a. Cara dengan posisi berdiri atau duduk


Penolong berdiri dibelakang korban, lingkari pinggang
korban dengan kedua lengan kedua lengan penolong,
kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol
tangan kepalan pada perut korban (sedikit diatas pusar
dan dibawah ujung
sternum). Pegang erat kepalan tangan ke perut dengan
hentakan yang cepat keatas. Setiap hentakan harus
terpisah dan gerakan yang jelas.
b. Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan
muka ke atas. Penolong berlutut disisi paha korban.
Letakkan salah satu tangan pada perut korban digaris
tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung
tulang sternum, tangan kedua diletakkan diatas tangan
pertama. Penolong menekan kearah perut dengan
hentakan yang cepat kearah atas.

2. Back blow (untuk bayi)


Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat.
Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silang garis antara belikat dengan tulang
punggung/vertebrae)

3. Chest thrust (untuk bayi, anak gemuk, dan wanita


hamil)
Bila penderita sadar lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari(bayi) atau kepalan tangan (ibu
hamil) dibawah garis imajinasi antara kedua putting susu
pasien). Bila sadar, tidurkan terlentang dan lakukan
chest thrust tarik lidah apakah ada benda asing, beri
nafas buatan

C. EVALUASI:
1. Catat tindakan yang dilakukan dan respon klien

2. Pastikan apakah pernapasannya sudah kembali normal

D. DOKUMENTASI:
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.

PENILAIAN:

JUMLAH YANG DILAKUKAN


JUMLAH PROSEDUR KERJA
X
JAKARTA,

MAHASISWA PENGUJI

( ) ( )
TINDAKAN NECK COLLAR
Nama Mahasiswa : …………………………………………………….
Nomor Induk Mahasiswa : …………………………………………………….
Tingkat/ Semester : …………………………………………………….
Hari/ Tanggal : …………………………………………………….
Penilaian Ket
NO KOMPONEN
1 2 3 4
A. PERSIAPAN ALAT:
1. Alat
a. Neck collar sesuai ukuran
b. Bantal pasir
c. Handscoen
2. Pasien
a. Informed consent
b. Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Posisi Pasien : Terlentang , dengan posisi leher
segaris/anatomi
3. Petugas 2 orang

B. PROSEDUR KERJA:
1. Petugas mencuci tangan

2. Petugas menggunakan handscoon

3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang


bagian kanan kepala mulai dari mandibula ke arah
temporal, begitu juga bagian sebelah kiri dengan tangan
yang lain dengan cara yang sama

4. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara


perlahan ke bagian belakang leher dengan sedikit
melewati leher

5. Lekukan bagian neck collar yang berlekuk tepat pada


dagu

6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama

C. EVALUASI:
1. Catat tindakan yang dilakukan dan respon klien
2. Pastikan pemasangan neck collar tidak terlalu kuat
atau tidak terlalu loggar

D. DOKUMENTASI:
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.

PENILAIAN:

JUMLAH YANG
DILAKUKAN
X
JUMLAH PROSEDUR
KERJA

JAKARTA,

MAHASISWA PENGUJI

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai