Makalah Sistem Pernapasan Ibu Yerry
Makalah Sistem Pernapasan Ibu Yerry
“ISPA”
DISUSUN OLEH:
NPM: 1420117010
Kelas: Pagi
Semester: 5
PRODI KEPERAWTAN
MALUKU HUSADA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah - Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Penyakit ISPA ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga Saya berterima kasih pada Ibu
Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini
saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Penyakit Kolon. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Ambon 6
februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Cover Depan
Kata Pengantar
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakanag........................................................................................................................i
B. Tujuan.........................................................................................................................ii
C. Sasaran.........................................................................................................................
D. Metode..........................................................................................................................
A. Pengertian......................................................................................................................
B. Anatomi/fisiologi...........................................................................................................
C. Manifestasi klinis...........................................................................................................
D. Etiologi...........................................................................................................................
E. Klarifikasi.......................................................................................................................
F. Pathway...........................................................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PEMDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi
ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila
temukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-satunya alasan untuk
datang ke rumah sakit atau puskesmas untuk menjalani perawatan inap maupun
angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
pertahun pada golongan usia balita. Pada tahun 2010, jumlah kematian pada balita
B. Tujuan Penelitian
Keluarga pasien dan pasien mampu memahami pengertian, etiologi, klasifikasi atau macam-
macam, tanda gejala, pathway, penatalaksanaan, pengkajian, dan diagnosa keperawatan serta
intervensi dari penyakit ISPA.
C. Rumusan masalah
D. Sasaran
E. Metode
Metode yang saya pakai dalam makalah ini yaitu metode CERAMAH
BAB II
TINJAUAN KASUS
Respirasi (Sistem Pernapasan) Pengertian secara umum dari pernapasan adalah peristiwa
menghirup atau pergerakan udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke dalam tubuh atau
paru-paru serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai
sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh (Syaifudin, 1997)
1. Hidung:
nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung
penyaringan oleh rambut atau bulu-bulu getar (Syaifudin, 1997). Dalam Syaifudin, (1997:87)
hidung merupakan saluran pernapasan
sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung ini dilapisi oleh selaput
lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan
faring dan dengan semua selaput lendir semua sinus yang mempunyai
dan enzim lisozim. Vibrisa adalah rambut pada vestibulum nasi yang
Debu-debu kecil dan kotoran (partikel kecil) yang masih dapat melewati
oleh refleks bersin. Jika dalam udara masih terdapat bekteri (partikel
Somantri, 2008:4).
2. Faring (Tekak)
pernapasan dan jalan makanan. Faring atau tekak terdapat dibawahdasar tengkorak, dibelakang
rongga hidung dan mulut setelah depan ruas
palatum(Watson, 2002:299).
itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis,
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang tersambung di garis
rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan
membantu menutup laring sewaktu orang menelan, laring dilapisi oleh
selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan
suara. Suara dibentuk dari getaran pita suara. Tinggi rendah suara
dipengaruhi panjang dan tebalnya pita suara. Dan hasil akhir suara
(Tamabayong, 2001:80).
Dindingnya terdiri atas epitel, cincin tulang rawan yang berotot polos
dan jaringan pengikat. Pada tenggorokan ini terdapat bulu getar halus
yang berfungsi sebagai penolak benda asing selain gas (Pearce, 1995).
tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tangan lengkap
berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaring fibrosa dan
memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Jurusan silia ini bergerak
keatas ke arah laring, maka dengan gerakan debu dan butir-butir halus
trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang (Pearce, 1995:214).
bronkhus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira
trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkhusitu berjalan ke
pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri
lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat di bawah
arteri, disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari
bronkhus lobus bawah. Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing
dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalanke lobus atas dan bawah
(Pearce, 1995:214).
6. Alveolus
erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu lapis sel
udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara ( Purnomo. Dkk, 2009).
Menurut Hogan (2011)
Membran alveolaris adalah permukaan tempat terjadinya pertukaran gas. Darah yang kaya
menyerap oksigen.
a. Flu (influenza)
penyakit influenza di sebabkan oleh virus dan mudah sekali menular .penularan bisa melalui
kontak langsung ke cairan atau melalui cairan yang keluar dari penderita saat batuk atau
bersin.saat flu hidung dipenuhi lendir sehingga menganggu pernapasan .
b.Faringitis
keluhan utama oada penyakit ini adalah nyeri tenggorokan .faringitis sering kali disebabkan
oleh bakteri sehingga untuk penangananya dibutuhkan antibiotok .beberapa kasus faringitis
disebabkan oleh alergi atau iritasi pada tenggorokan.
c.Asma
Asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas.menjadi tanda umum dari penyakit ini
biasanya sesak napas dibarengi oleh mengi(wheezing) yang merupakan suara khas bernada
tinggi saat pasien mengekuarkan napas.
d.Bronkitis
Brokitis adalah peradangan pada bronkus ,yang merupakan saluran udara dari dan ke paru –paru
.bronkitis umumnya dicirikan dengan batuk berdahak yang kadang –kadang dahaknya bisa
berubah warna .
A. pengertian ISPA
Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang
tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai
struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulant atau berurutan. (Nurrijal, 2009). Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting
yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan
demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan.
B. Anatomy/fisiologi
a. Organ Pernafasan
1) Hidung
hidung (Adib, 2017). Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung)
koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas
sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus
frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang
baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis (Adib, 2017)
faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata
hidung
2) Faring
dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
2017).
atas palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting
dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus
3) Laring
a) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian
4) Trakea
terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sebelah dalam
diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia
5) Bronkus
oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf (Adib, 2017).
a) Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
b) Bronkiolus terminalis
c) Bronkiolus respiratori
6) Paru-Paru
(belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri
segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen
segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi
paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa)
b.2) Patofisiologi
keatas mendorong virus kearah faring atau dengan suatu tangkapan reflex
spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut gagal maka virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut
menyebabkan timbulnya batuk kering.
kenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran
Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyekit ispa ini dapat dibagi
b. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan tubuh sebelumnya
c. Manifestasi Klinik
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau
1) Batuk
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika ditemukan satu atau
umur kurang dari 2 bulan frekuensi napas 60 kali per menit atau lebih
untuk umur 2-<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih padaumur 12
bulan-<5 tahun.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukan satu atau
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
Etiologi ispa infeksi saluran pernapasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan
heterogen ,yang disebabkan oleh berbagai etilogi.kebanyakaan infeksi saluran pernapasan
akut disebabkan poleh virus dan mikroplasma .etilogi ispa ini terdiri dari 300 lebih jenis
bakteri,virus , dan jamur .
e.klasifikasi ISPA
a.ISPA ringan
seseoranng yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk ,pelek,dan sesak nafas.
b.ISPA sedang
ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas,suhu tubuh lebih dari 39 o c dan bila bernafas
mengeuarkan suara sperti mengorok.
c.ISPA berat gejala meliputi: kesadaran menurun ,nadi cepat atau tidak teraba nafsu makan
menurun,bibir dan unjung nadi membiru(sianosis) dan gelisah.
f.Pathwey
g.pemeriksaan penunjang
4. kasus
Keluarga Tn.n terdiri dari istri dan dua orang tua anak. Anak pertamanya berusia 7 tahun dan
anak keduanya berusia 4 tahun .anak kedua Tn.n bernama selly.sudah 5 harry yang lalu selly
mengeluh sekujur tubunhnya demam ,sering menggil ,batuk berdahak dengan lendir berwarna
kehijauan susah nafas,nyeri dada ,nafsu makan berkurang .saat di paksa memakan makanab
lunak.selly tetap memuntahkannya dan merasakan mual pada perutnya.selly juga mengalami
diare.menurut pernyataan dari keluarga,sellytidak mendapatkan imunisasi yang lengkap,disekitar
lingkungan rumahnya terdapat banyak pabrik dan rumahnya kurang mencukupi
ventisinya.keluarga menggap selly hanya sakit flu biasa dan gejala asma bisa ,namun sudah 5
hari tidak kunjung sembuh ,,lalu keluarga membawanya ke klinik hasil pemeriksaan diketahui
bahwa selly menderita pneumia ,frekuensi pernapasan>40x/menit,suhu tubuh mencapai 39 o
c.dokter pun menyarangkan agar selly rawat inap di RS untuk ditangani lebih lanjut.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
I. Data Umum
- Nama KK : Ty.S
- Umur: 7 tahun
-jenis kelamin:perempuan
-Agama KK : Islam
2.Riwayat keperawatan
a.riwayat kesehatan sekarang :klien mengalami gejala asma biasa suadah 5 hari tidak kunjung
sembh ,dema mengigil ,pilek,anoreksia ,batuk berdahak dengan lendir berwarna kehijauan ,susah
bernafas,nyeri dada ,riwayat penyakit pernapasan dan diare.
b.riwayat kesehatan masa lalu :sering mengalami batuk pilek, yang tidak kunjung sembuh
3.koping keluarga
b. kemampuan motorik halus ,motorik kasar kognitif dan tumbuh kembang pernah mengalami
trauma saat sakit
5.riwayat social
Anak tidak mengalami gangguan dalam hubungan social dengan lingkungan sekitar dan aktif
bermain dengan teman sebelumnya.
6.pemeriksaan fisik
a.tanda fisik: sekujur tubuh demam ,sering mengigil batuk berdahak denngan lendir berwarna
kehijauan susah nafas, nyeri dada ,dan lapsu makan berkurang ,mual muntah dan diare
b. faktor perkembangan : sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan nya
2. Napas tidak Pikla napas Berikan posisi yang Membantu dalam memberikan Pola napas
efektif b.d kembali efektif nayaman sekaligus posisi yang nyaman sekaligus klien
penurunan dengan kriteria: dapat mengeluarkan dapat menegluarkan secret dengan kembali
ekspansi usaha napas secret dengan menciptakan dan efektif.
paru kembali normal mudah . mempertahankan jalan napas yang
dan meningkatkan Ciptakan dan bebas.
suplai oksigen ke pertahankan jalabn Menganjurkan pada kelarga untuk
paru-paru. napas yang bebas membawakan baju yang lebih
Anjurkan pada longgar ,tipis serta menyerap
keluarga untuk keringat
membawakan baju Membantu dalam pemberian o2
yang lebih longgar dan nebulizer sesuai dengan
tipis serta menyerap intruksi dokter.
keringat Membantu dalam pemberian obat
Berikan o2 dan sesuai dengan intruksi
nebulizer sesuai dokter(broncholidilator)
dengan intruksi mengobrebservasi tanda vital
dokter. adanya cyanosis ,serta pola
kedalaman dalam pernapasan.
Berikan obat sesuai
dengan intruksi
dokter(bronchodilanto
r) observasi tanda
vital adanya cyanosis
serta polakedalaman
dalam pernapasan.
3. Nyeri akut Nyeri Anjurkan klien untuk Menganjurkan klien untuk Menguran
b.d berkurang/terkontr menghindari menghindari allergen/iritan gi nyeri
inflamasi ol allergen/iritan terhadap debu,bahan kimia dan klien
pada terhadap debu,bahan asap rokok. berkurang/
membrane kimia ,asap,rokok. terkontrol.
mukosa Dan menginstrahatkan Danmenginstrahatkan/meminimalk
faring dan /meminimalkan an klien berbicara bila suara serak.
tonsil berbicara bila suara
serak. Mengkalaborasi dan berikan obat
Kalaborasi berikan sesuai dengan indikasi streroid
obat sesuai indikasi oval iv, dan inhalasi analgesic.
streroid oral iv, dan
inhalasi analgesic.
BAB 4
TERAPI KOPELEMENTER
1.PENELITIAN MEMBUKTIKAN TERAPI KOMPLEMENTER:
a.Kencur
Karena kencur ini telah menjadi slah satu obat tradisional untuk penyakit ISPA yang dapat anda
buat sebagai salah satu cara mengobati penyakit ISPA.
Prof pudji mengatakan kencur bisa digunakan sebagai ramuan tradisional yng sangat berakhasiat
dalam upaya peningkatan kesehatqn tubuh dan mengobati berbagai penyakit ,salah satunya mual
dan masuk angina.”secara empiric kencur bisa sebagai anti radang ,batuk pegal-pegal,mual
hingga masuk angina mekanisme bagaimana dia menghalangi sebagai inhibitor dan bekerja pada
COX(enzim skilo oksigenase)”,tutur prof pudji.
1.Kencur karena kencur ini telah menjadi salah satu obat tradisional untuk penyakit ISPA yang
dapat anda buat dirumah sebagai salah satu cara mengobati penyakit ISPA.karena kencur ini
merupakan salah satu tamana yang sangat bagus sekali untuk dicoba oleh penderita penyakit
ISPA ,karena kencur ini memiliki manfaat yang sangat luar biasa.
2.Daun bayam duri ,karena bayam duri ini yang bermanfaat untuk penyakit ISPA ternyata
tanaman daun bayam duri ini juga dapat mencegah penyakit yang lain seperti
keputihan,perawatan TBC,disenttri dan yang lainnya.dapat membantu meredahkan demam
akibatpenyakit ISPA.
3.Jeruk nipis dan kecap manis karena air perasan jeruk nipis dicampur dengan kecap manis juga
menjadi pilihan masyarakat dalam meredakan batuk dan melegakan tenggorokan .
a. bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ,perlu dimanfaatkan berbagai upaya
pelayanan kesehatan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan tradisional yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah;
b.bahwa untuk mencapai hasil pelayanan kesehatan yang optimal,salah satunya dilakukan
dengan cara mengitergrasikan pelayanan kesehatan konvensional di fasilitas pelayanan
kesehatan;
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dakan huruf a dan huruf b ,serta
untuk melaksanakan ketertuan pasal 16 peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2004 tentang
pelayanan kesehatan tradisional perlu menetapkan peraturan menteri kesehatan tradisional
intergrasi;
BAB 5
MENEJEMEN NYERI
A.Teori umum menejemen nyeri
-PENGERTIAN NYERI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
- Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah.
- Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku
- Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
- Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri tidak optimal.
-FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh
yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielien dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu
pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya
yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
1.Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini
biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi
dalam dua komponen yaitu : a) Reseptor A delta yang merupakan serabut komponen cepat
(kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat
hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan. b) Serabut C yang merupakan serabut komponen
lambat (kecepatan 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.
2.Struktur reseptor nyeri somantik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang,
pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya
komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
3.Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral
seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya
tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetap sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia,
inflamasi.
TIPE NYERI
2.Neurophatic pain
3.Surgery Pain
4.Chemotherapeutik drugs
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur
atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak
mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan
substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat melepaskan neurotransmiter
penghambat. Apabila masukan masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan
menutup mekanisme pertahanan.
Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung
klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila
masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka
pertahanan tersebut dan klien mempersepsian sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri
dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri.
Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh
nyeri alami yang berasal dari tubuh.
Dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain :
1.Stimulas kutaneus
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan
nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
•Kompres dingin
•Analgetic ointments
•Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area nyeri
2.Distraksi
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga
kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan diantaranya dengan
cara :
•Active listening
•Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan musik yang lembut)
3.Anticipatory Guidance
Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang
dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan
membantu pemahaman apa yang diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien
diantaranya :
• Penyebab nyeri
• Berat-ringannya nyeri
• Lokasi nyeri
4.Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan,
antara lain :
• Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres.
• Menurunkan nyeri
• Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
• Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan
betapa nyaman hal tersebut
• Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan - lahan, pada saat
ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan pikiran
pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
• Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan
kelompok otot-otot yang lain.
• Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi
hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
- Klasifikasi Nyeri.
Berdasarkan sumbernya:
1. Cutaneus/superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat
burning (seperti terbakar).
Contoh : terkena ujung pisau atau gunting.
2. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah,
tendondan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama dari pada cutaneus.
3. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan
thorak.
1. Distraksi.
Manajemen nyeri yang pertama adalah distraksi. Distraksi merupakan metode untuk
menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga
pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialaminya. Sebagai contoh, pasien yang sudah selesai
mengalami operasi mungkin tidak akan nyeri ketika melihat pertandingan sepakbola di televisi.
Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan melalui teori "Gate Control".
Pada spinacord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli sari
serabut syaraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan
diversional, maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien
merasa nyerinya berkurang. Kita mengenal beberapa teknik distraksi, antara lain : Bernafas
secara pelan-pelan, masage sambil bernafas pelan-pelan, mendengarkan lagu sambil menepuk-
nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata.
2. Relaksasi.
Teknik mengurangi nyeri yang kedua adalah relaksasi. Relaksasi adalah metode paling efektif
untuk mengurangi nyeri kronis. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi yaitu :
posisiyang tepat, pikiran beristirahat, serta lingungan yang tenang. Posisi klien diatur senyaman
mungkin dengan semua bagian tubuh disokong ( misalkan bantal menyokong leher ) persendian
diluruskan, serta otot-otot tidak tertarik. Untuk menenangkan pikiran klien, klien dianjurkan
pelan-pelan memandang sekitarnya misalnya memandang atap turun ke dinding dll. Steward,
teknik relaksasi sebagai berikut : Pasien menarik nafs dalam dan mengisi paru-paru dengan
udara. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan betapa nyamannya hal itu. Pasien bernafas beberapa kali dengan irama normal. Pasien
menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan serta membiarkan hanya kaki dan
telapak kaki yang kendor. Perawat menganjurkan pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran
pasien pada kakiya yang terasa ringan dan hangat. Pasien mengulang langkah 4 dan
mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
4. Stimulasi kulit. Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin,
balsem analgetika dan stimulasi kontrateral. Kompres dingin dapat memperlambat impuls-impuls
motorik menuju otot-otot pada area yang terasa nyeri. Balsem analgetika yang berisi menthol
dapat membebaskan nyeri. Balsem ini dapat menyebabkan rasa hangat pada kulit yang
berlangsung beberapa jam.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Kedokteran (EGC).
https://www.academia.edu
Syaifuddin.(2011). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN%20MENTERI/Permenkes_007-
2012_Registrasi_Obat_Tradisional1.pdf.
Hhtps://id.m.wikipedia.