Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No.

2, September 2017 ISSN 2355-5785


http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

PELATIHAN PEMBUATAN LAMPU DARURAT SEDERHANA TERHADAP


KETERAMPILAN PROSES SAINS
Zainal, Munir, Hasbullahair Ashar
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email: @gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Eksperimen Design yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains peserta kelas
XII IPA I SMA Negeri 2 Takalar sebelum mendapatkan pelatihan Pembuatan
Lampu Darurat Sederhana, untuk menggali keterampilan proses sains peserta
didik kelas XII IPA I SMA Negeri 2 Takalar setelah mendapatkan pelatihan
Pembuatan Lampu Darurat Sederhana dan menemukan perbedaan keterampilan
proses sains peserta didik kelas XII IPA I SMA Negeri 2 Takalar sebelum dan
setelah mendapatkan pelatihan Pembuatan Lampu Darurat Sederhana. Desain
penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel
penelitian berjumlah 30 orang yang dipilih menggunakan teknik purpossive
sampling. Hasil penelitian digunakan uji t pada data nilai posttest (nilai akhir).
Namun sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengujian sampel, yaitu dengan
melakukan uji normalitas. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t
tersebut diperoleh dan dari tabel distribusi Lhitung = 0,144 dan dari tabel distrbusi
diperoleh Ltabel = 0,161 dengan α = 0.05 dan dk = 30 - 1 = 29. Hal ini
menunjukkan bahwa Lhitung(0,144) <Ltabel(0,161). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan keterampilan proses sains peserta didik kelas XII IPA 1
SMA Negeri 2 Takalar setelah pelatihan pembuatan lampu darurat sederhana
Kata Kunci: Direct Instruction, Sepak Bola Verbal, keaktifan, hasil belajar.

Kata kunci : Keterampilan Proses Sains; Pembuatan Lampu Darurat Sederhana

PENDAHULUAN intelektual nasional dengan negara-negara yang


dilaluinya (Mastuhu. :74-75).
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. dengan sains saja akan melahirkan peristiwa-
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan peristiwa yang kontroversial dalam diri manusia.
diarahkan untuk memacu penguasaan ilmu Sedangkan dengan agama islam, sains akan
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka menampilkan konsistensi dan keutuhan antara
pendidikan nasional perlu ditingkatkan khususnya iman, akal dan rasa antara aspek kognitif, afektif
pada pembelajaran matapelajaran sains atau IPA dan psikomotorik antara cipta, rasa dan karsa juga
seperti dengan memperbanyak melakukan antara otak, hati dan otot. Antara satu dengan
praktikum atau percobaan-percobaan di yang lainnya tidak boleh kontroversial. Kearah
laboratorium dan eksperimen pembuatan alat itulah seharusnya langkah membentuk ilmu
peraga sederhana. Upaya peningkatan yang pengetahuan, membangun agama, sains dan
dilakukan pada pembelajaran mata pelajaran sains teknologi dari tiga sumbernya yakni Al-Quran,
atau IPA ini secara tidak langsung dapa Assunnah dan alam semesta (Alim. 2010: 223).
tmeningkatkan keterampilan terutama Keterampilan proses adalah hasil belajar
keterampilan proses peserta didik. Sehingga hal berupa keterampilan fisik dan mental terkait
ini akan mendorong untuk mewujudkan cita-cita dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang
pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu
Penyebaran sains dari (dan ke) berbagai kegiatan ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil
penjuru dunia tidak monoton, tetapi melalui menemukan sesuatu yang baru (Semiawan, dkk,
banyak alternatif sesuai dengan etika penyebaran 1992: 17).
ilmu di zaman sains modern. Penyebaran ini Keterampilan proses sains merupakan
berinteraksi dengan nilai-nilai keragaman keseluruhan keterampilan ilmiah yang terterah
P a g e | 148
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No. 2, September 2017 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

(baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat keterampilan yaitu, observing (observasi), classifying
digunakan untuk menemukan suatu konsep, (klasifikasi), inferring (menafsirkan), predicting
prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep (prediksi), communicating (komunikasi), interpreting
yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk data (interpretasi data), making operational definition
melakukan penyangkalan terhadap suatu (menerapkan konsep), posing question (mengajukan
pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting
penemuan. Dengan kata lain, keterampilan ini
(bereksperimen), dan formulating models (membuat
dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan eksperimen).
pengembangan konsep/ prinsip/ teori (Santih Tujuan untuk melatihkan keterampilan
Anggereni, 2014: 70-71). peserta didik pada mata pelajaran fisika adalah
Keterampilan adalah pola kegiatan yang salah satu upaya yang penting untuk memperoleh
memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi keberhasilan peserta didik yang optimal dalam hal
dipelajari, yang dapat dibedakan menjadi dua untuk membuktikan fenomena yang betul dengan
macam, yakni (1) keterampilam psikomotor yaitu apa yang ada. Pendekatan keterampilan
merangkai, mengetik, menari, menggergaji dan dilaksanakan dengan menekankan pada
sebagainya dan (2) keterampilan intelektual yaitu bagaimana peserta didik belajar, bagaimana
memecahkan soal perhitungan, melakukan peserta didik mengelola perolehannya. Sehingga
penelitian, membuat kesimpulan dan sebagainya menjadi miliknya, dipahami, dimengerti dan dapat
(Nana Sudjana, 2008: 17). diterapkan sebagai bekal dalam kehidupan
Pendekatan keterampilan proses dapat dimasyarakat, sesuai kebutuhannya. Yang
diartikan sebagai wawasan atau anutan dimaksud dengan perolehannya adalah hasil
pengembangan keterampilan-keterampilan belajar peserta didik dari pengalaman lingkungan
intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh
kemampuan-kemampuan mendasar yang pada dengan jalan cara belajar peserta didik aktif
prinsipnya telah ada dalam diri peserta didik melalui keterampilan (Sriyono, 1992: 36).
(Sriyono, 1992: 40). Upaya-upaya yang dilakukan untuk
Keterampilan proses sains melibatkan meningkatkan keterampilan proses, salah satunya
keterampilan-keterampilan kognitif atau dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan pembuatan alat peraga sederhana seperti
kognitif atau intelektual terlihat karena dengan eksperimen pembuatan lampu darurat yang sangat
melakukan keterampilan proses peserta didik membantu. Lampu adalah alat penerangan yang
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual sangat penting dimana lampu dapat memberikan
jelas terlibat dalam keterampilan proses karena suatu keindahan pada objek yang disinarinya.
mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan Namun, kondisi sumber listrik dari PLN yang
bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan tidak 100% dapat dialirkan terus menerus,
alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan membuat sewaktu-waktu kondisi pencahayaan
bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya ruangan yang semestinya tidak dapat digunakan.
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar Penerapan sebuah sistem yang dapat dengan
dengan keterampilan proses, misalnya otomatis menyalakan sumber pencahayaan
mendiskusikan hasil pengamatan (Nuryani, 2005: alternatif berupa susunan led akan sangat efektif
86). untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan arus yang
Dengan adanya interaksi keterampilan dibutuhkan untuk menyalakan led relatif sangat
tersebut, nilai ilmu pengetahuan yang meliputi: kecil, namun memiliki tingkat pencahayaan yang
teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, bertanggung cukup tinggi (Fhitri, 2014: 1).
jawab, kritis, obyektif, rajin, jujur, terbuka, dan Menurut Alamanda dan Budiyanto
disiplin. Dengan demikian keterampilan itu (2013:48 dan 50) rangkaian dalam pembuatan
menjadi roda penggerak penemuan dan lampu darurat yaitu:
pengembangan fakta dan konsep serta 1. Rangkaian Penyearah
penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai Fungsi rangkaian penyearah adalah
(Trianto, 2008: 72-78). mengubah arus bolak balik menjadi arus
Menurut Mary L. Ango (2002: 15), searah juga sebagai input invertor dan
keterampilan proses sains terdiri dari sebelas
digunakan untuk rangkaian pengisi

P a g e | 149
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No. 2, September 2017 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

baterai, sehingga baterai selalu dalam memparallel lampu yang ada dengan lampu lain.
keadaan siap digunakan sebagai cadangan Sistem ini diperlukan untuk memenuhi
tenaga listrik (back up power ). penerangan dari satu tempat (Alamanda dan
2. Inverter Budiyanto, 2013: 50-51).
Rangkaian invertor adalah suatu Berdasarkan latar belakang dan kajian
alat yang berfungsi merubah arus searah pustaka maka perlu dilakukan penelitian yang
menjadi arus bolak-balik. bertujuan: 1) Untuk mengetahui gambaran
3. Pengisan baterai keterampilan proses sains peserta didik kelas XI1
Pengisi baterai berfungsi untuk IPA 1 SMA Negeri 2 Takalarsebelum
mengisi baterai, pada saat penerangan mendapatkan pelatihan pembuatan Lampu
darurat mendapat masukan dari PLN. Darurat Sederhana; 2) Untuk menggali
Baterai disuplai sampai penuh dan secara keterampilan proses sains peserta didik kelas XII
otomatis pengisi baterai akan berhenti IPA 1 SMA Negeri 2 Takalarsetelah mendapatkan
setelah baterai penuh. Tegangan pengisi pelatihan pembuatan Lampu Darurat Sederhana;
baterai diperoleh dari rangkaian 3) Untuk menemukan perbedaan keterampilan
penyearah. Pada saat PLN padam maka proses sains peserta didik kelas XII IPA 1 SMA
penerangan darurat akan bekerja dari sebelum dan sesudah melakukan pelatihan
sumber baterai. pembuatan Lampu Darurat Sederhana.
Menurut Nurhani (2011: 43) funsi pokok Dengan melakukan pelatihan pembuatan
pencahayaan buatan baik yang di terapkan secara lampu darurat sederhana diharapan dapat
tersendiri maupun yang di kombinasikan dengan memberi manfaat: 1) Sebagai bahan informasi
pencahayaan alami adalah sebagi berikut: kepada peserta didik untuk tetap mencari dan
1. Menciptakan lingkungan yang menemukan rangkaian atau alat peraga yang
memungkinkan penghuni melihat secara dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan; 2)
detail serta terlaksananya tugas serta Sebagai bahan informasi untuk para guru bidang
kegiatan visual secara mudah dan tepat studi fisika SMA Negeri 2 Takalar bahwa
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan pembuatan lampu darurat ini dapat dimasukkan
bergerak secara mudah dan aman dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
3. Tidak menimbulkan pertambahan suhu keterampilan proses sains peserta didik; 3)
4. Memberikan pencahayaan denhan Penelitian ini diharapakan dapat memberikan
intensitas yang tetap menyebar secara kontribusi positif dalam upaya meningkatkan
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, keterampilan proses sains peserta didik,
dan tidak menimbulkan bayang-bayang khususnya peserta didik kelas XII IPA 1 SMA
5. Meningkatkan l;ingkungan visual yang Negeri 2 Takalar.
nyaman dan meningkatkan prestasi.
Dimana dengan adanya alat ini akan METODOLOGI
sangat membantu memberikan penerangan secara Penelitian ini termasuk dalam pre-Experimental
darurat apabila listrik dari PLN itu sendiri padam. dan Desain penelitian yang digunakan yaitu One-
Alat ini juga bisa membantu penerangan dirumah Group Pretest-Posttest Design, dimana diukur
apabila sedang belajar di malam hari jika listrik dan diamati sebelum dan setelah perlakuan yang
dari PLN ini mengalami pemadaman. Lampu dimaksudkan untuk melihat efek dari perlakuan
darurat ini sebenarnya sebelumnya sudah ada tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
yang menjadikan sebagai percobaan namun masih Negeri 2 Takalar Kab. Takalar, dengan Populasi
sedikit yang tertarik untuk menggunakannya. penelitian seluruh siswa kelas XII IPA SMA
Lampu darurat ini disamping bekerja sebagai Negeri 2 Takalar Kab. Takalar yang berjumlah
cadangan penerangan dan dirancang sebagai 208 orang yang tersebar dalam 6 kelas. Sampel
cadangan penerangan yang dapat dipindah – penelitian berjumlah 30 orang yang dipilih dari
pindah, sehingga mudah dibawa saat keperluan enam kelas dengan menggunakan teknik
lain. Lampu daruran ini juga dapat berfungsi purpossive sampling.
sebagai power stanby sehingga apabila diperlukan Data yang dikumpulkan dalam penelitian
penerangan lebih dari satu maka cukup ini meliputi: data tentang keterampilan proses

P a g e | 150
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No. 2, September 2017 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

sains peserta didik sebelum mendapatkan pelatihan pembuatan lampu darurat terlebih
pelatihan pembuatan lampu darurat dan data dahulu.
tentang keterampilan proses sains peserta didik Dari observasi awal dan akhir, dapat
setelah mendapatkan pelatihan pembuatan lampu terlihat bahwa langkah-langkah dan tata cara
darurat. penilaian yang dilakukan oleh observer memiliki
Teknik analisis data yang digunakan beberapa kekurangan diantaranya kebanyakan
meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis dari peserta didik meniru jawaban teman
statistik inferensial. Data yang diperoleh melalui disampingnya ketika diberikan pertanyaan sesuai
instrumen penelitian berupa lembar observasi indikator oleh observer hal ini dikarenakan
untuk mengukur keterampilan proses sains peserta observer akan selalu memberikan pertanyaan
didik. yang serupa kepada peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi keterampilan
HASIL DAN PEMBAHASAN proses sains maka diperoleh data keterampilan
proses sains peserta didik yang dapat dilihat pada
Responden dalam penilitian ini adalah para
tabel berikut.
peserta didik kelas XII IPA1 sebanyak 30
Tabel 1. Nilai rata-rata keterampilan
orang.Penelitian ini dilaksanakan pada hari
proses sains
Selasa, 25 Juli 2017 sampai Rabu, 3 Agustus
2017 bertempat di kelas XII IPA1. Sebelum Pretest Posttest
melakukan proses penelitian dalam hal ini N 30 30
pengambilan data keterampilan proses sains, X 35 80,5
terlebih dahulu peneliti membagi para peserta Lhitung 0,144
didik kedalam 4 kelompok, sehingga masing- Ltabel 0,161
masing kelompok terdiri dari 7 dan 8 orang Pada hasil analisis uji t-test paired di
peserta didik. Untuk mempermudah dalam mana diperoleh nilai Ltabel yang lebih besar
mengarahkan peserta didik pada saat proses dibandingkan dengan nilai Lhitung. Berdasarkan
pelatihan pembuatan lampu darurat nantinya, hasil tersebut, maka pengambilan kesimpulan
terlebih dahulu peneliti memberikan sedikit hipotesis yaitu H0 ditolak. Dengan kata lain,
materi yang berkenaan dengan lampu darurat itu terdapat peningkatan keterampilan proses sains
sendiri. peserta didik kelas XII IPA 1 SMA Negeri 2
Pada saat dilakukan observasi awal, para Takalar setelah pelatihan pembuatan lampu
peserta didik sebelumnya hanya diberikan materi darurat sederhana.
yang berkaitan dengan lampu darurat. Observasi Perolehan skor keterampilan proses
awal yang dilakukan oleh observer yaitu dengan sains yang diperoleh tiap-tiap peserta didik antara
mengamati apa yang dilakukan saat para peserta sebelum dan setelah diberikan pelatihan
didik merangkai alat dan bahan sesuai dengan pembuatan lampu darurat sederhana, terdapat
prosedur yang telah tertera dalam modul dan perbedaan perolehan skor dimana sebagian besar
kemudian observer memberikan penilaian pada peserta didik kelas XII IPA 1 SMA Negeri 2
indikator keterampilan proses sains yang Takalar memperoleh skor 2 dan 1 ketika belum
berkaitan dengan apa yang sedang dilakukan oleh diberikan pelatihan dan memperoleh skor 5, 4,
peserta didik sesuai dengan kriteria yang peserta dan 3 setelah diberikan pelatihan. Jika dilihat
didik capai pada indikator tersebut. Setiap sebelum diberikan pelatihan pembuatan lampu
tahapan-tahapan prosedur kerja yang dilakukan darurat sederhana, untuk jenis keterampilan
oleh peserta didik akanterus berlanjut jika proses sains berkomunikasi tepatnya pada
observer telah selesai memberikan penilaian. indikator pertama, 80 % dari peserta didik
Penilaian yang dilakukan oleh observer pada mendapatkan skor 5. Hal ini dikarenakan tabel
tahap observasi awal akan berakhir setelah percobaan memang sudah tertera pada modul
observer telah menilai tahapan semua tahapan yang telah dibagikan pada masing-masing
yang dilakukan oleh peserta didik. Untuk kelompok, sehingga para peserta didik dapat
observasi akhir umumnya sama dengan observasi membuat tabel percobaan berdasarkan modul
awal, hanya saja peserta didik mendapatkan yang telah dibagikan walaupun ada beberapa
peserta didik yang masih kurang sempurna dalam

P a g e | 151
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No. 2, September 2017 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

membuat penulisan item-item tabel percobaan. keterampilan proses sains peserta didik sebelum
Namun setelah diberikan pelatihan pembuatan pelatihan pembuatan lampu darurat sederhana
lampu darurat sederhana para peserta didik sudah berada pada kategorisasi sangat rendah dan
bisa membuat tabel percobaan dengan benar. Hal keterampilan proses sains peserta didik setelah
ini dibuktikan dengan persentase 100 % yang pelatihan pembuatan lampu darurat sederhana
memperoleh skor 5 untuk jenis keterampilan berada pada kategorisasi tinggi.
proses sains tepatnya pada indikator ini. Selain itu Berdasarkan hasil dan pembahasan maka,
setelah diberikan pelatihan, ternyata masih ada Implikasi dalam penelitian ini adalah pelatihan
beberapa jenis keterampilan proses sains yang pembuatan Lampu Darurat Sederhana yang
dirasa masih kurang dikuasai oleh para peserta diberikan kepada peserta didik kelas XII IPA I
didik. Hal ini dibuktikan dengan hanya beberapa SMA Negeri 2 Takalar ini memberikan dampak
orang saja yang memperoleh skor 5 pada yang sangat bagus dan juga bermanfaat kepada
indikator lain. Kurangnya pencapaian ini peserta didik, hal ini karena terjadi peningkatan
diakibatkan karena kurang dilakukannya keterampilan proses sains setelah diberikan
pembelajaran berbasis proses seperti praktikum pelatihan pembuatan Lampu Darurat Sederhana.
sehingga keterampilan proses sains seperti Untuk meningkatkan keterampilan proses sains
mengamati, berhipotesis dan sebagainya kurang peserta didik, maka guru harus berperan aktif
terasah. dalam hal inovasi agar tercipta proses belajar
Hasil analisis dengan menggunakan uji- mengajar yang menyenangkan. Selain itu, guru
t. Hasil pengujian yang diperoleh yaitu Lhitung= tidak hanya memperhatikan kebutuhan aspek
0,144 dan Ltabel= 0,161dengan taraf signifikan 5% kognitif peserta didik tetapi juga harus
atau 0,05 adalah Hoditolak dan Ha diterima.Untuk memperhatikan aspek psikomotorik peserta didik
membuat keputusan apakah dalam penelitian ini karena dengan menyeimbangkan kedua aspek
Ha diterima dan H0 ditolak maka harga L hitung tersebut maka akan dapat menghasilkan peserta
dibandingkan dengan harga L tabel (dalam didik yang tidak hanya berhasil dalam prestasi
lampiran). Untuk melihat harga L tabel, maka akademik tetapi juga menghasilkan pesertadidik
didasarkan pada (dk) derajat kebebasan, yang yang memiliki keterampilan proses tinggi yang
besarnya adalah n – 1, yaitu 30 – 1 = 29. Bila dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
taraf kesalahan ditentukan ( ) 5%, sedangkan
pengujian hipotesis dilakukan dengan uji satu DAFTAR RUJUKAN
pihak , maka harga L tabel adalah 0,161 setelah Alim. Muhammah. 2010. Pendidikan Agama
diperoleh LHitung = 0,144 dengan LHitung tTabel Islam Upaya Pembntukan pemikiran dan
(0,144 ) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kepribadian Muslim. Bandung: Remaja
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat Rosdakarya.
peningkatan keterampilan proses sains peserta
Almanda, Deni & Budiyanto. 2013. Rancang
didik kelas XII IPA 1 SMA Negeri 2 Takalar
Bangun Lampu Penerangan Darurat
setelah pelatihan pembuatan lampu darurat
(Compact Emergency Lamp) Dengan
sederhana.
Mengunakan Lampu Hemat Energi
Dengan demikian dapat disimpulkan
(Jurnal Nasional). Jurusan Teknik Elektro
bahwa setelah diberikan pelatihan pembuatan
Universitas Muhammadiah Jakarata:
lampu darurat sederhana dapat meningkatkan
Jakarta.
keterampilan proses sains peserta didik. Dengan
demikian pembelajaran dengan melakukan Amin, Nurhani. 2011. Optimasi Sistem
pelatihan pembuatan lampu darurat sederhana Pencahayaan Dengan Memanfaatkan
telah dibuktikan secara statistik dapat menjawab Cahaya Alami (Studi Kasus Lab.
permasalahan dalam penelitian ini, sehingga Elektronika Dan Mikroprosessor Untad
hipotesis (Ho) di tolak. (Jurnal Nasional). Jurusan Teknik Elektro
UNTAD: Palu
KESIMPULAN DAN SARAN Anggereni, Santih. 2014. Menegembangkan
Dari hasil analisis data dan pembahasan Asesmen Kinerja Melalui Pembelajaran
yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
P a g e | 152
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 5 No. 2, September 2017 ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika

Berbasis Laboratorium. Makassar:


Alauddin University Press.

Ango L, Mary. 2002. Mastery of Science Precess


Skill and Their Effecrive Use in the
Teaching of Science: An Educology of
Science in Nigerian Context. International
journal of educology, volume 16, No. 1.

Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan


Perencanaan, Dan Evaluasi Riset
Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mastuhu, M. 2007. Sistem Pendidikan Nasional
Visioner. Tangerang: Lentera Hati.
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan
Keterampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar.
Jakarta: Giramedia.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar Dalam
CBSA. Jakarta: Rineka Cipta

Rustaman, Nuryani dkk. 2005. Strategi Belajar


Mengajar Biologi. Malang: Universitas
Negeri Malang.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu


dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

P a g e | 153

Anda mungkin juga menyukai