Anda di halaman 1dari 9

ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK Sehingga tidak saja melatih penderita cacat untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan tetapi juga


menangani lingkungan dan masyarakat agar integrasi penderita
Rehabilitasi berasal dari kata : dengan masyarakat dapat semaksimal mungkin.
RE, berarti “mengembalikan”
ABILITAS (ABILITY), berarti “kemampuan” Tujuan “REHABILITASI MEDIK” :
REHABILITASI, berarti “mengembalikan kemampuan” 1. Meniadakan kecacatan
2. Mengurangi kecacatan
Pada anak-anak, kata ini sebenarnya kurang cocok, karena sebelum 3. Melatih penderita dari sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup
alat/organ berfungsi dengan baik, perlu tumbuh dan berkembang. dan bekerja dengan apa yang tertinggal padanya dengan
semaksimal mungkin
Arti kata REHABILITASI pada ANAK adalah : 4. Menyesuaikan mental penderita untuk menghadapi kehidupan dari
Upaya agar anak dapat berkembang motorik dan mentalnya ketidakmampuannya
secara wajar sesuai dengan usianya 5. Menyadarkan keluarga dan lingkungannya agar dapat
menerimanya.
Kata lain adalah REVALIDASI
Upaya mengembalikan agar berguna / membuat berguna kembali Anggota tim Rehabilitasi Medik :
1. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Jadi “REHABILITASI MEDIK” dapat didefinisikan sebagai :  Berfungsi sebagai koordinator dan bertanggung jawab
terhadap pasiennya
Serangkaian upaya terkoordinasi yang bersifat medik,  Memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan
sosial, edukasional dan vokasional untuk melatih menegakkan diagnosis rehabilitasi medik
seseorang ke arah tercapainya kemampuan fungsional  Menyusun program secara terpadu meliputi preventif,
dengan kemandirian semaksimal mungkin, sehingga kuratif dan rehabilitatif untuk kelainan muskuloskeletal,
kalau mungkin menjadikan mereka menjadi anggota neuromuskuler, sistem kognitif
masyarakat yang berguna.  Membuat resep untuk tindakan rehabilitasi medik
 Mendistribusikan pasien ke disiplin pelayanan dalam
Maksud “REHABILITASI MEDIK” : lingkungan RM dan/atau merujuk ke unit lain yang
dibutuhkan.
Merupakan serangkaian upaya medik yang ditujukan untuk  Melaksanakan reevaluasi pasien
mencegah terjadinya impairment, disability, handicap, atau jika  Mengirim kembali dan menyampaikan rencana
telah terjadi kecacatan maka upaya rehabilitasi medik diarahkan selanjutnya bila diperlukan kepada dokter pengirim
untuk meningkatkan kemampuan fungsional seseorang  Mengadakan penyuluhan rehabilitasi medik
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang masih ada/tersisa.

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 1


2. Perawat Rehabilitasi Medik  Tenaga kesehatan yang mengukur/membuat lensa untuk
 Mempunyai keahlian selain perawatan umum juga memperbaiki gangguan visus penglihatan
perawatan khusus problem rehabilitasi, seperti mencegah
komplikasi istirahat lama 8. Psikolog
 Menguatkan kembali kepada pasien kemampuan yang  Yang menangani masalah kejiwaan dan mental, antara
telah diajarkan saat terapi pasien dan keluarganya, supaya siap berpartisipasi penuh
dalam program rehabilitasi :
3. Fisioterapis o Evaluasi masalah psikososial
 Mempunyai keahlian dalam melatih dan memanfaatkan o Menerapkan program psikologi agar tercapai
sumber alam/fisik sebagai modalitas terapi seperti gerak, tingkat penyesuaian optimal dari pasien dan
suhu, air, sinar, listrik, dll keluarganya.
 Target utama : menilai dan melatih mobilisasi
 Menekankan kemampuan gerak kasar 9. Pekerja Sosial Medis
 Membantu penderita dalam masalah sosial untuk kembali
4. Okupasi Terapis ke posisi semula / posisi yang sesuai dengan kemampuan
 Tenaga kesehatan yang melatih dan menangani masalah yang masih ada.
kemampuan individu untuk dapat melaksanakan kegiatan  Sebagai penghubung antara pasien dan badan sosial lain
sehari-hari (activities of daily living), seperti berpakaian,
higiene, mandi, makan Fungsi RM di Rumah Sakit SANGAT PERLU
 Menekankan kemampuan gerak yang benar Seperti yang dianjurkan WHO bahwa rangkaian tindakan dan
usaha-usaha penanganan keseluruhan dilaksanakan secara
5. Terapi Wicara komprehensif, yaitu : upaya preventif, upaya promotif, upaya
 Tenaga kesehatan yang melatih dan menangani masalah kuratif dan upaya rehabilitatif (perawatan secara total)
kemampuan bicara dan komunikasi
Sudah lama disadari bahwa tindakan kuratif saja tidak lagi
6. Ortotis – Protetis sesuai dengan upaya penanganan komprehensif sehingga RS
 Mengevaluasi, mendesain, membuat dan mengepas : dituntut untuk menerapkan pendekatan upaya pelayanan
o Alat penunjang untuk menambah stabilitas atau medik komprehensif dengan mempersiapkan pasien untuk
dapat kembali ke masyarakat dengan menggunakan kemapuan
membantu fungsi otot dalam gerak (lokomotor),
yang masih tersisa.
mencegah deformitas lebih lanjut
o Alat pengganti bagian tubuh yang hilang (protesa) Untuk itu memerlukan penanganan dan tindakan secara tim (tim
rehabilitasi medik + unit lain), sehingga pasien mendapatkan
7. Optisian penanganan lebih cepat untukmencegah terjadinya kelainan,

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 2


ketidakmampuan dan ketunaan. Rehabilitasi dilakukan setelah
risiko kematian dapat dihindarkan.
Pelayanan RM semi spesialistik
WHO dan DEPKES menganjurkan agar di tiap RS ada fasilitas 1. Sistem Muskuloskeletal
RM sendiri, karena : 2. Neuromuskuler
 Terbukti dapat meningkatkan mutu pelayanan RS 3. Kardiovaskuler
 Memperpendek rata-rata hari rawat 4. Respirasi
 Kecacatan sekunder dapat dihindarkan 5. Pediatri
Pada akhirnya pasien dapat kembali ke keluarga dan lingkungannya, 6. Geriatri
dengan kesiapan mental yang memadai. Sedangkan lingkungan dan 7. Cedera olah raga
keluarganya juga dapat menerima kembali, seperti fungsi RM itu sendiri,
a.l : pemulihan kondisi fisik, pemulihan kondisi psikologik, latihan
provokasional (kepercayaan diri), resosialisasi.

Fungsi RM di RS :
 Memberikan pelayanan rehabilitasi langsung kepada penderita
 Sebagai tempat rujukan RM penderita cacat
 Tempat pendidikan petugas RM, dan juga tempat penelitian dan
pengembangan di bidang RM
 Kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam rangka
terlaksananya pelayanan RM yang bermutu dengan cakupan yang
lebih luas

Sedangkan kaitannya dengan unit lain :


Unit RM mendapat konsul dari hampir semua unit. Sehingga
untuk penanganan pasien secara komprehensif perlu kerjasama
yang baik dengan unit lain karena ada kemungkinan terjadi rawat
gabung. Sementara itu unit RM menentukan diagnosis
fungsional dan membuat program latihan serta mengevaluasi
hasil-hasilnya.

Fungsi RM di desa (unit kesehatan bersumber daya manusia) :


 Aktif pada kegiatan pembinaan posyandu / bina karang balita di
mana dapat langsung dilihat dan ditemukan adanya gangguan
 Ikut berperan dalam kegiatan posyandu usila

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 3


Prinsip Rehabilitasi Medik :
 Mengusahakan agar pasien sedapat mungkin tidak tergantung
APLIKASI REHABILITASI MEDIK pada orang lain

Urutan keberhasilan :
Di Bagian NEUROLOGI : 1. Dapat berdikari (merawat diri sendiri) tanpa alat bantu
2. Dapat berdikari (merawat diri sendiri) tetapi dengan alat bantu
a. Kasus STROKE : (rekreasi)
3. Dapat ambulasi dan merawat dirinya, dengan/tanpa alat bantu
Masalah/Problem RM : 4. Untuk ambulasi perlu kursi roda
1. Kelainan neurologis fokal yang timbul 5. Hanya berbaring di tempat tidur
2. Klinis berupa hemiparese/hemiplegia, hemihipestesia, afasia,
disfagia, gangguan saraf kranial, neurogenic uninhibited bladder 4. Problem Fisik
disertai atau tidak dengan gangguan kesadaran.  Fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, pekerja sosial medik
Penanganan RM : 5. Problem Psikis
1. Stadium akut  Bawa ke psikolog
- Pengaturan posisi saat berbaring/duduk
- Manajemen uninhibited bladder, disfagia 6. Tahap-tahap pemulihan pasien STROKE :
- Nutrisi 1. Tahap I (1-21 hari)
2. Stadium Subakut Semua di atas, ditambah dengan :  Pasien meninggal 14 %, normal 13 %, sisanya cacat
- Terapi disfagia 2. Tahap II (21 hari – 6 bulan)
- Terapi wicara  Penelitian : perbaikan fungsi motorik masih dapat
- Latihan neurodevelopmental berkembang 2 tahun post stroke
- Terapi okupasi 3. Tahap III (lebih dari 6 bulan)
- Penggunaan ortosis bila perlu  Berlatih untuk mandiri dan mempertahankannya.
- Pencegahan komplikasi
3. Stadium lanjut :
- Resosialisasi dan terapi b. Kasus CEDERA MEDULA SPINALIS
Peranan Rehabilitasi : Problem RM :
 Rehabilitasi Medik 1. Defisit fungsional
 Rehabilitasi Sosial 2. Paraplegia
 Rehabilitasi kekaryaan  pekerjaan baru bagi yang normal 3. Parestesia pada ekstremitas bawah

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 4


4. Neurogenic bowel - Mencegah disrefleksia otonomik
5. Neurogenic bladder 3. Sistem genitourinaria :
6. Adaptasi keluarga dan pasien terhadap keadaan disabilitas - Pengelolaan neurogenic bladder
7. Masalah seksual - Kemoprofilaksi infeksi traktus urinarius
8. Situasi lingkungan pasien  apakah bisa untuk lewat kursi roda, 4. Sistem gastrointestinal :
ataukah diperlukan peralatan khusus - Penatalaksanaan typical reflexic neurogenic bowel
5. Sistem integumen :
Penatalaksanaan RM : - Pencegahan dekubitus dengan membalikkan badan setiap 2
1. Terapi fisik  mengatasi defisit mobilitas jam dan bagi pasien dengan kursi roda diajarkan untuk
- Penggunaan ortosis untuk stabilitas spinal menghilangkan tekanan setiap 15-30 menit dengan
- Latihan menggunakan kursi roda, penguatan otot ekstremitas menggunakan bantal
atas, keseimbangan posisi duduk dan toleransi terhadap latihan 6. Sistem muskuloskeletal :
fisik. - Mencegah spastisitas
- Latihan ROM ekstremitas bawah, mencegah kontraktur - Mencegah osifikasi heterotopik
ekstremitas bawah
2. Terapi okupasi :
- Penguatan ekstremitas atas untuk melakukan pekerjaan sehari-
hari Di Bagian BEDAH
- Berlatih menggunakan alat bantu
3. Terapi keperawatan : a. KASUS AMPUTASI TUNGKAI
- Monitor kondisi kulit, mencegah dekubitus
- Pengelolaan neurogenic bladder & bowel Amputasi ekstremitas merupakan tindakan penyelamatan/untuk
4. Penatalaksanaan oleh tim RM : menghilangkan rasa sakit yang amat sangat tetapi merupakan suatu
- Monitor kemajuan motorik dan sensorik tindakan yang meninggalkan kecacatan fisik dan emosional yang berat.
- Monitor kemajuan pengelolaan neurogenic bladder & bowel Sehingga , sebelum, selama dan sesudah tindakan amputasi, perlu
penanganan yang baik oleh tim RM sehingga pasien sudah siap mental
Penanganan cedera medula spinalis : untuk menghadapi kecacatannya, dengan pemakaian prothesa/alat ganti
Hal yang harus diperhatikan menurut sistem organ yang terkena : sehingga tangan dapat direstorasi.
1. Sistem pernapasan :
- Mencegah hipoksia  Pada waktu amputasi, konsul RM untuk menentukan panjang puntung
- Mencegah dan mengobati atelektasis yang ideal dari segi pemasangan protesa
- Toilet paru yang efektif
2. Sistem kardiovaskuler :  Masalah yang mungkin timbul :
- Mencegah hipotensi ortostatik  Nyeri (phantom pain)
- Mencegah trombosis vena dalam  Kontraktur
Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 5
 Gangguan jalan atau aktivitas lain - Setelah stump stabil, dibuat protesa yang tetap agar pasien dapat
 Gangguan kekaryaan bekerja kembali dengan kaki palsu
b. KASUS FRAKTUR
 Gangguan psikologi
 Komplikasi yang mungkin timbul pada penggunaan protesa   Masalah rehabilitasi :
nyeri, kerusakan kulit, edema  Edema pada lokasi fraktur
 Nyeri
 Penanganan secara RM :  Gangguan gerak
 Posisi yang benar selama istirahat mencegah kontraktur
 Latihan mobilisasi latihan gerak sendi, latihan penguatan otot  Penanganan RM :
 Perawatan puntung  Stadium dini :
 Mengurangi keluhan nyeri - Mulai aktivitas fisik
 Peresepan protesa  mengukur, membuat, memasang dan melatih - Elevasi bagian pasca fraktur
pasien menggunakan protesa - Terapi fisik : pemanasan, masase, latihan (ROM, penguatan
 Evaluasi penggunaan protesa otot, gerak trampil)
 Konseling psikologi  Stadium lanjut :
- Program stadium dini dilanjutkan
Contoh Kasus : - Terapi fisik : pemanasan, masase, latihan (ROM, latihan
Penderita inisial ST, 25 th, laki-laki, mengalami autoamputasi di sekitar okupasi)
pergelangan kaki kanan akibat KLL.  Pasca fraktur femur, pemasangan protesa :
Konsul RM  akan dilakukan amputasi, panjang stump yang ideal - Latihan ROM
ditinjau dari fungsi yang baik bila memakai protesa  amputasi pada - Latihan mobilisasi
setinggi 6 inch dari permukaan atas tibia. - Ambulasi dengan tripod
Dilakukan rehabilitasi pada hari ke-3 post-op, memakai kaki palsu
sementara dan exercise (Early Prosthetic Fitting)  Komplikasi yang mungkin timbul :
 Miositis osifikans  terjadi proses osifikasi pada jaringan lunak
Evaluasi rehabilitasi : sekitar tulang yang mengalami fraktur
- Hilangnya bagian anggota gerak bawah sebagian/seluruhnya  Atrofi
- Gangguan jalan, kekaryaan, psikologi  Sympathetic dystrophy reflex
Gejala nyeri, hiperestesia, gangguan vasomotor, dan perubahan
Terapi : distrofik pada kulit dan tulang dari ekstremitas yang mengalami
- Buatkan kaki palsu (temporary prostetic) fraktur
- Latihan menguatkan otot, gerakan sendi, latihan jalan  Volksman’s contractur
- Perawatan puntung, stump bandage Otot fleksor lengan bawah memendek dengan jari-jari
- Posisi yang benar selama istirahat berkontraksi. Hal ini akibat fraktur suprakondilus humeri yang
Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 6
menyebabkan pembengkakan pada kompartemen osteofasia
sehingga otot-otot dan saraf di daerah tersebut mengalami iskemia. Di Bagian PENYAKIT ANAK
c. KASUS LUKA BAKAR :
a. KASUS CEREBRAL PALSY :
 Masalah Rehabilitasi :
 Nyeri  Masalah/Problem RM :
 Risiko infeksi  Mobilitas
 Masalah neuromuskular  Okupasi
 Neuropati perifer generalisata, neuropati regangan, sekuele  Komunikasi
neuropati yang terinduksi secara elektris  Psikososial dan vokasional
 Masalah muskuloskeletal
 Osifikasi heterotopik, risiko kontraktur, tendinitis kalsifikasi  Penatalaksanaan RM :
 Masalah psikologi dan sosial  Intervensi dini :
- Interaksi keluarga dengan pasien dan lingkungan yang sesuai
 Penatalaksanaan RM : - Orangtua perlu diberikan pengertian tentang :
 Penanganan nyeri  Keadaan anak dengan lengkap
 Pencegahan infeksi  Dipersiapkan untuk memahami pemeriksaan, terapi dan
 Memungkinkan penyembuhan luka yang cepat pemeliharaan lanjutan
 Melindungi fungsi neuromuskuler dan muskuloskeletal  Perlu kerja sama orang tua dengan tim RM dan
- Pengaturan posisi  mencegah kontraktur dan edema menciptakan keadaan lingkungan yang menyenangkan
- Pembidaian  mencegah edema dan memelihara ROM  Perlunya latihan  mencegah cacat lebih lanjut,
- Latihan  mencegah edema, memelihara ROM, mencegah pendidikan khusus (SLB), kebutuhan fisik, emosional
kontraktur maupun sosial anak
- Hidroterapi  Terapi disfungsi motorik:
 Meminimalkan jaringan parut hipertropik - Latihan motorik
 Mencapai hasil kosmetik yang memuaskan - Splint dan ortosis  untuk memelihara ROM dan mencegah
 Konseling masalah psikologi deformitas
 Terapi wicara
 Terapi psikososial dan edukasional

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 7


POLIOMYELITIS 4. Menentukan kelainan penyerta, misalnya genu valgus, tibial
tortion
1. STADIUM AKUT – 0 s/d 2 mgg
 Klinis : febris, common cold, diare
 Tirah baring
 Positioning (sikap tubuh anatomis pasien)

2. STADIUM SUB AKUT – 2 s/d 6 mgg


 Latihan Pasif LUAS GERAK SENDI (LGS), perlahan-lahan
 Biasanya pada pasien post poliomyelitis adalah : monoparese,
pada ekstremitas inferior
Bila didiamkan saja bisa terjadi kontraktur, atrofi, dll. Sehingga
pasien pasti memakai orthosis (untuk menyangga anggota gerak)
supaya dapat berjalan.

3. STADIUM PENYEMBUHAN – 3 mgg s/d 6 bln


 DINI : (6 mgg – 3 bln)
o Mempertahankan Luas Gerak Sendi
o Mempertahankan kekuatan otot yang normal
o Menguatkan otot yang lemah  ditingkatkan latihan dari
pasif ke aktif
 LANJUT : (3bln – 2 tahun)
o Menentukan fungsi maksimal kekuatan otot
o Pemasangan orthosa  long leg brace (s/d hip), short leg
brace (s/d lutut)

Peranan Rehabilitasi Medik dalam Poliomyelitis :


1. Menentukan stadium poliomyelitis, jenis kelemahan dan
menentukan koreksi deformitas. Medical problem lain (misalnya
congenital cv)
2. Mempersiapkan pasien dalam pemakaian orthosa. Misal : pada
keadaan paha, persendian lutut, kelemahan otot, stabilitas dan
kekuatan otot.
3. Menentukan jenis orthosa yang dipakai

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 8


PEMERIKSAAN NEUROMUSKULER

1. Status Generalis
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda Vital
d. PF Umum  Sistematis organ terutama ekstremitas

2. Status Neurologis
a. Tanda Rangsang Meningeal :
Artritis
 Tanda kaku kuduk
 Brudzinsky I (Leher)
Tujuan dari Rehabilitasi Artritis :
 Brudzinsky II
 Lasseg 1. Memelihara dan memperbaiki jangkauan gerak
 Kernig 2. Mencegah deformitas
3. Membatasi ketidakmampuan
4. Melindungi sendi-sendi yang rentan
5. Mengurangi nyeri dan kekakuan
6. Menggunakan sendi dan otot secara efisien dan aman
7. Memperbaiki kekuatan pada otot tertentu
8. Memperbaiki daya tahan
9. Mengendalikan berat badan dan memelihara gizi yang sesuai

Menuju PPDS Rehabilitasi Medik Januari 2009, Caiyo !!!!!!!!!! 9

Anda mungkin juga menyukai