Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No.

1 ISSN:2355-6358
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SAQ (SPEED, AGILITY,
QUICKNESS) TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN
KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL FIM SQUAD
IKIP MATARAM TAHUN 2018

Soemardiawan1), Susi Yundarwati2)


1&2
Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, FPOK, IKIP Mataram
Email: Umanksoemardiawan84@gmail.com, susiyundarwati@ikipmataram.ac.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangan latihan SAQ ini pada atlet putsal Fim
Squad IKIP Mataram, Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu kurangnya kecepatan dan
kelincahan pemain Mogen saat melakukan serangan balik kepada lawan dalam bermain futsal,
sehingga perlunya latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness) untuk meningkatkan kecepatan dan
kelincahan untuk pemain FIM Squad saat bermain Futsal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya Pengembangan Model Latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness)
Terhadap Peningkatan Kecepatan Dan Kelincahan Pada Pemain Futsal FIM Squad IKIP Mataram
Tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode observasi, metode
dokumentasi dan metode tes perbuatan. Rancangan penelitian menggunakan pretest-posttest
design (tes awal dan tes akhir). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keseluruhan
pemain Mogen tahun 2018. Jumlah sampel pada penelitian yang dilakukan adalah 18 orang
pemain Futsal FIM Squad. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi bisa dijadikan
sampel. Analisa data statistik dengan taraf signifikan 5% untuk hasil tes kecepatan diperoleh nilai
t-hitung sebesar -4.026 dan t-tabel sebesar 1.740, berarti t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu -
4.026 > 1.740, maka hasilnya signifikan. Kemudian hasil uji t test kelincahan diperoleh nilai t-
hitung sebesar -9.038 dan t-tabel sebesar 1.740, berarti nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu -
9.038 > 1.740 maka hasilnya signifikan. Maka kesimpulannya adalah ”Ada Pengembangan Model
Latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness) Terhadap Peningkatan Kecepatan Dan Kelincahan Pada
Pemain Futsal FIM Squad IKIP Mataram Tahun 2018” diterima.

Kata Kunci: Pengembangan model Latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness), Kecepatan dan
Kelincahan.

PENDAHULUAN Dalam usaha pembentukan generasi muda yang


Pedagogi dalam olahraga mampu menjadi tulang punggung penerus
dideskripsikan sebagai bagian ilmu bangsa. Manusia pada hakikatnya menuju
keolahragaan dan sangat erat hubungannya manusia Indonesia yang sehat jasmani dan
dengan ilmu pendidikan. Posisi pedagogi rohani. Kondisi manusia Indonesia yang sehat
olahraga dlam ilmu keolahragaan dijelaskan, jasmani dan rohani ini baru dapat dicapai
permasalahan yang terkait perkembangan apabila manusia sadar dan mau melaksanakan
pedadogia olahraga, landasan falsafah, dan gerakan hidup sehat melalui pendidikan
lingkup batang tubuh pedagogia olahraga jasmani dan olahraga.
dkemukakan dan dibahas dalam tulisan ini. Asal mula olahraga Futsal muncul
Kesimpulan sebagai akhir dalam tulisan ini sekitar tahun 1930 di Montevideo, Uruguay
diberikan, (Mutohir, 2011:1). dan dikenalkan oleh pelatih sepak bola yang
Pedagogi olahraga (sport pedagogy) terkenal pada masa itu, yaitu bernama Juan
adalah sebuah disiplin ilmu keolahragaan yang Carlos Ceriani. Sebetulnya pada waktu itu
berpotensi untuk meintegrasikan subdisplin Ceriani tidak sengaja untuk menciptakan olah
ilmu keolahragaan lainnya untuk melandasi raga Futsal ini. Ceriani terilhami pada saat tim
semua praktik dalam bidang keolahragaan yang sepak bolanya ingin mengadakan latihan tetapi
mengandung maksud dan tujuan untuk cuaca tidak mendukung untuk mengadakan
mendidik, (Mutohir, 2011:6). suatu latihan (hujan).
Olahraga dapat membentuk manusia Ceriani mengambil keputusan untuk
yang sehat jasmani dan rohani serta memindahkan latihan sepak bolanya di dalam
mempunyai watak disiplin dan pada akhirnya suatu ruangan. Walaupun sering mengadakan
akan terbentuk manusia yang berkualitas. latihan yang berda di dalam ruangan, apa yang

32
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
dihaarapkan Ceriani dari anak asuhnya Berdasarkan observasi pada pemain
mempunyai keterampilan yang baik ternyata Futsal FIM Squad IKIP mataram yang ada di
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan Kota Mataram, masih banyak pemain yang
adanya hasil yang mengembirakan itu Ceriani kurang cepat dan lincah saat melakukan
mempunyai suatu gagasan untuk menciptakan serangan maupun saat bertahan. Pemain masih
olah raga yang ada di dalam ruangan dengan saja lamban saat melakukan serangan balik
jumlah pemain yang relative lebih sedikit yaitu kepada lawan, sehingga mereka kesulitan
lima orang pemain. Selain itu lapangannya juga memanfaatkan peluang untuk mencetak gol.
lebih kecil. Hal ini dibuktikan dari beberapa turnamen
Pemain futsal harus memiliki futsal yang telah diikuti oleh FIM Squad,
kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh kesalahan-kesalahan individual yang dilakukan
yang biasa disebut dengan general motor oleh pemain pada saat menyerang maupun
ability atau motor ability. Kondisi fisik dalam bertahan, mengakibatkan lawan dengan mudah
olahraga diartikan sebagai semua kemampuan membaca permainan dari FIM Squad
jasmani yang menentukan prestasi yang
realisasinya dilakukan melalui kesanggupan KARANGKA TEORITIK
pribadi (kemampuan atau motivasi) (Donie, 1. Pengertian Futsal
2009:112). Komponen kondisi fisik yang Futsal adalah permainan bola yang
dibutuhkan oleh atlet sepak bola adalah : daya dimainkan oleh dua regu dengan satu regunya
tahan kardiovaskuler (cardiovasculer sebanyak 5 orang. Tujuan permainan ini, sama
endurence), daya tahan otot (muscule dengan permainan sepak bola,yaitu
endurence), kekuatan otot (muscule strength), memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke
power, kelentukan (flexibility), komposisi gawang lawan. Lapangan Futsal
tubuh (body composition), kecepatan gerak dibatasi istilah Futsal garis. Setiap regu dalam
(speed of moment), kelincahan (agility), Futsal memiliki 5 orang pemain dan pemain
keseimbangan (balance), kecepatan reaksi cadangan. Jadi Istilah Futsal pada dasarnya
(reaction time), dan koordinasi (coordination) berasal dari Spanyol dan Portugis adalah
(Donie, 2009:115). singkatan dari bahasa Portugis”Fute de salao”
Dalam permainan futsal ini diperlukan bahasa Prancis “Futbol Salon” atau Bahasa
speed and game dikarenakan dibutuhakan Spanyol “Futbol Sala”, yang diterjemahkan
kecepatan dan kelincahan pemain sepak bola. secara harafiah berarti “sepak bola dalam
Jadi latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness) ruangan.
yang meliputi Kecepatan atau Speed adalah a. Passing / Mengoper/ Mengumpan
kerja cepat yang meliputi penekanan aktivitas Passing / mengoper / merupakan teknik
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Seperti dasar Futsal yang paling banyak digunakan
telah di kemukakan pada Kemenpora, sepanjang permainan Futsal, dibandingkan
(2009:85). dengan teknik dasar yang lain.
Bahwa peningkatan kecepatan adalah Kata ”pass” dapat diartikan sebagai
subjek dari semua faktor yang mempengaruhi, mempersembahkan, oleh sebab itu dalam
terutama aspek teknik dan faktor psikologi. melakukan passing, pemain harus
Prinsip latihan kecepatan pada intinya mempersembahkan (dalam kontek yang
menghindari perkembangan timbunnya asam baik dan enak) bola kepada rekan lain
laktat, yakni dengan memberi recovery yang dalam satu tim.
cukup di antara pengulangan. b. Tehnik Controlling / Mengomtrol
Disamping itu latihan kecepatan (Receiving).
seharusnya segera diakhiri ketika terjadi teknik dasar Futsal yang
perubahan teknik akibat kehabisan energy. menggambarkan kemampuan pemain saat
Kelincahan atau Agility adalah kemampuan menerima bola, baik itu menggunakan kaki
mengubah arah atau posisi badan secara cepat bagian bawah atau bisa juga menggunakan
dan melalukan gerakan yang lain. Quickness kaki bagian luar atau bagian dalam, yang
adalah kecepatan gerak aksi (tanpa stimulus), pada intinya dapat menghentikan bola yang
atau reaksi-aksi; reaksi optik-akustik-taktik bergulir dengan cepat dan baik, apabila
(seperti: gerak menendang, memukul, duduk menahan bola jauh dari kaki maka lawan
berdiri, tidur berdiri, gerak dengan berbagai akan dengan mudah merebut bola.
posisi; baik yang diawali dengan stimulus atau c. Tehnik Dribbling / Menggiring
tanpa stimulus). Dapat dilakukan dengan reaksi kemampuan pemain dalam menguasai
sederhana atau reaksi kompleks. bola, baik dengan berjalan, berlari, berbelok
maupun berputar tanpa dapat direbut oleh

33
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
lawan. Tujuan dari teknik dasar Futsal tiruan dari aslinya, mengatur bagian khusus
ini adalah untuk melewati lawan, suatu fenomena yang diamati atau diselidiki,
mengarahkan bola ke ruang kosong, teknik secara sistematis, terencana, terukur, sebagai
dasar menggiring bola merupakan teknik alat yang digunakan sebagai acuan dalam
yang penting dan mutlak harus dimiliki oleh proses pembelajaran representasi, atau
setiap pemain. deskripsi yang menjelaskan suatu objek,
d. Shooting/Menembak sistem, atau konsep, yang seringkali berupa
Shooting/Menembak adalah tendangan penyederhanaan atau idealisas, dan
ke arah gawang untuk menciptakan gol. menghasilkan suatu bahan dan mempahami
Teknik dasar Futsal ini mempunyai ciri model pembelajaran untuk meningkatkan
khas laju bola yang sangat cepat dan keras proses pembelajaran peserta didik.
serta sulit diantisipasi oleh lawan atau 4. Latihan SAQ
penjaga gawang. Namun demikian teknik Pengertian Latihan
shooting yang baik harus memadukan Istilah pelatihan berasal dari kata
antara kekuatan dan akurasi tembakan. dalam Bahasa inggris yang dapat mengandung
e. Tehnik Chipping/Melambung beberapa makna practice, exercises, dan
Teknik dasar bermain Futsal yang training. Pengertian latihan berasal dari
terakhir adalah Chipping. Chipping/ practice adalah aktivitas untuk mengingkatkan
Melambung adalah gerakan menendang / keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan
melambungkan bola dengan ujung kaki menggunakan berbagai peralatan sesuai
yang lebih mengutamakan akurasi dengan tujuan dan kebutuhan cabang
tendangan tanpa menggunakan kekuatan olahraganya.
dan kecepatan tendangan. Artinya, selama dalam kegiatan proses
berlatih melatih agar dapat menguasai
2. Pengembangan Model keterampilan gerak cabang olahrganya selalu
Penelitian dan pengembangan dibantu dengan menggunakan berbagai
(reseearch and development/R&D) menurut peralatan pendukng. (Mylsidayu dan
Borg and Gall dalam Sugiyono menyebutkan Kurniawan, 2015:47).
bahwa penelitian dan pengembangan Pengertian latihan yang berasal dari
merupakan metode penelitian yang digunakan kata exercise adalah perangkat utama dalam
untuk mengembangkan atau memvalidasi proses latihan harian untuk meningkatkan
produk-produk yang akan digunakan dalam kualitas fungsi organ tubuh manusia sehingga
pendidikan dan pembelajaran. Penelitian dan mempermudah atletdalam peyempurnaan
pengembangan dapat juga digunakan untuk gerakan.
menilai suatu produk dalam kegiatan belajar Sususnan materi latihan dalam satu
mengajar. Apakah produk tersebut dapat kali tatap muka berisi: (1)
digunakan dalam dunia pendidikan atau harus pembukaan/pengantar, (2) pemanasan
mendapat revisi untuk dapat digunakan, (warming up), (3) latihan Inti, (4) latihan
Sugiyono, (2008:9). tambahan, (suplemen), dan (5) cooling
down/penutup.
3. Model Latihan merupakan aktifitas olahraga
Bompa dalam Roesdiyanto dan yang sistematis dalam waktu yang lama,
Budiwanto menyatakan bahwa model adalah ditingkatkan secara progresif dan individual
suatu tiruan, suatu tiruan dari aslinya, mengatur yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi
bagian khusus suatu fenomena yang diamati psikologis dan fisiologis manusia untuk
atau diselidiki. Hal itu juga merupakan suatu mencapai sasaran yang ditentukan (Bompa,
jenis bayangan isomorphosa (sama dengan 2009: 10).
bentuk pertandingan), yang diamati melalui Berdasarkan pendapat pakar di atas
abstraksi, suatu proses mental membuat tentang pengertian latihan maka dapat diambil
generalisasi dari contoh konkrit. Selama suatu ringkasan bahwa latihan adalah proses
menciptakan suatu model, mengatur hipotesis yang sistematis, terencana, terukur, dan
adalah sangat penting untuk perubahan dan terpogram dengan prinsip latihan ilmiah
menghasilkan analisis. Roesdiyanto dan Setyo dalam upaya peningkatan dan penyempurnaan
Budiwanto, (2008:34). kemampuan fisik dan psikis untuk menerima
Berdasarkan pendapat-pendapat di beban dalam olahraga sehingga prestasi
atas, maka saya simpulkan dalam penelitian optimal dapat dicapai sesuai tujuan
dan pengembangan ini yang dimaksud dengan Jadi dapat disimpulkan bahwa metode
model adalah Menurut pendapat rencana suatu merupakan suatu cara atau strategi yang

34
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
berfungsi sebagai alat untuk menyajikan suatu berlari dengan zig-zag pada area yang sudah
keterampilan yang berguna untuk membantu disediakan.
seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan
kerjasama yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan prestasi yang di harapkan.
Latihan SAQ
Dalam hal ini, SAQ (Speed, Agility,
Quickness) yang meliputi Kecepatan atau
Speed adalah kerja cepat yang meliputi
penekanan aktivitas dalam waktu yang
sesingkat mungkin. Bahwa peningkatan
kecepatan adalah subjek dari semua faktor Gambar 1.1 Lari zig-zag (Kemenpora, 2009:
yang mempengaruhi, terutama aspek teknik 91).
dan faktor psikologi. Prinsip latihan kecepatan
pada intinya menghindari perkembangan c. Bentuk Latihan Quicknes
timbunnya asam laktat, yakni dengan memberi Quickness adalah kecepatan gerak
recovery yang cukup di antara pengulangan. aksi (tanpa stimulus), atau reaksi-aksi; reaksi
Disamping itu latihan kecepatan optic-akustik-tattik (seperti: gerak menendang,
seharusnya segera diakhiri ketika terjadi memukul, duduk berdiri, tidur berdiri, gerak
perubahan teknik akibat kehabisan energy. dengan berbagai posisi; baik yang diawali
Kelincahan atau Agility adalah kemampuan dengan stimulus atau tanpa stimulus). Dapat
mengubah arah atau posisi badan secara cepat dilakukan dengan reaksi sederhana atau reaksi
dan melalukan gerakan yang lain. kompleks (Kemenpora, 2009:93).
Quickness adalah kecepatan gerak Bentuk latihan quickness yaitu dengan
aksi (tanpa stimulus), atau reaksi-aksi; reaksi latihan lari dan kemudian melompat di atas box
optic-akustik-tattik (seperti: gerak menendang, yang disiapkan dalam bentuk estafet yang
memukul, duduk berdiri, tidur berdiri, gerak bertujuan untuk meningkatkan kecepatan gerak
dengan berbagai posisi; baik yang diawali dalam reaksi. Latihan ini dilakukan oleh
dengan stimulus atau tanpa stimulus). Dapat satu team dan dimana bentuk latihannya
dilakukan dengan reaksi sederhana atau reaksi sebagai berikut : Buatlah area latihan seluas 8 x
kompleks (Kemenpora, 2009:85). 6 meter benbentuk persegi panjang. Tempatkan
Bentuk Latihan SAQ kon kerucut sebanyak 4 biji pada sudut-sudut
Dalam melatih kecepatan dapat batas area.Kemudian letakkan masing-masing
melihat bentuk gerak “luar” yang berbeda, kotak kecil yang tingginya 60 cm pada sisi
tetapi dilakukan dengan “bentuk dalam” yang lebar area latihan.
sama, artinya : “harus dilakukan dengan Dengan aba-aba menggunakan pluit,
perintah ‘cepat’ dalam setiap gerakan”. Untuk perintahkan satu persatu pemain untuk berlari
mendapatkan kualitas kecepatan yang istimewa dengan cepat, kemudian berbelok ke arah
(SAQ) maka ada beberapa macam latihan kanan, disaat ada kotak kecil, maka pemain
sebagai berikut : harus melompat tanpa menyentuhnya,
a. Bentuk Latihan Kecepatan SpeedABC kemudian pemain berbelok kanan dengan
Run. berlari lagi, kemudian kembali melompat pada
Prinsip latihan untuk meningkatkan kotak kecil yang ada selanjutnya dan terahir
frekuensi langkah, contoh dengan the ABC run, berlari ke finish pada area yang sudah
dan meningkatkan panjang langkah, contoh : disediakan.
meningkatkan kekuatan maksimal dan
kekuatan kecepatan.
b. Bentuk Latihan Agility.
Bentuk latihan agility yaitu dengan
latihan lari zig-zag yang bertujuan untuk
meningkatkan kelincahan. Latihan ini
dilakukan oleh satu team dan dimana bentuk
latihannya sebagai berikut : Buatlah area
latihan seluas 30x20 meter. Tempatkan kon
kerucut sebanyak 7 biji dengan masing-masing
jarak 2-3 meter berbentuk persegi panjang
didalam area. Dengan aba-aba menggunakan Gambar 1. 2 Bentuk Latihan Quicknes
(Kemenpora, 2009: 94).
pluit, perintahkan satu persatu pemain untuk

35
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
kemampuan koordinasi dan kemampuan
5. Latihan Kecepatan mengatur gerakan (Roesdiyanto dan
Kecepatan adalah jarak tempuh per satuan Budiwanto, 2008:57).
waktu yang di ukur dalam menit atau skala
kuantitas; kecepatan adalah kemampuan METODE PENELITIAN
melakukan gerak dalam periode waktu yang Rancangan yang digunakan dalam
pendek (Roesdiyanto dan Budiwanto, penelitian ini adalah rancangan atau desain
2008:55). Kecepatan adalah kerja cepat yang dengan model eksperimen. Yang dimaksud
meliputi penekanan aktivitas dalam waktu yang dengan metode penelitian eksperimen adalah
sesingkat mungkin. Bahwa peningkatan suatu cara yang sistematis dan objektif untuk
kecepatan adalah subjek dari semua faktor mencari hubungan sebab akibat antara dua
yang mempengaruhi, terutama aspek teknik variabel atau lebih yang sengaja ditimbulkan
dan faktor psikologi. Prinsip latihan kecepatan oleh peneliti sebagai treatment dengan kontrol
pada intinya menghindari perkembangan secara ketat (Hulfian, 2014:9).
timbunnya asam laktat, yakni dengan memberi Jadi segala yang diteliti dalam
recovery yang cukup di antara pengulangan. penelitian ini dilakukan dengan sengaja.
Disamping itu latihan kecepatan seharusnya Dimana dalam hal ini para pemain diberikan
segera diakhiri ketika terjadi perubahan teknik latihan SAQ (Speed, Agility, Quickness) agar
akibat kehabisan energy (Kemenpora, kecepatan dan kelincahan pemain dapat
2009:85). meningkat. Semua dilakukan secara
Kecepatan adalah kemampuan untuk eksperimen.
menempuh jarak dengan cepat. Kemampuan
dalam bergerak cepat dalam garis lurus Populasi dan sampel
merupakan komponen yang tidak terpisahkan Populasi adalah wilayah generalisasi
dari sukses di berbagai olahraga. Garis lurus yang terdiri atas, obyek/subyek yang
dibagi menjadi tiga tahap: Akselerasi, mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
pencapaian kecepatan maksimal, dan yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
pemeliharaan kecepatan maksimal (Johansyah, dan kemudian ditarik kesimpulannya, Hulfian,
2013: 92). (2014:23).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan karekteristik yang dimiliki oleh populasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut (Hulfian, 2014:24). Jadi dari pendapat
kecepatan adalah keturunan, waktu reaksi, tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang
kemampuan mengatasi tahanan/beban, teknik, dimaksudkan dengan populasi dalam penelitian
konsentrasi dan power, dan elastisitas otot ini adalah keseluruhan pemain FIM Squad
(Roesdiyanto dan Budiwanto, 2008:55). IKIP Mataram berjumlah 18 orang.
Adapun rancangan penelitiannya
6. Kelincahan adalah menggunakan One group pretest–
Kelincahan adalah kemampuan posttest design. Dalam desain ini tidak ada
mengubah arah atau posisi badan secara cepat kelompok kontrol, dan subjek tidak
dan melalukan gerakan yang lain. (Roesdiyanto ditempatkan secara acak. Kelebihan desain ini
dan Budiwanto, 2008;57). adalah dilakukan pretest dan posttest sehingga
Menuru Johansyah (2013: 95) agility dapat diketahui dengan pasti perbedaan hasil
atau kelincahan adalah seperangkat akibat perlakuan yang diberikan
keterampilan kompleks perlambatan,
perubahan arah, dan reacceleration. T1 X T2
Kelincahan dipengaruhi oleh persepsi atlet dan
pengambilan kemampuan mengambil Gambar 1.3 Rancangan Penelitian
keputusan untuk dengan cepat mengubah arah (Maksum, 2009:49)
(young).
Keterangan :
Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan
Faktor-faktor yang menentukan T1 : Pretest / test awal kecepatan dan
kelincahan adalah kecepatan reaksi dan kelincahan.
kecepatan gerak, kemampuan beradabtasi dan X : Perlakuan yang diberikan yaitu
mengantisipasi, kemampuan ber-orientasi bentuk latihan SAQ.
terhadap masalah yang dihadapi, kemampuan
mengatur keseimbangan, kelenturan sendi, dan

36
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
T2 : Posttest / Test akhir kecepatan dan Tabel 1. 1 norma kecepatan lari 30 meter.
kelincahan.

Metode tes perbuatan yaitu dengan


melakukan tes terhadap sampel berupa tes awal
(pre-test) sebelum memberikan treatment
(perlakuan) dan melakukan pengukuran tes
akhir (post-test) atau pengukuran setelah
memberikan perlakuan (treatment) dan setelah
itu hasil dari pre-test dan post-test diolah
menggunakan rumus t-test. (Hulfian, 2014:54).
Untuk itu maka dugunakan rumus sebagai Tes Kelincahan dengan Lari Bolak-balik
berikut : (Shuttle run).
∑𝐷
𝑡= Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur
𝑁∙∑ 𝐷2 −(∑ 𝐷)2
√ (𝑁−1) sejauh mana kelincahan yang dimiliki oleh
Futsal FIM Squad IKIP Mataram tahun 2018.
Gambar 3.3 Rumus T test (Sugiyono dalam
Petunjuk Pelaksanaan
Hulfian, 2014:54)
1) Pada aba-aba “bersedia” atlet berdiri di
belakang garis tengah menghadap garis
Keterangan :
pertama.
D : Perbedaan setiap pasangan skor (pretest-
2) Pada aba-aba “siap” atlet lari dengan start
posttest)
berdiri.
N : Jumlah sampel
3) Dengan aba-aba “ya” atlet segera berlari
D2 : Selisih nilai pre-test, pos-test yang di
menuju ke garis pertama dan setelah kedua
kuadratkan.
kaki melewati garis pertama segera
Instrumen Penelitian Tes Kecepatan dengan
berbalik dan menuju ke garis tengah.
Lari 30 Meter.
4) Atlet berlari lagi dari garis tengah menuju
Tujua Tes ini bertujuan untuk mengukur
garis kedua dan kembali ke garis tengah,
kecepatan yang dimiliki oleh Futsal FIM Squad
dihitung satu kali.
IKIP Mataram tahun 2018.
5) Pelaksanaan lari dilakukan sampai empat
Petunjuk pelaksanaan :
kali bolak balik sehingga menempuh jarak
1) Atlet siap berdiri di belakang garis start.
40 meter.
2) Dengan aba-aba “siap”, atlet siap berlari
6) Setelah melewati finish di garis tengah,
dengan start berdiri.
pencatat waktu dihentikan.
3) Dengan aba-aba “ya”, atlet berlari secepat-
7) Catatan waktu untuk menentukan norma
cepatnya dengan menempuh jarak 30
kelincahan dihitung sampai persepuluh
meter sampai melewati garis akhir.
detik (0,1 detik) atau perseratus detik (0,01
4) Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba
detik).
“ya”.
5) Pencatatan waktu dilakukan sampai
dengan persepuluh detik (0,1 detik), bila
memungkinkan dicatat sampai dengan
persatuan detik (0,01).
6) Tes dilakukan dua kali. Pelari melakukan
tes berikutnya setelah berselang minimal
satu pelari. Kecepatan lari yang terbaik
yang dihitung.
7) Atlet dinyatakan gagal apabila melewati
atau menyeberang lintasan lainnya. Gambar 1. 4 Tes Kelincahan

37
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
Tabel 1.2 Norma Kelincahan Tabel 1.4 Tes Kelincahan

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil ujicoba efektifitas
lapangan subjek jumlah 18 0rang. Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokkan
data berdasarkan variabel atau jenis responden,
mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang Keterangan:
diteliti, melakukan perhitungan untuk XI = (Pre-test) kelincahan
menjawab rumusan masalah, dan melakukan XII = (Post-test) kelincahan.
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah D = XII-XI
diajukan. N = 18
Tabel 1.3 Tes Kecepatan

Mendistribusikan data kedalam rumus


Pada langkah ini data hasil tes dari kecepatan
yang sudah tercantum dalam tabel di atas
kemudian dimasukkan kedalam rumus “t-test”
sebagai berikut :
∑𝐷
𝑡=
𝑁.∑ 𝐷2 −(∑ 𝐷)2
√ (𝑁−1)
−7,37
=
18.3,2−0,07
√ (18−1)
−7,37
𝑡=
57,53
√ 17
−7,37
𝑡=
√3,39
−7,37
𝑡=
1,83

𝑡 = -4,026
Keterangan: Pada langkah ini data hasil tes dari kelincahan
XI = (Pre-test) kecepatan yang sudah tercantum dalam tabel di atas
XII = (Post-test) kecepatan. kemudian dimasukkan kedalam rumus “t-test”
D = XII-XI sebagai berikut :
N = 18 ∑𝐷
𝑡=
𝑁.∑ 𝐷2 −(∑ 𝐷)2
√ (𝑁−1)

38
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
−7,32 Sesuai dengan hasil analisis data
𝑡= pengujian hipotesis yakni Latihan SAQ (Speed,
18.3,59−53,57
√ (18−1) Agility, Quickness) secara signifikan dapat
−7,32 meningkatkan kecepatan dan kelincahan pada
𝑡= Pemain futsal FIM Squad IKIP Mataram Tahun
11,05
√ 2018, yang dimana hasil pengujian hipotesis
17
−7,32 diterima kebenarannya. Hal ini berarti bahwa
𝑡= ada Pengaruh Latihan SAQ (Speed, Agility,
√0,65 Quickness) terhadap Peningkatan Kecepatan
−7,32 dan Kelincahan pada Pemain futsal FIM Squad
𝑡=
0,81 IKIP Mataram Tahun 2018.
Semua itu dapat dijelaskan bahwa
𝑡 = - 9,038 selama penelitian, peneliti memberikan berupa
Menguji nilai t latihan SAQ sebanyak 3 kali dalam seminggu
Dari hasil analisis data Pengembangan atau sebanyak 18 kali pertemuan yang
Model Latihan SAQ (Speed, Agility, terhitung dari tanggal 15 Januari 2018 sampai
Quickness) Terhadap Peningkatan Kecepatan dengan 27 Februari 2018 untuk perlakuanya,
Dan Kelincahan Pada Pemain Futsal FIM dan 2 kali pertemuan untuk pengambilan data
Squad IKIP Mataram Tahun 2018. pree-test dan pengambilan data post-test .
Nilai thitung antara SAQ dengan X1 Sebelum dan sesudah perlakuan selama satu
(kecepatan) sebesar -4.026 nilai thitung antara X2 bulan lebih penelitian sesuai dengan
(kelincahan) sebesar -9.038 dan nilai thitung rekomendasi penelitian dari Fakultas
secara simultan antara Y dan X1, X2, menarik Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP
kesimpulan analisis tabel pada taraf signifikan Mataram menunjukan peningkatan yang
5% dengan jumlah sampel ( n – 1 ) yaitu 17 berarti.
sebesar 1.740. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai thitung antara SAQ dengan X1
Menarik kesimpulan (kecepatan) sebesar -4.026 nilai thitung antara X2
Jadi dari hasil penelitian X latihan (kelincahan) sebesar -9.038 dan nilai t hitung
SAQ dengan Y1 Kecepatan dan Y2 secara simultan antara Y dan X1, X2, menarik
Kelincahan diperoleh t hitung jauh lebih besar kesimpulan analisis tabel pada taraf signifikan
dari ttabel, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 5% dengan jumlah sampel ( n – 1 ) yaitu 17
“Ha” (diterima) maka penelitian ini signifikan sebesar 1.740, maka dalam penelitian ini
diterima. Oleh karena itu, hal ini dapat
PEMBAHASAN diartikan bahwa latihan SAQ ( Speed, Agility,
1. Maka dapat disimpulkan bahwa Ada Quickness ) memiliki pengaruh yang sangat
Pengembangan Model Latihan SAQ besar terhadap peningkatan kecepatan dan
(Speed, Agility, Quickness) Terhadap kelincahan pada pemain futsal FIM Squad IKIP
Peningkatan Kecepatan Pada Pemain Mataram tahun 2018.
Futsal FIM SQUAD IKIP Mataram Tahun
2018. dilihat dari t hitung > ttabel (-4.026 > DAFTAR PUSTAKA
1.740). Borg. W.R & Gall, M.D, Education Reseach
2. Maka dapat disimpulkan bahwa Ada An Introduction. New York: Longman.
Pengembangan Model Latihan SAQ 1983.
(Speed, Agility, Quickness) Terhadap Bompa, T.O. 1996.Theory and Methodology of
Peningkatan Kelincahan Pada Pemain Training.York University: Human
Futsal FIM SQUAD IKIP Mataram Tahun Kinetics.
2018. dilihat dari t hitung > ttabel (-9.038 > Bompa, T.O. 1999. Periodezation Theory and
1.740). Methodology of Training.York
Berdasarkan hasil pengolahan dan University: Human Kinetics.
analisis data terhadap hasil penelitian dengan Bompa, T.O. 2009. Periodezation Theory and
menggunakan analisis t-test terhadap hipotesis Methodology of Training.York
yang di ajukan dalam penelitian ini ternyata University: Human Kinetics.
teruji kebenarannya. Temuan-temuan dalam Cholik Mutohir, T. dan Lutan, Rusli.
penelitian ini seperti yang dikemukakan di atas Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
merupakan hasil analisis secara statistik yang Jakarta: Depdikbud, 2009.
akan peneliti kaji lebih lanjut. Dini Rosdiani, Model Pembelajaran Langsung
Dalam Pendidikan Jasmani dan

39
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No. 1 ISSN:2355-6358
Kesehatan,. Bandung:
Alfabeta,2012.
Hulfian, L. 2014. Penelitian Dikjas. Selong:
Garuda Ilmu.
Hulfian, L. 2014. Statistik Dikjas. Mataram:
GENIUS.
Hulfian, L. 2014. Kondisi Fisik Dan Tes
Pengukuran Dalam Olahraga.
Lembaga Penelitian dan Pendidikan
(LPP) Mandala.
Johansyah, L. 2013. Panduan Praktis
Penyusunan Program Latihan. Depok:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Kemenpora. 2009. MateriPelatihan Pelatih
Fisik Level II. Asdep Pengembangan
Tenaga dan Pembinaan Keolahragaan.
Kemenegpora. 2007. Pelatihan Pelatih Fisik
Level I. Asdep Pengembangan Tenaga
dan Pembinaan Keolahragaan Deputi
Bidang Peningkatan Prestasi dan
IPTEK Olahraga Kementrian Negara
Pemuda dan Olahraga.
Lubis, Johansyah . Panduan Praktis
Penyusunan Program
Latihan(Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013
Maksum, Ali. Metode Penelitian Dalam
Olahraga .Surabaya:Unesa
Mylsidayu dan Kurniawan. Kepelatihan
Olahraga. Jakarta : PT Persada, 2015.
Purnama, S. K. Kepelatihan Bulutangkis
Modern. Surakarta:Yuma
Presindo.2010.
Putra, Nusa. Research & Development. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Roesdiyanto dan Setyo Budiwanto. Dasar-
dasar Kepelatihan Olahraga. Malang:
Laboratorium Ilmu Keolahragaan-
Universitas Negeri Malang, 2008.
Soemardiawan. Latihan Bulutangkis. Mataram:
Garuda Jaya, 2015.
Sugiyono, Metode Penelitian, pendekatan
kuantitatif, kualitatif dan R&D
Bandung. Alfabeta, 2008.

40

Anda mungkin juga menyukai