Anda di halaman 1dari 6

PRODUKTIVITAS

DAN ALOKASI SUMBER DAYA

PRODUKTIVITAS
Hasil yangDiperoleh
Produktivi tas =
Satuan Waktu
Jml Jam − Orang yangDiperlukan
IP =
Jml Jam − Orang Standar

VARIABEL PRODUKTIVITAS
Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu
Kepenyeliaan, Perencanaan dan Koordinasi
Komposisi Kelompok Kerja
Kerja Lembur
Ukuran Besar Proyek
Kurva Pengalaman (Learning Curve)
Pekerjaan Langsung Versus Subkontraktor
Kepadatan Tenaga Kerja (23 – 28 m2/orang)

Produktivitas (Lanjutan)

Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja didasarkan pada


berbagai standar yang telah ada, berupa:
1.  Angka Produktivitas
Didasarkan pada pengalaman di lapangan, yang ditentukan
oleh masing-masing instansi atau perusahaan.
Contoh:
2.  Koefisien/Indeks Biaya Konstruksi
Didasarkan pada hasil penelitian melalui pengumpulan data
sekunder dari instansi/perusahaan dan data primer melalui
penelitian produktivitas pekerja di lapangan dan penelitian
laboratorium untuk menentukan komposisi bahan.
Contoh: BOW, SNI, HSPK/HSBD, dan standar lainnya.
Produktivitas Tenaga Kerja dapat dihitung dengan rumus:
Produktivitas/hari = 1/koefisien (indeks)
Produktivitas (Lanjutan)

Contoh berdasarkan BOW:


Untuk 1 m3 pasangan batu kali 1 semen portland : 4 pasir dalam
1 hari dari BOW untuk upah digunakan analisa G.32a dengan
komposisi tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1,200 tukang batu
0,120 kepala tukang
3,600 pekerja
0,180 mandor
Sehingga produktivitas masing-masing tenaga kerja adalah:
Tukang batu dalam sehari adalah = 1/1,200 = 0,83 m3
Kepala tukang dalam sehari adalah = 1/0,120 = 8,33 m3
Pekerja dalam sehari adalah = 1/3,600 = 0,28 m3
Mandor dalam sehari adalah = 1/0,180 = 5,56 m3

Kebutuhan Tenaga Kerja


Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan, maka perlu diketahui volume
pekerjaan yang dimaksud.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebuah pekerjaan,
diperoleh dari volume pekerjaan dibagi dengan angka
produktivitas atau volume pekerjaan dibagi 1/Koefisen atau
volume pekerjaan dikali koefisien masing-masing pekerja.
Contoh:
Jika volume pekerjaan pasangan batu kali tersebut di atas
adalah 10 m3, maka kebutuhan tenaga kerjanya adalah:
Tukang batu dalam sehari adalah = 10/0,83 = 12,05 ≈ 12 org
Kepala tukang dalam sehari adalah = 10/8,33 = 1,20 ≈ 1 org
Pekerja dalam sehari adalah = 10/0,28 = 35,71 ≈ 36 org
Mandor dalam sehari adalah = 10/5,56 = 1,80 ≈ 2 org
Kebutuhan Tenaga Kerja (Lanjutan)
Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja per hari, maka perlu
diketahui jadwal (durasi) yang telah direncanakan untuk
pekerjaan tersebut.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebuah pekerjaan per hari,
diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang diperlukan dibagi
dengan jadwal (durasi) pekerjaan yang bersangkutan.
Contoh:
Jika pekerjaan pasangan batu kali tersebut dijadwalkan 6 hari,
maka kebutuhan tenaga kerja per harinya adalah:
Tukang batu dalam sehari adalah = 12/6 = 2,00 ≈ 2 org
Kepala tukang dalam sehari adalah = 1/6 = 0,17 ≈ 1 org
Pekerja dalam sehari adalah = 36/6 = 6,00 ≈ 6 org
Mandor dalam sehari adalah = 2/6 = 0,33 ≈ 1 org

ALOKASI SUMBER DAYA TIDAK TERBATAS


Alokasi sumber daya tidak terbatas (unlimited resources
allocation) adalah alokasi sumber daya dimana tingkat
kemampuan penyediaan sumber daya dapat mencukupi
kebutuhan berapapun juga besarnya.
PEMERATAAN SUMBER DAYA (Leveling)
Dilakukan pada aktivitas yang memiliki float, tanpa merubah
kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Ti n g k a t k e b u t u h a n
sumber daya dari
waktu ke waktu akan
semakin baik, jika
jumlah kuadratnya
semakin kecil.
Alokasi sumber daya
pada Gambar (b) lebih
baik dari Gambar (a).
102 + 22 = 105 72 + 52 = 74
ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS
Tujuan alokasi sumber daya terbatas (limited resources
allocation) adalah mengatur aktivitas-aktivitas sedemikian rupa
sehingga tingkat kebutuhan sumber daya tidak melampaui tingkat
kemampuan penyediaannya.
PEMERATAAN SUMBER DAYA (Leveling)
Bila terdapat konflik (kebutuhan sumber daya melampaui
kemampuan penyediannya) antara aktivitas A dan B, maka antara
kedua aktivitas tersebut ditambahkan hubungan
ketergantungan, dimana satu aktivitas bergantung pada aktivitas
yang lain, yang berakibat pada bertambahnya waktu
penyelesaian proyek, sedemikian rupa sehingga tidak ada
aktivitas yang mengalami konflik.
Besarnya pertambahan waktu penyelesaian proyek:
IPDAB=EFA–LSB ; IPDAB=X> 0 " Waktu bertambah X
IPDAB=X< 0 " Tidak terjadi pertambahan waktu
IPDABminimum jika EFAminimum dan LSBmaksimum

ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS (Lanjutan)


LANGKAH ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS:
1. Menyusun jadwal dasar proyek dengan EF dan LS tiap-tiap
aktivitas.
2. Menentukan harga EFmin dan LSmaks dari aktivitas-aktivitas
yang mengalami konflik dan menambahkan hubungan
ketergantungan di antara kedua aktivitas yang bersangkutan.
3. Menyusun jaringan kerja yang baru dengan memperhatikan
pula tambahan hubungan ketergantungan seperti tersebut
dalam butir 2.
4. Menyusun jadwal baru berdasarkan jaringan kerja yang telah
disusun pada langkah 3 menurut jadwal dasarnya.
5. Jika masih terdapat aktivitas yang konflik, langkah pada butir 2
sampai 4 diulangi kembali sampai teratasi seluruhnya yang
berarti alokasi sumber daya terbatas ini telah mencapai hasil
yang optimum.
ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS (Lanjutan)
CONTOH (Batasan sumber daya 4):

Dari jadwal di atas terjadi konflik antara Aktivitas A dan B sebab


tingkat kebutuhan sumber daya melampaui jumlah maksimal
sumber daya yang ada (4). Dari kedua aktivitas tersebut dicari:
EFmin = EFB = 2 dan LSmaks = LSA = 3
Konflik di atas dapat diatasi dengan mendahulukan Aktivitas B
terhadap Aktivitas A karena:
IPDBA = EFB – LSA = 2 – 3 = -1

ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS (Lanjutan)

Dari jadwal di atas terjadi konflik baru antara Aktivitas A, C dan E.


Dari ketiga aktivitas tersebut diperoleh harga sebagai berikut:
EFmin = EFA = 4 dan LSmaks = LSE = 4
Sehingga :
IPDAE = EFA – LSE = 4 – 4 = 0
Jadi konflik di atas dapat diatasi dengan melaksanakan Aktivitas A
mendahului Aktivitas E, sedangkan waktu total penyelesaian proyek
masih belum bertambah.
ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS (Lanjutan)

Dari jadwal di atas dapat dilihat bahwa semua aktivitas telah kritis
sebab floatnya = 0, tetapi masih terjadi konflik antara Aktivitas C
dan E pada periode waktu ke lima. Dari kedua aktivitas C dan E
dapat dituliskan harga-harga sebagai berikut:
EFmin = EFC = 5 dan LSmaks = LSE = 4
Sehingga :
IPDCE = EFC – LSE = 5 – 4 = 1 ; > 0
Jadi konflik di atas dapat diatasi dengan melaksanakan Aktivitas C
mendahului Aktivitas E, sedangkan waktu total penyelesaian proyek
(IPD) bertambah dengan 1 periode waktu.

ALOKASI SUMBER DAYA TERBATAS (Lanjutan)

Dari jadwal di atas dapat dilihat bahwa sudah tidak terjadi lagi
konflik antara aktivitas, karena jumlah sumber daya pada setiap
periode waktu proyek tidak ada lagi yang melebihi 4 satuan sumber
daya .

Anda mungkin juga menyukai