Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.

1 Tahun 2015:19-25 ISSN 2477-6041

Pengaruh Penggunaan Katalis (Zeolit) Terhadap Kinetic Rate Tar


Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni (Switenia Macrophylla)

Dody Candra Kumara*, Widya Wijayanti, Denny Widhiyanuriyawan


Teknik Mesin Universitas Brawijaya Indonesia, MT Haryono, 167 – Malang (65145) –
Indonesia
E-mail: dodyck23@gmail.com

Abstract
This research was conducted to find out the influence of the use of a catalyst
(zeolite) against kinetic rate results of tar pyrolysis of sawdust mahogany. research
process undertaken experimentally with temperature 523K and 873K on the heating
rate 673 K/hour. pyrolysis is done for 3 hours with wood powder particle size 0,5 – 1
mm. before use activated zeolite in advance by means of heated at a temperature of
400 °c for 1 hour. the results showed the value of kinetic rate tar with zeolites greater
than without zeolites , where the value of the kinetic rate equation obtained i.e. 𝑘 =
185,49. 𝑒 −2779/𝑇 (heating rate 673 K/hour without zeolite) and 𝑘 = 93,037. 𝑒 −2034/𝑇
(heating rate 673 K/hour with zeolite). The results of the validation shows the value
addition in the calculation of the volume is already approaching the actual value.
Keywords : pyrolysis, zeolite, mahogany, heating rate, temperature, kinetic rate

PENDAHULUAN katalisator zeolit menghasilkan produk cair


Pirolisis merupakan salah satu teknologi berupa hidrokarbon dengan range C3 -C15.
yang telah dikembangkan untuk Selain itu Walendzie et al [6] juga
menghasilkan sumber energi alternatif. menemukan temperatur optimum pirolisis
Pirolisis disebut juga dengan termolisis yaitu sampah polyolefin yaitu 410 - 430°C
proses dekomposisi kimia bahan organik sedangkan pirolisis sampah polyolefin
melalui pemanasan tanpa atau sedikit O2 [1], dengan penambahan katalis memiliki
sehingga material mentah akan mengalami temperatur optimum berkisar 390°C.
pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Katalis yang dapat digunakan dalam
Termolisis adalah cara untuk memperoleh proses pirolisis bermacam-macam jenisnya
hidrokarbon yang merupakan dasar bahan dan dalam penelitian ini katalis yang
bakar. digunakan yaitu zeolit, dimana zeolit memiliki
Dalam proses pirolisis proses tingkat kefektifan yang tinggi. Zeolit
dekomposisi biomassa terpengaruhi oleh merupakan senyawa zat kimia alumino-silikat
beberapa faktor yaitu temperatur, heating berhidrat dengan kation natrium, kalium dan
rate, waktu tinggal, tekanan, ukuran partikel, barium. Secara umum, zeolit memiliki
kelembaban dan komposisi bahan. Selain itu molekular sruktur yang unik dimana atom
dalam proses dekomposisi juga bisa silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen
menambahkan suatu katalis yang bertujuan sehingga membentuk semacam jaringan
untuk mempercepat reaksi dekomposisi dan dengan pola yang teratur.
memperpendek rantai hidrokarbon panjang Zeolit dalam proses pirolis akan
sehingga mudah untuk di kondensasi menjadi memberikan perambatan suhu yang cepat
minyak pirolisis / tar [2]. dan stabil pada biomassa dikarenakan
Penelitian dengan menambahkan adanya kandungan alumina pada zeolit,
katalis telah dilakukan oleh beberapa peneliti sehingga dengan adanya proses tersebut
seperti Beltrame and Carniti [3] suhu akan memutus rangkaian struktur kimia
membandingkan berbagai macam katalisator pada biomassa. Proses pemecahan
yang digunakan dalam pirolisis polietilen. hidrokarbon terjadi dikarenakan adanya
Mereka menemukan bahwa katalisator zeolit peran struktur pori-pori pada zeolit. Karena
merupakan katalisator yang paling efektif, pori inilah yang berperan untuk memilah
kemudian Ishihara et al [4] melaporkan secara spesifik dalam menyerap molekul
bahwa pirolisis polietilen menggunakan tertentu dan menolak molekul lainnya. Dalam
katalisator silika-alumina dapat kaitannya dengan sifat ini, zeolit yang banyak
memperpendek rantai polimer dan mengandung kation di dalam pori digunakan
meningkatkan cabang rantai dan Manos et al sebagai pemisah gas dimana molekul
[5] menemukan proses pirolisis dengan dibedakan berdasarkan interaksi elektrostatik

19
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015:19-25 ISSN 2477-6041

mereka dengan ion logam. Dengan demikian


𝐴 −𝐸𝑎⁄
zeolit dapat memisahkan molekul 𝑘= .𝑒 𝑅𝑇 (3)
𝛽
berdasarkan perbedaan ukuran, bentuk dan
polaritas [7].
Selain terjadi proses pemisahan molekul persamaan 3 dirubah ke bentuk logaritma
dalam zeolit, pada saat yang bersamaan menjadi persamaan garis lurus untuk
zeolit juga berperan sebagai penukar kation mendapatkan nilai energi aktivasi dan pre-
dimana proses ini akan terjadi pada exponential factor,
permukaan dan dalam pori zeolit. Zeolit akan −𝐸𝑎 1
merangsang molekul-molekul yang 𝑙𝑛𝑘 = + 𝑙𝑛𝐴 (4)
𝑅 𝑇
bermuatan pada gas produk pirolisis, mula- ↓ ↓ ↓ ↓
mula zeolit akan menarik proton dari gas 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑐
produk pirolisis akibat beda potensial. Gas
produk pirolisis memiliki potensial lebih positif
sedangkan zeolit lebih negatif, dimana METODE PENELITIAN
muatan negatif pada zeolit diakibatkan oleh Dalam peneltian ini dilakukan secara
kandungan aluminium. Dengan adanya eksperimental (experimental research) pada
perbedaan potensial tersebut proton pindah temperatur 523 K dan 873 K dengan heating
dari gas produk pirolisis ke zeolit sehingga rate 673 K/jam. Katalis yang digunakan yaitu
gas produk pirolisis kekurangan proton atau zeolit yang telah diaktivasi dengan perlakuan
kelebihan elektron. Sehingga molekul- heat treatment pada temperatur 400oC
molekul pada gas produk pirolisis akan selama 1 jam.
mudah pecah dan lebih aktif. Skema penelitian dapat dilihat pada
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan gambar 1 yang menjelaskan instalasi
untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap penelitian beserta keterangan alat-alat
perubahan volume dan seberapa besar nilai pirolisisnya.
kinetic rate tar, dimana persamaan yang
digunakan untuk mengetahui nilai kinetic rate
tar yaitu persamaan perubahan volume per
satuan waktu [8]

𝑑𝑉 𝑉−𝑉~
= 𝑘. 𝑓 [ ] (1)
𝑑𝑡 𝑉𝑜 −𝑉~

𝑑𝑉
dimana adalah fraksi perubahan Volume
𝑑𝑡
per satuan waktu (gr/menit), k adalah
konstanta laju penambahan volume tar, V
adalah volume tar setiap saat, V0 adalah
volume tar pada awal waktu dan V~ adalah
volume tar pada akhir proses. Selanjutnya,
dengan mengganti k yang similar dengan
persamaan Arrhenius maka k dapat
dinyatakan,
−𝐸𝑎⁄
𝑘 = 𝐴 .𝑒 𝑅𝑇 (2)
Gambar 1. Instalasi Penelitian
Dimana k adalah rate constant (menit-1),
Ea
adalah energi aktivasi (kJ/mol), R adalah Persiapan awal yang dilakukan sebelum
konstanta gas (8314 J K-1 mol-1), T adalah memulai proses pirolisis yaitu membersihkan
Temperatur (K), A adalah pre-exponential serbuk kayu mahoni (biomassa) dari kotoran
factor (menit -1) dan pada kondisi non- yang ikut terbawa dari tempat pengambilan
isothermal penelitian TGA pada heating rate serbuk, kemudian diayak untuk
β = dT/dt, maka persamaan 2 menjadi, menyeragamkan ukuran serbuk kayu mahoni

20
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015:19-25 ISSN 2477-6041

(biomassa) dengan range 0,5 - 1 mm. Untuk perhitungan nilai k seperti contoh
Selanjutnya serbuk kayu dikeringkan untuk juga dilakukan pada menit ke 3 s/d 180
mengurangi kadar air sampai <2%,setelah itu dengan interval 3 menit. Data nilai k yang
sebelum dilakukan proses pirolisis serbuk dihasilkan diubah menjadi ln k dan
kayu mahoni (biomassa) ditimbang dengan dihubungkan dengan nilai 1/T untuk
berat 200 gr. mendapatkan persamaan linear / garis lurus
Setelah langkah persiapan selesai yang identik dengan persamaan 4. Hubungan
dilakukan, serbuk kayu mahoni (biomassa) linear antara ln k dengan 1/T ditunjukkan
dimasukkan kedalam reaktor untuk pada Gambar 3.
selanjutnya dimasukkan kedalam furnace /
tungku pemanas. Gas N2 dialirkan kedalam
20 600
reactor sampai kadar O2 hilang hingga paling 550
18
tidak <2,1% dari volume reaktor. Setelah itu 500

Temperatur (Kelvin)
16
reaktor dipanaskan pada berbagai temperatur 450
14

Volume Tar (ml)


dan heating rate yang telah ditetapkan. Untuk 400
12 350
proses menggunakan zeolit, langkah proses
10 300
yang dilakukan sama dan menambahkan 250
8
zeolit yang telah diaktivasi sebanyak 100 gr 200
1 6
atau dari massa campuran kedalam reaktor 150
3 4 100
sebelum dilakukan proses pirolisis. Selama 2 50
dalam proses berlangsung, catat volume tar 0 0
yang terbentuk pada gelas ukur / wadah tar 0 30 60 90 120 150 180
per 3 menit selama waktu pirolisis 180 menit.

Waktu (menit)
HASIL DAN PEMBAHASAN V 523K Temperatur
Dari Gambar 2 dapat menghitung
konstanta laju penambahan volume tar
dengan temperatur akhir 523K dengan zeolit Gambar 2 grafik perubahan volume dan
pada menit 90, dimana garis grafik warna biru kenaikan temperatur pada temperatur 523K
menandakan kenaikan volume tar pada dengan zeolit
temperatur akhir 523 K. Untuk melihat jumlah
volume tar dapat ditarik garis horizontal 2
kearah kiri. pada gambar 2 menunjukkan
pada menit ke 90 didapatkan volume tar 1.5
sebesar 6 ml. Kemudian garis grafik warna 1
merah menandakan kenaikan temperatur
proses pirolisis, dimana untuk melihat besar 0.5
ln K

nilai temperatur dapat ditarik garis horizontal 0


kearah kanan. Pada gambar 2 menunjukkan
pada menit ke 90, besar nilai temperatur yaitu -0.50.0015 0.0017 0.0019 0.0021 0.0023
507K. -1 y = -14322x + 27.84
Dari data volume yang dihasilkan, 1/T [K-1]
konstanta laju penambahan volume tar -1.5
dihitung dengan persamaan 1.

𝑑𝑉 𝑉−𝑉~ Gambar 3 Kinetik rate pembentukan tar kayu


= 𝑘. 𝑓 [ ]
𝑑𝑡 𝑉𝑜 −𝑉~
mahoni di temperatur akhir 523K pada
6−4 6−18
heating rate 673 K/jam dengan zeolit
= 𝑘[ ]
3 6−18
Dari Gambar 3 didapatkan sebuah
k=1 menit-1 persamaan garis lurus y = -14322x + 27.84,

21
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015:19-25 ISSN 2477-6041

sehingga hasil perhitungan persamaan 4 perhitungan nilai k kembali dijadikan dijadikan


mendapatkan persamaan nilai kinetic rate ln k dan digambarkan ke grafik hubungan lnk
−14322⁄ dengan 1/T seperti terlihat pada tabel 3,
𝑘 = 1,232 𝑥 1012 . 𝑒 𝑇.
Dengan cara yang sama akan didapat Gambar 4 dan 5.
persamaan kinetic rate (k) untuk masing-
masing temperatur dan heating rate pada 2.5
Tabel 1 dan 2.
2
Tabel 1 Persamaan k untuk Temperatur
523K dan 873K dengan heating rate 673 1.5
K/jam tanpa zeolit

ln k
Heating rate 673 K/jam 1 y = -2779x + 5.223
Temperatur
tanpa zeolit
(K) 0.5
k (menit-1)
−11524⁄
523 𝑘 = 2,55 𝑥 1010 . 𝑒 𝑇 0
873 −2355⁄ 0 0.001 0.002 0.003
𝑘 = 309,82 .𝑒 𝑇
-0.5
1/T [K-1]
Tabel 2 Persamaan k untuk Temperatur
523K dan 873K dengan heating rate 673
K/jam dengan zeolit Gambar 4 Kinetik rate pembentukan tar pada
heating rate 673 K/jam tanpa zeolit
Heating rate 673 K/jam
Temperatur
dengan zeolit
(K)
k (menit-1) 2.5
−14322⁄
523 𝑘 = 1,232 𝑥 1012 . 𝑒 𝑇
−3280⁄ 2 y = -2034.x + 4.533
873 𝑘 = 342,41 . 𝑒 𝑇
1.5
ln k

Tabel 3 Nilai 1/T dan ln k untuk persamaan 1


kinetic rate (k) pada heating rate 673 K/jam
dengan zeolit maupun tanpa zeolit 0.5
Heating Heating
rate 673 rate 673 0
K/jam K/jam 0 0.001 0.002 0.003
Temp. 1/T tanpa dengan 1/T [K-1]
(K) zeolit zeolit

ln k ln k Gambar 5 Kinetik rate pembentukan tar pada


heating rate 673 K/jam dengan zeolit
523 0.001912 -0.37442 0.45568 Dari gambar 4 dan 5 didapat persamaan
873 0.001145 1.76005 2.07884 linear untuk:

Dari persamaan kinetic rate (k) masing-  Heating rate 673 K/jam tanpa zeolit
masing temperatur dan heating rate dengan y = - 2779 x + 5,223
zeolit maupun tanpa zeolit (tabel 1 dan 2)  Heating rate 673 K/jam dengan zeolit
dapat dihitung persamaan kinetic rate (k) y = - 2034 x +4,533
untuk proses pirolisis dengan zeolit maupun
tanpa zeolit, dengan cara memasukkan nilai Dari persamaan linear untuk proses
temperatur pada persamaan k. Hasil pirolisis dengan zeolit maupun tanpa zeolit,

22
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.6, No.1 Tahun 2015:19-25 ISSN 2477-6041

akan didapat persamaan kinetic rate (k), didapat dengan penambahan volume tar
energi aktivasi (Ea) dan pre-exponential pengujian, maka kita masukkan lagi ke
factor (A) seperti terlihat pada tabel 4. perhitungan awal, mulai menit ke 3 s/d 180
dengan interval 3 menit pada persamaan 1.
Tabel 4 Persamaan kinetic rate (k), nilai Ea
dan A 𝑉3 −0 𝑉 −18
= 93,037. 𝑒 −2034/𝑇 [ 3 ] (1)
3 0−18
Sehingga dengan perhitungan tersebut
didapat nilai perubahan volume tar dengan
cara perhitungan, yang mana jika
digambarkan pada grafik dapat dilihat pada
gambar 6 dan 7.
Dari gambar 6 dan 7 dapat dilihat
semakin tinggi temperatur, volume tar juga
mengalami peningkatan, dimana hal ini
terjadi karena adanya proses dekomposisi
atau pemutusan ikatan kimia pada biomassa.
Reaksi pertama yaitu reaksi primer
merupakan reaksi dekomposisi yang
menghasilkan produk berupa char1, tar1 dan
gas1. Reaksi ini berlangsung pada temperatur
250oC - 450oC dan reaksi kedua / tambahan
Selanjutnya dari persamaan kinetic rate yaitu reaksi sekunder, dimana hasil dari
(k) untuk proses pirolisis dengan zeolit reaksi ini yaitu sebagian dari tar1 menjadi
maupun tanpa zeolit akan didapatkan nilai k gas2, reaksi ini berlangsung pada temperatur
seperti terlihat pada Tabel 5. 450oC - 800oC, sehingga semakin banyak
gas dan tar yang terbentuk [9].
Tabel 5 Nilai k untuk proses pirolisis dengan untuk melihat besar pengaruh dari zeolit
zeolit maupun tanpa zeolit dapat dilihat dari waktu pembentukan tar,
dimana waktu pembentukan tar pada proses
pirolisis dengan menggunakan zeolit jauh
Heating rate Heating rate lebih cepat dibanding tanpa menggunakan
Temp. 673 K/jam 673 K/jam zeolit, selain itu nilai perubahan volume tar
(K) tanpa zeolit dengan zeolit secara perhitungan mendekati nilai volume
tar pengujian.
Nilai k (menit-1) Nilai k (menit-1)
523 0,9134 1,9039
873 7,6885 9,0531

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai


kinetic rate untuk proses pirolisis dengan
menggunakan zeolit lebih besar dari pada
proses tanpa zeolit, sehingga teori tentang
katalis untuk mempercepat proses
dekomposisi pada biomassa adalah benar.
Selanjutnya dilakukan pengecekan pada
perhitungan nilai kinetic rate dengan cara
membandingkan besar perubahan volume tar
secara hitungan dengan volume tar
pengujian.
Untuk memvalidasi penambahan
volume tar dengan persamaan nilai k yang

23
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 19-25 ISSN 2477-6041

80 80
70 70

Volume Tar (ml)


Volume Tar (ml)
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 30 60 90 120 150 180 0 30 60 90 120 150 180
Waktu (menit) (b) Waktu (menit)
V 523 K V perh. 523 K V 873 K V perh. 873 K

Gambar 6 Grafik penambahan volume tar pengujian dengan penambahan volume tar
hasil perhitungan persamaan kinetik pada temperatur 523K (a) dan 873K (b) heating
rate 673 K/jam tanpa zeolite

80 80
70 70
Volume Tar (ml)
Volume Tar (ml)

60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10
10
0
0
0 30 60 90 120150180
0 30 60 90 120 150 180
(b) Waktu (menit)
Waktu (menit)
V 523 K V perh. 523 K V 873 K V perh. 873 K

Gambar 7 Grafik penambahan volume tar pengujian dengan penambahan volume tar
hasil perhitungan persamaan kinetik pada temperatur 523K (a) dan 873K (b) heating
rate 673 K/jam dengan zeolit

KESIMPULAN volume tar hitungan mendekati nilai


Dari penelitian yang dilakukan dapat penambahan volume tar secara
diambil kesimpulan yaitu pengujian.
 Temperatur dan penggunaan katalis
(zeolit) mempunyai pengaruh yang besar DAFTAR PUSTAKA
dalam proses pirolisis, dimana semakin [1] Fatimah, Is. 2004. Pengaruh laju
tinggi temperatur maka volume tar pemanasan terhadap komposisi Biofuel
semakin meningkat dan nilai kinetic rate hasil pirolisis serbuk kayu. Jurnal
semakin besar, demikian pula dengan LOGIKA, vol 1, No. 1
pengaruh katalis (zeolit) pada proses [2] Danarto, Y.C., Budi Utomo, P., dan
pirolisis. Sasmita , F., 2010. Pirolisis Limbah
 Nilai kinetic rate tar pada proses pirolisis Serbuk Kayu dengan Katalisator Zeolit.
dengan menggunakan zeolit lebih besar Prosiding Seminar Nasional Teknik
dibanding tanpa zeolit dan setelah Kimia
dilakukan validasi nilai penambahan [3] Beltrame, P. and Carniti, P., 1989,
Catalytic Degradation of Polymer: Part II

24
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3 Tahun 2014: 19-25 ISSN 2477-6041

– Degradation of Polyethylene, Polym. [7] Fatimah, Is. 2013. Kinetika Kimia. Edisi
Deg. Stabil., 26, 209-220 pertama, penerbit Graha Ilmu. ISBN :
[4] Ishihara, Y., Nanbu, H., Saido, K., 978-979-756-919-8
Ikemura, T., and Takesue, T., 1992 [8] Slopiecka, Katarzyna., Bartoci, Pietro., &
“Mechanism for Gas Formation in Fantozzi, Francesco., 2011
Polyethylene Catalytic Decomposition” Thermogravimetric Analysis and Kinetic
Nihon Univ., Coll. Sci. Technology, dep. Study of Poplar Wood Pyrolysis :
Industrial Chemistry, Chiyoda-Ku, Tokyo University of Perugia
101, Japon, vol. 33, no.16, pp. 3482- [9] Tanoue, Ken-Iciro., Hinauchi, Tatsuya.,
3486. ISSN 0032-3861 OO, Thaung., Nishimura, Tatsuo.,
[5] Manos, G., Garforth, A., and Dwyer, J., Taniguchi, Miki., and Sasauchi, Ken-
2000, Catalyst Degradation of High Ichi., 2007 Modeling of heterogeneous
Density Polyethylene Over Different chemical reactions caused in pyrolysis of
Zeolite Structure, Ind. Eng.Chem. Res., biomass particles, Japan : Advanced
39, 1198 Powder Technol., Vol. 18, No. 6, pp.
[6] Walendzie, J. and Steininger, M., 2001, 825–84
Catal. Today, 65, 323

25

Anda mungkin juga menyukai