BAB II
RENCANA USAHA DAN KEGIATAN
A. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Rencana Kegiatan adalah “: UKL/UPL Pembangunan Pembangunan Masjid Raya Sofifi Oleh
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Provinsi Maluku Utara.
1. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Secara administrasi Pembangunan masjid Raya Sofifi Berada di Desa Balbar Kecamatan Oba
Utara Kota Tidore Kepulauan. Kota Tidore Kepulauan sebelumnya merupakan Ibukota
Halmahera Tengah, seiring dengan reformasi sistem pemerintahan di Indonesia maka, pada
tahun 2003 Tidore Kepulauan dimekarkan sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2003, yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003, dengan luas
wilayah 13.862,86 km2,dengan luas laut 4.746 dan luas daratan 9.116, 36 km 2, Secara
geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis 0⁰-20⁰
Lintang Utara dan pada posisi 127⁰- 127,45⁰ Bagian Timur.
Sebagimana pemantauan lokasi Pembangunan Masjid Raya sofifi berada pada kordinat
Lintang 000 44’23,33”U Bujur 1270 34’16,5’’T dengan batas wilayah studi sebagai berikut :
Sebelah utara : Berbatasan Dengan BPKP Maluku Utara
sebelah timur : Jalan Raya 40.
Sebelah selatan : Berbatas dengan Jalan Raya 40 dan RTH.
Sebelah Barat : berbatasan Dengan lahan masyarakat,
Gambar 2.3 Desain Detail Enginering (DDE) Pembangunan Masjid Raya Sofifi
5 | Rencana Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
10 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
11 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
12 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
13 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
kota dan pola ruang sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah disusun dalam
rencana.
c. Kebijakan Pemanfaatan Ruang
1. Kebijakan Pengembangan Wilayah
Dengan adanya Kota Sofifi Sebagai pusat administrasi (pemerintahan) Provinsi Maluku Utara
maka akan membawa dampak bagi perkembangan fisik dan kegiatan di Kota Tidore
kepulauan. Dengan demikian diperlukan pengembangan struktur tata ruang yang sesuai
dengan kondisi tersebut. Struktur Tata Ruang Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan pusat – pusat aktivitas ekonomi meliputi Pulau Tidore sebagai PKW,
Sofifi sebagai PKLW, Gita-Payahe sebagai PKL 1 dan seluruh ibukota kecamatan
sebagai Pusat Kegiatan Kecamatan (PKL 2).
b. Struktur jaringan transportasi meliputi pengembangan terminal angkutan darat di
Soasio dan Sofifi, Pengembangan perhubungan laut di Soasio dan Sofifi serta
pengembangan jaringan jalan regional yang meliputi pengembangan jaringan jalan
‘Trans Halmahera’ sebagai jalan arteri yang di dalam Kota Tidore Kepulauan
menghubungkan Sofifi, Loleo, Gita-Payahe dan Lifofa. Jaringan transportasi diarahkan
agar terminal dan atau sub terminal terletak berdekatan dengan pelabuhan. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pergerakan antar moda
2. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Berdasarkan pertimbangan diatas maka konsep pengembangan struktur tata ruang di Kota
Tidore Kepulauan dibedakan antara perkembangan di wilayah Pulau Tidore dan di
wilayah Pulau Halmahera.
Konsep pengembangan struktur ruang di wilayah Pulau Tidore Pertumbuhan di
Pulau Tidore berpusat pada pelabuhan dan menyebar, namun karena topografi
Pulau Tidore yang membatasi pertumbuhan karena kelerengannya, yang terjadi
adalah perkembangan memanjang mengikuti jaringan jalan dan tidak menyebar
secara radial. Perkembangan di Pulau Tidore membentuk pola pita (ribbon pattern).
Konsep struktur ruang di wilayah Pulau Halmahera
Pertumbuhan di wilayah Kota Tidore Kepulauan yang berada di bagian Pulau
Halmahera menunjukkan perkembangan yang relatif mirip, yaitu berpusat pada
14 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
15 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
16 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
17 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
18 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
ditimbulkan adalah Presepsi masyarakat, berbagai presepsi akan timbul baik positif
maupun negativ
B. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi kegiatan-kegiatan yang direncanakan terdiri atas :
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Pekerjaan Pembangunan Pembangunan Masjid Raya Sofifi, akan membutuhkan sejumlah
tenaga kerja secara bertahap sesuai kebutuhan proyek, lebih diutamakan memakai
tenaga kerja setempat. Dalam mobilisasi tenaga kerja tersebut, perlu diperhatikan
adanya perjanjian kerja yang jelas tentang hak dan kewajiban tenaga kerja yang
bersangkutan, terutama adanya ketentuan yang mengaturan setelah pekerjaan konstruksi
selesai (demobilisasi), sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dapat menimbulkan dampak kecemburuan sosial dengan
masuknya tenaga kerja dari luar wilayah sekitar yang juga dapat berlanjut ke gangguan
kamtibmas, dan meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat.
Tabel 2.1 Personil Tahap Konstruksi Masjid Raya Sofifi
Uraian mlah Sat Keahlian Keterangan
A onil Kantor
Kantor
1 9 org Teknis
Kantor
2 3 org dm & Logistik
Kantor
3 3 org Asisten
dor
4 3 org pala Pekerja
5ity 2 org Keamanan
Jumlah 20 org
B rja Lapangan
t1ing
om 5 org
ok 25 org
t / Slab 15 org
ngga 3 org
brikasi 5 org
2
om 6 org
ok 10 org
t / Slab 15 org
brikasi 9 org
n3 15 org
19 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
n4 Tanah 10 org
Jumlah118 org
Sumber : PT Anugerah Lahan Baru
20 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
3
2 ton Molen 0,3 m 6 Unit
3 ralatan Tukang Las - 1 Set
4 ralatan Tukang Listrik - 1 Set
5 ralatan Tukang Batu - 1 Set
6 ralatan Tukang Kayu - 1 Set
7 mpa Air - 2 Buah
8 amper 3 Ton 1 Unit
Table 2.2 Daftar Peralatan Saat Konstruksi
3. Pekerjaan Tanah (galian/timbunan)
Pekerjaan ini meliputi penggalian dan penimbunan tanah, serta pemadatan badan jalan masuk
yang bertujuan untuk memperbaiki tanah dasar. Berdasarkan kondisi topografi lokasi
Konstruksi Masjid Raya Sofifi semulanya adalah darah rawah, penggalian ditujukan untuk
menurunkan tingkat kemiringan lereng yang relatif tinggi pada bagian lahan tertentu,
selanjutnya dilakukan penimbunan pada bagian lain dengan cara pengurukan. Kegiatan
penyiapan tanah dasar juga dilakukan, yang merupakan proses pemadatan tanah setelah
dilakukan pengupasan lapisan atas, penggalian dan penimbunan serta pengurukan pada
bagian tertentu dari lahan rencana laluintas alat berat.
Pada pekerjaan timbunan tanah, ada metode – metode yang digunakan untuk mendapatkan
efektivitas dalam pengerjaannya dan kualitas yang bagus pada tanah timbunan. Tanah
yang digunakan untuk timbunan berupa tanah urugan (borrow) yang sudah memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan. Material yang digunakan untuk timbunan Masjid Raya sofifi
berasal dari quarry Kali Oba. Proses Pengangkutan quarry dari lokasi menuju ke lokasi
pembangunan masjid raya berjarak + 1Km dengan menggunakan mobil dump truck
berkapasitas 4 ton
1. Dewatering dan Pekerjaan Persiapan Lainnya
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan saat
melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan
dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang
sudah mongering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu
maupun beton dalam keadaan tergenang air.
Pembuatan papan nama proyek yang terbuat dari bahan Kayu Kaso, Multiplek, paku, dan
Banner (digital printing). Papan nama proyek ditempatkan di depan direksi kit, pintu
masuk lokasi, dan di ujung serta pangkal lokasi proyek.
Pembuatan administrasi laporan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan, progres
pencapaian, dan laporan lain) besrerta as built drawing sesuai pekerjaan yang telah
21 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
dikerjakan. Laporan dan gambar digunakan sebagai bukti progres kerja dan
diasistensikan/diperiksa oleh pengawas lapangan.
Pengadaan air, sanitasi, listrik di lokasi proyek sehingga mendukung pekerjaan menjadi
sesuai jadwal dan lancar.
Kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan,
gangguan stabilitas tanah (erosi permukaan dan longsor), sedimentasi di sekitar
lokasi Pekerjaan Pembangunan Pembangunan Masjid Raya Sofifi dan juga berdampak
pada gangguan kesehatan masyarakat .
2. Pekerjaan Konstruksi
Tahap Konstruksi Masjid Raya Sofifi dan Islamic Center Terdiri Dari :
- Pekerjaan Galian Lantai Basement
- Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
- Pekerjaan Pondasi Batu Kali
- Pekerjaan Pile Cap
- Pekerjaan Balok Sloof
- Pekerjaan Pelat Lantai
- Pekerjaan Kolom
- Pekerjaan Balok
- Pekerjaan Pelat Atap
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Kubah Masjid
Pada tahapan konstruksi terdapat beberapa dampak penting yang terjadi diantaranya:
1. Kemacetan lalu lintas
Pada Tahap Konstruksi tentunya memerlukan material dan bahan bangunan. Pengangkutan
bahan dan material bangunan dengan kendaraan berkapasitas besar, seperti truk
tentunya dapat mengganggu kelancaran lalu lintas ditambah dengan letak proyek
yang cukup dekat dari akses jalan poros provinsi. Hal ini akan menciptakan kondisi
yang rawan kecelakaan.
2. Fisik Kimia
- Penurunan Kualitas Udara
Debu-debu atau ceceran material dan bahan bangunan pada saat proses pengangkutan
dapat mengakibatkan penurunan kualitas udara, apalagi jika angin bertiup kencang .
Selain itu, gas buangan dari kendaraan akan memperburuk kualitas udara sekitar dan
22 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
dalam jumlah besar akan menyebabkan polusi udara yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seperti :
- Gangguan pernapasan
- Batuk, ataupun
- Gangguan penglihatan
3. Kesehatan Masyarakat
Tahap kontruksi proyek tentunya akan menyisakan tumpukan sampah. Tumpukan
sampah pada tahap kontruksi adalah berupa sampah anorganik seperti kaleng bekas,
karung semen, potongan besi, plastik, dan lain-lain. Sampah anorganik merupakan
jenis sampah yang sulit atau tidak dapat terurai oleh bakteri. Selain merusak
pandangan dan mengurangi estetika, penumpukan sampah ini juga akan menyebabkan
munculnya berbagai jenis agent atau sumber penyakit yang dapat menurunkan derajat
kesehatan di lingkungan sekitar.
4. Biologi
Pembangunan Masjid rayasofifi secara otomatis akan menyebabkan berkurangnya lahan
pertanian sekaligus area penghijauan yang berpengaruh terhadap kualitas udara
mengingat bahwa tumbuhan merupakan penghasil gas yang paling dibutuhkan manusia
dan hewan yaitu oksigen. Selain itu, berkurangnya lahan pepohonan juga akan
mengurangi absorbsi air ke dalam tanah sehingga kuantitas air tanah juga menurun.
5. Perbedaan Persepsi Masyarakat
Perbedaan asal-usul daerah menghasilkan keanekaragaman budaya dalam lingkungan
sosial. Perbedaan itu, menyebabkan kesulitan dalam menyamakan persepsi masyarakat
yang majemuk karena kebudayaan biasanya mempengaruhi karakter individu. Hal ini
juga akan memicu terjadinya konflik atau perpecahan perekrutan tenaga kerja
Konstruksi.
3. Tahap pasca konstruksi
Pada tahap pasca konstruksi terdiri atas :
1. Pemutusan Tenaga Kerja
Pekerjaan Pembangunan Masjid Raya akan memasuki fase akhir, dimana lama pekerjaan
di ikat dengan perjanjian (kontrak) selama kurang lebih 4 bulan. sejumlah tenaga
kerja secara bertahap akan berakhir masa kerja. Dalam demobilisasi tenaga kerja
tersebut, perlu diperhatikan adanya perjanjian kerja yang jelas tentang hak
23 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
dan kewajiban tenaga kerja yang bersangkutan, terutama adanya ketentuan yang
mengaturan setelah pekerjaan konstruksi selesai (demobilisasi), sehingga tidak
menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
2. Demobilisasi peralatan
Kegiatan ini merupakan proses pembersihan dari peralatan dan sisa-sisa bangunan di
sekitar areal proyek yang kemudian diikuti dengan pemutusan hubungan kerja
bagi para pekerja konstruksi. Pembersihan peralatan kerja dan sisa-sisa bangunan
dapat menimbulkan keadaan yang bersih, rapi dan akan mengakibatkan
kenyamanan, serta akan berdampak pada kesehatan lingkungan.
24 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Gambar 2.6 Bagan Alir Evaluasi Dampak Potensial Pada Tahap Prakonstruksi,Konstruksi dan Pasca Konstruksi
DAMPAK POTENSIAL
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Perizinan
Berkurangnya aliran runoff di DAMPAK PENTING
Sikap & Persepsi Masyarakat Berkurangnya aliran runoff di
sekitar lokasi proyek HIPOTETIK
Sosialisasi sekitar lokasi proyek
Sikap & Persepsi Masyarakat 4. Penataan Lahan TAHAP PRA KONSTRUKSI
I 4. Penataan Lahan
penurunan kualitas udara dan Perizinan
TAHAP KONSTRUKSI penurunan kualitas udara dan
kebisingan, Sikap & Persepsi Masyarakat
Penerimaan Tenaga Kerja kebisingan,
gangguan kesehatan Sosialisasi
Konstruksi gangguan kesehatan
peningkatan estetika dan Sikap & Persepsi Masyarakat
Sikap & Persepsi Masyarakat peningkatan estetika dan
kesempatan kerja
Kesempatan Kerja & Berusaha kesempatan kerja
5. Pembangunan Fasilitas TAHAP KONSTRUKSI
Mobilisasi Peralatan 5. Konstruksi Masjid Raya
gangguan stabilitas tanah (erosi Penerimaan Tenaga Kerja
Perubahan Kualitas Udara gangguan stabilitas tanah (erosi
permukaan, sedimentasi dan Konstruksi
Peningkatan Kebisingan permukaan, sedimentasi dan
longsor), Sikap & Persepsi Masyarakat
Gangguan Kesehatan longsor),
penurunan kualitas udara dan Kesempatan Kerja & Berusaha
Masyarakat penurunan kualitas udara dan
kebisingan 2. Mobilisasi Peralatan
IDE
IDE Gangguan Aksesibilitas kebisingan
gangguan kesehatan masyarakat EVA
EVA Perubahan Kualitas Udara
NTI
NTI Pekerjaan Tanah gangguan kesehatan masyarakat
gangguan Aksebilitas LUAS
LUAS Kebisingan
FIK
FIK Baku Mutu gangguan Aksebilitas
II Gangguan Kesehatan Masyarakat
ASI
ASI Lingkungan, Peraturan TAHAP PASCAKONSTRUSI DAM
DAM Pekerjaan Tanah TAHAP PASCAKONSTRUSI
DA
DA Pemerintah Nomor Demobilisasi Peralatan PAK
PAK Baku Mutu Demobilisasi Peralatan
MPA
MPA 41Tahun 1999 tentang Perubahan Kualitas udara POT
POT Lingkungan, Peraturan Perubahan Kualitas udara
K
K Pengendalian Pencemaran Peningkatan Kebisingan ENSI
ENSI Pemerintah Nomor 41Tahun Peningkatan Kebisingan
POT
POT Udara, dan Keputusan Gangguan Kesehatan Masyarakat AL
AL 1999 tentang Pengendalian Gangguan Kesehatan Masyarakat
ENSI
ENSI Menteri Negara Lingkungan Pelepasan Tenaga Kerja Pencemaran Udara, dan Pelepasan Tenaga Kerja
AL
AL Hidup RI Nomor Sikap & Persepsi Keputusan Menteri Negara Sikap & Persepsi
48/MENLH/11 /1996 tentang Kesempatan Kerja & Berusaha Lingkungan Hidup RI Nomor Kesempatan Kerja & Berusaha
Baku Tingkat Kebisingan Peningkatan Pengangguran
25 | R e n c a n a Usaha Kegiatan 48/MENLH/11 /1996 tentang Peningkatan Pengangguran
Baku Tingkat Kebisingan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
26 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Gambar 2.8 Peta Pengelolaan Dan Pemantauan Dampak Lingkungan Pembangunan Masjid Raya Sofifi
27 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan Baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
28 | R e n c a n a Usaha Kegiatan
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
Gambar 2.6 UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Layout perencanaan Pekerjaan Pembangunan Konstruksi Pengaman Pantai Tidore
D. DESKRIPSI KEGIATAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1. Mobilisasi / Demobilisasi Pekerjaan
1. Mobilisai dan demobilisasi pekerjaan yang didatangkan ke lokasi meliputi Alat
Berat, Bahan dan Material, Peralatan Pendukung, Pekerja, dan Tim Pelakasana
Pekerjaan.
A.2. Pengukuran, Mutual Check, dan Uitzet
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu akan dilaksanakan
pemeriksaan bersama (Mutual Check 0 %). Maksud Mutual Check ini adalah
peninjauan dan penyempurnaan gambar rencana serta volume pekerjaan sesuai
kondisi lapangan. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara
Mutual Check 0%, sedangkan hasil dari penyempurnaan gambar rencana dipakai
sebagai gambar pelaksanaan yang di pakai saat pelaksanaan.
2. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti tercantum
pada gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan kemudian oleh Direksi
Pekerjaan.
3. Menentukan patok-patok sementara dari kayu usuk atau bambu sebagai titik
uitzet, dipasang pada setiap jarak maksimum 25 m dan minimum 10 m pada
lokasi bangunan, dengan dicat warna merah serta diberi nomor patok. Patok-
patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang.
4. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa harus melaksanakan
pemeriksaan bersama (Mutual Check 100%). Dilaksanakan bersama antara Penyedia
Jasa, Direksi pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak. Pemeriksaan
bersama ini untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan atau
Gambar Purnabangun (As-built Drawing) untuk digunakan sebagai dasar perhitungan
volume pekerjaan yang dilaksanakan
5. Setelah pekerjaan selesai 100% gambar-gambar hasil pengukuran MC 0% (Gambar
Pelaksanaan) dan hasil pengukuran MC 100% (Gambar Purnabangun) masing-masing
dibuat dalam cetakan ukuran A3 dan A4 untuk set gambar. Selambat-lambatnya
gambar akan diberikan dalam 14 hari setelah dilaksanakannya Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak (pre construction meeting).
A.3. Pembersihan Lokasi/Medan Kerja
Setelah mobilisasi alat berat Excavator tiba di lokasi maka dapat dimulai pembersihan
lokasi. Pembersihan lokasi meliputi pembebasan lahan dari rumput dan pohon yang
sekiranya dapat menghambat jalannya pekerjaan. Pembersihan lokasi juga meliputi
perbaikan (pelebaran) jalan akses menuju lokasi Masjid Raya Sofifi dengan ketentuan
sesuai persetujuan kepala desa/pemimpin warga setempat. Tak lupa pembersihan
lokasi dari bangunan yang terdampak (penggusuran) merupakan kawasan/batas
pekerjaan.
A.4. Penyediaan Barak Kerja dan Direksi Kit
29 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Dalam pebuatan barak kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan sehingga akan
mampu menampung seluruh tenaga kerja. Demikian juga dengan gudang dibuat
dengan ukuran yang cukup untuk menampung material seperti semen. Barak dan
gudang ini dibuat dari dinding papan dan atap Seng, sedangkan khusus untuk
lantai gudang tidak diplester hanya disiapkan Balok untuk landasan penampungan
semen. Selain barak kerja dan gudang, kami juga akan membuat direksi keet
ditempatkan dekat dengan lokasi Proyek. Direksi keet bersifat kantor sementara
dengan lantai diplester. Direksi Keet dilengkapi dengan kamar mandi/WC, Ruang
Kantor, Kamar tidur untuk Direksi.
A.5. Dewatering
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan persiapan saat
melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air
dan dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton
bertulang sudah mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan
pasangan batu maupun beton dalam keadaan tergenang air.
A.6. Pekerjaan Persiapan Lainnya
Pembuatan papan nama proyek yang terbuat dari bahan Kayu Kaso,
Multiplek, paku, dan Banner (digital printing). Papan nama proyek ditempatkan di
depan direksi kit, pintu masuk lokasi, dan di ujung serta pangkal lokasi proyek.
Pembuatan administrasi laporan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan, progres
pencapaian, dan laporan lain) besrerta as built drawing sesuai pekerjaan yang telah
dikerjakan. Laporan dan gambar digunakan sebagai bukti progres kerja dan
diasistensikan/diperiksa oleh pengawas lapangan.
Pengadaan air, sanitasi, listrik di lokasi proyek sehingga mendukung
pekerjaan menjadi sesuai jadwal dan lancar.
A.7. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( SMK3 )
Dalam manajemen K3 akan diadakan hal-hal sebagai berikut :
3. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP).
4. Pembentukan tim safety
5. Penyiapan RK3K terdiri atas :
30 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
31 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
32 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
b. Metode Pelaksanaan
Proses pendahuluan adalah tiang pancang diletakkan pada titik lokasi pondasi dengan
jumlah sesuai gambar. Peletakkan dan pemindahan tiang pancang meggunakan alat
berat mobile crane / tower crane. Tiang pancang disusun dan diatur posisi tegak
(vertikal) sedemikian rupa sehingga hammer pada tower crane dapat sejajar lurus
dengan as tiang pancang.
Pemancangan dilakukan secara terus-menerus shingga didapatkan kedalaman yang
diinginkan sesuai spek dan gambar hingga semua
tingang pancang masuk kedalam tanah.
33 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
34 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Untuk tanah bekas galian yang masih dapat digunakan sebagai bahan timbunan di
angkut ke area stok pile menggunakan alat berat dan di bawa oleh dump truk.
Tanah galian yang tidak memenuhi spek untuk timbunan harus dibuang dengan
menggunakan dump truk ke lokasi disposal area.
Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan pasir agar
mempertahankan kepadatan muka tanah.
Jika kondisi dalam keadaan hujan atau terdapat muka air tanah yang lebih tinggi dari
elevai lantai basement, maka akan dilakukan pengurasan/dewatering sehingga
kepadatan tanah tidak terganggu.
35 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
36 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
37 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni yang berfungsi
menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
38 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan timbunan kembali dilakukan setelah beton pile cap telah mengeras
dan dinyatakan siap.
Pekerjaan timbunan dilakukan secara mekanis (alat berat) berupa excavator
backhoe dan dumpt truk.
Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai makan dilakukan proses pemdatan
menggunakan stamper.
F. PEKERJAAN BALOK SLOOF
F.1. Galian Tanah Biasa Manual
a. . Metode Pelaksanaan
Galian tanah biasa dilakukan dengan manual dan pelaksanaan dilakukan secara
berurutan dilakukan sesuai dengan spek teknis dan gambar yang telah di setujui
oleh Direksi.
Pekerjaan dimulai dengan pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk
menentukan letak pekerjaan yang akan dikerjakan.
Untuk tanah bekas galian yang masih dapat digunakan sebagai bahan timbunan
di angkut ke area stok pile menggunakan alat berat dan di bawa oleh dump
truk.
Tanah galian yang tidak memenuhi spek untuk timbunan harus dibuang dengan
menggunakan dump truk ke lokasi disposal area.
Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan pasir agar
mempertahankan kepadatan muka tanah.
F.2 Pemasangan Pembesian Balok Sloof
a. Metode Pelaksanaan
Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam negeri dengan
standar industri Indonesia (SNI).
Pembesian untuk tulangan sloof dirakit secara fabrikasi dan dirakit dilokasi (in-situ).
Pemasangan tulangan sloof menggunakan alat berat tower crene/mobile crece dan
dirapihkan dengan tenaga manual. Proses pembesian dilakukan secara berurutan
dan bertahap sesuai titik penempatan yang ada pada gambar Pengikatan rangkaian
tulangan menggunakan kawat barbendrat dengan minimal 2 (dua) kali putaran.
F.3. Pekerjaan Bekisting
a. Metode Pelaksanaan
Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan pada sisi galian.
39 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu pada setiap sudut-
sudut bekisting. Sehingga tak ada celah kebocoran saat proses pengecoran
Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan pengecoran beton.
Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 (dua) hari atau sesuai
dengan petunjuk dari direksi.
F.4. Pekerjaan Beton (K-275)
a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar- benar
sesuai dengan spek dan gambar.
Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai dan dinyatakan
siap untuk ke tahap selanjutnya.
Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan embesian selesai dan dinyatakan
siap untuk ke tahap selanjutnya.
Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja sesuai spek dan
gambar.
40 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
41 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
a. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar- benar sesuai
dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai dan dinyatakan
siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai dan dinyatakan
siap untuk ke tahap selanjutnya.
Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja sesuai spek
dan gambar.
42 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni yang berfungsi
menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan
H. PEKERJAAN KOLOM
H.1. Pemasangan Pembesian Kolom
a. Metode Pelaksanaan
Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam negeri dengan standar
industri Indonesia (SNI). Pembesian untuk tulangan kolom dirakit secara fabrikasi
dan dirakit dilokasi (in-situ). Pemasangan tulangan kolom menggunakan alat berat
tower crene/mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai titik penempatan yang
ada pada gambar. Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.
H.2. Pekerjaan Bekisting
a. Metode Pelaksanaan
Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di titik lokasi rencana kolom.
Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu pada setiap sudut-
sudut bekisting. Sehingga tak ada celah kebocoran saat proses pengecoran di setiap
sisi bekisting diberikan perkuatan support besi sebagai penahan agar tidak bocor.
Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan pengecoran beton.
Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 (dua)hari atau sesuai
dengan petunjuk dari direksi.
43 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
44 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni yang berfungsi
menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.
I. PEKERJAAN BALOK
I.1. Pemasangan Pembesian Balok
a. Metode Pelaksanaan
Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam negeri dengan standar
industri Indonesia (SNI). Pembesian untuk tulangan balok dirakit secara fabrikasi dan
dirakit dilokasi (in-situ). Pemasangan tulangan sloof menggunakan alat berat tower
crene /mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual. Proses pembesian
dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai titik penempatan yang ada pada
gambar. Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat dengan
minimal 2 (dua) kali putaran.
I.2. Pekerjaan Bekisting
a. Metode Pelaksanaan
Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di titik lokasi rencana balok.
Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu pada setiap sudut-
sudut bekisting. Sehingga tak ada celah kebocoran saat proses pengecoran di
setiap sisi bekisting diberikan perkuatan support besi sebagai penahan agar tidak
bocor.
Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan pengecoran beton.
45 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni yang berfungsi
menahan air agar kondisi beton tetap lembab. Penyiraman dilakukan menggunakan
pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.
J. PEKERJAAN PELAT ATAP
b. Metode Pelaksanaan
• Scavolding disusun sesuai kebutuhan pada titik titik penempatan sebelum
pemasangan bekisting dan dilakukan sesuai dan telah di setujui oleh direksi.
46 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan kolom, balok, dan plat lantai
pada lantai mezanin sudah selesai dan dinyatakan siap untuk ke tahap
selanjutnya.
J.2. Pemasangan Pembesian Plat Lantai
a. Metode Pelaksanaan
Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam negeri dengan
standar industri Indonesia (SNI). Pembesian untuk tulangan pelat atap dirakit
secara dilokasi (in- situ). Pemasangan tulangan pelat atap menggunakan alat
berat tower crene / mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual. Proses
pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai titik penempatan yang
ada pada gambar.
Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat dengan minimal
2 (dua) kali putaran.
Pekerjaan ini menggunakan media terpal atau pun karung goni yang berfungsi menahan air
agar kondisi beton tetap lembab.
47 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
48 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
49 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
50 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni yang berfungsi menahan
air agar kondisi beton tetap lembab.
Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
•Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan
51 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Setiap Bulan Kota Tidore Kepulauan
Bulan Curah Hujan Hari Hujan Hari Kering
2019 2019 2019
Januari 13 100 18
Februari 12 217 16
Maret 5 30 26
April 12 336 18
Mei 21 325 10
Juni 10 208 20
Juli 16 311 15
Agustus 21 350 10
Septembe
10 147 20
r
Oktober 5 91 26
November 11 122 19
Desember 11 110 20
Sumber: Balai Pusat Statistik Tidore Kepulauan 2019
Kondisi temperatur udara maksimum bulanan berkisar antara 28,4 – 31,1 oC dengan rata-
rata tahunan sebesar 30,6 oC. Temperatur udara minimum bulanan berkisar antara 23,6 –
24,4 oC dengan rata-rata tahunan sebesar 24,1oC. Sementara temperatur udara rata-rata
bulanan berkisar antara 26,7 - 27,2 oC dengan rata-rata tahunan sebesar 26,9 oC. Kondisi
kelembaban udara bulanan berkisar antara 78,1- 84,6% dengan rata-rata kelembaban
tahunan adalah sebesar 82,4%.
Rata-rata curah hujan tahunan di daerah studi tergolong tinggi, yakni 2.810 mm (>2000
mm/tahun), dengan jumlah hari hujan rata-rata 180 hari/tahun, dengan curah hujan
bulanan maksimum jatuh pada bulan Desember (2810 mm/bulan), dan sepanjang Tahun
tidak dijumpai bulan kering (<100 mm/bulan). Curah hujan bulanan minimum jatuh pada
bulan April (944 mm/bulan).
Menurut Klasifikasi iklim Ferguson (1951), iklim di kawasan ini termasuk tipe iklim A (daerah yang
basah dengan vegetasi hutan tropika), dengan perbandingan bulan kering (<60
mm/bulan) dan bulan basah (>100 mm/bulan) (Q) = 0,13%. Tipe iklim berdasarkan sistem
klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson (1951) dalam Handoko (1993) tergolong iklim basah
(B) dimana rataan bulan kering (Bk < 60 mm) sebanyak 2 bulan dan bulan basah (Bb > 100
mm) sebanyak 9 bulan dengan nilai Q sebesar 16 %. Klasifikasi Oldeman (1975) tergolong
52 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
zona
Kualitas Udara
Secara umum kondisi kualitas udara di wilayah studi berdasarkan beberapa pengukuran
dilapangan sekitar terhadap kualitas udara ambien, masih dibawah standar baku mutu
udara ambien (PP. No. 41 Tahun 1999).
Uraian setiap parameter kualitas udara ambien, dijelaskan sebagai berikut:
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) secara fisik adalah suatu komponen udara yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas
192 oC. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut di
dalam air. Karbon monoksida terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses berikut
(Fardiaz, 1992) :
- Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon.
- Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu
tinggi.
- Pada suhu tinggi, karbon monoksida terurai menjadi karbon monoksida dan Oksigen.
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida adalah salah satu dari kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang disebut
nitrogen oksida (NOx). Selain nitrik oksida (NO) pada kelompok gas tersebut yang
mempunyai sifat fisik tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen dioksida
mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau tajam (Fardiaz, 1992). Sifat fisik
nitrogen dioksida tersebut, di beberapa kota besar di Indonesia secara visual dijadikan
indikator bahwa kualitas udara sangat buruk.
Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida (SO2) adalah salah satu dari kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang disebut
sulfur oksida (SOx). Selain sulfur trioksida (SO3) pada kelompok gas tersebut yang
mempunyai sifat fisik tidak berwarna dan sifat kimia yang tidak reaktif, sulfur dioksida juga
secara fisik tidak berwarna tetapi memiliki karekteristik bau yang tajam dan tidak
terbakar di udara (Fardiaz, 1992). Selanjutnya, Fardiaz (1992) menulis bahwa kerusakan
tanaman oleh SO2 dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu konsentrasi SO2 dan waktu
kontak. Kerusakan tiba-tiba (akut) terjadi .jika terjadi kontak dengan SO2 pada konsentrasi
53 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
tinggi dalam waktu sebentar, dengan gejala beberapa bagian daun menjadi kering
dan mati, dan biasanya warnanya memucat. Kontak dengan SO2 pada konsentrasi
rendah dalam waktu lama menyebabkan kerusakan kronis, yang ditandai dengan
menguningnya warna daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan khlorofil.
Kerusakan akut pada tanaman disebabkan kemampuan tanaman untuk mengubah SO2
yang diabsorbsi menjadi H 2SO 4, kemudian menjadi sulfat. Garam-garam tersebut
terkumpul pada ujung atau tepi daun. Sulfat yang terbentuk pada daun berkumpul
dengan sulfat yang diabsorbsi melalui akar, dan jika akumulasi cukup tinggi, terjadi
gejala khronis yang disertai dengan gugurnya daun.
Tanaman bervariasi dari spesies ke spesies dalam sensitivitasnya terhadap kerusakan SO2.
Meskipun dalam satu spesies, terjadi perbedaan sensitivitas yang disebabkan oleh
kondisi lingkungan seperti suhu, air tanah, konsentrasi nutrien, dan sebagainya. SO2
mungkin juga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan yield tanaman
tanpa menyebabkan kerusakan yang terlihat dengan mata. Uap asam sulfat, yang
merupakan bentuk lain polusi SO2 juga dapat merusak tanaman. Bintik-bintik pada
daun dapat terjadi jika droplet asam kontak dengan daun yang telah basah karena
embun.
Polutan SO2 juga mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan. Fardiaz (1992) menulis
bahwa pada konsentrasi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk merusak
tanaman. Kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi sebesar 0.5 ppm,
sedangkan konsentrasi yang berpengaruh terhadap manusia dapat dilihat pada Tabel
2.2. Pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan.
Selanjutnya, Fardiaz(1992) melaporkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan
pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada konsentrasi 1-2ppm. SO2
dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan
penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan dan kardio
vaskular. Individu dengan gejala tersebut sangat sensitif
terhadap kontak dengan SO2 meskipun dengan konsentrasi y a n g r e l a ti f r e n d a h ,
misalnya 0.2ppm atau lebih.
54 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Tabel 2.4
Pengaruh SO2 Terhadap Manusia
Konsentrasi (ppm) Pengaruh
3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak dalam waktu lama
50-100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak dalam waktu singkat (30 menit)
400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat
Sumber: Kirk dan Othmer (1969) dalam Fardiaz (1992)
Partikulat/Debu
Sumber utama debu di atmosfer adalah tanah, kebakaran semak belukar, pembakaran rumah
tangga, kendaraan bermotor, proses industri dan debu organik dari bahan tanaman. Debu
atau TSP (total suspended particulate) dianggap sebagai partikel bahan padat yang terbagi
secara halus dengan ukuran berkisar dari 0,1 hingga 100 mikron (μ) dan yang
menjadi keprihatinan utama adalah debu yang dihasilkan oleh pengolahan atau
penanganan bahan padat dalam industri. Partikel-partikel debu yang kurang dari 10 μ
sangat memprihatinkan karena memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menembus ke
dalam paru-paru (1 μ = 0,001 milimeter). Partikel yang berukuran < 10 μ (mikron) disebut
PM10 (partikel sub 10 μ) dan Partikel yang berukuran < 10 μ (mikron) disebut PM 2,5
(Partikel-partikel sub 2,5 μ).
b. Kebisingan
Kebisingan umumnya ditimbulkan oleh aktifitas kendaraan maupun peralatan berat dari aktifitas
yang ada di sekitarnya. Hasil pengukuran pada beberapa wilayah studi dan sekitarnya
secara umum masih dibawah dan/atau memenuhi Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk
kawasan Pemerintahan dan Fasiltas Umum 60 dB (KepMenKes 1405/MenKes/SK/2002.
1.2. K o n d i s i t o p o g r a fi
Daerah Kota Tidore Kepulauan secara fisiografi dapat di bagi manjadi 2 bentukan utama
yaitu pada daerah Pulau Tidore dan Pulau Halmahera. Pulau Tidore memiliki satuan
bentukan asal gunungapi. Satuan ini memiliki kelerengan bervariasi mulai dari 2 % hingga
lebih dari 40%, hal ini sesuai dengan jenis bentukan asal Satuan vulkanik. Sedangkan untuk
Bagian ke dua wilayah Kota Tidore yang berada pada dartan Pulau Halmahera memiliki
karakteristik yang berbeda dengan Pulau Tidore. Satuan geomorfologi ini antara lain adalah
55 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
56 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Penyebaran dataran terdiri dari pulau – pulau vulkanis dan pulau karang dengan beraneka
ragam jenis tanaman yang dominan antara lain: Tanah kompleks,
Brown,Forestacil,Mediteran, Latosol, dan Renzina. Ciri tanah yang beraneka ragam ini dapat
di klasifikasikan karena adanya faktor – faktor perbedaan tinggi dan kemiringan pada
permukaan tanah atau lereng. Maka Daerah Kota Tid ore Kepulauan dapat di golongkan pada
enam klasifikasi konsepsi Wilayah Tanah Usaha (WTU), yaitu :
1. Wilayah Tanah Usaha I. A dan B dengan ketinggian 7 m sampai 25 m dari permukaan
laut dengan berlereng 3 % sampai 15 % biasa disebut dataran rendah sampai landai
merupakan Daerah yang paling sesuai untuk kegiatan penduduk berupa
permukiman, pertanian tanaman pangan maupun perkebunan.
2. Wilayah Tanah Usaha I. C dengan ketinggian 25 m sampai 100 m dari permukaan
laut, berlereng 15 % sampai 25 % untuk disebut landai. Wilayah ini menyediakan
tanah pertanian tanaman kering, tegalan, lading dan perkebunan. Komoditi yang
cocok di Daerah ini adalah kelapa, coklat, cengkeh, kelapa sawit dan pala.
3. Wilayah Tanah Usaha I. D dengan ketinggian 100m sampai 500m dari permukaan
laut berlereng 25% sampai 40% atau di sebut miring dan bergelombang. Wilayah ini
cocok untuk perkebunan seperti kopi, cokelat, cengkih, dan apel namun pada
daerah ini berpelukan usaha pencegahan erosi.
4. Wilayah Tanah Usaha II mempunyai ketinggian 500 m sampai 750 m dari
permukaan laut dengan berlereng agak curam dan berbukit-bukit Daerah
beriklim panas (tropis) dengan beriklim sedang, biasanya wilayah ini banyak hujan
dibandingkan dengan wilayah bawahannya, sehingga perlu diadakan usaha-usaha
pencegahan erosi.
5. Wilayah Tanah Usaha Terbatas II mempunyai ketinggian 750 m sampai 1.000 m.
Tanah ini tidak boleh digunakan dan sebaiknya ditetapkan sebagai kawasan hutan
lindung.
6. Wilayah Lindung mempunyai ketinggian diatas 1.000 m. Daerah ini merupakan
Daerah yang dilindungi atau kawasan hutan lindung
I.3. Jenis Tanah
Jenis Tanah Kota Tidore Kepulauan antara lain : Letosol, A Pedosol coklat kelabu, Pedosol
merah Kuning penjelasan sebagai berikut :
57 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
a. Tanah Letosol.
Jenis tanah ini mempunyai bahan induk yang berasal dari tuff vulkanis dan mempunyai 2
jenis yakni letosol Vulkanis yang terdapat di Kecamatan Oba dan Oba Utara
dengan luas masing 2.673 Ha dan 1.826 Ha
b. Tanah Aluvial
Jenis tanah ini terdapat di tanah datar dan terbentuk dari endapan sungai, yang terdiri
dari 2 jenis yaitu alluvial pantai yang pada umumnya terdapat di pesisir pantai
Kecamatan Oba dan Oba Utara dengan luas 4.730 Ha sedangkan Aluvial lembah
2.560 Ha.
c. Tanah Regosol
Jenis tanah ini adalah yang masih muda tanpa mengalami perkembangan.Struktur besar,
drainasenya agak cepat dan jenis tanah tersebut terdapat di Pulau Tidore dengan
luas 7.435 Ha.
d. Tanah Pedosol
Jenis tanah ini dikenal ada 2 macam yaitu pedosol merah kuning mempunyai bahan
induk metamorphosis dan pedosol kelabu yang berasal dari batu metamorphosis.
Daerah Kota Tidore Kepulauan memiliki jenis pedosol merah kuning yang terdapat
di Kecamatan Oba dengan luas 567,8 Ha.
e. Tanah Kompleks
Tanah kompleks ini merupakan tanah yang terdiri dari beberapa jenis tanah yang tidak
dapat dipisahkan sendiri-sendiri terdapat di Kecamatan Oba dan Oba Utara
dengan luas + 786,85 Ha. Jenis tanah ini mempunyai vegetasi intan.
I.4. Komponen Geofisik Kimia
Secara Geografis letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis : 0º -
20º LU hingga 0º - 50º LS 127010’ - 127045’Bujur Timur. Dilihat dari letak geografis tersebut,
Kota Tidore Kepulauan berada hampir di tengah – tengah wilayah Provinsi Maluku Utara
sehingga memiliki aksesibilitas yang hampir merata keseluruh kawasan propinsi.
Di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan, terdapat Pusat Pemerintahan Propinsi yang
terpusat di kelurahan Sofifi, sebagian besar sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan
Propinsi diarahkan pembangunannya di kawasan tersebut.
58 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Kedekatan dengan Kota Ternate di Pulau Ternate juga mempermudah aksesibilitas dari
Tidore ke Ternate yang terdapat sejumlah sentra jasa dan perdagangan serta pelabuhan dan
bandar udara yang memadai untuk pelayanan dalam skala Nasional. Dari dua kota yang
ada di Provinsi Maluku Utara, Kota Tidore Kepulauan merupakan Kota yang terluas, tetapi
konsentrasi penduduk tidak terlalu besar di wilayah Kota Tidore Kepulauan. Dengan
konsentrasi penduduk yang tidak terlalu besar saat ini, memungkinkan penerapan
percepatan pembangunan di Kota Tidore Kepulauan agar konsentrasi penduduk mengalami
kenaikan secara signifikan.
a. Kualitas Udara
Rencana pengembangunan Masjid Raya Sofifi di Kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara, akan
memberikan dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup terutama pada
parameter kualitas udara ambient. Untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan udara
ambien selama rencana pembangunan dan operasi Masjid Raya Sofifi berlangsung
diperlukan data kualitas udara ambien sebelum berlangsungnya rencana kegiatan
pembangunan Masjid Raya Sofifi sebagai Rona Awal. Parameter yang akan digunakan
sebagai acuan untuk kualitas udara ambien meliputi debu total (TSP), CO, NO2 dan SO2.
Lokasi pengukuran kualitas udara dilakukan pada dua lokasi yaitu pada tengah tapak
kegiatan pada koordinat Lintang 00044’23,33’’U Bujur 127034’16,5’’T dengan kode
pengambilan sampel PSTP, berikut adalah gambar pengambilan sampel tapak proyek.
59 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Pengambilan sampel udara ke dua dilakuakan pada Tapak II Jl Raya Pintu Masuk
Pembangunan Masjid Raya Sofifi dengan koordinat Lintang 00044’20,6’’U Bujur
127034’18,1’’T dengan kode pengambilan sampel PSLT berikut adalah gambar pengambilan
sampel Tapak II Jl Raya Pintu Masuk.
Gambar 2.31. Pengambilan Sampel Udara PSLT
Hasil pengukuran kualitas udara ambiean yang didapat pada dua lokasi kegiatan rencana
pembangunan Masjid Raya Sofif dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
60 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Tabel 2.6. Kualitas Udara Ambien di Rencana Lokasi Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Kode Sample
No Paramater Satuan *)Baku Mutu Ket
PSTP PSLT
1 Sulfur dioksida (SO2) µg/Nm3 127.56 184.82 900 MS
2 Nitrogen dioksida (NO2) µg/Nm3 89.43 119.72 400 MS
3 Karbon monoksida (CO) µg/Nm3 1984.68 2440.35 30.000 MS
4 Total Debu (TSP) µg/m3 18 22 230 MS
Keterangan :
Kode Sample : PSTP = Tapak Proyek
PSLT = Pemukiman Penduduk
MS : Memenuhi Standar
TMS : Tidak Memenuhi Standar
*) Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Thn 1999
Sumber : Data Primer
Dari Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi didapatkan hasil tingkat Total Debu PSTP 18
Microgram / meter cubic (µg/m 3) dan PSLT 22 µg/m3. Hal ini masih dibawah standar baku
mutu untuk daerah Kawasan Pemerintahan dan fasilitas Umum 230 µg/m3 sesuai dengan
baku mutu tingkat Total Debu yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No : 289/MENKES/SK/11/2002 (lampiran I).
b. Tingkat Kebisingan
Kegiatan pembangunan Masjid Raya Sofifidi kelurahan Sofifi akan menimbulkan bising.
Sehubungan dengan munculnya dampak tersebut diperlukan untuk mengukur kebisingan
pada rencana lokasi pembangunan kegiatan, pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada
dua titik yaitu tengah-tengah tapak proyek pada koordinat Lintang 00044’23,33’’U Bujur
127034’16,5’’T dengan kode pengambilan sampel PSTP Tapak II Jl Raya Pintu Masuk
Pembangunan Masjid Raya Sofifi dengan koordinat Lintang 00044’20,6’’U Bujur
127034’18,1’’T dengan kode pengambilan sampel PSLT. Hasil pengukuran tingkat kebisingan
dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini.
Tabel 2.7. Kebisngan Dilokasi rencana Kegiatan
Kode
Hasil Satuan *)Baku Mutu Ket
Sample
Paramater Kebisingan
PSTP 49 dB 60 dB MS
PSLT 54 dB 60 dB MS
Keterangan :
Kode Sample : PSTP = Tapak Proyek
PSLT = Pemukiman Penduduk
MS : Memenuhi Standar
61 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
62 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
6 Paku-pakuas Pteriodphyta ++
7 Balaroa Kleinhovia Hospital L +
8 Kaili Dracontomelon Magniferum +
9 Alang-alang Imperata cylindica +++
10 Pisang Musa ++
sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (Primer)
Keterangan
+ : Sedikit < 10
++ : Banyak < 20
+++ : Dominan < 30
Berdasarkan jumlah jenis flora yang ditemukan yaitu dibawah 15 Jenis maka lingkungan
vegetasi dapat digolongkan sedang (skala 2) (Probosunu, 2004).
B.Fauna
Kegiatan rencana pembangunan Masjid Raya Sofifi berlokasi Kelurahan Sofifi yang mana
daerahnya masih banyak tumbuhan yang hidup secara alami sehingga ada bermacam-
macam fauna yang menempati wilaya studi. Pada hasil observasi untuk fauna di temukan ada
beberapa jenis, Dapat dilihat pada tabel 8. Berikut ini.
Dari penemuan fauna diatas lokasi kegiatan ditinjau lebih dalam tidak terdapat fauna-fauna yang
dilindungi Undang-undang, penemuan fauna pada saat pematangan lahan tidak akan
dilakukan pemusnahan (dibunuh) tetapi dipindahakan untuk menjaga jaringan rantai
makanan pada ekosostem setempat
G. KOMPONEN SOSIAL BUDAYA
a. Kependudukan
63 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial dalam proses pembangunan suatu bangsa,
jumlah penduduk yang besar dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja produktif
sehingga berfungsi sebagai pengelolaan sumberdaya alam. Namun jumlah penduduk yang
besar juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial dalam proses pembangunan
suatau bangsa/daerah misalnya : pengangguran,kemiskinan. Pada tahun 2016 jumlah
penduduk Kota Tidore Kepualauan sebesar 92.226 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki
sebesar 46,537 dan jumlah perempuan 45.689 dan apabilah dibandingkan dengan jumlah
luas wilayah kote tidore kepulauan maka rata-rata jumlah per –km2 atau kepadatan
penduduk adalah 60 jiwa per km2
Dilihat dari penyebaran penduduk pada tiap kecamatan maka kecamatan tidore yang paling
banyak penduduknya dengan jumlah 18.923 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit
jumlah penduduk adalah kecamatan oba selatan yakni 5.011 jiwa.dan untuk kepadatan
penduduk perkecamatan makan kecamatan tidore paling tinggi tingkat kepadatan dengan
jumlah 525 jiwa tiap km2,kemudian kecamatan tidore utara dengan jumlah 397 jiwa per
km2 dan yang paling sedikit adalah kecamatan Oba Tengahdengan 16 jiwa per km2
Tabel 2.10: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 tahun terakhir
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Kepadatan pddk
Nama Kecamatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018 2016 2017 2018
Kec.Tidore 18 475 18 923 19,687 5,150 5914 6,362 2,42 2,42 3,22 513 524,47 545,64
Kec.Tidore Selatan 13 131 13 446 14,127 3291 3606 3,903 2,40 2,40 3,72 310 317,12 333,18
Kec. Tidore Utara 14 573 14 924 15,680 3454 3805 4,313 2,41 2,41 3,73 387 396,49 416,57
Kec. Tidore Timur 7657 7840 8,157 1823 2006 2,105 2,39 2,39 3,21 225 230,59 239,91
Kec. Oba Utara 13 331 13653 14,205 2693 3015 3,746 2,42 2,42 3,22 35 36,31 37,77
Kec.Oba Tengah 7659 7844 8,161 1596 1781 2,170 2,42 2,42 3,23 18 15,50 19,24
Kec. Oba 10 337 10585 11,013 2327 2575 2,906 2,40 2,40 3,21 26 26,22 27,28
Kec. Oba Selatan 4892 5011 5,213 1129 1248 1,459 2.43 2.43 3,22 25 25,49 26,51
Sumber :BPS Kota Tidore dalam angka
64 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
SMA negeri dan 8 SMA swasta, sedangkan jumlah SMK di Kota Tidore Kepulauan terdiri
dari 7 sekolah yang terdiri dari 5 SMK negeri dan 2 SMK swasta.
Kota Tidore Kepulauan memiliki 3 perguruan tinggi yaitu Universitas Nuku, Universitas Bumi
Hijrah dan STIMIK Tidore Mandiri. Jumlah guru yang ada di Kota Tidore Kepulauan
sebanyak2.350 orang yang terdiri dari 268 orang guru TK, 1174 orang guru SD, 445 orang
guru SMP, 333 orang guru SMA dan 130 orangguru SMK. Jumlah Madrasyah Ibtidayah 12
sekolah yang terdiri dari 6 sekolah negeri dan 6 swasta dengan jumlah guru 175 orang pada
tahun 20018, jumlah Madrasyah Tsanawiyah 11 sekolah yang terdiri dari 3 sekolah negeri
dan 8 sekolah swasta dengan jumlah guru 230, sedangkan Madrsyah Aliyah sebanyak 6
sekolah yang terdiri dari 1 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta dengan jumlah guru 132.
Hasil input evaluasi pembagunan pendidikan yang bersumber dari Dinas pendidikan
pemuda dan Olahraga Kota Tidore Kepulauan tahun 2018, dari tahun 2016-2018
menunjukan rata-rata Angka Partisipasi Sekolah (APS) di kota Tidore Kepulauan pada dua
tahun terakhir menunjukan peningkatan dari kelompok usia 7-18 jenjang pendidikan SD
s/d SMA/SMK pada tahun 2018 penduduk usia sekolah adalah 25.129 dan jumlah siswa SD
dari SD s/d SMA/SMK adalah 20.546.
Tabel 2.11 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2018
No Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan
Umum/Negeri Agama
SD SLTP SLTA SMK MI MTs MA
1 Tidore 14 2 2 - 1 1 2
2 Tidore Selatan 11 3 2 - - - -
3 Tidore Utara 15 4 2 - - 1 -
4 Tidore Timur 7 2 2 - - - -
5 Oba 14 6 1 - - 1 2
6 Oba Utara 18 3 3 - - 3 3
7 Oba Selatan 7 2 1 - - - 1
8 Oba Tengah 12 5 - - - 1 2
Jumlah 99 29 22 - 1 7 10
Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka (kerjasama BPS dan BAPPEDA) 2018
Gambaran tabel diatas begitu jelas bahwa untuk fasilitas pendidikan yang ada kota tidore kepulauan,
mulai dari Tingkat SD,SMP,Dan SMU telah menyebar diseluruh kecamatan yang ada dikota tidore
kepulauan, baik fasilitas pendidikan yang berstatus Agama/swasta maupun negeri menyebar di 8
(delapan) Kecamatan
Tabel 2.12 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
1 Kecamatan Tidore 1.549
2 Kecamatan Tidore Selatan 1.125
3 Kecamatan Tidore Utara 1.307
4 Kecamatan Tidore Timur 1.362
65 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n
PT. Anugerah Lahan baru
Laporan Akhir UKL/UPL
UKL/UPL Rencana Pembangunan Masjid Raya Sofifi
66 | BAB II R e n c a n a U s a h a d a n K e g i a t a n