Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN

(CORPORATE GOVERNANCE) DAN KEPATUHAN SYARIAH


TERHADAP REPUTASI DAN KEPERCAYAAN NASABAH PADA BANK
SYARIAH MANDIRI MALANG
Nadhila Zhafarina
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Email : nadhilazsi@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendapat nasabah tentang
penerapan tata kelola perusahaan dan kepatuhan syariah terhadap reputasi dan
kepercayaan nasabah pada bank syarih. Obyek dari penelitian ini adalah Bank
Syariah Mandiri Malang dengan jumlah sampel sebanyak 10 responden dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat SPSS. Hasil yang
diperoleh yaitu variabel tata kelola perusahaan dan kepatuhan syariah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap reputasi dan kepercayaan nasabah kepada bank
syariah.
Kata-kata kunci : Tata kelola perusahaan, kepatuhan syariah, reputasi, kepercayaan
ABSTRACT
The study is conducted to determine the effect of the implementation of corporate
governance and sharia compliance on bank reputation and customer trust on the
basis of customers’ opinion. The research object is Bank Syariah Mandiri Malang,
while the number of samples is 100 respondents chosen through simple random
sampling technique. The data are analyzed by multiple linear regression method
with SPSS. The result of the analysis shows that both good corporate governance
and sharia compliance have significant effect on bank reputation and customer
trust.

Keywords: Corporate Governance, Sharia Compliance, Reputation, Trust


PENDAHULUAN
Keuangan Islam telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam empat
dekade terakhir. Aset yang dikelola oleh institusi keuangan syariah internasional
diperkirakan mencapai US$ 1.6 Triliun pada 2013 dan US$ 2.1 Triliun pada tahun
2014 akhir1. Sebagai tambahan terdapat lebih dari 600 institusi keuangan di lebih
dari 75 negara. Di Indonesia sendiri, institusi keuangan syariah terdiri dari
perbankan, pasar modal, dan jasa keuangan syariah non-bank serta akivitas bisnis
berbasis ekonomi syariah lain.
Bank syariah yang beroperasi pertama kali di Indonesia adalah Bank
Muamalat Indonesia kemudian disusul oleh Bank Syariah Mandiri. Pada saat itu,
Bank Syariah Mandiri menjadi bank milik pemerintah pertama yang melandaskan
operasionalnya pada prinsip syariah. Sampai saat ini, perkembangan perbankan
syariah di Indonesia ditemui cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari tabel
perkembangan perbankan syariah berikut :
Tabel 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Badan Usaha 11 11 11 12 12
Syariah (BUS)
Jumlah Unit Usaha 24 24 23 22 22
Syariah (UUS)
Jumlah Bank 155 158 163 162 163
Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)
Jumlah Jaringan 1.763 2.663 2.990 2.910 2.891
Kantor (BUS, UUS,
dan BPRS)
Total Aset (Rp. Miliar) 145,47 195,02 242,28 272,34 296,26
Pertumbuhan Aset 49% 34% 24% 12,41% 8,78%
(yoy)
Pangsa Pasar (Market 3,98% 4,58% 4,89% 4,85% 4,86%
Share)
(Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2015)

Sejak abad ke-21 ada tuntutan untuk melaksanakan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) dalam pengelolaan lembaga keuangan baik
perbankan maupun non perbankan. Good Corporate Governance (GCG)
merupakan untur penting dalam dunia perbankan, mengingat risiko dan tantangan
yang dihadapi dunia perbankan semakin meningkat. Penerapan GCG secara
konsisten akan memperkuat posisi daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara efektif dan efisien, yang pada
akhirnya akan memperkokoh kepercayaan pemegang saham dan stakeholders.
Di dalam dunia perbankan syariah, GCG merupkan suatu kebutuhan karena
penerapanya merupakan wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa
bank syariah telah dikelola dengan baik, professional, dan hati-hati dengan tetap
berupaya meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan
stakeholders lainnya. Stakeholders dalam hal ini adalah banyak pihak antara lain
nasabah, pemegang saham, pegawai/karyawan, serta masyarakat dan lingkungan.
GCG merupakan pilar penting dalam rangka membangun industri perbankan
syariah yang sehat dan tangguh. Penerapannya dapat menjadikan perbankan syariah
lebih dipercaya oleh nasabah maupun pemerintah, serta membuka peluang untuk
pengembangan perbankan syariah menjadi lebih baik lagi.
Perbedaan implementasi GCG pada perbankan syariah dan konvensional
terletak pada sharia compliance yaitu kepatuhan bank syariah akan pemenuhan
prinsip-prinsip syariah. Masyarakat awam berpikiran bahwa bank syariah sama saja
dengan bank konvensional pada umumnya, hanya saja ditambahkan label syariah
di belakangnya. Maka dari itu kepatuhan pada prinsip syariah sangat diperlukan
untuk mempertegas jati diri bank syariah dan membuat masyarakat mengerti bahwa
bank syariah memang berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang semestinya
sesuai ajaran Islam.
Berdasarkan survey dan penelitian mengenai preferensi masyarakat yang
dilakukan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan lembaga penelitian perguruan
tinggi ditemukan adanya keraguan masyarakat terhadap kepatuhan syariah oleh
bank syariah. Komplain yang sering muncul adalah aspek pemenuhan kepatuhan
terhadap penerapan prinsip syariah (Junusi, 2012). Secara implisit keraguan dari
masyarakat menunjukkan bahwa selama ini bank syariah kurang memperhatikan
penerapan prinsip syariah dalam operasional banknya. Menurut Dr. Nurul Huda,
Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, menjelaskan bahwa sharia
compliance perbankan syariah belum optimal. Hal ini tentunya berdampak pada
tidak percayanya nasabah dan turunnya reputasi bank itu sendiri. Maka dari itu
perlu adanya peningkatan mengenai sharia compliance di lembaga keuangan
syariah.
Penggabungan konsep good corporate governance dan sharia compliance
ini disebut dengan sharia governance, dan merupakan keharusan di bank syariah.
Sharia governance menjadi kunci bagi perbankan syariah dalam upaya menjaga
reputasi dan kepercayaan pada perbankan syariah, serta melindungi kepentingan
stakeholders dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan
terpercaya. Kepercayaan nasabah merupakan aset sebuah perbankan, karena
mempertahankan nasabah lebih sulit daripada mencari nasabah yang baru. Hal ini
dikarenakan seorang nasabah lama yang sudah percaya akan mempengaruhi calon
nasabah, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah. Selain itu, nasabah yang
percaya akan tetap bertahan sehingga bisa menciptakan rasa loyal pada perbankan
yang dipilih. Sejalan dengan kepercayaan, reputasi juga merupakan hal yang
penting bagi setiap perusahaan, tidak terkecuali pada lembaga keuangan. Reputasi
adalah nama baik yang harus terus dipupuk dan ditingkatkan agar dapat bersaing
dengan perusahaan yang lainnya. Masih terus beroperasinya perbankan syariah
sampai saat ini karena reputasinya masih terus dijaga.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk : 1) menguji pengaruh tata
kelola perusahaan terhadap reputasi, 2) menguji pengaruh tata kelola perusahaan
terhadap kepercayaan, 3) menguji pengaruh kepatuhan syariah terhadap
kepercayaan, dan 4) menguji pengaruh kepatuhan syariah terhadap reputasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan dan reputasi, begitu juga dengan kepatuhan syariah. Untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang hasil penelitian ini, maka pada bagian
selanjutnya akan diuraikan tentang kajian teoritis dan perumusan hipotesis
penelitian, metodologi penelitian, dan hasil penelitian.
TATA KELOLA PERUSAHAAN (CORPORATE GOVERNANCE)
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)

mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai :

…..One key element in improving economic efficiency and growth as well


as enhancing investor confidence that involves a set of relationships
between a company’s management, its board, its shareholders and other
stakeholders and also provides the structure through which the objectives
of the company, the means of attaining those objectives and monitoring
performance. (OECD, 2004)

OECD juga menerbitkan prinsip-prinsip dasar dari tata kelola perusahaan,


antara lain : 1) transparansi yaitu merupakan pengungkapan informasi secara tepat
waktu, memadai, jelas, akurat, dapat diperbandingkan, dan mudah di akses oleh
semua stakeholders, 2) akuntabilitas yaitu penetapan tanggungjawab yang jelas
dari masing-masing elemen dalam organisasi, 3) tanggungjawab yaitu kepatuhan
perusahaan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku baik peraturan
perundangan maupun peraturan internal perusahaan, 4) independensi yaitu
perusahaan harus menghindari dominasi berlebihan oleh stakeholders dan tidak
terpengaruh oleh kepentingan pribadi maupun kelompok, dan 5) kewajaran yaitu
perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan secara merata baik minoritas maupun mayoritas.
KEPATUHAN SYARIAH (SHARIA COMPLIANCE)
Sharia compliance adalah ketaatan syariah terhadap rpinsip-prinsip syariah.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam, artinya bank dalam operasinya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan Islam (Wardayati, 2001). Undang-undang tentang Perbankan Syariah
No.21 Tahun 2008 menjelaskan bahwa prinsip syariah dalam perbankan syariah
adalah prinsip hokum Islam dalam kegiatan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan
DSN-MUI. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi, antara lain : 1) Tidak ada riba
dalam transaksi bank, 2) Tidak ada gharar dalam transaksi bank, 3) tidak ada maisir
dalam transaksi bank, 4) bank menjalankan bisnis berbasis pada keuntungan yang
halal, 5) bank menjalankan amanah yang dipercayakan nasabah, dan 6) bank
mengelola zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan ketentuan syar’i.
REPUTASI
Reputasi perusahaan adalah bagian dari asset perusahaan bersamaan dengan
tangible property di dalam balance sheet. Reputasi dimulai dari identitas korporat
sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama perusahaan, seragam karyawan,
iklan, dan pemberitaan media. Selain itu, Fombrun (dikutip oleh
Kumaran&Thenmozi, 2016) menyatakan bahwa identitas perusahaan juga dapat
tercermin dalam hal-hal non fisik seperti nilai-nilai dan filosofi perusahaan,
pelayanan, gaya kerja dan komunikasi, baik internal maupun eksternal. Jatmiko
(2011) mengemukakan bahwa reputasi dapat dibentuk melalui beberapa aspek
antara lain kemampuan finansial, mutu produk dan pelayanan, fokus pada
pelanggan, keunggulan dan kepekaan sumber daya manusia, rleiabilitas, inovasi,
tanggungjawab lingkungan dan sosial, dan penegakan good corporate governance.
KEPERCAYAAN
Dasar utama dari bisnis perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyalurannya. Barnes (dalam Kusmayadi, 2007)
menjelaskan bahwa kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan
menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan
kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa
mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya
dimiliki seseorang bahwa kata, janji, atau pernyataan orang lain dapat dipercaya.
Selanjutnya, Barnes menjelaskan beberapa elemen penting dari kepercayaan yaitu
: 1) kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalam dan tindakan di masa
lalu yang diharapkan dari mitra seperti dapat dipercaya dan diandalkan, 2)
kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko, dan 3)
kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri mitra.
Good Corporate Governance dan Reputasi
Lewis&Algoud (dijelaskan oleh Faozan, 2015) menyatakan bahwa good
corporate governance mempunyai peran penting dalam menjaga eksistensi,
keberlangsungan, dan perkembangan bank syariah. Selain itu, Cedomir dan
Gordana (2008) menjelaskan bahwa tanpa reputasi yang baik sangat sulit untuk
perusahaan dapat bertahan dan membuat perkembangan, maka disini kunci utama
dari good corporate governance adalah untuk peningkatan dan perlindungan
reputasi perusahaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian dari Kumaran dan
Thenmozi (2016) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara penerapan good corporate governance dengan peningkatan reputasi
perusahaan.
H1 : Implementasi good corporate governance berpengaruh positif
terhadap reputasi bank syariah
Kepatuhan Syariah dan Reputasi
Dalam operasinya, perbankan syariah diharuskan menggunakan prinsip-
prinsip yang sesuai dengan syari’at Islam. Segala transaksi yan dilakukan harus
terbebas dari riba, gharar, dan perjudian sehingga segala pendapatan yang diterima
adalah halal. Pemenuhan prinsip-prinsip Islam dalam operasional bank syariah ini
dapat disebut dengan sharia compliance, dan merupakan suatu keharusan. Yuraida
(2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan sharia compliance dapat
memengaruhi reputasi secara signifikan. Selanjutnya, Wardayati (2011) dalam
penelitiannya yang berjudul : “Implikasi Sharia Governance terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah” menunjukkan hasil bahwa penerapan sharia
governance, terutama sharia compliance dengan baik akan meningkatkan reputasi
bank syariah secara signifikan. Istilah sharia governance yang digunakan oleh
Wardayati adalah penggabungan dari konsep good corporate governance sebagai
prinsip universal dan sharia compliance sebagai prinsip operasional pada bank
syariah.
H2 : Implementasi kepatuhan syariah berpengaruh positif terhadap
reputasi bank syariah
Good Corporate Governance dan Kepercayaan
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) menyatakan
bahwa pelaksanaan good corporate governance sangat diperlukan untuk
membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak
bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Nurohmah (2013)
menyatakan dalam penelitiannya bahwa 98.6% kepercayaan nasabah dipengaruhi
oleh penerapan good corporate governance di dalam bank syariah. Prinsip-prinsip
yang diukur yaitu transparansi, kemandirian, professional, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kewajaran, dan sikap kepedulian. Sejalan dengan penelitian
sebelumnya, Andayani (2016) menunjukkan bahwa penerapan good corporate
governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah di
Bank Syariah Mandiri di Kantor Cabang Pembantu Tulungagung dan hal ini
berimplikasi pada kepercayaan nasabah terhadap kinerja Bank Syariah Mandiri.
H3 : Implementasi good corporate governance berpengaruh positif
terhadap kepercayaan nasabah
Kepatuhan Syariah dan Kepercayaan
Salah satu alasan nasabah memilih untuk bergabung dengan jasa perbankan
syariah adalah bank syariah memiliki prinsip-prinsip yang mengharuskan semua
kegiatan terhindar dari riba, gharar, dan maisir (judi). Pemenuhan prinsip tersebut
akan membuat nasabah percaya atas jasa yang diberikan oleh bank syariah. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Chapra dan Habib (dijelaskan dalam Junusi, 2012)
bahwa sebanya 62% responden penelitiannya, yaitu nasabah bank syariah di
Bahrain, Bangladesh, dan Sudan akan memilih untuk memindahkan dananya ke
bank syariah lain jika ditengarai terjadi pelanggaran prinsip syariah dalam
operasional bank syariah yang dipilihnya. Selain itu, Yuraida (2016) menjelaskan
dalam penelitiannya bahwa penerapan kepatuhan syariah dapat mempengaruhi
kepercayaan nasabah secara signifikan. Ia menjelaskan bahwa nasabah memilih
menggunakan jasa lembaga keuangan syariah karena faktor kesesuaiannya dengan
prinsip syariah.
H4 : Implementasi kepatuhan syariah berpengaruh positif terhadap
kepercayaan nasabah
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah himpunan dari semua elemen yang menjadi perhatiand
dalam suatu studi tertentu. Populasi yang diambil peneliti adalah seluruh nasabah
Bank Syariah Mandiri Malang yang berjumlah kurang lebih 6000 nasabah.
Pemilihan sammpel dilakukan dengan menggunakan metode simple random
sampling supaya setiap populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel penelitian.
Variabel Penelitian
Sekaran (2013) menjelaskan bahwa variabel adalah apapun yang dapat
membedakan, membawa variasi pada nilai. Secara garis besar, di dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen terdiri dari reputasi dan kepercayaan, sedangkan variabel independennya
adalah good corporate governance dan kepatuhan syariah.
Dalam penelitian ini skala pengukuran variabel mengacu pada skala likert,
dimana masing-masing pertanyaan diberikan lima kategori jawaban, yaitu : (1) SS
= Sangat Setuju, (2) S = Setuju, (3) N = Netral, (4) TS = Tidak Setuju, dan (5) STS
= Sangat Tidak Setuju.
Pengujian Hipotesis
Statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistic parametric
dengan skala interbal, sedangkan metode analisis yang diguanakan yaitu analisis
regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel independen atau lebih (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
a. Y1 = α1 + β1X₁ + β1X₂ + e
b. Y2 = α2 + β2X₁ + β2X₂ + e
Keterangan :
Y1 = Reputasi bank
Y2 = Kepercayaan nasabah
α1 = Konstanta Y1
α2 = KonstantaY2
β1 = Koefisien Regresi Y1
β2 = Koefisien Regresi Y2
X1 = Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
X2 = Kepatuhan Syariah (Kepatuhan Syariah)
e = error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data Diri Responden
Kuisioner yang disebar pada nasabah Bank Syariah Mandiri Malang
sebanyak 100 eksemplar dengan yang dapat diolah sebanyak 100 eksemplar.
Responden dibedakan berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,
pekerjaan, dan lama menjadi nasabah.
Uji Goodness of Fit
Uji ketepatan model (uji goodness of fit) dalam penelitian ini dilakukan
untuk menguji ketepatan fungsi regresi sampel dalam menilai nilai actual. Uji
ketepatan model terdiri atas uji statistic F dan uji koefisien determinasi (R2)
Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya variabel independen
yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai signifikansi F pada output regresi menggunakan SPSS dengan
significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikansi lebih dari α maka hipotesis
ditolak dan jika nilai signifikan lebih kecil dari α maka hipotesis diterima.
Tabel 6
Hasil Uji Statistik F
F Sig.
Model 1 36.733 0.000
Model 2 41.381 0.000

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk model 1 sebesar 36.733, nilai ini
lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel yaitu sebesar 2,70 dan nilai
signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen
dalam model ini mempengaruhi variabel dependen yaitu reputasi bank. Sementara
itu dalam tabel 6 juga menunjukkan nilai bahwa F hitung untuk model 2 sebesar
41.381, nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel yaitu sebesar 2,70
dan nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dalam model ini mempengaruhi variabel dependen yaitu kepercayaan
nasabah.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang besar berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
baik begitu pula sebaliknya.
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
Model 1 0,656 0,431 0,419 2,666
Model 2 0,679 0,460 0,449 1,797
Nilai adjusted R Square untuk model 1 pada tabel di atas adalah sebesar
0,419. Nilai tersebut bermakna bahwa 41,9% dari variabel reputasi bank (variabel
dependen) dapat dijelaskan oleh variabel tata kelola perusahaan dan kepatuhan
syariah (variabel independen), sedangkan 58,1% sisanya dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Sementara itu untuk uji koefisien determinasi model 2 dapat dilihat bahwa
nilai adjusted R square adalah sebesar 0,449. Nilai ini bermakna bahwa 44,9%
variabel kepercayaan nasabah (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh variabel
tata kelola perusahaan dan kepatuhan syariah (variabel independen) sedangkan
55,1% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis pengaruh tata kelola perusahaan dan
kepatuhan syariah terhadap reputasi dan kepercayaan nasabah, maka dilakukan uji
signifikansi parameter individual (uji t). Berikut ini merupakan hasil uji t terhadap
hipotesis satu, dua, tiga, dan empat.
Tabel 8
Hasil Uji T Hipotesis 1 & 2
Variabel Independen thitung ttabel Sig t Keterangan
Tata Kelola Perusahaan
5,872 0,000 Signifikan
(GCG) 1,98498
Kepatuhan Syariah 2,256 1,98498 0,026 Signifikan

Berdasarkan tabel 8 yang menunjukkan hasil uji t hipotesis 1 dan 2, terlihat


bahwa variabel tata kelola perusahaan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05
yaitu sebesar 0,000. Variabel ini juga memiliki nilai t hitung sebesar 5,872 yang
nilai tersebut lebih besar dibandingkan t tabel sebesar 1,98498. Selain itu, nilai t
hitung variabel kepatuhan syariah sebesar 2,256 yang berarti lebih besar dibanding
t tabel 1,98498 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,026. Dengan
ini dapat disimpulkan bahwa variabel tata kelola perusahaan dan kepatuhan syariah
berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi bank.
Tabel 9
Hasil Uji T Hipotesis 1 & 2
Variabel Independen thitung ttabel Sig t Keterangan
Tata Kelola Perusahaan
5,737 0,000 Signifikan
(GCG) 1,98498
Kepatuhan Syariah 3,024 1,98498 0,003 Signifikan

Tabel 9 merupakan hasil uji t terhadap hipotesis 3 dan 4. Tabel ini


menunjukkan variabel tata kelola perusahaan dan kepatuhan syariah memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0,05 yaitu masing-masing 0,000 dan 0,003. Kedua variabel
tersebut juga memiliki t hitung yang lebih besar dibanding t tabel (1,98498) yaitu
masing-masing 5,737 dan 3,024. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tata
kelola perusahaan dan kepatuhan syariah berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel kepercayaan nasabah.
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data penelitian yang sudah diperoleh dan dianalisis dengan
metode regresi menggunakan bantuan software SPSS versi 16. Hasil perhitungan
analisis regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.21
Hasil Analisis Regresi
Reputasi Kepercayaan
Konstanta 7,840 5,886
(3,526) (3,927)
Tata Kelola Perusahaan ( 0,256 0,168
GCG) (5,872) (5,737)
Kepatuhan Syariah 0,305 0,275
(2,256) (3,024)
F-statistic 36,733 41,381
R-square 0,431 0,460
Adjusted R2 0,419 0,449
Berdasarkan pada tabel di atas untuk hasil analisis regresi model 1 yaitu
variabel dependen reputasi diperoleh konstanta sebesar 7,840, nilai koefisien
regresi tata kelola perusahaan (GCG) sebesar 0,256, dan nilai koefisien regresi
kepatuhan syariah sebesar 0,305. Sementara itu, untuk hasil analisis regresi model
2 dengan variabel dependen kepercayaan diperoleh konstanta sebesar 5,886, nilai
koefisien regresi tata kelola perusahaan (GCG) sebesar 0,168, dan nilai koefisien
regresi kepatuhan syariah sebesar 0,275.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan tata kelola perusahaan (X1) berpengaruh
positif terhadap reputasi bank syariah dan didukung nilai signifikansi dari hasil
statistik yaitu 0,000. Hal ini sesuai dengan pengertian dari Corporate Governance
yaitu suatu tata kelola perusahaan yang merupakan komitmen, aturan main, serta
praktik penyelenggaraan bisnis yang baik dalam rangka mengatur hubungan antara
pemegang, pengurus perusahaan, pemerintah, dan partisan yang berkaitan dengan
perusahaan. Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik ini telah dilakukan secara
baik dan kontinyu oleh Bank Syariah Mandiri hal ini dapat dibuktikan dengan
pelaporan pelaksanaan GCG yang selalu dipublikasikan oleh Bank Syariah
Mandiri. Bank Syariah Mandiri sendiri percaya bahwa pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik secara berkesinambungan merupakan salah satu kunci dapat
bertahannya perusahaan dalam menghadapi persaingan, juga sebagai alat untuk
menumbuhkan integritas perusahaan dan menjaga kepercayaan dari stakeholders.
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas nasabah Bank Syariah
Mandiri di Malang Raya merasa bahwa penerapan prinsip transparansi,
akuntabilitas, tanggungjawab, independensi, dan kewajaran yang merupakan
komponen dari tata kelola perusahaan yang baik merupakan hal yang dapat
mempengaruhi meningkat atau menurunnya reputasi perusahaan. Penerapan tata
kelola yang baik pada perusahaan dari sisi nasabah merupakan salah satu komponen
untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, komitmen dari Bank
Syariah Mandiri untuk terus melakukan tata kelola perusahaan yang baik secara
berkesinambungan adalah hal yang tepat untuk menjaga eksistensinya di dunia
perbankan.
Hal ini juga sejalan dengan hubungan antara penerapan tata kelola
perusahaan yang baik dengan kepercayaan nasabah kepada bank syariah. Hasil
penelitian menunjukkan tata kelola perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap
kepercayaan nasabah kepada bank syariah dan didukung nilai signifikansi dari hasil
statistik yaitu 0,000. Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam Bank Syariah Mandiri diwujudkan dengan keikutsertaannya dalam program
Corporate Governance Perception Index (CGPI). Program ini adalah program riset
dan pemeringkatan pelaksanaan GCG di Indoensia yang bertujuan mendorong
perusahaan meningkatkan kualitas governance melalui perbaikan yang
berkelanjutan. Salah satu manfaat yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Mandiri
dari keikutsertaannya dalam program ini adalah meningkatkan kepercayaan publik
terhadap perusahaan.
Menurut penulis upaya Bank Syariah Mandiri untuk terus memperbaiki diri
melalui program ini telah berhasil menarik kepercayaan nasabah untuk terus
menggunakan jasa darinya dan bahkan menarik nasabah baru untuk memilih Bank
Syariah Mandiri. Selain itu, kepercayaan nasabah kepada Bank Syariah Mandiri
juga dapat dibuktikan dengan pencapaian predikat “The Most Trusted Company”
melalui program CGPI. Penting bagi Bank Syariah Mandiri untuk terus
menjalankan program ini dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah, karena
artinya perusahaan telah mampu memenuhi harapan nasabah dan membuat nasabah
merasa aman dan nyaman bertransaksi di Bank Syariah Mandiri.
Untuk variabel kepatuhan syariah (X2), pada model 1 nilai signifikansi
yang dihasilkan pada uji T adalah 0,026 yang artinya terdapat hubungan positif
antara kepatuhan syariah dengan reputasi bank syariah. Hal ini sesuai dengan
pengertian dari kepatuhan syariah yaitu pemenuhan prinsip-prinsip syariah oleh
bank syariah dengan menjalankan bisnisnya tanpa ada riba, gharar, dan maisir
dalam transaksi bank, menjalankan bisnis pada keuntungan halal, menjalankan
amanah yang dipercayakan oleh nasabah, dan mengelola Zakat Infaq Shadaqah
(ZIS) sesuai dengan ketentuan syar’i. Pemenuhan prinsip syariah dalam perbankan
syariah sangat diperhatikan baik oleh perusahaan maupun oleh nasabah karena hal
itu yang membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah. Output
statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepatuhan syariah
dengan reputasi perusahaan, artinya semakin baik pemenuhan prinsip pada suatu
bank akan meningkatkan reputasi bank secara signifikan begitupun sebaliknya.
Kemudian, Untuk variabel kepatuhan syariah (X2), pada model 2 nilai
signifikansi yang dihasilkan pada uji T adalah 0,003 yang artinya terdapat
hubungan positif antara kepatuhan syariah dengan kepercayaan nasabah kepada
bank syariah. Artinya nasabah memperhatikan faktor kepatuhan syariah pada saat
akan memilih jasa perbankan syariah. Kepercayaan nasabah atas bank syariah juga
ditentukan oleh pemenuhan prinsip-prinsip syariah dalam operasionalnya.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan pemenuhan prinsip syariah
pada Bank Syariah Mandiri keduanya berpengaruh positif terhadap reputasi
perusahaan dan kepercayaan nasabah kepada bank syariah. Baiknya penerapan tata
kelola perusahaan dan pemenuhan prinsip syariah pada Bank Syariah Mandiri
diharapkan dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan nasabah, baik nasabah
lama maupun nasabah baru. Dengan meningkatkan reputasi dan kepercayaan
nasabah harapannya juga dapat membantu untuk meningkatkan pangsa pasar bank
syariah di Indonesia agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang sadar untuk
menggunakan jasa perbankan syariah.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan nasabah terkait penerapan
tata kelola perusahaan yang baik dan kepatuhan syariah pada Bank Syariah Mandiri
Malang pengaruhnya dengan reputasi dan kepercayaan. Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan yang sudah dijabarkan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah :
penelitian ini berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan kepatuhan syariah pada bank
syariah dengan reputasi perusahaan. Selain itu, tata kelola perusahaan yang baik
dan kepatuhan syariah juga berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan
nasabah pada bank syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Anggy Feryta. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
dan Sharia Compliance terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Tulungagung Ngunut. Skirpsi IAIN Tulungagung.
Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3440/
Cedomir, L. & Gordana, L. 2008. Building Corporate Reputation through
Corporate Governance.
Faozan, Akhmad. 2014. Implementasi Shariah Governance di Bank Syari’ah. Asy-
Syir’ah Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol 49, No.1.
Jatmiko, I. 2011. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social
Responsibility pada Bank “X” Bogor. Skripsi Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Junusi, Rahman El. 2012. Implementasi Shariah Governance serta Implikasinya
Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah. Al-Tahrir, Vol.12, No.1.
Kumaran, V. and Dr. R. Thenmozhi. 2016. Impact of Corporate Governance on
Corporate Reputation. International Journal of Management and Commerce
Innovations.
Kusmayadi, Tatang. 2007. Pengaruh Relationship Quality terhadap Loyalitas
Nasabah Tabungan. STIE STAN Indonesia Mandiri, Jepara.
Nurohmah, Alif. 2013. Analisis Pengaruh Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Kepercayaan Nasabah pada Bank Muamalat
Kendal. Skripsi IAIN Walisongo Semarang. Diakses dari
http://eprints.walisongo.ac.id/370/
OECD, OECD Principles of Corporate Governance, (Paris : OECD Publications
Service, 2004). Diakses dari http://www.oecd.org/corporate/principles-
corporate-governance.html
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2015. Statistik Perbankan Syariah Desember 2015.
Diakses dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-
statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/statistik-perbankan-syariah-
desember-2015.aspx
Wardayati, Siti Maria. 2011. Implikasi Shariah Governance Terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah. Walisongo, Vol 19, No.1.
Yuraida, Siti. 2016. Pengaruh Sharia Governance terhadap Kepercayaan Nasabah
dengan Reputasi Perbankan sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus di Bank
Pembangunan Daerah DIY Syariah). Master Thesis, UIN Sunan Kalijaga.
Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/21844/

Anda mungkin juga menyukai