Sejak abad ke-21 ada tuntutan untuk melaksanakan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) dalam pengelolaan lembaga keuangan baik
perbankan maupun non perbankan. Good Corporate Governance (GCG)
merupakan untur penting dalam dunia perbankan, mengingat risiko dan tantangan
yang dihadapi dunia perbankan semakin meningkat. Penerapan GCG secara
konsisten akan memperkuat posisi daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara efektif dan efisien, yang pada
akhirnya akan memperkokoh kepercayaan pemegang saham dan stakeholders.
Di dalam dunia perbankan syariah, GCG merupkan suatu kebutuhan karena
penerapanya merupakan wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa
bank syariah telah dikelola dengan baik, professional, dan hati-hati dengan tetap
berupaya meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan
stakeholders lainnya. Stakeholders dalam hal ini adalah banyak pihak antara lain
nasabah, pemegang saham, pegawai/karyawan, serta masyarakat dan lingkungan.
GCG merupakan pilar penting dalam rangka membangun industri perbankan
syariah yang sehat dan tangguh. Penerapannya dapat menjadikan perbankan syariah
lebih dipercaya oleh nasabah maupun pemerintah, serta membuka peluang untuk
pengembangan perbankan syariah menjadi lebih baik lagi.
Perbedaan implementasi GCG pada perbankan syariah dan konvensional
terletak pada sharia compliance yaitu kepatuhan bank syariah akan pemenuhan
prinsip-prinsip syariah. Masyarakat awam berpikiran bahwa bank syariah sama saja
dengan bank konvensional pada umumnya, hanya saja ditambahkan label syariah
di belakangnya. Maka dari itu kepatuhan pada prinsip syariah sangat diperlukan
untuk mempertegas jati diri bank syariah dan membuat masyarakat mengerti bahwa
bank syariah memang berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang semestinya
sesuai ajaran Islam.
Berdasarkan survey dan penelitian mengenai preferensi masyarakat yang
dilakukan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan lembaga penelitian perguruan
tinggi ditemukan adanya keraguan masyarakat terhadap kepatuhan syariah oleh
bank syariah. Komplain yang sering muncul adalah aspek pemenuhan kepatuhan
terhadap penerapan prinsip syariah (Junusi, 2012). Secara implisit keraguan dari
masyarakat menunjukkan bahwa selama ini bank syariah kurang memperhatikan
penerapan prinsip syariah dalam operasional banknya. Menurut Dr. Nurul Huda,
Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, menjelaskan bahwa sharia
compliance perbankan syariah belum optimal. Hal ini tentunya berdampak pada
tidak percayanya nasabah dan turunnya reputasi bank itu sendiri. Maka dari itu
perlu adanya peningkatan mengenai sharia compliance di lembaga keuangan
syariah.
Penggabungan konsep good corporate governance dan sharia compliance
ini disebut dengan sharia governance, dan merupakan keharusan di bank syariah.
Sharia governance menjadi kunci bagi perbankan syariah dalam upaya menjaga
reputasi dan kepercayaan pada perbankan syariah, serta melindungi kepentingan
stakeholders dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan
terpercaya. Kepercayaan nasabah merupakan aset sebuah perbankan, karena
mempertahankan nasabah lebih sulit daripada mencari nasabah yang baru. Hal ini
dikarenakan seorang nasabah lama yang sudah percaya akan mempengaruhi calon
nasabah, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah. Selain itu, nasabah yang
percaya akan tetap bertahan sehingga bisa menciptakan rasa loyal pada perbankan
yang dipilih. Sejalan dengan kepercayaan, reputasi juga merupakan hal yang
penting bagi setiap perusahaan, tidak terkecuali pada lembaga keuangan. Reputasi
adalah nama baik yang harus terus dipupuk dan ditingkatkan agar dapat bersaing
dengan perusahaan yang lainnya. Masih terus beroperasinya perbankan syariah
sampai saat ini karena reputasinya masih terus dijaga.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk : 1) menguji pengaruh tata
kelola perusahaan terhadap reputasi, 2) menguji pengaruh tata kelola perusahaan
terhadap kepercayaan, 3) menguji pengaruh kepatuhan syariah terhadap
kepercayaan, dan 4) menguji pengaruh kepatuhan syariah terhadap reputasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan dan reputasi, begitu juga dengan kepatuhan syariah. Untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang hasil penelitian ini, maka pada bagian
selanjutnya akan diuraikan tentang kajian teoritis dan perumusan hipotesis
penelitian, metodologi penelitian, dan hasil penelitian.
TATA KELOLA PERUSAHAAN (CORPORATE GOVERNANCE)
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk model 1 sebesar 36.733, nilai ini
lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel yaitu sebesar 2,70 dan nilai
signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen
dalam model ini mempengaruhi variabel dependen yaitu reputasi bank. Sementara
itu dalam tabel 6 juga menunjukkan nilai bahwa F hitung untuk model 2 sebesar
41.381, nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel yaitu sebesar 2,70
dan nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dalam model ini mempengaruhi variabel dependen yaitu kepercayaan
nasabah.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang besar berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
baik begitu pula sebaliknya.
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Anggy Feryta. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
dan Sharia Compliance terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Tulungagung Ngunut. Skirpsi IAIN Tulungagung.
Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3440/
Cedomir, L. & Gordana, L. 2008. Building Corporate Reputation through
Corporate Governance.
Faozan, Akhmad. 2014. Implementasi Shariah Governance di Bank Syari’ah. Asy-
Syir’ah Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol 49, No.1.
Jatmiko, I. 2011. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social
Responsibility pada Bank “X” Bogor. Skripsi Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Junusi, Rahman El. 2012. Implementasi Shariah Governance serta Implikasinya
Terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah. Al-Tahrir, Vol.12, No.1.
Kumaran, V. and Dr. R. Thenmozhi. 2016. Impact of Corporate Governance on
Corporate Reputation. International Journal of Management and Commerce
Innovations.
Kusmayadi, Tatang. 2007. Pengaruh Relationship Quality terhadap Loyalitas
Nasabah Tabungan. STIE STAN Indonesia Mandiri, Jepara.
Nurohmah, Alif. 2013. Analisis Pengaruh Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Kepercayaan Nasabah pada Bank Muamalat
Kendal. Skripsi IAIN Walisongo Semarang. Diakses dari
http://eprints.walisongo.ac.id/370/
OECD, OECD Principles of Corporate Governance, (Paris : OECD Publications
Service, 2004). Diakses dari http://www.oecd.org/corporate/principles-
corporate-governance.html
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 2015. Statistik Perbankan Syariah Desember 2015.
Diakses dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-
statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/statistik-perbankan-syariah-
desember-2015.aspx
Wardayati, Siti Maria. 2011. Implikasi Shariah Governance Terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah. Walisongo, Vol 19, No.1.
Yuraida, Siti. 2016. Pengaruh Sharia Governance terhadap Kepercayaan Nasabah
dengan Reputasi Perbankan sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus di Bank
Pembangunan Daerah DIY Syariah). Master Thesis, UIN Sunan Kalijaga.
Diakses dari http://digilib.uin-suka.ac.id/21844/