Anda di halaman 1dari 4

Daftar Pustaka

Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama
Carpenito L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta
Doengoes, dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And
Dokumentating Care. EGC : Jakarta
Manjoer, Arief, dkk, 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius :
Jakarta
Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak
sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemetaran, bicara
jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan
hipertiroid (graves’ disease).
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik
teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Manjoer,2000).
Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler.
Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma.
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi
hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai
suatu hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik adalah
pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang
kurang dalam waktu yang lam
B. Patofisiologi
Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan dalam
struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH,
TSH-Resepor Antibodi atau TSH reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin,
akan menyebabkan struma diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi,
atau sel maligna metastase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa
(Mulinda, 2005). Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan
menyebabkan peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan
peningkatan jumlah dan hiperplasi sel kelenjar tyroid untuk menormalisir level
hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus, akan terbentuk struma. Penyebab
defisiensi hormon tiroid termasuk inborn error sintesis hormon tiroid, defisiensi
iodida dan goitrogen (Mulinda, 2005)
Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor agonis TSH. Yang termasuk
stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibodi TSH, kelenjar hipofise yang resisten
terhadap hormon tiroid, adenoma di hipotalamus atau di kelenjar hipofise, dan tumor
yang memproduksi human chorionic gonadotropin (Mulinda, 2005)
C. Tanda dan Gejala
Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan
menelan. Peningkatan simaptis seperti; jantung menjadi berdebar-debar, gelisah,
berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
D. Manifestasi Klinis
1. terdapat benjolan dileher
2. pembesaran kelenjar tyroid terjadi sangat lambat
3. Jika struma cukup besar, akan menekan area trachea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga asophagus tertekan sehingga terjadi gangguan
menelan.
4. klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau
hipertirodisme
5. peningkatan metabolism karena klien hiperaktif dengan meningkatnya denyut nadi
6. peningkatan simpatis seperti : jantung menjadi berdebar-debar, gelisah,
berkeringat,diare,gemetar dan kelelahan.

E. Penatalaksanaan Medis
1.Obat antitiroid:
a.Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodida
b.Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid
c.Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar
tiroid.
2.Tindakan Bedah:
a.Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau
kanan yang mengalami perbesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang
masihtersisa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid
sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon.
b.Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani
tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam
pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktivitas.
F. Pemeriksanna Penunjang
1.Dilakukan foto thorak posterior anterior
2.Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig
3.Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
4.Laboratorium darah
5.Pemeriksaan sidik tiroid
6.Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
7.Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
8.Termografi

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A) PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama :
b. Umur : c. Jenis kelamin :
d. Alamat :
e. Pekerjaan :
2. Keluhan Utama
a. Nyeri yang saat menelan
b. terdapat benjolan di leher
c. mual dan muntah
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Riwayat Penyakit Sekarang
5. Nyeri, Mual / Muntah, Hematuria, Diare, Oliguria, Demam, Disururia
6. Riwayat Penyakit Keluarga
7. Pemahaman pasien mengenai perawatan harus digali untuk mengidentifikasi
kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi yang dapat dikoreksi sejak awal.
8. Dasar – Dasar Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
Gejala : Perkejaan mononton, perkerjaan dimana pasien terpajan pada
lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya(contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla

Anda mungkin juga menyukai