Oleh:
Kelompok 12
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin. Untuk itu, kami
menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Winda Kustiawan, MA selaku
dosen mata kuliah Dasar – dasar Broadcasting yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata, kami
berharap makalah tentang Media Online dan Perkembangannya ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Media Online.................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemunculan media baru atau yang sering disebut dengan media online
banyak diminati masyarakat dunia saat ini menimbulkan fenomena baru, yaitu
konvergensi media. Konvergensi media merupakan suatu penggabungan fungsi –
fungsi beberapa media ke dalam satu media, contohnya bergabungnya fungsi
media cetak dengan internet. Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer
luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari
suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana didalamnya terdapat
berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan
interaktif.
1
kolumnis, dan sesama pengakses berita di media online. Berdasarkan hal diatas,
penulis menyusun penjelasan mengenai media online dan perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media online?
2. Apa saja jenis – jenis media online?
3. Bagaimana perkembangan media online di Indonesia?
4. Bagaimana kredibilitas media online?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan media online?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media online
2. Untuk mengetahui jenis – jenis media online
3. Untuk mengetahui perkembangan media online di Indonesia
4. Untuk mengetahui kredibilitas media online
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media online
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Online
3
Kehadiran media online memunculkan generasi baru jurnalistik yakni
jurnalistik online. Jurnalistik online (online journalism) disebut juga cyber
jounalism, jurnalistik internet, dan jurnalistik web (web journalism) merupakan
“generasi baru” jurnalistik setelah jurnalistik konvensional (jurnalistik media
cetak, seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism – radio
dan televisi). Di dalam media online, teknologi menjadi faktor penentu. Perbedaan
wartawan online dengan wartawan media lainnya adalah pada tantangan berita
cyber yang begitu cepat dalam setiap menit perubahannya, dan ruang pemberitaan
yang sebatas layar monitor. Dan pemberitaannya dapat ditanggapi secara langsung
oleh khalayak, dan dapat terhubungkan dengan berita, arsip dan sumber lain
melalui format hyperlinks. Pavlik menyebut jurnalisme ini sebagai contextualized
journalism, dikarenakan kemampuannya dalam menggabungkan kemampuan
multimedia digital, interaksi online, dan tata rupa fiturnya.
4
demikian tidak dapat dipungkiri jika masih banyak terdapat perbedaan mengenai
definisi dan konsepsi budaya itu sendiri khususnya di kalangan generasi muda.
Hal ini disebabkan oleh munculnya arus globalisasi yang ditandai dengan
ekspansi besar – besaran terhadap industri budaya. Globalisasi dapat dipahami
sebagai bertumbuhnya saling ketergantungan antara masyarakat diseluruh dunia
terhadap penyebaran budaya yang sama, barang – barang konsumsi dan
kepentingan ekonomi.
Media online dapat diartikan sebagai media yang dapat diakses melalui
internet. Asep Syamsul M. Romli, membagi beberapa karakteristik media online
yaitu:
5
B. Jenis – jenis Media Online
6
Pada 17 Agustus 1994, satu tahun setelah Harian Republika terbit.
Berikutnya, pada 1996 Awak Tempo yang “menganggur” karena majalah mereka
dibredel rezim orde baru pada 1994 mendirikan tempo interaktif.com (sekarang
www.tempo.co). Bisnis Indonesia juga meluncurkan situsnya pada 2 September
1996. Selanjutnya, jauh dari Jakarta, pada 11 Juli 1997, Harian Waspada di
Sumatera Utara meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id). Tak lama
setelah Waspada Online, muncul Kompas Online (www. kompas.com) pada 22
Agustus 1997. Merekalah generasi pertama media online di Indonesia. Kontennya
hanya memindahkan halaman edisi cetak ke internet, kecuali tempointeraktif yang
tidak lagi memiliki edisi cetak.
Pada tahun – tahun ini berita – berita yang tayang di situs – situs media
online itu bersifat statis. Internet pun belum begitu populer di tanah air. Selain itu,
situs – situs berita itu belum berorientasi bisnis. Sejumlah petinggi media tersebut
yang dihubungi AJI Indonesia bercerita tentang konsep awal mereka terjun ke
online. Edi Taslim, Vice Director PT. Kompas Cyber Media, menceritakan
konsep awal Kompas Online hanya memindahkan konten Harian Kompas ke
internet. Redaktur tempo.co (nama baru tempointeraktif. com), Widiarsi Agustina,
mengemukakan tempointeraktif.com bukan merupakan versi online dari Majalah
Tempo yang dibredel tahun 1994. Namun, seperti halnya majalah,
tempointeraktif.com di – update mingguan. Daru Priyambodo, Pemimpin Redaksi
tempo.co, mengemukakan hal yang sama. Media – media online yang muncul
pada tahun – tahun pertama ini sebenarnya hanya salinan dari versi cetak. Mereka
belum memiliki model bisnis yang dirancang untuk menghasilkan laba karena
media ini dilahirkan sebagai simbol prestise
7
detik.com, menceritakan dalam buku “Detikcom: Legenda Media Online” (2012),
Budiono sebenarnya sempat menganggur sebagai “jurnalis” selama beberapa
tahun selepas dari tabloid Detik. Ia sibuk mengurus Agrakom, bisnis web
developer yang ia dirikan bersama rekannya. Momen perubahan sosial politik di
tahun 1998 menggerakkan Budiono untuk membuat sebuah media baru yang tidak
mudah dibredel dan mampu memberikan informasi secepat mungkin tanpa harus
menunggu dicetak besok pagi. Budiono sempat menawarkan konsep media online
itu kepada Harian Kompas yang merupakan klien perusahaan Agrakom. Tawaran
itu tak bersambut. Budiono tak patah arang, bersama tiga rekannya, ia
meluncurkan detik.com dengan modal awal Rp 40 juta.
Euforia online di tanah air tidak bertahan lama. Kegairahan media – media
online baru dengan kucuran dana besar dari para investornya rupanya tidak
8
diimbangi dengan pertumbuhan bisnis yang baik. Memasuki tahun 2002, satu per
satu media berguguran, tak mampu mengongkosi biaya operasional. Kopitime pun
tak lama menikmati lantai bursa. Pada 2003 saham Kopitime disuspensi di harga
Rp 5 per lembar. Meski dilanda krisis, detik.com tetap bertahan meski harus
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawannya. Dua
media online lain yang juga bertahan dari krisis adalah kompas.com dan
tempointeraktif.com. Dua terakhir ini tidak gugur karena ditopang kokoh oleh
media induknya yang berbasis cetak. Namun, prahara dotcom kala itu belumlah
dianggap sebagai kiamat. Masih ada sebersit optimisme dari para pelaku media
cetak untuk mempertahankan bahkan memunculkan versi online mereka.
Kompas.com yang kala itu di – branding sebagai Kompas Cyber Media atau
KCM terus dipertahankan meski roda bisnis terasa berat berputar. Republika.co.id
juga bertahan bahkan memperbaiki penampilannya pada 2003. Meski belum
memiliki prospek bisnis, sejumlah media cetak pun masih mempertahankan situs
mereka seperti suarapembaruan.com, mediaindonesia.com, dan bisnis.com.
9
Okezone menjadi penanda bangkitnya lagi kegairahan pada media online
di Indonesia. Tak lama setelah okezone.com, Grup Bakrie yang sedang
mengonsolidasikan dua stasiun televisinya dalam anak grup Visi Media Asia
(VIVA) juga tertarik ikut bermain di media online. Mei 2008, empat wartawan
Tempo, dua di antaranya baru saja usai sekolah di Amerika Serikat dan Inggris,
menawarkan sebuah konsep media online baru. Sebelumnya, mereka menawarkan
konsep ini kepada Tempo, tapi tak mendapat respons memadai. Nezar Patria, satu
dari empat orang itu, menceritakan, Anindya Bakrie yang merupakan pemuncak
Grup Bakrie tertarik dan memandang konsep media baru ini memiliki masa
depan. “Kebetulan dia punya bisnis infrastruktur di bawah Grup B-Tel,” kata
Nezar yang kini Redaktur Pelaksana VIVAnews.com itu. Desember 2008,
vivanews.com pun diluncurkan.
10
maya tanah air tampil lebih atraktif. Seiring perkembangan teknologi internet
yang hadir dengan web 2.0-nya, situs – situs itu mulai membuka ruang terjadinya
interaksi antar pembaca di situs mereka. Pembaca dapat memberikan komentar
pada berita. Disediakan pula ruang diskusi dalam forum. Partisipasi pembaca
diberi ruang lebih luas dalam layanan blogging. Detik.com menyediakan
detikblog, sementara Kompas.com membuka Kompasiana.
Media online diragukan dari sisi kredibilitas mengingat orang yang tidak
memiliki keterampilan menulis (jurnalistik) yang memadai pun bisa
memublikasikan informasinya. Kredibilitas tinggi umumnya dimiliki media online
yang dikelola oleh lembaga pers yang juga menerbitkan edisi cetak atau
elektronik. Menurut berbagai survei di Amerika, seperti dilaporkan Cassidy
(2007) dalam "Online news credibility: An examination of the perceptions of
newspaper journalist" (Journal of Computer – Mediated Communication), selama
dua dekade terakhir, kepercayaan publik terhadap media massa menurun (Project
for Excellence in Journalism, 2006). The Pew Research Center (2005)
melaporkan, 60% orang Amerika berpikir media bias secara politik dalam laporan
mereka.
Hasilnya, koran online, majalah berita, dan situs yang berorientasi politis
dinilai setidaknya “agak dipercaya oleh lebih dari dua pertiga responden. Selain
11
itu, surat kabar online dan literature kandidat secara online dinilai signifikan lebih
kredibel daripada media tradisional.
Karena proses yang rumit itu pula, karya jurnalistik cetak lebih dapat
dipercaya dan dipertanggungjawabkan (kredibilitas dan akuntabilitas). Karakter
lain, penggunaan bahasa jurnalistik dalam jurnalistik cetak diberlakukan secara
ketat karena keterbatasan halaman/ruang atau sangat mempengaruhi layout/tata
12
letak. Alhasil, media online dan media cetak saling melengkapi, saling dukung,
bukan saling mengalahkan.
13
Di samping keunggulan, menurut Morissan media internet ini juga
mempunyai keterbatasan, yaitu:
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di internet
sehingga dapat diakses di mana saja asalkan didukung dengan adanya jaringan
internet. Yang termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web,
termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, TV
online, dan email.
Media online diragukan dari sisi kredibilitas mengingat orang yang tidak
memiliki keterampilan menulis (jurnalistik) yang memadai pun bisa
memublikasikan informasinya. Kredibilitas tinggi umumnya dimiliki media online
yang dikelola oleh lembaga pers yang juga menerbitkan edisi cetak atau
elektronik. Karya jurnalistik cetak lebih dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan (kredibilitas dan akuntabilitas). Karakter lain,
penggunaan bahasa jurnalistik dalam jurnalistik cetak diberlakukan secara ketat
karena keterbatasan halaman/ruang atau sangat mempengaruhi layout/tata letak.
Alhasil, media online dan media cetak saling melengkapi, saling dukung, bukan
saling mengalahkan.
15
khusus, (3) Kemampuan interaktif, (4) Akses informasi, (5) Kreativitas, (6)
Ekspos luas, dan (7) Kecepatan.
B. Saran
Para pengguna media online disarankan untuk mengikuti ketentuan –
ketentuan yang ada serta memanfaatkan media online secara benar dan sesuai
dengan norma – norma di masyarakat, karena selain untuk memperbaharui
informasi, pertemanan, media online lebih baik dimanfaatkan untuk hal – hal
seperti kegiatan belajar dan mengajar via media online, membuat grup untuk
sarana diskusi pelajaran, menyalurkan hobi dan sebagai media penyimpanan data.
Implementasikan media online dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada
sebagai sarana yang positif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali S.T. 2005. Menguasai Internet Plus Pembuatan Web. Bandung:
M2S.
Rumanti, Maria Assumpte. 2002. Dasar – dasar Public Relation: Teori dan
Praktik.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suara Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
17
Ahmad, Amar. 2013. Perkembangan Media Online dan Fenomena
Disinformasi (Analisis pada Sejumlah Situs Islam) Jurnal Pekommas. Vol.
16 No. 3.
18