Disajikan oleh
Kelompok C :
UNIVERSITAS ANDALAS
Program Studi Magister Manajemen
PADANG
2020
1
KATA PENGANTAR
sumber daya yang tersedia dikenal sebagai ekonomi. Aktivitas ini antara
Untuk itulah, kita perlu memahami serta mengamalkan hal-hal apa saja
yang menjadi nilai - nilai serta prinsip - prinsip dasar ekonomi syariah,
bermasyarakat.
2
Tim Kelompok
DAFTAR ISI
VI. Penutupan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
3
NILAI - NILAI EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
I. 1. Gambaran Umum
4
Secara gambaran umum, Nilai-Nilai Ekonomi Syariah tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber : www.bi.go.id
(Hasil diskusi MUI dan BI)
Dalam konsep Islam, pada hakikatnya segala sesuatu milik Allah secara
absolut (QS. Yunus : 55, 66; QS. Ibrahim : 2). Adapun manusia hanya
berperan sebagai khalifah yang diberi amanat dan kepercayaan untuk
mengelolanya (QS. Al - Baqarah : 30, 195 ; QS. Ali Imran : 180), dengan
segala apa yang telah disediakan oleh Allah (QS. Al - Baqarah : 29).
5
kepada pihak-pihak yang membutuhkan serta untuk kepentingan publik
(kepemilikan kolektif).
“Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan
celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.” (QS.
Ibrahim : 2)
“Dialah (Allah yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu
kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakan manjadi tujuh
langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al - Baqarah : 29)
6
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karunianya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak
di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang
ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS. Ali Imran : 180)
“Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami
hapuskan tanda malam dan kami jadikan siang itu terang, agar kamu
mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan
7
tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah kami terangkan
dengan jelas” (QS. Al Isra : 12)
“Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-
Nya, dan supaya kamu bersyukur” (QS. An Nahl : 14).
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
dia maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al - Baqarah : 29).
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (QS. Ibrahim : 1 - 3).
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan” (QS.
Al - Fajr : 20).
8
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An - Nisa : 29).
Beberapa dalil dalam Al Quran yang menjadi pedoman bagi kita untuk
menjalankan kerjasama dalam kebaikan, antara lain:
9
“Dan kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu”.
“Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam” (QS. Al - Anbiya : 107).
10
II. PRINSIP DASAR EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
Secara garis besar, Prinsip Dasar Ekonomi Syariah dapat dilihat pada
ilustrasi gambar di bawah ini:
NO RIBA NO MAYSIR
MUAMALAT ISWAF
Transaksi muamalah Partisipasi sosial untuk
berdasarkan kerjasama kepentingan publik
berkeadilan, transparan,
tidak membahayakan
keselamatan, tidak zalim,
dan tidak mengandung zat
haram.
Sumber: www.bi.go.id
(Hasil diskusi MUI dan BI)
11
Prinsip Dasar Ekonomi Syariah :
INSTRUMEN
Instrumen zakat
Instrumen pelarangan riba
Instrumen pelarangan maysir atau perjudian
Instrumen infak, sedekah, dan wakaf
Instrumen aturan transaksi muamalah
PRINSIP DASAR
12
13
Kepemilikan relatif manusia atas harta harus dikendalikan agar terus
mengalir menuju investasi. Prinsip ini merupakan fungsi zakat terpenting
yang akan mendorong dan memaksa harta yang tertumpuk untuk keluar
dan mengalir ke dalam aktivitas perekonomian. Aliran harta yang
dikeluarkan tersebut dapat berupa investasi produktif di sektor riil,
maupun berupa aliran infak, sedekah, dan wakaf (ISWAF), maka kegiatan
perekonomian akan tetap tumbuh dan terus berputas secara berkelanjutan.
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam konteks ini, yang
sering kali diartikan secara langsung sebagai suku bunga, merupakan
tambahan yang dipastikan atau tambahan yang ditetapkan di muka (ex-
ante) secara pasti/tetap atas utilitas sejumlah dana.
15
transaksi; dan kewenangan pihak otoritas dan penegak hukum untuk
menjaga kepatuhan atas aturan maupun kontrak.
Oleh karena itulah Allah mendorong usaha atau investasi di satu sisi
(karena bermanfaat) dan mengharamkan perjudian di sisi lain (karena tidak
bermanfaat).
16
Di samping mendorong investasi dengan berbagi risiko (zakat) secara
optimal (larangan riba) dan produktif (larangan judi), ekonomi syariah juga
mendorong partisipasi sosial masyarakat untuk kepentingan publik. Hal ini
dilakukan melalui mekanisme infak, sedekah dan wakaf (ISWAF) untuk
menambah sumber daya publik dalam rangka mendorong kegiatan
perekonomian.
Implementasi dari prinsip dasar ini jika dikelola secara optimal dan
produktif akan menambah sumber daya publik dalam kegiatan aktif
perekonomian.
17
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam syariat. Aturan yang
lebih khusus dalam mengatur transaksi perdagangan, telah ditetapkan
langsung oleh Rasulullah SAW pada saat Rasulullah SAW mengatur
perdagangan yang berlangsung di pasar Madinah yang esensinya masih
terus berlaku dan dapat diterapkan sampai sekarang.
18
4. Sesuai pada prinsip dasar yang ketiga, tidak adanya riba sangat
diperlukan dalam rangka untuk membuka seluruh kemungkinan yang
ada pada investasi sehingga aliran harta menuju investasi atau jual beli
pun akan terjadi secara maksimal.
5. Setelah maksimalnya investasi tersebut, akan menjadi tidak bermanfaat
karena tidak produktifnya atau tidak termasuk pada sektor riil. Oleh
sebab itu, diperlukannya penerapan fungsi dasar dari prinsip dasar yang
keempat yaitu adanya pelarangan judi (maysir) yang bermaksud untuk
memastikan investasi yang telah optimal tersebut harus produktif agar
dapat meningkatkan supply barang maupun jasa atau bahkan
bermanfaat bagi perekonomian masyarakat.
6. Aliran investasi yang optimal secara produktif tersebut selanjutnya akan
disempurnakan melalui dari peran aktif masyarakat yang sesuai dengan
prinsip dasar kelima; yang dimana dengan mendorong partisipasi sosial
masyarakat (dana ISWAF) melalui program pemberdayaan,
pembangunan infrastruktur, dan antisipasa dana kebencanaan.
19
IV.KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM
1. Adil
2. Tumbuh Sepadan
20
Eksploitasi sumber daya secara berlebihan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi tinggi dalam jangka pendek, namun tidak berkesinambungan.
3. Bermoral
4. Beradab
21
V. TUJUAN EKONOMI ISLAM
Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sama dengan tujuan dari syariat Islam
(maqashid alsyari’ah), yaitu mencapai kebahagian di dunia dan akhirat
melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyatan toyyibah).
Maqashid al - syari’ah adalah mewujudkan kesejahteraan manusia yang
terletak pada terpeliharanya 5 (lima) kemaslahatan dasar yaitu agama (al
-dien), jiwa (al - nafs), intelektualitas (al - ’aql), keturunan (al - nasl) dan
harta kekayaan (al - maal). Kelima maslahat tersebut pada dasarnya
merupakan sarana yang sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan
kehidupan yang baik dan terhormat, dan jika kelima kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi, maka manusia tidak akan mencapai kesejahteraan yang
sesungguhnya.
22
VI. PENUTUP
23
komprehensif (al - syumul). Di dalamnya mengandung seluruh aspek
kehidupan mulai dari aspek ibadah, aspek keluarga, aspek bisnis, aspek
hukum dan peradilan serta hubungan antarnegara.
Beberapa simpulan yang dapat kita petik tentang pengenalan awal tentang
Nilai, Prinsip, Karakteristik dan Tujuan Ekonomi Islam di antaranya sebagai
berikut:
24
yaitu perlindungan terhadap (1) Agama (Al - Dien) , (2) Jiwa (Al - Nafs) ,
(3) intelektualitas (Al - ’Aql) , (4) Keturunan (Al - Nasl) dan (5) Harta
Kekayaan (Al - Maal) .
4. Wujud konkrit yang diharapkan dari ekonomi Islam adalah lahirnya
system perekonomian yang adil tumbuh sepadan, bermoral dan
berperadaban Islam. Perekonomian Islam bukan mengejar pertumbuhan
semata atau pemerataan semata, namun mengutamakan adanya
proporsionalitas sehingga tercapai kesinambungan pertumbuhan
ekonomi yang dibangun atas kegiatan ekonomi yang bermoral dan
berperadaban Islami.
Daftar Referensi :
25