Disusun Oeh:
UNIVERSITAS PATTIMURA
Segala Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat,
Rahmat, Taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MENGANALISIS KERAJAAN ATAU KESULTANAN DI ASIA SELATAN” sesuai dengan
waktu yanng ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan, dalam makalah
ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut Kerajaan Atau Kesultanan Di Asia Selatan.
Penyelesaian penyusunan makalah ini tidak terlepas dari peran serta dan kontribusi teman-
teman kelompok dua. Kami juga mengucapkan Terima Kasih kepada teman-teman kelompok
dua yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan teman-teman sekalian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Mughal
2. Jelaskan latar belakang Kesultanan Delhi
3. Bagaimana berdirinya sebuah Kerajaan atau Kesultanan Gazna
4. Jelaskan tentang Dinasti Gupta atau Arya
b. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk memahami tentang Kerajaan Mughal
2. Memahami tentang Kesultannan Delhi
3. Memahami tentang Kesultanan atau Kerajaan Gazna
4. Memahami tentang Dinasti Gupta atau Arya
c. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui tentang Kerajaan atau Kesultanan Asia Selatan itu seperti
apa, serta dapat memahami dengan jelas Kerajaan-kerajaan di Asia Selatan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesultanan Mughal
2. Kesultanan Delhi
- Latar belakang berdirinya Kesultanan Delhi
3. Kerajaan Gazna
a. KESIMPULAN
b. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asia Selatan merupakan salah satu kawasan di benua asia.Asia Selatan ini terletak
pada lintang astronomis 26°-48° LU dan 67°-125° BB.Sedangkan secara geografis, kawasan
asia timur ini berbatasan dengan asia tengah di utara, asia timur, di timur, asia tenggara di
sisi tenggara, asia barat, disebelah barat dan dengan samudera hindia di sebelah selatan.
Sementara itu, pegunungan himalaya merupakan batas utara dan timur Asia Selatan,
pegunungan Hindu Kush di Afganistan dan Pakistan Utara biasanya di anggap batas barat
laut anak benua India.
Keadaan penduduk di Asia Selatan secara uum berbeda dengan kawasan Asia
lainnya. Mengingat kkawasan ini dulunya merupakan wilayah yang terpisah dengan benua
asia. Indo-Eropa dan Dravida merupakan bangsa dan kebudayaan yang dominnan di
kawasan asia selatan ini. Sementara itu, dari segi kependudukan wilayah asia selatan kecuali
di Plato, Iran, dan Kaukasus ini lebih dekat dengan Eropa di bandingkan dengan wilayah asia
lainnya. Denagn jumlah presentase penduduk sebesar seperempat persen dari total
penduduk dunia, diperkirakkan 1,6 millian jiwa tinggal di kawasan ini dengan kepadatan
penduuduk sebesar 305 jiwa per kilo meter persegi.
PEMBAHASAN
1. Kesultanan Mughal
Kesultanan Mughal adalah sebuah negara yang pada masa jayanya memerintah
Afganistan, Balochistan, dan sebagian besar anak Benua India antara 1526 dan 1857. Kata
Mughal adalah fersi Indo-Aryan dari Mongol, karena leluhurnya merupakan Dinasti Timurya
yang berasal dari Asia Tengah. Agama resmi rakyat Mughal adalah Islam, dengan mayoritas
penduduknya beragama Hindu. Selama sekitar dua abad, Kesultanan membentang dari
pinggiran luar lembah Indus di Barat, Afganistan Utara di Barat Laut, dan kashmir di utara,
hingga dataran tinggi assam dan bangladesh masa kini di Timur, dan dataran tinggi Dekkan
di India Selatan. Pada puncak kekuasaan terbesarnya, merupakan salah satu monarki
terbesar dalam sejarah Asia Selatan. Dan menyatukan kembali hampir seluruh wilayah di
anak Benua India setelah kekaisaran Maurya, 16 abad yang lalu. Nama lain untuk dalam
bentuk kekaisaran adalah hindustan, seperti yang tampak pada penggunaan gelar penguasa
Badhishah-i-Hindustani.
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemundurannya. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat
pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan
utara, dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu para
pedagang Inggris dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai
wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang
sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan
Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya.
Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi
problema yang ditinggalkannya. Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang
oleh Muazzam, putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Putra
Aurangzeb ini kemudian bergelar Bahadur Shah (1707-1712 M). Ia menganut aliran Syiah.
Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada
perlawanan penduduk Lahore, karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syiah
kepada mereka.
Setelah Bahadur Shah meninggal, dalam jangka waktu yang cukup lama, terjadi
perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, Bahadur Shah diganti oleh anaknya,
Azimus Shah. Akan tetapi, pemerintahannya ditantang oleh Zulfiqar Khan, putra Azad Khan,
Wazir Aurangzeb. Azimus Shah meninggal tahun 1712 M, dan diganti oleh putranya,
Jahandar Shah, yang mendapat tantangan dari Farukh Siyar, adiknya sendiri. Jahandar Shah
dapat disingkirkan oleh Farukh Siyar tahun 1713 M.
Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Farukh Siyar keluar sebagai
pemenang. Ia menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal
terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian
mengangkat Muhammad Shah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar
di bawah pimpinan Nadzir Shah. Tampilnya sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan
terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah kerajaan juga membuat
pemerintahan pusat tidak terurus secara baik. Akibatnya pemerintahan daerah berupaya
untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.
Setelah Muhammad Shah meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh Ahmad Shah
(1748-1754 M), kemudian diteruskan oleh Alamgir II (1754-1759 M), dan kemudian
diteruskan oleh Shah Alam (1761-1806 M). Pada tahun 1761 M, kerajaan Mughal diserang
oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan. Kerajaan Mughal tidak dapat bertahan dan sejak itu
Mughal berada di bawah kekuasaan Afghan, meskipun Shah Alam tetap diizinkan memakai
gelar Sultan.
Shah Alam meninggal tahun 1806 M, tahta kerajaan selanjutnya dipegang oleh Akbar
II (1806-1837 M). Pada masa pemerintahannya, Akbar memberi konsesi kepada EIC untuk
mengembangkan usahanya di anak benua India sebagaimana yang diinginkan Inggris, tapi
pihak perusahaan harus menjamin kehidupan raja dan keluarga istana. Dengan demikian,
kekuasaan sudah berada di tangan Inggris, meskipun kedudukan dan gelar Sultan
dipertahankan. Bahadur Shah II (1837-1858 M), penerus Akbar II, tidak menerima isi
perjanjian antara EIC dengan ayahnya itu, sehingga terjadi konflik antara kedua kekuatan
tersebut.
Pada tahun 1858 M, Inggris menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para
pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak yang
dihancurkan, dan Bahadur II, Sultan terakhir daulah Mughal diusir Inggris dari istananya.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan daulah Mughal di daratan India dan yang tinggal di
sana adalah umat Islam yang mesti mempertahankan eksistensi mereka.
Sejalan dengan perkembangan politik Inggris yang sudah menguasai bangsa India
pada saat itu, mereka ternyata dapat merespon berbagai tuntutan di masyarakat India,
terutama setelah berdirinya sebuah organisasi Kongres Nasional India pada tahun 1885 M.
Akhirnya lambat laun, berbagai kebaikan Inggris terutama persoalan politik dan falsafahnya
merupakan sebuah penghargaan yang sangat berharga terhadap bangsa India, sehingga
dapat mengantarkan pula kemerdekaannya 15 Agustus 1947 M. Itulah barangkali fakta
sejarah bahwa berbagai kebaikan bangsa Inggris yang dapat dipersembahkan terhadap
bangsa India.
Perubahan Sosial
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama adalah masalah
penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak
mengenal kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama pada kasta
rendah, kedatangan Islam disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah terjadinya
transformasi sosial karena kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan
untuk bagian tertentu adalah menjadi pegawai pemerintah dan tentara.
Perubahan menonjol lainnya adalah masalah kesetaraan gender. Keberadaan kaum
wanita yang selama ratusan tahun menjadi kelompok kelas dua terangkat oleh masuknya
Islam di India. Upacara Sati (menceburkan diri ke api seorang perempuan dalam
pembakaran mayat suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India. Namun demikian
bukan berarti upacara Sati ini terhapus begitu saja di India. Sampai dengan abad XX upacara
Sati masih dilakukan oleh sebagian masyarakat India.
Bangunan
Pada tahun 1636, sultan Shah Jahan berhasil menguasai dua kerajaan penting, yakni
Ahmadnagar dan Bijabur. Pada saat perluasan kekuasaan tersebut permaisurinya Mumtaz
Mahal meninggal tahun 1631. Begitu cintanya pada istrinya, Shah Jahan mengenangnya
dengan membuat mega proyek makam Mumtaz Mahal yang artinya mutiara istana yang
dibangun tahun 1631-1648 dengan melibatkan 20.000 pekerja. Bangunan makam tersebut
dilengkapi dengan masjid dan taman dengan arsitek tinggi. Kemasyhurannya sampai di
penjuru benua, dan saat ini merupakan salah satu keajaiban dunia. Shah Jahan juga telah
membuat rencana bangunan makam untuk dirinya yang rencananya tidak kalah indahnya
dengan Mumtaz Mahal. Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan penggantinya
Aurangzeb yang tidak menyukai kemegahan bangunan. Jenazah Shah Jahan
dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya, Mumtaz Mahal.
2. Kesultanan Delhi
Kelahiran Kesultanan Delhi di mulai bermula dari pecahnya kerajaan Islam dari
Wangsa Guri sepeninggal Sultan Muhammad Guri pada tahun 1206 menjadi dua kesultanan
yang lebih kecil.
Kesultanan Delhi merujuk pada pemerintahan berdinasti dari Turki dan Afganistan
yang berpusat di Delhi, termasuk Mamluk (1206-90), Dinasti Khilji (1290-1320), dinasti
Tughlaq (1320-1413), Dinasti Sayyid (1414-51) dan Dinasti Lodi (1441-1526). Pada tahun
1526, Kesultanan Delhi di lebur dengan kemunculan kesultanan Mughal.
Kesultanan ini didirikan pada 1206 oleh Qutb-ud-din Aybak . Sultan pertama dan
tentara Mamluk, budak tentara yang memilih salah satu dari pemimpin mereka. Pada abad
ke-14 posisi raja itu onaantastbaarder. Di bawah ambisius Sultan Muhammad bin Tughluq
hampir seluruh semenanjung India ditaklukkan, tetapi penaklukan ini terbukti tidak dapat
dipertahankan. Penaklukan Delhi oleh Timur Leng pada tahun 1398 sultan membuat
pengikut Timo riden dan membatasi daerah yang kuat.
Tonggak permulaan imperium Islam di wilauah ini mulai tegak pada tahun 1206 M,
tepatnya pada masa Kesultanan Delhi. Nama kesultanan diambil dari nama kota di India
bagian utara yang menjadi ibu kota kesultanan, Delhi. Delhi menjadi pusat pemerintahan
dari awal berdirinya sampai masa berakhirnya di tahun 1526 M. Bahkan ketika kesultanan
Mogul mengambil alih kekuasaan, Delhi masih tetap menjadi pusat pemerintahan sampai
Mogul runtuh.
Tonggak permulaan imperium Islam di wilauah ini mulai tegak pada tahun 1206 M,
tepatnya pada masa Kesultanan Delhi. Nama kesultanan diambil dari nama kota di India
bagian utara yang menjadi ibu kota kesultanan, Delhi. Delhi menjadi pusat pemerintahan
dari awal berdirinya sampai masa berakhirnya di tahun 1526 M. Bahkan ketika kesultanan
Mogul mengambil alih kekuasaan, Delhi masih tetap menjadi pusat pemerintahan sampai
Mogul runtuh pada tahun 1858.
Tidak seperti kebanyakan dinasti Islam yang pada umumnya musnah dengan
berakhirnya keturunan para pendirinya, Kesultanan Delhi berakhir setelah mengalami lima
kali pergantian kepemimpinan. Lima dinasti tersebut adalah Dinasti Mamluk, Dinasti Khalji,
Dinasti Tughlaq, Dinasti Sayyid, dan Dinasti Lodi.
3. Dinasti Tughlaq
Quthbuddin Mubarak Shah di 1320, garis kesultanan Khalji berakhir, dan
pembunuhnya yaitu budaknya Khusru naik menjadi sultan. Tapi pemerintahannya tidak
bertahan lama disebabkan pemberontakan dari Ghazi Malik at-Tughluq, gubernur Dipalpur
di Punjab, yang cukup menonjol ketika kesultanan Delhi masih dipimpin bangsa Khalji. Dia
memanfaatkan kebencian Hindu di negara bagian Kisra Khan. Khusru atau Sultan Nasiruddin
dikalahkan dan dibunuh oleh Ghazi Malik, yang naik tahta dengan nama Ghiyatsuddin
(1320-1325). Garis sultan yang diresmikan menjadi milik Tughluqids, meskipun Tughluq
sebenarnya nama pribadi Ghazi Malik.
Ghiyatsuddin terbilang sultan yang adil dan tegas dalam menjalankan kekuasaannya.
Dia pernah menghukum dua gubernur di provinsi Badaun dan Qudh yang menyalahgunakan
kekuasaannya untuk menindas rakyat. Dia dianggap sebagai penyelamat Islam dari ancaman
Hindu yang ingin menumbangkan Islam.Di awal pemerintahannya dia memulihkan
ketertiban internal dan kekacauan administrasi keuangan. Dia memulihkan hibah tanah
yang didistribusikan dengan boros oleh pendahulunya. Sepeninggal Ghiyatsuddin tahun
1325, batas kesultanan ini melampaui yang pernah dikuasai bangsa Khalji.
Penggantinya adalah Muhammad bin Thughlaque, seorang sultan yang tidak
konsisten dengan keputusannya sendiri sehingga banyak wilayah-wilayah kekuasaan yang
menyatakan kemerdekaannya dan memutuskan hubungan dengan Delhi. Yang tersisa
hanayalah Dowab dan Punjab saja. Selanjutnya, Muhammad Shah digantikan Firuz Shah
(1351-1388) yang memiliki temperamen lebih damai. Tiga puluh tujuh tahun
pemerintahannya merelaksasi India dari badai kekacauan di bawah kekuasaan Muhammad
bin Tughluq.
4. Dinasti Sayyid
Khizr Khan berhasil menguasai Delhi dan mengangkat dirinya sebagai Sultan. Dia
mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad Saw. Menurut Firistha, rakyat sangat bahagia
di bawah pimpinannya. Khizr khan digantikan oleh anaknya Mubarak Shah yang juga
terkenal baik. Namun dia terbunuh pada tahun 1434 M oleh seorang bangsawan bernama
Sadrul Mulk. Lalu keponakannya, Muhammad Shah naik tahta dan membalaskan dendam
kematian pamannya. Ia memimpin selama 12 tahun lalu digantikan oleh anaknya Alauddin
Alam Shah yang merupakan raja terakhir dan terlemah dalam dinastinya. Dia secara
sukarela menyerahkan tahtanya pada Bahlul Lodi seorang bangsawan Afghan yang dengan
kesepakatan bersahabat membolehkan raja terakhir dari Dinasti Sayyid hidup dengan damai
di Badaun sampai akhir hayatnya.
5. Dinasti Lodi.
Sultan Lodi adalah satu-satu nya sultan Delhi yang berasal dari suku bangsa Pathan.
Bahlul Lodi naik tahta pada tahun 1451, aksinya yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur.
Dia berkuasa selama 38 tahun dan meninggal pada 1389 M. Nizam Khan, putera kedua Lodi
yang menggantikan dengan gelar Sikander Lodi yang merupakan seorang administrator
ulung. Nizam Khan meninggal pada tahun 1517 M setelah berhasil memimpin selama 28
tahun. Sikander Lodi merupakan raja yang paling mampu dan paling besar dalam dinasti
Lodi. Setelah kematian Sikandar Lodi, putranya Ibrahim Lodi naik tahta akan tetapi terjadi
pemberontakan dari adiknya sendiri, Jalal Khan. Selama kepimpinannya, Ibrahim Lodi
banyak menangkap dan memenjarakan bangsawan yang menentangnya. Hal ini lah yang
semakin memicu lebih banyak lagi pemberontakan. Pada tahun 1526 M, Babur menyerang
India dan terjadi pertempuran sengit di Panipath dimana Lodi terbunuh dalam pertempuran
ini dan kekuasaannya beralih ke tangan Babur, yang mendirikan Dinasti Mughal.
kebijakan sosial
Kesultanan menegakkan larangan agama Islam dari representasi antropomorfik
dalam seni.
Militer
Sebagian besar pasukan Kesultanan Delhi terdiri dari budak militer Mamluk Turk
nomaden, yang terampil dalam perang kavaleri nomaden. Kontribusi militer utama
Kesultanan Delhi adalah kampanye sukses mereka dalam memukul mundur invasi
Kekaisaran Mongol ke India , yang bisa menghancurkan bagi anak benua India, seperti invasi
Mongol ke Cina , Persia dan Eropa . Tentara Mamluk Kesultanan Delhi terampil dalam gaya
yang sama perang kavaleri nomaden yang digunakan oleh orang-orang Mongol, membuat
mereka berhasil memukul mundur invasi Mongol , seperti halnya untuk Kesultanan Mamluk
Mesir . Kalau bukan karena Kesultanan Delhi, ada kemungkinan bahwa Kerajaan Mongol
mungkin berhasil menyerang India. Kekuatan pasukan berubah menurut waktu.
3. Kerajaan Gazna
Sejarah dinasti Ghaznawi diawali dengan kisah seorang budak Turki yang disukai, dan
dihargai pemerintahan dinasti Samaniyah. Budak tersebut diberi jabatan penting dalam
pemerintahan Samaniyah, budak tersebut bernama Alptigin. Pada perkembangannya
Alptigin inilah yang akan menjadi peletak fondasi pendirian dinasti Ghaznawi. Pada
pembahasan kali ini kita akan membahas sejarah salah satu dinasti yang berada di kawasan
Asia Tengah pada abad klasik tersebut.
Chandragupta II (376—415 M)
Setelah Samudragupta meninggal, putra sulungnya yang bernama Ramagupta
didudukkan di atas takhta. Namun karena adanya tekanan dari suku bangsa Sakha di
perbatasan barat laut dan juga Ramagupta merupakan seorang pemimpin yang lemah,
sehingga tokoh ini sangat disembunyikan dari silsilah Raja-raja Gupta, maka saudaranya
yang bernama Chandragupta (putra Samudragupta dengan putri Datta Devi) mengambil alih
kekuasaannya, dengan gelar Chandragupta II.
Gelar Chandragupta II merupakan peringatan atas kejayaan kakeknya yang telah
membangun sebuah dinasti. Sebelumnya dia telah melatih diri memimpin masyarakat
dengan kedudukan yuvaraja atau bupati pada suatu daerah pada tahun-tahun terakhir masa
pemerintahan ayahnya.
Chandragupta II juga dijuluki sebagai Vikramaditya , yang berarti ‘Matahari
Kebenaran’. Su’ud menyatakan “karena kepribadian maupun penampilannya selama dia
memerintah menunjukkan sifat-sifat yang menerangi masyarakat”. Sehingga hal inilah yang
membuat dia mendapatkan julukan sebagai Vikramaditya. Selain itu ada yang mengatakan
bahwa Vikramaditya (mataharari kegagah beranian) merupakan tanda kehormatan atas
karya ketentaraannya, dan dia juga merupakan seorang maharaja yang terbesar diantara
maharaja Gupta.
Tindakan pertama yang dilakukannya sebagai raja ialah memindahkan ibukota dari
Pataliputra ke Ayodhya, sebuah kota terpenting didaerah Kosala atau Oudh sekarang.
Pemindahan ibukota ini dimaksudkan untuk memperoleh kembali semangat Hinduisme,
karena kita ketahui Ayodhya merupakan salah satu kota suci agama Hindu. Seperti nenek
moyangnya, Chandragupta ingin tampil menjadi penguasa dunia (world emperor). “Politik
perluasan wilayah yang dilakukan oleh Chandragupta II, ditempuh melalui dua cara:
a. Cara damai, yaitu dengan jalan perkawinan politik (political marriage).
b. Kekerasan, yaitu penaklukan dengan kekuatan militer”.
Kerajaan Gupta pada masa pemerintahan Chandragupta II ini mencapai wilayah yang
paling luas, bahkan sampai melintasi seluruh India Utara, mulai dari Benggala hingga Laut
Arab. Hal ini tidak lepas dari ekspansi-ekspansi yang dilakukan oleh Chandragupta II.
Pada masa Chandragupta II, di bidang kesenian mengalami kemajuan yang pesat,
terutama festival keagamaan pada musim semi dan patut dicatat peranan Kalidasa. Selain
festival-festival keagamaan juga telah berkembang pesat dibidang literatur (kesusastraan)
dan pengembangan-pengembangan ilmu pengetahuan yang berbahasa sansekerta. Selain
itu seorang penulis drama yang sering mempergelarkan drama-dramanya di hadapan raja.
Karyanya yang paling terkemuka adalah ‘Sakuntala’.
Nampaknya masa Chandragupta II merupakan masa yang paling makmur bagi dinasti
Gupta dan sekaligus merupakan masa keemasan dari Kerajaan Gupta (the golden age).
Bahkan pada masa Chandragupta II ini setiap rakyat yang sakit diberikan bantuan untuk
berobat kepada tabib, sementara untuk pelaku pelanggaran tidak dikenakan sanksi berat,
melaikan hanya dikenakan denda. Untuk para tuan tanah hanya dikenakan pajak yang
diambil sebagian kecil hasil panennya saja, bahkan untuk para pemberontak dikasih
hukuman potong tangan kanan saja. Sehingga pada saat itu Chandragupta II mendapat
julukan sebagai permata utama bagi kerajaan Gupta.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesultnan Mughal adalah periode awal modern dalam sejarah Asia Selatan, dengan
warisannya di India, Pakistan, Bangladesh dan Afganistan.
Kelahiran Kesultanan Delhi dimulai dari pecahnya kerajaan Islam dari Wangsa Guri
sepeninggal Sultan Muhammad Guri. Kesultanan Delhi merujuk pada pemerintahan
berdinasti dari Turki dan Afganistan yang berpusat di Delhi, Kesultanan Delhi di lebur
dengan kemunculan Kesultanan Mughal. Kesultanan ini didirikan pada 1206 oleh Qutb-ud-
din Aybak.
Sejarah dinasti Ghaznawi diawali dengan kisah seorang budak Turki yang disukai dan
dihargai pemerintahan dinasti Samaniyah, budak tersebut bernama Alptigin. Pada
perkembangannya Alptigin inilah yang akan menjadi pelekat fondasi pendirian dinasti
Ghaznawi.
Gupta merupakan salah satu dinasti di daerah Asia Selatan yang didirikan oleh Raja
Chandragupta I pada tahun 319 M. Yang telah berhasil menyatukan seluruh India Selatan
menjadi satu dinasti Gupta
B. SARAN
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah
ini bisa mencapai ketahap yang sempurna, karena kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi kami kelompok dua dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985
www.groups.google.co.id
Abdullah, Prof. Dr. Taufik dkk. 2002, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam; Khalifah, Jakarta, PT
Ichtiar Baru Van Hoeve.
Ahmad, Muhammad Basheer, 1941 The Administration of Justice in Medieval India: The
Judicial system under the Sultans and Badshash of Delhi. India Publisher: The Aligarh
Historical Research Institute