Anda di halaman 1dari 12

FAKTA-FAKTA KECURANGAN

PILPRES 2019

2019
SIKLUS PEMILU

SETELAH SEBELUM
PENCOBLOSAN PENCOBLOSAN

SAAT PENCOBLOSAN

2
SIKLUS KECURANGAN PEMILU
Sebelum Pencoblosan
Saat Pencoblosan
Setelah Pencoblosan
PENYELENGGARA DPT BERMASALAH
DAN APARAT

PENGHITUNGAN PELANGGARAN
DAN TABULASI KAMPANYE

INPUT DATA UNDANGAN

PENGHITUNGAN PENCOBLOSAN

3
DPT BERMASALAH

1) 18.831.149 juta DPT invalid (Jatim, Jateng, Jabar, Banter, DKI


dll) - MASIF
2) 6.1 Juta KTP Ganda 5 Provinsi
3) 117.333 KK Manipulatif
4) 54 ribu orang gila diizinkan memilih
5) E-KTP tercecer di jalan (Bogor)
6) DPT dan suara sah mendekati 100% (Jateng)

4
PELANGGARAN KAMPANYE:
1) Politik uang (1 juta amplop “serangan fajar” di Jawa Tengah,
kasus sedang diselidiki KPK)

5
PELANGGARAN KAMPANYE:

2) Persulit izin, blokir tempat, dan halangi akses 02 (contoh GOR


Antapani BDG pindah ke UKRI, kampanye di Bali)
3) Merusak alat peraga kampanye 02
4) Petahana tidak cuti (Bagaimana membedakan biaya perjalanan
saat dinas dan kampanye)
5) Mengerahkan aparatur sipil negara (ASN) dan anggaran BUMN
untuk dukung petahana (Ulangtahun dan kegiatan BUMN)
6) Kriminalisasi tim sukses 02 (Kasus Ahmad Dhani)
7) Memfitnah pribadi 02 (Tuduhan mendirikan Negara khilafah)
6
UNDANGAN

1) 6,7 juta pemilih tidak mendapatkan undangan memilih

7
PENCOBLOSAN

1) 436 TPS terjadi mobilisasi Pemilu untuk menggunakan hak pilih.


2) 4.859 TPS terjadi pengerahan pemilih untuk memilih calon tertentu
3) 2.497 TPS terjadi saksi yang menggunakan atribut dengan unsur atau nomor
urut peserta Pemilu.
4) 860 TPS terjadi pencoblosan sisa surat suara yang tidak terpakai. (Malut,
Nias, Serang, Tapanuli Tengah, Kab Bogor, Jateng)
5) 3.066 TPS terjadi penutupan TPS sebelum pukul 13.00 waktu setempat
6) Puluhan ribu surat suara tercoblos di Malaysia, Surabaya, Semarang
7) C1 asli tidak didistribusikan (Sumut dan Gorontalo)

8
PENGHITUNGAN

1) Pembakaran surat suara oleh pendukung petahana (Maluku,


Sumbar, Papua)
2) Gudang Penyimpanan Surat Suara Terbakar (Sumbar)
3) QC dijadikan alat penggiringan opini, sumber pembiayaan dan
data sampling TPS tidak transparan, publikasi hasil tidak single
result, tapi progressive result (tidak final)

9
INPUT DATA

1) Tim relawan IT 02 melaporkan sedikitnya 15,4% TPS di real count website (Situng) KPU terjadi kesalahan
input (73 ribu dari 477 ribu TPS)

2). KPU tidak menerapkan “Segregation of duties” (ISO27k Annex A.6.1.2).

3). KPU tidak menerapkan “security control” yang memadai. Perlu dilakukan audit menyeluruh aplikasi yang
digunakan tersebut. (ISO20000 clause 5.3.1 poin c)

4). KPU menganggap ringan permasalahan salah input dengan statement “Human Error”.
Penanganan permasalahan yang timbul tidak dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif. (ISO20000
Clause 8.2.3)

5). KPU sangat abai terhadap penerapan prinsip Operation Security khususnya klausul terkait dengan
“Capacity Management” (ISO27k Annex A.12.1.3)

10
PENYELENGGARA DAN APARAT

1) Bawaslu tidak adil memutus dugaan pelanggaran (Pose 1 Jari dan 2 Jari)
2) Bawaslu tidak merespon permintaan masyarakat (Forum API) untuk C1
yang merupakan dokumen publik.
3) KPU ngotot menggunakan kardus sebagai kotak suara, yang terbukti
gampang rusak
4) KPU tidak serius merespon terkait dugaan 17.5 juta DPT invalid
5) KPU menolak audit real count (Situng) KPU
6) Oknum Aparat kepolisian tidak netral, partisan
7) Oknum ASN dan Kepolisian arahkan memilih paslon 01 (Sulsel, Jateng)
8) Pengerahan ASN dan aparatur BUMN (TERSTRUKTUR)
11
FENOMENA GUNUNG ES KECURANGAN

Kecurangan yang terlihat

Kecurangan yang tidak terlihat

12

Anda mungkin juga menyukai