BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu usaha tidak terlepas dari faktor komunikasi, oleh karena
itu penting bagi perusahaan untuk selalu berkomunikasi dengan masyarakat agar
terjalin hubungan yang baik sehingga eksistensinya dapat diterima. Sementara itu
perusahaan sangat penting, tidak saja komunikasi internal tetapi juga komunikasi
berguna bagi perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Melalui
Humas dalam perusahaan mempunyai banyak tugas, namun secara garis besar
tugas humas perusahaan dapat digolongkan menjadi dua: tugas internal dan tugas
eksternal.
rangka membentuk citra positif perusahaan. Untuk terciptanya hubungan yang baik
1
2
tentu saja tidak mudah, bagi seorang Humas perlu mememperhatikan teknik atau
metode yang tepat dalam melancarkan komunikasinya. Begitu juga bila seorang
elektronik, media cetak, secara personal atau bahkan gabungan dari keseluruhannya.
seorang Humas juga perlu memperhatikan siapa yang menjadi publiknya, apakah
publik internal atau publik eksternal. Hal ini penting karena dengan mengetahui
publik sasaran Humas dapat membuat perencanaan dan metode yang tepat dalam
diperlukan strategi yang tepat, untuk memperoleh citra positif dari publiknya.
Bukan Empat Mata (dulu bernama Empat Mata) adalah sebuah acara
Trans7. Acara ini mulai dipandu Tukul sejak September 2005. Setiap acaranya
menyampaikan tema tertentu yang diselingi dengan lawakan. Program acara Bukan
Perubahan nama ini dikarenakan acara Empat Mata termasuk dalam acara
yang memiliki reputasi cukup buruk karena sering mendapat teguran dari Komisi
Pada tahun 2008 Empat Mata dilarang tayang oleh KPI karena menyuguhkan
adegan makan katak hidup-hidup. Tapi kemudian Pihak Trans7 “mengakali” vonis
3
tersebut dengan mengubah nama program tersebut menjadi Bukan Empat Mata dan
tetap menayangkannya. KPI tidak bereaksi terhadap tindakan Trans7 tersebut akan
tetapi acara ini dihimbau agar tidak membicarakan hal-hal yang vulgar, mesum, dan
berbau seks.
Pada Tahun 2009, KPI memberikan teguran pertama pada acara BEM (Bukan
Empat Mata), karena tamu Tukul pada saat itu adalah Kangen Band, tidak sengaja
menyebut nama alat kelamin karena latah saat menjatuhkan sesuatu dan pada Bulan
Desember 2009, acara ini kembali ditegur karena Tukul mencolek Bella Saphira
dengan sengaja.
Untuk kesekian kalinya, tepatnya pada bulan Juni Tahun 2010, Bukan Empat
Mata kembali menerima teguran dari KPI karena Atika (tamu Tukul) membaca
Basmalah saat akan minum wine yang merupakan minuman haram di dalam Islam.
Selain itu acara ini mendapat sorotan karena menghina pria tua berusia 140 tahun
yang terdeteksi petugas sensus penduduk tahun 2010 yang berasal dari kota
Pada bulan Mei Tahun 2012, Bukan Empat Mata menerima sanksi dari KPI
disiarkan selama satu jam setiap harinya selama tiga hari berturut-turut, karena
bertepuk tangan. Selain itu, sebelum lagu selesai, host memotong lagu tersebut.
4
Pada bulan Agustus Tahun 2012, Bukan Empat Mata menerima Peringatan
Tertulis dari KPI, karena menayangkan adegan saat salah satu host wanita, Marcella
Lumowa, menyampaikan cerita berjudul "Doa Seorang Wanita Bernama Susi", yang
dalam lawakan. 1
Melihat perjalanan program acara Bukan Empat Mata yang hingga saat ini
masih memiliki ijin tayang dari pihak KPI tentu tidak lepas dari kerja keras pihak
Trans 7 dalam menjalin hubungan dengan KPI. Dalam hal ini Humas memegang
peranan penting, karena dalam hal membangun kepercayaan dan membentuk citra
dengan tugas internal adalah menciptakan hubungan harmonis diantara anggota dan
menjembatani komunikasi dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Oleh
karena itu penting bagi seorang Public Relations untuk dapat memahami kebutuhan
dan aspirasi karyawan dalam bekerja sebagai masukan bagi pimpinan untuk
Sebagaimana tugas internal maka tugas eksternal Public Relations juga tidak
citra positif di masyarakat. Keberadaan Public Relations dalam hal ini dapat menjadi
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukan_Empat_Mata
5
dan kegiatannya, karena dengan strategi akan membantu tercapainya tujuan yang
ingin dicapai. Dengan strategi Public Relations dapat membuat rencana dan juga
perencanaan kegiatan yang akan dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan secara
bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari
suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu
Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul : Strategi Public Relations Trans 7 dalam
Secara garis besar, materi yang dibahas dalam penelitian adalah bidang
kehumasan. Dalam penelitian ini penulis lebih menitikberatkan pada strategi Public
Relations Trans 7 dalam dalam membangun image Program Bukan Empat Mata.
2
Rusady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 133
6
Strategi
Istilah strategi menurut Hornby, (1973 : 997) yang dikutip oleh Abu
Public Relations
3
Abu Ahmadi – Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung, 1997, hal. 11.
4
Rusady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 133
5
Oemi Abdurrachman, Dasar- Dasar Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal
25
7
12/14 Mampang Jakarta Selatan dari mulai bulan Oktober 2013 sampai dengan
Januari 2014.
pada strategi Public Relations Trans 7 dalam membangun image Program Bukan
Empat Mata.
strategi Public Relations Trans 7 dalam dalam membangun image Program Bukan
Empat Mata ?
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui strategi Public Relations Trans 7 dalam
1.7.1 Secara teoretis, membuktikan bahwa strategi Public Relations Trans 7 dalam
membangun image Program Bukan Empat Mata telah sesuai dengan teori-
teori kehumasan yang telah dikemukakan oleh para ahli Public Relations.
8
1.7.2 Secara praktis, dapat memberikan masukan yang berarti sekaligus sebagai
bahan acuan dan pemikiran bagi Humas pentingnya membuat strategi yang
acara.
9
BAB II
dilakukan oleh Stevani (2011) mahasiswa Universitas Al-Azhar Jakarta denga judul :
Hidup dan Perubahan Iklim (Paklim) di Indonesia” (Studi pada pelaksanaan program
dalam pelaksanaan program PAKLIM di Indonesia oleh GIZ bekerja sama dengan
program PAKLIM oleh GIZ dan KLH menunjukkan hubungan kerjasama antara
kedua humas telah dibina dengan baik, melalui aspek-aspek atau strategi humas.
Penelitian yang dilakukan Stevani dilatarbelakangi adanya visi dan misi yang
sama sehingga tidak mengalami banyak kendala dalam aktivitas Humas. Penelitian
9
10
Kritik Penulis
Nama Hasil Bedanya dengan
Judul Penelitian Permasalahan Teori Metode terhadap Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian Penulis
Penelitian
Stevani, STRATEGI HUMAS Bagaimanakah - Efektivitas Penelitian ini Pelaksanaan Penelitian yang Penelitian yang
Mahasiswa DALAM strategi Public Komunikasi menggunakan program dilakukan dilakukan saudara
Universitas PELAKSANAAN Relations dalam - Strategi Humas pendekatan PAKLIM oleh Stevani sangat Stevani
Al-Azhar ”PROGRAM ADVIS pelaksanaan kualitatif. GIZ dan KLH normatif, dilatarbelakangi
Jakarta KEBIJAKAN Sifat penelitian telah hampir tidak adanya kesamaan visi
program
(2011) UNTUK deskriptif. menunjukkan ada kendala dan misi dalam
PAKLIM di
LINGKUNGAN Pengumpulan hubungan yang terjadi pelaksanaan program
HIDUP DAN Indonesia oleh data wawancara kerjasama kedua lembaga PAKLIM.
PERUBAHAN IKLIM GIZ bekerja (terstruktur dan antara kedua tersebut.
(PAKLIM)” DI sama dengan observasi (tidak humas telah Padahal Sedangkan penelitian
INDONESIA (Studi Kementrian tersetruktur) dibina dengan kendala ini yang dilakukan penulis
pada pelaksanaan Lingkungan baik, melalui dapat mejadi dilatar belakangi dari
program PAKLIM Hidup aspek-aspek pembelajaran adanya konflik antar
oleh ”Deutsche atau strategi yang baik bagi lembaga, sehingga
Gesellschaft Fur humas pihak-pihak tingkat kesulitan
Internasinale yang bergelut Humas lebih tinggi
Zusammernarbeit dalam dunia dalam menjalin
(GIZ) GmbH” kehumasan. kerjasama dan
bekerjasama dengan melaksanakan strategi
Kementrian yang tepat.
Lingkungan Hidup
(KLH)
11
2.2 Teori
2.1.1 Komunikasi
yang terkandung di dalamnya kepada orang lain. Dalam kegiatan komunikasi orang
agar pesan yang disampaikan memperoleh umpan balik dari komunikan yang
menjadi sasaran.
Kata komunikasi sendiri telah banyak dikemukakan oleh para ahli dari sudut
pandang yang berbeda-beda, namun pada intinya apa yang dikemukakan oleh para
ahli mengenai komunikasi itu mengandung arti yang sama, yaitu penyampaian pesan.
bahasa latin ‘Communis’ yang berarti Common (sama). Dengan demikian apabila
kita akan mengadakan komunikasi, maka kita harus mewujudkan persamaan antara
6
Sunarjo, Djoenaesih S Sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi Seri Ilmu Komunikasi -1, Edisi Ketiga,
Liberty, Yogyakarta, 1995, hal. 143
12
Komunikasi menurut Bovee and Thill 2003 yang dikutip oleh Sri Astuti
memberi, mengambil bagian atau meneruskan sehingga terjadi sesuatu yang umum
dari sumber yang satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.”8
komunikasi bertujuan untuk mewujudkan persamaan kepada orang lain atas ide, gagasan
memungkinkan kita mampu dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa
yang kita butuhkan. Dimana secara teoritis, kita mengenal beragam tindakan komunikasi
massa. Agar komunikasi berjalan efektif, maka pihak-pihak yang terlibat dalam
7
Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006, hal. 2.
8
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 19.
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, 2006, hal. 4
13
mereka gunakan.
Gambar 2.1
Model Proses Komunikasi
Sender
Feedback Response
Keterangan :
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek,
a. “Informatif
Kegiatan komunikasi merupakan suatu sistem pemprosesan informasi
dimana audience (khalayak) berharap memperoleh informasi yang lebih
banyak,baik dan tepat waktu.
b. Regulatif
Kegiatan komunikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Fungsi ini tergantung pada kredibilitas pesan.
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002, hal 18-19.
11
Ibid, hal. 11&16.
15
c. Persuasif
PR membujuk khalayak untuk melakukan suatu kegiatan sehingga dapat
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
d. Integratif
Kegiatan komunikasi yang bertujuan menumbuhkan keinginan khalayak
untuk berpartisipasi lebih besar pada kegiatan komunikasi dengan cara
menyediakan saluran komunikasi, baik itu formal (koran,buletin) maupun
informal (tatap muka,event)”. 12
Dalam pencapaian tujuan, suatu organisasi perlu ada suatu proses komunikasi
itu, melalui proses komunikasi akan diperoleh suatu hasil yang sangat berarti bagi
organisasi.
seluruh anggota organisasi agar mereka secara bersama-sama dapat mencapai tujuan
organisasi. Adapun tujuan lainnya yaitu menggerakkan orang lain untuk melakukan
ketahui, yaitu :
12
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka, 1993, hal.
132
16
menghasilkan umpan balik yang diinginkan. Maka dari itu, diharapkan dalam
komunikan.
2.1.2 Humas
benar-benar memasyarakat dalam arti kata telah dipergunakan secara luas oleh
Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya yang berjudul “Effective Public
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002, hal. 10.
14
H. Frazier Moore, 2001, Humas (Membangun Citra Dengan Komunikasi) PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal 6.
17
“Public Relations is the art bringing about better public understanding which
breeds greater public confidance for any individual or organitation” (publik
relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih
baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
sesuatu organisasi / badan)”. 16
publiknya diharapkan akan dapat selalu dipelihara sehingga kedua belah pihak dapat
publik saja. Karena jika hanya itu yang dilakukan, maka kegiatan tersebut belum
dapat dikatakan sebagai praktek kehumasan. Sebab humas bukan hanya berfungsi
untuk melihat citra yang terbentuk, tetapi juga berusaha mengembangkannya kearah
yang lebih baik. Agar citra yang dipersepsikan oleh masyarakat baik dan benar
(dalam arti ada konsistensi antara citra dengan realitas), citra perlu dibangun secara
jujur. Cara yang sudah digunakan secara luas dan mempunyai kredibilitas yang
citra, seperti yang diungkapkan oleh Kotler sebagaimana dikutip oleh Sutisna dalam
dibuktikan dan mendapat dukungan pendapat dari para ahli hubungan masyarakat.
Untuk mendorong citra positif bagi suatu organisasi, hubungan masyarakat harus
bukan berarti harus disampaikan secara monoton dan tidak menarik perhatian.
Hubungan masyarakat harus disusun sedemikian rupa agar mampu menarik dan
tumbuhnya sikap dan image masyarakat yang positif terhadap segala kebijakan dan
gambaran yang positif bagi para anggota, atas suatu tindakan atau kebijakan kerja
17
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,
hal. 335.
19
pada suatu perusahaan (staff relations ), sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama
karyawan dengan karyawan dengan pimpinan, pada diri mereka juga ditanamkan
rasa tanggung jawab dan kewajiban terhadap perusahaan. Pada tiap anggota
bahwa keberadaan atau maju mundurnya perusahaan tersebut tergantung dari cara
Humas menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Wiryanto, dalam bukunya
praktek praktik kehumasan adalah hubungan yang terjadi dalam suatu siklus
organisasi atau instansi, mulai dari top management samapai ke pesuruh. Tingkat
efektivitas dari humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal pokok yaitu :
seorang Humas tidak hanya dapat membina hubungan dengan publik eksternalnya,
karena publik internal juga mempunyai peranan penting dalam kemaujan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, dijelaskan pula mengenai tugas Humas
18
Frank Jefkins. 1996. Public Relations. ed keempat. Erlangga. Jakarta. Hal. 172
20
Tugas Humas Internal bila dirinci secara spesifik, maka akan memiliki tiga
wujud, yaitu komunikasi ke bawah, ke atas, dan komunikasi sejajar. Untuk lebih
maka diharapkan dapat diperoleh hasil yang maksimal. Untuk mengukur hasil yang
19
Astrid S. Susanto. 1983. Komunikasi da lam Teori dan Praktek 3. Bina Cipta Bandung. hal . 182.
21
Adapun fungsi humas berdasarkan ciri khas kegiatan Humas menurut Cutlip
komunikasi yang baik dengan publik internal maupun eksternal. Semuanya ini sangat
Tugas Humas menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations yang
1) “Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan cepat atas
organisasinya.
2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan citra, kegiatan, reputasi.
3) Memberi nasehat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai
berbagai masalah komunikasi yang penting.
4) Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan
organisasi”. 22
sistematis atau bertahap karena tugas yang harus dijalankan oleh Humas amat
20
Rosady Ruslan. 2008. Majamen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. hal. 18
21
Ibid. hal. 18
22
Frank Jefkins. 2000. Public Relations. Erlangga. Jakarta. hal. 28.
22
banyak, sehingga sering terdapat tumpang tindih. Oleh karena itu aktivitas Humas
tumpang tindih kegiatan. Tahap-tahap tersebut menurut Cutlip & Center yang dikutip
oleh Oemi Abdurrachman dalam bukunya Dasar – dasar Public Relations, adalah :
23
Oemi Abdurrachman. 2001. Dasar-Dasar Public Relations, PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. hal.32
24
Ibid. hal.40
23
Dari uraian di atas maka menurut penulis berkaitan dengan kegiatan tugas
dapat membuat langkah kegiatan lebih baik dengan mengotimalkan seluruh anggota
budaya, teknologi membawa dampak pada struktur dalam organisasi. Tidak saja
organisasi yang berorientasi bisnis, tetapi juga pada organisasi yang bukan bisnis
terhadap kinerja organisasi. Perubahan yang begitu cepat dan adanya pengaruh
lingkungan internal dan eksternal ini, manajemen strategis menjadi penting. Menjadi
25
Yosal Iriantara. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia Indonesia. hal. 11
24
Rowe, et.al. (dalam Robson, 1997 : 6), yang menyatakan bahwa “Manajemen
bagi pimpinan karena organisasi terdiri dari beberapa atau banyak orang yang berada
di dalamanya. Sebagai anggota organisasi tidak terlepas dari pengaruh luar yang
akan membentuk dan merubah sikap dan perilaku ke dalam organisasi. Kemampuan
organisasi. Perubahan ini akan terus terjadi dan tidak dapat dihindari seiring dengan
dengan sungai yang bergejolak. Dalam zaman yang bergejolak ini, kemampuan
26
Hari Lubis dalam Yosal Iriantara. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia Indonesia,
Jakarta. hal. 3.
27
Yosal Iriantara. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia Indonesia. Jakarta. hal. 12
28
Ibid. hal. 10
25
yang sekaligus sebagai bagian dari kegiatan dalam manajemen. Dengan melakukan
sebagai seorang humas, dimana tujuan dari seorang humas tidak saja mengharapkan
dan eksternal organisasi, jelas bahwa manajemen strategi menjadi penting dan harus
memperoleh perhatian dengan baik. Jika tidak maka semakin banyak kusulitan-
kesulitan yang akan dihadapi oleh pimpinan untuk menyelaraskan pengaruh eksternal
29
Ibid. hal. 10
30
Ibid. hal. 13
26
1. Analisis Lingkungan
ruang hampa. Organisasi hidup bersama organisasi lain yang sejenis dan
bagi masyarakat. Karena itu, apa yang tejadi pada masyarakat yang hidup
Secara sederhana visi adalah apa yang ingin dicapai organisasi pada masa
31
Yosal Iriantara. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia Indonesia. Jakarta. hal. 14.
27
organisasi. Visi itu bisa diibaratkan merupakan keinginan kita, dan misi
3. Perumusan Strategi
4. Implementasi Strategi
itu dibuat dalam bentup pernyataan strategis, banyak pihak yang memuji
oleh perumusan dan implementasi strategi yang baik. Bila salah satu
5. Pengendalian Strategi
Menurut Rosady Ruslan strategi adalah : ”Bagian terpadu dari suatu rencana
sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan, yang pada akhirnya
yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka
para stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal.
Untuk mencapai tujuan tersebut strategi kegiatan humas semestinya diarahkan pada
33
Rosady Ruslan. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi.
Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. hal. 133
34
Ibid. hal. 134
30
upaya menggarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka.
Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap
tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran.
Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.
umumnya adalah para stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang
sama. Sasaran umum tersebut secara struktural dan formal yang dipersempit melalui
upaya segmentasi yang dilandasi ”seberapa jauh sasaran itu menyandang opini
bersama, potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga,
nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus. Maksud
35
Ibid. hal. 139-140
31
Humas :
1. ”Strategi operasional
Melalui pelaksanaan program Humas yang dilaksanakan dengan
pendekatan kemasyarakat (social approach), melalui mekanisme sosial
kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau
kehendak masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan
lain sebagainya yang dimuat di berbagai media massa.
Artinya pihak Humas mutlak bersikap atau berkemampuan untuk
mendengar (listerning), dan bukan sekedar mendengar (hear) mengenal
aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral
maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.
2. Pendekatan persuasif dan edukatif
Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)
dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya
yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan
melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian,
menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya.
3. Pendekatan tanggungjawab sosial humas
Menumbuhkan sikap tanggungajawab sosial bahwa tujuan dan sasaran
yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan untuk mengambil
keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk
memperoleh keuntungan bersama.
4. Pendekatan kerja sama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun
hubungan ke luar (eksternal relations) untuk meningkatkan kerja sama.
Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya
agar diterima oleh atau mendapat dukungan masyarakat (publik
sasarannya). Hal ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan
hubungan baik dengan publiknya (community relations ) dan untuk
memperoleh opini publik serta perubahan sikap yang positif bagi kedua
belah pihak (mutual understanding).
5. Pendekatan koordinatif dan integratif
Untuk memperluas peranan PR di masyarakat, maka fungsi Humas
dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/instansinya. Tetapi
peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam menunjang
program pembangunan nasional, dan mewujudkan Ketahanan Nasional
di bidang politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan
Hankamnas”.36
36
Rosady Ruslan. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi,
Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. hal. 142-144.
32
strategi komunikasi Public Relations dalam upaya untuk menjalin berbagai hubungan
positif dengan publik internal dan publik eksternal tersebut, dapat ditarik suatu
tanpa perencanaan lebih dulu suatu kegiatan tidak akan dapat berjalan sebagaimana
Suatu hal yang yang perlu diperhatikan oleh komunikator berkaitan dengan
rencana komunikasi ini misalnya apa yang akan menjadi target dari komunikasi yang
dilakukan dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai siapa komunikator yang
37
Ibid. hal. 144
33
bentuk komunikasi yang akan digunakan. Berkaitan dengan hal ini kemampuan dan
dikenal dengan teori dari-dasar, penyajian suatu teori dapat dilaksanakan dalam dua
bentuk yaitu : (a) penyajian dalam bentuk seperangkat proposisi atau secara
proposisional dan (b) dalam bentuk diskusi teoritis yang memanfaatkan kategori
tertentu tanpa terlebih dahulu mengerti apa yang akan dilakukannya itu. Komunikasi
yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan 5
hal, yaitu ;
1. “Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi pesan sesuai yang dimaksud
oleh komunikator. Maka disini yang dibutuhkan adalah kondisi psikologi
komunikasi.
2. Kesenangan : tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan
informasi dan membentuk pengertian, tetapi juga komunikasi hanya
berinteraksi saja. Tidak memiliki suatu tujuan, hanya untuk membuat
senang, maka disini di perlukan sistem komunikasi interpersonal.
3. Pengaruh pada sikap ; komunikasi dilakukan untuk mempengaruhi orang
lain. Proses komunikasi mempengaruhi sikap, tindakan dan pendapat
orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis. Dengan demikian
komunikan bertindak sesuai kehendak sendiri.
38
Ibid, hal. 36.
34
yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi adalah proses
membuat sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan. Pertama-
dari komunikator itu. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran
dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya.dalam proses itu
pengawa-sandi (decoder).
39
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 13
40
Ibid, hal. 13
35
untuk mengerti atau mencapai suatu pemahaman yang sama satu sama lain.
Untuk itu agar suatu komunikasi menjadi efektif maka proses penyandian
melakukan komunikasi. Namun bukan berarti suatu komunikasi akan gagal apabila
tidak ada kesamaan antara field experience komunikator dengan field experience
komunikan. Karena di dalam teori komunikasi dikenal istilah empathy, yang berarti
ideology, dll.
Teori komunikasi yang digunakan adalah apa yang digagaskan oleh Wilber
Setelah (tuned) yang dimaksud adalah adanya kesamaan kerangka acuan (frame of
41
Ibid, hal. 28
42
Ibid, hal 32
37
Dalam Permasalahan :
kegiatannya PR
perusahaan Bagaimana strategi Public Relations Trans 7
memerlukan dalam membangun image Program Bukan
strategi guna Empat Mata ?
melancarkan
kegiatannya.
Dengan strategi
PR dapat
menyusun dan
merencanakan Metode Penelitian :
kegiatan dengan - Desriptif kualitatif
tepat sasaran. Teori
- Efektifitas Komunikasi
- Strategi Humas (strategi operasional, pendekatan
persuasive dan edukatif, pendekatan
tanggungjawab sosial humas, pendekatan
kerjasama dan pendekatan koordinatif dan
integratif
Instrumen :
- Wawancara dan Observasi
Hasil Peneltiain :
Melalui pendekatan strategi Humas Public Relations
Trans 7 dapat membangun image program Bukan
Empat Mata.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Moleong pengertian
paradigma adalah “Kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,
konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan cara penelitian”.43
penyelidikan ilmiah.44
atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan
sehari-hari”.45
Perbedaan dari keempat paradigma tersebut dapat dilihat dari cara pandang
masing-masing terhadap realitas yang digunakan dan cara yang ditempuh untuk
43
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 30.
44
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2006, hal. 63
45
Ibid.
46
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2006, hal. 68
38
39
1. Positivisme
dunia ilmu pengetahuan. Keyakinan dasar aliran ini berakar pada paham
berjalan.
2. Post-Positivisme
aliran ini bersifat critical realism. Aliran ini juga melihat realitas sebagai hal
yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, namun
menurut aliran ini adalah mustahil bagi manusia untuk melihat realitas secara
triangulasi yaitu penggunaan beragam metode, sumber data, periset dan teori.
3. Teori Kritis
akan tetapi lebih tepat disebut ideologically oriented inquiry, yaitu suatu
wacana atas realitas dengan muatan orientasi ideology tertentu yakni meliputi
realism), yang tidak dapat dilihat secara benar oleh pengamatan manusia.
4. Konstruktivisme
suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas paham ini menyatakan
dunia, dan harus ditinggalkan dan digantikan oleh paham yang bersifat
konstruktif.
Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu ada dalam
bersifat local dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang melakukannya.
Karena itu, realitas yang diamati oleh seseorang tidak bias digeneralisasikan
atau post positivis. Atas dasar filosofis ini, aliran ini menyatakan bahwa
keduanya.
pendapat orang per orang yang diperoleh melalui metode pertama, untuk
hubungan baik dengan KPI akan memperoleh hasil yang diharapkan apabila
pendekatan persuasive.
3.2 Fenomenologi
Husseri dan Alfred Schultz. Pengaruh lainnya beradal dari Weber yang member
manusia.47
47
Lexy J. Moleong, Opcit, hal. 9.
42
dengan diam. Dian merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang
sedang diteliti.48
Dari pengertian di atas maka kaitannya dengan penelitian ini, peneliti belum
mencari dan menggali lebih dalam bagaimana usaha yang dilakukan Public Relations
Trans 7 melalui wawancara terbuka dan data-data yang diperoleh. Data tersebut
dipelajari dan dianalisis sehingga peneliti mendapatkan informasi yang jelas tentang
Taylor mendefinisikan :
penelitian lainnya, yakni membangun realitas makna sosial budaya, meneliti interaksi
peristiwa dan proses, melibatkan variabel-variabel yang kompleks dan sulit diukur,
memiliki keterkaitan erat dengan konteks,, dan melibatkan peneliti secara utuh.50
48
Ibid.
49
Ibid, hal. 3
50
Prasetya Irawan. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantiatif Untuk Ilmu Sosial. Jakarta. Departemen
Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. hal. 6-7.
43
dari Trans 7 untuk mengetahui strategi humas dalam membantun image program
Rakhmat, penelitian deskriptif adalah melukiskan variable demi variable, satu demi
satu dan mengumpulkan data secara univariant. Peneliti memakai tipe deskriptif ini
gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-
sifat popular atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa
menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang. Penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang
51
Jalaludin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. hal.
25-26.
52
Nurul Zurian. 2006. Metodologi Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta. Bumi Aksara. hal.
47.
44
menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya.
Jadi, penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan
Sifat deskriptif dari penelitian ini karena peneliti ingin menjabarkan data
temuan yang diperoleh dari Trans 7 untuk dibaurkan dengan teori yang digunakan
dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, informan yang dipilih adalah Marketing Public Relations
Departement Head Trans7, Anggota KPI Pusat bidang Isi Siaran dan 2 penonton
53
Jalaludin Rakhmat. Op.Cit. hal. 25-26.
54
Lexy J. Moleong. Op.Cit. hal. 79.
45
Jabatan : Penonton
4. Nama : Fransisca
Jabatan : Penonton
menonton.
3.7.1 Wawancara
selalu terkait dengan narasumber penelitian, atau dalam penelitian kualitatif disebut
46
dikumpulkan adalah ”data primer yang berupa data teks hasil wawancara dari
informan yang sedang dijadikan sample dalam penelitiannya. Data dapat direkam
Salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
ditentukan. Metode ini dimaksudkan agar data yang diperoleh peneliti dapat
3.7.2 Observasi
Beberapa informasi yang diperolah dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, obyek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
55
Deddy Mulyana & Solatu. 2007. Metode Komunikasi : Contoh-contoh Penelitian Kualitatif dengan
Pendekatan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. hal. 6.
56
Sarwono Jonanthan. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu,
hal. 79.
57
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Hal. 72.
58
Muhamad Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. hal. 234.
47
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitin ini, yaitu observasi tidak
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
ditentukan. Metode ini dimaksudkan agar data yang diperoleh peneliti dapat
mendetail dengan petanyaan yang diajukan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada
Menurut Lofland dan Lofland (1984 : 47) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya
dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistic.
Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah
menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut
subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini akan tergantung pada
59
Burhan Bungin. 2007. Peneltian Kualitatif. Prenada Media Group : Jakarta. Hal. 115
60
Ibid. Hal. 115.
48
skunder. Data skunder adalah ”berupa data-data yang sudah tersedia atau dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan data ini
yang berasal dari data primer, yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya, termasuk
dalam kategori teks, gambar, dokumen, foto dan lain-lain”.62 Adapun data skunder
yang digunakan dalam penelitian ini seperti data tertulis di tempat penelitian atau
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data menurut Patton yaitu, proses
yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari
mendefinisikan ”analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh
data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja
itu”.63
61
Sugiyono. Op.Cit. hal. 75.
62
Ibid.
63
Lexy J. Moleong. Op.Cit. hal. 112.
49
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
Analisis data pada penelitian ini adalah dengan melakukan teknik deskriptif
dengan model interaktif, ”dimulai dengan pengumpulan data (primer dan sekunder)
reduksi data, penyajian data menggunakan Axial Coding (kategori dan coding),
tersebut, membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. Peneliti
64
Sugiyono. Op.Cit. hal. 88
65
W. Lawrence Neuman. 1997. Social Research Methods Qualitative and Quantitive Approaches,
Third Edition. Hal. 427.
66
Prasetya Irawan. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantiatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Departeman
Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. hal. 232.
50
tereduksi pada saat diuraikan dalam penelitian ini atau terjadi jawaban yang
bias. Hal ini disebabkan sulitnya memperoleh data secara lengkap karena
67
Ibid, hal. 232-133
51
ataupun bias.
BAB IV
Bukan Empat Mata yang dulu bernama Empat Mata termasuk dalam
acara yang memiliki reputasi cukup buruk (versi KPI) karena sering mendapat
Pada tahun 2008 Empat Mata dilarang tayang oleh KPI karena
Bukan Empat Mata dan tetap menayangkannya. KPI tidak bereaksi terhadap
tindakan Trans7 tersebut akan tetapi, acara ini dihimbau agar tidak
Pada Tahun 2009, KPI memberikan teguran pertama pada acara BEM
(Bukan Empat Mata), karena tamu Tukul pada saat itu adalah Kangen Band,
tidak sengaja menyebut nama alat kelamin karena latah saat menjatuhkan sesuatu
dan pada Bulan Desember 2009, acara ini kembali ditegur karena Tukul
Untuk kesekian kalinya, tepatnya pada bulan Juni Tahun 2010, Bukan
Empat Mata kembali menerima teguran dari KPI karena Atika (tamu Tukul)
membaca Basmalah saat akan minum wine yang merupakan minuman haram di
52
53
dalam Islam. Selain itu acara ini mendapat sorotan karena menghina pria tua
berusia 140 tahun yang terdeteksi petugas sensus penduduk tahun 2010 yang
Pada bulan Mei Tahun 2012, Bukan Empat Mata menerima sanksi dari
dapat disiarkan selama satu jam setiap harinya selama tiga hari berturut-turut,
menyanyikannya dengan duduk dan bertepuk tangan. Selain itu, sebelum lagu
Peringatan Tertulis dari KPI, karena menayangkan adegan saat salah satu host
Diceritakan, Susi berdoa kepada Tuhan agar diberikan suami yang setia,
penuh pengertian, dan tampan. Kemudian datanglah sosok Reynaldi yang
ingin menikahinya. Wanita tersebut kembali teringat akan doanya dan dia
mengeluh kepada Tuhan mengapa lelaki yang datang tidak sesuai dengan
keinginannya.
Cerita selanjutnya, Tuhan menjawab tiga harapan Susi dalam doanya.
Tentang harapan untuk mendapatkan suami setia, Tuhan berkata, “Coba
kamu pikirkan, siapa yang mau sama dia? Nggak ada yang mau sama dia.
Ngelirik aja nggak mau… Pasti dia setia.” Tentang harapan untuk
mendapatkan suami yang penuh pengertian, Tuhan berkata, “Suamimu ini
54
sangat mengerti kamu… Dia bisa menjadi suami dan ayah yang baik,
multifungsi bahkan suamimu itu… Dia bisa jadi kain pel kalau
dibutuhkan dan yang pasti jadi vacuum cleaner kalau diinginkan”.
Tentang harapan untuk mendapatkan suami yang tampan, Tuhan
kemudian mengajak Susi melihat sawah dan Ia berkata, “Kalau kau lihat
calon suamimu, dia lebih tampan daripada orang-orangan sawah di luar
sana.”68
4.1.2 KPI
terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan
dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan
68
http://imb.mytrans.com/read/2009/06/10/185351/1145738/231/trans7-rayu-kpi-tidak-hentikan-
bukan-empat-mata Rabu, 10/06/2009 18:54 WIB
55
mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll. Dasar dari fungsi pelayanan
kepemilikan).
keberagaman isi adalah tersedianya informasi yang beragam bagi publik baik
yang ada di Indonesia tidak terpusat dan dimonopoli oleh segelintir orang
56
atau lembaga saja. Prinsip ini juga menjamin iklim persaingan yang sehat
berjaringan.
selama ini merupakan hak ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur
dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun
penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada masa rezim orde baru),
sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi negara yang
Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk mendukung
dengan lembaga penyiaran lokal yang ada didaerah tersebut. Hal ini untuk
maksimal.
Penyiaran Indonesia terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).
Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
RI dan KPI Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
58
(DPRD) tingkat propinsi. Dan selanjutnya, anggaran untuk program kerja KPI
Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan KPI
masing provinsi.
eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil (PNS) serta staf
untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa
Indonesia.
(KPI) serta penonton Bukan Empat Mata yang diwakili oleh Toriq Akbar dan
Empat Mata. Sebagaimana diketahui program acara Bukan Empat Mata ini
Empat Mata yang sebelumnya bernama Empat Mata ini. Berikut kutipan hasil
Head Trans 7.
ia sudah berganti produser sebanyak tiga kali, berganti studio juga sebanyak
lima kali, dan berganti setting juga sebanyak tiga kali. Adapun perkembangan
yang mencolok adalah frekuensi. Bila semula ditayangkan sepekan sekali, kini
Empat Mata stripping Senin Jumat. Kemudian dari sisi pendekatan segmentasi
60
yang awalnya hanya untuk laki-laki, Empat Mata lalu dikombinasikan dengan
sesuatu yang umum sampai sekarang ini sehingga segmentasinya menjadi untuk
keluarga. Dan yang berubah juga adalah look-nya atau desain panggungnya yang
Para narasumber pun yang awalnya sulit untuk diminta hadir ke studio,
kini lebih mudah. Penonton yang awalnya malah harus dibayar agar hadir ke
sekitar 250 pasang mata penonton memenuhi Studio 9 Trans 7 yang berukuran
sudah terisi sampai dua bulan ke depan. Sebuah perkembangan yang sangat
1. Strategi operasional
program kerja akan dilaksanakan. Dalam hal ini Humas dapat memanfaatkan
Empat Mata merupakan salah satu bentuk apresiasi dari masyarakat yang
diwakili KPI. Bagi seorang Humas kritik dan saran dari masyarakat bagi
masukan dari masyarakat yang berupa teguran KPI tentang program acara
"Kami ngikutin aja apa keputusan KPI, nggak kecewa, ikhlas saja.
Kami pokoknya nurut saja sama KPI" Kami juga tak ingin
menyalahkan siapa-siapa (para bintang tamu) di acara 'Bukan Empat
Mata'.
kutip” hal serupa bahkan lebih, namun tidak mendapat teguran, bagaimana
pendapat ibu ?
eksternal. Dalam hal ini adalah pihak KPI dan para bintang tamu khususnya
62
dan penonton Bukan Empat Mata pada umumnya. Terhadap KPI Humas
mengundang reaksi KPI. Bagi Humas bintang tamu dalam program acara
Bukan Empat Mata merupakan publik yang perlu dijaga dan dijalin hubungan
baik.
dalam mendukung program acara Bukan Empat Mata dapat tayang kembali.
Seringnya teguran yang dilakukan KPI kepada Trans 7 mengenai acara Bukan
Empat Mata hingga saat ini masih memperoleh ijin tayang. Ini tidak terlepas
oleh KPI:
yang diajukan KPI untuk program acara Bukan Empat Mata dapat
Ada beberapa syarat yang ditetapkan KPI pada 'Bukan Empat Mata.
1. Bukan Empat Mata hanya dapat ditayangkan dengan frekuensi
tayang paling banyak 3 (tiga) kali dalam satu minggu, berlaku
selama 2 (dua) bulan sejak 13 Juni s/d 13 Agustus 2009;
2. Bukan Empat Mata hanya dapat ditayangkan antara pukul 22.00 s/d
03.00 WIB;
3. Bukan Empat Mata hanya dapat ditayangkan dalam bentuk
rekaman (recorded), dan bukan siaran langsung (live); dan
4. Trans7 meminta maaf kepada masyarakat luas atas kejadian yang
terjadi di edisi 3 Juni 2009 dalam bentuk (1) running text dan (2)
melalui pembawa acara di awal acara edisi Bukan Empat Mata
yang paling awal ditayangkan.
melakukan pendekatan secara persuatif dan edukatif. Persuasif, dalam hal ini
antara Trans 7 dengan KPI hanyalah masalah sudut pandang saja tidak, tidak
ada motif lain seperti adanya kepentingan tertentu. Sikap Humas inilah yang
sikap bijaksana.
konsisten maka program acara Bukan Empat Mata tetap memperoleh ijin
Trans 7 dalam program acara Bukan Empat Mata. Bahwa program Acara
media sendiri yaitu sebagai fungsi tanggungjawab social, pihak Trans 7 telah
program acara Bukan Empat Mata kadang kala juga dapat sebagai jembatan
Selama ini bintang tamu di Bukan Empat Mata memang yang menjadi
terjadi di acara Bukan Empat Mata sebagai bentuk dari tanggungjawab social
Format acara ‘Bukan Empat Mata’ bisa dilihat sendiri sudah berbeda
format dari Empat Mata yang dihentikan tayang oleh KPI.
Perbedaanya sampai 80 persen. Bisa dilihat sendiri, dulu tegurannya
cium pipi, pegang-pegang bintang tamu, sekarang sudah tidak ada.
Jika disimak dan dipahami dari kutipan di atas pihak Trans 7 memang
Kesungguhan Humas ini dapat dilihat dari bagaimana cruw Bukan Empat
Mata yang selalu memberikan pesan para bintang tamu untuk selalu menjaga
acara Bukan Empat Mata, dimana sebelum adanya pencekalan, program acara
Bukan Empat Mata ini sayat dengan adegan-adegan yang tidak layak dan
program acara Bukan Empat Mata tampil beda sebagaimana yang dijelaskan
oleh Anita Wulandari ....... cium pipi, pegang-pegang bintang tamu, sekarang
program acara Bukan Empat Mata tidak saja untuk kepentingan mengejar
Empat Mata oleh KAPI, Anita mengambarkan lebih lanjut sebagai berikut :
Pada waktu itu eemm….. seingat saya tanggal 20 Juni 2012 Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan memberikan sanksi
administratif berupa pengurangan durasi tayang untuk program acara
67
tertentu. Selain itu, terlihat para penonton yang ada di studio turut bernyanyi
juga sambil duduk dan bertepuk tangan. Sebelum lagu tersebut selesai,
integratif ini Trans 7 mengacu pada fungsi media televisi yaitu sebagai
Jika disimak dan dipahami dari kutipan di atas pihak Trans 7 concent
telah melakukan perubahan dalam acara Bukan Empat Mata. Pihak Humas
yang wajib dipatuhi dengan terpaksa tidak dilakukan. Memang sebagai orang
bersama baik untuk Trans 7 maupun KPI maka Humas lebih mengambil jalan
tengah.
Nina Mutmainnah Anggota KPI Pusat bidang Isi Siaran. Wawancara ini
Bukan Empat Mata masih tetap bisa tayang dan bertahan hingga saat ini.
fenomenal dan banyak ditonton oleh masyarakat. Program acara Bukan Empat
Mata juga pernah masuk dalam nominasi program acara favorit. Sudut pandang
masyarakat ternyata berbeda dengan KPI. Menurut KPI program acara Bukan
Empat Mata sebagai acara yang kurang mendidik karena sering melanggar
aturan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan Nina Mutmainnah Anggota KPI
Pusat bidang Isi Siaran tentang tanggapan program siaran Bukan Empat Mata.
Program acara Bukan Empat Mata termasuk dalam acara yang memiliki
reputasi cukup buruk karena sering mendapat teguran dari Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI). Program acara Bukan Empat Mata sering
70
Dari kutipan di atas jelas KPI memiliki sudut pandang yang berbeda
mengutamakan kepentingan masyarakat luas. Dalam hal ini setiap program acara
harus tetap berada pada koridor akar budaya bangsa Indonesia. Jika tidak maka
penulis dengan Nina Mutmainnah Anggota KPI Pusat bidang Isi Siaran tentang
yang ditayangkan secara langsung. Khusus untuk program acara Bukan Empat
penyiaran televisi. Tujuannya adalah agar setiap siaran yang dibuat oleh televisi
Pada kenyataannya saat ini masih ada beberapa stasiun televisi yang dengan
sengaja atau tidak disadari menayangkan siaran yang tidak sesuai dengan fungsi
media massa itu sendiri. Lantas bagaimana tindakan KPI terhadap stasiun
kutipan hasil wawancara dengan Nina Mutmainnah Anggota KPI Pusat bidang
Isi Siaran.
ternyata tidak diskriminatif. Selain program reality show Bukan Empat Mata,
KPI juga memberikan teguran ke lima acara lain yang ditayangkan Februari
hingga Mei. Teguran pertama diberikan kepada program Big Movies Global TV,
verbal maupun pukulan. Sedangkan untuk program Bukan Empat Mata yang
Acara Bodo Amat Ah (TPI) dan Lajang serta Cagur Naik Bajaj yang
vulgar.
pada dasarnya bersifat fleksibel. KPI pada waktu itu masih memberikan
Tidak lama setelah mendapat teguran dari KPI pihak Trans 7 melalui
73
kesempatan kepada Trans 7 bahwa program acara Bukan Empat Mata tetap
dapat ditayangkan.
bidang Isi Siaran tentang pencabutan kembali larangan tayang Bukan Empat
Mata.
komunikasi dengan KPI. Dengan adanya pemahaman kedua belah pihak pasa
oleh Toriq Akbar dan Fransisca pengembar Bukan Empat Mata. Tujuan
tentang program acara Bukan Empat Mata serta keputusan KPI yang
Program acara Bukan Empat Mata hingga saat ini masih sangat digemari
sebagai presenter, Vega, dan Peppy membuat setiap penonton tertawa. Berikut
hasil wawancara yang penulis lakukan dengan penggemar Bukat Empat Mata
Sebagai sebuah acara hiburan saya suka dengan acara Bukan Empat
Mata. Acara ini bagi saya sangat menghibur dan memberi wawasan
pengetahuan. Tukul Arwana misalnya dengan kata-kata yang cerdas serta
dikemas dengan lawakannya membuat senang untuk menontonnya.
Belum lagi si Ngatini alis Vega sangat kompak sekali dengan Tukul
arwana sehingga menjadikan suasaan menjadi rame dan enak di tonton.
Saya suka dengan acara Bukan Empat Mata karena dapat memberikan
hiburan di waktu senggang setelah seharian bekerja. Terutama bintang
tamu yang ditampilkan sangat beragam sehingga tidak menjenuhkan.
Kekompakan crew Bukan Empat Mata menghidupkan suasana acara.
Teguran KPI terhadap program acara Bukan Empat Mata yang berakhir
sajikan hasil wawancara dari Toriq Akbar salah seorang masyarakat pengemar
spontan. Menurut KPI penghentian ini sudah melalui proses yang diawali adanya
peringatan melalui surat. Lain halnya Trans 7 yang merasa adanya diskriminasi,
meskipun tidak disampaikan secara terbuka, karena masih banyak program acara
lain yang serupa. Berikut hasil wawancara yang penulis peroleh dari saudara
Program acara Bukan Empat Mata hingga saat ini masih tetap bertahan
meskipun ada perubahan jadwal tayang. Kalau sebelumnya disiarkan mulai jam
76
21.00 WIB sekarang dimulai jam 22.15 WIB. Masih tayangnya program acara
Bukan Empat Mata ini tidak lain karena memang masih digemari oleh
masyarakat dan memiliki rating yang baik diantara program lain di Trans 7.
Berikut tanggapan hasil wawancara dari saudara Toriq Akbar salah seorang
penggemar Bukan Empat tentang keberadaan program acara Bukan Empat Mata
Yaah karena program acara ini masih diminati oleh masyarakat kali yaa.
Yang pasti saya pribadi sih menilai karena acara ini sangat bagus dapat
memberikan hiburan.
Karena mungkin acara ini banyak peminatnya, kan Bukan Empat Mata
juga membuka website sehingga dapat diketahui bagaiman reaksi para
penggembar Bukan Empat Mata.
pendidikan, informasi dan juga sebagai pesan persuasif. Fungsi ini sebenarnya
telah disadari oleh masyarakat dimana dalam menonton Bukan Empat Mata
tidak saja merasa terhibur tetapi juga memperoleh pengetahuan. Berikut hasil
wawancara dengan saudara Toriq Akbar pengemar Bukan Empat Mata tentang
Akbar dan Fransica terlihat bahwa program acara Bukan Empat Mata Trans 7
memang disukai oleh masyarakat. Bukan Empat Mata sebagai program acara
olah raga, politik, pendidikan, ekonomi dan masih banyak lagi yang dikemas
4.3 Pembahasan
berguna bagi seorang Public Relations untuk menjalin hubungan dengan pihak
program acara talk show yang sering mendapat teguran dari KPI. Teguran ini
Mata. Ada segi positif dan negative dengan adanya teguran dari KPI ini. Bukan
bintang tamu yang tidak sesuai dengan etika masyarakat akhirnya berubah
Segi positif lain dengan adanya teguran KPI menjadikan program Bukan
Empat Mata dapat melaksanakan fungsi media massa yaitu sebagai fungsi
78
informati, edukatif dan menghibur. Di sisi lain dengan adanya teguran KPI
mengurangi iklan yang biasa ada di tayangan Bukan Empat Mata. Belum lagi
dari segi penonton, dengan pengunduran jam tayang Bukan Empat Mata sedikit
banyak mengurangi penonton, mengingat jam tayang ini lebih malam 1 jam.
Secara umum teguran KPI pada program Bukan Empat Mata dilihat dari
sudut penonton positif karena dapat memberikan informasi yang edukatif dan
BAB V
5.1 Simpulan
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada pihak Humas Trans 7 dan
Trans 7 dan permintaan maaf secara terbuka di pada acara Bukan Empat
Mata.
dengan memangkas format materi seperti cium pipi kepada bintang tamu
10.00 Wib.
79
80
5.2 Saran
Pihak Trans 7 hendaknya selektif dalam pemilihan bintang tamu dalam acara
Bukan Empat Mata untuk tidak hanya berorientasi hiburan tetapi dapat memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002.
Rusalan, Rosady, Majamen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
82
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom, Effective Public Relations.
Eight Editio, PT. INDEKS. Kelompok Gramedia, 2005
Sunarjo, Djoenaesih S, Himpunan Istilah Komunikasi Seri Ilmu Komunikasi -1, Edisi
Ketiga, Liberty, Yogyakarta, 1995.
Susanto, Astrid S., Komunikasi dalam Teori dan Praktek 3, Bina Cipta Bandung,
1993.
Zurian, Nurul, Metodologi Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi, Jakarta, Bumi
Aksara, 2006.
Website
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukan_Empat_Mata
http://imb.mytrans.com/read/2009/06/10/185351/1145738/231/trans7-rayu-kpi-tidak-hentikan-bukan-
empat-mata Rabu, 10/06/2009 18:54 WIB
83
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bukan Empat Mata program acara yang fenomenal, hampir ditonton setiap
lapisan masyarakat dan bertahan hampir 10 tahun. Boleh Ibu ceritakan latar
belakang dibuatnya program Empat Bukan Mata ini ?
2. Program Bukan Empat Mata beberapa kali memperoleh teguran bahkan sempat
dihentikan sementara oleh KPI. Bagaimana tanggapan Ibu ?
3. Pada kenyataannya program Bukan Empat Mata masih tetap diizinkan
penayangannya. Seperti apa usaha yang Ibu lakukan untuk meyakinkan KPI
sehingga memperoleh ijin tayang kembali.
4. Program Bukan Empat Mata melibatkan bintang tamu dengan karakteristik yang
berbeda-beda. Bagaimana Ibu memberikan pemahaman tentang apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan dalam acara tersebut ?
5. Jika ternyata pada saat program acara Bukan Empat Mata tayang ternyata tidak
sesuai dengan sudut pandang KPI, langkah-langkah apa yang segera dilakukan
pihak Trans 7 ?
6. Sejauh mana kerjasama yang terjalin dengan KPI selama ini, adakah kendala
yang dialami, mohon Ibu dapat menjelaskan ?
7. Menurut Ibu apakah kebijakan KPI terhadap program Bukan Empat Mata
membatasi kinerja program tersebut ? Bagaimana ibu menyikapinya sehingga
tidak merugikan Tran 7.
84
PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA
1. Anda penggemar program acara Bukan Empat Mata. Bagaimana menurut Anda
tentang program acara Bukan Empat Mata ?
2. Program acara Bukan Empat Mata pernah mendapat teguran dari KPI dan
berhenti tayang. Bagaimana menurut Anda ?
3. Apakah menurut Anda tindakan KPI memberhentikan program Bukan Empat
Mata tepat ? berikan alasannya.
4. Menurut Anda apa yang membuat program Bukan Empat Mata dapat bertahan
hingga saat ini.
5. Menurut Anda manfaat apa yang dapat diambil dari masyarakat dengan
menonton program Bukan Empat Mata ?