Anda di halaman 1dari 17

Lampiran 26.

Materi Plan of Action

BUKU SAKU

PEDOMAN KESELAMATAN
BERKENDARA (SAFETY DRIVING)
DALAM KILANG

PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV


CILACAP
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3

MATERI SOSIALISASI KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY DRIVING) DALAM


KILANG................................................................................................................................4

BAB I PEDOMAN MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM AREA


KILANG..............................................................................................................................12

BAB II PERSYARATAN TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR YANG BEROPERASI


DALAM KILANG...............................................................................................................12

BAB III PERATURAN YANG MENGATUR LALU LINTAS DALAM DAERAH KILANG.....13

BAB IV KEWAJIBAN MELAPORKAN TERJADINYA KECELAKAAN...................................16

BAB V PEMERIKSAAN TEKNIS KESELAMATAN KENDARAAN..........................................16

BAB VI PENGAWASAN..................................................................................................................17

BAB VII KETENTUAN PENUTUP.................................................................................................17

2
KATA PENGANTAR

Kilang PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV adalah salah satu asset negara yang vital dan
strategis dimana dalam kegiatan operasi sehari-harinya mengandung potensi risiko tinggi.

Aspek keselamatan didalam kilang harus menjadi perhatian yang utama sehingga kejadian-kejadian
yang dapat merugikan pekerja, perusahaan dan lingkungan dapat dihindari.

Buku saku ini disusun untuk pedoman ketertiban yang diizinkan beroperasi didalam daerah kilang
harus memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang ada dalam buku pedoman ini.

Buku pedoman ini akan disesuaikan secara berkala sesuai dengan kondisi dan perubahan peraturan-
peraturan yang berlaku.

Cilacap, April 2019

PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

General Manager

Djoko Priyono

3
MATERI SOSIALISASI KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY DRIVING) DALAM
KILANG PADA PEKERJA DAN MITRA KERJA PT PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT IV CILACAP

A. PENGERTIAN SAFETY DRIVING


Safety driving adalah perilaku mengemudi yang aman yang bisa membantu untuk
menghindari masalah lalu lintas. Safety driving merupakan dasar pelatihan mengemudi lebih
lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang. Safety driving
didesain untuk meningkatkan awareness (kesadaran) pengemudi terhadap segala kemungkinan
yang terjadi selama mengemudi.
Masih menurut Bintarto, pengemudi yang baik harus selalu memakai 4 A, yaitu alertness
(kewaspadaan), awareness (kesadaan), attitude (tingkah laku), dan anticipation
(mengharapkan). Seorang pengemudi harus selalu mengharapkan sesuatu yang tidak
diharapkan, sehingga akan selalu waspada dan sadar serta berhati-hati dalam bertingkah laku
saat mengemudikan kendaraan.
1. Alertness (kewaspadaan)
Dengan memiliki keterampilan dalam safety driving, pengemudi akan mengetahui
bagaimana cara mengendalikan mobil dan keluar dari kondisi bahaya yang ada pada saat itu,
karena dalam safety driving juga diajarkan teknik khusus mengenai over steering, under
steering, dan recovery. Situasi seperti tergelincir, atau menghindari jalan berbatu terjal
memerlukan teknik atau gerakan mengemudi yang khusus, dan ini bukan merupakan bagian
yang dipersyaratkan untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM).
2. Awareness (kesadaran)
Awareness merupakan salah satu aspek dalam safety driving agar kita menyadari akan
keterbatasan dan kemampuan kendaraan / mobil. Sebagai contoh pada kasus kegagalan
fungsi rem, dimana dalam safety driving diajarkan bagaimana meningkatkan insting untuk
meraih rem parkir (parking brake) atau memindahkan persneling / gigi (gear) tanpa harus
kehilangan kendali.
3. Attitude (sikap)
Dengan proactive attitude (tingkah laku yang lebih gesit) saat berada di belakang
kemudi, diharapkan pengemudi dapat mengantisipasi potensial bahaya yang ditimbulkan
oleh pengemudi lain daripada harus melakukan tindakan yang negative kepada mereka
(pengemudi yang lain).
4. Anticipation (mengharapkan)
Salah satu bagian yang penting dalam safety driving adalah antisipasi, dimana
4
pengemudi secara terus menerus mengamati area sekitar, untuk mengetahui adanya potensi
bahaya, misalnya pejalan kaki atau pengendara sepeda motor yang tiba-tiba membelok tanpa
memberikan tanda, atau bahkan pengendara mobil di depan yang mabuk, dan tiba-tiba
keluar dari jalur lalu lintas. Dalam hal ini safety driving mengandung arti mengantisipasi
setiap kemungkinan yang akan timbul, dimana kondisi ini sebenarnya tidak pernah
diharapkan oleh pengemudi.
Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa safety driving merupakan cara yang efektif
untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan akibat pengemudi yang kurang perhatian saat
mengemudi ataupun pengemudi yang kurang pengalaman.

B. MANFAAT SAFETY DRIVING


Bagi karyawan yang menggunakan kendaraan perusahaan sebagai fasilitas transportasi,
keselamatan dalam mengemudi merupakan bagian dari keselamatan kerja. Diperkirakan 9 dari
10 hilangnya waktu yang terjadi karena cidera, mengakibatkan libur kerja, dan tidak terhitung
banyaknya karyawan yang tidak masuk karena harus merawat anggota keluarganya yang
cidera. Untuk itu pemberian pelatihan mengenai safety driving akan sangat berguna untuk
meningkatkan kesadaran pengemudi akan pentingnya keselamatan berkendara khususnya di
area kilang. Adapun pelatihan safety driving ini ditetapkan sebagai program yang dijamin dapat
menciptakan keuntungan sebagai berikut:
1. Menurunnya jumlah kerusakan mobil perusahaan akibat kecelakaan Menurunnya jumlah
mobil perusahaan yang mengalami kecelakaan akan membantu perusahaan dalam
mengontrol biaya asuransi maupun perbaikan mobil menjadi lebih kecil dan berkurangnya
jumlah waktu kerja yang hilsng bagi pengemudi karena telah terhindar dari bahaya
kecelakaan.
2. Menurunnya jumlah waktu absensi yang disebabkan oleh cidera (injury) Ketika supir
perusahaan terlibat dalam suatu tabrakan, nilai asuransi yang dibutuhkan akan semakin
mahal. Disamping itu, tanpa melihat apakah tabrakan ini terjadi saat bekerja atau sedang
tidak bekerja, akan diperlukan tingginya biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan, yang
meliputi biaya perawatan, waktu penyembuhan, biaya pelatihan, hilangnya / menurunnya
produktivitas, bahkan mungkin perekrutan ulang pegawai.
3. Kebiasaan mengemudi yang aman untuk selamanya
Seseorang yang telah mendapatkan pelatihan safety driving diharapkan dapat memahami
pentingnya mengemudi yang aman, sehingga akan selalu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari saat mengemudikan kendaraan, agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diharapkan.
5
Berdasarkan ketiga keuntungan tersebut, maka perilaku berkendara yang aman (safety
driving) sangat penting untuk diterapkan agar seluruh pengemudi dapat mengemudi dengan
aman dan selamat.

C. KECELAKAAN LALU LINTAS


Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa yang tidak disangka-sangka dan tidak
disengaja yang melibatkan kendaraan dan atau pemakai jalan lain, mengakibatkan korban
manusia dan atau harta benda. Jenis Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi :
1. Tumburan dua kendaraan dari arah yang berlawanan
2. Tumburan dua kendaraan dari arah yang sama
3. Tumburan dua kendaraan dari arah samping
4. Ditabrak kendaraan lain dari belakang
5. Ditabrak kendaraan lain selagi diluar jalan
6. Menabrak benda diam/kendaraan parkir dijalan.
7. Menabrak benda diam/kendaraan diluar jalan.
8. Selip pada saat membelok/jalan licin/kecepatan tinggi.
9. Kecelakaan misterius.

D. PENYEBAB KECELAKAAN
1. Pada Saat Start
a. Tidak memeriksa kendaraan sebelum dijalankan.
b. Gagal dalam mengantisipasi keadaan sekeliling kendaraan
c. Tidak memberi tanda-tanda pada saat memasuki jalan.
2. Kecepatan
a. Terlalu cepat pada :
1) Kondisi lalu lintas yang sibuk
2) Keadaan jalan yang rusak
3) Keadaan cuaca yang buruk
b. Melebihi batas kecepatan
3. Pemakaian Lajur
a. Memakai lajur yang tidak semestinya
b. Merubah lajur tanpa melihat situasi sekelilingnya/tanpa memberi tanda isyarat.

4. Pada Saat Mendahului


a. Gagal dalam memperkirakan jarak dan kecepatan kendaraan yang datang dari depan
6
b. Gagal dalam mengantisipasi sekeliling kendaraan sebelum merubah lajur untuk
mendahului.
c. Mendahului terlalu cepat/lambat
d. Memotong lintasan kendaraan yang didahului dengan tiba-tiba
e. Tidak memberi tanda-tanda sebelum mendahului
f. Mendahului kendaraan lain pada tempat tidak aman, tanjakan, turunan, dll.
5. Pada Saat Membelok
a. Menggunakan lajur yang salah pada saat akan membelok
b. Tidak memberi hak kepada pemakai jalan yang lain sesuai dengan haknya.
c. Membelok terlalu cepat dan tidak memberi tanda sebelumnya.
6. Pada Saat Berhenti
a. Berhenti terlalu mendadak
b. Tidak memberi tanda sebelum berhenti
c. Berhenti pada waktu dan tempat yang tidak tepat
d. Gagal berhenti karena sistem rem pada kendaraan tidak berfungsi
7. Pada Saat Parkir
a. Parkir ditempat yang dilarang
b. Parkir sedemikian rupa sehingga badan kendaraan menonjol/menghalangi pemakai jalan
yang lain.
c. Tidak memberi tanda peringatan disekitar kendaraan yang diparkir pada tempat/jalan
yang berbahaya.
8. Penggunaan tanda bahaya/Signal
a. Tidak memakai/ menyalakan tanda/signal yang semestinya.
b. Terlambat memberikan tanda
c. Peralatan tanda bahaya dalam keadaan rusak.
9. Jarak Antar Kendaraan
a. Mengikuti kendaraan lain terlalu dekat
b. Tidak memeriksa kendaraan belakang ekdnaraan pada saat mundur
c. Tidak memeriksa keadaan samping kanan/kiri kendaraan
d. Salah dalam memperkirakan tinggi halangan/portal terhadap tinggi kendaraan/muatan.
10. Kendaraan Pengemudi
a. Mengemudi dengan tidak konsentrasi
b. Mengemudi dalam keadaan terganggu
c. Mengemudi dalam egois tinggi
d. Mengemudi dalam pengaruh obat-obatan/minuma keras/sakit.
7
11. Pengetahuan dari Pengemudi
a. Tidak menguasai penegtahuan teknis kendaraan
b. Tidak mengetahui cara-cara pemuatan/pembongkaran yang benar dan aman.
c. Tidak menguasai rute perjalanan yang akan dilalui
d. Kurang mengetahui arti dari tanda-tanda lalu lintas dijalan.

E. DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT BERKENDARA TIDAK AMAN


1. Kerusakan aset
2. Penurunan citra perusahaan
3. Kerugian financial
4. Mengakibatkan cidera atau cacat bagi pekerja.

F. SARANA BERLALU LINTAS


1. Rambu-rambu lalu lintas
a. Rambu peringatan (kuning/hitam) digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau
tempat bahaya pada jalan di depan pemakai jalan
b. Rambu larangan (merah/hitam) digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan.
c. Rambu perintah (biru/putih) digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan.
d. Rampu petunjuk (putih/biru) digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan
jalan, situasi, tempat, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.
2. Marka Jalan
a. Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi
garis tersebut.
b. Marka membujur berupa garis putus-putus merupakan pembatas jalur yang berfungsi
mengarahkan lalu lintas atau peringatan akan ada marka membujur berupa garis utuh.
c. Marka membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-putus
menyatakan bahwa kendaraan yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis
ganda sedang yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebur jika perlu.
d. Marka melintang berupa garis utuh menyatakan batas berhenti bagi kendaraan yang
diwajibkan oleh tanda/ rambu lalu lintas.
e. Marka melintang berupa garis putus-putus menyatakan batas yang dapat dilampaui
kendaraan sewaktu memberikan kesempatan kepada kendaraan lain yang berhak.

8
f. Marka lambang berupa lukisan tanda panah menyatakan sesuai lambang tersebut.
3. Lampu Pengatur Lalu Lintas
a. Cahaya warna merah menyatakan kendaraan harus berhenti
b. Cahaya wana hijau menyatakan kendaraan harus jalan
c. Cahaya warna kuning menyatakan kendaraan yang belum sampai pada marka melintang
berupa garis utuh bersiap untuk berhenti.

G. TATA CARA BERLALU LINTAS


1. Mendahului Kendaraan Lain
a. Pengemudi yang akan mendahului kendaraan lain didepannya harus mempunyai
pandangan yang bebas dan mempunyai ruang gerak yang cukup bagi kendaraan yang
akan didahuluinya,
b. Pengemudi harus memperlambat kendarannya apabila akan melewati bus yang sedang
menaikan/menurunkan penumpang.
c. Pengemudi dilarang mendahului kendaraan dieprsimoangan atau kendaraan yang sedang
memberikan kesempatan kepada pemakai jalan lain.
d. Pengemudi yang akan didahului wajib memberikan ruang gerak yang cukup bagi
kendaran yang akan mendahului dan menjaga jarak serta kecepatan sehingga dapat
didahului dengan aman.
2. Berpapasan
a. Memberi ruang gerak yang cukup di sebelah kanan kendaraan.
b. Mendahulukan kendaraan yang datang dari arah di depan bila kendaraan kita terhalang
oleh suatu rintangan.
c. Memberi kesempatan jalan kepada kendaraan yang menanjak apabila tidak
memungkinkan bagi kendaraan saling berpapasan pada jalan tanjakan/turunan.
3. Membelok
Pengemudi yang akan membelok atau pindah lajur arah harus mengamati lalu lintas di
depan, samping dan belakang kendaraannya dan harus memberi isyarat terlebih dahulu.

4. Hak Utama Pemakai Jalan


Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendalikan dengan alat isyarat lalu-lintas,
pengemudi wajib memberikan hak utama kepada :
a. Kendaraan yang datang dari arah depan.

9
b. Kenadaraan yang datang dari jalan utama
c. Kendaraan yang datang dari cabang persimpangan sebelah kiri pada persimpangan empat
atau lebih.
d. Kendaraan yang datang dari arah persimpangan yang lurus pada persimpangan tiga tegak
lurus.
5. Kewajiban Mendahului Sesuai Prioritas
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang bertugas.
b. Ambulance yang sedang mengangkut orang sakit.
c. Kendaraan pertolongan pada kecelakaan (rescue)
d. Kendaraan kepala negara atau tamu kenegaraan
e. Kendaraan yang membawa jenazah.
6. Tempat-tempat Dilarang Berhenti/Parkir
a. Pada jalur khusus pejalan kaki
b. Pada tikungan tertentu
c. Pada jembatan
d. Pada tempat mendekati persimpangan
e. Dimuka pintu keluar masuk kantor
f. Ditempat yang dapat menutupi rambu-rambu lalu lintas
g. Didepan/dekat hydrant atau fasilitas pemadam kebakaran lainnya
h. Pada tempat dimana terdapat tanda-tanda larangan berhenti/parkir.

10
ATURAN-ATURAN
KESELAMATAN
BERKENDARA (SAFETY
DRIVING) DALAM KILANG

BAB I

PEDOMAN MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM AREA KILANG

11
1. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di daerah kilang harus mentaati semua peraturan
keselamatan kerja di dakam area kilang dan undang-undang lalu lintas Jalan Raya No. 14
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah yang berlaku
2. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di dalam area kilang harus memiliki surat-surat yang
masih berlaku sebagai berikut :
a. Surat Izin Mengemudi (SIM) Pemerintah.
b. Otoritas Mengemudi Kendaraan Perusahaan (OMKP) bagi pekerja.
c. Surat Izin Mengemudi (SIM) Kilang bagi Mitra Kerja
d. Tanda Laik pakai kendaraan atau Izin Masuk Kilang (IMK)

BAB II

PERSYARATAN TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR YANG BEROPERASI DALAM


KILANG

1. Setiap kendaraan yang dipergunakan di dalam kilang, pemilik atau pengemudi kendaraan
bermotor diwajibkan memenuhi keselamatan kerja yag dipersyaratkan oleh Undang-Undang
Lalu Lintas No 14 tahun 1992 dan persyaratan teknis kendaraan dalam kilang harus
dilengkapi antara lain : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Kotak obat P3K, segi tiga
pengaman dll.
2. Bagi mitra kerja PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yang akan menggunakan
kendaraan di dalam area kilang hanya diizinkan menggunakan mobil pick-up atau truck
sesuai kebutuhan pekerjaan. Apabila akan menggunakan mobil station harus seizin SMOM.

BAB III

PERATURAN YANG MENGATUR LALU LINTAS DALAM DAERAH KILANG

A. KEHARUSAN
1. Kecepatan kendaraan bermotor didalam kilang maksimum 35 km/jam.

12
2. Setiap pengemudi wajib memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas dalam
kilang.
3. Setiap pengemudi kendaraan bermotor harus dapat memperlihatkan surat-surat OMKP/SIM
Kilang dan IMK, jika diminta petugas.
4. Setiap pengemudi yang mendapat kecelakaan atau yang melihat terjadinya kecelakaan agar
segera melaporkan ke :
- HSE : Tlp. 8653/8654
- Sekuriti : Tlp. 110
- Angkutan : Tlp. 8725

Jangan merubah keadaan kecuali memaksa (misal ada korban atau mengganggu lalu lintas
jalan) sebelum para petugas datang untuk mengadakan pemeriksaan.

5. Setiap pengemudi kendaraan bermotor diwajibkan memperhatikan persyaratan teknis


keselamatan kendaraan untuk dapat masuk dalam daerah kilang.
6. Setiap kendaraan bermotor yang rusak/ mogok di dalam daerah kilang, tidak boleh diperbaiki
di tempat itu. Kendaraaan harus ditarik keluar dari kilang oleh peralatan angk/jasrum atas
biaya yang bersangkutan.
7. Setiap kendaraan yang akan diganti ban karena kempes, kendaraan harus diyakinkan tidak
akan bergerak dengan cara memasang rem parkir dan pada ban yang akan diganti dipasang
penahan, serta dipasang rambu segitiga pengaman didepan dan belakang kendaraan pada
jarak yang aman.
8. Parkir kendaraan harus disebelah kiri arah jalan. Bila hendak menjalankan kendaraan dari
posisi berhenti, terlebih dahulu memperhatikan situasi jalan, memberi isyarat serta berjalan
bila benar-benar aman.
9. Bila mengemudikan kendaraan bermotor diwaktu hujan deras, hidupkanlah lampu depan dan
belakang untuk memberi tanda terhadao pemakai jalan lainnya,
10. Bila mengemudikan kendaraan bermotor menemukan haris putih lurus terputus-putus yang
membagi dua permukaan jalan tersebut, kendaraan harus tetap berada didalam jalur tersebut
kecuali akan mendahului kendaraan yang ada didepan anda.
11. Wajib mengenakan safety belt selama mengendarai mobil.

B. LARANGAN
1. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di dalam kilang dilarang :
a. Membawa/memasang korek api atau peralatan lain yang dapat menimbulkan api.

13
b. Membawa penumpang dan atau barang melebihi ketentuan keselamatan kerja dalam
daerah kilang dan perundang-undangan lalu lintas jalan raya.
c. Menjalankan kendaraan bermotor dengan kecepatan lebih dari 35 km/jam.
d. Membawa peralatan komunikasi (radio, HT, HP dan sejenisnya) kecuali radio PT
PERTAMINA (PERSERO)
e. Membawa penumpang bersama-sama mengangkut barang berbahaya.
f. Membawa penumpang duduk di bibir bak atau berdiri didalam bak kendaraan pick up
g. Mengangkut bahan berbahaya tanpa memberi label tanda bahaya (misal AWAS BAHAN
KIMIA BERBAHAYA, BERACUN, MUDAH MELEDAK, MUDAH TERBAKAR,
dsb)
Tulisan dapat dibaca dengan jelas dilekatkan pada bagian depan, belakang, kanan dan kiri
kemasan.
h. Mengisis BBM kendaraan bermotor didalam area kilang, kecuali ditempat pengisian
BBM yang disediakan oleh bagian angk/jasrum.
i. Meninggalkan kendaraan bermotor jika mesin masih hidup.
j. Parkir kendaraan bermotor dengan jarak kurang dari 15 meter dari fasilitas pemadam
kebakaran, persimpangan jalan dan sudut jalan.
k. Memperbaiki kendaraan, kecuali mengganti ban yang tidak dapat dipergunakan lagi.
l. Menggunakan kendaraan yang memakai kaca gelap
m. Meninggalkan kendaraan sewaktu proses bongkar muat sedang berlangsung.
2. Pengemudi yang mengangkut penumpang berkewajiban untuk :
a. Menjamin bahwa para penumpang telah duduk dan diatur dengan baik di dalam
kendaraan.
b. Menyesuaikan jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia jika ada
penumpang yang duduk disampingnya.
c. Jika membawa kendaraan truck atau pick up mengatur para penumpang agar duduk
dilantai bak.
d. Jika membawa kendaraan jenis pick up meyakinkan bahwa jumlah maksimum
penumpang didalam bak (bila tidak dimuati dengan barang lain) adalah 6 (enam) orang.
3. Pengemudi yang mengangkut barang didalam daerah kilang harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tidak menjalankan kendaraan bermotor jika muatannya terseret atau dapat terseret
dijalan sehingga dapat menimbulkan binga api, merusak jalan dan membahayakan
pemakai jalan lainnya.

14
b. Apabila mengangkut silinder/tabung gas bertekanan, memeriksa sendiri bahwa
silinder/tabung telah diletakkan dengan posisi berdiri, diganjal aau diikat dengan
kuat, serta tutup pengaman katup telah terpasang pada tempatnya dengan baik.
Silinder dan tabung tidak boleh dijatuhkan.
c. Apabila mengangkut alat-alat berat (pipa, fiting, motor, valve, drum, peti, container
dsb) benda tersebut harus diperhatikan keselamatannya yakni diganjal dan diikat
dengan kuat untuk mencegah pergeseran atau jatuh.
d. Dilarang menjalankan kendaraan bermotor jika jumlah ukuran tingginya termasuk
muatan lebih dari 3,5 meter tanpa seizin HSE.
e. Jangan menjalankan kendaraan bermotor jika sesuatu bagian dari kendaraan atau
muatannya menonjol keluar/kesamping sehingga dapat membahayakan pemakai jalan
lainnya.
f. Jika kendaraan bermotor memuat barang menjulur ke belakang lebih dari 3 meter dari
ujung bak, maka pada waktu siang hari harus diberi tanda bendera merah dengan
ukuran 40cmx40 cm pada ujung muatan.Pada malam hari dilarang memuat barang-
barang tersebut didalam kilang tanpa seizin HSE.
4. Apabila kendaraan pemadam kebakaran atau ambulance membunyiian sirine tanda bahaya,
kendaraan yang anda kemudikan harus segera menepi kesebelah kiri untuk memberikan
kesempatan jalan kepada kendaraan-kendaraan tersebut.
5. Berikan selalu jalan kepada kendaraan ambulance atau kendaraan lain yang mengangkut
korban kecelakaan.
6. Jangan menjalankan kendaraan bermotor jika pintu bak belakang tidak tertutup dan terkunci
dengan sempurna
7. Jika menjalankan kendaraaan bermotor sebaiknya tetap disebelah kiri jalan, kecuali ada
rambu-rambu lalu lintas yang mengharuskan jalan disebelah kanan.
8. Jika dipersimpangan jalan harus memberi prioritas kepada kendaraan yang datang dari
sebelah kiri, kecuali ada rambu-rambu lain.
9. Jika terlihat tanda-tanda bocoran gas atau minyak, jangan melalui jalan yang terdekat dari
kebocoran tersebut dan segera matikan mesin sampai yakin bocoran tersebut sudah
dinyataakan aman oleh HSE.

BAB IV

KEWAJIBAN MELAPORKAN TERJADINYA KECELAKAAN

15
1. Setiap orang yang melihat terjadinya kecelakaan lalu lintas didalam kilang wajib
melaporkan ke bagian terkait melalui telepon :
- HSE : Dalam jam kerja : 8662/8663
- Diluar jam kerja : 8653/8654
- Sekuriti : 110
2. Setiap orang wajib memberikan keterangan yang benar terjadinya kecelakaan, bila diminta
oleh petugas HSE, sekuriti maupun petugas lain untuk melakukan penelitian/penyelidikan
penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

BAB V

PEMERIKSAAN TEKNIS KESELAMATAN KENDARAAN

1. Pemeriksaan teknis persyaratan keselamatan kendaraan bermotor pihak ke III yang akan
dipergunakan didalam area kilang, dilakukan oleh petugas HSE RU IV.
2. Tempat pemeriksaan kendaraan bermotor pihak ke III di pelataran parkir PT Pertamina
(Persero) jalan MT. Haryono (Sebelah selatan kantor PDAM) sedangkan untuk kendaraan
bermotor milik atau yang disewa PT Pertamina (Persero) dilakukan ditempat yang akan
ditentukan kemudian.
3. Masa berlaku Surat Izin Laik Pakai Kendaraan dalam kilang.
a. Untuk pihak ke III adalah 1 (satu) hari untuk kendaraan yang mengirim atau mengambil
barang.
b. Untuk pihak ke III yang bekerja adalah :
1) Kontrak dibawah 3 bulan dibuat selama kontrak.
2) Kontrak diatas 3 bulan dibuat setiap 3 bulan dan dapat diperpanjang sesuai waktu
kontrak.

BAB VI

PENGAWASAN

1. Pengawasan kendaraan bermotor didalam kilang dilakukan oleh petugas HSSE.


2. Setiap karyawan PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, dapat melakukan penahanan
terhadap kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran ketentuan keselamatan didalam
kilang dan melaporkan segera ke bagian HSE RU IV Cilacap.

16
BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

1. Setiap kendaraan yang tidak memenuhi syarat-syarat keselamatan didalam kilang,


pengemudi dan kendaraan tersebut dikeluarkan dari dalam kilang sampai-syarat-syarat
keselamatan dipenuhi.
2. Setiap pengemudi yang melakukan pelanggaran di dalam kilang akan dikeluarkan dari
dalam kilang dan seberat-beratnya tidak diizinkan mengemudi didalam kilang.
3. Jika kedapatan penumpang yang melakukan pelanggaran, misal duduk di bibir bak, berdiri
didalam bak pick up atau yang dapat membeahayakan keselamatan dirinya maupun orang
lain, maka pengemudi akan diberi sanksi.
4. Setiap pengemudi yang melakukan pelanggaran 3 (tiga) kali dikenakan sanksi tidak
diizinkan bekerja di dalam kilang.
5. Setiap pengemudi yang melakukan pelanggaran dan mengakibatkan kerusakan harta benda
perusahaan harus menggantinya sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku dan tidak
diizinkan lagi bekerja didalam kilang.

17

Anda mungkin juga menyukai