BUKU SAKU
PEDOMAN KESELAMATAN
BERKENDARA (SAFETY DRIVING)
DALAM KILANG
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
BAB III PERATURAN YANG MENGATUR LALU LINTAS DALAM DAERAH KILANG.....13
BAB VI PENGAWASAN..................................................................................................................17
2
KATA PENGANTAR
Kilang PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV adalah salah satu asset negara yang vital dan
strategis dimana dalam kegiatan operasi sehari-harinya mengandung potensi risiko tinggi.
Aspek keselamatan didalam kilang harus menjadi perhatian yang utama sehingga kejadian-kejadian
yang dapat merugikan pekerja, perusahaan dan lingkungan dapat dihindari.
Buku saku ini disusun untuk pedoman ketertiban yang diizinkan beroperasi didalam daerah kilang
harus memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang ada dalam buku pedoman ini.
Buku pedoman ini akan disesuaikan secara berkala sesuai dengan kondisi dan perubahan peraturan-
peraturan yang berlaku.
General Manager
Djoko Priyono
3
MATERI SOSIALISASI KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY DRIVING) DALAM
KILANG PADA PEKERJA DAN MITRA KERJA PT PERTAMINA (PERSERO)
REFINERY UNIT IV CILACAP
D. PENYEBAB KECELAKAAN
1. Pada Saat Start
a. Tidak memeriksa kendaraan sebelum dijalankan.
b. Gagal dalam mengantisipasi keadaan sekeliling kendaraan
c. Tidak memberi tanda-tanda pada saat memasuki jalan.
2. Kecepatan
a. Terlalu cepat pada :
1) Kondisi lalu lintas yang sibuk
2) Keadaan jalan yang rusak
3) Keadaan cuaca yang buruk
b. Melebihi batas kecepatan
3. Pemakaian Lajur
a. Memakai lajur yang tidak semestinya
b. Merubah lajur tanpa melihat situasi sekelilingnya/tanpa memberi tanda isyarat.
8
f. Marka lambang berupa lukisan tanda panah menyatakan sesuai lambang tersebut.
3. Lampu Pengatur Lalu Lintas
a. Cahaya warna merah menyatakan kendaraan harus berhenti
b. Cahaya wana hijau menyatakan kendaraan harus jalan
c. Cahaya warna kuning menyatakan kendaraan yang belum sampai pada marka melintang
berupa garis utuh bersiap untuk berhenti.
9
b. Kenadaraan yang datang dari jalan utama
c. Kendaraan yang datang dari cabang persimpangan sebelah kiri pada persimpangan empat
atau lebih.
d. Kendaraan yang datang dari arah persimpangan yang lurus pada persimpangan tiga tegak
lurus.
5. Kewajiban Mendahului Sesuai Prioritas
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang bertugas.
b. Ambulance yang sedang mengangkut orang sakit.
c. Kendaraan pertolongan pada kecelakaan (rescue)
d. Kendaraan kepala negara atau tamu kenegaraan
e. Kendaraan yang membawa jenazah.
6. Tempat-tempat Dilarang Berhenti/Parkir
a. Pada jalur khusus pejalan kaki
b. Pada tikungan tertentu
c. Pada jembatan
d. Pada tempat mendekati persimpangan
e. Dimuka pintu keluar masuk kantor
f. Ditempat yang dapat menutupi rambu-rambu lalu lintas
g. Didepan/dekat hydrant atau fasilitas pemadam kebakaran lainnya
h. Pada tempat dimana terdapat tanda-tanda larangan berhenti/parkir.
10
ATURAN-ATURAN
KESELAMATAN
BERKENDARA (SAFETY
DRIVING) DALAM KILANG
BAB I
11
1. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di daerah kilang harus mentaati semua peraturan
keselamatan kerja di dakam area kilang dan undang-undang lalu lintas Jalan Raya No. 14
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah yang berlaku
2. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di dalam area kilang harus memiliki surat-surat yang
masih berlaku sebagai berikut :
a. Surat Izin Mengemudi (SIM) Pemerintah.
b. Otoritas Mengemudi Kendaraan Perusahaan (OMKP) bagi pekerja.
c. Surat Izin Mengemudi (SIM) Kilang bagi Mitra Kerja
d. Tanda Laik pakai kendaraan atau Izin Masuk Kilang (IMK)
BAB II
1. Setiap kendaraan yang dipergunakan di dalam kilang, pemilik atau pengemudi kendaraan
bermotor diwajibkan memenuhi keselamatan kerja yag dipersyaratkan oleh Undang-Undang
Lalu Lintas No 14 tahun 1992 dan persyaratan teknis kendaraan dalam kilang harus
dilengkapi antara lain : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Kotak obat P3K, segi tiga
pengaman dll.
2. Bagi mitra kerja PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yang akan menggunakan
kendaraan di dalam area kilang hanya diizinkan menggunakan mobil pick-up atau truck
sesuai kebutuhan pekerjaan. Apabila akan menggunakan mobil station harus seizin SMOM.
BAB III
A. KEHARUSAN
1. Kecepatan kendaraan bermotor didalam kilang maksimum 35 km/jam.
12
2. Setiap pengemudi wajib memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas dalam
kilang.
3. Setiap pengemudi kendaraan bermotor harus dapat memperlihatkan surat-surat OMKP/SIM
Kilang dan IMK, jika diminta petugas.
4. Setiap pengemudi yang mendapat kecelakaan atau yang melihat terjadinya kecelakaan agar
segera melaporkan ke :
- HSE : Tlp. 8653/8654
- Sekuriti : Tlp. 110
- Angkutan : Tlp. 8725
Jangan merubah keadaan kecuali memaksa (misal ada korban atau mengganggu lalu lintas
jalan) sebelum para petugas datang untuk mengadakan pemeriksaan.
B. LARANGAN
1. Setiap pengemudi kendaraan bermotor di dalam kilang dilarang :
a. Membawa/memasang korek api atau peralatan lain yang dapat menimbulkan api.
13
b. Membawa penumpang dan atau barang melebihi ketentuan keselamatan kerja dalam
daerah kilang dan perundang-undangan lalu lintas jalan raya.
c. Menjalankan kendaraan bermotor dengan kecepatan lebih dari 35 km/jam.
d. Membawa peralatan komunikasi (radio, HT, HP dan sejenisnya) kecuali radio PT
PERTAMINA (PERSERO)
e. Membawa penumpang bersama-sama mengangkut barang berbahaya.
f. Membawa penumpang duduk di bibir bak atau berdiri didalam bak kendaraan pick up
g. Mengangkut bahan berbahaya tanpa memberi label tanda bahaya (misal AWAS BAHAN
KIMIA BERBAHAYA, BERACUN, MUDAH MELEDAK, MUDAH TERBAKAR,
dsb)
Tulisan dapat dibaca dengan jelas dilekatkan pada bagian depan, belakang, kanan dan kiri
kemasan.
h. Mengisis BBM kendaraan bermotor didalam area kilang, kecuali ditempat pengisian
BBM yang disediakan oleh bagian angk/jasrum.
i. Meninggalkan kendaraan bermotor jika mesin masih hidup.
j. Parkir kendaraan bermotor dengan jarak kurang dari 15 meter dari fasilitas pemadam
kebakaran, persimpangan jalan dan sudut jalan.
k. Memperbaiki kendaraan, kecuali mengganti ban yang tidak dapat dipergunakan lagi.
l. Menggunakan kendaraan yang memakai kaca gelap
m. Meninggalkan kendaraan sewaktu proses bongkar muat sedang berlangsung.
2. Pengemudi yang mengangkut penumpang berkewajiban untuk :
a. Menjamin bahwa para penumpang telah duduk dan diatur dengan baik di dalam
kendaraan.
b. Menyesuaikan jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk yang tersedia jika ada
penumpang yang duduk disampingnya.
c. Jika membawa kendaraan truck atau pick up mengatur para penumpang agar duduk
dilantai bak.
d. Jika membawa kendaraan jenis pick up meyakinkan bahwa jumlah maksimum
penumpang didalam bak (bila tidak dimuati dengan barang lain) adalah 6 (enam) orang.
3. Pengemudi yang mengangkut barang didalam daerah kilang harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tidak menjalankan kendaraan bermotor jika muatannya terseret atau dapat terseret
dijalan sehingga dapat menimbulkan binga api, merusak jalan dan membahayakan
pemakai jalan lainnya.
14
b. Apabila mengangkut silinder/tabung gas bertekanan, memeriksa sendiri bahwa
silinder/tabung telah diletakkan dengan posisi berdiri, diganjal aau diikat dengan
kuat, serta tutup pengaman katup telah terpasang pada tempatnya dengan baik.
Silinder dan tabung tidak boleh dijatuhkan.
c. Apabila mengangkut alat-alat berat (pipa, fiting, motor, valve, drum, peti, container
dsb) benda tersebut harus diperhatikan keselamatannya yakni diganjal dan diikat
dengan kuat untuk mencegah pergeseran atau jatuh.
d. Dilarang menjalankan kendaraan bermotor jika jumlah ukuran tingginya termasuk
muatan lebih dari 3,5 meter tanpa seizin HSE.
e. Jangan menjalankan kendaraan bermotor jika sesuatu bagian dari kendaraan atau
muatannya menonjol keluar/kesamping sehingga dapat membahayakan pemakai jalan
lainnya.
f. Jika kendaraan bermotor memuat barang menjulur ke belakang lebih dari 3 meter dari
ujung bak, maka pada waktu siang hari harus diberi tanda bendera merah dengan
ukuran 40cmx40 cm pada ujung muatan.Pada malam hari dilarang memuat barang-
barang tersebut didalam kilang tanpa seizin HSE.
4. Apabila kendaraan pemadam kebakaran atau ambulance membunyiian sirine tanda bahaya,
kendaraan yang anda kemudikan harus segera menepi kesebelah kiri untuk memberikan
kesempatan jalan kepada kendaraan-kendaraan tersebut.
5. Berikan selalu jalan kepada kendaraan ambulance atau kendaraan lain yang mengangkut
korban kecelakaan.
6. Jangan menjalankan kendaraan bermotor jika pintu bak belakang tidak tertutup dan terkunci
dengan sempurna
7. Jika menjalankan kendaraaan bermotor sebaiknya tetap disebelah kiri jalan, kecuali ada
rambu-rambu lalu lintas yang mengharuskan jalan disebelah kanan.
8. Jika dipersimpangan jalan harus memberi prioritas kepada kendaraan yang datang dari
sebelah kiri, kecuali ada rambu-rambu lain.
9. Jika terlihat tanda-tanda bocoran gas atau minyak, jangan melalui jalan yang terdekat dari
kebocoran tersebut dan segera matikan mesin sampai yakin bocoran tersebut sudah
dinyataakan aman oleh HSE.
BAB IV
15
1. Setiap orang yang melihat terjadinya kecelakaan lalu lintas didalam kilang wajib
melaporkan ke bagian terkait melalui telepon :
- HSE : Dalam jam kerja : 8662/8663
- Diluar jam kerja : 8653/8654
- Sekuriti : 110
2. Setiap orang wajib memberikan keterangan yang benar terjadinya kecelakaan, bila diminta
oleh petugas HSE, sekuriti maupun petugas lain untuk melakukan penelitian/penyelidikan
penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
BAB V
1. Pemeriksaan teknis persyaratan keselamatan kendaraan bermotor pihak ke III yang akan
dipergunakan didalam area kilang, dilakukan oleh petugas HSE RU IV.
2. Tempat pemeriksaan kendaraan bermotor pihak ke III di pelataran parkir PT Pertamina
(Persero) jalan MT. Haryono (Sebelah selatan kantor PDAM) sedangkan untuk kendaraan
bermotor milik atau yang disewa PT Pertamina (Persero) dilakukan ditempat yang akan
ditentukan kemudian.
3. Masa berlaku Surat Izin Laik Pakai Kendaraan dalam kilang.
a. Untuk pihak ke III adalah 1 (satu) hari untuk kendaraan yang mengirim atau mengambil
barang.
b. Untuk pihak ke III yang bekerja adalah :
1) Kontrak dibawah 3 bulan dibuat selama kontrak.
2) Kontrak diatas 3 bulan dibuat setiap 3 bulan dan dapat diperpanjang sesuai waktu
kontrak.
BAB VI
PENGAWASAN
16
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
17