Anda di halaman 1dari 4

ANALISA PEMBUATAN TABUNG GAS LPG 3 KG

 Abstraksi

Progam konversi minyak tanah ke LPG merupakan progam pemerintah yang bertujuan untuk
mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian minyak tanah ke LPG. Tujuan analisa
untuk mengetahui proses pembutan tabung gas, proses deep drawing dan metode pengelasan yang
baik. Karna masih banyak orang yang takut memakai bahan baar LPG tersebut karena takut meledak
akibat kualitasnya yang kurang bagus. Deep drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu
proses pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai
kedalaman tertentu. Pada proses pembuatan tabung gas elpiji untuk mendesain suatu proses
pembentukan logam, seperti penarikan (drawing). Salah satu pekerjaan yang harus kita lakukan
adalah menentukan / memilih kapasitas mesin dengan kecepatan tekan yang telah ditentukan (sesuai
tabel) daya tekan maksimal tidak boleh melebihi : 167,330 kg. Pada proses pengelasan circum,
tegangan normal mencapai 61.16 kg/cm 2 . karena masih diatas uji ketahanan hidrostatis, maka masih
dalam batas aman.

Kata kunci : tabung gas, deep drawing, pengelasan.

LATAR BELAKANG
I.

Progam konversi minyak tanah ke LPG merupakan progam pemerintah yang bertujuan
untuk mengurangi subsidi BBM, dengan menglihkan pemakaian minyak tanah ke LPG.
Progam ini diimplementasikan dengan membagikan paket tabung LPG besera isinya, kompor
gas dan accesoriesnya kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna minyak tanah. Secara
teori pemakain minyak tanah 1 liter setara dengan pemakaian 0,57 kg LPG. Dengan
menghitung berdasarkan harga ekonomi minyak tanah dan LPG, subsidi yang diberikan
untuk pemkaian 0.57 kg LPG akan lebih kecil daripada subsidi untuk 1 liter minyak tanah.

Tujuan analisa ini adalah untuk mengetahui kemampuan tabung gas elpii 3 kg.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Tabung gas LPG

Liquified petroleum gas (LPG) dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi
dari kilang minyak (kilang BBM) dan kilang gas. Tabung gas elpiji berfungsi untuk
mengemas dan mendistribusikan gas dari kilang gas kekonsumen yang dapat juga
dimanfaatkan untuk isi ulang (refil).

2. Proses pembentukan logam / definisi drawing


Deep drawing / bisa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan
logam, dimana bentuk pada umumunya berupa silinder dan selalu mempunyai
kedalaman tertentu. Proses drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja
yang berupa lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi peregangan
mengikuti bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch sebagai penekan dan die
sebagai penahan benda kerja saat ditekan oleh punch. Pengertian dari sheet metal
adalah lembaran logam dengan ketebalan maksimal 6mm. Lembaran logam (sheet
metal) di pasaran dijual dalam bentuk lembaran dan gulungan.
Pada umumnya berbagai jenis material logam dalam bentuk lembaran dapat
digunakan untuk proses drawing seperti stainles stell, alumunium, tembaga, perak,
emas, baja, maupun titanium.
3. Pengelasan

Definisi las berdasarkan DIN(Deutche Industrie Normen) adalah ikatan


metalurgi pada sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai
penyambungan dari beberapa batang logam dengan memanfaatkan energi panas.

Secara umum pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
logam paduan yang dilakukan dengan jalan mencairkannya melalui pemanaasan.
Untuk keberhasilan penyambungan beberapa persyarataan yang harus dipenuhi :

- Benda padat tersebut dapat cair oleh panas.


- Terdapat kesesuaian sifat lasnya, sehingga tidak melemahkan atau
menggagalkan sambungan las
- Cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungan.

Sumber panas yang digunakan :

- Bahan bakar minyak


- Campuran zat asam dengan gas(acetylene, propan, hydrogen)
- Busur nyala listrik
- Tahanan listrik
- Induksi listrik
- Busur nyala listrik dan gas pelindung
- Sinar infra merah
- Reaksi kimia eksothermis(termit)
- Ledakan bahan mesiu (cad explosion)
- Pemboman dengan elektron (electron bombardment)
- Sinar laser

Las Busur Listrik

1. Prinsip Pengelasan busur nyala listrik


Dua metal konduktif jika dialiri arus listrik yang cukup padat (dense) dengan
tegangan yang relatif rendah akan menghasilkan loncatan elektron yang menimbulkan
panas sangat tinggi sehingga dapat mencairkan kedua metal tersebut dengan mudah.
Arus (I) yang digunakan 10-500 Ampere (A) baik AC/DC Tegangan yang digunakan
17-45 Volt.
2. Jenis Las Listrik
a. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon
Busur listrik yang terjad diantara ujung elekroda karbon dan logam atau diantara
dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan
dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi / elektroda
yang berselaput fluksi.
b. Las Listrik Dengan Elektroda Berselaput (SMAW)
Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar
akan mencair. Dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah
las, busur listrik dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara
luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang
juga berfungsi sebagai pelindung pengaruh luar. Las elektroda yang terbungkus
adalah cara pengelasan yang banyak digunakan pada masa ini, busur listrik
terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda. Karna panas dari busur ini
maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian membeku
bersama. Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda
mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur listrik yang
terjadi. semakin besar arus listrik maka butiran logam cair yang terbawa menjadi
halus, begitu sebaliknya bila arusnya semakin kecil maka butirannya akan menjadi
semakin besar secara umum logam mempunyai sifat mampu las tinggi bila
pemindahan terjadi dengan butiran halus, sedangkan pola pemindahan cairan
dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga komposisi dari bhan fluks yang
digunakan.

3. METODOLOGI ANALISA
Pada proses pembuatan tabung gas elpiji untuk mendisain suatu proses
pembentukan logam, baik primer maupun sekunder, seperti pengerolan
(rolling), penempatan (forging), penarikan(drawing). Salah satu pekerjaan
yang harus kita lakukan adalah menentukan atau memilih kapasitas
mesin(energi,gaya,torsi) serta perkakas dan peralatan yang akan digunakan
untuk proses tersebut. Untuk dapat menentukan kedua hal tersebut, kita perlu
memprediksi berapa beban eksternal yang diperlukan agar logam dapat mulai
mengalir dan terdeformasi plastis serta bagaimana distribusi tegangan dan
regangan pada permukaan benda kerja maupun perkakas. Dengan ata lain, di
dalam mendisain proses pembentukan logam, kita perlu melakukan analisis
untuk dapat memprediksi beban eksternal yang dibutuhkan serta distribusi
regangan dan tegangannya, sehigaa kita dapat menentukan atau memilih
kapasitas mesin. Perkakas, dan peralatan yang paling sesuai untuk proses
tersebut.
Di dalam proses pembentukan logam terjadi berbagai macam
fenomena fisik, seperti aliran logam, friksi, panas yang timbul maupun
ditransfer selama terjadi aliran plastis, hubungan antara mikrostruktur dan
sifat-sifat, serta kondisi proses. Oleh karena itu, secara teoritis akan sulit untuk
dapat melakukan analisis secara kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai