PENDAHULUAN
1
7. Bagaimana tentang trend dan issue tumor otak?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor otak?
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan terutama perawatan pada pasien
dengan tumor otak.Mahasiswa juga dapat melatih softskill dalam komunikasi pemberian
edukasi tentang penyakit hingga sebagai konselor perawatan pasien dengan tepat.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.2 Etiologi Tumor Otak
Tidak ada faktor etiologi jelas yang telah ditemukan untuk tumor otak primer.
Walaupun tipe sel yang berkembang menjadi tumor sering kali dapat diidentifikasi,
mekanisme yang menyebabkan sel bertindak abnormal tetap belum diketahui.
Kecenderungan keluarga, imunosupresi, dan faktor-faktor lingkungan sedang diteliti.
Waktu puncak untuk kejadian tumor otak adalah decade kelima dan ketujuh. Selain itu,
pria terkena lebih sering dari pada wanita.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Adapun
faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
a. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga
yang menderita brain tumor. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang
dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor
familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang
kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b. Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu
radiasi.
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
4
e. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan
pada hewan.
f. Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga mendesak massa
otak akhirnya terjadi tumor otak.
PATHWAY
7
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s
3. Lobus temporal
Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului
dengan aura atau halusinasi. Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia
dan hemiparese. Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan
gejala choreoathetosis, parkinsonism
4. Lobus oksipital
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi
hemianopsia, objeckagnosia
5. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan
obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial
mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran
6. Tumor di cerebello pontin angie
Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan
fungsi pendengaran
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel
7. Tumor Hipotalamus
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil
pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan.
8. Tumor di cerebelum
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat erjadi disertai
dengan papil udem
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-
otot servikal
9. Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus,
biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.
8
2.6 Pencegahan
Berikut cara mencegah tumor otak secara alami:
Rutin melakukan cek kesehatan.
Hentikan kebiasaan merokok.
Menerapkan pola hidup sehat.
Hindari paparan sinar radiasi.
Hindari mengonsumsi makanan berpengawet dan mengandung pemanis buatan.
9
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-
gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto Polos Dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi Stereostatik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
11
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
a.Pengumpulan Data
1. Identitas klien
Nama : Ny.A
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : seumalaga bireuen
2.Penanggung jawab :
Nama : Tn:K
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Hub. Dgn keluarga : suami
b.Riwayat Kesehatan
1.Riwayat Kesehatan Sekarang
a)Alasan Masuk Rumah Sakit
3 hari sebelum masuk rumah sakit,klien mengeluh sering nyeri dikepala,kemudian
keluarga langsung membawa klien ke rumah sakit dan dokter menyarankan klien untuk di
rawat.
b)Keluhan Utama
Klien mengeluh penglihatan kabur
c)Klien Saat DiData
Klien Pada Saat didata klien mengeluh sering nyeri di bagian kepala,dan kulit terasa
panas.
2.Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit yang di deritanya
12
3.Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidaka ada yang memiliki penyakit
seperti klien.
2. ANALISA DATA
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan indra penglihatan berhubungan dengan perubahan strukturpenglihatan dan
fungsi tubuh.
b. Antisipasi berkabung berhubungan dengan penerimaan kemungkinan kematian
pasien.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi dan terapi radiasi.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
13
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan
Intervensi Rasional
kriteria hasil
DX 1 Klien 1.Kaji reaksi pasien Menentukan reaksi pasien
Gangguan indra mengekspresikan terhadap perubahan terhadap perubahan
penglihatan gambaran diri yang penglihatan penglihatan nya
berhubungan positif dengan 2. Observasi interaksi Withdrawl social bisaa
dengan kriteria pasien social pasien. terjadi karena penolakan.
perubahan menerima 3. Pertahankan hubungan Memfasilitasi suatu
struktur perubahan pada terapeutik dengan pasien. hubungan terapeutik yang
penglihatan penglihatan nya 4. Anjurkan pasien untuk terbuka
danfungsi tubuh. berkomunikasi terbuka Ekspresi ketakutan secara
dengan petugas terbuka dapat mengurangi
kesehatan atau orang kecemasan
penting lainnya.
5. Bantu pasien Membantu pasien
menemukan koping yang menemukan strategi
efektif tentang koping yang dapat
penglihatan mengurangi kecemasan
dan ketakutan
DX 2 Antisipasi Pasien dan keluarga 1. Kaji reaksi pasien dan Menentukan proses
berkabung mampu ekspresikan keluarga terhadap berkabung dan strategi
berhubungan rasa berkabungnya diagnosis. koping yang digunakan.
dengan dengan criteria 2. Anjurkan pasien untuk Mengurangi kecemasan
penerimaan perasaan pasien dan ekspresi perasaan secara dan ketakutan.
kemungkinan keluarga tentang terbuka. Perasaan bimbang (tak
kematian pasien. rasa berkabungnya 3. Antisipasi perasaan menentu) bisa muncul
diekspresikan pasien akan kemarahan setelah shock akan
dengan tepat. dan ketakutannya. diagnosis
4. Bantu pasien Membantu pasien
mereview pengalaman menemukan koping
masa lalu mekanisem
5. Anjurkan pasien untuk Mengurangi perasaan
berpartisipasi dalam ketidakberdayaan.
14
ADL Kelompok penduduk
6. Rujuk pasien dan dapat membantu dalam
keluarga kepada hal support emosional
kelompok pendukung.
DX 3 Integritas kulit 1. Kaji integritas kulit Merah, kering, dan luka
Kerusakan pasien tiap 4 jam dapat terjadi pada daerah
integritas kulit dipertahankan 2. Pertahankan kulit radiasi, kemoterapi bias
berhubungan dengan criteria kulit bersih dan kering, menyebabkan rash,
dengan efek tetap intak, tidak ada gunakan sabun dan air hiperpigmentasi dan
kemoterapi dan kemerahan atau untuk memandikan kehilangan rambut.
terapi radiasi. kerusakan. pasien Mencegah kerusakan
3. Reposisi pasien setiap kulit
2 jam Meningkatkan sirkulasi
4. Anjurkan untuk intake dan mencegah luka tekan
cairan dan nutrisi yang Dehidrasi dan malnutrisi
adekuat. dapat meningkatkan
resiko berkembangnya
luka tekan.
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tanggal/jam Implementasi Respon hasil
.
1. DX 1 1.Mengkaji reaksi klien Klien mulai menerima
Gangguan indra terhadap perubahan keadaan
penglihatan tubuhnya. Klien sudah
berhubungan 2. Mengobservasi interaksi berinteraksi kembali
dengan perubahan social klien Klien mulai
struktur 3. Mempertahankan mempercayai dengan
penglihatan dan hubungan terapeutik dengan perawat
fungsi tubuh klien. Klien sudah mulai
4. menganjurkan klien untuk terbuka dan terbiasa
09-08-2020 berkomunikasi terbuka dengan pasien
9:00 dengan petugas kesehatan Klien mulai menerima
atau orang penting lainnya. baik masalah dengan
5. Membantu klien penglihatannya
15
menemukan koping yang
efektif tentang
penglihatannya
DX 2 Antisipasi 1. Mengkaji reaksi klien dan klien bersama keluarga
berkabung keluarga terhadap diagnosis. mulai mencoba mampu
berhubungan 2. Menganjurkan klien untuk menghadapi segala
dengan ekspresi perasaan secara keajadian yang
penerimaan terbuka. mungkin terjadi
kemungkinan 3. Mengantisipasi perasaan klien mulai menahan
kematian pasien. klien akan kemarahan dan kecemasan dan
ketakutannya. berusaha agar tetap
09-08-2020 4. membantu klien mereview tabah
11:00 pengalaman masa lalu klien dan keluarga
5. Menganjurkan klien untuk berkecimpung dengan
berpartisipasi dalam ADL bagian tim kanker dan
6. Merujuk klien dan tumor
keluarga kepada kelompok
pendukung.
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Hr/tgl/jam No. Evaluasi keperawatan
16
Selasa, 30-08- 1. S : klien mengatakan sudah mulai membaik
2020 O : Skala nyeri : 4 Klien masih lemah
12:40 A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Jum`at, 31-09- S : keluarga klien mengatakan aktivitas klien masih di bantu
2020 oleh keluarga
09:00 O : klien masih tampak di bantu oleh keluarga dalam
beraktivitas
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
BAB 4
PENUTUPAN
17
A. KESIMPULAN
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (Sylvia.A, 1995: 1030).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna)
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa
tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri
disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker
paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
B. SARAN
1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
tumor otak secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai
penyakit tersebut.
2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalampenatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA
18
Baughman, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 2015-2017, Tenth Edition. Oxford: Wiley Blackwell
Bulechek, Gloria M., [et al.]. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth
Edition. United States of America: Mosby Elsevier
Moorhead, Sue., [et al.]. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): measurement of
health outcomes, Fifth Edition. United States of America: Mosby Elsevier
19