Anda di halaman 1dari 35

SEKILAS GERAKAN PRAMUKA

Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan pada hakekatnya adalah :

Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;

Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan


pendidikan keluarga dan di alam terbuka;

Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,


Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu


negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini
harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama
Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan,
tingkat, suku dan bangsa.

Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu
menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :

Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung


pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan
tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

Pengabdian bagi orang dewasa


Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.

Alat bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat


setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.

Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi


kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul
Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7
sampai dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok
anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir
dan Majelis Pembimbing.

Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda
yang suka berkarya.

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :

Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :

tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.

tinggi kecerdasan dan keterampilannya.

kuat dan sehat fisiknya.


Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan
berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain
tujuan tersebut.

Tugas Pokok

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi


anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta
mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu


memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.

Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.

Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka
disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini
tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan
Pramuka dalam iktu membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan
Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.

Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk
tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka
harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk
orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat
menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua Pramuka dan
masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan


Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para
Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang
kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat
Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.

Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :


kuat keyakinan beragamanya.
tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
sehat, segar dan kuat jasmaninya.
cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
berpengetahuan luas dan dalam.
berjiwa kepemimpinandan patriot.
berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.
berpengalaman banyak.

Kiasan dasar

Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah
romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini
mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa
lalu, maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.

Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan
bangsa Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di
dalam Gerakan Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang
umur 11 - 15 tahun disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan
umur 21 - 25 tahun disebut Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut
Pembina, anggota Kwartir disebut Andalan.

Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah
tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata,
Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak
Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).

Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan
yang terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu
berkumpul). Satuan untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda).
Satuan yang terdiri dari beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan
kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab
menggarap sawah/ladang). Satuan kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas
tiang, umpak atap). Satu perindukan Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan
Penegak dan satu Racana Pandega, bersama merupakan satu Gugusdepan (kombinasi
satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan, yang langsung menghadapi tantangan).

Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam
pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.

Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip


Dasar dan Metode Kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda
melalui pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak
atau remaja sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila
sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan
kepramukaan.

Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan ialah :
Prinsip Dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :


iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
peduli terhadap diri pribadinya;
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka,
ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri
pribadinya, bagi pesertadidik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan
pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat.

Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang
menyadari bahwa diri pribadinya :

mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang
dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan mahkluk
lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang
telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama
didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.

diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang
berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup
bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.

memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta


memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/ memberikan
kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap
lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan
hidup yang baik.
Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :


pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
belajar sambil melakukan;
sistem berkelompok;
kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
kegiatan di alam terbuka;
sistem tanda kecakapan;
sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar
Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.

Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan
subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat
pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :

janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;

tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,


intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah :

alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan,
menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan
menjadi anggota.

landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui


kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat,
bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong;

kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.

Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan golongan usia dan
perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik, yaitu :
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :

Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwisatya Pramuka Siaga

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengikuti tatakrama keluarga.
setiap hari berbuat kebajikan.

Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dwidarma Pramuka Siaga


Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
Siaga berani dan tidak putus asa.

Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas :

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Trisatya Pramuka Penggalang

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Dasadarma

Pramuka itu :
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Patriot yang sopan dan kesatria
Patuh dan suka berMusyawarah
Rela menolong dan tabah
Rajin, terampil, dan gembira
Hemat, cermat, dan bersahaja
Disiplin, berani, dan setia
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas :

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :

Trisatya Pramuka Penegak

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.

Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi :

Dasadarma

Pramuka itu :
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Patriot yang sopan dan kesatria
Patuh dan suka berMusyawarah
Rela menolong dan tabah
Rajin, terampil, dan gembira
Hemat, cermat, dan bersahaja
Disiplin, berani, dan setia
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas :

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :

Trisatya Pramuka Pandega

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasa Darma.

Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi :

Dasadarma

Pramuka itu :
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Patriot yang sopan dan kesatria
Patuh dan suka berMusyawarah
Rela menolong dan tabah
Rajin, terampil, dan gembira
Hemat, cermat, dan bersahaja
Disiplin, berani, dan setia
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota dewasa terdiri atas :

Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi :

Dasadarma

Pramuka itu :
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Patriot yang sopan dan kesatria
Patuh dan suka berMusyawarah
Rela menolong dan tabah
Rajin, terampil, dan gembira
Hemat, cermat, dan bersahaja
Disiplin, berani, dan setia
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan
yang lebih baik, dinyatakan dengan Ikrar yang berbunyi sebagai berikut :

IKRAR

Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, dan dengan penuh
kesadaran serta rasa tanggungjawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina
Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina Profesional/ Pamong Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing ………………..*) Gerakan
Pramuka seperti tersebut dalam Keputusan Kwartir ………………*)/Majelis
Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka nomor ………… tahun ………. menyatakan
bahwa kami :
menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan
akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas kewajiban kami sebagai Pembina
Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina Profesional/Pamong
Saka/InstrukturSaka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing …………..*)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke
masa depan yang lebih baik.

……...……………, … ….…….. …..

Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/ PembinaProfesional/Pamong


Saka/Instruktur Saka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing
………………..*)

( …………………………… )
Catatan :
- coret yang tidak perlu
*) diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan.

Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.

Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan


perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan
itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan
memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.

Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada
pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek
secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan.

Sistem Among

Sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka menurut
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa
dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan,
sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat
sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri
sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

Sistem Tanda Kecakapan

Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan
tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat
teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh si pemakai
tanda-tanda itu.

- Tanda Kecakapan Umum

- Tanda Kecakapan KhususKwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jl. Medan Merdeka


Timur 6, Jakarta 10110, INDONESIA,
Phone:(62-21) 350-7645, Fax. (62-21) 350-7647 E-mail : kwarnas@pramuka.or.id
KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 006/KN/72

TAHUN 1972

TENTANG

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang : a. bahwa lambang Gerakan Pramuka termaktub dalam Anggaran


Dasar Pramuka pasal 6 berupa gambar Tunas Kelapa;

b. bahwa tunas kelapa sebagai gambar kiasan mempunyai arti simbolik yang penting,
maka harus dipahami dan diingat oleh seyiap Pramuka, dan oleh karena itu uraian tentang
arti kiasan itu harus sederhana, sehingga mudah dipahami dan mudah diingat oleh anak-
anak.

Mengingat : 1. Keputusan I MPRS No. XXVII/MPRS/1966;

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961 juncto Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971;

3. Putusan Musyawarah Majelis Permusyawaratan Pramuka, di Pandaan, Jawa Timur,


tanggal 12 s.d. 20 Oktober 1970.

MEMUTUSKAN
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
15/KN/67 Tahun 1967, tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Kedua : Menetapkan gambar silhouette tunas kelapa yang tertera dalam


lampiran Surat Keputusan ini sebagai lambang Gerakan Pramuka.

Ketiga : Menetapkan uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka seperti


yang tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini.

Keempat : Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan


penggunaannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan lain sebagainya,
diatur dalam Petunjuk-petunjuk Penyelenggaraan.

Keputusan ini berlaku mulai sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta.

pada tanggal : 31 Januari 1972.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ketua

Hamengku Buwono IX.


LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR 06/KN/72

TAHUN 1972

TENTANG

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

I. Gambar Silhouette tunas kelapa, lambang Gerakan Pramuka

II. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.

Satu : Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di
Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.

Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan
inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun djuga.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan
jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan
dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air
dan bangsa Indonesia.

Tiga : Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Empat : Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia.

Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan
lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.

Lima : Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan
bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar
dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang
dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.

Enam : Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

No. 118 Tahun 1961

Tentang

PENGANUGERAHAN PANDJI KEPADA GERAKAN PENDIDIKAN KEPANDUAN


PRADJA MUDA KARANA

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


Memperhatikan :

a. bahwa gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia sedjak mulai diadakan dan
selama masa perkembangannja sampai sekarang ini, telah senantiasa turut serta dalam
usaha pendidikan nasional Indonesia yang bertudjuan menggalang dan menegakkan
Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia, dengan hasil jang bermanfaat bagi
pendjajaan Bangsa dan Negara;

b. bahwa dengan demikian gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia dapat


diharapkan akan kesanggupannja dan kemampuannja dalam menunaikan tugasnja untuk
turut-serta mendidik anak dan pemuda Indonesia, disamping pendidikan dilingkungan
keluarga dan disamping pendidikan dilingkungan sekolah.

c. bahwa Gerakan Pramuka seperti yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 adalah
penjempurnaan daripada usaha gerakan pendidikan kepanduan nasional Indonesia, jang
sekarang turut-serta menjelenggarakan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan
Manifesto Politik jang telah menjadi Garis-garis Besar daripada Haluan Negara,
disamping pendidikan dilingkungan keluarga dan disamping pendidikan dilingkungan
sekolah , demi kepentingan Bangsa Indonesia dan Nrgara Kesatuan Republik Indonesia.

d. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut diatas, tjukuplah alasan untuk memberikan
tanda kehormatan kepada Gerakan Pramuka, berupa Panji jang merupakan lambang
perjoangan dalam pendjajaan Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, untuk masa jang akan datang.

Mengingat : Pasal 15 Undang-undang Dasar Republik Indonesia;

Memutuskan :

Menetapkan :

I. Menentukan sebuah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang


bentuk dan lukisannya sesuai dengan jang tertera dalam lampiran-lampiran Surat
Keputusan ini.
II. Menganugerahkan Pandji tersebut kepada Gerakan Pramuka untuk dijunjung tinggi
sebagai lambang-perjoangan dan dipertahankan kemuliaannya dalam segala lapangan.

Ditetapkan di Djakarta

Pada tanggal 14 Agustus 1961

Presiden Republik Indonesia,

ttd.

Sukarno

Sesuai dengan jang aseli

Ajun Sekretaris Negara,

ttd.

Mr. Santoso
Lampiran I

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

No. 448 TAHUN 1961

tentang

PENGAUNEGRAHAN PANDJI KEPADA GERAKAN PENDIDIKAN KEPANDUAN


PRADJA MUDA KARANA

KETERANGAN

Tentang

PANJI GERAKAN PENDIDKAN KEPANDUAN PRADJA MUDA KARANA

I. Bagian Muka

1. Ditengah tegalan panji jang berwarna putih terdapat tjikal berwarna merah, yang
mempunyai arti:
- Warna Merah diatas warna Putih mengingatkan kepada Dwa Warna Bendera
Kebangsaan Indonesia dan berarti pula dinamikanya pramuka (merah) diatas bidang
pergerakannya jang bersih dan murni (putih).

- Buah Njiur dalam keadaan tumbuh dinamakan “tjikal” dan istilah “tjikal bakal” di
Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.

Djadi lambang buah njiur jang tumbuh itu mengkiaskan: bahwa tiap pramuka merupakan
inti bagi kelangsungan hidup Bangsa Indonesia
- Buah njiur dapat bertahan lama dalam keadaan jang bagaimanapun djuga.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa setiap pramuka adalah seorang jang rochaniah
dan djasmaniah : sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala udjian dan kesukaran untuk
mengabdi Tanah Air dan Bangsa Indonesia.

- Njiur dapat tumbuh dimana sadja, jang membuktikan besarnja daja-upajanya dalam
menjesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnyha.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa tiap pramuka dapat menjesuaikan diri dalam
masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan jang bagaimanapun djuga.

- Njiur bertumbuh mendjulang lurus keatas dan merupakan salah sebatang pohon yang
tertinggi di Indonesia.

Djadi lambang itu mengkiaskan: bahwa tiap pramuka mempunjai cita-cita jang tinggi dan
lurus ja’ni jang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan
oleh sesuatu.

- Akar Njiur jang bertumbuh kuat dan erat didalam tanah melambangkan bahwa tekad
dan kejakinan tiap pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-
landasan jang baik, benar, kuat dan njata, ialah tekad dan kejakinan jang dipakai olehnja
untuk memperkuat diri guna mentjapai tjita-tjitanja.

- Njiur adalah pohon jang serbaguna, dari udjung hingga akarnja. Djadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia jang berguna dan membaktikan diri
dan kegunaannja kepada kepentingan Tanag Air, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.

2. a. Ditengah pinggiran tegalan panji sebelah atas dan diempat sudut tegalan terdapat
masing-masing:

- bintang emas bersudut lima di atas tegalan hitam, yang mempunyai arti:
- Ketuhanan Jang Maha Esa

b. Disudutu bawah sebelah satunya:

- selingkaran rantai bergelang persegi dan bundar tanpa putus, diatas tegalan merah, jang
mempunjai arti:

- Kemanusiaan jang adil dan beradab


c. Disudut sebelah atas satunja:

- pohon beringin hudjau diatas tegalan putih, jang mempunjai arti:


- Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

d. Disudut atas sebelah tongkat:

- kepala banteng hitam diatas tegalan merah, jang mempunjai arti:


- Kerakjatan jang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan

e. Disudut bawah sebelah tongkat:

- setangkai padi dan setangkai kapas di atas tegalan putih, jang mempunjai arti:
- Keadilan sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia.

f. Tali berwarna merah bersimpul-simpul jang melingkari lambang-lambang tersebut


diatas, mempunjai arti:

- Tali sedjarah perdjoangan kemerdekaan jang dinamis revolusioner, jang telah berhasil
menghimpun dan menyatukan lima unsur pokok dalam penghidupan Bangsa Indonesia
mendjadi satu kesatuan-Sila ialah Pantja-Sila jang kini menjadi doktrin Revolusi
Indonesia dan Filsafat serta Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

g. 2.a., b, c, d, e dan f mempunjau arti:


- Setiap pramuka hidup dan bergerak setjara dinamis dan revolusioner dengan Pantja-Sila
sebagai Bintang-Pimpinannja. Jang isi dan djiwanya dihajati, dihidup-hidupkan dan
dilaksanakan olehnja selama masa diatas tegalan jang hidup dan bersih dan murni
didalam Persatuan Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia jang
menggunakan Pantja-Sila sebagai doktrin Revolusinya dan sebagai Filsafat serta Dasar
Negaranja.

II. Bagian Belakang


1. Ditengah-tengah tegalan Pandji dan dipusat gambar lambang terdapat sebuah djantung
berbentuk perisai berwarna Merah-Putih, jang mempunjai arti:
- Pramuka Indonesia adalah manusia Putra Indonesia jang berkesadaran, berkemauan dan
beramalan kebangsaan Indonesia, jakni hidup berdjiwa Kebangsaan Indonesia dan
melindungi serta berlindung dengan perisai Indonesia.

2. Tegalan perisai Merah-Putih, jang berwarna kuning ke-emasan dan dilingkari oleh
setangkai padi (emas) dan setangkai kapas (perak dan hidjau) mempunjai arti:
- Manusia Indonesia jang selama masa hidup dan bergerak dalam alam kedjajaan dan
kerayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam alam kebahagiaan dan
kesedjahteraan masjarakat sosialisme Panca-Sila jang adil dan makmur, seperti jang
dicita-citakan oleh Revolusi Indonesia dan Kemerdekaan Indonesia.

3. Lambang tersebut dalam bagian II ajat 2 diatas dilingkari tanpa putus oleh serangkaian
45 bunga melati putih (perak) dengan 15 bunga diatas tegalan jang berwarna biru dan 15
bunga berikutnja lagi diatas tegalan jang berwarna biru-tua mempunjai arti:
- Manusia Indonesia dengan Bangsa, Negara dan masjarakatnja selama masa dipagari,
didjaga, dilindungi dan dipertahankan serta diharumi dan harumnya disemerbakkan dan
disebarkan kesekelilingnya, oleh putera-puterinya, baik didarat maupun diudara ataupun
dilaut, dalam persatu-paduan tadi perangkainja: semangat revolusi dan Djiwa Persatuan
17 Agustus 1945.

4. a. Lambang-lambang tersebut pada bagian II ajat 1, 2, dan 3 berada ditengah-tengah


dua bintang sudut-5, satu emas dan satu lagi perak, kedua-duanja sebangun dan sama
besar, dan bersama merupakan bintang sudut-10, dengan salah satu sudut bintang
emasnja meruuntjing lurus keatas dan salah satu sudut bintang peraknja meruntjing lurus
kebawah, sedangkan setiap sudut bintang (emas dan perak) berisi 17 garis.

b. Bintang-emas sudut-5 dengan tiap-tiap sudutnja berisi 17 garis emas diatas tegalan
putih mempunjai arti:
- Pantja-Sila jang bersinar-sinar tjemerlang dan dajanja dipantjarkan oleh Indonesia
selama masa kesegala pendjuru bumi dengan kesadaran dan djiwa/semangat proklamasi
17 Agustus 1945 seperti tersebut dalam Pembukaan UUD 1945, diatas dasar jang bersih
dan murni.

c. Bintang-perak sudut-5 dengan tiap-tiap sudutnja berisi 17 garis perak diatas tegalan
putih mempunjai arti:
- Pembabaran Pantja-Sila mendjadi Pantja-Dharma yang bersinar-sinar dan dajanja
dipantjarkan oleh Putera-Puteri Indonesia selama masa kesegala pendjuru bumi, dengan
kesadaran dan djiwa/semangat proklamasi 17 Agustus 1945 seperti tersebut dalam
Pembukaan UUD 1945, diatas dasar jang bersih dan murni.

d. Dua sudut sebelah bawah dari Bintang-Perak sudut-5 dengan tiap sudutnja berisi 17
garis perak mempunjai arti:
- Dwi Satyanja para pramuka jang berusia 8 hiungga 12 tahun, ialah djalan njata jang
ditempuh oleh mereka untuk membabarkan isi dan tjita-tjita Pantja-Sila, dengan
kesadaran dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.

e. Tiga sudut sebelah atas dari Bintang-Perak sudut-5 dengan tiap sudutnja berisi 17 garis
perak mempunjai arti:
- Tri Satyanja para pramuka jang berusia 12 tahun keatas, ialah djalan njata jang
ditempuh oleh mereka untuk membabarkan isi dan tjita-tjita Pantja-Sila, dengan
kesadaran dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.

5. Dipinggir sekeliling tegalan putih, terdapat tali merah jang mempunjai 12 lingkaran,
ditiap-tiap sudut 3 lingkaran, dan mempunjai arti:
Garis bergerak dinamisnya waktu (12 bulan) jang merupakan garis batas bergeraknya
manusia dialam djasmaniah.

III. Bagian udjung tongkat Pandji dan tongkatnya:

1. Udjung tongkat berbentuk melati kuntjup, jang mempunjai arti:


- Setiap pramuka mempunjai kewajiban berdaja-upaja dengan sepenuh-penuhnja untuk
menjadi Putera Indonesia jang berbudi luhur, halus dan murni, hidup wadjar dan
prasahadja, berdjiwa setia berdharmabakti terhadap Tuhan Jang Maha Esa, Tanah Air dan
Bangsa Indonesia serta umat manusia dengan pikirannja, perkataannja, dan perbuatannja
jang hanja mengharumkan/memuliakan Nama Tuhan, Tanag Air, Bangsa dan Negaranja.

2. Tongkat Pandji berukuran 209 cm, jang mempunjai arti:


Pesan tersebut diatas diamanatkan kepadanja oleh Kepala Negara dengan Surat
Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 jang mulai berlaku pada tanggal 20 bulan 5 abad
ke-20 tahun ke-16 (20 + 5 + 20 +61 = 106) dan dengan penganugerahan Pandji ini pada
tanggal 14 bulan 8 abad ke-20 tahun ke-61 (14 + 8 + 20 + 61 = 103) dan bersama (106 +
103) menundjukkan angka 209.

IV. Warna :

Bagian muka:

1. Warna tegalan

2. Warna njiur

3. Warna tali

4. Warna bintang

5. Warna tegalan bintang


6. Warna pohon beringin

7. Warna tegalan pohon beringin

8. Warna kepala banteng

9. Warna tegalan kepala banteng

10.Warna rantai

11. Warna tegalan rantai

12. Warna padi

13. Warna kapas

14. Warna daun kapas

15. Warna tegalan padi & kapas

- putih

- merah segar

- merah segar

- emas

- hitam

- hidjau

- putih

- hitam

- merah

- emas

- merah

- emas
- perak

- hidjau

- putih

Bagian belakang:

16. Warna perisai

17. Warna tegalan perisai

18. Warna padi

19. Warna kapas

20. Warna daun kapas

21. Warna melati

22. Warna tegalan rangkaian melati

23. Warna bintang sudut 5 dengan satu sudut lurus keatas

24. Warna bintang sudut 5 dengan lurus kebawah

25. Tali

26. Rumbai pinggiran pandji

27. Dua utas tali tongkat dengan masing-masing2 buah udjung berumbai,

28. Melati udjung tongkat

29. Tongkat melati

30. Tongkat pandji

- merah dan putih

- kuning keemasan
- emas

- perak

- hidjau

- perak

- 1/3 hidjau

1/3 biru

1/3 biru tua

- emas

- perak

- merah

- emas

- emas

- putih

- hidjau

- kaju djati murni


V. Arti Warna

1. Merah
2. Putih

3. Kuning

4. Hidjau

5. Biru
6. Biru tua

Hitam

- a. keberanian

b. dinamika

c. wanita

d. surya (matahari)

e. kasih sayang

- a. kemurnian

b. kebersihan

c. kesutjian

d. kewadjiban

e. prasahadjaan

f. pria

g. tjandera (bulan)

- a. kedjajaan

b. kebesaran
c. keemasan

d. keagungan

e. kesedjahteraan

f. kebidjaksanaan

g. ketjerdasan

- a. daratan

b. kemakmuran

c. keta’atan

d. taqwa

- a. laut

b. kesetiaan

c. ketekunan

d. ketabahan

- a. kedalaman

b. kesungguh-sungguhan

VI.. Ukuran-ukuran:

1. Pandji mempunyai lebar 60 cm dan padjang 90 cm

2. Tongkat Pandji dengan udjung tongkat pandji pandjang : 209 cm.

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA


AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar


dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya
pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan
kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat
gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse


Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia
I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-
Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse


Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun
1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut
di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920
berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan
oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang
kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan
SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond
(JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda
Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi
dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930
berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java
Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij);
PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia


(BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang


bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas
kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP),
Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia
(KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon,
Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma
(Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia
(KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini
mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan,
yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem"
disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada
masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan
kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap
dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para
anggotanya.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh


kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan
satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera
mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah
RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan
keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1
Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di
halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan
memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki
Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia
(PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan


pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian
berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan
kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di
Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya
masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan
lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan
K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah
bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di
Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir
sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri
No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan
konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan
berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi


organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri
Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua
federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke
Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal
10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan


seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-
pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958,
Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto,
Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi
bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga
Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.


KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang
lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada
sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan
jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya
penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya
diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349
Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah


Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan
pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis
malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada
dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri
atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian
Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat
Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah
Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan
Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun
1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota
Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh,
Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana
Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka
dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,
namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah
untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PERMULAAN TAHUN KERJA.

· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas


meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga
Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka
untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-
Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14
Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus
dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-
8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam
Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun
1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan
rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di
antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan
Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada
tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting
di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel
Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan


Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan
kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448
Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan
Pramuka.Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jl. Medan Merdeka Timur 6, Jakarta
10110, INDONESIA,

Phone:(62-21) 350-7645, Fax. (62-21) 350-7647 E-mail :


kwarnas@jakarta.wasantara.net.id

Anda mungkin juga menyukai