Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEMPRAMUKAAN

 Pramuka diartikan sebagai praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
 3 Sifat Kepramukaan yaitu : Nasional, Internasional dan Universal
 Fungsi Kepramukaan
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
2. Pengabdian bagi orang dewasa
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
BAB II
KODE KEHORMATAN

:: Kode Kehormatan Pramuka ::

Kode Kehormatan Pramuka diatur dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 12. Dimana kode
kehormatan pramuka merupakan Kode Etik anggota gerakan pramuka dalam kehidupan pribadi maupun
masyarakat sehari-hari yang diterima dengan sukarela serta dihormati demi kehormatan dirinya.

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut
Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia
dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu :
Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dan Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka anggota dewasa terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasadarma.

DWI SATYA
Aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut
undang-undang.
Setiap hari berbuat kebaikan.

DWI DARMA
Siaga itu menurut ayah dan ibundanya.
Siaga itu berani dan tidak putus asa.

TRI SATYA 
(Untuk Pramuka Penggalang)
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan
Pancasila.
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
menepati Dasadarma

TRI SATYA 
(Untuk Pramuka Lainnya)
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan
Pancasila.
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
DASADARMA PRAMUKA

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran ,perkataan dan perbuatan 

BAB III

BIOGRAFI BADEN POWELL

Robert Baden-Powell
Robert Stephenson Smyth Baden-Powell,
1st Baron Baden-Powell

22 February 1857 – 8 January 1941

Nama Panggilan Bee-pee, Ste, Stephe / Sthephenson, Bathing Towell

Tempat Lahir Paddington (London), England

Tempat Meninggal Nyeri, Kenya

Nama Ayah Prof.Domine Baden Powell ( Guru Besar geometry Unv.Oxford )

Nama Ibu Miss.Henrietta Grace Smyth

Nama Saudara Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, Jessie, Baden Flatcher

Nama Istri Olave Santa Clair Soames ( Lady Baden-Powell)

Nama Anak Peter, Heather, Betty

Mengabdi Angkatan Perang Britania

Tahun Pengabdian 1876 – 1910

Pangkat Letnan Jendral

Kesatuan 13 tahun di Hussars India ( 1876);


Ditugaskan sebagai Intelegen di Afrika Selatan, Layanan Rahasia Britania, yang didasarkan Malta
( 1880 sampai 1897);
Inspektur Barisan berkuda, Inggris ( 1903)
Pengalaman Peperangan Perang Anglo-Ashanti, Peperangan Matabele, Pengepungan Mafeking, Peperangan Boer

Penghargaan Ashanti Star, 1895[1]; Matabele Campaign, British South Africa Company Medal, 1896[2]; Queen's
South Africa Medal, 1899[3]; King's South Africa Medal, 1902[4]; Boy Scouts Silver Buffalo
Award, 1926[5]; World Scout Committee Bronze Wolf, 1935[6]; Order of Merit, 1937; Order of St
Michael and St George; Royal Victorian Order; Order of the Bath

Pekerjaan lain Pendiri Kepanduan Internasional, Seniman dan Penulis

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, lahir pada 22 Pebruari 1857 dan wafat pada 8 Januari 1941 adalah seorang Letnan
Jenderal di Angkatan perang Britania, Penulis, dan pendiri Pergerakan Kepanduan. Setelah dididik pada Sekolah Charterhouse,
Baden-Powell bergabung dengan Angkatan perang Britania di tahun 1876, dan telah ditempatkan/diposkan India Dan Afrika, dan
menjadi Badan Penyelidik Rahasia Britania selama tiga tahun, sepanjang Perang Boer Afrika Selatan, Baden-Powell dengan
sukses mempertahankan kota besar itu dalam Pengepungan Mafeking. Di tahun 1910 ia mengundurkan diri dari Angkatan perang
itu.
Baden-Powell adalah seorang penulis dan pelukis.Ia menulisAids to scouting di tahun 1901. Dan buku ( Scouting for boys )
Kepanduan untuk Anak-Anak lelaki, yang diterbitkan 1908 oleh Pearson, ia menguji gagasannya melalui berkemah di Pulau
Brownsea di 1907. Setelah perkawinannya dengan Olave St Clair Soames pada tanggal 30 Oktober 1912, Adik Baden Powell,
Agnes dan khususnya Olave dengan aktif memberi bimbingan kepada Pergerakan Kepanduan dan Pergerakan Pandu Putri. Pada
tahun 1920, diselenggarakan Jambore dunia pertama di Olimpia, London Inggris. Pada hari terakhir jambore tersebut ( 6 Agustus
1920) BP diangkat menjadi Bapak Pandu sedunia dan dianugerahi gelar Lord baden Powell of gillwel oleh raja George V. Pada 8
Januari 1941 Baden-Powell meninggal dan dikuburkan Nyeri, Kenya.

BAB IV

Sejarah

Kelahiran Gerakan Kepanduan

Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral
angkatan bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade,
mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brownsea, Inggris.

Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang
mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu,
pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda
dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu
militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting;
misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota
tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell
dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas
keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah
lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka
internasional.

Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi


pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun
1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.

Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya
yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-
Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell
dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.

Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to
Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai
buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia
mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama
seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode
organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris)
menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para
pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara
mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-
Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan
pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul
Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout
Handbook) edisi pertama.

Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa
oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk
sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju
dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang
mereka dirikan tersebut.

Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing


mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk
membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership
Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi
pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan
beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul
Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.

Perkembangan Gerakan Kepanduan


Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris
dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan
diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.

Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di
Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta.
Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan
gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chile ialah negara
pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan. Parade Pramuka
pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat
para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung
dalam kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman,
Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat
tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan.

Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18
tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat.
Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, gerakan pramuka menambah empat program
dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat
prpogram tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini , Usia Remaja, pendidikan
kepanduan putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina

Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/pandega mulai disusun pada
akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatn tersebut hanya berawal di
tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh
kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana
program golongan siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting, namun belum mendapatkan
pengakuan hingga 1930

sejak awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya
minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel-
adik dari bapak kepandian sedunia, Robert Baden Powell,pada tahun 1910 ditunjuk menjadi
presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan
organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada
1914 .Agnes mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave BAden
Powell, Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil presiden hingga ia
meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai
unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku
saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama
antara unti putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.

Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire
pada tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan
semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek
lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat
perang dunia 1, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada
tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan
bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup
terkenal bagi pembina antara lain : Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga
kursus Woodbadge.

Keanggotaan

Scouting 'round the world, 1977 edition

Sampai tahun 2005, terdapat lebih dari 28 juta anggota terdaftar kepanduan putra dan 10 juta
anggota terdaftar kepanduan putri di seluruh dunia dari 216 negara dan teritori berbeda.

Daftar 20 besar negara-negara dengan jumlah anggota pramuka terbesar:

Tahun Berdiri
Negara Keanggotaan [1][2]
Kepanduan Putra Kepanduan Putri

Amerika Serikat 9,500,000 1910 1912

Indonesia 8,100,000 1912 1912

India 3,700,000 1909 1911

Filipina 2,600,000 1910 1918


Thailand 1,400,000 1911 1957

Britania Raya 1,000,000 1907 1909

Bangladesh 950,000 1920 1928

Pakistan 570,000 1909 1911

Kenya 420,000 1910 1920

Korea 280,000 1922 1946

Kanada 260,000 1908 1910

Jerman 260,000 1910 1912

Jepang 240,000 1913 1919

Italia 210,000 1912 1912

Nigeria 160,000 1915 1919

Polandia 160,000 1910 1910

Prancis 150,000 1910 1911

Belgia 150,000 1911 1915

Hong Kong 150,000 1914 1916

Malaysia 140,000 1911 1916

Sejarah Pramuka Indonesia


AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan
kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam
perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat
gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada
tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama
menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri
atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada
adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale
Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang
kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe
Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO)
didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu
"Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada
tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa
Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong
Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun
bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie
Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang
bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders
Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI
merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan
maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat
PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara
Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk
gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta
dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan
pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres
Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu
Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan
Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan
17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda
mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan
cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,.
Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia
(PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota
pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan
mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada
tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus
untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu
Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K
nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia
merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947
itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka
wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16
September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi
yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua
federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di
Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran
upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan
Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan
di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan
Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen P dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat,
dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan
besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959.
Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang
perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu
sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960
tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan
(Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan
Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C
Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9
Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara.
Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden
juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian
Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah
perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut
oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang
Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr.
A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I
Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka  

Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi   kepanduan yang
terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
TUNAS GERAKAN PRAMUKA

2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang
menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan
pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya.
Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan
tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN
TAHUN KERJA.

3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi
Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada
masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada
tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan
Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya
yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional
(MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas
beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961
jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota
Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil
Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai
Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja
di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka
mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan
menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia
(Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat
sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun

diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka .


BAB V

Istilah Kepramukaan
ISTILAH KEPRAMUKAAN
 

ISTILAH INDONESIA ISTILAH ISTILAH INDONESIA ISTILAH


INGGRIS INGGRIS

DWI SATYA Cub Promise, Brownie Promise SIAGA MULA Third Class Cub

DWI DHARMA Cub Law, Brownie Law SIAGA BANTU Second Class Cub

Scout Promise, Girl Guide


TRI SATYA SIAGA TATA First Class Cub
Promise

DASA DHARMA Scout Law, Girl Guide Law PENGGALANG RAMU Third Class Scout

ANGGARAN DASAR Scout Constitution PENGGALANG RAKIT Second Class Scout

ANGGARAN RUMAH
Scout by Law PENGGALANG TERAP First Class Scout
TANGGA

Second Class Rover


SIAGA PUTRA Cub PENEGAK BANTARA
(Ranger)

SIAGA PUTRA Brownie PENEGAK LAKSANA First Class Rover (Ranger)

PENGGALANG PUTRA Scout, Boys Scout SIAGA GARUDA Eagle Cub, Eagle Brownie

PENGGALANG PUTRI Girl Scout, Girl Guide PENGGALANG GARUDA Eagle Scout, Eagle Guide

PENEGAK PUTRA Rover PENEGAK GARUDA Eagle Rover, Eagle Ranger

PENEGAK PUTRI Ranger PEMBINA SIAGA Pack Leader

PEMBANTU PEMBINA
PANDEGA PUTRA Senior Rover Assistant Pack Leader
SIAGA

Scout Master, Troop


PANDEGA PUTRI Senior Ranger PEMBINA PENGGALANG
Leader

CALON SIAGA Tenderpad PEMBANTU PEMBINA G Assistant Scout Master


CALON PENGGALANG Tenderfoot PEMBINA PENEGAK Unit Leader

Rover Candidate, Ranger


CALON PENEGAK PEMBINA GUDEP Groups Leader
Candidate

Senior Rover (Ranger)


CALON PANDEGA PELATIH Leader, Trainer
Candidate

BARUNG Six ANDALAN Commisioner

REGU Patrol PRAMUKA UTAMA Chief Scout

SANGGA Gang TUNAS KELAPA The Sprouting Coconut

REKA GUGUS DEPAN Groups

PEMIMPIN BARUNG Sixer Leader KWARTIR RANTING Sub-District Headquarters

PEMIMPIN REGU Patrol Leader KWARTIR CABANG District Headquarters

PEMIMPIN SANGGA Gang Leader KWARTIR DAERAH Provincial Headquarters

PEMIMPIN REKA KWARTIR NASIONAL National Headquarters

PERINDUKAN Pack MAJELIS PEMBIMBING Sponsoring Committee

Special Troop, Special


PASUKAN Troop SATUAN KARYA
Task

AMBALAN Crew DEWAN KERJA PENEGAK Rover Council

VI  BAB
PENGETAHUAN PRAMUKA
Kiasan dasar

Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika
perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil hal-hal yang ada
hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu, maupun perjuangan
pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan
Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun
disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut
Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah
tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang
Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang
Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan
yang terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul).
Satuan untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan yang terdiri
dari beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak
disebut Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang).
Satuan kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap). Satu perindukan
Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama
merupakan satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan, yang
langsung menghadapi tantangan).

:: Jenjang Pendidikan dalam Pramuka ::

Pendidikan dalam Gerakan Kepramukaan disesuaikan dengan umur, psikologi, fisik dan kemampuan
tiap individu. Jadi apabila umurnya sudah melamoui batas tertinggi dari suatu golongan usia harus
pindah ke golongan usia lainnya. Sistem Pendidikan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk peserta
didik dan untuk dewasa. Lebih jelasnya sebagai berikut :

Untuk peserta didik


Sistem pendidikan untuk tahapan ini diatur melalui Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat
Kecakapan Khusus (SKK) serta Pramuka Garuda. Dengan sistem ini peserta didik dibawa setingkat
demi setingkat menuju tujuan Gerakan Pramuka.
Pramuka Siaga, untuk usia 7 - 10 tahun atau tingkat SD. Untuk SKU terdiri dari :
1. Siaga Mula
2. Siaga bantu
3. Siaga Tata

Untuk SKK hanya ada satu tingkat terdiri atas bermacam-macam. Apabila telah mencapai siaga tata
dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai Siaga Garuda.

Pramuka Penggalang, untuk usia 11 - 15 tahun atau tingkat SD sampai SMP. Untuk SKU terdiri dari :
1. Penggalang Ramu
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap

Sejak Penggalang Rakit seorang pramuka dapat mencapai SKK sesuai pilihannya. Apabila telah
mencapai penggalang terap dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai Penggalang Garuda.

Pramuka Penggalang, untuk usia 16 - 20 tahun atau tingkat SMU sampai Universitas. Untuk SKU terdiri
dari :
1. Penegak Bantara
2. Penegak Laksana

Baik Penegak Bantara maupun Laksana seorang pramuka dapat mencapai SKK sesuai pilihannya.
Apabila telah mencapai Penegak Laksana dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai Penegak
Garuda.

Pramuka Pandega, untuk usia 21 - 25 tahun atau tingkat Universitas. Untuk SKU terdiri dari satu
tingkat saja yaitu Pandega. Apabila sudah dilantik Pandega seorang pramuka dapat mencapai SKK
sesuai pilihannya. Apabila telah mencapai Pandega dan memenuhi persyaratan tertentu dapat
mencapai Pandega Garuda.

Untuk orang dewasa


Untuk umur diatas 25 tahun dan mempunyai tujuan dapat mengabdikan diri secara sukarela dan aktif
menjalankan kewajiban sebagai Pembantu Pembina, Pembina Pramuka, Pelatih, Pembantu Andalan,
Andalan, Majelis dan staf kwartir.Pendidikan ini bersifat kursus baik di luar maupun didalam gerakan
Pramuka.

a. Kursus Orientasi
1. Kursus orientasi singkat
2. Kursus orientasi sedang
3. Kursus orientasi lengkap

b. Kursus Pembina Pramuka Mahir


1. Kursus Pembina Pramuka Mahir tingkat dasar, selama 90 jam
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir tingkat lanjutan, selama 100 jam

c. Kursus Pelatih Pembina Pramuka


1. Kursus Pelatih Dasar atau KPD selama 1 minggu
2. Kursus Pelatih Lanjutan atau KPL selama 1 minggu

d. Kursus untuk petugas Gerakan Pramuka

1. Kursus Pengelola Kwartir


2. Kursus Andalan
3. Kursus Pamong Satuan Karya
4. Kursus Perlebahan
5. Kursus Instruktur
6. Kursus Pendidikan dan Kependudukan
7. Kursus Kader Koperasi
8. Kursus Ketrampilan Penyediaan Air bersih
9. Kursus Ketrampilan Perumahan Sehat
10. Kursus Peningkatan Mutu Makanan Rakyat dan sebagainya

PERTEMUAN-PERTEMUAN PRAMUKA

Jambore, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore
Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat
nasional).

Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan
kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I),
ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).

Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan
memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru
diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir
Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.

Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak
(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi
dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti
morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.

Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada
dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar
menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-
berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami
(Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum'at Saptu Minggu), perkemahan liburan dan
sejenisnya.
Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk
keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat
konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya.

Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat.

Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat
bersejarah, dan sejenisnya.

Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang.

Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka

Tanda Kecakapan Khusus

Sistem Among

Sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan pramuka. Sistem among
adalah pemikiran dari Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar
Dewan Tara. Kata among berarti mengasuh, memelihara/menjaga. Dan orang yang
melaksanakannya disebut pamong. Sistem among “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya : Di depan memberi teladan, ditengah ikut
membangun/melaksanakan, dan di belakang memberi dorongan/bantuan ke arah
kemandirian.

Tanda Pengenal

No Tanda Pengenal Contoh

1 Umum Tutup Kepala, tanda pelantikan, tanda harian, tanda


kepramukaan sedunia
2 Satuan Tanda barung, tanda regu, tanda sangga, tanda gudep, tanda
kwartir, tanda krida/saka, lencana daerah/wilayah.

3 Jabatan Tanda pemimpin&wakil pemimpin barung, tanda


pemimimpin&wakil pemimpin regu, tanda pemimpin&wakil
pemimpin sangga, tanda pembina, tanda pembantu pembina,
tanda andalan, tanda pelatih, tanda pamong saka, tanda
Dewan kerja

4 Kecakapan TKU

S= Mula,Bantu, Tata

G= Ramu, Rakit, Terap

T=Bantara, Laksana

D=Pandega

Pembina=Mahir dasar dan Lanjutan

TKK

Instruktur: Muda&Dewasa

Pelatih : Dasar (KPD) dan Lanjutan (KPL)

Pramuka Garuda

5 Kehormatan Tanda Penghargaan

Bintang Tahunan

Bintang Wiratama

Bintang Teladan

Bintang Pancawarsa

Bintang Dharma Bakti

Bintang Melati

Bintang Tunas Kelapa

7 Macam Satuan Karya (SAKA)

1. Saka Bahari (Kelautan)

2. Saka Bakti Husada (Kesehatan)

3. Saka Bhayangkara (Kepolisian)

4. Saka Dirgantara (Bidang Keudaraan)

5. Saka Kencana (Bidang Kependudukan)


6. Saka Taruna Bumi (Pertanian)

7. Saka Wana Bhakti (Kehutanan)

Lambang Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka

Pengertian Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan
norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicitacitakan oleh gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka
yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini
digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional
Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.

Bentuk dan Arti Kiasan


1. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas kelapa.
2. Arti kiasan adalah

Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti :
"Penduduk asli yang pertama yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan bahwa tiap
pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air
dan bangsa Indonesia.

Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya
dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi
mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan
ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang
berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap
pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air,
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
 

Bendera Gerakan Pramuka

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua,
berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna
merah.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar
bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah.

Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera
dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama Kwartir, b.
untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.

Ukuran untuk tingkat :


Nasional : 200 x 300 cm
Daerah : 150 x 225 cm
Cabang : 90 x 135 cm
Ranting : 60 x 90 cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm

Salam Pramuka
Salam Pramuka

Dalam Gerakan Pramuka kita mengenal 3 macam salam pramuka, yaitu :

Salam Biasa
Dipergunakan apabila seorang pramuka jumpa dengan pramuka lain, untuk pertama kali atau yang
terakhir kali pada hari itu. Siapa yang melihat dulu dialah yang harus memberi salam terlebih dahulu
tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun muda Salam tersebut dapat diberikan sambil berjalan,
sedang duduk, naik sepeda ataupun kendaraan. Jadi tidak harus berdiri.

Cara memberikan salam adalah dengan mengayunkan tangan kan ke arah pelipis kanan. Kelima jari
rapat dan lurus dengan lengan ke bawah. Telapak tangan menghadap ke bawah, ujung jari telunjuk
menyentuh pelipis. Lengan kanan atas membuata siku-siku pada ketiak. Siku kita agak ke depan
sedikit. Jika tangan kanan membawa tongkat , maka tongkat itu diangkat lurus ke atas kira-kira
sepuluh cm. Tangan kiri letakkan merata ke depan dada dengan telapa tangan menghadap bawah dan
ujung ibu jari menempel pada tongkat. Jika tangan kanan membawa atau memegang sesuatu, kita
boleh hanya kepala saja atau mengucapkan salam ataupun melambaikan tangan kiri.

Salam Hormat
Salam ini dipergunakan apabila seorang pramuka :
bertemu dengan seorang yang wajib dihormati, melihat bendera merah putih sedang dikibarkan atau
diturunkan. Kalau kebetulan sedang mengerjakan sesuatu , lalu mendengar tanda sang merah putih
dikibarkan atau diturunkan, maka dia harus berhenti sebentar dari kesibukannya, segera berdiri tegak
di tempat menghadap bendera dan memberi salam hormat mengikuti naik dan turunnya Sang Merah
Putih. mendengar lagu Indonesia Raya, kalau ikut menyanyi tidak perlu memberi salam bertemu jenazah.

Cara memberikan salam sama dengan salam biasa tetapi badan harus tegak dengan sikap sempurna.

Salam Janji
Dipergunakan apabila seorang pramuka mendengar temannya mengucapkan Janji Tri Satya. Begitu
mendengarkan ucapan "demi kehormatanku aku berjanji......" maka semua Pramuka yang hadir wajib
memberikan Salam Janji secara otomatis walaupun tanpa aba-aba.

Cara memberi salam sama dengan salam hormat. Jika tangan kanan membawa tongkat, maka tongkat
itu dipegang tangan kiri dan dimiringkan bagian atasnya ke kiri. Kemudian dengan tangan kana
memberikan salam janji, sesudah selesai kembali memegang tongkat kembali.

PSH Penggalang

Pakaian Seragam Harian, adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka
pada waktu melakukan kegiatan kepramukaan harian. Pakaian seragam harian juga digunakan pada
waktu mengikuti upacara.

Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang.

1) Tutup kepala:

a) berbentuk baret berwarna coklat tua.

b) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan

c) tanda topi terletak di sebelah kiri.

2) Baju pramuka/kemeja:

a) dibuat dari bahan berwarna coklat muda

b) berbentuk kemeja lengan pendek

c) kerah baju model kerah dasi

d) memakai lidah bahu

e) diberi buah baju (kancing)

f) memakai dua saku di dada kiri dan kanan

g) tengah saku diberi lipatan

h) memakai tutup saku

i) dikenakan di dalam celana

3) Celana pramuka:

a) dibuat dari bahan berwarna coklat tua

b) berbentuk celana pendek sebatas lutut

c) memakai dua saku samping kiri dan kanan serta dua saku dibagian belakang dengan memakai
tutup dan buah baju (kancing)

d) diberi kantong timbul di samping kiri dan kanan

e) memakai ikat pinggang, berwarna hitam

f) pada bagian ban celana dibuat tempat ikat pinggang

g) pada bagian depan celana memakai retsleting

4) Setangan leher:
a) dibuat dari bahan berwarna merah dan putih

b) berbentuk segitiga sama kaki

c) (1) sisi panjang 100 – 120 cm dengan sudut 90º

(2) panjang sisi setangan-leher dapat disesuaikan dengan tinggi badan pemakai

d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher

e) dikenakan di bawah kerah baju

f) setangan leher dilipat sedemikian rupa sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan
pemakaian tampak rapih

g) cara melipat setangan leher sama dengan setangan leher Pramuka Siaga

5) Kaos kaki:

a) kaos kaki panjang (+ 5 cm dibawah lutut)

b) berwarna hitam

6) Sepatu:

a) model tertutup

b) warna hitam

c) bertumit rendah.

Contoh Pola Pakaian Seragam Harian Pramuka Penggalang putra.

DATA MATERI

Bapak Pramuka Indonesia

SIAPAKAH BELIAU ?

Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 -


Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta
dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia
yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka
Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912,
HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden
Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari
keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di
Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di
Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret
1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan
HamengkubuwonoSenopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo
Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau merupakan sultan yang menentang
penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga
mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan
predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada
kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966
adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.

Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa
jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil
presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa
alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang
represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University
Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan
Mataram di Imogiri.

BAB VII
BERKEMAH

Berkemah
BERKEMAH

 
Seperti kita ketahui bahwa berkemah merupakan suatu kegiatan yang menarik, tidak saja bagi orang
dewasa, tetapi juga bagi pemuda dan remaja. Pada waktu-waktu tertentu, khususnya pada saat liburan,
mereka meninggalkan rumah, pergi ke alam bebas dan disana mendirikan tenda untuk

berkemah. Pemilihan tempat berkemah tergantung dari rencana yang sudah diprogramkan, apakah di


daerah pantai yang indah, di lereng pegunungan yang sejuk atau di lembah yang mempesona, kadang-
kadang juga dilakukan di tepi hutan dekat dengan sungai yang menakjubkan.
 
 
Semua acara diperkemahan dilakukan dengan riang gembira, walaupun tidak menutup kemungkinan
pekerjaan itu penuh dengan rintangan yang tidak kecil. Selain membawa perlengkapan berkemah,
mereka juga memanfaatkan bahan-bahan dari alam sekitarnya dengan tidak merusak lingkungan
tersebut.

Suasana yang baik itu oleh Gerakan Pramuka digunakan untuk maksud-maksud pendidikan, oleh
karenanya berkemah dalam Gerakan Pramuka diatur/ditata sebagai berikut :
Maksud dan Tujuan Perkemahan :
1. Maksud
(1) Mempraktekkan sistem beregu
(2) Mempraktekkan prinsip swadaya dan keprasahajaan hidup
(3) Mempraktekkan pembinaan jasmani dan rohani
(4) Mempraktekkan pembinaan hidup beragama
(5) Menjadikan alat untuk tolok ukur kemampuan pribadi
2. Tujuan
(1) Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
(2) Membina mental dan kepercayaan pada diri sendiri
(3) Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
(4) Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan ketrampilan
(5) Membina kerja sama, gotong royong dan kerukunan
(6) Melatih hidup prasahaja dan berswadaya
(7) Memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman
(8) Menanamkan kecintaan pada tanah air dan menumbuhkan kesadaran untuk berbakti
Macam Perkemahan
1. Menurut waktunya, perkemahan dibagi dalam :
(1) Perkemahan satu hari (siang hari saja), terkadang disebut Perkemahan Sehari ( PERSARI )
(2) Perkemahan Sabtu Minggu, disebut juga PERSAMI
(3) Perkemahan yang waktunya lebih dari 3 hari

2. Menurut tempat berkemah, dibagi dalam :


(1) Perkemahan menetap (dari awal sampai akhir tetap ditempat itu)
(2) Perkemahan safari (berpindah-pindah tempat)
3. Menurut tujuannya, dibagi dalam :
(1) Perkemahan untuk lomba
(2) Perkemahan untuk persahabatan dengan acara santai
(3) Perkemahan untuk berkarya (menyelesaikan proyek)
(4) Perkemahan untuk penyelidikan alam dan lingkungannya
(5) Perkemahan untuk rekreasi
4. Menurut jumlah peserta dan tingkatnya, dibagi dalam :
(1) Perkemahan 2 (dua) orang (perkemahan pengembaraan penegak)
(2) Perkemahan satu regu Penggalang
(3) Perkemahan satuan perindukan siaga, pasukan penggalang, Ambalan Penegak atau Racana
Pandega
(4) Perkemahan tingkat Kwartir Ranting/Cabang/Daerah/Nasional, Kawasan/Dunia
Pelaksanaan Perkemahan
Untuk suatu perkemahan yang baik, maka prosedur yang harus ditempuh adalah :
1. Persiapan
(1) Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya
(2) Pengadaan peralatan dan perbekalan, peninjauan ke daerah berkemah
(3) Ijin orang tua peserta dan ijin memberitahukan kepada penguasa setempat
(4) Pembentukan panitia/staf pelaksana
(5) Memantapkan kesiapan mental fisik, dan ketrampilan
2. Pelaksana
(1) Pemimpin perkemahan sebagai penanggung jawab
(2) Pembantu-pembantu dari pembina pramuka
(3) Panitia/staf pelaksana sesuai keperluan
(4) Pembagian tugas pendayagunaan
3. Acara
(1) Acara harian yang menjelaskan acara pokok secara garis besar
(2) Acara kegiatan keseluruhan yang berisi perincian waktu dan kegiatan selama berkemah
(3) Acara perorangan dan kelompok
4. Pelaksanaan
(1) Kegiatan hendaknya diusahakan menurut rencana yang telah dipersiapkan sesuai dengan
tujuan diselenggarakannya perkemahan
(2) Acara mungkin saja dapat berubah, sesuai dengan perkembangan keadaan
(3) Perubahan acara seyogyanya tidak kearah resiko yang lebih berat
(4) Pelaksanaan acara harus disesuaikan dengan kemampuan peserta perkemahan dan acara
berikutnya
(5) Mengusahakan adanya acara pengganti dan tambahan untuk mengisi kesibukan pada waktu
terluang
(6) Faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan

5. Penyelesaian
(1) Pembongkaran tenda-tenda

(2) Pembersihan tempat berkemah (pada prinsipnya tempat bekas berkemah harus lebih baik dan
lebih bersih dari pada waktu datang)
(3) Pengecekan pengembalian barang pinjaman
(4) Upacara penutupan dan ucapan terima kasih kepada masyarakat setempat
(5) Jika mungkin dilakukan penyerahan sumbangan bagi keluarga masyarakat yang kurang mampu,
baik berupa bahan makanan, pakaian layak pakai atau lainnya.  

Evaluasi 
Untuk mengetahui hasil perkemahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk
perkemahan di masa-masa mendatang kita dapat mengevaluasi dengan :
1. Mencatat prestasi kegiatan perorangan maupun kelompok selama berkemah
2. Mengajukan pertanyaan kepada peserta perkemahan
3. Melihat perubahan sikap peserta perkemahan sebelum dan sesudah pulang berkemah
4. Melihat kesehatan peserta (banyak yang sakit atau tidak)
5. Kekurangan dan kesalahan serta hambatan dicatat guna perbaikan pada perkemahan yang akan
datang
6. Menyusun laporan hasil berkemah merupakan suatu kewajiban untuk penanggung jawab
perkemahan 

Lain-lain

1. Untuk perkemahan besar dapat dibentuk panitia pelaksana dengan mengikutsertakan petugas-
petugas yang mempunyai keahlian sesuai bidang tugas yang diperlukan dari luar Gerakan Pramuka
2. Syarat memilih tempat berkemah :
(1) Tanahnya rata, atau sedikit miring dan berumput
(2) Ada pohon pelindung
(3) Ada saluran pengeringan/pembuangan air
(4) Dekat sumber air
(5) Pemandangan menarik
(6) Ada arena petualangan
(7) Terjamin keamanannya
(8) Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya
(9) Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan dan lain-lain
(10) Tidak ditepi jurang
(11) Tidak dekat dengan rawa-rawa
(12) Tidak dibawah pohon kelapa yang sedang berbuah atau tidak dibawah pohon yang mudah
patah/tumbang
(13) Ada sinar matahari

Perkemahan sebagai alat pendidikan dalam kegiatan kepramukaan harus dapat memenuhi norma-norma
dan peraturan serta persyaratan perkemahan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan akan nilai-nilai
pendidikan, perlu dibuat program dan disusun acara kegiatan dalam perkemahan dengan cara
pelaksanaan yang tepat, teratur dan tertib serta meningkat.
Acara diperkemahan antara lain, bertualang, menjelajah, mengamati, menyelidik, berlatih dan
menyiapkan segala keperluan untuk hidup sehari-hari selama dalam perkemahan.

BAB VIII
BARIS BERBARIS

BARIS-BERBARIS
Kegiatan baris berbaris tergolong latihan gerak dasar yang dapat menumbuhkan makna berikut :

a. Disiplin

Disiplin adalah taat, patuh, tunduk dan setia pada aturan, kaida atau norma

b. Persatuan

Persatuan adalah cara untuk bersatu

c. Rasa keindahan

Keindahan adalah sesuatu yang dianggap apik, keindahan bersifat subjektif

Aba-aba adalah perintah, komando, isyarat. Ada tiga aba-aba yang dikenal sebagai berikut :

a. Aba-aba petunjuk

b. Aba-aba peringatan

c. Aba-aba pelaksanaan

Fungsi berdiri dalam baris berbaris sebagai berikut :

a. Menghitung banyaknya jumlah anggota


b. Pembagian jatah

c. Pengawasan anggota

d. Penertiban anggota

Bentuk baris berbaris

a. Berederet / banjar
b. Bersaf
c. Angkare
d. Lingkaran besar
e. Lingkaran kecil
f. Setengah lingkaran
g. Kolone terbuka dan tertutup
h. Berbanjar
i. Roda
j. Selat
k. Lintang
l. Panah
Gerakan PBB dasar diantaranya :

a. Siap
b. berhitung
c. Hadap ( kanan, kiri )
d. Serong ( kanan, kiri )
e. Lencang ( Kanan, kiri )
f. Setengah lencang ( kanan, kiri )
g. Balik ( kanan, kiri )
h. Hormat
i. Jalan ditempat
j. Istirahat

Baris berbaris
BENTUK BARIS BERBARIS

Lingkaran Besar

Lingkaran Kecil

Setengah Lingkaran

Angkare 

Berderet
Selat/Kanon 

Kolone Tertutup

Keterangan :

{} = Pemberi Aba-aba

o = Pemimpin Regu

x = Anggota Regu

panah = Menunjukkan arah menghadap

BAB IX
MORSE

Morse

Trik Cepat Hafal Morse

Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut
lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan
cepat. Lihat gambar di bawah ini!
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok Putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok Hitam kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali Putih sama dengan satu kali
titik artinya huruf E.

Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )

Berarti huruf H.

Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G

5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu
diawali dengan blok strip ( Hitam ).

Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse bersama.

BAB x
SEMAPHORE

Semaphore

Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2
bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna
yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat
tangkainya.
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd

Trik Menghafal Semaphore

Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore
dengan cepat dan mudah.

Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat
angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........
CREATED BY : PRAMUKA SMP NE

BAB XI
KOMPAS
MENGENAL DAN MENGGUNAKAN

 KOMPAS

Kompas adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menetapkan/menunjukkan arah mata angin.
Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas. Dengan
bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta, maka ia tidak akan
tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.

Bagian-bagian penting dari Kompas :

1 Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.
Penampang Kompas

Cara Mempergunakan Kompas :

1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka
jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
 
2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca
pembesar kira-kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
  a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
  b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
 
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang
terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui
kaca pembesar. 
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih
dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi diantara
benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang
berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari route) dengan tidak kehilangan jalur
menuju 30o.
 
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back
Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam
perialanan.

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran


Rumus Back Azimuth/Back Reading

1. Apabila sasaran kurang dari 180o = ditambah 180o


0o - 180o = X + 180o 
2. Apabila sasaran lebih dari 180o = dikurang 180o
180o - 360o = X – 180o
  Contoh :
o
30 sasaran baliknya adalah 30o + 180o = 210o
240o sasaran baliknya adalah 240o - 180o = 60o

MATA ANGIN

U   =  Utara               : 0° atau 360°

TL  =  Timur Laut        : 45°

T    =  Timur               : 90°

TG  =  Tenggara          : 135°

S    =   Selatan           : 180°

BD  =  Barat Daya       : 225°

B     =  Barat               : 270°

BL   =  Barat laut         : 315°

BAB XII
PANORAMA

Panorama
PANORAMA

Panorama berguna untuk menggambarkan kembali situasi atau keadaan suatu daerah
pada suatu waktu, dan jika kita kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Laporan Panorama biasanya dibuat sebagai bahan penyelidikan/pengintaian untuk


menilai suatu keadaan.

Cara Membuat Panorama

1. Peralatan yang harus disediakan


- Kertas Laporan.
- Pensil HB dan 2B untuk mengarsir.
- Ballpoint untuk menulis data dan keterangan.
- Penggaris.
- Kompas.
- Masker atau Pembidik.

   

   

2. Buatlah sebuah persegi panjang di atas sehelai kertas dengan   perbandingan 2 : 1.

3. Bidik sasaran yang akan dijadikan objek. Lalu tandai apa yang akan     kita gambar.

4. Pergunakanlah Masker/Pembidik, letakkan titik tengah pembidik kita pas pada


objek yang kita tandai dengan menggunakan kompas sebelumnya.

5. Gambarlah pemandangan yang dilihat pada kotak pembidik ke kertas laporan


berupa sketsa      saja.

   

   

   

   

   

   
   

   

6. Janganlah menggambar yang bersifat sementara atau gambar bergerak  seperti :


kumpulan ternak, kendaraan, dsb.

7. Mulailah mengarsir gambar panorama, mulailah dari yang terdekat lebih dahulu
baru yang jauh.

8. Selesai mengarsir lengkapilah data-data untuk ketengan gambar.

DATA GAMBAR
Keterangan :
1. Tempat : Gunung Merapi
2. Waktu : 09.30 WIB
3. Cuaca : Cerah
4. Suhu : 25 oC
5. Angin : Kencang ke Arah Barat
6. Titik Sasaran : 180 o
7. Tanggal : 09 Oktober 2000

Alat-alat :
1. Kertas Laporan
2. Pensil HB dan 2B
3. Mistar (Penggaris)
4. Ballpoint
5. Kompas
6. Masker (Pembidik)

Tujuan pembuatan Laporan ini adalah untuk Ekspedisi Pendakian Gunung Merapi.

Pembuat,

Pramadewa
Regu Elang

Ketentuan Pengarsiran :

Arsiran datar untuk


Arsiran Miring untuk
  bebatuan, sawah,
pohon, semak, desa
ladang

Arsiran mengikuti
bentuk untuk Semakin jauh, semakin
 
Pegunungan, gunung renggang arsiran.
dan bukit.

BAB XIII
TANDA JEJAK

Tanda Jejak
TANDA JEJAK

Belok Kiri Belok Kanan Jalan Terus Ada Bahaya


 

Jangan Dilalui Ada Berita Belok Kiri Belok Kanan


 

Jalan Terus Belok Kiri Belok kanan Jalan 1 Km Lagi

Jalan 2 Km Lagi Arah Jalan Tertinggi Ada Bahaya Hati - hati

Sudah Dekat Lalui Jalan Ini Jangan Dilalui Belok Kiri


 

Belok Kanan Tunggu (1 batu = 1 menit) Ada bahaya Jalan terus

Belok ke kanan Belok ke kiri Jalan terus Ada bahaya

Berpisah :
Jangan lalui jalan
Ikuti jalan yang tidak ada batunya Ikuti Jalan ini 2 org kekiri
ini
2 org kekanan
 

Jalan ada rintangan Tunggu 15 Menit 10 langkah ada berita Kembali - Putar

 
Ada bahaya Keadaan baik Keadaan buruk Saya telah pulang

Kembali ke perkemahan Belok ke kiri Belok kekanan Damai - aman


 

   

Perang - hati-hati Kembali

Tanda Medan
TANDA MEDAN

Sawah Bangunan Besi Bangunan Batu Masjid

Gereja Pura Candi Bangunan Kayu

Rumah Sakit Stasiun Radio Sekolah Sagu

Kelapa Sawit Aren Pinus Nenas

Teh Kopi Hutan Belukar

 
Gelagah Alang - alang Tegalan Ladang

Jalan Setapak Kuburan Islam Kuburan Kristen Kuburan Cina

Kuburan Hindu Kawat Telepon Air Dangkal Sumur Biasa

Bambu Kelapa Mata Air  

BAB XIV
PIONERING
Pionering

Bidang Tali Temali

Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu
dan sebagainya.

Macam simpul dan kegunaannya

1. Simpul ujung tali

Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas

2. Simpul mati

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin

3. Simpul anyam

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering

4. Simpul anyam berganda

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat

Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan

6. Simpul kembar

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin

7. Simpul kursi

Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan

8. Simpul penarik

Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar

9. Simpul laso

Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini

Macam Ikatan dan Kegunaannya

1. Ikatan pangkal

Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga

digunakan untuk memulai suatu ikatan.


2. Ikatan tiang

Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya

untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.

3. Ikatan jangkar

Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.

4. Ikatan tambat

Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan
ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.

5. Ikatan tarik

Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk

membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.

6. Ikatan turki

Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher

7. Ikatan palang

8. Ikatan canggah

9. Ikatan silang

10. Ikatan khaki tiga

Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.


BAB XV
SANDI
Sandi ( Bahasa Rahasia )
Sandi merupakan bahasa rahasia yang sudah lama dikenal orang. Orang yang menggunakan
bahasa rahasia (sandi) dengan maksud agar orang yang tidak berkepentingan tidak tahu yang
sedang dibicarakan. Terlebih lagi bila pembicaraan atau berita yang ingin dikemukakan
merupakan hal yang sangat rahasia.
Kita sudah sering menemukan bahkan mungkin menggunakan bahasa rahasia atau sandi dalam
kepramukaan;seperti sandi morse, sandi kotak, sandi gambar dan lain sebagainya. Yang akan
dijelaskan kali ini bukanlah sandi-sandi yang kerap kita jumpai di Pramuka, melaninkan
perkembangan sandi di masyarakat dan cara membuat sandi.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan serta intelektualitas, sandi tumbuh dan
berkembang di masyarakat. Anda mungkin pernah menemukan orang yang sedang berbicara
dengan temannya seperti ini :
- anang upa kanang ubar kanang uwan,
- apa yopo kipi tapa pupu lapang
Kalau anda masih asing dengan bahasa sandi di atas tentunya anda tidak akan mungkin dapat
menangkap pembicaraan mereka. Kalau kita perhatikan dengan cermat, kita akan dengan mudah
mengartikannya. Misalnya pada sandi yang pertama pengucapannya ditambah Nang dan U. A-
nang u-Pa digabung menjadi ( Apa ) dan sebagainya. Untuk selanjutnya silahkan anda cari
sendiri kunci rahasianya. Jawaban di atas adalah :
- Apa kabar kawan
- Ayo kita pulang
Sebetulnya jika kita mau, kita dapat menciptakan berbagai macam sandi yang orang lain tidak
akan mengerti maksud dan artinya. Contoh lain dengan pembalikan suku kata dan pemutaran
letak huruf. Cara ini lebih mudah di ucapkan secara lisan. Umpamanya, bila ada kata ( Kua
Lebum Kaman ) bila kita teliti maka arti kata itu adalah aku belum makan. Atau kata Kuma
ngakan lupang ( Kamu Jangan Pulang ) dan lain-lain. Pada awal tahun 40 sandi merupakan
bahasa yang sangat penting. Bahasa rahasia ini digunakan oleh para pejuang. Jika kita membuat
Sandi, sebelum kita kemukakan ke orang lain, terlebih dahulu kita harus menguasai sandi yang
kita buat, agar tidak terjadi kekeliruan di kemudian hari. Kan lucu bila kita yang membuat soal,
kita sendiri tak bisa menjawabnya.

BAB XVI
PPPK
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENDAHULUAN

1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang
memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :

a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka

b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain

c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat

2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan
kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami
musibah, antara lain pada pasien yang :

a. Berhenti bernafas

b. Pendarahan parah

c. Shok

d. Patah tulang

3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat
pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan
dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang
lain yang mengalami kecelakaan.

MATERI POKOK

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas

Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas
buatan.

Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan :
meniupkan nafas ke paru-paru korban.

Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :

1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas

2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka

3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung
atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat
selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.

4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :

a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.

b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit


b. P3K bagi korban Sengatan Listrik

1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering

2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang
menempel pada tubuh korban

3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan
medis datang

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah

1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan
kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.

Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.

Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan
telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena
kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.

2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu
sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau
air yang sudah dimasak.

3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan
penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus
dilepaskan termasuk ikat pinggang.

d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok

1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau
parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau
terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.

2) Tanda-tanda Shok

a) Denyut nadi cepat tapi lemah

b) Merasa lemas

c) Muka pucat

d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil

e) Merasa haus

f) Merasa mual

g) Nafas tidak teratur

h) Tekanan darah sangat rendah

3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :

a) Menghentikan pendarahan

b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas


c) Memberi nafas buatan

d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan

4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :

a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk
menambah aliran darah ke jantung dan otak.

Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.

b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin

c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya

d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan
shok yang terdiri dari :

- 1 sendok teh garam dapur

- ½ sendok teh tepung soda kue

- 4-5 gelas air

- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh

e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa
menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.

f) Cepat-cepat panggil dokter


TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI
Jika melakukan perjalanan (jalan kaki menyusuri sungai, rawa, dan
pantai) pada suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang
mengharuskan untuk menyeberang. Sebab itu seorang penjelajah harus
mempunyai kemampuan untuk menyeberangi sungai dan rawa

Teknik menyeberangi sungai dapat dikategorikan menjadi dua teknik


yaitu : teknik penyeberangan sungai tanpa alat dan teknik
penyeberangan sungai dengan alat.

Teknik penyeberangan sungai tanpa alat


Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan yang sangat cepat pada keadaan air sungai. Air hujan dapat
mengakibatkan sungai kecil seketika menjadi buas dan berbahaya, karena itu bila kita melihat cuaca yang
buruk dan kemudian ragu-ragu untuk menyeberangi sungai maka penyeberangan itu sebaiknya ditunda
sampai keadaan memungkinkan untuk di seberangi. Namun bila kita memutuskan untuk tetap melakukan
penyeberangan sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut :

Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah keadaan tempat penyeberangan secermat mungkin
sebelum memilih tempat menyeberang yang terbaik. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah
menyeberang dekat muaranya. Kira-kira 0,5 km dari muara biasanya sungai menjadi dalam, tapi arusnya
menjadi tidak begitu deras. Setelah tempat teraman ditemukan lantas jangan pernah berpikir untuk
mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari pinggir sungai karena itu akan membahayakan dirimu
sendiri.

Pada saat menyeberang jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokan lutut dan
menjatuhkan sehingga kita terseret arus. Selain itu perhatikan pula setiap langkahmu, pastikan satu kaki
telah menempati posisi tumpuan yang baik dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. Pada sungai
berarus agak deras dan dalam, jika menyeberang hendaknya berjalanlah dengan posisi badan serong
mengikuti arus sungai dan akan sangat menolong bila pinggang membentuk sudut 45 derajat dengan arah
arus. Jangan menyeberang dengan cara melompat dari batu yang satu ke batu yang lain, sebab perbuatan
ini akan memperbesar kemungkinan tergelincir dan dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Selain itu
tempatkanlah ransel setinggi-tingginya di punggung. Di arus yang deras, batu atau benda berat yang lain
dapat ditambahkan kedalam ransel untuk mendapatkan kestabilan. Hal berikutnya adalah sebaiknya jangan
melepas sepatu sekalipun menyeberangi sungai kecil dan berhati-hatilah dalam menyeberang apabila
berada dalam kelompok yang tidak bisa berenang.

Teknik penyeberangan sungai dengan alat


Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan
perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik
penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan
penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada
diatas permukaan air.

Penyeberangan basah
Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival.
Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh
pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita
bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan seperti ponco atau jerigen dan botol air minum.

Ponco
Ponco yang kita kenal sebagai pelindung di waktu hujan, ternyata banyak sekali kegunaanya karena
memang direncanakan untuk itu. Salah satu kegunaan ponco pada renang survival adalah sebagai alat
pelampung yang dapat dibuat dengan cara mengisi ponco dengan rumput kering, alang-alang atau ranting,
dibentuk seperti sebuah bantal kemudian diikat dengan tali. Usahakan mengikat tali serapi mungkin
sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air. Dengan bahan yang baik dan ikatan tali yang rapi akan
menghasilkan pelampung yang baik dan tahan lama mengambang di air.
Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu mengusahakan agar posisi
ponco tetap mengarah serong ke hilir, supaya kita dapat memanfaatkan arus sungai. Tetapi jangan sampai
melepaskan atau menaiki pelampung ini, karena sifatnya hanya sebagai tumpuan sementara, jadi berat
badan kita tidak sepenuhnya ditumpukan pada pelampung tersebut.

Jerigen dan botol air minum


Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari beberapa buah
jerigen dan botol yang biasanya sebagai tempat wadah air minum. Cara membuat pelampung dengan
jerigen kecil tidak diikat menjadi satu melainkan di pisah menjadi dua. Jerigen yang satu dihubungkan
dengan jerigen yang kedua menggunakan tali, yang gunanya untuk berpegangan sementara untuk jerigen
besar (20 liter) dapat dibuat sejenis rakit kecil. Jerigen ini diatur telentang dan ujungnya diikat menjadi
satu dengan yang lain.

penyeberangan kering
Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika
sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah
menggunakan rakit atau perahu. Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara
ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang
dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari.

Penyeberangan dengan satu rentangan tali


Pada prinsipnya pemasangan dan simpul-simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang
dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali
tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner.

Penyeberangan dengan dua rentangan tali


Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu
tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu
meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali.
Seberangilah sungai dengan berhati-hati, meskipun menurut perkiraan bahwa sungai tersebut tidak
membahayakan. Amati juga cuaca, ada kemungkinan anda harus menginap sambil menunggu air surut.
Bagaimanapun juga safety tetap diutamakan, apabila belum mampu melakukan sendiri tehnik tersebut
sebaiknya didampingi orang yang ahli.

BAB XVII
PENGETAHUAN UMUM
Lalu lintas telah ada semenjak adanya manusia. Dengan ditemukannya tenaga uap pada tahun
1770, dan kemudian dipergunakannya bahan bakar oleh Benz ( pemilik perusahaan pembuat
kendaraan mobil ) sekitar tahun 1886, maka dimulailah lalu lintas modern.
Macam-macam Lalu Lintas :
1. Lalu lintas darat
2. Lalu lintas laut
3. Lalu lintas udara
Serba-serbi lalu lintas
1. TILANG
Bukti Pelanggaran Lalu Lintas (tilang). Tujuan tilang adalah :
a. Membendung meningkatnya jumlah kecelakaan
b. Meningkatkan ketertiban lalu lintas
2. WARNA PLAT NOMOR
Menunjukan pemilikan ( pemakaian kendaraan )
- Plat merah ( kendaraan milik pemerintah )
- Plat hitam ( kendaraan milik pribadi / swasta )
- Plat kuning ( angkutan masyarakat )
- Plat putih ( kendaraan baru / percobaan )
3. PARKIR
Kendaraan berhenti selain menurunkan atau menaikan barang/orang dengan segera.
4. WARNA LAMPU LALU LINTAS
- Warna merah ( berhenti )
- Warna kuning ( hati-hati )
- Warna hijau ( diperbolehkan melanjutkan perjalanan )
- Warna berkedip-kedip ( hati-hati )
5. MARKA JALAN
Adalah rambu-rambu lalu lintas. Contoh :
- Zebra Cross, tempat untuk menyebrang jalan.
6. SEGITIGA PENGAMAN
Dipergunakan apabila kendaraan berhenti ( rusak / istirahat ). Diharuskan memasangnya
di depan dan belakang kendaraan. Bertujuan sebagai isyarat bagi kendaraan lain untuk
berhati-hati atau membantu.
7. JALAN TOL
Adalah jalan umum bebas hambatan yang pemakaiannya dikenakan tarif/biaya tertentu
(untuk membayar tol).
8. URUTAN PEMAKAI JALAN
Yang diutamakan/diperioritaskan, untuk kelancaran berlalu lintas adalah :
a. Kereta api
b. Mobil pemadam kebakaran
c. Mobil Ambulance
d. Mobil Jenazah
e. Barisan TNI
f. Pawai
g. Barisan anak-anak
h. Kelompok Sepeda
9. STNK
Surat Tanda Nomor Kendaraan, yaitu surat resmi / sah mengenai suatu kendaraan yang
berlaku dari kepolisian dan berlaku hanya satu tahun sekali.
10. KANTOR BERSAMA
Tempat yang memudahkan pelayanan bagi masyarakat pengguna sarana dan alat
transportasi. Biasanya kantor itu adalah : dinas kepolisian, Pemerintah Daerah,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Pajak.
11. SIM
Surat Izin Mengemudi harus dimiliki oleh setiap pengemudi / pemakai jalan. Masa
berlaku SIM adalah lima tahun.

Yang Ter … Di Indonesia


1. Danau terbesar : Danau Towuti di Sulawesi Selatan ; luasnya 578 Km2
2. Gunung Api terbesar : Gunung Api (500 meter) di pulau sangir Sulawesi Utara.
3. Pulau terbesar : Pulau Kalimantan.
4. Sungai terpanjang : Sungai Kapuas Besar (1.010 Km) di Kalimantan Barat.
5. Propinsi terpadat penduduknya : DKI Jakarta.
6. Propinsi terbanyak penduduknya : Jawa Timur.
Yang Ter ...Di Dunia
1. Benua terbesar : Asia
2. Air terjun terbesar : Guaira, Brazil
3. Air terjun tertinggi : Santo Angel, Venezuela
4. Danau terbesar : Kaspia
5. Danau terdalam : Baikal, Serbia
6. Gua Terpanjang : Mammoth dan Flint Ridge, Amerika Serikat
7. Gunung tertinggi : Mount Everest (Peg.Himalaya)
8. Gurun Terbesar : Gurun sahara, Afrika Utara
9. Pulau terbesar : Greenland, Denmark.
10. Jurang terbesar : Grand Canyon, Amerika Serikat
11. Laut Terbesar : Laut Cina Selatan
12. Samudra Terbesar : Samudra Pasifik
13. Selat Terpanjang : Selat Tartar ( Rusia )
14. Selat Terlebar : Selat Davis
15. Teluk Terbesar : Teluk Meksiko
16. Sungai Terpanjang : Nil, Afrika
17. Terowongan terpanjang : Simplon ( antara Swiss dan Italy )
18. Kepulauan terbesar : Indonesia

Anda mungkin juga menyukai