Anda di halaman 1dari 28

1.

Sejarah Pramuka

Sejarah Pramuka – Berbicara mengenai kepramukaan di seluruh dunia, orang-orang sering kali
mengaitkan dengan nama sesosok laki- laki tangguh. Laki-laki tersebut ialah Lord Robert Baden
Powell of Gillwell. Beliaulah yang mendirikan gerakan Pramuka di dunia. Sejarah Pramuka di
dunia dan Indonesia berawal dari negara Inggris.

Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan suatu organisasi yang berkembang secara
internasional. Meski demikian, hal ini bukan merupakan rencana khusus yang disusun oleh
Baden Powell. Melainkan dilihat dari manfaat Pramuka itu sendiri, sehingga masyarakat di dunia
menerima organisasi Pramuka.

Dimana di dalamnya banyak sekali kontribusi dari Baden Powelluntuk gerakan Pramuka. Kiprah
Pramuka sendiri sangat baik di masyarakat. Karena organisasi ini mendekatkan anggotanya
dengan alam, sosial dan memperkuat hubungan dengan Tuhan. Bahkan anggotanya memiliki
tingkatan tertentu sesuai dengan usia uang dimiliki.

Pengertian Pramuka

Pramuka adalah organisasi atau gerakan kepanduan yang menjadi wadah proses pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Di dalam dunia internasional, Pramuka disebut
dengan istrilah Kepanduan (Boy Scout).

Pramuka sendiri merupakan sebutan bagi para anggota gerakan pramuka yang meliputi pramuka
siaga, penggalang, penega dan pandega.

Sedangkang kelompok anggota pramuka lainnya yaitu pembina pramuka, andalana, pelatih,
pamong saka, staf kwartir dan majelis pembimbing. Untuk mejadi seorang pramuka pun harus
dilantik menjadi anggota dengan mengucapkan janji (satya) pramuka terlebih dahulu.

Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Kepramukaan adalah sebuah sistem pendidikan


 Gerakan pramuka adalah organisasi yang melaksanakan sistem tersebut (kepramukaan)
 Pramuka adalah anggota dari gerakan pramuka

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan yang merupakan bagian


pendidikan nasional. Dengan tujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi
spiritual, sosial, intelektuan dan fisik. Gerakan Pramuka terwujud dalam :

 Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda


 Menanamkan semangan kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
 Meningkatkan keterampilan kaum muda, agar siap menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat, patriot serta pejuang yang tangguh.
 Menjadi calon pemimpin bangsa yang handal di masa depan

Sejarah Berdirinya Pramuka

Sejarah Pramuka baik di Indonesia maupun di dunia tidak pernah lepas dari Baden Powell selaku
Bapak Pandu Sedunia, pendiri gerakan Pramuka. Bermula ketika pria ini melaksanakan
perkemahan pertamanya bersama 22 anak laki-laki pada tanggal 25 Juli 1907 di Pulau Brownsea,
Inggris.

Perkemahan tersebut dilakukan selama 8 hari. Dan segala sesuatu yang terjadi saat itu menjadi
dampak yang besar bagi sejarah Pramuka Dunia.

Sejak kecil, Baden Powell dikenal seagai anak yang sangat cerdas, lucu dan gembira. Sehingga
disukai oleh banyak orang. Bahkan ia juga pintar dalam memainkan beberapa alat musik seperti
biola dan piano.

Saat dewasa Baden Powell bergabung dengan Militer Inggris yang memberikan pengalaman
sebagai seorang tentara. Sikap militer yang melekat pada dirinya yaitu tegas, disiplin dan
terampil inilah yang menjadi ciri khas gerakan Pramuka.

Pengalaman-pengalaman yang dialami olehnya, kemudian ditulis dalam buku yang menjadi asal
mula munculnya sejarah Pramuka di dunia.

Sejarah Pramuka Di Dunia

Sejarah Pramuka di dunia dimulai ketika Baden Powell mencatat pengalamannya dalam buku
Scouting for Boys tahun 1908. Buku itu sengaja dibuat sebagai panduan dalam acara
perkemahan yang dirintisnya.

Tidak hanya di Inggris, buku ini juga laris di negara-negara lain. Sehingga organisasi-organisasi
Pramuka bermunculan yang ditujukan kepada anak laki-laki saja. Pada tahun 1912, bersama
Agnes yang merupakan adik perempuan Baden Powell mendirikan organisasi Pramua untuk
wanita dengan nama Girl Guides.

Sejarah Pramuka Di Indonesia

Sejarah Pramuka di Indonesia dimulai dengan pasang surut dalam aktivitas organisasi. Dimana
pada saat itu Indonesia masih berada dalam masa penjajahan.

Sehingga Indonesia dikenal dengan tiga masa Pramuka. Yaitu Gerakan Pramuka pada Masa
Penjajagan Belanda, Gerakan Pramuka pada Masa Penjajagan Jepang dan Gerakan Indonesia
setelah Indonesia Merdeka.
A. Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Belanda

Gerakan kepramukaan ini dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada masa kolonial. Didirikan oleh
Belanda dengan nama Nederland Indische Padvinders Vereeniging atau NIPV. Dalam bahasa
Indonesia dikenal denngan Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.

Beberapa tokoh menganggap organisasi ini bisa membentuk karakter masyarakat yang saat itu
masih dijajah. Sehingga beberapa organisasi lain juga didirikan.

Kemudian setelah Sumpah Pemuda, kesadaran masyarakat Indonesia semakin meningkat.


Hingga beberapa organisasi kepanduan bergabung. Pada tahun1930 terbentuk Pandu Pemuda
Sumatera (PPS). Tahun 1931 terbentuk Persatuan Antar Pandu Indonesia.

B. Sejarah Pramuka Indonesia Masa Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang, gerakan Pramuka terus bertahan. Namun, ketika masa Perang
Dunia ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan kepada Belanda. Sehingga banyak tokoh
kepanduan Indonesia yang ditarik masuk Keibondan, PETA dan Seinendan. Yang merupakan
organisasi bentukan Jepang yang dgunakan untuk mendukung tentara Jepang.

Bahkan Jepang juga melarang berdirinya partai dan organisasi rakyat Indonesia. Tidak hanya itu,
Jepang menganggap gerakan kepanduan merupakan organisasi berbahaya karena dapat
meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.

Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kepanduan Indonesia untuk
menjalankan PERKINO II dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia mengusir tentara Jepang,

C. Sejarah Pramuka Indonesia Zaman Kemerdekaan

Tidak lama setelah Indonesia Merdeka, yaitu pada tanggal 28 Desember 1945, didirikan
Oraganisasi Pandu Rakyat Indonesia di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan sebagai wadah
kepanduan dimana anggota kepanduan Indonsia bisa bernaung.

Pada tahun 1961, terdapat sekitar 100 organisasi kepanduan di Indonesia yang terbagi menjadi 3
federasi organisasi. Yaitu, Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia, Ikatan Pandu Indonesia dan
Persatuan Putera Puteri Indonesia.

Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961 Gerakan Pramuka dikenalkan pada masyarakat
Indonesia dnegan resmi. Oleh sebab itu, Hari Pramuka diperingati setiap tanggal 14 Agustus.

Dengan sejarah Pramuka yang sudah dijelaskan tersebut, kita sebagai bagian dari Indonesia
diharapkan dapat lebih menghargai organisasi kepanduan di manapun. Karena organisasi
tersebut memang dapat membentuk karakter setiap orang dan memberikan pengalaman.
2. PIONERING

Pengertian

Pionering (Pioneering dalam bahasa Inggris) adalah salah satu teknik kepanduan dalam
penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai menjadi sebuah model suatu objek.

Tujuan

Memberi informasi, ilmu baru, dan mengasah keterampilan peserta dalam membuat sebuah
model suatu objek sederhana yang nantinya dapat diaplikasikan dikehidupan pada saat dan
sesudah kegiatan kepramukaan.

Manfaat

1. Memupuk rasa kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama yang baik antar peserta.
2. Dapat diterapkan pada saat situasi genting maupun P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan).
3. Memproyeksi pemikiran peserta dalam merancang suatu objek sebenarnya (bukan model).

Contoh model pionering, beberapanya sebagai berikut:


B. TALI -TEMALI

Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu
dan sebagainya.

Dalam tekhnik kepanduan, pada ketrampilan tali temali, kita sering mencampur adukkan
pengertian antara tali, simpul dan ikatan. Padahal ketiga unsur itu sama sekali berbeda.

Tali adalah bendanya

Simpul adalah pertemuan tali dengan tali


Ikatan adalah pertemuan tali dengan benda lain (seperti kayu, batu dan lain-lain).

Uraian :
a. Simpul-Simpul

1. Simpul Turki

Kegunaan : Sebagai cincin kacu (hasduk/setangan leher). Sebagai penghias sapu.

2. Simpul Militer

Kegunaan : Sebagai pengait peluit (penyimpan peluit).

3. Simpul Mati

Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar.

4. Simpul Hidup

Kegunaan : Untuk mengikat tiang dan mudah dibuka lagi.

5. Simpul Jangkar

Kegunaan : Untuk membuat dlagbar, menalikan pada pasak, menarik balok, dan lain-lain.

6. Simpul Pangkal

Kegunaan : Untuk mengikatkan tali pada tiang

7. Simpul Tiang

Kegunaan : Untuk mengikat leher binatang supaya tidak terjerat.

8. Simpul Anyam

Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang tidak sama besar.

9. Simpul Anyam Berganda

Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah atau licin.

10. Simpul Kembar/Inggris

Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah.

11. Simpul Tiang Berganda

Kegunaan : Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.

12. Simpul Erat

Kegunaan : Untuk memendekkan tali.


13. Simpul Kursi

Kegunaan : Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.

14. Simpul Laso

Kegunaan : Untuk menjerat binatang buas.

15. Simpul Tarik

Kegunaan :

a. Untuk mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang dan mudah dilepaskan lagi.

b. Untuk turun ke jurang atau dari atas pohon.

16. Simpul Tambat

Kegunaan : Untuk menarik benda (misal : balok kayu, dll).

17. Simpul Prusik

Kegunaan : Untuk panjat tebing.

18. Simpul Delapan

Kegunaan : Untuk membuat penitian tali /tali untuk merayap.

b. Ikatan-Ikatan

1. Ikatan Penegang

Kegunaan : Untuk menegangkan kembali tali pengekang yang kendur.

2. Ikatan Palang

Kegunaan : Untuk mengikat 2 buah ujung-ujung tiang.

3. Ikatan Silang

Kegunaan : Untuk mengikat 2 buah tiang yang bersilang.

4. katan Canggah

Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tiang (membuat canggah).

5. Ikatan Kaki Tiga

Kegunaan : Untuk menyambung tongkat (biasanya untuk variasi tiang bendera).


c. Anyaman-Anyaman

1. Anyaman Rantai

Kegunaan : untuk menghias tongkat, untuk memendekkan tali, dan lain-lain.

2. Anyaman Pendek

Kegunaan : Untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya.

3. Anyaman Ujung

Kegunaan : Supaya pacung-pacung tali tidak terlepas sementara belum ada tali rami untuk
menutup ujung tali itu.

4. Anyaman Mata

Kegunaan : Supaya pacung-pacung tali tidak terlepas sementara belum ada tali rami untuk
menutup ujung tali itu.

5. Mengkebat Tali

Kegunaan : Supaya pacung-pacung tali tidak terlepas sementara belum ada tali rami untuk
menutup ujung tali itu.

d. Penggunaan Tali Temali

1. Cara Mengangkat Tiang

2. Cara Memindahkan Balok

3. Membuat Tali Pikulan

4. Membuat Tangga

5. Mencabut Tonggak

6. Sepeda Usungan

MATERI TENTANG PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB)


 SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius
Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa
tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan,
Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)

 PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung
jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh

Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh :


 Ketegaran  Ketenangan
 Ketangkasan  Ketaatan
 Kelincahan  Keikhlasan
 Kerapihan  Kesetiakawanan
 Ketertiban  Kebersamaan
 Kehidmatan  Persaudaraan
 Kekompakan  Keyakinan
 Keseragaman  Keberanian
 Kesigapan  Kekuatan
 Keindahan  Kesadaran
 Ketanggapan  Konsentrasi
 Kewajaran tenaga  Kebiasaan
 Kesopanan  Berani berkorban
 Ketelitian  Persatuan

INGAT !!! Pelatihan Inti PBB


1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi

A. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :


1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan
kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan

Tujuan dari PBB adalah :


Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan
demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan
secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa
persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan
dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya
tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

B. Aba - aba

1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan
secara serentak atau berturut-turut.

2. Macam aba-aba
a. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan/pelaksanaan.
b. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
c. Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau
berturut-turut.
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain
baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului
dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

a) Sikap Sempurna
1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan :

 Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
 Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
 Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang
dantidakdinaikan.
 Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha. bu jari segaris dengan jahitan celana.
 Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,bernafas
wajar.

b) Istirahat
1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki(± 30 cm).
b. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
c. Dapat bergerak.

c) Lencang Kanan / Kiri


1. Hanya dalam bentuk bersaf.
2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung
tangan menghadap ke atas.
b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
c) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
d) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula
memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka kembali ke depan.

d) Setengah Lencang Kanan / Kiri


1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang )
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain
di sebelah depan.
c. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

e) Lencang Depan
1. Hanya dalam bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
c. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil
jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
d. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap
sempurna.

f) Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
c. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e. Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

g) Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung
kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.

2. Hadap serong kanan / kiri


a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

h) Membuka / Menutup Barisan


1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan / kiri,
sedangkan regu tengah tetap.

i) Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan ”
2. Pelaksanaan :
a. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
b. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati,
mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun
setinggi pundak kemudian bubar.

j) Berhimpun
1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ”
2. Pelaksanaan :
a.Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tiga langkah
b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.

k) Berkumpul
1. Berkumpul bersaf
a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b. Pelaksanan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang
kanan )
3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

2. Berkumpul Berbanjar
a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di
depannya.
2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan
” Lurus ”
4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

l) Meninggalkan Barisan
1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2. Bila anggota yang akan minta izin
a) Mengambil sikap sempurna dahulu
b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c) Menyampaikan maksudnya.
d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.

E. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata

a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah

1. Langkah dapat di bedakan sbb :

Macam Langkah Panjang Tempo


a. Langkah biasa 70 cm 96 menit
b. Langkah tegap 70 cm 96 menit
c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit
d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit
e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit
f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit
g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit

2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit

b. Maju Jalan

1. Dari sikap sempurna


a. Aba-aba : ” Maju Jalan ”
b. Pelakasanaan :
1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15
cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan
langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90o lengan kiri
30o
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45o dan ke
belakang 300
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

c. Langkah Biasa
1) Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2) Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
3) Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4) Langkah kaki seperti jalan biasa.
5) Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6) Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7) Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

d. Langkah Tegap

1. Dari sikap sempurna


a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara
kaki di hentakan terus menerus.
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan
rapat.
4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.

2. Dari Langkah Biasa


a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ”
b. Pelaksanaan :

 Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
 Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan
hentakan kaki.

3. Kembali ke langkah biasa


a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ”
b. Pelaksanaan :

 Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
 Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatan: Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa jalan
pada perubahan langkah.

e. Langkah Perlahan

1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.


a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan
di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di
tapakan di depan kaki kiri.
2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.

2. Berhenti dari langkah perlahan


a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan
kembali sikap sempurna.

f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan

1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN


2. Pelaksanaan :
ü Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang / sesuai ketentuan.
ü Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
ü Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
ü Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.
g. Langkah di Waktu Lari

1. Dari sikap sempurna :


a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di pinggang
sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah dan
selanjutnya lari menurut panjang langkah.

2. Dari Langkah Biasa :


a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu
langkah.
3. Kembali ke langkah Biasa :
a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan biasa, di
mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di lenggangakan.

4. Berhenti dari berlari


a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah, selanjutnya kaki
di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.

h. Ganti Langkah

1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”


2. Pelaksanaan :
a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
c) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki sebelahnya.
d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
e) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.

i. Jalan di Tempat
1. Dari sikap sempurna :
a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
 Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
 Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
 Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan (tidak melenggang)

2. Dari Langkah Biasa :


a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian jalan di
tempat.

3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :


a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.

4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :


a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki
kanan / kiri di rapatkan.

J. Berhenti
a. Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki
kanan / kiri dirapatkan.

k. Hormat Kanan / Kiri


1. Gerakan Hormat kanan / kiri
a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3) langkah berikutnya di hentakan.
4) Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di palingkan dan
pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai 450 hingga ada aba-aba ”Tegak
gerak ”
5) Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6) Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan penghormatan.

2. Gerakan Selesai Menghormat :


a. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ”
b. Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah berikutnya di
hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan kembali
kedepan.

l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan

1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :


a. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju
jalan.

2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan


a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1.Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2.Gerakan selanjutnya sama seperti diatas

3. Balik Kanan Maju Jalan


a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Membuat gerakan balik Kanan
2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.

4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :


a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2. Anggota lainnya mengikuti.
j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3. Ke Balik kanan maju jalan.
a.Aba-aba disesuaikan
b.Pelaksanaan :
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik kanan / kiri.
ü Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan, tetapi dilangkahkan.
4.Ke Belok Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
ü Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru.
ü Anggota lainnya mengikuti.
Catatan :
1. a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan.

2. a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”


b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat dimana
aba- aba di berikan.
ü Perubahan arah 1800.

k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti

1. Ke hadap kanan / kiri berhenti


2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3. Ke balik kanan berhenti
a. Aba-aba + Hadap kanan / kiri – henti GERAK
+ Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
+ Balik kanan henti – GERAK
b. Pelaksanaan :
ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
ü Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
ü Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.
l. Haluan Kanan / Kiri

Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah secara
perlahan-lahan sampai 900.
ü Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 900,
kemudian berjalan di tempat.
ü Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ” LURUS ”.
ü Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .

2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Gerakan seperti tersebut di atas
ü Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ).

3. Berjalan ke Berhenti
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”

4. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
ü Seluruhnya melaksanakan berjalan.

m. Melintang Kanan / Kiri

Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf
dengan arah tetap.
1. Berhenti ke Berhenti
a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat
gerakan Haluan kiri / kanan.

2. Berhenti ke Berjalan
a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat
gerakan haluan kanan / kiri.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

3. Berjalan ke Berjalan
a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
b. Pelaksanaan :
ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

4. Berhenti ke Berhenti
a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
b. Pelaksanaan :
 Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan
haluan kiri / kanan.
 Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna

3. BANTUAN HIDUP DASAR

Basic Life Support -


Keadaan darurat yang mengancam nyawa bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana pun. Kondisi
ini memerlukan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk mempertahankan
kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa.
Melakukan bantuan ini kita tidak mempergunakan cairan, obat ataupun terapi kejut listrik.
Bantuan Hidup Dasar atau yang disingkat BHD ini harus dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
seluruh lapisan masyarakat dan tidak terbatas kepada petugas paramedik atau tim medis.
Ketika melaksanakan BHD ini kita berpacu dengan waktu, sebab korban yang akan kita tolong
dalam keadaan terancam nyawanya. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang dilakukan oleh
penolong yang pertama kali melihat korban sangat dibutuhkan sebelum paramedis atau tim
medis tiba di lapangan.
Jadi, jangan lagi beranggapan bahwa dalam melakukan pertolongan kita berprinsip bagaimana
caranya membawa korban segera ke RS, tetapi bagaimana caranya kita mempertahankan jiwa
korban tersebut sampai bantuan lebih lanjut datang.
Waktu sangat penting dalam melakukan bantuan hidup dasar. Otak dan jantung bila tidak
mendapat oksigen lebih dari 6 - 10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban tersebut
dapat mati.
Bantuan Hidup Dasar merupakan beberapa cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara. Intinya adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan napas,
bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh, sehingga pasokan
oksigen ke otak terjaga untuk mencegah terjadinya kematian sel otak.
Pengertian mati klinis dan mati biologis
Mati klinis :
Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel, penderita punya
kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.
Mati biologis :
Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel otak,
bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan
resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil ).
Tanda-tanda pasti mati :
a. Lebam mayat
b. Kaku mayat
c. Pembusukan
d. Tanda lainnya : cedera mematikan.
PELAKSANAAN
Komponen BLS ( Basic Life Support )
a. D (Danger) : Electricity, Traffic, Falling objects, and Chemicals
b. R (Respone) : Suara dan nyeri
c. S (Shout for help)
d. A (Airway Control) : penguasan jalan napas
e. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan
f. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan menghentikan perdarahan
besar.
Cara memeriksa napas
A. Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 3-5 detik.
B. LOOKing for chest and/or abdominal movement,

Penyebab utama sumbatan jalan nafas


• Lidah
• Benda asing
Membersihkan jalan napas
• Reposisi
• Sapuan jari
Cara membuka jalan napas
• Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang).
• Perasat pendorongan rahang bawah (jaw thrust maneuver) Untuk kasus trauma leher


Teknik bantuan pernapasan
• Mouth to mouth ventilation ( 12 kali / menit ) dengan Head tilt and chin lift Maneuver or Jaw
Thrust Maneuver
• Chest compression / Resusitasi Jantung Paru (dengan kedalam 1 1/2 - 2 inci dinding dada)
dengan frekwensi 30 : 2 ( 30 tekanan dada dan 2 bantuan nafas efektif

Perhatikan tangan ada jari-jari yang digunakan untuk menutup hidung.

Hal Yang Perlu Dicermati


• Panggil bantuan
- Warga Sekitar
- Ambulan dan tenaga medis
- Polisi ( bila memang diperlukan )
• Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan  Jauhkan dari penyebab terjadinya kecelakaan
- Kecelakaan lalu lintas
- Perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak.
- Memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas.
- Kebakaran
- Sengatan listrik
- Gigitan binatang
- Tenggelam
• Urutan Kejadian ; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata .
• Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas,
bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan? Dapatkah digerakkan ?
• Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua
sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba?
• Catat dan ingat semua informasi yang didapat untuk selanjutnya diberikan kepada tim medis.
Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut
• Penyebaran penyakit
• Kontaminasi bahan kimia
• Muntahan penderita
Kesalahan pada RJP dan akibatnya
KESALAHAN AKIBAT
Penderita tdk berbaring pd bidang keras PJL kurang efektif
Penderita tidak horisontal Bila kepala lbh tinggi, darah yg ke otak berkurang
Tekan dahi angkat dagu, kurang baik Jalan napas terganggu
Kebocoran saat melakukan napas buatan Napas buatan tidak efektif
Lubang hidung kurang tertutup rapat dan mulut penderita kurang terbuka saat pernapasan buatan
Napas buatan tidak efektif
Tekanan terlalu dalam/ terlalu cepat Patah tulang, luka dalam paru-paru
Rasio PJL dan napas buatan tidak baik Oksigenasi darah kurang
Keadaan dimana tindakan RJP di hentikan
• Penderita pulih kembali
• Penolong kelelahan
• Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
• Jika ada tanda pasti mati
Macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP
• Patah tulang dada/ iga
• Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
• Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )
• Luka dan memar pada paru-paru
• Robekan pada hati

MACAM MACAM SANDI PRAMUKA

Sandi Pramuka
1. SANDI KOORDINAT/ MERAH PUTIH
Sandi koordinat disebut juga sebagai sandi merah putih. Cara menggunakannya adalah dengan
membuat kata kunci MERAH PUTIH dalam bentuk tabel, di mana MERAH untuk baris dan
PUTIH untuk kolom. Kemudian isi tabel yang kosong dengan huruf alphabet A hingga Z.
Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa huruf A dituliskan dengan PM (baris P kolom M),
dan seterusnya.
Contohnya adalah: PRAMUKA ditulis dengan IM, IR, PM, TR, HM, TM, PM.
2. SANDI NAPOLEON
Sandi napoleon adalah sandi pramuka yang diambil dari nama Napoleon Bonaparte seorang
kaisar di Perancis. Untuk membuat sandi ini anda perlu menghitung jumlah huruf dalam setiap
kalimat kemudian bagi menjadi 3 bagian sama banyak. Baris pertama ditulis dari kanan ke kiri,
baris kedua ditulis dari kiri ke kanan, dan baris ketiga ditulis dari kanan ke kiri kembali.
3. SANDI JAM
Sandi jam adalah sandi yang dibuat dengan menentukan waktu tertentu sebagai patokannya.
Misalnya saja pukul 06.00 menunjukkan huruf A maka jika beda waktu yang akan digunakan
adalah setiap 5 menit maka pukul 06.05 menunjukkan huruf B, begitu seterusnya. Beda waktu
yang digunakan dapat anda buat menjadi 10 menit, 15 menit, 30 menit, dan lain sebagainya.
4. SANDI ANGKA/ NOMOR
Sandi angka adalah sandi pramuka dengan memberikan penomoran pada masing-masing
alphabet. Huruf A berarti nomor 1, huruf B berarti nomor 2, dan seterusnya hingga huruf Z yang
berarti nomor 26. Contoh penulisannya adalah misalkan anda mau menuliskan kata PRAMUKA
maka anda dapat menggunakan sandi ini dengan 16 – 18 – 1 – 13 – 21 – 11 – 1.
5. SANDI SIPUT
Cara membaca sandi siput adalah membaca dengan cara berputar menyerupai rumah siput. Awal
huruf yang ada pada sandi ini biasanya diberi tanda tertentu kemudian anda cukup membacanya
dengan memperkirakan arah gerakannya.
6. SANDI SEMAPHORE
Sandi semaphore adalah sandi pramuka dengan menggunakan bendera yang digerakkan dengan
kedua tangan. Masing-masing huruf alphabet memiliki bentuk sandi yang berbeda menggunakan
sandi semaphore ini. Sandi ini biasa digunakan untuk parade semaphore yaitu penampilan tarian
bendera yang kreatif.
7. SANDI AND
Sandi AND adalah sandi yang menggunakan kata kunci AND dalam setiap katanya. Hal ini
berarti untuk menuliskan kalimat maka diselipkan AND untuk masing-masing katanya. Cara
membacanya cukup mudah, anda hanya perlu menghapus AND dan pesan yang dituliskan dapat
anda mengerti. Contohnya adalah PANDU ANDA SANDA yang berarti PUASA.
8. SANDI BRAILLE
Sandi braille adalah sandi pramuka yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sandi
ini digunakan untuk kaum tuna netra. Huruf-huruf braille terdiri dari enam titik timbul yang
dapat diraba oleh tuna netra untuk membacanya.
9. SANDI HELEN KELLER
Sandi Helen Keller juga hampir sama dengan sandi braille dalam segi manfaatnya. Sandi ini
digunakan untuk kaum tuna rungu dan tuna wicara. Sandi Helen Keller menggunakan simbol
dari jari untuk membentuk suatu pola huruf alphabet.
10. SANDI MORSE
Sandi morse adalah sandi pramuka yang diciptakan oleh Samuel Finley Breese Morse. Sandi ini
terdiri dari kumpulan titik dan garis yang membentuk suatu huruf atau kalimat. Aplikasi sandi
morse digunakan untuk membentuk sandi-sandi yang lain.
Sandi morse dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa media yaitu:
a. Suara, menggunakan peluit
b. Sinar, menggunakan senter
c. Tulisan, menggunakan simbol titik ( . ) dan garis ( – )
d. Bendera, menggunakan bendera morse
11. SANDI RUMPUT
Sandi rumput merupakan salah satu bentuk aplikasi turunan dari sandi morse. Sandi ini
berbentuk seperti rumput, di mana titik pada sandi morse dituliskan dengan rumput yang pendek
sedangkan garis pada sandi morse dituliskan dengan rumput yang tinggi.
12. SANDI KIMIA
Sebenarnya sandi kimia adalah hanya tulisan morse tetapi sandi ini dikenal dengan nama sandi
kimia karena menyerupai huruf/simbol yang ada pada rumus kimia. Ketentuan dalam
penggunaan sandi kimia adalah:
Titik merupakan huruf hidup atau vokal yaitu a, i, u, e, o.
Strip merupakan huruf mati atau konsonan yaitu semua huruf alphabet kecuali a, i, u, e, o.
Contoh penggunaannya adalah: misalkan anda mau menuliskan “KAMI” dalam sandi morse
adalah -.- / .- / — / .. maka dalam sandi kimia ditulis KOH + OH + HH + OO atau KOH + OH +
H2 + O2.

Sejarah Public Speaking


Bagaimana sejarah public speaking?

Ada peluang bagus bahwa telah ada public speaking, dalam bentuk satu dan lainnya, selama ada
orang-orang. Tapi kebanyakan akademisi dan orang lain yang terlibat dengan berbicara di depan
umum, termasuk mereka yang berada di The Public Speaking Project, menelusuri asal-usul
public speaking modern kembali ke zaman Yunani dan Romawi. Tentu saja, peradaban tersebut
tidak memiliki kemudahan elektronik seperti yang kita punya saatini untuk membantu dengan
berbicara di depan umum (tidak ada slideshows). Tapi mereka memang memiliki kebutuhan
untuk berbicara di depan umum dan mengembangkan metode berbicara di depan umum yang
masih dipelajari hari ini.

Yunani kuno, khususnya, menggunakan public speaking terutama untuk memuji atau membujuk
orang lain. Pada satu titik, semua masyarakat Yunani memiliki hak untuk menyarankan atau
menentang hukum selama sidang, yang mengakibatkan perlunya terampil berbicara di depan
publik. Public speaking menjadi keterampilan yang diinginkan dan diajarkan. Public speaking
pada zaman Yunani disebut retorika. Kemudian, ketika Roma datang ke kekuasaan, public
speaking digunakan selama membentuk pemerintahan — Senat Romawi. Bangsa Roma
mengadopsi metode retorika berbicara di depan umum orang Yunani. Pada kenyataannya,
kebanyakan guru public speaking waktu itu adalah bangsa Yunani.

Jika Anda percepat maju ke zaman modern, yang dikenal sebagai gaya bahasa Latin public
speaking yang populer di AS dan Eropa hingga pertengahan-20 abad. Setelah Perang Dunia II,
rupaya, gaya yang kurang formal dan lebih menyerupai percakapan mulai menjadi populer. Juga,
alat-alat elektronik mulai tersedia untuk meningkatkan presentasi publik. Menjelang akhir abad
ke-20, alat-alat elektronik beralih ke komputer dan berkembang menjadi perangkat lunak
komputer, seperti PowerPoint, yang kita tahu dan gunakan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai