Anda di halaman 1dari 13

Pneumonia Dan Sinusitis

Pengertian Pneumonia
Paru-paru sebagai organ vital pernapasan, bisa saja terkena penyakit peradangan atau
pneumonia, dipicu oleh berbagai sebab. Bila hal ini terjadi, jelas sudah bahwa penderita paru-
paru itu akan mendapatkan sakit, karena paru-parunya tidak normal lagi. Pneumonia merupakan
penyakit yang semula dianggap berat. Namun hal itu sudah bisa diobati terutama setelah
ditemukannya obat antibiotik, sehingga penyakit seperti itu sudah tidak begitu menakutkan lagi.
Namun demikian, pneumonia harus dianggap sebagai penyakit yang erat kaitannya dengan
berbagai penyakit organ lain dalam tubuh, sehingga memerlukan perhatian besar.
   
  Penyebab
1.      Penyebab pneumonia adalah:
Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
- Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Legionella
- Hemophilus influenza
2.      Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3.      Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa
muda)
4.      Jamur tertentu.
Jika diteliti dengan seksama, penyebab pneumonia ini berbagai macam, konon ada sekitar
30 macam sumber penyebabanya. Ia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
berbagai senyawa kimia, maupun partikel. Namun bakteri dianggap sebagai penyabab utama,
yaitu bakteri streptococcus.
Penyakit pneumonia ini terjadi bila saluran udara pada paru-paru ikut terserang infeksi.
Infeksi ini banyak masalahnya, bisa saja muncul dengan masuknya kuman ke tenggorokan
bagian atas. Kemudian ia terus ke paru-paru.meskipun kuman itu sampai ke tenggorokan,
mereka akan memasuki kantong-kantong udara. Cairan akan cepat menumpuk di sana, dan butir-
butir udara yang lebih putih akan bercampur dengan cairan tadi.
Pneumonia bisa pula disebabkan oleh virus influenza. Namun dengan ditemukannya obat
antibiotik, kasus pneumonia tidak banyak lagi meminta korban meninggal dunia. Meski
demikian, karena begitu banyaknya bakteri yang masuk, virus dan jamur dalam berbagai kondisi
telah memperbanyak korban dari pneumonia ini.

Epidemiologi
Insidensi tahunan: 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa 15 – 45% perlu dirawat dirumah
sakit (1-4 kasus), dan 5-10% diobati di ICU. Insidensi paling tinggi pada pasien yang
sangat muda dan usia lanjut. Mortalitas 5-12% pada pasien yang dirawat di rumah sakit 25-50%
pada pasien ICU. Di United States, insidensi untuk penyakit ini mencapai 12 kasus
tiap 1.000 o r a n g d e w a s a . K e m a t i a n u n t u k p a s i e n r a w a t j a l a n k u r a n g d a r i
1 % , t e t a p i kematian pada pasien yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu
sekitar 14%. Di negara berkembang sekitar 10-20% pasien yang memerlukan perawatan di
rumah sakit dan angka kematian d i a n t a r a p a s i e n t e r s e b u t l e b i h t i n g g i , y a i t u
s e k i t a r 3 0 - 4 0 % . Di Indonesia sendiri, insidensi penyakit ini cukup tinggi sekitar 5-35%
dengan kematian mencapai 20-50%.

Gejala
Frekuensi gejala
Gejala Frekuensi
Batuk 79–91%
Kelelahan 90%
Demam 71–75%
Sulit bernapas 67–75%
Sputum 60-65%
Nyeri dada 39-49%
Kasus pneumonia ini dimulai dari rasa demam dan menggigil. Sekitar 70% penderita akan
merasakan berat, nyeri di dada karena penyakit ini muncul memang pada paru-paru, sebagai
organ penting dari pernapasan. Rasa nyeri ini sering pindah ke bahu atau lambung, jika infeksi
tersebut sampai ke permukaan paru-paru dan diafragma turut terserang, sekat otot yang
memisahkan dada. Rasa sakit pada lambung bagian atas dan rasa tidak enak pada dinding
lambung kadang-kadang muncul secara spontan. Pada waktu itu, semua racun yang
mengakibatkan infeksi akan mulai terasa. Suhu badan akan naik, kepala pusing, dan rasa sakit
seluruh tubuh mulai terasa, tidak dapat tidur nyenyek, pikiran kacau, serta selalu merasa resah
dan khawatir. Demikian saat itu kulit tubuh terasa panas dan basah keringat, sedangkan napas
seperti memburu dan pendek-pendek.
Gejala pneumonia biasanya yang tidak pernah luput adalah rasa demam yang tinggi, sesak
napas, dan napas cepat dari biasanya, serta hasil rontgen memperlihatkan tanda-tanda pada
bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi oleh sel radang dan cairan yang sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh kuman tadi. Namun hal ini mengakibatkan fungsi paru
terganggu dan sulit untuk bernapas karena tidak ada sisa ruang untuk oksigen.
Pada beberapa kasus yang sangat berat sampai menyebabakan beberapa bagian tubuh
tampak mebiru dan susah minum air. Kondisi ini biasanya berlangsung selama sepekan, bila
terjadi krisis, penyakit itu mendadak akan bisa infeksi yang semakin hebat tengah berlangsung.
Namun kondisi ini sudah banyak berubah dengan adanya obat antibiotik, sehingga rasa sakit
yang muncul bisa dikurangi dengan segera.

Diagnosa
Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
Pemeriksaan penunjang :
# Rontgen dada
# Pembiakan dahak
# Hitung jenis darah
# Gas darah arteri.

Pencegahan dan Pengobatan


Pneumonia dapat menyerang siapa saja. Untuk itu setiap orang haruslah memperhatikan
beda hidup oleh saluran napas. Jika kontak langsung dengan penderita pneumonia lain,
dianjurkan agar selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari penyebaran infeksi
virus dan bakteri itu.
Berikut adalah upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia:
Ø    Perawatan selama masa kehamilan
Ø  Perbaikan gizi balita
Ø  Memberikan imunisasi lengkap pada anak
Ø  Memeriksakan anak sedini mungkin apabila terserang batuk
Ø  Menjauhkan balita dari penderita batuk
Ø  Mengurangi minum alkohol
Ø  Latihan Nafas

Definisi sinusitis
Sinusitis  akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis
adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus.
Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.  Sinus
itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung.
Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai
dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai
semua sinus paranasalis disebut pansunusitis.
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus,
bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis,
frontalis atau sfenoidalis). Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan
hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
Nama dagang: Amoksisilin memiliki beberapa nama dagang, antara lain: Amoxsan® (kapsul 250
mg dan 500 mg, sirup kering 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml, tetes pediatrik 100 mg/ml, serbuk
injeksi 1 g/vial).
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis,
frontalis atau sfenoidalis).

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus
paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya
kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :
1.  Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing masing alis.
2.  Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung.
3.  Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung.
4.  Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut
dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus
menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan
saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus
yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri.
Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan
lender terperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.

B.    Penyebab sinus


Sinusitis dapat disebabkan oleh
           1.   Bakteri
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A, Staphylococcus
aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.
           2.    Virus
Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
           3.    Bakteri anaerob : fusobakteria
           4.     Jamur.
               Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a.  Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.
b.  Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.
Penyebab sinusitis akut:
a)  Infeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas
(misalnya pilek).
b)  Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak
menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika
sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi
virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan
menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
c)  Infeksi jamur
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.
Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem
kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap
jamur. Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi
sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor. Penyakit tertentu.Sinusitis
akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan
sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab sinusitis kronis:
a.  Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika). Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi
maupun pembuangan lendir.

C.    Tanda dan Gejala Penyakit sinus


Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita
bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan
dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan
sinus yang terkena:
Ø   Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
Ø  Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
Ø  Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi.
Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan,
berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
Ø  Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan
di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan
sakit leher.
Gejala lainnya adalah:
·           tidak enak badan
·           demam
·           letih, lesu
·            batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
·             hidung meler atau hidung tersumbat.
Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput
lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna
kuning atau hijau. Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan Pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang
berat dan bahkan berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang
bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan
mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala
neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.
Selain beberapa gejala sinusitis di atas, secara umum gejala sinusitis lainnya yang timbul
adalah penderita merasa nyeri dan tertekan pada daerah wajah. Nyeri tumpul berdenyut
merupakan tanda utama penyakit sinusitis, hal ini terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh
jaringan yang meradang pada ujung-ujung saraf dinding dalam sinus.  Selain itu gejala sinusitis
lainnya penderita biasanya mengalami hidung tersumbat. Penyumbatan hidung ini dapat
mengenai satu atau juga kedua sisi hidung.  Gejala sinusitis lainnya berkurangnya daya
penciuman penderita. Hal ini disebabkan oleh membengkaknya selaput pada hidung sehingga
dapat menghambat molekul bau yang anda hirup mencapai reseptor penciuman sehingga daya
penciuman anda menjadi berkurang.
Gejala sinusitis lainnya berkurangnya daya pengecap. Indra pengecapan yang normal
bergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Sehingga terganggunya indra penciuman akan
menyebabkan berkurangnya fungsi indra pengecap. Selain itu penderita sinusitis bisanya
napasnya berbau hal ini disebabkan oleh Lendir kehijauan yang terinfeksi mengandung bakteri
dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk. Gejala sinusitis lainnya mengalami Batuk.
Hal ini disebabkan oleh ketika lendir mengalir ke bagian belakang  tenggorokan,  mungkin akan
menentuh pita suara dan memicu respon batuk. Bagi penderita sinusitis dan agar penyakit
sinusitis ini tidak makan parah, anda dapat menghindarinya yaitu dengan cara meningkatkan
daya tahan tubuh atau imun tubuh, selain itu hindari juga alergen seperti debu, asap rokok, polusi
udara, makanan, minuman, dan obat yang dapat menimbulkan alergi.

D.    Patofisiologi sinusitis


Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari
mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung
substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang
masuk bersama udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang
berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga
menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus
yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang
ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang
dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini
akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah
menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika
terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan
semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi,
polipoid atau pembentukan polip dan kista.

E.     Faramakoterapi sinusitis


Pengobatan sinusitis tergantung dari penyebabnya. Sinusitis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri tentu saja memerlukan terapi antibiotika. Bila dokter sudah memberikan terapi
antibiotika, habiskan sesuai anjuran. Jangan sekali-kali menghentikan sendiri penggunaan
antibiotika walaupun merasa sudah sehat. Minumlah sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter.
       I.    Terapi non farmakologis
Untuk menghilangkan gejala sinusitis lakukan terapi uap panas. Caranya: didihkan 4-6
gelas air, tempatkan dalam mangkuk yang cukup besar, lalu tundukkan kepala (sambil
diselubungi handuk) di atas mangkuk tersebut sehingga uap panas dapat di hirup secara
maksimal. Terapi ini biasanya dilakukan selama 10-15 menit. Minum banyak cairan, seperti air,
jus buah dan teh untuk mengencerkan lendir dalam rongga hidung. Banyak istirahat, terutama di
tempat yang cukup lembab. Sedapat mungkin hindari pemicu alergi.
   II.       Terapi farmakologis
·      Antibiotika
Antibiotika merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotika juga dapat dibuat
secara sintesis. Penggunaan antibiotika didasarkan pada dua pertimbangan utama yaitu:
o  Penyebab infeksi
Pemberian antibiotika yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi dan
uji kepekaan kuman
o   Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotika antara lain fungsi
ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat, beratnya
infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui dan lain-lain
OBAT PILIHAN
Namagenerik:Amoksisilin.
·      Terapi pendukung dengan pemberian analgesik dan dekongestan
·      Penggunaan antihistamin dibenarkan pada sinusitis yang disebabkan oleh alergi
·      Waspadai penggunaan antihistamin, karena antihistamin dapat mengentalkan sekret
·      Pemakaian dekongestan topikal dapat membantu pengeluaran sekret
·      Hindari penggunaan antitusif.

F.     Cara Mencegah Sinusitis


Yang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas. Rajin-rajin cuci tangan
karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran
pernafasan. Selain itu, sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang
terkena batuk pilek.
Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur
dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak
mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan dan
minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Selain itu, jangan lupa untuk minum air dalam jumlah
yang cukup. Kegiatan minum ini seringkali dilupakan orang padahal air yang sehat merupakan
salah satu sumber utama kesehatan tubuh kita.
Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu
masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara menghirup dan
mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat selain untuk menguatkan paru-paru
juga untuk mengisi daerah sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih
bersih dan kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah segera kunjungi dokter bila terdapat gejala-
gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis. Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat
akan mempercepat kesembuhan penyakit yang diderita

Daftar Pustaka

Dr. Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan, maternitas, anak, bedah, dan penyakit

dalam, Yogyakarta, Nuha Medika.


Irman Somantri (2009). Gangguan Pada Sistem Pernapasan, Jakarta, Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C. O’Connell. 2010. Handbook for Brunner & Suddarth’s Textbook of

Medical-surgical Nursing Ed 12th. Lippincott Williams & Wilkins.

Endang Mangunkusumo, Nusjirwan Rifki, Sinusitis, dalam Eviati, nurbaiti, editor, Buku Ajar

Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Balai Penerbit FK UI, Jakarta,

2007

Cody. R et all, Sinusitis,dalam Andrianto P, editor, Penyakit telinga Hidung dan Tenggorokan,

Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2011

Damayanti dan Endang, Sinus Paranasal, dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. Buku Ajar Ilmu

Kedokteran THT Kepala dan Leher, ed. 5, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2015

MAKALAH TUGAS SEMESTER PENDEK (SP)


BLOK SISTEM RESPIRASI
TENTANG PNEUMONIA DAN SINUSITIS

DOSEN PEMBIMBING :
dr. Andi Ipaljri, M.Kes

disusun oleh
NURUL INTAN
NPM (61115032)

UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai

  • Prointan
    Prointan
    Dokumen25 halaman
    Prointan
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen17 halaman
    PPT
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Dilara NG
    Dilara NG
    Dokumen1 halaman
    Dilara NG
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Pneumothoraks
    Pneumothoraks
    Dokumen19 halaman
    Pneumothoraks
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen17 halaman
    PPT
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Paper Katarak Senilis
    Paper Katarak Senilis
    Dokumen18 halaman
    Paper Katarak Senilis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Katarak Senilis
    Katarak Senilis
    Dokumen18 halaman
    Katarak Senilis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Katarak Senilis
    Katarak Senilis
    Dokumen18 halaman
    Katarak Senilis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen5 halaman
    Cover
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Paper Katarak Senilis
    Paper Katarak Senilis
    Dokumen18 halaman
    Paper Katarak Senilis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Ruam Kulit
    Ruam Kulit
    Dokumen27 halaman
    Ruam Kulit
    Kiky Ad-Damasyqy
    Belum ada peringkat
  • Kandidiasis
    Kandidiasis
    Dokumen18 halaman
    Kandidiasis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Kpop
    Kpop
    Dokumen8 halaman
    Kpop
    Febriana
    Belum ada peringkat
  • Workshop KOREKSI KACAMATA DR Rastri Paramita SPM PDF
    Workshop KOREKSI KACAMATA DR Rastri Paramita SPM PDF
    Dokumen13 halaman
    Workshop KOREKSI KACAMATA DR Rastri Paramita SPM PDF
    Budi Aswin Ritonga
    Belum ada peringkat
  • Sari Kepustakaan Biokimia Respon Visual - Indriyani PDF
    Sari Kepustakaan Biokimia Respon Visual - Indriyani PDF
    Dokumen19 halaman
    Sari Kepustakaan Biokimia Respon Visual - Indriyani PDF
    amalia
    Belum ada peringkat
  • Kpop
    Kpop
    Dokumen8 halaman
    Kpop
    Febriana
    Belum ada peringkat
  • Katarak Senilis
    Katarak Senilis
    Dokumen18 halaman
    Katarak Senilis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen5 halaman
    Cover
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Ruam Kulit
    Ruam Kulit
    Dokumen27 halaman
    Ruam Kulit
    Kiky Ad-Damasyqy
    Belum ada peringkat
  • Cholelithiasis
    Cholelithiasis
    Dokumen42 halaman
    Cholelithiasis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen17 halaman
    PPT
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Soal Forensik Hanging
    Soal Forensik Hanging
    Dokumen3 halaman
    Soal Forensik Hanging
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Anatomidan Histoogi Kulit Fisologi
    Anatomidan Histoogi Kulit Fisologi
    Dokumen33 halaman
    Anatomidan Histoogi Kulit Fisologi
    Rinjaya Teguh
    Belum ada peringkat
  • Kandidiasis
    Kandidiasis
    Dokumen18 halaman
    Kandidiasis
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • Angioedema
    Angioedema
    Dokumen21 halaman
    Angioedema
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat
  • 827 1561 1 SM
    827 1561 1 SM
    Dokumen3 halaman
    827 1561 1 SM
    Nurul Intan
    Belum ada peringkat