Pengertian Pneumonia
Paru-paru sebagai organ vital pernapasan, bisa saja terkena penyakit peradangan atau
pneumonia, dipicu oleh berbagai sebab. Bila hal ini terjadi, jelas sudah bahwa penderita paru-
paru itu akan mendapatkan sakit, karena paru-parunya tidak normal lagi. Pneumonia merupakan
penyakit yang semula dianggap berat. Namun hal itu sudah bisa diobati terutama setelah
ditemukannya obat antibiotik, sehingga penyakit seperti itu sudah tidak begitu menakutkan lagi.
Namun demikian, pneumonia harus dianggap sebagai penyakit yang erat kaitannya dengan
berbagai penyakit organ lain dalam tubuh, sehingga memerlukan perhatian besar.
Penyebab
1. Penyebab pneumonia adalah:
Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
- Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Legionella
- Hemophilus influenza
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa
muda)
4. Jamur tertentu.
Jika diteliti dengan seksama, penyebab pneumonia ini berbagai macam, konon ada sekitar
30 macam sumber penyebabanya. Ia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
berbagai senyawa kimia, maupun partikel. Namun bakteri dianggap sebagai penyabab utama,
yaitu bakteri streptococcus.
Penyakit pneumonia ini terjadi bila saluran udara pada paru-paru ikut terserang infeksi.
Infeksi ini banyak masalahnya, bisa saja muncul dengan masuknya kuman ke tenggorokan
bagian atas. Kemudian ia terus ke paru-paru.meskipun kuman itu sampai ke tenggorokan,
mereka akan memasuki kantong-kantong udara. Cairan akan cepat menumpuk di sana, dan butir-
butir udara yang lebih putih akan bercampur dengan cairan tadi.
Pneumonia bisa pula disebabkan oleh virus influenza. Namun dengan ditemukannya obat
antibiotik, kasus pneumonia tidak banyak lagi meminta korban meninggal dunia. Meski
demikian, karena begitu banyaknya bakteri yang masuk, virus dan jamur dalam berbagai kondisi
telah memperbanyak korban dari pneumonia ini.
Epidemiologi
Insidensi tahunan: 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa 15 – 45% perlu dirawat dirumah
sakit (1-4 kasus), dan 5-10% diobati di ICU. Insidensi paling tinggi pada pasien yang
sangat muda dan usia lanjut. Mortalitas 5-12% pada pasien yang dirawat di rumah sakit 25-50%
pada pasien ICU. Di United States, insidensi untuk penyakit ini mencapai 12 kasus
tiap 1.000 o r a n g d e w a s a . K e m a t i a n u n t u k p a s i e n r a w a t j a l a n k u r a n g d a r i
1 % , t e t a p i kematian pada pasien yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu
sekitar 14%. Di negara berkembang sekitar 10-20% pasien yang memerlukan perawatan di
rumah sakit dan angka kematian d i a n t a r a p a s i e n t e r s e b u t l e b i h t i n g g i , y a i t u
s e k i t a r 3 0 - 4 0 % . Di Indonesia sendiri, insidensi penyakit ini cukup tinggi sekitar 5-35%
dengan kematian mencapai 20-50%.
Gejala
Frekuensi gejala
Gejala Frekuensi
Batuk 79–91%
Kelelahan 90%
Demam 71–75%
Sulit bernapas 67–75%
Sputum 60-65%
Nyeri dada 39-49%
Kasus pneumonia ini dimulai dari rasa demam dan menggigil. Sekitar 70% penderita akan
merasakan berat, nyeri di dada karena penyakit ini muncul memang pada paru-paru, sebagai
organ penting dari pernapasan. Rasa nyeri ini sering pindah ke bahu atau lambung, jika infeksi
tersebut sampai ke permukaan paru-paru dan diafragma turut terserang, sekat otot yang
memisahkan dada. Rasa sakit pada lambung bagian atas dan rasa tidak enak pada dinding
lambung kadang-kadang muncul secara spontan. Pada waktu itu, semua racun yang
mengakibatkan infeksi akan mulai terasa. Suhu badan akan naik, kepala pusing, dan rasa sakit
seluruh tubuh mulai terasa, tidak dapat tidur nyenyek, pikiran kacau, serta selalu merasa resah
dan khawatir. Demikian saat itu kulit tubuh terasa panas dan basah keringat, sedangkan napas
seperti memburu dan pendek-pendek.
Gejala pneumonia biasanya yang tidak pernah luput adalah rasa demam yang tinggi, sesak
napas, dan napas cepat dari biasanya, serta hasil rontgen memperlihatkan tanda-tanda pada
bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi oleh sel radang dan cairan yang sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh kuman tadi. Namun hal ini mengakibatkan fungsi paru
terganggu dan sulit untuk bernapas karena tidak ada sisa ruang untuk oksigen.
Pada beberapa kasus yang sangat berat sampai menyebabakan beberapa bagian tubuh
tampak mebiru dan susah minum air. Kondisi ini biasanya berlangsung selama sepekan, bila
terjadi krisis, penyakit itu mendadak akan bisa infeksi yang semakin hebat tengah berlangsung.
Namun kondisi ini sudah banyak berubah dengan adanya obat antibiotik, sehingga rasa sakit
yang muncul bisa dikurangi dengan segera.
Diagnosa
Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
Pemeriksaan penunjang :
# Rontgen dada
# Pembiakan dahak
# Hitung jenis darah
# Gas darah arteri.
Definisi sinusitis
Sinusitis akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis
adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus.
Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. Sinus
itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung.
Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai
dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai
semua sinus paranasalis disebut pansunusitis.
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus,
bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis,
frontalis atau sfenoidalis). Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan
hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
Nama dagang: Amoksisilin memiliki beberapa nama dagang, antara lain: Amoxsan® (kapsul 250
mg dan 500 mg, sirup kering 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml, tetes pediatrik 100 mg/ml, serbuk
injeksi 1 g/vial).
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis,
frontalis atau sfenoidalis).
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus
paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya
kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :
1. Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing masing alis.
2. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung.
3. Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung.
4. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut
dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus
menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan
saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus
yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri.
Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan
lender terperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.
Daftar Pustaka
Dr. Taufan Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan, maternitas, anak, bedah, dan penyakit
Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C. O’Connell. 2010. Handbook for Brunner & Suddarth’s Textbook of
Endang Mangunkusumo, Nusjirwan Rifki, Sinusitis, dalam Eviati, nurbaiti, editor, Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Balai Penerbit FK UI, Jakarta,
2007
Cody. R et all, Sinusitis,dalam Andrianto P, editor, Penyakit telinga Hidung dan Tenggorokan,
Damayanti dan Endang, Sinus Paranasal, dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. Buku Ajar Ilmu
Kedokteran THT Kepala dan Leher, ed. 5, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2015
DOSEN PEMBIMBING :
dr. Andi Ipaljri, M.Kes
disusun oleh
NURUL INTAN
NPM (61115032)
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018/2019