Oleh :
Eva Rahmawati
NIM. 0103.1601.018
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR. KHEZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2020 M/144 H
“PENERAPAN AKAD QARD BANK KELILING DALAM
PERSEPEKTIF EKONOMI ISLAM”
(Studi Kasus Pada Masyarakat Kp. Babakan Pameungpeuk RT.11
RW.04 Ds. Wanasari)
Oleh :
Eva Rahmawati
NIM. 0103.1601.018
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
i
“PENERAPAN AKAD PINJAMAN PT. MITRA BISNIS KELUARGA
DALAM PERSEPEKTIF EKONOMI ISLAM”
(Studi Kasus Pada Masyarakat Kp. Babakan Pameungpeuk RT.11
RW.04 Ds. Wanasari)
Eva Rahmawati
NIM. 0103.1601.018
Tim Penguji,
Penguji 1
…………………………
Penguji 2
…………………………
Penguji 3
…………………………
Mengetahui,
Ketua STAI, Ketua Program Studi,
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak seseuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
Eva Rahmawati
NIM. 0103.1601.018
iii
MOTO
iv
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Almamater
KHEZ. Muttaqien
Purwakar
orang tua
v
ABSTRAK
Berhutang (baca; al-qardl) merupakan salah satu transaksi dari sekian banyak
jenis transaksi atau akad yang diperbolehkan dalam Islam. Meminjam dalam
istilah fiqh muamalah dikenal dengan istilah al-Qardl yang artinya adalah
penyerahan pemilikan harta al- mitsliyat kepada orang lain untuk ditagih
pengembaliannya, atau dengan pengertian lain, “sesuatu akad yang bertujuan
untuk menyerahkan harta al-mitsliyat kepada pihak lain untuk dikembalikan yang
sejenis dengannya”.
Praktik meminjam ini pernah dilakukan oleh Nabi. Demikian pula yang
terjadi di Kp Babakan Pameungpeuk RT 11 RW 04 Desa Wanasari Kecamatan
Wanayasa Kabupaten Purwakarta. Bedanya masyarakat Babakan Pameungpeuk
meminjam kepada bank keliling untuk tujuan konsumtif, meskipun ada juga yang
digunakan untuk hal-hal yang produktif.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dirumuskan sebagai berikut: (a)
Bagaimana penerapan akad al-qardl yang dilakukan oleh bank keliling di Kp
Babakan Pameungpeuk RT 11 RW 04 Desa Wanasari Kecamatan Wanayasa
Kabupaten Purwakarta. (b) Mengapa Kp Babakan Pameungpeuk RT 11 RW 04
Desa Wanasari Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta memilih meminjam
ke bank keliling daripada meminjam ke bank resmi?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (studi kasus) dengan
menggunakan data primer berupa hasil wawancara dan observasi dengan
pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dan
pengecekan keabsahan temuan melalui ketekunan pengamatan, uraian, triangulasi
dan analisis kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan akad al-qardl (berhutang)
dilakukan dengan cara yang sangat mudah yaitu menunjukkan identitas diri
berupa KTP, tidak terdapat rukun dan syarat sebagaimana dalam fiqh muamalah,
yaitu pengenaan bunga dalam penerapannya (2) masyarakat Babakan
Pameungpeuk lebih memilih berhutang pada bank keliling daripada bank resmi
dengan alasan pertama; proses meminjam lebih simpel, mudah, tidak melalui
survey, cukup menyerahkan KTP, bisa meminjam berulang kali, kedua;
masyarakat Kp Babakan Pameungpeuk RT 11 RW 04 Desa Wanasari Kecamatan
Wanayasa Kabupaten Purwakarta belum mengenal lembaga keuangan syariah
yang menawarkan produk al-qardl al-hasan.
vi
ABSTRA
K
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .……………........................................………………..….…….... vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
i
7. Teknik Analisis Data.................................................................. 20
A. Deskripsi Teori
1. Akad .......................................................................................... 22
ix
5. Prinsip-prinsip MBK ................................................................. 68
A. Hasil Penelitan
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ......................................................................................
97
B. SARAN .................................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
KATA PENGANTAR
kepada Allah SWT yang telah melimpahklan rahmat dan karunia-Nya, khususnya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang pertama
Purwakarta.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda alam nabi
muhammad SAW, kepada para keluarganya, sahabatnya, para tabi’in dan para
xi
2. Wawan Oktriawan, M.E. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi 2 yang telah
3. Dr. Imam Tabroni, M.Pd.I selaku ketua STAI. DR.KHEZ. Muttaqien yang
5. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih
Penulis menyadari bahwa penulis karya ilmiah ini baru pertama kali
dilakukan. Tentunya ada beberapa kalimat yang tidak sempurna baik isi,maupun
teknik penulisan. Oleh karena itu selama masih hidup penulis akan berusaha terus
menerus belajar dan membuka diri untuk menerima krtikan dan saran yang
Penulis
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
orang lain, tidak ada yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam
kehidupan ini, sebagian orang berbeda dari yang lainnya dalam berbagai
aspek. Di bidang ekonomi ada orang yang kaya dan ada yang miskin.
Dibidang ilmu pengetahuan, ada orang yang pakar dan ada juga yang awam.
Ada yang dapat mengatasi permasalahannya sendiri dan ada yang tidak.
barang, serta hutang piutang yang masih berkembang. Sebagaimana dalam era
ini, perekonomian semakin sulit, namun kebutuhan yang tidak terbatas terus
fisik untuk bekerja dalam usahanya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Pekerjaan yang diwajibkan oleh Allah SWT memberikan peluang yang seluas-
1
Enizar, Hadis Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), 85.
1
2
Al-Mulk ayat 15 :
Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
Berhutang dalam term fiqh muamalah disebut dengan al-qardl. Al- Qardl
adalah salah satu jenis akad hutang-piutang yang terdiri dari unsur- unsur
karena itu orang yang berhutang harus mengetahui hal-hal yang berkaitan
membutuhkan. Begitu juga dengan orang yang sudah diberi pertolongan agar
dengan kredit yang dalam banyak buku diambil atau berasal dari kata credo
2
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan,
2006), 823.
3
berarti kepercayaan.3 Istilah credo dibawa oleh para mahasiswa Eropa pada
awal abad ke 11-12 yang banyak menimba ilmu dari dunia Islam yang pada
masa itu dunia Barat masih dalam kegelapan sedangkan dunia Islam berada di
puncak kejayaannya. Ternyata istilah credo ini berasal dari istilah fiqh al-
syariah seperti perbankan syariah tidak boleh meminta manfaat apapun dari
yang diberi hutang ,termasuk janji dari si penerima hutang untuk membayar
sebaliknya banyak pula orang yang berhutang uang kepada rentenir karena
bagaimana umat Islam bisa keluar dari kungkungan dan jerat ekonomi ribawi
yang masih dikuasai oleh kaum kapitalis dengan sistem kapitalismenya yang
sangat ribawi dan monopolis menuju ekonomi Islam yang dirasa mampu
sama suka yang dalam al-Qur’an dikenal dengan istilah an-taradlin dengan
3
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam; Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta: Gema Insani
Press,2001), 109.
4
Ibid..
4
pegadaian syariah dan yang sejenis. Karena perbankan Islam dan lembaga
nasabahnya dan melarang kaum muslim menarik bunga dalam semua bentuk
transaksinya. Inilah hal yang menjadi pembeda antara bank syariah dan bank
konvensional.
Secara teknis riba adalah nilai tambah dari pokok hutang yang
disesuaikan dengan jangka waktu dan jumlah hutang. Kini, tampaknya para
keuangan syariah yang menjelma dalam bentuk bank syariah belum dikenal
syariah baru berdiri pada tahun 1991 dengan nama Bank Muamalat Indonesia
Akan tetapi meskipun sudah ada lembaga keuangan syariah, ternyata bagi
tapi mereka lebih memilih berhutang pada bank keliling atau orang tertentu
menggejala dan menjadi fenomena pada sebagian masyarakat kita seperti yang
lebih memilih meminjam pada bank keliling dari pada bank resmi. Menurut
5
Mervin K.Lewis dan Latifah M. Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik dan Prospek
(Jakarta: Serambi, 2001), 11.
5
hasan.
Qardul hasan adalah jenis pinjaman tanpa bunga atau laba, biasanya
kepada nasabah yang terbukti loyal dan bonafid yang butuh dana talangan
cepat untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan
nasabah yang juga membutuhkan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik
dananya karena suatu hal misalnya tersimpan dalam bentuk deposito, (c)
sebagai produk untuk menyumbang usaha mikro atau membantu sektor sosial,
yang dikenal dengan qardul hasan. Untuk poin yang ketiga ini sebenarnya
B. Identifikasi Masalah
meminjam atau berhutang pada bank keliling daripada bank resmi dengan
alasan proses meminjam lebih simpel, mudah, tidak melalui survey, cukup
C. Fokus Masalah
D. Rumusan Masalah
diantaranya:
ke bank resmi?
Wanasari?
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
b. Dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para masyarakat yang
selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyakat
G. Metodologi Penelitian
a. Pendekatan penelitian
bersangkutan.
9
b. Metode Penelitian
secara purposif.
tindakan dll. ,secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
penelitian pada latar belakang ilmiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (entity).
kualitatif lebih mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini
penelitian klasik.
dilakukan oleh bu
a. Mengetahui alasan meminjam ke bank keliling
6 Kamis, Mimin Nasabah Bank Keliling b. Digunakan Untuk apa uang pinjaman dari bank keliling
22 Oktober 2020 c. Mengetahui cara pembayaran penyetoramnya
a. Mengetahui alasan mengapa meminjam uang ke bank keliling .
Kamis,
b. Digunakan Untuk apa uang pinjaman dari bank keliling
7 24 September Rohanah Nasabah Bank Keliling
c. Mengetahui mengapa meminjam uang ke bank keliling, ada
2020
atau tidak adanya faktor eksternal dan faktor internal
Kamis, a. Mengetahui alasan meminjam ke bank keliling
8 15 Oktober 2020 Cicih Nasabah bank keliling b. Digunakan Untuk apa uang pinjaman dari bank keliling
c. Mengetahui cara pembayaran penyetoramnya
a. Mengetahui apa alasan meminjam ke bank keliling
Kamis,
b. Mengetahui Teknik bagaimana cara penyetorannya
9 22 Oktober 2020 Nani Nasabah Bank Keliling
c. Digunakan Untuk apa uang pinjaman dari bank keliling
d. Mengetahui cara pembayaran penyetorannya
a. Mengetahui alasan meminjam ke bank keliling
Kamis, b. Digunakan Untuk apa uang pinjaman dari bank keliling
10 Ihat Nasabah Bank Keliling
01 September 2020 c. Mengetahui berapa pinjaman transaksi bnk keliling yg
dilakukan oleh ibu
13
a. Responden
responden/interview.
dipelajari dalam rangka mendapatkan data untuk penelitian. Maka dari itu
karyawan bank keliling, tokoh ekonom atau yang mengetahui tentang akad
Qard sehingga data yang diperoleh adalah implikasi akad qard pada bank
b. Populasi
tertentu.6
nasabah dari Bank Keliling dan konsentrasi peneliti dalam populasi ini adalah
a. Jenis Penelitian
b. Sumber Data
Nasabah.
6
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (bandung: Alfabeta, 2008), 49.
15
primer. Yang termasuk data sekunder ini adalah tulisan-tulisan yang ada
islam.
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik
a. Wawancara
7
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (bandung: Alfabeta, 2013), 317.
16
data.
b. Metode Observasi
c. Metode Dokumentasai
8
S.Nasution, Metode Reseacrh Penelitian Ilmiah (jakarta: Bumi Aksara, 2006), 160.
9
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 329.
17
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah
ada.
pengumpulan data.
6. Instrumen Penelitian
a. Kisi-kisi
b. Instrumen
tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti
1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
penelitian.
kecuali manusia.
19
kita.
timbul seketika.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini yang paling
c. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion/Verification)
adalah valid, reliabel, dan obyektif. Uji keabsahan data dalam penelitian
Gambar 1.1
Uji Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif Sumber : Sugiyono (2007)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Akad
a. Definisi Akad
perikatan atau janji. Kata akad sudah diserap dalam bahasa Indonesia
telah disepakati.10
SWT, sama sekali tidak ada unsur mencari “return” ataupun motif.
nirbala).
10
Muhammad Maksum, ”Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Dalam Meresponproduk-Produk Ekonomi Syariah Tahun 2000-2011(Studi
Perbandingan Dengan Fatwa Majelis Penasihat Syariah Bank Negara Malaysia),
”(Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), 23.
22
23
keuntungan komersial.
b. Rukun Akad
Dalam pengertian fuqahâ’ rukun adalah: asas, sendi atau tiang. Yaitu
Rukun akad sendiri merupakan sesuatu yang ada didalam akad yang
bahwa rukun akad itu adalah ijab dan qobul. Menurut Jumhur Ulama
11
Ibid.
24
2) Ma’qud Alaih (suatu yang diakadkan) baik berupa harga atau yang
terimakan dan berupa barang yang suci (tidak najis). Dimana jika
antara ijab daan qobul, berurutan, adanya satu majlis dan tidak ada
demikian yang datang dari orang yang memiliki barang.13 Qabul adalah
ungkapan atau ucapan atau sesuatu yang bermakna demikian yang datang
Jika transaksi itu jual-beli, maka ucapan si penjual kepada pembeli : "Saya
jual buku ini kepada anda" adalah ijab sekalipun hal itu diucapkan
pembeli kepada si penjual: "Saya beli buku ini" sekalipun ucapan itu
dikeluarkan di depan. Jika ijab dan qabul ini sudah diikat satu sama lain
sementara keduanya diucapkan oleh orang yang sehat akalnya maka akan
sebelum akad, buku tersebut milik si penjual dan setelah akad status
uang sebagai harga dari buku itu. Menurut ulama Hanafiyah rukun akad
hanya satu yaitu, sigat akad yang terdiri dari ijab dan qabul.15
Ijab dan qabul ini sangat penting karena menjadi indikator kerelaan
mereka yang melakukan akad. Dalam fikih mu’amalah, ijab dan qabul ini
12
13
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 46.
Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, … 45
14
Ibid., 50
15
Ibid.,45
26
adalah komponen dari shighatul ‘aqd yaitu ekspresi dari dua pihak yang
menyelenggarakan akad atau âqidain (pemilik barang dan orang yang akan
Sigat akad adalah sesuatu yang disandarkan dari dua pihak yang
berakad yang menunjukkan atas apa yang ada di hati keduanya tentang
16
Ir. Adiwarman Karim, S.E, M.B.A., M.A.E.P., Bank Islam Analisis Fiqh dan
Keuangan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), 58
27
obyek akad. Adapun obyek akad ini fuqaha menetapkan lima syarat yang
Berdasarkan syarat ini barang yang tidak ada ketika akad tidak sah
melarang secara mutlak berbagai urusan atau barang yang tidak tampak,
akad yang terdapat pada syarat yang kelima, yaitu pada kesucian obyek
17
Ibid., 36-61
28
i. Syarat-Syarat Akad
keharusan (luzum).
tersebut, akad menjadi batal. Syarat ini terbagi menjadi dua bagian:
akad tersebut rusak. Ada kekhususan syarat sah akan pada setiap
18
Ibnu Abidin, Radd al Mukhtar’ala Dar al-Mukhtar, 6
29
orang lain.
qardh bermakna
( ْالقَ طmemotong)”. 21 Dinamakan tersebut karena uang
ع
19
Rahmad syafe'i, Fiqh Muamalah…, 65
20
Ibid., 65-66
21
Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga
Keuangan Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) ,149
30
(pemilik barang).22
bahasa yang sama dengan qardh. Qirad juga berarti kebaikan dan atau
Malikiyah adalah suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak
yang sama dengan dengan term as-Salaf, yakni akad pemilikan sesuatu
22
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), 150.
31
dalam urusan mereka serta memberikan jalan keluar dari duka dan
diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS
kontrak al-qard.
tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama
23
Atang Abd. Hakim, Fiqh Perbankan Syariah Transformasi Fiqh Muamalah ke dalam
Peraturan Perundang-undangan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm.267
24
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia (Jakarta :Pustaka Umum Grafiti, 2007), 75.
32
“Berbentuk uang” disini mengandung arti uang dan yang dinilai dengan
uang.
yang diserahkan disini adalah harta berbentuk barang. Kata “nilai yang
diambil intisari bahwa al-qard adalah suatu akad antara dua pihak,
diartikan sebagai akad atau transaksi antara dua pihak. Jadi, dalam hal
25
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh ( Jakarta: Prenada Media, 2003), 222.
33
diberikan itu.26
diantaranya adalah :
26
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), 274.
27
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Surabaya: CV. Pustaka Agung
Harapan, 2006),
34
28
Muslich, Fiqh Muamalat… ,274
35
29
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008), 181.
30
Syaikh Faishal bin Abdul Aziz Alu Mubarak, Ringkasan Nailul Authar, (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2012), 118.
31
Ibid.
32
Ibid., 118
36
Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup
kebutuhan umatnya. 33
muamalah adalah:
keberatan dalam hal itu. Jadi, hukum memberi hutang hukumnya sunat
33
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), 132-133.
34
A. Dzajuli, Kaidah-Kaidah Fiqh (Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah yang Praktis), (Jakarta, Kencana, 2007), 138.
37
1) Shighat Qardh
Shighat terdiri dari ijab dan qabul. Redaksi ijab misalnya seperti,
ini dengan ganti barang yang sejenis,” atau “Aku berikan barang ini
sah digunakan dalam shighat ijab qabul seperti telah disebutkan diatas.
35
A. Munir dan Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya, 1992), hlm. 252
38
dilakukan.
tanggungan). Karena itu, objek qardh tidak lain adalah sesuatu yang
seperti batu mulia dan lain sebagainya. Qard juga hanya boleh
melunasinya.36
36
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, (Jakarta: Almahira, 2010), 20-21.
40
tabarru. Oleh karena itu, tidak boleh dilakukan oleh anak kecil, orang
tidak sangat terpaksa atau ada kebutuhan. Hal itu karena mereka
(berderma).
apa saja yang bisa dibolehkan dengan harta apa saja yang bisa
mengembalikan gantinya.
syarat itu tidak sah, dan Malikiyah menyatakan sah. Tidak sah syarat
41
yang tidak sesuai dengan akad qardh, seperti syarat tambahan dalam
yang sempurna atau yang jelek sebagai ganti yang bagus atau syarat
b) Waktu Pengembalian
waktu.37
maka yang demikian ini boleh dan termasuk pembayaran yang baik
(utang-piutang).38
boleh lebih sedikit, juga tidak boleh lebih berkualitas atau lebih jelek.
37
38
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 378-379.
Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad Al-Muthlaq dan
Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan 4 Madzhab,
(Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, 2009), 168-169.
43
perjanjian yang telah menjadi kata sepakat kedua belah pihak. Pada
berhutang.39
Nabi saw. meminjam seekor unta kecil (masih bayi) - binatang ini
yang berumur tujuh tahun). Sedangkan unta kecil itu masih berusia
39
R. Abdul Djamali, Hukum Islam Berdasarkan Ketentuan Kurikulum Konsorsium
Ilmu Hukum, (Bandung: CV. Mandar Maju), 1997, 165.
44
pinjaman bisa saja berupa barang yang berpotensi riba ataupun yang
antara harta yang berpotensi riba dan yang bukan berpotensi riba,
dalam memberikan pinjaman bisa terjadi dalam bentuk apa pun maka
barang lain, tetapi harus sama bentuk dan kadar dengan barang yang
dipinjamkannya.”
khiyar majlis, dalam akad qardh tidak ada khiyar majlis dan tidak pula
khiyar syarat, karena maksud dari khiyar adalah pembatalan akad (al-
faskh). Padahal dalam akad qardh, siapa saja dari kedua belah pihak
40
Ibid., 326-332
46
jual beli dirham dengan dirham, sehingga bila ada penangguhan waktu
Lain daripada itu akad qard tidak boleh menyertakan batasan jatuh
“boleh ada syarat waktu dalam qiradh, dan syarat tersebut harus
pemberi pinjaman berhak meminta ganti hartanya jika telah jatuh tempo.
Hal itu karena akad qardh adalah akad yang menuntut pengembalian
mengganti barang yang rusak. Maka demikian pula utang yang sudah
jatuh tempo tidak dapat ditangguhkan meski ada penangguhan. Hal ini
berbeda dengan masalah barang pengganti dalam akad jual beli atau
akad ijarah, dimana jika terjadi penangguhan dalam akad itu hingga
41
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, 20-21.
42
Ibid.
43
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 181.
47
hal.
hartanya pada orang lain sampai waktu tertentu, satu tahun misalnya.
Maka dalam kondisi ini, ahli waris tidak boleh menagih peminjam
didasarkan pada pendapat Malik dan Ibnu Abi Laila, maka pada
akad qard.
penangguhan dan atas alasan bahwa kedua belah pihak punya kebebasan
yang bisa diterima secara akal dan sesuai dengan tuntutan zaman.44
dibolehkan pada orang yang cakap (layak) menggunakan harta dan tidak
sah kecuali dengan ijab dan qabul, seperti akad jual beli dan hibah. Akad
qiradh dinyatakan sah apabila digunakan dengan lafadz qiradh, salaf dan
serah terima harta tersebut belum dilakukan. Adapun bagi pihak yang
sama atau harta atau barang itu sendiri, serupa atau tidak, selagi tidak
44
Ibid. 375-376
49
itu merupakan akad yang sah tanpa harus mengikuti ketentuan fiqih.
Dalam Islam hukum adat dikenal dengan istilah ‘urf. Dalam buku
masyarakat.” Dan ini tergolong salah satu sumber hukum (ashl) dari
ushul fiqh yang diambil dari intisari sabda Nabi Muhammad SAW :
“Apa yang dipandang baik kaum muslimin, maka menurut Allah pun
digolongkan sebagai perkara yang baik.”
45
Ibid.
50
45
Ibid.
50
1) ‘Urf yang fasid (rusak/jelek) yang tidak bisa diterima, yaitu ‘urf yang
2) ‘Urf yang shahih (baik/benar). ‘Urf yang kedua ini bisa diterima dan
penghasilan dan bukan pula salah satu cara untuk mengeksploitasi orang
46
Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), 416-417.
47
Ibid.
51
yang benar.
besar jumlahnya.48
bukan hujjah sebab adat perbuatan itu ada yang baik dan ada yang buruk,
Dilihat dari proses pelaksanaan akad qardh yang kini sudah menjadi
tersebut termasuk kedalam ‘urf fasid (rusak). Dimana ‘urf yang rusak
menentang dalil syara’. Maka apabila manusia telah saling mengerti akad
48
Lahmuddin Nasution, Pembaruan Hukum Islam Dalam Madzhab Syafi’i, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2001),150.
52
di antara akad-akad yang rusak, seperti akad riba atau akad gharar dan
sebagaimana ketentuan yang telah diatur oleh syara’ maka akad tersebut
masuk kedalam ‘urf shahih. Jadi relevansi antara akad qardh dengan ‘urf
itu dilihat dari ketetentuan akad yang digunakan pada saat akad qardh
oleh syara’ atau tidak, itulah yang akan menentukan akad tersebut
termasuk kedalam jenis ‘urf yang shahih atau yang fasid. Dan setiap jenis
h. Ketentuan Utang-Piutang
Dalam ekonomi konvensional hutang piutang sering dijadikan
Teori ini tidak berlaku dalam sistem ekonomi Islam, di mana akad
49
Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushulul Fiqh), (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 133.
53
itu orang yang berhutang harus disertai niat dalam hati untuk
melunasinya.50
pelunasannya.
50
Burhanuddin S., Hukum Kontrak Syariah, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009),
126.
54
bisnis, tetapi hutang itu hanya boleh diberikan tanpa bunga. Bunga
telah dilarang oleh Islam maka ia tidak boleh dipungut dari hutang
51
Alhafizh Ibn Hajar Al‟asqalani, Terjemah Bulughul Maram, (Semarang: PT Karya
Toha Putra, Tanpa Tahun), 436.
52
Burhanuddin S., Hukum Kontrak Syariah, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009),
245.
55
dan masalah hukum, maka Kitab suci Islam mewajibkan kedua belah
tertulis disaksikan oleh dua orang saksi serta menetapkan syarat dan
ketentuan pelunasannya.
bertitik tolak dari Alquran dan Hadis yang merupakan sumber dan
53
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani
Press, 2004), 239.
54
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009),105
56
1) Ibnu Taimiyah
yakni: emas, perak, dua jenis gandum, yaitu burr dan sya’ir,
55
Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim, Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan Hikmah,
57
56
Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi islam: dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Depok: Gramata Publishing, 2010), 220.
58
mengenai hutang.
juga.57
57
Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, (Jakarta:
Kencana, 2012), 245.
60
ekonomi.
riba.
miliknya.
pengumpulan zakat.
keduanya.
boleh dilalaikan.
58
Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam …, 245-248
64
power parity), dan sekitar 16% berada dibawah angka $1.25 dollar
tahun 2011.
juga tidak menerima nilai yang pantas untuk hasil kerjanya, sebagai
akibat dari pembebanan dari para rentenir untuk bunga sebesar 20%
menjadi haknya.
2011, jumlah tenaga kerja berkisar pada 110 juta jiwa. Dari jumlah ini
formal). Sisanya 72 juta jiwa (66% atau dua per tiga), berusaha
dan pertanian (10%). Sisanya sebesar 16% pekerja keluarga yang tidak
lepas dan pekerja keluarga tidak dibayar). Salah satu hambatan adalah
menarik kaum ibu rumah tangga (yang tidak dihitung sebagai angkatan
yang tidak memiliki tanah sendiri, dan secara umum memiliki usaha
lain sebagainya, tetapi Bank keliling memiliki makna yang sangat jauh
dan berbeda dari arti bank sebenarnya. Bank keliling itu sendiri adalah
kata kiasan yang berarti bukan makna sebenarnya yang artinya sering
bahkan ada lagi arti lain dari rentenir yaitu “Lintah Darat” Rentenir
misal mereka di beri jatuh tempo selama satu bulan, tetapi bunga yang
di berikan itu setiap hari sehingga setelah satu bulan menjadi besar
bunga nya, belum lagi mereka yang terlambat bayar ,untuk membayar
bunga nya pun mereka tidak mampu apalagi mereka membayar uang
berharga mereka yang mereka miliki mulai dari emas, alat elektronik,
i. Visi
memberdayakan perempuan.
ii. Misi
pinggiran kota kecil, secara adil, jujur, transparan, tepat waktu dan
d. Badan Hukum
sebagai berikut :
68
e. Prinsip-prinsip MBK
yang Sesuai
2) Segmen pasar institusi ini adalah 25% bagian bawah dari rumah
tangga.
mereka.
Menghormati Nasabah
website perusahaan.
dari kelompok.
yang agresif.
lebih secara finansial dan mau menjadikan hartanya sebagai alat pinjaman
Desa Wanasari.
kondisi yang sama kita memiliki kemampuan untuk membantu maka kita
sejenis yang akan penulis rujuk sebagai referensi dan masukan penulis
atas penelitian ini. Penelitian pertama yang akan menjadi rujukan adalah
Desa Wanasari yang ditulis oleh Eva Rahmawati tahun 2020. Dalam
skripsi ini menggunakan konsep utama yaitu lembaga kredit mikro yaitu
kredit rentenir ini menjadi pilihan dari banyak masyarakat Kp. Bababkan
utang piutang kepada rentenir ini sudah berlangsung sejak lama. Latar
77
belakang dari utang piutang ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok
lainnya. Maka terjadi yang namanya gali lubang tutup lubang karena
A. Hasil Penelitan
Desa Wanasari
usaha dapat berasal dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Modal
pinjaman dapat berasal dari pihak lain seperti lembaga keuangan maupun
59
Mega Junia Sungkar, Karyawab Bank Keliling,Wawancara Mendalam, Wanayasa, 17
Septemberr 2020.
78
79
di luar desa tersebut. Selain dapat ditemui dirumah bank keliling tersebut,
dalam keuntungan yang didapatkan oleh bank keliling berasal dari bunga
dilatar belakangi karena sistem yang digunakan pihak bank keliling lebih
mudah, cukup menyerahkan foto copy identitas diri berupa KTP dan KK,
tidak ada jaminan, bisa meminjam berulang kali dan pinjaman langsung
cair.61
anak, membeli kebutuhan sekolah dan sebagian lagi karena terdesak untuk
60
Yoyoh, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 01 Oktober 2020.
61
Mega Junia Sungkar, Karyawan Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 17
September 2020.
62
Mimi, Ibu Ela, Ibu Titin, Ibu Yoyoh, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam,
Wanayasa, 01 Oktober 2020.
80
pun kurang. Dilatar belakangi hal tersebut, maka salah satu masyarakat
dengan cara membuka warung dan jasa kredit, adapun barang yang
dikreditkan adalah berupa tas, baju, peralatan rumah tangga dan barang-
barang lainnya.63
011 RW 004 Desa Wanasari lebih memilih meminjam kepada bank keliling
daripada bank syariah, bahkan lebih dari satu bank keliling sehingga
adalah jumlah hutang menjadi semakin tidak terbayar karena adanya bunga
kepada lebih dari satu bank keliling. Secara ekonomi jelas merugikan si
yang produktif seperti membuka usaha dan modal kerja akan tetapi lebih ke
dituturkan oleh salah seorang dari mereka yaitu ibu titin mengaku bahwa
dia melakukan hal itu karena nafkah yang diberikan suami tidak cukup
63
Sopiah, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 01 Oktober 2020.
64
Ela, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 01 Oktober 2020.
81
hutang dengan hutang yang lain. Dari bank keliling si A pindah ke bank
keliling si B.65
Dituturkan oleh ibu titin bahwa pada awalnya dia mendapatkan modal
dari bank keliling tersebut untuk dijadikan modal usaha, ibu titin
lambat laun bisnis ini mendapatkan mudarat karena tidak setiap hari
jualannya laris sedangkan dia tidak bekerja dan suaminya bekerja sebagai
peternak kambing orang lain. akhirnya ibu titin melakukan pinjaman uang
Akad yaitu ikatan atau kesepakatan antara kedua belah pihak atau
Seperti dalam akad pinjaman hutang piutang yang ada di Kp. Babakan
komitmen atau akad dari pihak bank keliling kepada nasabah dengan
KTP, KK dan melakukan survei kepada tempat tinggal nasabah maka hasil
65
Titin, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 01 Oktober 2020.
66
Ibid..
82
rupiah sampai dengan sepuluh juta rupiah dengan tujuan untuk mengetahui
persentase bunga 20%. Salah satu nasabah sebut saja ibu ela melakukan
sudah beberapa kali meminjam uang kepada pihak bank keliling dapat
67
Mega Junia Sungkar, Karyawan Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 17
September 2020
68
Nani, , Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 22 Oktober 2020
83
Siti
3 Rp. 6.000.000,- 20% Rp.125.000,- 48 Minggu Rp. 7.200.000,-
Nursela
disepakati
didalam transaksi prosesnya lebih cepat dan mudah, tidak dibatasi jumlah
belakangi oleh faktor internal yaitu salah satunya kekurangan modal usaha
besar, sehingga meminjam uang kepada pihak bank keliling lebih mudah
Pihak nasabah berani meminjam uang dalam jumlah besar karena tidak
jatuh tempo. Namun ada pula nasabah yang tidak merasa keberatan akan
mudah dan cepat yaitu dengan perjanjian yang dapat dilakukan secara
69
Mimi, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa 1 Oktober 2020
70
Ela, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 1 Oktober 2020
71
Rohanah, Nasabah Bank Keliling, Wawancara Mendalam, Wanayasa, 1 Oktober 2020.
85
yang diatur sedemikian rupa dalam Islam. Utang piutang dilakukan seakan
wajar jika ada pihak yang kekurangan dan pihak yang berlebih dalam segi
011 RW 004 Desa Wanasari sudah memenuhi rukun utang piutang yaitu
adanya akad, maqud alaih (benda yang diutangkan), shighat (ijab dan
muqridh.
disebutkan bahwa :
86
“Artinya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. Al- Baqarah [2]:275)”.72
riba. Allah memperbolehkan jual beli karena dalam jual beli terdapat
Utang piutang adalah aqad memberikan benda yang ada harganya atau
harga yang sama. Adanya tambahan barang atau uang ketika dikembalikan
riba. Akan tetapi, apabila orang yang berutang memberikan kelebihan atas
72
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Surabaya : CV. Pustaka Agung
Harapan, 2006), 58.
87
meminjam uang. Dalam hal ini babnk keliling menetapkan sendiri jumlah
keuntungan yang didapat lebih besar dan karena bank keliling ini mudah
dapat dibayar secara rapel. Sedangkan salah satu kreditur lainnya yang
benar tidak mampu melunasi hutang tersebut. Ketika pihak debitur yang
73
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlaq (Jakarta: CV
Pustaka Setia, 1998), 18.
88
004 Desa Wanasari praktik utang piutang yang mereka lakukan didasarkan
a) Seorang muslim harus mentaati aturan Allah SWT baik dalam dunia
yang sama besarnya pada semua pinjaman. Maka dalam hal ini semua
akan terasa berat bagi pihak yang meminjam uang dengan jumlah
kecil. Ketidak adialan dalam transaksi ini merugikan salah satu pihak
yaitu pihak nasabah yang dirugikan tetapi pada sisi lainnya mereka
pinjaman dengan sistem yang cepat dan mudah. Kemudian pihak bank
yang lebih banyak daripada nilai hutang itu sendiri. Dalam hal ini Ibnu
riba yang bisa terjadi dari kegiatan hutang piutang tersebut. Menurut
Jika tidak, maka ahli warisnya yang harus melakukan hal itu. Menurut
Chaudry mengatakan bahwa tidak dibenarkan ada hutang jika tidak ada
Taimiyah.
B. Analisis Data
bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
kejadian, dan masalah actual dalam penerapan akad qard bank keliling dalam
uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah
kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok
1. Pengumpulan Data
74
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), 66.
95
2. Reduksi Data
3. Display Data
dan bagan.
disajikan.
analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif
dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah
didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto
dokumentasi.
BAB IV
PENUTU
A. KESIMPULAN
diantaranya:
pinjaman uang yang mudah dan cepat, pada kondisi ini Bank
masyarakat.
97
98
terus menerus.
004 Desa Wanasari sudah memenuhi rukun utang piutang yaitu adanya
akad, maqud alaih (benda yang diutangkan), shighat (ijab dan qabul).
pihak muqridh.
B. SARAN
Keliling
tetapi suku bunga yang tinggi yang Bank Keliling berikan akan
99
yang ada dalam hal ini penulis menyarankan kepada lembaga jasa
Fikr
Al-Shan’ani, Subul al-Salam Jilid 3 terj. Abu Bakar Muhammad (Surabaya: al-
Ikhlas, 1995)
Al- Ikhlas
Grafindo Persada
Grafindo Persada
Nawawi. Ismail, 2013. Isu-isu Ekonomi Islam; Kompilasi Pemikiran dan Teori
VIV Press
Nur hayati. Sri, 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Tim Penyusun, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Tiga. Jakarta: Balai
Pustaka,
Utama