Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

How to Manage Family Medicine

Disusun Oleh :
Stephanie Anastasia Handono (01071170226)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................2

2.1 Dokter Keluarga…………………………………………………


2

2.2 Layanan Dokter


Keluarga……………………………………….2

2.3 Standar Pelayanan Dokter Keluarga.............................................3

2.4 Kontinuitas Pelayanan Dokter Keluarga......................................4

2.5 Kompetensi Dokter Keluarga.......................................................5

BAB III KESIMPULAN………………………………………………6

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..............................................................7


BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia diperkirakan akan memiliki populasi penduduk sebanyak 273,65


juta jiwa pada tahun 2025. Angka yang kian meningkat tentunya akan memiliki
dampak bagi kehidupan, termasuk dalam kebutuhan akan pelayanan kesehatan
yang memadai.1 Pelayanan kesehatan di Indonesia terbilang lambat dan masih
belum mampu mencakup seluruh daerah di Indonesia. Terlebih, para tenaga medis
di Indonesia pada saat ini kurang mempromosikan pelayanan promotif dan
preventif. Masih banyak dokter dan tenaga medis yang menitikberatkan pada
pelayanan kuratif.2
Organisasi WHO menyebutkan betapa pentingnya layanan primer sebagai
garda terdepan dalam kesehatan yang perlu ditingkatkan dan diterapkan oleh setiap
negara, termasuk Indonesia. Dalam praktiknya, seorang dokter keluarga di layanan
primer harus memiliki data tentang keluarga yang terdiri dari riwayat penyakit
keluarga, potensi yang mampu menimbulkan penyakit, serta rencana peningkatan
kesehatan dari keluarga bersangkutan. Hal ini dilakukan guna mengetahui
perjalanan penyakit serta siapa saja yang memiliki penyakit seperti pasien. Dengan
mengetahui riwayat penyakit pasien serta riwayat penyakit keluarga pasien,
penegakan diagnosis serta pemilihan pengobatan akan lebih mudah untuk
dilakukan.3
Pokok dari rencana layanan dokter keluarga ialah mengedepankan tindakan
promotif dan prevensi dari penyakit. Dengan pelayanan promotif dan preventif ini,
masyarakat akan memiliki pengetahuan lebih akan kesehatan, faktor resiko yang
ada, serta gaya hidup yang baik guna mencegah timbulnya penyakit. Agar layanan
promotif dan preventif ini dapat berhasil, seorang dokter keluarga tentunya harus
memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, interaksi sosial, rasa empati, jiwa
kepemimpinan, dan perilaku yang baik. Dokter layanan primer juga diharuskan
untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni.2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokter Keluarga

Dokter keluarga memberikan pelayanan kesehatan secara perorangan atau


kepada suatu lembaga keluarga. Dalam menjadi seorang dokter keluarga,
diperlukan adanya kompetensi khusus sehingga mampu memberikan layanan yang
menyeluruh kepada seseorang atau suatu kelompok keluarga. Dalam mendiagnosis
suatu penyakit, seorang dokter keluarga tidak hanya melihat penyakitnya saja,
tetapi juga melihat aspek pribadi pasien dalam hubungannya dengan keluarga atau
relasi lain.4

2.2 Layanan Dokter Keluarga

Dalam menjalankan prakteknya, seorang dokter keluarga harus mampu


memberi berbagai layanan. Layanan tersebut dapat berupa layanan medis dan non-
medis seperti :5

 Pelayanan kesehatan lini pertama


Seorang dokter keluarga harus berada di garda terdepan dan mudah
dijangkau oleh masyarakat. Untuk mempermudah dan pelayanan
yang lebih efektif, diharapkan setiap keluarga memiliki dokter
keluarga yang dapat mereka hubungi apabila memerlukan layanan
kesehatan.
 Pelayanan kesehatan umum

Dokter keluarga harus memiliki kemampuan dasar sebagai dokter


umum yang berguna dalam memberikan pertolongan pertama
kepada pasien.

 Pelayanan bersifat holistik dan komprehensif


Layanan yang bersifat holistik diartikan bahwa dokter keluarga
tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengobati pasien dalam

2
hal medis. Dokter keluarga harus mampu peka terhadap latar
belakang sosial-budaya pasien yang mungkin mampu membantu
pasien dalam meredakan penyakitnya. Sedangkan komprehensif,
seorang doker keluarga harus memiliki kemampuan dalam
menggalakkan pengobatan promotif-preventif-rehabilitatif.
 Pemeliharaan kesehatan berkesinambungan
Layanan yang diberikan kepada pasien haruslah dilakukan terus
menerus dan menjaga hubungan antara dokter-pasien agar terus
berkesinambungan. Hal ini mampu membantu dokter keluarga
untuk lebih akrab dan mengerti permasalahan yang diderita oleh
pasien dan keluarga pasien.
 Pendekatan keluarga
Dokter keluarga menitikberatkan layanan kesehatan keluarga yang
umumnya terdiri dari suami, istri, dan anak. Pendekatan keluarga
mampu menguntungkan dokter terutama dalam memberikan
dukungan dalam mengatasi masalah kesehatan.

2.3 Standar Pelayanan Dokter Keluarga

Seorang dokter keluarga diwajibkan untuk menyediakan layanan


komprehensif yang mencakup pelayanan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Tak hanya itu, dokter keluarga harus mampu mencegah terjadinya penyakit,
mencegah kecacatan, dan mampu melakukan rehabilitasi setelah pasien sakit.
Adapun beberapa standar kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang dokter
keluarga sebagai lini terdepan dalam dunia medis, yaitu:6

 Pelayanan medis lini pertama bagi semua rakyat


Sebagai pelayan medis lini pertama, seorang dokter keluarga harus
mampu menentukan diagnosis awal dan menentukan arah rujukan
atau arah penyakit yang diderita oleh pasien.
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat
Dalam ilmunya, seorang dokter keluarga harus memiliki
kemampuan memadai dalam memelihara dan meningkatkan

3
kesehatan masyarakat. Hal ini didasarkan oleh prinsip edukasi dan
promotif ketimbang kuratif.
 Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Berkutik di negara berkembang yang memiliki jumlah masyarakat
besar, dokter keluarga harus mempromosikan pencegahan penyakit
dan melakukan edukasi agar masyarakat mampu melakukan
proteksi diri mereka sendiri.
 Deteksi dini dari suatu penyakit
Pada masa ini, deteksi dini sedang gencar dilakukan guna
mempercepat proses penatalaksanaan yang juga mampu berperan
dalam kualitas hidup pasien kelak.
 Kuratif medik
Seorang dokter keluarga harus memahami sistem pencegahan dari
suatu kecacatan, mengerti cara mengatasi suatu kedaruratan medis,
dan segera melakukan rujukan di saat yang tepat.
 Rehabilitasi medik dan sosial
Rehabilitasi pasien ataupun keluarga pasien dilakukan ketika terjadi
masalah medis. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup
pasien dari segi fisik, jiwa, dan sosial.
 Kemampuan sosial keluarga
Tak hanya memperhatikan kondisi medis dari sang pasien, dokter
keluarga juga harus selalu mengawasi kondisi kemampuan sosial
pasien maupun keluarga pasien.
 Etik medikolegal

Seorang dokter keluarga tentunya harus menjalankan praktik yang


sesuai dengan etika kedokteran dan mediko legal.

Berdasar Kementerian Kesehatan RI, strategi promosi kesehatan paripurna


meliputi penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, promosi pemasaran sosial,
dan advokasi serta pemberdayaan masyarakat. Di mana seorang dokter keluarga
harus mampu menumbuhkan pengetahuan serta kemauan seseorang atau keluarga
dalam menciptakan suatu lingkungan yang sehat. Selain itu, dokter keluarga

4
diharapkan mampu menciptakan suasana yang mendukung guna menyukseskan
upaya-upaya kesehatan. Kemudian, terbentuknya hubungan mitra antara pihak
dokter dan pasien sehingga mampu mencapai kesepakatan dan prinsip yang sama.7

2.4 Kontinuitas Pelayanan Dokter Keluarga

Dokter keluarga memusatkan diri pada peningkatan kesehatan suatu


kelompok keluarga. Tentunya, seorang dokter keluarga harus memiliki bekal
berupa pelatihan yang memungkinkan mereka untuk menjadi lini terdepan dari
pelayanan primer. Dalam mengobati pasiennya, dokter diharapkan mampu
menjalin hubungan berkelanjutan antara pasien dengan dokter. Berdasar teori
Hennen pada tahun 1975, terdapat lima dimensi kontinuitas, yaitu interpersonal,
kronologikal, geografis, interdisiplin, dan informasional. Teori tersebut juga secara
tidak langsung bahwa seorang dokter keluarga harus mampu menjalankan
tugasnya dengan sempurna dan mampu menguasai berbagai standar yang ada.
Kontinuitas ini merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab sebagai dokter
yang kompeten melalui tugas sebagai konsultan kesehatan. Dibutuhkan suatu
komitmen agar dapat terjadi hubungan berkelanjutan. Kontinuitas ini sendiri dapat
terjalin seiring berjalannya waktu, disertai dengan kesiapan akses, kompetensi
seorang dokter, komunikasi yang baik, serta mekanisme sebagai penyalur antara
organisasi rujukan. Dokter keluarga yang baik mampu melakukan rujukan baik ke
dokter spesialis, maupun ke intitusi yang memiliki kemampuan lebih dalam
membantu pasien menyembuhkan penyakit serta meningkatkan kesehatannya.8

2.5 Kompetensi Dokter Keluarga

Seorang dokter sejatinya harus memiliki kompetensi yang memadai seperti


mampu melakukan komunikasi secara efektif, memiliki keterampilan klinis yang
berdasar pada landasan ilmiah ilmu kedokteran, mampu melakukan pengelolaan
informasi, mampu melakukan pengelolaan masalah kesehatan, selalu memiliki
keinginan untuk mengembangkan diri, dan memiliki etika serta moral yang
berguna dalam keselamatan pasien.9 Pada seorang dokter keluarga, menurut

5
amanat UU no. 29 tahun 2004, setiap dokter harus melampirkan sertifikat
kompetensi apabila ingin mendaftar di Konsil Kedokteran Indonesia. Setelah itu,
dokter akan dilatih melalui pelatihan ACLS, ATLS, pelatihan endokrin, dan
pelatihan kesehatan kerja. Barulah setelah memiliki kemampuan memadai, seorang
dokter keluarga dapat diterjunkan dan memulai karir sebagai garda terdepan
pelayanan primer.10

6
BAB III
KESIMPULAN

Dokter keluarga yang bekerja di garda terdepan dari pelayanan primer


bidang kesehatan diharapkan mampu membantu dalam peningkatan kualitas
kehidupan pasien dan keluarga pasien. Dalam prakteknya, seorang dokter keluarga
memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan lini pertama. Mereka harus
memiliki kompetensi umum yang mampu membantu dalam pelayanan terhadap
pasien. Beberapa kompetensi yang harus dimiliki yaitu mampu memberikan
edukasi sehingga dapat mencegah terjadinya suatu penyakit, mampu mendeteksi
secara cepat dan tepat dari perjalanan suatu penyakit, serta mampu melakukan
kuratif medik sehingga pasien terhindar dari kecacatan. Seorang dokter keluarga
juga harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga
pasien yang didasari dengan etika kedokteran serta landasan ilmiah kedokteran.
Dalam melakukan perawatan, dokter tentunya harus melihat kemampuan sosial
dari keluarga pasien. Setelah berhasil melakukan perawatan kepada pasien dan
keluarganya, dokter memiliki tanggung jawab dalam melanjutkan kontinuitas
perawatan. Kontinuitas ini harus terjalin antar dokter-pasien agar dokter mampu
terus mengawasi perkembangan dari pasiennya. Hal ini bukanlah hal yang mudah
karena dalam melanjutkan kontinuitas, seorang dokter harus menjalin hubungan
yang baik dan mendapatkan kepercayaan dari sang pasien. Kompetensi yang
diajarkan ketika dokter mengeyam ilmu, harus ditambahkan dengan berbagai
pelatihan seperti ATLS, ACLS, pelatihan endokrin, dan pelatihan kesehatan kerja
agar dokter dapat berkutik di dunia kesehatan keluarga.

7
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawan, H. Dokter Di Layanan Primer Dengan Pendekatan Kedokteran


Keluarga Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala. 2015;15(2):114-119.
2. Vidiawati D. Dokter Layanan Primer: Upaya Mengejar Keterlambatan
Pergerakan Peningkatan Kualitas Layanan Primer di Indonesia. eJournal
Kedokteran Indonesia. 2015;2(3).
3. Werdhani RA, Setiawati EP, Rinawan FR. Peran Keluarga dalam Pengelolaan
Kasus di Layanan Primer Melalui Five Family Oriented Questions. eJournal
Kedokteran Indonesia. 2017;5(1). 
4. Ferdiansyah D. Metode Pendekatan Keluarga, Terobosan Baru dalam
Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Farmasetikacom (Online).
2016;1(4):5. 
5. Lubis F. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan. Maj Kedokt Indon. 2008; 58(2):27-34.
6. Trisna DV. Standar Pelayanan Dokter Keluarga. 2006.
7. Yuliya YS, Sugeng P, Ratnawati R. Peran Dokter Umum pada Program
Promosi Kesehatan di Layanan Primer. Majalah Kedokteran Bandung.
2018;50(3):152–
8. Freeman T, McWhinney IR. McWhinney's textbook of family medicine.
Oxford: Oxford University Press; 2016. 
9. Indonesia KK. Standar kompetensi dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia. 2006.
10. Sari AP, Suryawati C, Suparwati A. Analisis Kesiapan Dokter Keluarga
sebagai Gate-keeper Pelayanan Peserta Bpjs di Wilayah Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal). 2015 Apr 1;3(2):20-9.

8
9

Anda mungkin juga menyukai