Anda di halaman 1dari 4

SKI

E.     Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9]


a.      Islam di Indonesia
Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari kumpulan pulau yang
jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai
1.919.440 km2, letaknya di Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo
(Kalilmantan).
Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia, setelah China, India dan
Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China.
Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 % (sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit
Nasrani, Hindu dan Budha[10]. Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11]
Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut beberapa teori mengenai
masuknya Islam ke Indonesia[12], yaitu :
1.         Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan Teori
Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari
Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.
Bukti-bukti dari teori ini yaitu:
·         bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang wafat pada 1297. relif
nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
·         adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-
Timur Tengah-Eropa.

2.         Teori Makkah


Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan
bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat
dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan
ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya di
Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya
yakni abad ke-7 (670 M)  atau pada abad pertama Hijriyah.
Pendapat  ini  juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali
masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang
berangka tahun 48 H (670 M).
Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dari
berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka
(1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas, kemudian dikuatkan dengan
kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah
kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.
3.          Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke
Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya  sekitar abad ke-13. Teori ini lebih
menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang
dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:
·         Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein.
·         Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah
meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan
Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan
kesamaannya:
o   Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara 
berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai
kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran
Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah
ajaran Syi'ah ke Indonesia.
o   Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah, tetapi
yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan
laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.
o   Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan. Dalam hal ini
keduanya lebih memandang pada peranan orang India  Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara
pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad
ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
o   Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian pada
Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia.
Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu
merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India
sebagai negara asal Islam Indonesia.
Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari
pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :
Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),
Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani,
Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani,
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin Umar al-Nawawi
al-Bantani, Khatib Minangkabau.

b.      Islam di Malaysia


Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13 juta penduduknya adalah Muslim dan
sebagian besar diantaranya adalah orang melayu yang tinggal di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri
dari kelompok-kelompok etnik yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk
Malaysia dan yang lainnya India dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada
permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di Malaysia telah membawa
peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang
taat ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai serta mencerminkan
keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun dalam pemerintahan. Mengenai hasil peradaban Islam di
Malaysia ini juga tidak kalah dengan negara-negara Islam yang lain, seperti:
a)         Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong.
b)        Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
c)         Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana mendapat kedudukan khusus
karena dijadikan hukum negara).
Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Mentri Mahatir Muhammad pada tahun 1982untuk
menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam pemerintahan juga membuat peran islam semakin
penting terutama ketika kebijakan tersebut dilaksanakan secara nyata.

c.       Islam di Singapura


Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah indonesia dan migran dari luar
wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas
muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang
muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim
memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara profesional. Dari gerakan tersebut
muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain
Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem
Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan sebuah
lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari
pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan
pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.

d.      Islam di Thailand


Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai menganut agama Budha
dan Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan
Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat
Islam di Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan dikalangan
mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama
kali menyatakan daerah itu sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang
Melayu Muslim terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk
menjadi bagian dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak
pernah mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah membuat mereka
sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian utama penduduk
Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan
Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya :
a)        Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
b)        Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”.
c)        Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.

e.       Islam di Brunei Darussalam


Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri
dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber
menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi
kesultanan Islam. Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang.Dari
segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama
resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan
dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama dan
bidang lainnya tanpa banyak kesulitan.

f.        Islam di Filiphina


Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah sampai di wilayah ini.
Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun 1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan
revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947
M, dan mengumumkan diri sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di
Filiphina, Islam tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam. Akan
tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928
H/ 1521 M, secara mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn membawa
seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn
situasi yang dialami oleh Islam Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898 M.
Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan ajaran Islam dari generasi kaum
muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka
untuk memeluk agama Nasrani denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian, mereka tidak juga mampu
mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol
belum berhasil sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu. Amerika Serikat
kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M. Maka timbulah perlawanan menentanganya
dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa
penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan takut mati). Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan,
kebodohan, dan keterbelakangan diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai
bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di negeri itu. Amerika lalu mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina
pada tahun 1366 H/ 1946 M. Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan filipina, yang sampai
saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi dengan segala upayanya.

Anda mungkin juga menyukai