• Pasal 54
Ayat (1) Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif Pajak Penerangan
Jalan ditetapkan sebesar 3% (tiga persen).
Ayat (2) Tarif Pajak Penerangan Jalan selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
• Pasal 57
Ayat (1) Masa Pajak Penerangan Jalan adalah
jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan
kalender.
Ayat (2) Pajak terutang dalam masa pajak
terjadi pada saat pembayaran kepada
penyelenggaraan penerangan jalan atau sejak
diterbitkan SPTPD dan rekening listrik.
VI. PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB PAJAK
Pasal 63
Ayat (1) Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah
kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang
meliputi:
asbes; batu tulis; batu setengah permata; batu kapur; batu
apung; batu permata; bentonit; dolomit; feldspar; garam batu
(halite); grafit; granit/andesit; gips; kalsit; kaolin; leusit;
magnesit; mika; marmer; nitrat; opsidien; oker; pasir dan
kerikil; pasir kuarsa; perlit; phospat; aa. talk; tanah serap
(fullers earth); cc. tanah diatome; tanah liat; tawas (alum);
tras; yarosif; zeolit; basal; trakkit.
Pasal 64
Ayat (1) Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
adalah orang pribadi atau Badan yang dapat mengambil
Mineral Bukan Logam dan Batuan.
Ayat (2) Wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
adalah orang pribadi atau Badan yang mengambil Mineral
Bukan Logam dan Batuan.
• Pasal 75
Ayat (1) Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir
di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok
usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Ayat (2) Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah penyelenggaraan tempat Parkir oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Daerah.
Pasal 76
Ayat (1) Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan
yang melakukan parkir kendaraan bermotor.
Ayat (2) Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan tempat Parkir.
Pasal 81
Ayat (1) Masa Pajak Parkir adalah jangka
waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.
Ayat (2) Pajak terutang dalam masa pajak
terjadi pada saat pembayaran kepada
penyelenggaraan parkir atau sejak
diterbitkan SPTPD
VIII. PAJAK AIR TANAH
OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB PAJAK
• Pasal 87
Ayat (1) Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan
atau pemanfaatan Air Tanah.
Ayat (2) Dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah
sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
– pengambilan dan atau pemanfaatan Air Tanah untuk
keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian
dan perikanan rakyat, serta peribadatan.
– pengambilan dan atau pemanfaatan Air Tanah oleh
Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan
Pemerintah Daerah.
•Pasal 88
Ayat (1) Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau
Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan
Air Tanah.
Ayat (2) Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau
Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan
Air Tanah.
Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Penghitungan Pajak
• Pasal 89
Ayat (1) Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan
Air Tanah.
Ayat (2) Nilai Perolehan Air Tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan
mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut:
jenis sumber air; lokasi sumber air; tujuan pengambilan
dan/atau pemanfaatan air; volume air yang diambil dan/atau
dimanfaatkan; kualitas air; dan tingkat kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh pengambilan dan atau pemanfaatan air.
Pasal 90 Besarnya Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar
20 % (dua puluh persen).
• Pasal 99
Ayat (1) Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi
atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan Sarang Burung Walet di daerah.
Ayat (2) Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi
atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan Sarang Burung Walet .
Dasar Pengenaan Tarif dan Cara
Penghitungan Pajak
• Pasal 100
Ayat (1) Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet
adalah Nilai Jual Sarang Burung Walet.
Ayat (2) Nilai Jual Sarang Burung Walet sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan perkalian
antara harga pasaran secara bruto Sarang Burung yang
berlaku di daerah yang bersangkutan dengan volume
Sarang Burung.
• Pasal 104
Ayat (1) Masa Sarang Burung Walet adalah
jangka waktu yang lamanya 3 (tiga) bulan
kalender.
Ayat (2) Pajak terutang dalam masa pajak
terjadi pada saat pembayaran kepada
pengambilan Sarang Burung Walet atau sejak
diterbitkan SPTPD.
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DANPERKOTAAN
(PBB-P2)
Pasal 82
(1) Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu)
tahun kalender.
PERDA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PENGERTIAN PBB-P2
• Pasal 109
Dengan nama PBB-P2 dipungut pajak atas bumi dan/ bangunan
• Pasal 110
(1) Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
(2) Termasuk dalam pengertian Bangunan adalah:
jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan
seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan
suatu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut; kolam
renang; pagar mewah; tempat olahraga; galangan kapal,
dermaga; taman mewah; tempat penampungan/kilang minyak,
air dan gas, pipa minyak; dan menara.
OBYEK PBB-P2
Pasal 110
(3) Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB-P2 adalah yang :
a. Digunakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dan Pemerintah Daerah untuk penyelenggara Pemerintah
b. Digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional
tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang
sejenis itu.
d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata
taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
(4) Besarnya nilai jual obyek pajak tidak kena pajak ditetapkan sebesar
Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah ) untuk setiap wajib pajak.
SUBYEK DAN WAJIB PAJAK PBB-P2
Pasal 111
(1)Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang
secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan.
(2)Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang
secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi
dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan.
Dasar Pengenaan Tarif dan
Perhitungan Kenaikan PBB-P2
Pasal 112
(1) Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan adalah Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) bumi dan atau bangunan.
(2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun, kecuali
untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan
setiap tahun sesuai dengan perkembangan
wilayahnya.
(3) Penetapan besarnya NJOP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Kepala
Daerah.
BESARAN TARIF PBB-P2
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2009
PASAL 80
Ayat 1 Tarif PBB-P2 ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%
(nol koma tiga persen)
Ayat 2 Tarif PBB-P2 ditetapkan dengan peraturan daerah
Pasal 7
Ayat 1 Pencairan dana bagi hasil pajak dan retribusi
oleh Pemerintah Desa dilakukan melalui 2 (dua)
tahap, yaitu :
a. Tahap pertama sebesar 60% (enam puluh
perseratus) dilakukan pada semester 1 (Januari
sampai dengan Juni);
b. Tahap kedua sebejsar 40% (empat puluh
perseratus) dilakukan pada semester II (Juli sampai
dengan Desember)
Ayat 3
untuk dapat mengajukan pencairan dana bagi
hasil pajak dan retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, Pemerintah Desa
berkewajiban untuk melunasi Pajak Bumi Dan
Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)
desa masing-masing tahun berjalan, jika tahun
berjalan tidak lunas, maka penerimaan tahap
kedua 40% (empat puluh perseratus) dilakukan
pada tahap berikutnya dengan perhitungan sisa
tahap kedua yang tidak diterimakan akan
ditambahkan pada perhitungan tahun depannya.
SOLUSI PENANGANAN PERMASALAHAN PBB – P2
Ayat (1) Dasar Pengenaan Bea Perolehan hak atas tanah dan bangunan
adalah Nilai Perolehan Obyek Pajak (NPOP);
Ayat (2) Nilai Perolehan obyek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal:
a. Jual beli adalah HARGA TRANSAKSI;
b. Tukar menukar adalah NILAI PASAR;
TARIF BPHTB
c. Hibah adalah NILAI PASAR;
d. Hibah wasiat adalah NILAI PASAR; 5% X NPOP
e. Waris adalah NILAI PASAR;
f. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah NILAI PASAR;
g. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah NILAI PASAR;
TERIMA JUMLAH
NO KECAMATAN BAKU REALISASI SISA % RANK TANGGAL LUNAS
SPPT WP - SPPT
1 GLAGAH 790.443.487 789.168.487 (1.275.000) 99,84 1 11-Feb-16 16 Mei 2016 20.706
2 KARANGBINANGUN 895.496.075 895.496.075 - 100,00 2 11-Feb-16 23 Mei 2016 22.750
3 TURI 844.851.907 844.985.467 133.560 100,02 3 04-Feb-16 23 Mei 2016 27.835
4 SAMBENG 877.383.185 876.341.621 (1.041.564) 99,88 3 28-Jan-16 16 Mei 2016 35.407
5 BLULUK 513.189.458 512.093.258 (1.096.200) 99,79 4 27-Jan-16 26 Juli 2016 16.600
6 MANTUP 1.013.749.820 1.012.656.880 (1.092.940) 99,89 5 28-Jan-16 9 Agustus 2016 33.728
7 DEKET 978.343.398 977.924.132 (419.266) 99,96 6 15-Feb-16 30 Agustus 2016 20.193
8 KALITENGAH 540.077.058 540.077.058 - 100,00 7 09-Feb-16 29 Agustus 2016 18.748
9 SOLOKURO 971.506.793 971.835.331 328.538 100,03 8 03-Feb-16 30 Agustus 2016 35.536
10 KEDUNGPRING 1.381.581.416 1.380.108.862 (1.472.554) 99,89 9 01-Feb-16 30 Agustus 2016 39.380
11 SUKORAME 441.447.806 441.447.806 - 100,00 10 27-Jan-16 10 Oktober 2016 13.048
12 SEKARAN 855.951.506 856.201.706 250.200 100,03 11 02-Feb-16 17 Oktober 2016 27.835
13 KARANGGENENG 764.749.695 765.374.210 624.515 100,08 12 03-Feb-16 17 Oktober 2016 26.085
14 MADURAN 568.854.841 568.489.441 (365.400) 99,94 13 03-Feb-16 8 Nopember 2016 31.886
15 PACIRAN 1.924.108.753 1.920.494.883 (3.613.870) 99,81 14 04-Feb-16 8 Nopember 2016 35.298
16 KEMBANGBAHU 1.135.526.956 1.135.526.956 - 100,00 15 28-Jan-16 Nopember 2016 36.883
17 SUKODADI 1.027.715.393 1.024.545.291 (3.170.102) 99,69 16 01-Feb-16 24 Nopember 2016 45.862
18 SUGIO 1.326.699.900 1.326.111.282 (588.618) 99,96 17 27-Jan-16 24 Nopember 2016 30.212
19 BRONDONG 1.329.630.488 1.329.380.288 (250.200) 99,98 18 29-Jan-16 25 Nopember 2016 29.519
20 PUCUK 873.555.530 872.689.730 (865.800) 99,90 19 04-Feb-16 25 Nopember 2016 30.217
21 TIKUNG 940.982.700 918.132.998 (22.849.702) 97,57 10-Feb-16 32.478
22 NGIMBANG 1.279.767.117 1.212.144.206 (67.622.911) 94,72 02-Feb-16 21.281
23 MODO 1.127.214.947 1.066.397.536 (60.817.411) 94,60 29-Jan-16 36.657
24 SARIREJO 739.499.167 662.438.635 (77.060.532) 89,58 10-Feb-16 21.207
26 LAREN 838.148.471 742.134.975 (96.013.496) 88,54 02-Feb-16 32.758
25 LAMONGAN 2.377.040.553 1.951.215.725 (425.824.828) 82,09 09-Feb-16 28.893
27 BABAT 1.860.178.190 1.138.529.677 (721.648.513) 61,21 23-Feb-16 44.438
JUMLAH TOTAL 28.217.694.610 26.731.942.516 (1.485.752.094) 94,73 795.440
KALENDER 2016
DOKUMENTASI PENERIMA HADIAH PELUNASAN PBB-P2 TAHUN 2015