DISUSUN OLEH :
NAMA : Baddar Pamungkas Pasa
NIM : 433131420119112
Di Indonesia lansia padda umumnya tinggal dirumah bersama keluarga, sehingga keluarga
sebagai salah satu sumber dukungan social memberikan arti penting bagi kehidupan lansia.
Salah satu cara meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan melibatkan keluarga dalam
setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada lansia. Menjadi lanjut usia oleh
sebagian orang dianggap sebagai masa penurunan fungsi biologis yang tidak dapat dihindari
oleh setiap manusia. Berbagai penurunan fungsi biologis pada lansia dapat mempengaruhi
interakasi bebagai perubahan aspek dalam kehidupan yang saling berkesinambungan, antara
lain perubahan fisik, psikologis, dan sosial, jika tidak dapat dilalui dengan baik maka akan
muncul hambatan-hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Ciri-ciri usia lanjut
tersebut berpotensi menjadi stresor yang mengakibatkan stres pada lansia. Masa usia lanjut
seringkali membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain, khususnya dari orang-orang
terdekatnya seperti keluarga, sahabat dan kelompok sosial seusianya.
Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: pertama masalah yang
disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik yang dialami oleh lansia. Kedua,
lansia yang sering mengalami kesepian yang disebabkan oleh putusnya hubungan dengan
orang-orang yang paling dekat dan disayangi . Ketiga, post power syndrome, hal ini banyak
dialami lansia yang baru saja mengalami pensiun, kehilangan kekuatan, penghasilan dan
kebahagiaan. Stres tidak boleh dihilangkan, karena stres membantu kelangsungan hidup dan
memberikan dinamika kehidupan. Dalam menghadapi permasalahan diatas pada umumnya
lansia memiliki cara untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi. Upaya
menghadapi masalah yang dihadapi dikenal dengan istilah koping. Koping didefinisikan
sebagai upaya-upaya yang dilakukan seseorang untuk mengatasi stressor baik dalam diri
maupun lingkungannya. Mekanisme koping tiap individu berbeda. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kemampuan personal, ekonomi, dan dukungan
sosial. Penggunaan koping yang efektif dalam merawat lansia akan lebih optimal bila
didukung pemberdayaan keluarga. Karena dalam kehidupan keluarga, usia lanjut merupakan
figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa. Motivasi dari keluarga
bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur, dan akan
tercipta hubungan interpersonal di antara mereka baik. Untuk itu dukungan sosial dari
keluarga, teman dan juga masyarakat sekitarnya sangat diperlukan lansia dalam mengelola
stress yang timbul. Begitu tuga dengan kultur dan adat di daerahnya yang akan semakin
mendukung lansia dalam menjalani proses menua.
Menua merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan
dialami oleh setiap individu. Untuk melewati dan menjalani proses menua yang sejahtera
diperlukan dukungan sosial yang merupakan bentuk penerimaan dari seseorang atau
sekelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam diri bahwa ia
disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong (Sarafino & Smith, 2011). Dukungan atau
dorongan keluarga yang diberikan kepada lansia yang tinggal satu rumah baik berupa
dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental, dan dukungan
penghargaan, sehingga lansia dapat menyelesaikan masalah. Dukungan sosial keluarga yang
baik dapat mengurangi tingkat stres, dan akan lebih memudahkan lansia dalam menjalani
proses menua.
Dukungan sosial sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan membahas
tentang pengakraban hubungan atau dalam kegiatan membina hubungan yang akrab dengan
orang lain. Orang lain adalah obat penawar terbaik bagi kekecewaan hidup yang bisa
diandalkan.Sehingga bisa dikatakan kebahagiaan juga berhubungan dengan hubungan sosial
yang positif dengan orang lain. Dukungan sosial diperoleh dari hasil interaksi individu
dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja (teman,
pasangan, atau keluarga). Para lansia ini memerlukan pengertian dan pemahaman keluarga
dan masyarakat atas keberadaan dan proses ketuannya, dalam mewujudkan kemandirian.
Seseorang dapat merasakan afek positif jika ia menerima dukungan sosial dari teman (baik
itu teman kerja, atasannya atau teman berbagi). Seseorang akan merasa kesepian jika hidup
sendiri (Ningsih, 2013).
Dukungan sosioal yang paling bermakna adalah dukungan emosional dari keluarga lansia.
Setiawati & Dermawan (2005) mengemukakan bahwa lansia akan merasa lebih aman
apabila hidup ditengah-tengah keluarga yang penuh dengan dukungan emosional. Keluarga
memiliki peranan penting dalam menentukan kesehatan seseorang yang nantinya kan
berhubungan dengan kualitas hidup seseorang. Apabila keluarga bahagia akan
berpengaruh pada perkembangan emosi pada anggotanya. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Sutikno (2011) bahwa terdapat hubungan antara fungsi keluarga dalam
memberikan dukungan emosional terhadap kualitas hidup lansia. Dukungan sosial dipilih
karena manusia hidup tidak mungkin terlepas dari kebutuhan untuk bersosialisasi
dengan orang lain, baik itu teman atau pun keluarga. Dukungan sosial dapat
disimpulkan sebagai suatu bentuk dukungan yang diberikan kepada individu baik secara
langsung atau pun tidak langsung, di mana individu tersebut dapat merasa diperhatikan,
dicintai, serta memperkuat perasaan lansia.
Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,
timbul rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya dukungan sosial akan
membuat individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian dari kelompok.
Dukungan sosial juga dapat berarti hubungan antar pribadi yang didalamnya terdapat
satu atau lebih ciri-ciri, antara lain: adanya bantuan atau pertolongan dalam bentuk
fisik, perhatian emosional, pemberian informasi atau pujian. Dukungan sosial
mempunyai fungsi terhadap kehidupan seseorang, yang berfungsi membantu individu
untuk percaya bahwa mereka diperhatikan, dicintai, dihargai, dan diikutsertakan
dalam jaringan komunikasi, tanggung jawab, serta menjadi kekuatan bagi individu,
karena dapat menolong secara psikologis.
Referensi
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36037/1/Ika%20Septia
%20Yulianti-FKIK.pdf
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9708
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/738/667
https://ejournalwiraraja.com/index.php/FIK/article/view/156
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/474/469