Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No.

2, Juli 2014

ANALISIS PROSPEK OPERASIONAL A380 DAN B787 DREAMLINER PADA


BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI

I Wayan Suweda, I Gusti Putu Suparsa, Fitri Lathifah Nurdiana


e-mail: suweda_wayan@yahoo.com

Abstrak: Kebutuhan masyarakat akan transportasi penerbangan semakin meningkat, yang terlihat
pada frekuensi penerbangan pada Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Fenomena ini ditangkap
oleh dua produsen pesawat komersil dunia, Boeing dan Airbus, sebagai pangsa pasar yang baik untuk
mengembangkan pesawat udara dengan terobosan baru. Perusahaan pesawat terbang asal Perancis,
Airbus, memproduksi pesawat komersil terbesar di dunia, A380, yang mampu mengangkut hingga
800 orang penumpang. Meskipun Boeing tidak memproduksi pesawat dengan jumlah penumpang
sebanyak A380, tetapi perusahaan ini mampu membuat pesawat terobosan baru yakni B787
Dreamliner, dengan pemakaian bahan bakar pesawat lebih irit 20% dibandingkan dengan pesawat
jenis lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan airside dalam prospek
operasional pesawat A380 dan B787 Dreamliner pada Bandar Udara Ngurah Rai. Metode penelitian
adalah dengan mengumpulan data sekunder, yaitu ketentuan manufaktur pesawat dan dimensi serta
perkerasan airside Bandar Udara Ngurah Rai. Runway Bandar Udara Ngurah Rai sudah mencukupi
panjang yang dibutuhkan pesawat untuk take off, yaitu 2739 m. Take off weight yang dapat diangkut
A380 dari Bandar Udara Ngurah Rai adalah 480 ton dan 228 ton untuk B787 Dreamliner. Geometrik
dan jarak aman pada taxiway seluruhnya sudah memenuhi ukuran yang dibutuhkan oleh masing-
masing tipe pesawat. Dimensi gate sudah dapat mengakomodasi seluruh dimensi pesawat. B787
Dreamliner dapat menggunakan gate yang biasa dipakai untuk pesawat wide body seperti B747,
sedangkan A380 harus menggunakan 2 gate untuk pesawat wide body sekaligus. Pada analisis
perkerasan diperoleh nilai ACN rigid pavement untuk A380 sebesar 68 dan 60 untuk ACN flexible
pavement. B787 Dreamliner tidak dapat dihitung nilai ACN nya, karena tekanan ban B787 melebihi
tekanan ban yang diizinkan pada Bandar Udara Ngurah Rai. Dari analisis ini, dapat dilihat A380
memiliki prospek untuk beroperasi pada Bandar Udara Ngurah Rai, dengan jarak tempuh yang
mampu dicapai hingga 13.700 km. Namun, B787 tidak memiliki prospek untuk beroperasi pada
Bandar Udara Ngurah Rai, dikarenakan tekanan ban pesawat ini melebihi tekanan ban maksimum
yang disyaratkan pada Bandara Ngurah Rai.

Kata kunci: Prospek operasional, A380 dan B787 Dreamliner, airside

OPERATIONAL PROSPECT ANALISYS OF A380 AND B787 DREAMLINER AT NGURAH


RAI INTERNATIONAL AIRPORT BALI

Abstract: The needs for air transportation increase as can be seen from flight frequency. Two
commercial aircraft manufactures, Boeing and Airbus, foresee market to develop new aircraft. French
manufacturer, Airbus, produces the biggest new commercial aircraft, A380, with capacity up to 800
seats, whereas Boeing produces B787 Dreamliner with fuel consumption 20% less than other aircrafts.
This research aim to analize capability of airside for operational prospect of A380 and B787
Dreamliner at Ngurah Rai International Airport. It used secondary data such as provision of aircraft
manufacture,dimension and pavement of Ngurah Rai International Airport. The runway of Ngurah Rai
Airport has sufficient length needed for aircraft to take off, which is 2790 m. The take off weight of
A380 is 480t and 228t for B787 Dreamliner. The geometry and safety distance in taxiway were
sufficient. Gate dimension was also sufficient. B787 Dreamliner could use the gate which is
commonly used by B747, whereas A380 could use 2 gates altogether for wide body aircraft. In
pavement analysis, ACN number for rigid pavement was 68 and 60 for flexible pavement. B787
Dreamliner’s ACN could not be accommodated as the tyre pressure was bigger than that permitted at
the airport. Therefore, it was concluded that A380 has prospect to be operated at Ngurah Rai
International Airport, with the longest range which could be reached is 13.700 km.

Keywords: Operational Prospect, A380 and B787 Dreamliner,airside

137
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 2, Juli 2014

PENDAHULUAN
Setiap tahunnya kebutuhan masyarakat pertama yang menggunakan material
akan jasa transportasi penerbangan komposit di kebanyakan konstruksinya.
mengalami peningkatan. Tingginya
kebutuhan penumpang akan penerbangan Apabila ditinjau dari segi dimensi body
baik secara domestic maupun internasional, yang diusung masing-masing tipe pesawat
membuat beberapa maskapai membuka (dalam hal ini A380 dan B787 Dreamliner),
berbagai rute penerbangan baik secara pesawat A380 memang terlalu besar untuk
domestik maupun internasional dan bandar udara yang memiliki luas standar
mengadakan penerbangan berkali-kali pada seperti pada Bandar Udara Internasional
rute yang sama setiap harinya, pada rute- Ngurah Rai. Untuk mengakomodasi
rute dengan jumlah pengguna pesawat pergerakan pesawat model ini sangat
udara terbanya. Bahkan dalam beberapa diperlukan perhitungan yang tepat agar
tahun belakangan ini, jumlah penumpang pesawat tersebut dapat melakukan
pesawat udara antar negara (international maneuver atau pergerakan yang aman dan
flight) juga mengalami peningkatan, seperti nyaman, terutama pada sisi airside yang
yang terjadi di Bandar Udara Internasional merupakan tempat yang paling vital dalam
Ngurah Rai. pergerakan suatu pesawat. Dalam hal ini,
hal perlu diperhitungkan apakah airside
Melihat fenomena demikian, dua yang ada pada Bandar Udara Internasional
produsen pesawat terbang komersial Ngurah Rai sudah cukup (mampu)
terbesar yaitu Airbus dan Boeing membuat mengakomodasi seluruh pergerakan
terobosan pesawat udara jenis baru. pesawat. Namun mengingat dimensi dari B-
Pesawat teranyar produksi Airbus yaitu 787 Dreamliner lebih kecil dari A380
A380 merupakan pesawat dua tingkat kemungkinan pesawat ini mampu
dengan 4 mesin yang mampu memuat melakukan maneuver yang aman pada
hingga 850 penumpang dalam konfigurasi Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
satu kelas atau 555 penumpang dalam Namun, perhitungan terhadap dimensi dan
konfigurasi tiga kelas. Selain itu, biaya kekuatan perkerasan airside yang
operasional per kursinya pun lebih irit 25- dibutuhkan oleh pesawat jenis ini untuk
20% dibandingkan B747-400. Hingga saat dapat melakukan pergerakan dengan aman
ini beberapa maskapai telah menggunakan tetap harus diperhitungkan dengan benar,
pesawat ini pada penerbangan mereka supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diantaranya Singapore Airlines, Qantas dan diharapkan.
Emirates. Setelah mengetahui kecukupan airside
Selain Airbus, Boeing juga memiliki terhadap pesawat, maka perhitungan jarak
pesawat model terbaru yaitu B-787 tempuh operasional dapat dilakukan.
Dreamliner. Pesawat ukuran sedang dengan Tujuannya adalah untuk mengetahui rute
2 mesin jet ini memang ukurannya lebih mana yang mampu dilayani oleh pesawat
kecil dari A380 karena hanya berkapasitas jenis ini dari Bandara Ngurah Rai dengan
200-350 penumpang tergantung konfigurasi konfigurasi yang ada. Hal ini diharapkan
tempat duduk. Bahkan kapasitas B-787 dapat membantu perusahaan penerbangan
Dreamliner ini memiliki kapasitas lebih dalam mengembangkan rute-rute
kecil dibandingkan B-777 series yang penerbangan, terutama pada daerah yang
memiliki kapasitas hingga 550 penumpang. memiliki demand flight yang besar tujuan
Namun pesawat ini memiliki keunggulan Bali, namun direct flight belum tersedia.
yakni lebih efisien bila dibandingkan Oleh karena itu, melihat dari fenomena
pesawat model sebelumnya dan pesawat ini revolusi pesawat komersial yang ada dan
juga akan menjadi pesawat penumpang keterbatasan kapasitas airside pada Bandar

138
Analisis prospek operasional A380 dan B787 Dreamliner...............................................(Suweda, Suparsa, dan Nurdiana)

Udara Internasional Ngurah Rai, maka landas (take off) untuk setiap tipe
analisis kebutuhan geometrik dan pesawat terbang.
perkerasan airside serta jarak tempuh untuk Setiap pesawat terbang yang beroperasi
operasional kedua pesawat ini perlu akan memberikan suatu kode yang dikenal
dilakukan. dengan Federal Aviation Regulation (FAR).
Peraturan ini memuat tentang bobot kotor
MATERI DAN METODE pesawat terbang pada saat take off maupun
landing dengan menentukan persyaratan
Klasifikasi bandar udara terbagi prestasi yang harus dipenuhi sehubungan
menjadi 2 yakni klasifikasi menurut dengan panjang landasan pacu yang
International Civil Aviation Organization tersedia.
(ICAO) dan klasifikasi menurut Federal Taxiway merupakan bagian lapangan
Aviation Administration (FAA). Klasifikasi gerak darat yang digunakan oleh pesawat
menurut ICAO dikelompokkan ke dalam terbang untuk berjalan taxi (taxiing) antara
aerodrome/airport preference code dan runway dan apron pada daerah terminal,
dibuat untuk memudahkan perencanaan atau antara runway atau apron menuju
fasilitas bandar udara terutama perencanaan hanggar pemeliharaan. Fungsi taxiway
geometris fasilitas airside. Airport yaitu untuk menyederhanakan lalu lintas
reference code digunakan untuk pesawat udara di darat dan membuat
menghubungkan kriteria perencanaan runway terbuka,yaitu siap digunakan
bandar udara dengan karakteristik fisik dan pesawat udara untuk take off dan landing
operasional pesawat yang digunakan pada selama waktu operasi.
bandar udara tersebut. Pengklasifikasian Apron merupakan bagian dari lapangan
bandar udara menurut FAA dikategorikan gerak darat suatu bandar udara,yang
berdasarkan aircraft approach category berfungsi untuk menaikkan dan
yakni kecepatan pesawat saat mulai menurunkan penumpang dan
mendarat dan airplane design group yang muatan,pengisian bahan bakar,parkir dan
berdasarkan sayap pesawat. persiapan pesawat terbang sebelum
Landasan pacu atau runway melanjutkan penerbangan.Apron terdiri dari
merupakan suatu areal pada suatu Bandar tempat parkir pesawat (aircraft
udara yang digunakan untuk bertolaknya/ gates,aircraft stands atau ramps)dan jalur
take off dan mendaratnya pesawat khusus untuk sirkulasi pesawat
terbang,yang dapat berupa aspal atau masuk/keluar dari tempat parkir.
rumput. Jumlah dan arah runway pada Ukuran apron tergantung dari
suatu bandar udara harus direncanakan beberapa faktor berikut:
dengan matang supaya runway dapat  Jumlah aircraft gate
dipergunakan untuk pergerakan pesawat  Ukuran gate
minimal 95% dari waktu operasi bandar
 Luas areal yang diperlukan untuk
udara. Dalam perhitungan panjang landasan
manuver pesawat di gate
pacu Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
 Sistem dan tipe parkir pesawat
antara lain :
Ukuran dan letak gate harus
1. Persyaratan prestasi yang ditetapkan
direncanakan dengan memperhatikan
pemerintah terhadap pembuat dan
karakter pesawat yang menggunakan gate
operator pesawat terbang.
seperti lebar sayap, panjang, radius belok
2. Lingkungan di sekitar bandar udara
pesawat dan areal-areal yang diperlukan
tersebut.
oleh kendaraan-kendaraan yang
3. Hal-hal yang menentukan bobot operasi
menyediakan servis untuk pesawat selama
kotor pendaratan (landing) dan lepas
berada di gate.
139
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 2, Juli 2014

Pelaporan kekuatan perkerasan pada digunakan standard hari tanpa angin dan
Aeronautical Information Publication penerbangan dengan jarak terjauh.
(AIP) ,bagi negara anggota ICAO telah
dirubah dengan sistem ACN/PCN semenjak Analisis Dimensi Runway
amandemen ke 35 serta berlaku semenjak Analisis panjang runway dilakukan
26 November 1981. berdasarkan grafik manufaktur yang
a. Perkerasan bagi pesawat dengan berat dikeluarkan oleh masing-masing tipe
ramp* perkerasan lebih dari 5700 kg. pesawat. Analisis ini, dilakukan
Daya dukung perkerasan landasan berdasarkan panjang runway yang
dilaporkan dengan metode ACN dan dibutuhkan untuk take off dan
PCN. landing.Selain menggunakan grafik,
Aircraft Classification Number (ACN) analisis ini juga diperhitungkan
merupakan harga yang menyatakan efek berdasarkan persyaratan prestasi yang
relatif sebuah pesawat terhadap ditentukan pemerintah.
perkerasan perbandingannya dengan Analisis Dimensi Taxiway
kekuatan subgrade standard. Perhitungan dimensi lebar taxiway
Pavement Classification Number (PCN) ditentukan berdasarkan rumus:
merupakan harga yang menyatakan daya Wt = Tm + C (1.1)
dukung perkerasan untuk operasi yang Dimana: WT = lebar taxiway (m)
tidak terbatas. Tm = Jarak antar roda (C)
Maka di dalam AIP harus dicantumkan: C = Clearance (m)
PCN nya Perhitungan panjang taxiway ditentukan
Type Perkerasan berdasarkan panjang minimum taxiway
b. Perkerasan dengan berat ramp<5700 kg setelah belokan.
Yang dilaporkan:
Analisis Dimensi Gate di Apron
Minimum berat pesawat yang Penentuan dimensi apron ditentukan
diizinkan berasarkan lebar gate yang dibutuhkan oleh
Maksimum tekanan ban yang pesawat yang parkir pada apron.
diizinkan
Jarak yang dapat ditempuh oleh pesawat Analisis Perkerasan Airside
dalam melakukan sekali perjalanan disebut Analisis perkerasan airside dilakukan
dengan jarak tempuh (range). Beberapa dengan melakukan perbandingan antara
faktor mempengaruhi jarak tempuh suatu ACN pesawat dengan PCN perkerasan pada
pesawat terbang. Namun salah satu yang bandar udara.
paling berpengaruh adalah payload. Pada Analisis jarak tempuh
prinsipnya apabila payload suatu pesawat Untuk analisis jarak tempuh
terbang bertambah,maka jarak tempuhnya dilakukan dengan menggunakan grafik
semakin berkurang dan begitu juga payload vs range yang dikeluarkan oleh
sebaliknya. Payload dan jarak tempuh manufaktur pesawat. Payload
pesawat sangat bergantung pada beberapa diperhitungkan berdasarkan 14% take off
faktor diantaranya adalah meteorologi weight pesawat.
sepanjang perjalanan,ketinggian
terbang,kecepatan, bahan bakar,angin dan HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah bahan bakar cadangan.
Guna membandingkan kemampuan Analisis Dimensi Runway
pesawat dalam payload dan jarak tempuh 1. Analisis Panjang Runway Berdasarkan
dari berbagai macam pesawat maka Grafik Manufaktur Pesawat
a. Analisis Panjang Landing A380
140
Analisis prospek operasional A380 dan B787 Dreamliner...............................................(Suweda, Suparsa, dan Nurdiana)

Analisis panjang landing dilakukan Analisis panjang landing dilakukan


berdasarkan grafik manufaktur berdasarkan grafik manufaktur
pesawat A380 pesawat B787 Dreamliner

Sumber: A380 Aircraft Characteristic


Airport And Maintenance Planning
Sumber: 787 Airplane
Berdasarkan grafik landing field
Characteristic For Airport Planning
length diatas diperoleh panjang
runway untuk landing pesawat dalam Berdasarkan grafik landing field
keadaan Maximum Landing Weight length diatas diperoleh panjang
(MLW) sebesar 1900 m. runway untuk landing pesawat
b. Analisis panjang take off A380 dalam keadaan MLW sebesar 1880
Analisis panjang take off dilakukan m.
berdasarkan grafik manufaktur d. Analisis panjang take off untuk B787
pesawat A380 Dreamliner
Analisis panjang take off dilakukan
berdasarkan grafik manufaktur
pesawat B787 Dreamliner

Sumber: A380 Aircraft Characteristic


Airport And Maintenance Planning
Berdasarkan grafik panjang runway
diatas diperoleh panjang runway
Sumber: 787 Airplane Characteristic For
sebesar 2910 m. Panjang runway ini
Airport Planning
kemudian dilakukan koreksi
perhitungan terhadap gradien dan Berdasarkan grafik panjang runway
mesin pesawat. diatas diperoleh panjang runway sebesar
2910 + (2910 x 0,1% x0,1 ) = 2700 m. Panjang runway ini kemudian
2939,1 m dilakukan koreksi perhitungan terhadap
c. Analisis panjang landing untuk B787 gradien dan mesin pesawat.
Dreamliner 2700 +(2700 x 0,1% x 0,1) = 2727 m

141
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 2, Juli 2014

2. Analisis Panjang Runway Berdasarkan pesawat A380 sebesar 480 ton. Untuk B787
Persyaratan Prestasi. Dreamliner panjang runway yang
Perhitungan panjang runway dibutuhkan oleh pesawat untuk terbang
berdasarkan peraturan pemerintah ini dalam keadaan MTOW adalah 2727 m.
dilakukan dengan menganalisis runway Sehingga dipastikan pesawat dapat terbang
terpanjang yang dibutuhkan antara kedua dalam keadaan MTOW.
pesawat. Dalam kasus ini digunakan 3.Analisis Lebar Runway
panjang runway yang dibutukan oleh A380. Klasifikasi Bandar Udara Internasional
Hal ini dikarenakan panjang runway yang Ngurah Rai yakni 4E, sehingga lebar
dibutuhkan oleh A380 lebih panjang dari runway adalah 45 m. Berdasarkan
B787 dreamliner. Dari hasil perhitungan spesifikasi yang dimiliki masing-masing
diperoleh field length untuk kondisi lepas pesawat,A 380 memiliki wingspan 79,8 m,
landas normal sebesar 3379,965 m dan field sehingga memiliki code letter F, dimana
length untuk kondisi lepas landas dalam lebar runway yang dibutuhkan untuk
keadaan kegagalan mesin diperoleh bandar udara dengan Aerodrome Refference
2927,729 m. Dikarenakan panjang Code 4F adalah 60 m. Namun, FAA
landasan pacu dalam keadaan kegagalan mengeluarkan pengecualian lebar runway
mesin < panjang landasan pacu dalam untuk pesawat jenis ini,yakni minimal lebar
keadaan normal, sehingga digunakan 45 m, sehingga pesawat ini dapat
panjang landasan panjang landasan pacu beroperasi pada Bandar Udara Internasional
dalam kondisi normal sebesar 3379,965 m. Ngurah Rai. Untuk B787 dreamliner
Pada Bandar Udara Ngurah Rai panjang memiliki wingspan 60,1 m, sehingga
total untuk Take Off Distance Available pesawat ini memiliki code letter E , dimana
(TODA) hanya 3150 m. Oleh karena itu lebar runway yang dibutuhkan adalah 45 m.
dilakukan perhitungan ulang dengan Code letter yang dimiliki pesawat udara ini
menggunakan grafik dan langkah yang sama seperti code letter Bandar Udara
sama. Untuk perhitungan selanjutnya Ngurah Rai, sehingga pesawat ini dapat
dilakukan perhitungan panjang runway beroperasi pada Bandar Udara Ngurah Rai.
dengan mencoba beberapa kali perhitungan,
hingga mendapatkan panjang pendekatan Analisis Dimensi Taxiway
untuk mencapai TODA sebesar 3150 m. 1. Analisis Lebar Taxiway
Dalam hal ini, diperoleh panjang 2739 m. Perhitungan lebar taxiway dilakukan
Dari hasil perhitungan diperoleh field dengan menjumlahkan jarak terluar roda
length untuk kondisi lepas landas normal pesawat dengan clearance. Berdasarkan
sebesar 3149,85 m dan field length untuk hasil analisis diperoleh lebar taxiway untuk
kondisi lepas landas dalam keadaan A380 sebesar 23,3 m dan B787 sebesar
kegagalan mesin diperoleh 2728,5625 18,8 m.
m.Dikarenakan panjang landasan pacu 2. Analisis Panjang Taxiway
dalam keadaan kegagalan mesin < panjang Panjang minimum lurus taxiway setelah
landasan pacu dalam keadaan normal, belokan adalah 75 m, untuk pesawat
sehingga digunakan panjang landasan dengan code letter E dan F. Bandar Udara
panjang landasan pacu dalam kondisi Ngurah Rai sendiri memiliki 7 taxiway
normal sebesar 3149,85 m. yang terdiri dari N1-N7 dimana panjang
Berdasarkan panjang runway sebesar minimum lurus setelah belokan bervariasi
2739 m, dapat dianalisis ulang berat seperti dapat dilihat pada gambar yang
pesawat pada saat take off. Untuk A380, terdapat pada lampiran.
Dengan menggunakan grafik take off field Dari gambar taxiway Bandar Udara
length pada, maka diambil beban take off Ngurah Rai dapat diperhatikan bahwa

142
Analisis prospek operasional A380 dan B787 Dreamliner...............................................(Suweda, Suparsa, dan Nurdiana)

taxiway yang memiliki panjang lebih dari kasus ini jumlah gate yang tersedia untuk
75 m adalah N1, N4, N5 dan N7. Maka pesawat tipe ini berjumlah 17 stands
dapat dilihat bahwa kedua pesawat tersebut sedangkan pesawat yang membutuhkan
dapat beroperasi,dengan menggunakan gate tipe medium yang dibutuhkan
konfigurasi yang sudah ada. berjumlah 21 buah , maka 4 pesawat tipe
ini dapat menggunakan gate yan
Analisis Lebar Gate Pada Apron dipersiapkan untuk pesawat tipe wide body.
Perhitungan lebar gate pada apron Dalam kasus ini gate yang terpakai untuk
dianalisis berdasarkan komposisi jumlah pesawat tipe wide body berjumlah 3 buah
pesawat pada saat peak hour. dari 11 stands yang tersedia. Sehingga sisa
Tabel 1. Pesawat yang beroperasi pada 4 buah gate dapat digunakan untuk parkir
peak hour pukul 04.01-05.00 pesawat dengan tipe A380 dan B787
No Tipe Kategori Total pesawat dreamliner. Lebar gate yang diperlukan
Pesawat pesawat Arrival Departure
1 EMB135 B 0 1
untuk A380 adalah 87,3 m dan untuk B787
2 A333 E 2 0 Dreamliner adalah 67,6 m. Berdasarkan
3 A320 C 3 3
4 MA60 B 1 0
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa
5 CRJ1000 C 1 1 B787 Dreamliner dapat menggunakan satu
6 B739 C 1 2
7 B738 C 5 1
gate untuk pesawat dengan kategori wide
8 F50 C 0 1 body yang tersedia pada Bandar Udara
9 B772 D 0 1
10 C208 A 1 1
Internasional Ngurah Rai. Untuk pesawat
11 A332 E 1 0 tipe A380 dapat menggunakan dua gate
12 BAE146 C 0 1
13 B733 C 0 1
sekaligus untuk pesawat dengan kategori
Total Pergerakan 15 13 wide body yang tersedia pada Bandar Udara
Sumber : PT Angkasa Pura I (2013) Internasional Ngurah Rai.
Berdasarkan data dari Bandar Udara Analisis Perkerasan Airside Terhadap
Ngurah Rai , jumlah stand parking yang Berat Pesawat
ada sesuai dengan kebutuhan pesawat Grafik ACN–PCN pesawat dibedakan
adalah sebagai berikut: menjadi dua yakni berdasarkan jenis
Tabel 2. Kapasitas Apron Bandar Udara perkerasan pada masing–masing bagian
Ngurah Rai airside. Dua jenis perkerasan tersebut yakni
rigid pavement (perkerasan kaku) dan
Narrow Max U B737 / 500 10 stands flexible pavement (perkerasan lentur).
Max U B737 / 900
Medium
ER
17 stands Selain berdasarkan jenis perkerasan,
Wide Max U B747 / 4 8 stands pemilihan grafik didasarkan pula pada
Body Max U A330 / 300 3 stands maximum ramp weight (MRW) untuk
Sumber : PT Angkasa Pura I (2013) pesawat tipe A380. Untuk pesawat tipe
B787 Dreamliner hanya dibedakan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat
berdasarkan jenis perkerasan. Berikut ini
bahwa pada saat peak hour terjadi jumlah
adalah nilai PCN dari kekuatan perkerasan
stand parking yang terpakai untuk pesawat
airside Bandar Udara Ngurah Rai:
tipe A sejumlah 2 gate, tipe B sebanyak 2
Runway : 83 F/C/X/T
gate , tipe C sebanyak 20 gate, tipe D
Taxiway : 78 F/C/X/T
sebanyak 1 gate dan tipe E sebnayak 3
Apron Taxiway : 69 R/C/X/T
gate. Dalam kasus ini pesawat narrow body
Taxiway Apron D : 80 R/C/X/T
menggunakan 4 gate dari total 10 gate yang
Apron : 69 R/C/X/T
tersedia, sehingga masih tersisa 6 gate
kosong . Untuk pesawat type medium body Untuk penentuan nilai ACN sendiri hal
mengalami over capacity dimana pada yang harus dilakukan adalah mengetahui
143
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 2, Juli 2014

terlebih dahulu berat yang mampu diangkut


pesawat. Diasumsikan, pada saat taxiing
pesawat jenis A380 kehilangan 2000 kg
bahan bakar dan jenis B787 Dreamliner
kehilangan 380 kg bahan bakar. Asumsi ini
diambil berdasarkan selisih berat pesawat
dalam keadaan MTOW (228000 kg) dan
berat pesawat dalam keadaan maximum
taxy weight (228384 kg).
Pada Bandar Udara Ngurah Rai, PCN
dengan kode C menandakan bahwa
kekuatan perkerasan pada bandar udara
Gambar 1.Grafik ACN A380 Untuk Rigid
memiliki nilai CBR 6 untuk flexible
Pavement
pavement dan K = 40 NM/m3 untuk rigid
pavement. Untuk kode X menandakan Sumber: A380 Aircraft Characteristic Airport
bahwa tekanan ban maksimum yang And Maintenance Planning
mampu diterima oleh perkerasan adalah 1,5
Mpa (218 Psi).
Untuk A380, diasumsikan berat saat
taxiing sebsear 482.000 kg sehingga dipilih
grafik ACN dengan MRW 512.000 kg
seperti pada Gambar 4.9 dan 4.10.
Berdasarkan grafik manufaktur dimana
pada berat tersebut tekanan ban pesawat
adalah 203 Psi (14 bar ) . Dari grafik, maka
diperoleh nilai ACN pesawat untuk
prkerasan fleksibel yakni 60. Nilai ini lebih
kecil dari nilai PCN perkerasan flexible Gambar 2. Grafik ACN A380 untuk
pada taxiway dan runway Bandar Udara Flexible Pavement
Ngurah Rai. Oleh karena itu, dapat Sumber: A380 Aircraft Characteristic Airport
dipastikan A380 dapat beroperasi pada And Maintenance Planning
Bandar Udara Ngurah Rai dengan berat Analisis Jarak Tempuh
take off 480 ton. Untuk perkerasan jenis
rigid pavement, nilai ACN yang diperoleh Dari perhitungan sebelumnya, dapat
yakni 68. Nilai ini lebih kecil dari nilai dilihat hanya A380 yang mampu beroperasi
PCN perkerasan kaku pada apron taxiway, pada Bandar Udara Ngurah Rai. Pesawat
apron dan taxiway apron D Bandar Udara ini dapat beroperasi dengan take off weight
Ngurah Rai. Oleh karena itu dapat sebesar 480 ton. Untuk perhitungan jarak
dipastikan A380 dapat beroperasi pada tempuh berat yang dipakai merupakan berat
Bandar Udara Ngurah Rai dengan berat muatan atau payload dengan prosentase
untuk taxiing pesawat 482 ton (85,76% dari 14% dari berat total pesawat. Maka, besar
berat MTW) dan berat untuk take off 480 payload yang mampu diangkut adalah
ton. 67.200 kg. Berdasarkan grafik manufaktur
pesawat , diperoleh jarak tempuh
maksimum untuk take off weight 480 ton
adalah 13700 km atau 7500 nm. Dengan
menggunakan pengukur jarak free map
tools , maka dapat dilihat bahwa pesawat

144
Analisis prospek operasional A380 dan B787 Dreamliner...............................................(Suweda, Suparsa, dan Nurdiana)

ini dapat terbang dari Bandar Udara dreamliner tidak dapat beroperasi pada
Internasional Ngurah Rai menuju Heathrow Bandar Udara Ngurah Rai. Hal ini
Airport , London dengan jarak tempuh dikarenakan tekanan ban maksimum
12530 km (6765,659 nm) atau Frankfrut yang diizinkan pada bandar udara
Airport, Jerman dengan jarak tempuh dengan kode X adalah 218 Psi,
10270 km (5545,356 nm). sedangkan tekanan ban B787
dreamliner dalam keadaan MTOW
SIMPULAN DAN SARAN adalah 228 Psi. Berdasarkan hasil
analisis dapat dilihat bahwa A380
Simpulan memiliki prospek untuk beroperasi
Dari hasil analisis data, maka dapat ditarik pada Bandar Udara Ngurah Rai,
kesimpulan sebagai berikut: sementara B787 Dreamliner tidak
1. Berdasarkan analisis dimensi airside memiliki prospek untuk beroperasi
yang dibutuhkan, airside Bandar Udara pada Bandar Udara Ngurah Rai
Ngurah Rai sudah mampu 3. Jarak tempuh yang mampu dicapai
mengakomodasi kebutuhan dimensi A380 dari Bandar Udara Internasional
airside pesawat. Pada kasus ini panjang Ngurah Rai dengan take off weight 480
runway yang dibutuhkan untuk take off ton dengan payload 67.200 kg adalah
adalah 2739 m, dimana pada kasus ini 13.700 km. Pesawat ini dapat
pesawat tipe A380 dapat terbang dioperasikan dari Bandar Udara
dengan berat 480 ton dan B787 Ngurah Rai menuju ke London, Inggris
Dreamliner dapat terbang dalam dengan jarak tempuh 12.530 m atau
kondisi MTOW yakni 228.000 kg. Frankfrut, Jerman dengan jarak tempuh
Untuk dimensi taxiway dan jarak aman 10.270 m
telah memenuhi persyaratan untuk
operasional kedua pesawat. Untuk Saran
lebar gate pada apron yang dibutuhkan Untuk memperoleh perhitungan
sudah memenuhi lebar kebutuhan gate kebutuhan airside yang dibutuhkan oleh
untuk masing - masing tipe, dimana suatu tipe pesawat yang belum pernah
untuk A380 dapat menggunakan 2 gate beroperasi pada bandar udara ada beberapa
untuk pesawat wide body sekaligus dan faktor yang dapat dipertimbangkan, yaitu:
untuk B787 Dreamliner dapat
menggunakan lebar gate yang telah 1. Dalam menentukan kecocokan dimensi
ada. airside yang dibutuhkan oleh suatu
2. Berdasarkan grafik ACN-PCN jenis pesawat terhadap kondisi
manufaktur A380 diperoleh nilai ACN eksisting sebaiknya dilakukan
untuk berat take off 480 ton untuk perbandingan perhitungan antara
kode bandara F/C/X/T adalah 60. Nilai ketentuan jarak yang dikeluarkan
ini lebih kecil daripada nilai PCN ICAO dengan ketentuan jarak yang
perkerasan flexible Bandar Udara dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Ngurah Rai yakni 78. Untuk Perhubungan Udara.
perkerasan tipe rigid pavement 2. Dalam menentukan analisis dimensi
diperoleh nilai ACN sebesar 68 dimana airside Bandar Udara Ngurah Rai
nilai ini lebih kecil daripada PCN pada sebaiknya menggunakan dimensi
Bandar Udara Ngurah Rai sebesar 69. airside Bandar Udara Ngurah Rai yang
Sehingga dapat dipastikan bahwa baru terutama untuk perhitungan suatu
pesawat ini dapat beroperasi pada jenis pesawat yang belum pernah
Bandar Udara Ngurah Rai. Untuk B787 beroperasi pada Bandar Udara Ngurah
Rai.
145
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 2, Juli 2014

3. Untuk mengoperasionalkan pesawat Gery Arishandi, Nyoman. 2013. Analisis


dengan kapasitas penumpang yang Kapasitas Runway Bandar Udara
besar seperti A380 sangat dibutuhkan Internasional Ngurah Rai Bali.(Tugas
ruang yang cukup luas terutama untuk Akhir yang tidak dipublikasikan,
pelayanan fasilitas penumpang seperti Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
ruang tunggu, loket tiket dan lainnya. Universitas Udayana).
Horonjeff, Robert and McKelvey, F.X,
DAFTAR PUSTAKA 1993. Planning & Design of Airport,
3rd.ed, McGraw-Hill Inc, New York.
Arisandi, Rifdia. 2012. Jurnal tentang Horonjeff, Robert and McKelvey, F.X,
Perencanaan Pengembangan Apron 1993,Perencanaan dan Perancangan
Bandar Udara Internasional Juanda Bandar Udara (Terjemahan) Edisi
Surabaya. Fakultas Teknik Sipil dan Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Perencanaan Jurusan Teknik Sipil ICAO. 2009. Annex 14 Volume I
Institut Teknologi Sepuluh November, Aerodrome Design and Operation.
Surabaya. Rosyidi, Sri Atmaja. 2005. Bab III
Airbus. S.A.S. 2012. Aircraft Karakteristik Pesawat Untuk Design
Characteristics Airport And Bandara,Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Maintenance Planning . Teknik UMY, Yogyakarta.
Boeing Commercial Airplane. 2012.787 Rosyidi, Sri Atmaja. 2005. Bab IV
Airplane Characteristics For Airport Perencanaan Panjang Landasan Pacu
Planning. dan Geometrik Landing Area.Jurusan
Basuki, Heru. 1986. Merancang dan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY,
Merencana Lapangan Terbang, Yogyakarta.
Penerbit Alumni, Bandung. Sri Agustini, Ni Wayan. 2001. Evaluasi
Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Perencanaan Dasar Pengembangan
2005. Persyaratan Teknis Airside Bandar Udara Internasional
Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Ngurah Rai Tahap III, (Tugas Akhir
Udara no SKEP 77/VI/2005. yang tidak dipublikasikan, Jurusan
FAA. 1989. Airport Design Advisory Teknik Sipil Fakultas Teknik
Circular AC 150/5300-13. Universitas Udayana).
FAA. 2005. Runway Length Requirement
For Airport Design Advisory Circular
AC 150/5325-4b.

146

Anda mungkin juga menyukai