DISUSUN OLEH:
A. Latar Belakang
Meningitis adalah suatu penyakit yang terjadi karena peradangan atau infeksi pada sistem
selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.1 Infeksi tersebut bisa terjadi karena virus
maupun bakteri pada selaput meninges tersebut2. Hidrosefalus merupakan gangguan yang terjadi
Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini
sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada orang
usia lanjut. Agen penyebab pneumonia dapat berupa virus, jamur dan bakteri. 16% kematian
balita di sebabkan oleh penyakit pneumonia. Umur kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun
Meningitis neonatal sering merupakan akibat dari sepsis neonatal. Meningitis neonatal
dapat terjadi pada hampir sepertiga kasus sepsis neonatal. 5 Sebanyak 1,17-2,97 dari 3,5-8,9 kasus
sepsis neonatal per 1000 kelahiran berkembang menjadi meningitis di negara barat dan 2,4-12,7
dari 7,1-38 kasus sepsis neonatal per 1000 kelahiran berkembang menjadi meningitis di negara
berkembang. Meningitis neonatal dapat juga terjadi pada bayi dengan klinis sepsis dengan angka
kejadian berkisar 38%-50%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
meningitis neonatal, yaitu bayi kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu), bayi berat lahir
rendah. 4
Kasus hidrosefalus bervariasi antara 0,8-3 per 1000 kelahiran.1-3 Di Indonesia, insiden
pada anak meliputi penurunan kapasitas intelektual, defisit motorik, kesulitan perilaku sehingga
Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar 4,5% (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat
inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan. Pneumonia
memiliki tingkat crude fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDIP, 2014).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
tentang keperawatan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu pasien mencapai perawatan diri
secara total dan berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan. Dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
hidrosepalus, dan pneumonia perawat dapat mengerti apa yang harus dilakukan saat
mendapatkan pasien dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, perawat juga diharapkan mampu
untuk memberikan pendidikan kesehatan supaya bisa memberikan pengarahan kepada keluarga.
B. Tujuan Makalah
1.1 Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang sistem persyarafan berhubungan dengan
C. Manfaat
Dapat mengetahui mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit Meningitis, Hidrosefalus, dan pneumonia.
Kasus
Seorang bayi laki-laki berusia 11 bulan dirawat di rumah sakit dengan diagnosis
hydrocephalus, meningitis, dan pneumonia. Ibu mengatakan setiap hari, kepala
bayi semakin hari semakin bertambah besar. Hasil pemeriksaan TTV: S= 38,5°C, N=
122x/menit, RR= 30X/menit. Hasil pengukuran antropometri: Lingkar kepala= 57
cm, PB= 71 cm, BB= 7,4 kg. Ubun-ubun besar menonjol, mata turun ke bawah
(sunset eyes), reflex pupil lemah, dan papilledema. Bayi muntah menyemprot. Terdapat retraksi
intercosta, terdengar ronki. Ibu mengatakan bayi batuk sudah sejak 4 hari yang lalu; bayi belum
bisa duduk, mengenggam mainan, dan mengucapkan kata-kata. Hasil pemeriksaan
Laboratorium: HB= 12,00 gr % (9-14), Leukosit= 19 x 10 9/L (5,5 – 15,5), Trombosyt= 173 x
109/L (150 – 350), PCV= 0,35 (P 0,38 – 0,42), Kalium = 3,60 meq/L (3,8 - 5), Natrium = 133
meq/L (135 - 144), Test None-Pandy positif. Pemeriksaan kaku kuduk positif.
1. Identitas
a. Nama Anak : An. P
b. Alamat : Jl.Tusam No 40
c. Nomor telepon : 085333156567
d. Tempat/tanggal lahir : Denpasar, 1 Maret 2019
e. Suku : Jawa
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara : 1 Februari 2020
i. Pemberi informasi : Orang tua
j. Penanggung jawab : Orang tua
k. Diagnose medis : Meningitis, Hydrocephalus, Pneumonia
l. Pengasuh utama : Orang tua
f. Mulut
a. Inspeksi : Tidak ada pernapasan mulut dan perdarahan gusi.
g. Tenggorok
a. Inspeksi :tidak ada pembesaran tonsil
h. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
i. Dada
Paru-Paru
a. Inspeksi : terdapat retraksi dinding dada kedalam
b. Palpasi : vokal fremitus menurun dikedua paru
c. Perkusi : bunyi sonor kedua lapang paru
d. Auskultasi: suara nafas tambahan ronkhi
Jantung
a. Inspeksi : tampak denyutan di ICS 5 midklavikula sinistra
b. Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra
c. Perkusi : perkusi jantung pekak
d. Auskultasi: BJ I (bunyi menutupnya katup mitral dan trikuspidalis (lub)), BJ
II (bunyi menutupnya katup aorta dan pulmonalis (dub))
j. Pernapasan
RR 30x/menit, irama pernafasan cepat, pernafasan dangkal, retraksi dinding dada
kedalam, pernafasan cuping hidung (+).
k. Kardiovaskuler
a. Tidak ada sianosis atau keletihan pada aktivitas
b. Tidak ada riwayat murmur jantung dan anemi
c. Belum pernah periksa laboratorium darah dan golongan darah
d. Belum pernah tranfusi darah.
l. Gastrointestinal
Tidak ada pengurangan napsu makan,mual dan muntah,ikterik atau kulit kuning atau
sclera,tidak ada perubahan kebiasaan defekasi saat ini
Abdomen
a. Inspeksi : abdomen tampak simetris,
b. Auskultasi : bising usus 15x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : bunyi tympani pada 4 kuadran
m. Genitourianarius
a. Tidak ada nyeri saat bak,hematuria,nokturia,polyuria dan bau tidak enak pada urin
n. Ginekologis
a. Inspeksi : testis sudah turun pada kantung skrotum
o. Musculoskeletal
a. Tidak ada kelemahan,tidak ada kekakuan ,belum bisa duduk ,tidak ada
deformitas,fraktur
b. Tingkat aktifitas masih dibantu oleh ibunya, anak belum bisa duduk , berdiri
maupun jalan.
p. Neurologis
a. Pasien sudah bisa mengerti bahasa yang kita ucapkan
q. Endokrin
a. Pasien terlihat lemah
15) Riwayat Nutrisi
a. Pola makan :3x sehari
b. Jenis makanan/minuman yang diberikan orang tua :Bubur &ASI
c. Porsi makan yang dihabiskan anak :Setengah porsi makan
d. Jenis makanan/ minuman kesukaan anak :Bubur
e. Berat badan :7, 4 kg
f. Panjang badan :71 cm
g. Lingkar kepala :57 cm
h. Lingkar lengan tengah :14 cm
i. Lingkar perut : 45 cm
j. Status gizi : Kurang
Berdasarkan Z score BB dengan Usia ditemukan hasil -3 SD sampai -2 SD jadi nilai
status gizi kurang.
16) Riwayat Medis Keluarga
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit genetik dan tidak ada penyakit menular di
keluarga sebelumnya.
17) Riwayat Pribadi Keluarga/Sosial
a. Ibu sudah mengetahui perannya sebagai ibu rumah tangga, begitu juga dengan ayah
berperan sebagai kepala keluarga.
18) Profil Pasien (ringkasan)
a. Status kesehatan.
Pasien menderita hidrocephalus, merupakan penyakit kongenital dan bukan
merupakan penyakit menular. Ibu pasien mengatakan sudah 4 hari ini pasien batuk
terus menerus
b. Ibu mengatakan bahwa jika anaknya lapar atau haus, atau sakit pasti menangis
c. Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga berada dalam kalangan sedang, hanya
suami yang bekerja ibu berjualan sembako dirumah.
19) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan rontgen thorax hasilnya menunjukkan ada bagian yang berwarna putih-
putih dibagian kiri kanan paru. Hasil pemeriksaan kultur sputum terdapat bakteri
Streptococcus pneumoniae. Hasil laboratorium darah HB = 12,00 gr % (9-14), leukosit
= 19 x 109/L (5,5-15,5), Trombosyt = 173 x 109/L (150-350), PCV = 0,35 (P 0,38-0,42),
Kalium = 3,60 meq/L (3,8-5), Natrium = 133 meq/L (135-144), Test None-Pandy
positif
FORMAT ANALISIS DATA
e. Ballon
e. Gunakan therapy lebih
teknik yang efektif
menyenangk memberi
an untuk pengaruh
memotivasi yang
bernafas signifikan
pada status
dalam
oksigenasi
kepada anak
saturasi
-anak (misal, oksigen serta
meniup mengurangi
gelembung gejala
balon, pernafasan.
meniup
kincir,
peluit,
harmonika,
balon.)
Edukasi:- Edukasi:
Kolaborasi: Kolaborasi:
f. Kelola
f. Bronkodilator
pemberian bekerja
bronkodilato dengan cara
r melebarkan
sebagaimana bronkus
mestinya(Ob (saluran
at Flutias pernapasan)
50, dosis 2 dan
inhalasi merelaksasi
Flutias 50 otot-otot pada
2x/hari, rute saluran
pernapasan
inhalasi, jam
sehingga
10.15
proses
bernapas
menjadi lebih
ringan dan
lancar.
g. Kelola g. Pemberian
pemberian Oksigen
oksigen diperhatikan
sebagaimana untuk
mencegah
mestinya
terjadinya
(oksigen
hypoxia
nasal kanul 2
L/menit).
h. Kelola h. Pemberian
nebulizer obat melalui
nebulizer
ultrasonik,
dapat
sebagaimana
merangsang
mestinya. batuk dan
(Obat pembersihan
Ventolin, jalan nafas
dosis 2,5 secara
mg, rute mekanik ,
nebulisasi, ventolin dapat
jam 10.20) memvasodilat
asi jalan nafas
yang
menyempit.
i. Amoxilin
i. Berikan
sebagai
Obat
antibiotik
Amoxilin, sebagai
dosis 20 indikator
mg/kg/hari meminimalisi
setiap 8 jam, r infeksi.
rute oral,
jam 12.00
dan 08.00
2. Terapi
2. Terapi
Oksigen
Oksigen
(3320)
(3320)
Observasi:
Observasi:
a. Monitor
a. Monitor aliran oksigen
aliran untuk melihat
oksigen. ada tidaknya
aliran oksigen
yang masuk.
Mandiri :
Mandiri:
b. Pertahankan
b. Kepatenan
kepatenan
jalan nafas
jalan nafas. seperti posisi,
alat oksigen
yang
diberikan
diperhatikan
kestabilannya
sebagai
indikator
kemudahan
dalam proses
respirasi.
c. Penggantian
c. Pastikan alat oksigen
penggantian pada pasien
nasal kanul pneumonia
setiap kali sebagai
indikator
perangkat
meminimaslis
oksigen
ir infeksi
diganti. nosokomial.
Edukasi:-
Edukasi:- Kolaborasi:
Kolaborasi:
d. Oksigen
d. Berikan menggunakan
oksigen nasal kanul
sesuai advis pada anak
diberikan
dokter (nasal
dengan dosis
kanul
2 liter/ menit
2L/menit).
1 2 Masalah keperawatan Penurunan Monitor tekanan Monitor tekanan
Februari kapasitas adaptif intracranial. setelah intracranial intracranial
2020 dilakukan tindakan keperawatan (2590) (2590)
10.00 selama 3 x 24 jam teratasi dengan Mandiri Mandiri
WIB kriteria hasil : 1. Bantu 1. Membantu
Domain II :Kesehatan Fisiologi menyisipkan perawat
Kelas :Neurokognitif Outcome : Status perangkat dalam
neurologi pemantauan memantau
No Indikator A T TIK TIK
.
1. Ukuran 3 5
pupil
2. Reaktivita 2 4 2. Letakkan 2. Membantu
s pupil kepala dan dan
leher pasien memberikan
Keterangan : dengan posisi yang
posisi netral, nyaman /
a. Refleks Pupil hindari mengurangi
1. Diberi cahaya terjadi fleksi penurunan
perbedaan ukuran>besar dari pinggang cairan dan
normal (3-4cm). yang tidak
2. Diberi cahaya terjadi perbedan berlebihan menciderai
ukuran 2 pupil > 1mm. pasien
3. Bila diberi cahaya terjadi
penurunan kontraksi pupil, bila
diberikan cahaya langsung 3. Meminimalisi
sekitar 5 detik baru terjdi 3. Sesuaikan r agar kepala
konstriksi. kepala pasien tetap
4. Bila cahaya diberikan pada tempat tidur optimal
salah satu mata, maka akan untuk
memberikan respon yang sama mengoptimal
pada mata yang lain kan perfusi
5. Bila pupil diberi cahaya yang cerebral
terang, pupil akan kontriksi
langsung. 4. Berikan 4. Meningkatka
posisi semi n perfusi
c. Ukuran pupil fowler jaringan.
1. Pupil mata kanan-kiri
sama/tidak sama >1cm
2. Pupil mata kanan-kiri sama 1- 5. Berikan 5.Agar dapat
2mm posisi meningkatkan
3. Pupil mata kanan-kiri tidak elevasi drainase vena
sama 1-2mm kepala 15- dan
4. Pupil mata kanan-kiri sama 30º menurunkan
2mm TIK dengan
6. Pupil mata kanan-kiri sama 3-4 tanpa
mm. kontraindikasi
fraktur spinal.
Monitor Monitor
1. Monitor 1.Karena pada
intake dan pasien
output hydrochepalus
terjadi
kelebihan
volume cairan.
Jadi harus
dimonitor
untuk intake
input dan
output agar
tidak terjadi
kelebihan pada
intake.
Edukasi Edukasi
- -
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi 1. Digunakan
dengan untuk
dokter mengatasi
pemberian infeksi bakteri
Obat
cefotaxime,
dosis 50
mg/kgBB
setiap 8 jam,
rute suntikan
IV, jam
12.00 dan
jam 08.00
2. Kolaborasi 2. Digunakan
dengan untuk
dokter untuk mempertahank
pemberian an
Obat /menurunkan
Furosemida, tekanan
dosis 20 intracranial
mg/kgBB,
rute suntikan
IM/IV per
hari, jam
12.00
1 3 Masalah keperawatan Hipertermia. Perawatan Perawatan
Februari setelah dilakukan tindakan Demam (3740) Demam (3740)
2020 keperawatan selama 3 x 24 jam Mandiri Mandiri
10.00 teratasi dengan kriteria hasil : 1. Tingkatkan 1.Meminimalka
WIB Domain II :Kesehatan Fisiologi sirkulasi n udara di
Kelas : Regulasi Metabolik (I) udara sekitar bayi
Outcome : Tanda-tanda Vital (0802)
No Indikator A T
.
1. Suhu 2 5
tubuh 2. Fasilitasi 2.Untuk
2. Denyut 2 5 istirahat, mengurangi
nadi radial terapkan terjadinya
Keterangan : pembatasan dehidrasi
a. Demam aktivitas pada bayi
1. 38,6oC-40 oC
2. 38,1 oC -38,5 oC 3. Dorong 3.Untuk
3. 37,6 oC -38 oC konsumsi menggantikan
4. 37,1 oC -37,5 oC cairan cairan tubuh
5. <37 oC yang hilang
akibat panas
b. Denyut Nadi radial badan
1. >130x/menit
2. 121-130x/menit Monitor Monitor
3. 111-120x/menit 1. Monitor 1. Mengidentifik
4. 101-110x/menit warna kulit asi adanya
5. 60-100x/menit dan suhu perubahan
warna kulit
3. Pantau 3. Mengetahui
komplikasi komplikasi
yang yang terjadi
berhubungan akibat demam
dengan
demam serta
tanda
(kejang)
Kolaborasi Kolaborasi
1. Beri Obat 1. Untuk
Paracetamol, menurunkan
dosis 60 panas pada
mg/kgBB bayi
setiap 6 jam,
rute injeksi
intravena,
jam 12.00
Edukasi Edukasi
- -
4.
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN HARI PERTAMA
O:
Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 4 25x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi sedikit
dinding tampak
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas sedikit ronkhi
tambahan
Demam 4 5 5 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 4 Jarang batuk
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan untuk intervensi
manajemen jalan nafas (poin a sampai e, g
dan h), intervensi terapi oksigen, monitor
tekanan intracranial dan monitor tanda-
tanda vital
Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 4 25x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi dada
dinding terlihat samar
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas ronkhi
tambahan
Demam 4 5 4 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 3 kadang-kadang
batuk
No Indikator A T C Keterangan
.
1. Hipertermi 2 5 5 Suhu
37,0C
2. Ukuran 3 5 4 Pupil mata
pupil kanan kiri
sama 2 mm
3. Reaktivitas 2 4 4 Respon
pupil cahaya
sama pada
kedua mata
O:
Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 5 20x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi dada (-)
dinding
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas sedikit ronkhi
tambahan
Demam 4 5 4 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 3 Jarang batuk
No Indikator A T C Keterangan
.
1. Hipertermi 2 5 5 Suhu
37,0C
2. Ukuran 3 5 5 Pupil mata
pupil kanan kiri
sama 3-4
mm
3. Reaktivitas 2 5 5 Respon
pupil cahaya
pupil
langsung
konstriksi
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan melanjutkan terapi
farmakologis dirumah
REFERENSI
1. Jevuska. Penyakit radang atau selaput otak. 5 November 2012 [cited 2015 Jan 6]. Avaible
pengertian-penyebab-jenis/
penyakit yang dapat menular serta cara pencegahannya. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta
3. Satyanegara. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama;
2010. P.267- 89
6. Suwarba, I. 2011. Insidens dan Karakteristik Klinis Epilepsi pada Anak. Vol 13, No. 2,
2017
12. Urden LD, Stacy KM, Lough ME. Critical care nursing: Diagnosis and management.