Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN DIAGNOSIS MENINGITIS, HYDROCEPHALUS,


DAN PNEUMONIA HARI PERTAMA-HARI KEDUA-HARI
KETIGA

DISUSUN OLEH:

Maria Marlina Tei (201811039)

S1 TINGKAT 3 ILMU KEPERAWATAN


STIKES SANTA ELISABETH
SEMARANG
2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningitis adalah suatu penyakit yang terjadi karena peradangan atau infeksi pada sistem

selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.1 Infeksi tersebut bisa terjadi karena virus

maupun bakteri pada selaput meninges tersebut2. Hidrosefalus merupakan gangguan yang terjadi

akibat kelebihan cairan serebrospinal pada sistem saraf pusat. 3

Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini

sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada orang

usia lanjut. Agen penyebab pneumonia dapat berupa virus, jamur dan bakteri. 16% kematian

balita di sebabkan oleh penyakit pneumonia. Umur kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun

rentan terserang pneumonia.

Meningitis neonatal sering merupakan akibat dari sepsis neonatal. Meningitis neonatal

dapat terjadi pada hampir sepertiga kasus sepsis neonatal. 5 Sebanyak 1,17-2,97 dari 3,5-8,9 kasus

sepsis neonatal per 1000 kelahiran berkembang menjadi meningitis di negara barat dan 2,4-12,7

dari 7,1-38 kasus sepsis neonatal per 1000 kelahiran berkembang menjadi meningitis di negara

berkembang. Meningitis neonatal dapat juga terjadi pada bayi dengan klinis sepsis dengan angka

kejadian berkisar 38%-50%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya

meningitis neonatal, yaitu bayi kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu), bayi berat lahir

rendah. 4

Kasus hidrosefalus bervariasi antara 0,8-3 per 1000 kelahiran.1-3 Di Indonesia, insiden

hidrosefalus mencapai 10 permil. Hidrosefalus dapat menyebabkan konsekuensi yang serius

pada anak meliputi penurunan kapasitas intelektual, defisit motorik, kesulitan perilaku sehingga

memengaruhi kualitas hidup anak yang terbawa hingga dewasa. 5


Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 15% - 20% (Dahlana, 2014). Di

Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar 4,5% (Kementerian

Kesehatan RI, 2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat

inap di rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan. Pneumonia

memiliki tingkat crude fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDIP, 2014).

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan. Didalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014

tentang keperawatan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,

kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu pasien mencapai perawatan diri

secara total dan berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan. Dengan memperhatikan keadaan

kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa

direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar

manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.

Dengan mempelajari mengenai asuhan keperawatan anak dengan kasus meningitis,

hidrosepalus, dan pneumonia perawat dapat mengerti apa yang harus dilakukan saat

mendapatkan pasien dengan kebutuhan tersebut. Selain itu, perawat juga diharapkan mampu

untuk memberikan pendidikan kesehatan supaya bisa memberikan pengarahan kepada keluarga.

B. Tujuan Makalah
1.1 Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang sistem persyarafan berhubungan dengan

penyakit Meningitis, Hidrosefalus dan pneumonia.

1.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar meningitis,hidrosefalus, dan pneumonia

2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pathway dan asuhan keperawatan

berhubungan dengan Meningitis, Hidrosefalus, dan pnemonia.

C. Manfaat
Dapat mengetahui mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit Meningitis, Hidrosefalus, dan pneumonia.

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Kasus
Seorang bayi laki-laki berusia 11 bulan dirawat di rumah sakit dengan diagnosis
hydrocephalus, meningitis, dan pneumonia. Ibu mengatakan setiap hari, kepala
bayi semakin hari semakin bertambah besar. Hasil pemeriksaan TTV: S= 38,5°C, N=
122x/menit, RR= 30X/menit. Hasil pengukuran antropometri: Lingkar kepala= 57
cm, PB= 71 cm, BB= 7,4 kg. Ubun-ubun besar menonjol, mata turun ke bawah
(sunset eyes), reflex pupil lemah, dan papilledema. Bayi muntah menyemprot. Terdapat retraksi
intercosta, terdengar ronki. Ibu mengatakan bayi batuk sudah sejak 4 hari yang lalu; bayi belum
bisa duduk, mengenggam mainan, dan mengucapkan kata-kata. Hasil pemeriksaan
Laboratorium: HB= 12,00 gr % (9-14), Leukosit= 19 x 10 9/L (5,5 – 15,5), Trombosyt= 173 x
109/L (150 – 350), PCV= 0,35 (P 0,38 – 0,42), Kalium = 3,60 meq/L (3,8 - 5), Natrium = 133
meq/L (135 - 144), Test None-Pandy positif. Pemeriksaan kaku kuduk positif.
1. Identitas
a. Nama Anak : An. P
b. Alamat : Jl.Tusam No 40
c. Nomor telepon : 085333156567
d. Tempat/tanggal lahir : Denpasar, 1 Maret 2019
e. Suku : Jawa
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara : 1 Februari 2020
i. Pemberi informasi : Orang tua
j. Penanggung jawab : Orang tua
k. Diagnose medis : Meningitis, Hydrocephalus, Pneumonia
l. Pengasuh utama : Orang tua

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan kepala bayi semakin hari semakin


bertambah besar
3. Keluhan Penyerta : bayi batuk sudah sejak 4 hari yang lalu
4. Penyakit Sekarang (PS)
a. Gejala awal
Ibu baru menyadari bayi batuk terus menerus 4 hari yang lalu dan mengalami
pembesaran kepala bayi sejak usia 11 bulan.
b. Karakteristik
1) Kepala mulai membesar .
2) Adanya muntah menyemprot.
3) Batuk terus menerus
5. Riwayat masa lalu
Ibu mengatakan tidak ada cidera atau riwayat operasi sebelumnya.
Prenatal
a. Kehamilan (Ibu)
1) Jumlah (gravida)
a) Tanggal kelahiran : 1 Maret 2019
2) Hasil (paritas):
a) Normal
b) Lahir :1 Maret 2019 Mati : - Aborsi : -
3) Kesehatan selama kehamilan
Belum Terkaji
4) Obat-obatan yang digunakan
Belum Terkaji

b. Persalinan dan melahirkan :


1) Durasi persalinan : 1 hari (24 jam)
2) Tipe melahirkan : Spontan
3) Tempat melahirkan : Rumah sakit
c. Kelahiran
1) Berat badan/panjang badan : 2700g kg/ 53cm
2) Waktu peningkatan berat badan lahir : Usia 1 bulan
3) Kondisi kesehatan : Sehat
4) Skor apgar : 10-10-10
5) Lama perawatan :2hari
d. Penyakit, operasi atau cidera sebelumnya.
Ibu mengatakan tidak ada penyakit, operasi atau cidera sebelumnya
e. Alergi
1) Hay fever, asma atau cidera : Belum diketahui
2) Reaksi tak umum pada makan, obat, binatang, tanaman atau produk rumah tangga :
Belum diketahui
f. Obat-obatan
1) Nama :-
2) Dosis :-
3) Jadwal :-
4) Durasi :-
5) Alasan pemberian :-
g. Imunisasi
Ibu mengatakan pasien belum mendapat imunisasi Hib
h. Pertumbuhan dan perkembangan
1) Berat badan lahir : 2700 g
2) Berat badan 6 bulan : 6,5 kg
3) Berat badan 1 tahun :-
4) Berat badan sekarang : 7,4 kg
5) Gigi geligi : Anak sudah tumbuh gigi seri 2 pada
bagian atas depan dan bagian bawah 2 gigi seri
6) Usia control kepala :Anak belum bisa mengontrol kepala
7) Usia duduk tanpa dukungan : Anak belum bisa duduk sendiri
8) Usia berjalan : Anak belum bisa berjalan
9) Usia mampu mengeluarkan kata-kata sendiri : Anak belum bisa mengeluarkan
kata-kata sendiri
10) Interaksi dengan teman sebaya : masih dibantu oleh ibu belum bisa
berinteraksi sendiri
11) Interaksi dengan orang dewasa : masih dibantu oleh ibu dan belum
bisa berinteraksi dengan orang dewasa
12) Aktivitas bermain : masih dibantu dengan orang tua,
belum bisa menggenggam mainan sendiri.
a) Kategori bermain yang merangsang motorik halus dan motorik kasar.
b) Ibu mengatakan anak banyak memiliki mainan di rumah seperti bola- bola
dan balok.
c) Orang tua mengerti tentang pentingnya bermain bagi pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
13) Partisipasi dalam aktivitas organisasi,
seperti olahraga, kepramukaan dan sebagainya
Tidak terkaji
i. Kebiasaan
1) Pola perilaku
a) Menggigit kuku : ya/tidak
b) Menghisap ibu jari : ya/tidak
c) Pika : ya/tidak
d) Ritual seperti “selimut pengaman” : -
e) Gerakan tidak umum (membenturkan kepala, memanjat) :-
f) Tempertantrum : ya/tidak
2) Aktivitas kehidupan sehari-hari
1) Jam tidur malam :jam 20.00 Jam bangun :jam 06.00
2) Durasi tidur malam :11 jam Durasi tidur siang :2,5 jam
3) Usia toilet traning : Belum bisa melakukan secara mandiri
1) Pola defekasi :1 kali sehari Pola berkemih:5 – 10 kali dalam sehari
2) Kejadian enuresis pernah/tidak
3) Tipe latihan :Tidak terkaji
3) Pengaturan penyalahgunaan obat, alcohol, kopi (kafein) atau tembakau.
Tidak ada
4) Respon terhadap fustrasi : Tidak ada
14) Pemeriksaan fisik dengan pendekatan tinjauan sistem
a. Umum
 Keadaan umum dan kesadaran: An. P tampak sakit sedang terpasang infus di
metacarpal sinistra, terpasang masker oksigen 5 liter.
 Antopometri
a. BBL : 7,4 Kg
b. PBL : 71 cm
c. Lingkar Kepala : 57 cm
d. Lingkar dada :-
 TTV : HR 122x/menit, S = 38,5oC, RR = 30x/menit
b. Integument
a. Inspeksi :Tidak ada kerontokan rambut dan tidak ada perubahan warna rambut
b. Palpasi :turgor kulit elastis ,tidak edema
Kepala
a. Inspeksi : kepala membesar, ubun-ubun besar menonjol,lingkar kepala 57 cm.
b. Palpasi : teraba kepala membesar, tidak ada benjolan.
c. Leher terdapat kaku kuduk.
c. Mata
Inspeksi : sunset eyes dan papil edema,reflex pupil lemah
d. Hidung
a. Inspeksi :tidak ada perdarahan hidung (epistaksis), terdapat sekret
e. Telinga
1) Simetris/tidak
2) Sakit telinga : tidak ada keluhan
3) Rabas : bersih

f. Mulut
a. Inspeksi : Tidak ada pernapasan mulut dan perdarahan gusi.
g. Tenggorok
a. Inspeksi :tidak ada pembesaran tonsil
h. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
i. Dada
Paru-Paru
a. Inspeksi : terdapat retraksi dinding dada kedalam
b. Palpasi : vokal fremitus menurun dikedua paru
c. Perkusi : bunyi sonor kedua lapang paru
d. Auskultasi: suara nafas tambahan ronkhi
Jantung
a. Inspeksi : tampak denyutan di ICS 5 midklavikula sinistra
b. Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 midklavikula sinistra
c. Perkusi : perkusi jantung pekak
d. Auskultasi: BJ I (bunyi menutupnya katup mitral dan trikuspidalis (lub)), BJ
II (bunyi menutupnya katup aorta dan pulmonalis (dub))
j. Pernapasan
RR 30x/menit, irama pernafasan cepat, pernafasan dangkal, retraksi dinding dada
kedalam, pernafasan cuping hidung (+).
k. Kardiovaskuler
a. Tidak ada sianosis atau keletihan pada aktivitas
b. Tidak ada riwayat murmur jantung dan anemi
c. Belum pernah periksa laboratorium darah dan golongan darah
d. Belum pernah tranfusi darah.

l. Gastrointestinal
Tidak ada pengurangan napsu makan,mual dan muntah,ikterik atau kulit kuning atau
sclera,tidak ada perubahan kebiasaan defekasi saat ini
Abdomen
a. Inspeksi : abdomen tampak simetris,
b. Auskultasi : bising usus 15x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : bunyi tympani pada 4 kuadran
m. Genitourianarius
a. Tidak ada nyeri saat bak,hematuria,nokturia,polyuria dan bau tidak enak pada urin
n. Ginekologis
a. Inspeksi : testis sudah turun pada kantung skrotum
o. Musculoskeletal
a. Tidak ada kelemahan,tidak ada kekakuan ,belum bisa duduk ,tidak ada
deformitas,fraktur
b. Tingkat aktifitas masih dibantu oleh ibunya, anak belum bisa duduk , berdiri
maupun jalan.
p. Neurologis
a. Pasien sudah bisa mengerti bahasa yang kita ucapkan
q. Endokrin
a. Pasien terlihat lemah
15) Riwayat Nutrisi
a. Pola makan :3x sehari
b. Jenis makanan/minuman yang diberikan orang tua :Bubur &ASI
c. Porsi makan yang dihabiskan anak :Setengah porsi makan
d. Jenis makanan/ minuman kesukaan anak :Bubur
e. Berat badan :7, 4 kg
f. Panjang badan :71 cm
g. Lingkar kepala :57 cm
h. Lingkar lengan tengah :14 cm
i. Lingkar perut : 45 cm
j. Status gizi : Kurang
Berdasarkan Z score BB dengan Usia ditemukan hasil -3 SD sampai -2 SD jadi nilai
status gizi kurang.
16) Riwayat Medis Keluarga
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit genetik dan tidak ada penyakit menular di
keluarga sebelumnya.
17) Riwayat Pribadi Keluarga/Sosial
a. Ibu sudah mengetahui perannya sebagai ibu rumah tangga, begitu juga dengan ayah
berperan sebagai kepala keluarga.
18) Profil Pasien (ringkasan)
a. Status kesehatan.
Pasien menderita hidrocephalus, merupakan penyakit kongenital dan bukan
merupakan penyakit menular. Ibu pasien mengatakan sudah 4 hari ini pasien batuk
terus menerus
b. Ibu mengatakan bahwa jika anaknya lapar atau haus, atau sakit pasti menangis
c. Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga berada dalam kalangan sedang, hanya
suami yang bekerja ibu berjualan sembako dirumah.
19) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan rontgen thorax hasilnya menunjukkan ada bagian yang berwarna putih-
putih dibagian kiri kanan paru. Hasil pemeriksaan kultur sputum terdapat bakteri
Streptococcus pneumoniae. Hasil laboratorium darah HB = 12,00 gr % (9-14), leukosit
= 19 x 109/L (5,5-15,5), Trombosyt = 173 x 109/L (150-350), PCV = 0,35 (P 0,38-0,42),
Kalium = 3,60 meq/L (3,8-5), Natrium = 133 meq/L (135-144), Test None-Pandy
positif
FORMAT ANALISIS DATA

TGL DATA MASALAH ETIOLOGI


&
WAKTU
1 DS : Ketidakefektifan Eksudat dalam alveoli
Februari bersihan jalan nafas
- Ibu mengatakan anak
2020
10.00 batuk sudah sejak 4
WIB
hari yang lalu
- Ibu mengatakan anak
belum vaksin Hib
DO :
1. Anak tampak lemah
2. Ada retraksi
intercosta
3. Ronkhi (+)
4. TTV suhu = 38,5 0C,
N = 122x/menit, RR
= 30x/menit.
5. Hasil rontgen thorax
menunjukkan ada
bagian yang berwarna
putih-putih dibagian
kiri kanan paru.
6. Pemeriksaan kultur
sputum terdapat
bakteri Streptococus
pneumoniae
1 DS : Penurunan kapasitas Peningkatan yang
Februari adaptif intracranial. terus berlangsung
- Ibu mengatakan setiap
2020 pada tekanan
10.00 hari, kepala anak intracranial.
WIB
semakin hari semakin
bertambah besar.
DO :
1. Hasil pengukuran
antopometri lingkar
kepala = 57cm, PB =
71 cm, BB = 7,4 kg.
2. TTV suhu = 38,5 0C,
N = 122x/menit, RR
= 30x/menit.
3. Hasil pengukuran
antopometri lingkar
kepala = 57cm, PB =
71 cm, BB = 7,4 kg.
2. Ubun-ubun besar
menonjol.
3. Mata turun kebawah
(sunset eyes)
4. Reflek pupil lemah
5. Papill edema
6. Muntah menyemprot.
7. Test None-Pandy
positif.
8. Leukosit = 19 X
109 /L

1Februar DS : Hipertermia Sepsis


i 2020
-
10.00
WIB DO:
- Hasil pemeriksaan
suhu 38,5C, nadi
122x/menit,
pernafasan 30x/menit

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d Eksudat dalam alveoli, dibuktikan dengan
Ibu mengatakan anak batuk sudah sejak 4 hari yang lalu, Ibu mengatakan anak
belum vaksin Hib, anak tampak lemah, ada retraksi intercosta, Ronkhi (+) TTV suhu
= 38,5 0C, N = 122x/menit, RR = 30x/menit. Hasil rontgen thorax menunjukkan ada
bagian yang berwarna putih-putih dibagian kiri kanan paru. Pemeriksaan kultur
sputum terdapat bakteri Streptococus pneumoniae
2. Penurunan kapasitas adaptif intracranial b/d Peningkatan yang terus berlangsung
pada tekanan intracranial, dibuktikan dengan Ibu mengatakan setiap hari, kepala anak
semakin hari semakin bertambah besar. Hasil pengukuran antopometri lingkar kepala
= 57cm, PB = 71 cm, BB = 7,4 kg. Ubun-ubun besar menonjol, mata turun kebawah
(sunset eyes), reflek pupil lemah, dan papill edema. Anak muntah menyemprot.Test
Non-Pandy Positiv, TTV suhu = 38,5 0C, Test None-Pandy positif, Leukosit = 19 X
109 /L.
3. Hipertermia berhubungan dengan Sepsis dibuktikan dengan TTV suhu = 38,5 0C, N
= 122x/menit, RR = 30x/menit. Hasil pengukuran antopometri lingkar kepala =
57cm, PB = 71 cm, BB = 7,4 kg
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
TGL N NOC NIC RASIONALISA
DAN O SI
WAKTU DP
1 1 Tujuan : Ketidakefektifan bersihan 1. 1. Manajemen
Februari jalan nafas pada pasien dapat teratasi 1. Manajemen Jalan Nafas
2020 setelah dilakukan tindakan Jalan Nafas (3140)
10.00 keperawatan selama 3x24 jam, pasien (3140)
WIB mampu: Observasi:
Observasi:
Domain II : Kesehatan Fisiologis a. Status
a. Monitor status
Kelas E : Jantung Paru pernafasan
pernafasan dan
Outcome 1 : Status Pernafasan dipantau
(0415) oksigenasi untuk
sebagaimana mengetahui
Indikator A T Keterangan mestinya. bagaimana
Frekuensi 1 4 1:>50x/menit (retraksi dada) perkembanga
pernafasa 2:40-50x/menit n oksigenasi
n 3:30-40x/menit pasien serta
4:20-30x/menit menghindari
5:18-20x/menit terjadinya hal
Irama 4 5 1: Biot yang tidak
pernafasa 2:Cheyne diinginkan
n Stokes karena kurang
3:Kussmaul mengetahui
4:Tidak perkembanga
periodik n oksigenasi
5:Normal/perio pasien.
dik
Retraksi 3 4 1:Retraksi Mandiri: Mandiri:
dinding dada sangat
dada terlihat b. Posisikan b. Pasien
2:Retraksi pasien untuk mungkin
dada cukup memaksimal merasa
terlihat sangat kan ventilasi nyaman
dalam (posisi dengan posisi
3:Retraksi semifowler). setengah
dada terlihat duduk untuk
dalam meningkatkan
4:Retraksi inspirasi
dada terlihat maksimal dan
samar meningkatkan
5:Retraksi ventilasi,
dada tidak meningkatkan
terlihat ekspansi
Suara 2 5 1:Sangat berat dada.
nafas 2:Berat
tambahan 3:Cukup c. Suara nafas
4:Ringan c. Auskultasi ronkhi
5:Tidak ada suara nafas, terdengar
ronkhi catat area pada saat
Batuk 2 4 1:Batuk terus yang ekspirasi
menerus ventilasinya sebagai
>4hari menurun dan respon
2:Batuk terus adanya suara spasme
menerus 4 hari tambahan obstruksi
3:kadang- (ronkhi) saluran nafas.
kadang batuk
4:jarang batuk d. Pasien berada
d. Intruksikan
5:Tidak batuk pada resiko
bagaimana
tinggi bila
agar bisa tidak dapat
melakukan batuk dengan
batuk efektif untuk
efektif. membersihka
n jalan nafas
dan
mengalami
kesulitan
dalam
menelan
sehingga
menyebabkan
gagal nafas.

e. Ballon
e. Gunakan therapy lebih
teknik yang efektif
menyenangk memberi
an untuk pengaruh
memotivasi yang
bernafas signifikan
pada status
dalam
oksigenasi
kepada anak
saturasi
-anak (misal, oksigen serta
meniup mengurangi
gelembung gejala
balon, pernafasan.
meniup
kincir,
peluit,
harmonika,
balon.)
Edukasi:- Edukasi:
Kolaborasi: Kolaborasi:
f. Kelola
f. Bronkodilator
pemberian bekerja
bronkodilato dengan cara
r melebarkan
sebagaimana bronkus
mestinya(Ob (saluran
at Flutias pernapasan)
50, dosis 2 dan
inhalasi merelaksasi
Flutias 50 otot-otot pada
2x/hari, rute saluran
pernapasan
inhalasi, jam
sehingga
10.15
proses
bernapas
menjadi lebih
ringan dan
lancar.

g. Kelola g. Pemberian
pemberian Oksigen
oksigen diperhatikan
sebagaimana untuk
mencegah
mestinya
terjadinya
(oksigen
hypoxia
nasal kanul 2
L/menit).

h. Kelola h. Pemberian
nebulizer obat melalui
nebulizer
ultrasonik,
dapat
sebagaimana
merangsang
mestinya. batuk dan
(Obat pembersihan
Ventolin, jalan nafas
dosis 2,5 secara
mg, rute mekanik ,
nebulisasi, ventolin dapat
jam 10.20) memvasodilat
asi jalan nafas
yang
menyempit.

i. Amoxilin
i. Berikan
sebagai
Obat
antibiotik
Amoxilin, sebagai
dosis 20 indikator
mg/kg/hari meminimalisi
setiap 8 jam, r infeksi.
rute oral,
jam 12.00
dan 08.00

2. Terapi
2. Terapi
Oksigen
Oksigen
(3320)
(3320)
Observasi:
Observasi:
a. Monitor
a. Monitor aliran oksigen
aliran untuk melihat
oksigen. ada tidaknya
aliran oksigen
yang masuk.
Mandiri :
Mandiri:
b. Pertahankan
b. Kepatenan
kepatenan
jalan nafas
jalan nafas. seperti posisi,
alat oksigen
yang
diberikan
diperhatikan
kestabilannya
sebagai
indikator
kemudahan
dalam proses
respirasi.
c. Penggantian
c. Pastikan alat oksigen
penggantian pada pasien
nasal kanul pneumonia
setiap kali sebagai
indikator
perangkat
meminimaslis
oksigen
ir infeksi
diganti. nosokomial.

Edukasi:-
Edukasi:- Kolaborasi:
Kolaborasi:
d. Oksigen
d. Berikan menggunakan
oksigen nasal kanul
sesuai advis pada anak
diberikan
dokter (nasal
dengan dosis
kanul
2 liter/ menit
2L/menit).
1 2 Masalah keperawatan Penurunan Monitor tekanan Monitor tekanan
Februari kapasitas adaptif intracranial. setelah intracranial intracranial
2020 dilakukan tindakan keperawatan (2590) (2590)
10.00 selama 3 x 24 jam teratasi dengan Mandiri Mandiri
WIB kriteria hasil : 1. Bantu 1. Membantu
Domain II :Kesehatan Fisiologi menyisipkan perawat
Kelas :Neurokognitif Outcome : Status perangkat dalam
neurologi pemantauan memantau
No Indikator A T TIK TIK
.
1. Ukuran 3 5
pupil
2. Reaktivita 2 4 2. Letakkan 2. Membantu
s pupil kepala dan dan
leher pasien memberikan
Keterangan : dengan posisi yang
posisi netral, nyaman /
a. Refleks Pupil hindari mengurangi
1. Diberi cahaya terjadi fleksi penurunan
perbedaan ukuran>besar dari pinggang cairan dan
normal (3-4cm). yang tidak
2. Diberi cahaya terjadi perbedan berlebihan menciderai
ukuran 2 pupil > 1mm. pasien
3. Bila diberi cahaya terjadi
penurunan kontraksi pupil, bila
diberikan cahaya langsung 3. Meminimalisi
sekitar 5 detik baru terjdi 3. Sesuaikan r agar kepala
konstriksi. kepala pasien tetap
4. Bila cahaya diberikan pada tempat tidur optimal
salah satu mata, maka akan untuk
memberikan respon yang sama mengoptimal
pada mata yang lain kan perfusi
5. Bila pupil diberi cahaya yang cerebral
terang, pupil akan kontriksi
langsung. 4. Berikan 4. Meningkatka
posisi semi n perfusi
c. Ukuran pupil fowler jaringan.
1. Pupil mata kanan-kiri
sama/tidak sama >1cm
2. Pupil mata kanan-kiri sama 1- 5. Berikan 5.Agar dapat
2mm posisi meningkatkan
3. Pupil mata kanan-kiri tidak elevasi drainase vena
sama 1-2mm kepala 15- dan
4. Pupil mata kanan-kiri sama 30º menurunkan
2mm TIK dengan
6. Pupil mata kanan-kiri sama 3-4 tanpa
mm. kontraindikasi
fraktur spinal.

Monitor Monitor
1. Monitor 1.Karena pada
intake dan pasien
output hydrochepalus
terjadi
kelebihan
volume cairan.
Jadi harus
dimonitor
untuk intake
input dan
output agar
tidak terjadi
kelebihan pada
intake.

2. Monitor 2. Dengan adanya


suhu peningkatan
suhu, sebagai
tanda adanya
infeksi
sistemik.

Edukasi Edukasi
- -
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi 1. Digunakan
dengan untuk
dokter mengatasi
pemberian infeksi bakteri
Obat
cefotaxime,
dosis 50
mg/kgBB
setiap 8 jam,
rute suntikan
IV, jam
12.00 dan
jam 08.00

2. Kolaborasi 2. Digunakan
dengan untuk
dokter untuk mempertahank
pemberian an
Obat /menurunkan
Furosemida, tekanan
dosis 20 intracranial
mg/kgBB,
rute suntikan
IM/IV per
hari, jam
12.00
1 3 Masalah keperawatan Hipertermia. Perawatan Perawatan
Februari setelah dilakukan tindakan Demam (3740) Demam (3740)
2020 keperawatan selama 3 x 24 jam Mandiri Mandiri
10.00 teratasi dengan kriteria hasil : 1. Tingkatkan 1.Meminimalka
WIB Domain II :Kesehatan Fisiologi sirkulasi n udara di
Kelas : Regulasi Metabolik (I) udara sekitar bayi
Outcome : Tanda-tanda Vital (0802)
No Indikator A T
.
1. Suhu 2 5
tubuh 2. Fasilitasi 2.Untuk
2. Denyut 2 5 istirahat, mengurangi
nadi radial terapkan terjadinya
Keterangan : pembatasan dehidrasi
a. Demam aktivitas pada bayi
1. 38,6oC-40 oC
2. 38,1 oC -38,5 oC 3. Dorong 3.Untuk
3. 37,6 oC -38 oC konsumsi menggantikan
4. 37,1 oC -37,5 oC cairan cairan tubuh
5. <37 oC yang hilang
akibat panas
b. Denyut Nadi radial badan
1. >130x/menit
2. 121-130x/menit Monitor Monitor
3. 111-120x/menit 1. Monitor 1. Mengidentifik
4. 101-110x/menit warna kulit asi adanya
5. 60-100x/menit dan suhu perubahan
warna kulit

2. Pantau suhu 2. Mengetahui


dan TTV perubahan
lainnya suhu dan TTV
pada bayi

3. Pantau 3. Mengetahui
komplikasi komplikasi
yang yang terjadi
berhubungan akibat demam
dengan
demam serta
tanda
(kejang)

Kolaborasi Kolaborasi
1. Beri Obat 1. Untuk
Paracetamol, menurunkan
dosis 60 panas pada
mg/kgBB bayi
setiap 6 jam,
rute injeksi
intravena,
jam 12.00

Edukasi Edukasi
- -
4.
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN HARI PERTAMA

TGL DAN NO IMPLEMENTASI DAN NAMA &


WAKTU DP RESPON TANDA
TANGAN
1 Februari 2020 1, 2 Memberikan posisi semifowler pada Marlin
Jam 10.10 WIB pasien
RS: -
RO: Pasien dalam posisi setengah
duduk 45, pasien tampak lebih nyaman
bernafas
1 Februari 2020 1 Memberikan obat inhaler Flutias 50 Marlin
Jam 10.15 WIB pada pasien
RS : -
RO : Obat dihirup 2 kali oleh pasien,
sesak nafas berkurang, bunyi suara
nafas ronkhi berkurang
1 Februari 2020 1 Memberikan terapi oksigen nasal kanul Marlin
Jam 10.18 WIB 2 liter kepada pasien
RS : -
RO : Pasien terlihat lebih nyaman,
oksigen nasal kanul 2L/menit diberikan
1 Februari 2020 1 Memberikan ventolin 2,5 mg melalui Marlin
Jam 10.20 WIB nebulizer pada pasien
RS : -
RO : obat ventolin 2,5 mg diberikan,
habis dalam 15 menit, pasien batuk
1 Februari 2020 1, Memberikan obat Amoxilin 20 mg per Marlin
Jam 12.00 WIB 2,3 oral, obat cefotaxime 50 mg per IV,
obat furosemide 20 mg per IV,
paracetamol 60 mg per IV pada pasien.
RS : Ibu pasien mengatakan sudah
meminumkan obat amoxilin dengan
buah pisang
RO : obat sudah diberikan Amoxilin 20
mg per oral, obat cefotaxime 50 mg per
IV, obat furosemide 20 mg per IV,
paracetamol 60 mg per IV telah di
suntikan.
1 Februari 2020 1, 2, Mengukur tanda-tanda vital pasien Marlin
Jam 17.00 WIB 3 RS : -
RO : Suhu 37,4C, RR: 25x/menit, Nadi
90x/menit, SPO2 99%
1 Februari 2020 1 Melakukan pemeriksaan fisik Marlin
Jam 17.10 WIB pernafasan pada pasien
RS : -
RO : retraksi dinding dada kedalam
samar terlihat dari pada sebelumnya

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


HARI PERTAMA
TGL DAN DO DX EVALUASI (SOAP) NAMA &
WAKTU TANDA
TANGAN
1 Februari 2020 1 S: Ibu Pasien mengatakan pasien masih Marlin
Jam 18.00 WIB
sesak, jarang batuk, retraksi dada sedikit
tampak. Ibu juga mengatakan setiap hari,
kepala anak semakin hari semakin
bertambah besar.

O:

Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 4 25x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi sedikit
dinding tampak
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas sedikit ronkhi
tambahan
Demam 4 5 5 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 4 Jarang batuk
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi dilanjutkan untuk intervensi
manajemen jalan nafas (poin a sampai e, g
dan h), intervensi terapi oksigen, monitor
tekanan intracranial dan monitor tanda-
tanda vital

FORMAT CATATAN KEPERAWATAN HARI KEDUA

TGL DAN NO IMPLEMENTASI DAN NAMA &


WAKTU DP RESPON TANDA
TANGAN
2 Februari 2020 1 Memberikan obat Amoxilin 20 mg per Marlin
Jam 08.00 WIB oral dan obat Cefotaxime 50 mg per
IV pada pasien
RS : Ibu pasien mengatakan sudah
minum obat dengan buah pisang
RO : Obat sudah diberikan Amoxilin
20 mg telah diminum dan Cefotaxime
50 mg per IV telah disuntikan
2 Februari 2020 1, 2 Memberikan posisi semifowler pada Marlin
Jam 11.00 WIB pasien
RS : Ibu pasien mengatakan pasien
lebih nyaman tidurnya
RO : Pasien dalam posisi setengah
duduk 45, pasien tampak lebih
nyaman
2 Februari 2020 1 Memberikan obat ventolin 2,5 mg Marlin
Jam 11.02 WIB melalui nebulizer kepada pasien
RS : -
RO : obat ventolin 2,5 mg diberikan,
habis dalam 15 menit, pasien batuk
2 Februari 2020 1 Mengajarkan batuk efektif kepada Marlin
Jam 11.15 WIB pasien
RS : Ibu Pasien mengatakan anak
lebih lega dari sebelumnya
RO : Pasien dapat batuk dan
mengeluarkan sedikit lendir warna
putih, encer, tampak sedikit lega
setelah batuk
2 Februari 2020 2 Memberikan obat cefotaxime 50 mg Marlin
Jam 11.50 WIB per IV dan furosemide 20 mg per IV
dan amoxilin 20 mg per oral pada
pasien
RS : Ibu mengatakan sudah
meminumkan obat amoxilin dengan
buah pisang
RO : obat sudah diberikan amoxilin
20 mg telah diminum dan cefotaxime
50 mg per IV dan furosemide 20 mg
per IV telah disuntikan
2 Februari 2020 1 Menganjurkan ibu untuk pasien Marlin
Jam 12.00 WIB istirahat
RS : -
RO : Pasien tidur, tampak lemah
2 Februari 2020 1,2 Mengukur tanda-tanda vital pasien Marlin
Jam 13.50 WIB RS : -
RO : Suhu 37,0C, RR: 24x/menit,
Nadi 90x/menit, SPO2 99%
2 Februari 2020 1,2 Melakukan pemeriksaan fisik Marlin
Jam 13.50 WIB pernafasan, reaktifitas dan ukuran
pupil pasien
RS : -
RO : retraksi dinding dada kedalam
sedikit terlihat dari pada sebelumnya,
kadang batuk, suara ronkhi saat
ekspirasi, nyeri dada (-), RR
24x/menit, pupil mata kanan-kiri sama
2 mm, respon cahaya sama pada
kedua mata

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


HARI KEDUA
TGL DAN DO DX EVALUASI (SOAP) NAMA &
WAKTU TANDA
TANGAN
2 Februari 2020 1 S: Ibu Pasien mengatakan pasien masih Marlin
Jam 14.00 WIB
sesak, jarang batuk, retraksi dada sedikit
tampak. Ibu juga mengatakan setiap hari,
kepala anak semakin hari semakin
bertambah besar.
O:

Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 4 25x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi dada
dinding terlihat samar
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas ronkhi
tambahan
Demam 4 5 4 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 3 kadang-kadang
batuk

No Indikator A T C Keterangan
.
1. Hipertermi 2 5 5 Suhu
37,0C
2. Ukuran 3 5 4 Pupil mata
pupil kanan kiri
sama 2 mm
3. Reaktivitas 2 4 4 Respon
pupil cahaya
sama pada
kedua mata

A : Tujuan tercapai sebagian


P : Intervensi dilanjutkan untuk intervensi
manajemen jalan nafas (poin a sampai e, g
dan h), intervensi terapi oksigen, monitor
tekanan intracranial dan monitor tanda-tanda
vital

FORMAT CATATAN KEPERAWATAN HARI KETIGA

TGL DAN NO IMPLEMENTASI DAN NAMA &


WAKTU DP RESPON TANDA
TANGAN
3 Februari 2020 2 Memberikan obat cefotaxime 50 mg Marlin
Jam 08.00 WIB per IV dan furosemide 20 mg per IV
pada pasien
RS : -
RO : obat sudah diberikan cefotaxime
50 mg per IV dan furosemide 20 mg
per IV telah disuntikan
3 Februari 2020 1 Memberikan obat Amoxilin 20 mg Marlin
Jam 08.00 WIB tablet pada pasien
RS : Ibu pasien mengatakan sudah
minum obat dengan buah pisang
RO : Obat sudah diberikan 20 mg
telah diminum
3 Februari 2020 1, 2 Memberikan posisi semifowler pada Marlin
Jam 08.00 WIB pasien
RS : Ibu pasien mengatakan pasien
lebih nyaman tidurnya
RO : Pasien dalam posisi setengah
duduk 45, pasien tampak lebih
nyaman
3 Februari 2020 1 Monitor terapi oksigen nasal kanul 2 Marlin
Jam 10.00 WIB liter kepada pasien
RS : -
RO : Pasien terlihat tidur nyaman,
oksigen nasal kanul 2L/menit
diberikan
3 Februari 2020 1,2 Mengukur tanda-tanda vital pasien Marlin
Jam 11.00 WIB RS : -
RO : Suhu 37,4C, RR: 25x/menit,
Nadi 90x/menit, SPO2 99%
3 Februari 2020 1,2 Melakukan pemeriksaan fisik Marlin
Jam 13.00 WIB pernafasan, reaktifitas dan ukuran
pupil pasien
RS : -
RO : retraksi dinding dada kedalam
sedikit terlihat dari pada sebelumnya,
kadang batuk, suara ronkhi saat
ekspirasi, nyeri dada (-), RR
24x/menit, pupil mata kanan-kiri sama
3-4 mm, respon cahaya pupil langsung
konstriksi
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KETIGA
TGL DAN DO DX EVALUASI (SOAP) NAMA &
WAKTU TANDA
TANGAN
3 Februari 2020 1 S: Ibu Pasien mengatakan pasien masih Marlin
Jam 14.00 WIB
sesak, jarang batuk.

O:

Indikator A T C Keterangan
Frekuensi 1 4 5 20x/menit
pernafasa
n
Irama 4 5 4 Irama
pernafasa pernafasan tidak
n periodik
Retraksi 3 4 4 Retraksi dada (-)
dinding
dada
Suara 2 5 4 Suara nafas
nafas sedikit ronkhi
tambahan
Demam 4 5 4 Suhu 37,0C
Batuk 2 4 3 Jarang batuk

No Indikator A T C Keterangan
.
1. Hipertermi 2 5 5 Suhu
37,0C
2. Ukuran 3 5 5 Pupil mata
pupil kanan kiri
sama 3-4
mm
3. Reaktivitas 2 5 5 Respon
pupil cahaya
pupil
langsung
konstriksi
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan melanjutkan terapi
farmakologis dirumah

REFERENSI

1. Jevuska. Penyakit radang atau selaput otak. 5 November 2012 [cited 2015 Jan 6]. Avaible

from: http://www.jevuska.com/2012/11/05/p enyakit-meningitis-radang-selaputotak-

pengertian-penyebab-jenis/

2. Andareto, O. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda: mengetahui macam-macam

penyakit yang dapat menular serta cara pencegahannya. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta

3. Satyanegara. Buku Ajar Bedah Saraf Edisi IV. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama;

2010. P.267- 89

4. Khalessi N, Afsharkhas L. Neonatal meningitis: risk factors, causes and neurologic

complications. Iran J Child Neurol. 2014;8:46-50.

5. Tully HM, Dobyns WB. Infantile hydrocephalus: a review of epidemiology,

classification and causes. Eur J Med Gen 2014;57:359–68.

6. Suwarba, I. 2011. Insidens dan Karakteristik Klinis Epilepsi pada Anak. Vol 13, No. 2,

Agustus 2011. 124

7. Satyanegara.Ilmu Bedah Saraf. Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013


8. Satyanegara.Ilmu Bedah Saraf. Edisi 5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014

9. Bahrudin,Moch.Neurologi Klinis.Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang,

2017

10. Moorhead dkk.,Nursing Outcomes Classification.edisi 5.Yogyakarta:Moco Media,2013.

11. Bulechek dkk.,Nursing Intervention Classification.edisi 5.Yogyakarta:Moco Media,2013.

12. Urden LD, Stacy KM, Lough ME. Critical care nursing: Diagnosis and management.

Seventh edition. Dalam: Januszewicz L, Buesch B, editor. Neurologic disorders and

therapeutic management. Missouri: Elsevier Mosby; 2014.p.

Anda mungkin juga menyukai