DISUSUN
OLEH :
1. ALISYA HUMAIRA
2. PUTRI BALQIS
3. TEUKU FATAHILLAH
4. WILDA THUSIFA
5. ZURATUN RAIHANA
KELAS : III-C
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas keperawatan dewasa I.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT RESPIRATORY DISSTRES”
Ucapan terima kasih kami haturkankepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu,terutama pertolongan dari Allah,sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun,agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Definisi .........................................................................................
B. Etiologi …………………………………………………………….
C. Klasifikasi …………………………………………………………
D. Patofisiologi ………………………………………………………..
E. Manifestasi Klinis………………………………………………….
F. Pemeriksaan Diagnostik ……………………………………….
G. Penatalaksanaan …………………………………………………
H. Komplikasi ……………………………………………………………
I. Rencana Asuhan Keperawatan …………………………………
A. kesimpulan …………………………………………………………….
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
ACUTE respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan suatu bentukan dari gagal
napas akut yang ditandai dengan: hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru, dispnea, edema paru-
paru bilateral tanpa gagal jantung, dan infiltrate yang menyebar. Selain itu, ARDS dikenal juga
dengan nama ‘noncardiogenic pulmonary edema’, ‘shock pulmonary’, dan lain-lain.
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah salah satu penyakit paru akut yang
memerlukan perawatan di IntensiveCare Unit (ICU) dan mempunyai angka kematian yang tinggi
yaitu mencapai 60%. Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti,banyak faktor penyebab yang
dapat berperan padagangguan ini menyebabkan ARDS tidak disebut paru dan menyebabkan
fibrosis. ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalam jaring-
jaringa kapiler, terdapat ketidak seimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat
akibatkerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-paru. ARDS
menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan, yang mengarah pada kolapsalveolar.
Komplians paru menjadi sangat menurun atau paruparu menjadikakuakibatnya adalah penuruna
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia beratdan hipokapnia. Oleh karena itu,
penanganan ARDS sangat memerlukan tindakan khusus dari perawat untuk mencegah
memburuknya kondisi kesehatan klien. Hal tersebut dikarenakan klien yang mengalami ARDS
dalam kondisi gawat yang dapat mengancam jiwa klien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal
4. Trauma
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah
beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
Cidera sistem syaraf yang serius seperti trauma CVA, tumor, dan
peningkatan teknan intra kranial dapat menyebabkan terangsangnya syaraf
simpatis sehingga mengakibatkan vasokonstriksi sistemik dengan distribusi
sejumlah besar volume darah kedalam paru-paru hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatk dan kemudian akan menyebabkan cidera paru-
paru (plum injury).
9. Menelan obat berlebih dan overdosis narkotik atau non narkotik (heroin,
opioit, aspirin).
10. Kelainan darah (DIC, Tranfusi darah multiple, dan bypass cardiopulmoner).
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
E. Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium :
b. Volume tidal
c. Ventilasi semenit
h. PaCO2, mmHg.
4. Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada
PaO2, PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg,
PaCO2 lebih dari 50 mmHg, dan pH < 7,35.
7. Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum)
untuk menentukan penyebab utama dari kondisi pasien.
F. Penatalaksaan
1. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara
potensial mempunyai efek samping toksik. Pasien tanpa riwayat penyakit paru-
paru tampak toleran dengan oksigen 100% selama 24-27 jam tanpa abnormalitas
fisiologis yang spesifik.
2. Vetilasi Mekanik
5. Terapi farmakologi
7. Pencegahan Infeksi
8. Dukungan Nutrisi
Malnutrisi merupakan masalh umu pada paseien dengan masalah kritis. Nutrisi
parental total (hiperalimentsi intravena) atau pemberian makanan melalui selang dapat
memperbaiki malnutrisi dan kemungkinan pasien untuk menghindari gagal nafas
sehubugan dengan nutrisi buruk pada otot inspirsi.
b. Sepsis
c. Hipotermia
d. Hipertermia
e. Overdosis obat
g. Tranfusi multipel
h. Bypass jantung-paru
i. Eklamsia
j. Luka bakar
k. Pankreastitis
a. Infeksi paru
b. Inhalasi toksik
d. Pneumonia
d. Hitung sel darah putih lebih dari 12.000 sel/mm3 atau kurang dari 4000 sel/mm3atau
lebih dari 10% bentuk imatur (pita).
BAB III
B. Pengkajian Primer
1. Airway ( Jalan Napas)
a. Jalan nafas tidak normal
b. Terdengar adanya bunyi nafas ronchi
c. Tidak ada jejas badan daerah dada
2. Breathing
a. Peningkatan frekuensi nafas
b. Nafas dangkal dan cepat
c. Kelemahan otot pernafasan
d. Kesulitan bernafas (sianosis)
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung: Gelisah, letargi, takikardia
b. Sakit Kepala
c. Pingsan
d. Berkeringat banyak
e. Pusing
f. Mata berkunang-kunang
g. Berkeringat banyak
4. Disability
a. Dapat terjadi penurunan kesabaran
b. Treage (Merah)
C. Pengkajian Sekunder
1. Pengkajian fisik
a. B1 (Breath): sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, batuk kering, ronkhi basah, krekel
halus di seluruh bidang paru, stridor, wheezing.
b. B2 (Blood): pucat, sianosis (stadium lanjut), tekanan darah bisa normal
ataumeningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut(shock),
takikardi biasa terjadi, bunyi jantung normal tanpa murmur ataugallop.
c. B3 (Brain): kesadaran menurun (seperti bingung dan atau agitasi), tremor.
d. B4 (Bowel): -
e. B5 (Bladder): -
f. B6 (Bone): kemerahan pada kulit punggung setelah beberapa hari dirawat.
2. Pengelompokan data
a. Data subjektif
1) Klien mengeluh mudah lelah
2) Klien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas
3) Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakit
4) Klien mengatakan takut akan kondisinya
5) Klien mengatakan kesulitan untuk bernafas
6) Klien mengatakan merasa sesak
b. Data Objektif
1) Peningkatan kerja nafas (penggunaan otot pernafasan)
2) Bunyi nafas mungkin ronchi dan suara nafas bronchial
3) Nafas cepat
4) Penurunan dan tidak seimbangnya ekspansi darah
5) Adanya sputum encer, berbusa
6) Sianosis
7) Ketakutan akan kematian
8) Hipoksemia
9) Hipotensi pada stadium lanjut
10) Takikardi
11) Kulit membrane mukosa mungkin pucat atau dingin
12) Klien Nampak gelisah
13) Kelemahan otot
14) Mudah lelah saat beraktivitas
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d membran kapiler alveoli
2. Ketidak efektifan pola nafas b.d kelemahan otot-otot pernafasan
3. Ketidak efektifan bersihan jalan nafar b.d mukus berlebih
E. Intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adult respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan suatu bentukan dari gagal
napas akut yang ditandai dengan: hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru, dispnea,
edema paru-paru bilateral tanpa gagal jantung, dan infiltrate yang menyebar. Selain itu,
ARDS dikenal juga dengan nama ‘noncardiogenic pulmonary edema’, ‘shock
pulmonary’, dan lain-lain.
Faktor penyebab yang dapat berperan padagangguan ini menyebabkan ARDS tidak
disebut paru dan menyebabkan fibrosis. ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma
pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalamruang
interstisiel alveolar dan perubahan dalam jaring-jaringkapiler, terdapat ketidak
seimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat akibatkerusakan pertukaran gas dan
pengalihan ekstansif darah dalam paru-paru.
Daftar Pustaka
Arif, Muttaqin., 2009, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hemologi. Salemba Medika, Jakarta.
Brunner & Suddarth, 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi. Jakarta : EGC.
Setianto B. Sindroma Koroner Akut, Patologi. Dalam: Diagnosa dan Tatalaksana Hipertensi,
Sindroma Koroner Akut dan Gagal Jantung. Balai Penerbit RS Jantung Harapan Kita. Jakarta.
2001: 59-65.