Anda di halaman 1dari 17

TRAUMA TERMAL

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK 4 :

NURAINI

PUTRI BALQIS

TEUKU FATAHILLAH
TRI AMALIA
WARDIA AULA

KELAS : `III C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta segala rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TRAUMA TERMAL”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran guna perbaikan dalam pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini semoga dapat di terima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini penulis ucapkan terimakasih dan semoga diberkati dan di ridhoi
Allah SWT.

Sigli, 1 Juli 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

A. Latar Belakang ……….………………………………………….


B. Rumusan Masalah………………………………………………..
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

A. Definisi ..........................................................................................
B. Etiologi .......................................................................................
C. Manifestasi Klinis.........................................................................
D. Patofisiologi .................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang................................................................
F. Penatalaksanaan ...............................................................................
G. Asuhan Keperawatan.........................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. kesimpulan …………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh
terpajannya kulit dengan api, suhu tinggi, listrik, radiasi maupun bahan kimia
sehingga membuat integritas kulit menjadi terganggu atau rusak.(Suriadi&Rita
2006) Kurang lebih 2,5 juta 0rang mengalami luka bakar di Amerika setiap
tahunya . dari kelompok ini ,200.000 orang memerlukan penanganan rawat jalan
dan 100.000 orang dirawat di rumah sakit. Sekitar 12.000 orang meninggal
setiap tahunya akibat luka dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka
bakar. Lebih separuh dari kasus luka bakar yang dirawat dirumah sakit
seharusnya dapat dicegah.(brunner &suddart ,2002) Berdasarkan data dari
departemen kesehatan RI (2008), prevalensi luka bakar diindonesia adalah 2,2 %
. menurut tim pusbankes 118 persi diy (2012) angka kematian akibat luka bakar
diindonesia berkisar 37-39%. Diindonesia angka kejadian luka bakar cukup
tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar . dikarenakan
jumlah anak-anak cukup tinggi diindonesia serta ketidakpercayaan anak-anak
untuk menghindari terjadinya kebakaran ,maka usia anak-anak menyumbang
kematian tertinggi akibat luka bakar diindonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Luka Bakar ?
2. Apa Etiologi Luka Bakar ?
3. Apa Manifestasi Klinis Luka Bakar ?
4. Bagaimana Patofisiologi Luka Bakar ?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Luka Bakar?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Luka Bakar ?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Luka Bakar ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Definisi Luka Bakar.
2. Mengetahui Etiologi Luka Bakar.
3. Mengetahui Manifestasi Klinis Luka Bakar.
4. Mengetahui Patofisiologi Luka Bakar.
5. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Luka Bakar.
6. Mengetahui Penatalaksanaan Luka Bakar.
7. Mengetahui Asuhan Keperawatan Luka Bakar.
BAB II

KONSEP DASAR

A. Definisi

Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh
panas, kimia/radioaktif. (C. Long, 2001). Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh
perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan
melalui konduksi/radiasi elektromagnetik. (Effendi. C, 1999).

Kecelakaan arus listrik dapat terjadi apabila arus listrik dapat terjadi apabila
arus/ledakan dengan tegangan tinggi. Energi panas yang timbul menyebabkan luka
bakar pada jaringan tubuh. Pada luka jenis ini yang khas adalah adanya luka tempat
masuk yang menimbulkan hiperemesis dan ditengahnya ada daerah nekrosis yang
dikelilingi daerah pucat.

Metacarpal adalah jari-jari tangan. Tulang metacarpal dapat bergerak fleksi,


ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa combustio metacarpal adalah


kerusakan jaringan yang mengenai jari-jari tangan akibat dari aliran listrik yang
bertegangan tinggi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan
tampak mencukung serta ditengahnya ada daerah nekrosis yang dikelilingi daerah pucat.

B. Etiologi

Menurut Hudak Gallo (2012) Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan agen
penyebab antara lain :
1. Termal : Basah (air panas, minyak panas), kering (uap, metal, api)

2. Listrik : Voltage tinggi, petir

3. Kimia : asam kuat, basa kuat.

4. Radiasi : termasuk X-Ray

Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar
dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas, (misal: suhu benda
yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, api, air panas, minyak panas), listrik, zat
kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran (Effendi. C, 1999)

C. Manifestasi Klinik

Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar sesuai dengan
kerusakannya :

1. Grade I

Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3-7 dan
tidak ada jaringan parut.

2. Grade II

Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka
merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.

3. Grade III

Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputih-putihan dan
hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu
Skin graff.
D. Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.
Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik, derajat
luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan
yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung
pada penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk
kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan
elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga
terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke ekstravaskuler melalui kebocoran
kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein
plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok
hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan Gallo, 2012). Menurunnya
volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR (Rate Filtrasi
Glomerular) akan menurun sehingga haluaran urin meningkat. Jika resusitasi cairan
untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila
resusitasi cairan adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke intravaskuler
sehingga terjadi fase diuresis.

E. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :

1. Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi


sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah
merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh
darah.

2. Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi

3. Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi

4. Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan,


hypokalemia terjadi bila diuresis.

5. Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan

6. Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan

7. EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar

8. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar


selanjutnya.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien
dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain
mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat
darurat, penanganan diruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara
lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka bakar memerlukan obat-
obatan topikal karena eschar tidak dapat ditembus dengan pemberian obat antibiotik
sistemik. Pemberian obat-obatan topikal anti mikrobial bertujuan tidak untuk
mensterilkan luka akan tetapi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan
mengurangi kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan topikal secara tepat dan efektif
dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang seringkali masih
terjadi penyebab kematian pasien.
H. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Menurut Doenges (2000) data pengkajian tergantung pada tipe, berat dan
permukaan tubuh yang terkena, antara lain :

1. Aktivitas / Istirahat

Tanda : Penundaan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak, perubahan


tonus.

2. Sirkulasi

Tanda : Hipotensi (syok), perubahan nadi distal pada ekstremitas yang cidera,
kulit putih dan dingin (syok listrik), edema jaringan, disritmia.

3. Integritas ego

Tanda dan Gejala : Kecacatan, kekuatan, menarik diri

4. Eliminasi

Tanda : diuresis, haluaran urine menurun fase darurat, penurunan motilitas usus.

5. Makanan / Cairan

Tanda : edema jaringan umum, anoreksi, mual dan muntah

6. Neurosensori

Gejala : area kebas, kesemutan

Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku, aktivitas kejang, paralisis (Cidera aliran
listrik pada aliran Isaraf)

7. Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri, panas


8. Pernafasan

Gejala : Cidera inhalasi (terpajan lama)

Tanda : serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi nafas gemiricik, ronkhi
secret dalam jalan nafas

9. Keamanan

Tanda : distruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur seperti : lepuh, ulkus,
nekrosis atau jaringan parut tebal

b. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbonmonoksida,


obstruksi trakeobronkial, keterbatasan pengembangan dada

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebocoran kapiler dan


perpindahan cairan dari intravaskuler ke ruang Interstitiel

3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemi, penurunan aliran


darah arteri Tujuan : Perfusi jaringan perifer adekuat

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status

hipermetaboik, katabolisme protein

5. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan,


pembentukan edema

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan respon
imun, prosedur invasif

7. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan trauma kerusakan permukaan kulit

8. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema, nyeri, kontraktur

c. Intervensi
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbonmonoksida,
obstruksi trakeobronkial, keterbatasan pengembangan dada

Tujuan : Pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat

Intervensi :

1. Awasi frekwensi, irama, kedalaman napas

2. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter

3. Berikan pasien dalam posisi semi fowler bila mungkin

4. Pantau AGD, kadar karbonsihemoglobin

5. Dorongan batuk atau latihan nafas dalam dan perubahan posisi

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebocoran kapiler dan


perpindahan cairan dari intravaskuler ke ruang Interstitiel

Tujuan : Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital

Intervensi :

1. Pantau tanda-tanda vital

2. Pantau dan catat masukan dan haluaran cairan

3. Berikan pengganti cairan intravena dan elektrolit (kolaborasi)

4. Timbang berat badan setiap hari

5. Awasi pemeriksaaan laboratorium (Hemoglobin, Hematokrit, Elektrolit).

3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemi,


penurunan aliran darah arteri Tujuan : Perfusi jaringan perifer adekuat

Intervensi :
1. Kaji warna, sensasi, gerakan dan nadi perifer

2. Tinggikan ekstremitas yang sakit dengan tepat

3. Berikan dorongan untuk melakukan ROM aktif

4. Hindari memplester sekitar yang terbakar

5. Kolaborasi ; pertahankan penggantian cairan perprotokol

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status

hipermetaboik, katabolisme protein

Tujuan : masukan nutrisi adekuat

Intervensi :

1. Pertahankan jumlah kalori ketat

2. Berikan makanan sedikit tapi sering

3. Timbang berat badan setiap hari

4. Dorong orang terdekat untuk menemani saat makan

5. Berikan diit tinggi protein dan kalori

6. Kolaborasi dengan ahli gizi

5. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan,


pembentukan edema

Tujuan : nyeri berkurang/terkontrol, ekspresi wajah rileks

Intervensi :
1. Kaji terhadap keluhan nyeri lokasi, karakteristik, dan intensitas (skala 0-10)

2. Anjuran tehnik relaksasi

3. Pertahanan suhu lingkungan yang nyaman

4. Jelaskan setiap prosedur tindakan pada pasien

5. Kolaborasi pemberian analgetik

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan


respon imun, prosedur invasif

Intervensi :

1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi

2. Terapkan tehnik aseptik antiseptik dalam perawatan luka

3. Pertahankan personal hygiene pasien

4. Ganti balutan dan bersihkan areal luka bakar tiap hari

5. Kaji tanda-tanda vital dan jumlah leukosit

6. Kolaborasi pemberian antibiotik

7. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan trauma kerusakan permukaan


kulit

Tujuan : Menunjukkan regresi jaringan, mencapai penyembuhan tepat waktu.

Intervensi :

1. Kaji atau catat ukuran, warna, kedalaman luka terhadap iskemik


2. Berikan perawatan luka yang tepat

3. Pertahankan tempat tidur bersih, kering

4. Pertahankan masukan cairan 2500-3000 ml/hr

5. Dorong keluarga untuk membantu dalam perawatan diri

8. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema, nyeri, kontraktur

Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi, meningkatkan kekuatan dan fungsi yang sakit.

Intervensi :

1. Kaji ROM dan kekuatan otot pada area luka bakar

2. Pertahankan area luka bakar dalam posisi fungsi fisiologis

3. Beri dorongan untuk melakukan ROM aktif tiap 2-4 jam

4. Jelaskan pentingnya perubahan posisi dan gerakan pada pasien

5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dalam rehabilitasi


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan
oleh panas, kimia/radioaktif. Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh
perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat
dipindahkan melalui konduksi/radiasi elektromagnetik. combustio
metacarpal adalah kerusakan jaringan yang mengenai jari-jari tangan akibat
dari aliran listrik yang bertegangan tinggi. Luka pada daerah masuknya arus
listrik biasanya gosong dan tampak mencukung serta ditengahnya ada daerah
nekrosis yang dikelilingi daerah pucat.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta

C.LONG(2001) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (Suatu pendekatan proses


keperawatan) Bandung : yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan padjajaran

Doenges M.E (2000) rencana keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian. Alih bahasa , I made kariasa & Ni made sumarwati. Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica ester & Yasmine asih edisi 3, Jakarta EGC

Effendi, C., 1999, Perawatan Pasien Luka Bakar, 5-6; 25, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Hudak & Gallo, 2012. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic Vol 1.
Jakarta: EGC.

Suriadi & Yuliana, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta :
Sagung seto.

Anda mungkin juga menyukai