PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5
pada semua umur. Berdarkan Riskesdas tahun 2018 prevalensi Hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia diatas 18 tahun sebesar
34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua
sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi ada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi
Hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis Hipertensi
dan 13,3% orang yang terdiagnosis Hipertensi tidak minum obat serta 32,3%
tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukan bahwa sebagian penderita
Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak
mendapatkan pengobatan (Departemen Kesehatan; 2019).
Individu lansia dengan tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg akan hidup
lebih lama daripada lansia dengan tekanan darah yang lebih tinggi (Brunner &
Suddarth; 2013). Faktor resiko Hipertensi berupa gangguan emosi, obesitas,
konsumsi alkohol dan rangsangan kopi yang berlebihan, tembakau, obat-obat
dan sangat dipengaruhi faktor keturunan (Brunner & Suddarth; 2013; 897).
1
Jika Hipertensi pada lansia tidak diobati dengan baik, bisa timbul gejala
seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal. Kadang penderita Hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
Ensefalopi Hipertensif, yang memerlukan penanganan segera (Manuntung;
2018; 07).
Terapi relaksasi otot progresif adalah terapi yang terpusat pada suatu
aktivitas otot untuk menurunkan ketegangan pada otot dengan melakukan teknik
relaksasi agar rileks (Purwanto, 2013). Menurut Maryam (2010), terapi relaksasi
otot progresif ini termasuk metode terapi relaksasi yang termurah, mudah
dilakukan, tidak terdapat efek samping, dapat membuat pikiran terasa tenang dan
tubuh menjadi rileks.
Terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik pengelolaan diri
yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis
(Ramdhani et al., 2009). Efek dari terapi relaksasi otot progresif adalah dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan tanpa adanya efek
samping (Alimansur et al., 2013). Terapi relaksasi otot progresif dapat
meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan
meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter
arteriol. Saraf parasimpatis akan melepaskan asetilkolin untuk menghambat
aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung,
vasodilatasi arteriol dan vena (Muttaqin, 2009). Menurut Aaronson et al. (2010),
asetilkolin yang dibebaskan ke dinding pembuluh darah akan merangsang sel-sel
1
endothelium pada pembuluh darah untuk mensintesis dan membebaskan nitrit
oksida (NO), NO akan memberikan sinyal kepada sel-sel otot polos di sekitarnya
untuk berelaksasi.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Valentine et al. (2014), terbukti bahwa
terapi relaksasi otot progresif dapat menurukan tekanan darah pada hipertensi
primer. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Posyandu Lansia
Peduli Insani Mendungan Surakarta, terdapat 78 orang yang terdiri dari 64
perempuan dan 14 laki-laki yang hadir pada kegiatan posyandu bulan November
2016. Dari 64 perempuan, terdapat 22 orang yang termasuk lanjut usia dan
terdiagnosa hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada keluarga
dengan Hipertensi di Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian masalah keperawatan gerontik pada keluarga
dengan hipertensi
1
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan gerontik pada keluarga dengan
hipertensi.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan gerontik pada keluarga dengan
hipertensi dalam bentuk intervensi standar intervensi yang telah ditetapkan
d. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan gerontik dengan keluarga
dengan hipertensi berbasis bukti ilmiah terkini dan pemanfaat teknologi informasi
e. Mampu memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media bebasis
elektronik dan bukti ilmiah terkini
f. Mampu memberikan terapi komplementer gerontik berdasarkan bukti ilmiah
terkini
g. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan gerontik dan menyusun rencana
tindak lanjut
h. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan gerontik
C. Manfaat
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini:
1. Bagi Keluarga
a. Dapat meningkatkan pemahaman mengenai masalah kesehatan gerontik yang
dihadapi
b. Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan pada anggota keluarga khususnya lansia
yang menderita hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat menjadi bahan informasi bagi institusi mengenai asuhan keperawatan
gerontik pada lansia dengan hipertensi
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan gerontik khususnya pada lansia dengan hipertensi
3. Petugas Kesehatan
a. Dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia dengan hipertensi
b. Dapat menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanisa
dengan hipertensi