Anda di halaman 1dari 8

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Perekonomian global saat ini sangat cepat mengalami perubahan.

Banyaknya faktor–faktor yang mempengaruhi perekonomian dunia

mengakibatkan perubahan dinamis pada bisnis diseluruh negara tak terkecuali

Indonesia. Menurut catatan Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada tahun 2015 menunjukkan angka 4,79%, ini adalah kali pertama

ekonomi Indonesia berada dibawah 5 persen sejak 2009 dan menurut Agus Dw

Martowardjo selaku gubenur Bank Indonesia, tahun 2015 merupakan tahun yang

penuh tantangan dan ujian bagi perekonomian Indonesia. Adanya faktor

fundamental dalam perekonomian Indonesia menjadi salah satu faktor

bergejolaknya perekonomian di Indonesia, lalu fenomena lain yang menjadi

tantangan dalam perekonomian Indonesia adalah ketika otoritas moneter

Tiongkok pada Agustus 2015 melakukan devaluasi mata uang Yuan yang

berdampak pada pergerakan mata uang dan pasar modal di dunia termasuk

Indonesia. Tak berhenti disitu perekonomian Indonesia kembali dihadapkan oleh

tantangan pada tahun 2016 yaitu masih berlanjutnya ketidakpastian di Eropa pasca

Brexit serta harga komoditas yang masih belum pulih sepenuhnya sejak krisis

ekonomi dunia tahun 2008.

Terjadinya fluktuasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tentu saja

berdampak pada kegiatan bisnis di Indonesia. Suatu kegiatan usaha atau bisnis

yang dijalankan oleh perusahaan pasti memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa tujuan perusahaan
diantaranya yaitu mendapatkan keuntungan yang maksimal, mensejahterakan para

pemilik saham atau pemilik perusahaan, dan kemudian memaksimalkan nilai

perusahaan yang dapat tercermin dari harga saham perusahaan tersebut (Hartono

2009: 124). Sedangkan menurut Salvatore (2005) tujuan utama perusahaan yaitu

untuk memaksimalkan nilai kekayaan atau nilai perusahaan(value of the firm).

Memaksimalkan nilai perusahaan ini sangat penting bagi perusahaan, karena

dapat mencerminkan kinerja perusahaan dalam satu periode sehingga mampu

membangun presepsi dari investor terhadap perusahaan (Salvatore, 2011:9).

Nilai perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh

calon pembeli apabila perusahaan tersebut akan diperjualbelikan (Husnan, 2000).

Sedangkan menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), nilai perusahaan merupakan

persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan suatu perusahaan yang berkaitan

erat dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga berbanding lurus dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap

kinerja suatu perusahaan saat ini saja namun juga pada prospek perusahaan

dimasa mendatang.

Price Book Value(PBV) merupakan rasio yang menggambarkan seberapa

besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan, rasio ini digunakan

sebagai proksi untuk mengukur besarnya nilai perusahaan. Apabila semakin tinggi

PBV maka mencerminkan tingginya harga saham jika dibandingkan dengan nilai

buku perlembar saham yang dapat berarti pula kepercayaan pasar terhadap

prospek perusahaan tersebut. Apabila para investor berpikir positif terhadap

kinerja perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang, mereka tentu
bersedia membayar lebih tinggi atas harga saham perusahaan tersebut (Erawati,

2015).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, antara

lain yaitu : kebijakan dividen, keputusan investasi, keputusan pendanaan,

pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Faktor- faktor tersebut diatas

memiliki hubungan dan pengaruh yang konsisten terhadap nilai perusahaan

(Salvatore, 2011 : 11)

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan

membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Harga saham dapat

dipengaruhi oleh besar dan kecilnya dividen. Harga saham akan cenderung tinggi

apabila dividen yang dibayarkan tinggi, sehingga nilai perusahaan pun juga ikut

tinggi dan begitupun sebaliknya (Mardiyanthi,2012). Kebijakan dividen secara

umum dapat dibagi menjadi dua yaitu membayar atau tidak membayar dividen.

Kebijakan dividen menjadi perhatian utama para investor, kemampuan dan

kemauan perusahaan dalam membayarkan dividen secara teratur kepada para

pemegang saham sangat diperhitungkan dan menjadi salah satu daya tarik para

investor. Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan membayar dividen,

alasan yang paling unik yaitu para eksekutif perusahaan percaya bahwa dividen

dapat digunakan sebagai signal positif kepada para pemegang saham perusahaan

Baker dan Powel (dalam Frans Bararuallo, 2011:122).Menurut La Porta et al

( dalam Frans Bararuallo, 2011:122) dividend payout berhubungan positif dengan

nilai perusahaan karena bagi investor dividen jauh lebih pasti daripada capital

gain. Selain uraian diatas terdapat pula pendapat yang berbeda mengenai
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, menurut Black dan Scholes (dalam

Frans Bararuallo, 2011:121) nilai perusahaan tergantung pada laba yang

dihasilkan oleh aktiva suatu perusahaan dan bukan pada bagiamana laba tersebut

dibagikan dalam bentuk dividen maupun laba yang ditahan.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba (Dewi dan Wirajaya, 2013) maka dari itu profitabilitas sangat

penting karena dengan melihat profitabilitas suatu perusahaan para pemegang

saham dapat memprediksi keuntungan yang benar–benar akan diterima dalam

bentuk dividen, dengan kata lain semakin tinggi laba maka semakin tingi pula

return yang akan didapatkan pemegang saham. Profitabilitas dapat mempengaruhi

nilai perusahaan, menurut para investor profitabilitas merupakan salah satu

indikator utama dalam melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang yaitu

dengan melihat sejauh mana kenaikan profitabilitas perusahaan, persepsi investor

dalam menanggapi profitabilitas inilah yang akan memengaruhi harga saham

sekaligus nilai dari perusahaan tersebut Weston dan Copeland (dalam Titin

Herawati : 2012).

Terdapat beberapa proksi dalam profitablitas yaitu 1. Margin laba kotor

(gross profit margin) merupakan rasio yang mengindikasikan kemampuan

perusahaan untuk berproduksi secara efektif dan efisien (Sawir, 2009:18). 2.

Margin Laba Bersih (net profit margin) merupakan rasio dalam profitabilitas yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasillkan keuntungan bersih.

3. Rentabilitas Ekonomi merupakan rasio yang mengindikasikan seberapa besar

kemampuan aset yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh pendapatan atau


laba, tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh asset turn over dan

operating profit margin (Sawir, 2009:18), 4. Return on Investment merupakan

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan total aktiva yang tersedia dalam perusahaan (Syamsuddin,

2009:63). 5. Return on Equity merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh mana

perusahaan dapat mengelola modal sendiri secara efektif dan mendapatkan

keuntungan dari pengelolaan tersebut. 6. Earning per Share (EPS) merupakan

rasio yang menggambarkan berapa keuntungan yang diperoleh pada setiap lembar

saham biasa (Syamsuddin, 2009: 66), dari beberapa proksi diatas rasio yang

dipilih sebagai sampel dari indikator profitabilitas yaitu Return on Equity (ROE)

karena rasio ini mempunyai keterkaitan yang paling kuat untuk digabungkan

dengan variabel Price Book Value (PBV) yang merupakan sampe dari indikator

nilai perusahaan.

Nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, Sunarto dan

Budi (dalam Putu dan Putu 2016) menunjukkan adanya pengaruh positif ukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan, yang mana hal ini berarti adanya

peningkatan ukuran perusahaan akan mempermudah perusahaan memperoleh

pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal dan kemudian dapat

dimanfaatkan pihak manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini

bertolak belakang dengan apa yang disampaikan wiyono (dalam Putu dan Putu

2016) mengenai hubungan antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

yang membuktikan bahwa secara fundamental nilai perusahaan dipengaruhi oleh

kinerja keuangan, kinerja keuangan yang baik akan meningkatkan permintaan


saham dan membuat harga saham tersebut naik begitu pun dengan nilai

perusahaan.

Secara harfiah ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan.

Ukuran perusahaan juga berarti peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaan

yang besar memiliki kapitalisasi pasar dan nilai buku yang besar serta keuntungan

yang tinggi pula, Eka (dalam Putu dan Putu 2016). Ukuran perusahaan dapat

dinilai dari total aktiva yang digunakan perusahaan dalam kegiatan

operasionalnya. Suharti (dalam Ta’dir, Parengkuan, Ivone 2014) menjelaskan

bahwa besaran total aktiva akan mempermudah pihak manajemen untuk leluasa

mengelola dan mengendalikan perusahaan yang akan berujung pada

meningkatnya nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penelitian ini diberi judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2015 – 2017”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah seperti yang telah diuraikan

sebelumya, maka terbentuklah rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

2. Apakah Kebijakan Deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?


1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti ini, maka tujuan

penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan

Ukuran Perusahaan terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan Deviden terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh Probabilitas terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi beberapa

pihak, antara lain:

1. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan

terutama pihak eksekutif manajemen agar dapat menentukan rencana

jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan dalam hal

meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat tercermin dari nilai

perusahaan dengan tantangan yang akan dihadapi perusahaan masing-

masing dimasa yang akan datang.

2. Kontribusi Teori

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan acuan untuk

menyempurnakan penelitian selanjutnya dengan menambahkan variabel –

variabel lain yang lebih relevan pada penelitian sejenis.


b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

mengenai pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

khususnya bagi investor dan calon investor.

3. Kontribusi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai

bahan pertimbangan bagi otoritas pasar modal dalam menetapkan

kebijakan – kebijakan seputar pasar modal.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi masalah agar

pembahasan tidak terlalu luas. Maka dari itu ruang lingkup penelitian ini hanya

seputar nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan variabel terkait kebijakan dividen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan

selama periode 2015 – 2017.

Anda mungkin juga menyukai