Anda di halaman 1dari 28

BAB II Tinjauan Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Nilai Perusahaan

2.1.1 Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai harga suatu perusahaan yang

bersedia dibayar oleh investor apabila perusahaan tersebut dijual menurut Suad

dan Wiagustini (dalam Putu dan Putu 2016). Sedangkan Sujoko dan Soebiantoro

2007 (dalam Entis Haryadi 2016) berpendapat bahwa nilai perusahaan merupakan

persepsi para investor terhadap perusahaan yang sudah go public yang berkaitan

dengan harga saham. Harga saham yang tinggi dapat memproyeksikan kinerja

perusahaan yang baik dan membuat nilai perusahaan ikut naik. Nilai perusahaan

yang tinggi sangat penting dan nilai perusahaan yang tinggi beriringan dengan

tingginya kemakmuran pemegang saham Brigham dan Gapenski, 1996 (dalam

Entis Haryadi 2016).

Tujuan normatif perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan atau

kesejahteraan bagi pemegang saham, yang berarti dalam jangka pendek

perusahaan yang telah go public dapat tercermin pada harga saham perusahaan

yang bersangkutan di pasar modal. Namun maksimalisasi nilai perusahaan lebih

tepat dijadikan sebagai tujuan perusahaan dengan alasan :

1. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalisasi nilai sekarang

dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang

akan datang atau berorientasi untuk jangka panjang.

2. Mempertimbangkan faktor resiko.


3. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti tidak mengabaikan tanggung

jawab sosial perusahaan.

4. Menurut pengertian akuntansi, memaksimalkan nilai perusahaan lebih

berorientasi pada arus kas daripada sekedar keuntungan bagi perusahaan.

Para manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan

nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Maka dari itu

keputusan yang akan diambil oleh manajemen keuangan harus memiliki prinsip

kehati –hatian dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak pada pencapaian

tujuan perusahaan.

2.1.2 Faktor Nilai Perusahaan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

diantaranya yaitu: profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan,

Kebijakan dividen, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan,

dan kebijakan hutang. Beberapa faktor diatas memiliki hubungan dan pengaruh

yang tidak konsisten terhadap nilai perusahaan Winardi 2001 (dalam Putu dan

Putu 2016).

Nilai perusahaan diproksikan menggunakan price book value karena

keberadaan price book value sangat penting bagi calon pemegang saham dan

pemegang saham untuk menentukan strategi investasi di pasar modal. Apabila

perusahaann yang dikelola dengan baik pada umumnya memiliki rasio price value
book lebih dari satu Sari (dalam Ta’dir, Parengkuan, Ivone 2014). Hal ini

menggambarkan harga saham yang diperdagangkan lebih dari nilai buku

perusahaan. Harga saham yang tinggi dapat berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan dan nilai perusahaan yang tinggi dapat mempengaruhi persepsi

investor terhadap prospek perusahaan di masa depan. Adapun secara sistematis

price book value dihitung dengan rumus sebagai berikut Weston dan Brigham

(dalam Ta’dir, Parengkuan, Ivone 2014) :

PBV = Harga Pasar persaham


Nilai Buku persaham

2.1.3 Jenis Nilai Perusahaan

Menurut Yulius dan Taringan (dalam Bulan 2017) terdapat lima jenis nilai

perusahaan, antara lain:

1 Nilai Nominal

Nilai nomianal merupakan nilai yang tercantum secara formal dalam neraca

perusahaan dan tertulis dalam saham kolektif.

2 Nilai Pasar

Nilai pasar merupakan harga yang muncul sesuai tawar menawar dalam pasar

saham.

3 Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik merupakan nilai abstrak yang menilai perusahaan sebagai entitas

bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan laba.


4 Nilai Buku

Nilai buku merupakan nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan selisih antara

total aktiva dan hutang dengan jumlah saham yang beredar.

5 Nilai Likuidasi

Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset yang dimiliki perusahaan dikurangi

dengan nilai kewajiban yang ditanggung perusahaan.

2.2 Kebijakan Dividen

2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan oleh

perusahaan kepada pemegang saham Hermuningsih 2013 (dalam Ni Kadek dan I

Gede 2016). Menurut (Frans Bararuallo, 2011:107) dividen adalah pengembalian

investasi yang diterima oleh para pemegang saham karena menanamkan modalnya

di dalam perusahaan. Sedangkan kebijakan dividen adalah kebijakan yang

dirumuskan oleh para eksekutif perusahaaan dalam hal memutuskan untuk

menjatahkan, membagi, dan membayar dividen atas modal yang telah ditanamkan

para pemegang saham ataupun sebaliknya Lease, et.al 2000 (dalam Frans

Bararuallo 2011:114). Tingginya pembayaran dividen merupakan sinyal bagi

investor karena semakin tinggi pembayaran dividen maka harga saham

perusahaan pun ikut naik dan berdampak terhadap meningginya nilai perusahaan.

Perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan dengan dividen yang dibagikan oleh

perusahaan atau divident payout ratio. Apabila dividen dapat mempengaruhi nilai

perusahaan berarti dividen juga akan berpengaruh terhadap biaya kapital. Maka
dari itu dalam kebijakan dividen juga harus mempertimbangkan harapan hasil

para investor dari modal yang telah ditanamnya dan juga tidak melupakan

kebutuhan dana yang digunakan sebagai sumber modal bagi rencana – rencana

investasi guna perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

2.2.2 Faktor Kebijakan Dividen

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen , antara lain :

1 Stabilitas Laba

Apabila laba yang dihasilkan perusahaan cenderung stabil maka dengan mudah

perusahaan memperkirakan besar kecilnya laba pada periode yang akan datang

dan hal ini membuat perusahaan dengan mudah mengontrol kebijakan laba yang

ingin ditentukan.

2 Posisi Likuiditas Perusahaan

Semakin lancar likuiditas perusahaan maka semakin besar juga kemampuan

perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham.

3 Kebutuhan Dana Dalam Membayar Hutang

Perusahaan menghasilkan laba dan memiliki hutang jangka panjang yang akan

jatuh tempo dalam waktu dekat akan mempengaruhi kebijakan dividen karena

perusahaan akan mendahulukan pembayaran hutang daripada membayar dividen

pemegang saham.

2.2.1 Jenis Kebijakan Dividen


Pada hakikatnya kebijakan dividen dibagi menjadi dua yaitu

membagikan dividen kepada pemegang saham dan tidak membagikan dividen

untuk kemudian menjadi laba ditahan. Politik dalam hal dividen mempengaruhi

perusahaan baik dalam jangka panjang maupun bagian yang dibagikan kepada

pemegang saham, maka dalam hal ini terdapat dua pendekatan menurut (Indriyo

dan Basri, 2008:227) yang membahas masalah dividen, yaitu :

1. Dividen sebagai Kebijaksanaan Pembelanjaan Jangka Panjang

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba setelah pajak merupakan

sumber pembiayaan jangka panjang yang akan digunakan perusahaan untuk

mengembangkan usahanya di masa yang akan datang. Pengumuman atas

pembagian laba dalam bentuk dividen berarti pengurangan terhadap sumber

pembiayaan jangka panjang. Oleh karena itu pembagian laba dapat berakibat pada

penekanan terhadap perkembangan usaha atau paksaan pencaian dana ekstern.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan tidak akan

dibagi dalam bentuk dividen namun dimasukkan dalam pos laba ditahan sebagai

sumber dana jangka panjang perusahaan.

2. Dividen sebagai Kebijaksanaan untuk Memaksimalkan Nilai Perusahaan

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

terhadap harga pasar dari harga saham yang beredar. Oleh karena itu manajer

dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari harapan

hasil yang didambakan oleh para pemegang saham. Apabila dividen yang

dibagikan semakin tinggi maka harga saham perusahaan semakin tinggi pula dan

membuat nilai perusahaan semakin naik.


Dalam hal pembayaran dividen berkaitan dengan hal – hal yang bersifat

jangka panjang seperti perkembangan perusahaan, persepsi para pemegang saham,

dan nilai perusahaan maka para exsekutif perusahaan harus benar – benar

mempertimbangkan kebijakan yang diambil dalam hal pembayaran dividen.

Indriyo dan Basri (2008:230) menyatakan bahwa terdapat tiga kebijakan dalam

pembayaran dividen yaitu :

1. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil (Stable Dividend Policy)

Pada kebijakan ini besaran dividen yang dibayarkan selalu stabil atau tetap, stabil

akan kenaikan ataupun stabil akan penurunan. Jadi besaran dividen akan tetap

sama walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.

2. Kebijakan pembayaran dividen yang berflluktuasi (Fluctuating Dividend

Policy)

Pada kebijakan ini besaran dividen yang dibayarkan tergantung pada tingkat

keuntungan pada setiap akhir periode atau dapat dikatakan besarnya dividen yang

dibayarkan proporsional dengan tingkat keuntungannya.

3. Kebijakan pembayaran dividen kombinasi (Stable and Fluctuating

Dividend Policy)

Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang besifat

stabil dan sebagian lagi ada yang bersifat fluktuasi, dimana apabila perusahaan

tidak mendapat laba maka para pemegang saham masih mendapat dividen tetap

dan apabila perusahaan mendapat keuntungan dari kegiatan operasional maka para

pemegang saham mendapat dividen yang proporsional dengan tingkat

keuntungannya.
Kebijakan dividen dapat dinilai dari deviden payout ratio (DPR). DPR

merupakan rasio antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang

didapatkan perusahaan atas kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi deviden

payout ratio maka akan menguntungkan para pemegang saham namun dapat

memperlemah keuangan internal perusahaan karena akan memperkecil laba

ditahan dan sebaliknya, dividen payout ratio yang rendah akan merugikan para

pemegang saham namun memperkuat keuangan internal perusahaan karena akan

memperbesar laba ditahan. Secara sistematis deviden payout ratio dapat

dirumuskan sebagai berikut :

DPR = Dividen Per Share


X 100%
Earning Per Share

2.3 Profitabilitas

2.3.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan dalam kegiatan operasionalnya seputar penjualan, total

aktiva maupun modaal sendiri (Agus 2015:122). Sedangkan Entis Haryadi (2016)

menyatakan bahwa profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen

perusahaan dalam mengelola perusahaan pada suatu periode tertentu. Semakin

tinggi profitabilitas suatu perusahaan menandakan prospek yang baik bagi

perusahaan di masa yang akan datang sehingga pasar akan merespon positif sinyal
tersebut dan akan meningkatkan nilai perusahaan Sujono dan Soebiantoro 2007

(dalam Kadek dan Made 2016).

2.3.2 Faktor Profitabilitas

Gallagher dan Andrew Jr, (dalam Hasan 2014) terdapat lima faktor yang

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, antara

lain :

1. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio utang terhadap ekuitas, perusahaan yang meningkatkan

utang dipandang sebagai perusahaan yang yakin akan prospek perusahaan mereka

kedepannya dan utang merupakan sinyal positif.

2. Net Receiveble Assets (NRA)

NRA adalah rasio antara piutang dengan asset yang dimiliki perusahaan. Secara

umum apabila jumlah piutang makin rendah maka profitabilitas suatu perusahaan

akan bertambah, mengingat dengan banyaknya piutang beresiko untuk tidak

terbayar.

3. Operating Efficiency (OE)

OE merupakan perbandingan antara beban usaha suatu perusahaan dengan jumlah

aktiva yang dimiliki. Apabila semakin tinggi OE menandakan perusahaan kurang

efisien dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

4. Growth

Growth merupakan pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari total aktiva yang

dimiliki. Apabila pertumbuhan ini dimanfaatkan secara optimal maka akan

mendapatkan keuntungan yang lebih, begitupun sebaliknya.


5. Gross Domestic Bruto (GDP)

GDP merupakan ukuran nilai pasar barang dan jasa terakhir dalam satu tahun

tanpa memandang siapa yang menghasilkan barang dan jasa tersebut.

2.3.3 Jenis Profitabilitas

Terdapat beberapa indikator dalam menyatakan profitabilitas perusahaan,

menurut (Agus, 2015:123) terdapat lima indikator yang digunakan untuk

mengukur tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan, antara lain :

1. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba kotor

yang dihasilkan oleh setiap pendapatan perusahaan, sehingga apabila semakin

tinggi GPM menandakan semakin baik pula operasional perusahaan.

2. Nett Profit Margin

Nett Profit Margin merupakan rasio atau perimbangan antara jumlah laba bersih

dengan total pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Apabila NPM semakin

tinggi maka dapat diartikan bahwa laba yang dihasilkan pada setiap pendapatan

juga semakin besar.

3. Return On Investment

Return on investment atau return on assets merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total aktiva yang

digunakan.

4. Return On Equity
Return on equity merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham yang menanamkan

modalnya pada perusahaan.

5. Earning Power

Earning power merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan

oleh perusahaan. Rasio ini juga dapat digunakan untuk melihat efisiensi investasi

yang nampak pada tingkat perputaran aktiva.

Dari kelima indikator diatas, penulis akan menggunakan indikator Return

on equity (ROE) dalam penelitian ini sebab ROE mempunyai keterkaitan yang

paling kuat dengan indikator nilai perusahaan yaitu Price Book Value (PBV) dan

juga karena ROE merupakan produk dari dua rasio lain yaitu ROA dan multiplier

ekuitas (Westerfield dan Jordan :96). Secara sistematis rumus ROE dapat ditulis

sebagai berikut :

ROE = Laba bersih setelah pajak


Total Ekuitas

2.4 Ukuran Perusahaan

2.4.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

Entis (2016) menyatakan ukuran perusahaan merupakan skala yang

digunakan untuk mendefinisikan besar atau kecilnya perusahaan dengan berbagai

cara, antara lain dinyatakan dalam nilai pasar saham, total aktiva, dan lalin lain.
Ukuran perusahaan memiliki dampak yang berbeda pada tiap perusahaan. Dalam

hal ini ukuran perusahaan dilihat dari aset keseluruhan yang dimiliki perusahaan

yang dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Apabila total aset

yang dimiliki perusahaan semakin besar maka perusahaan akan lebih leluasa

dalam mempergunakan aset tersebut. Kebebasan dalam menggunakan aset

perusahaan ini sebanding dengan resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan,

semakin besar total aset dan kebebasan untuk menggunakannya maka akan

semakin besar pula resiko yang akan ditanggung perusahaan. Michael (dalam

Entis, 2016) menyatakan dalam hal ini resiko yang hadir akibat semakin besarnya

total aset yang dimiliki perusahaan akan menurunkan nilai perusahaan apabila

dilihat dari sisi pemilik aset, namun apabila dilihat dari sisi manajemen akan

menaiikan nilai perusahaan karena dengan bertambahnya aset para manajemen

akan memanfaatkan aset tersebut untuk menghasilkan laba yang semakin

meningkat .

Menurut Abdul (2007:93), semakin besar ukuran perusahaan maka akan

semakin besar pula kecenderungan menggunakan modal asing. Hal ini disebabkan

oleh perusahaan yang besar membutuhkan sumber dana ynag cukup besar pula

untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan menggunakan modal asing

dianggap sebagai salah satu alternatif solusi apabila modal sendiri tidak

mencukupi. Tingkat kepercayaan investor dapat diukur melalui ukuran

perusahaan. Apabila perusahaan besar yang memiliki total aset yang tingi akan

menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut

dan membuat nilai perusahaan ikut naik. Ramadan (dalam Putu dan Putu : 2016)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam logaritma natural

dari total aset. Secara sistematis ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Size : Ln ( total aktiva)

2.4.2 Jenis Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, antara lain :

1. Perusahaan besar (large firm)

Perusahaan besar merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari 10 milyar yang tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki omset penjualan tahunan

melebihi 10 milyar rupiah (UU RI No. 20 tahun 2008) .

2. Perusahaan menengah (middle size)

Perusahaan menengah merupakan kegiatan ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh badan usaha maupun perseorangan yang tidak

berkaitan dengan perusahaan besar dan bukan merupakan cabang perusahaan atau

anak perusahaan. Salah satu ciri perusahaan menengah yaitu memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp. 500 juta dan tidak lebih dari Rp. 10 miliar serta memiliki

penjualan lebih besar dari Rp. 2,5 miliar dan tidak lebih dari Rp. 50 miliar (UU RI

No. 20 tahun 2008) .

3. Perusahaan kecil (small firm)

Perusahaan kecil merupakan merupakan kegiatan ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan ataupun cabang perusahaan dari perusahaan


menengah atau perusahaan besar. Perusahaan dapat dikategorikan perusahaan

kecil apabila perusahaan tersebut memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 5o juta

dan tidak lebih dari Rp. 500 juta yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha serta memiliki omset penjualan tahunan tidak kurang dari Rp. 300 juta dan

tidak lebih lebih dari Rp. 2,5 miliar.

2.5 Pengaruh Antar Variabel

2.5.1 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan

Lease, et al 2000 (dalam Frans Bararuallo 2011:114) menyatakan bahwa

kebijakan dividen merupakan kebijakan yang dirumuskan oleh para manajer

perusahaan mengenai pembagian dan pembayaran atas hasil menanamkan modal

yang dilakukan para pemegang saham kepada perusahaan. Dalam hal ini

kebijakan dividen dapat dibagi menjadi dua yaitu membayarkan dividen kepada

pemegang saham atau menahan pembagian saham tersebut dan menginvestasikan

kembali dana tersebut sebagai sumber modal perusahaan yang digunakan untuk

mengembangkan perusahaan. Kebijakan dividen ini dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Kemampuan dan kemauan perusahaan dalam membayarkan dividen

dapat mempengaruhi persepsi para pemegang saham dan calon pemegang saham,

dimana apabila kemampuan pembayaran dividen kita tinggi maka persepsi

pemegang saham meningkat karena mereka beranggapan kinerja perusahaan kita

meningkat dan persepsi inilah yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Proksi yang digunakan dalam menentukan kebijakan dividen yaitu dividen

payout ratio (DPR) dimana rasio ini menunjukkan besaran laba bersih perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pada penelitian

Ni Kadek dan I Gede (2016) memberikan hasil dimana terdapat pengaruh positif

kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan proksi yang

sama yaitu DPR.

2.5.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

perusahaan dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode

akuntansi Bringham dan Houston 2009 (dalam Heven dan Fitty, 2016).

Profitabilitas menjadi salah satu daya tarik bagi pemegang saham karena

profitabilitas dianggap sebagai hasil keseluruhan dari keputusan manajemen atas

dana yang diinvestasikan pemegang saham dan juga dapat mencerminkan besaran

laba yang menjadi milik mereka.

Pada saat menanamkan modalnya banyak hal yang harus dipertimbangkan

oleh pemegang saham salah satunya yaitu profitabilitas karena profitabilitas

merupakan salah satu indikasi baik atau buruknya kinerja perusahaan dan

merupakan gambaran nilai perusahaan yang baik. Profitabilitas yang tinggi

menandakan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan prospek nilai

perusahaan yang baik. Maka dari itu profitabilitas sangat mempengaruhi nilai

perusahaan karena banyak aspek-aspek dalam profitabilitas yang menjadi

pertimbangan para pemegang saham. Apabila banyak pemegang saham yang

menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga membuat harga saham

perusahaan tersebut naik maka nilai perusahaan akan ikut serta naik.
2.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk menentukan

besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan ini dianggap mampu

mempengaruhi nilai perusahaan. Ukuran perusahaan sendiri dapat tercermin dari

beberapa hal, salah satunya yang sering digunakan sebagai proksi yaitu total aset

yang dimiliki perusahaan, total aset yang besar dapat memberikan keleluasaan

dalam pemanfaatannya sehingga menghasilkan laba yang tinggi, laba yang tinggi

inilah yang membuat nilai perusahaan naik karena minat para investor juga tinggi

ke perusahaan. Menurut Putu dan Putu (2016) ukuran perusahaan yang besar

dianggap memiliki pertumbuhan yang besar pula sehingga akan mempermudah

perusahaan dalam memasuki pasar modal karena akan meningkatkan ketertarikan

para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis

lain yang menjadi salah satu bahan acuan penulis dalam penelitian ini, sehingga

penulis dapat memperbanyak referensi teori yang digunakan untuk mengkaji

penelitian ini. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan judul yang

sama dengan penelitian yang digunakan penulis saat ini. Namun penulis memuat

beberapa penelitian sebagai bahan referensi dan memperkaya bahan kajian,

dengan ini penulis dapat menemukan “theory gap” yang menjadi tantangan

penulis untuk membuktikan teori mana yang sesuai dengan objek penelitian ini.
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai acuan atau

data yang digunakan untuk memberikan perbandingan hasil penelitian terdahulu

dengan penelitian yang kini akan dilakuka. Berikut ini penulis cantumkan

penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal yang telah terakreditasi atau memiliki

International Standard Serial Number (ISSN) :

1. Entis Haryadi (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Size Perusahaan, Keputusan Pendanaan,

Profitabilitas, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan”, dan

hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Menggunakan variabel independen yang sama yaitu ukuran perusahaan

dan profitabilitas serta variabel dependen yang sama yaitu nilai

perusahaan.

b. Dalam ukuran perusahaan menggunakan proksi berupa total aset.

Perbedaan :

a. Penelitian sebelumnya yang telah ditulis Entis Haryadi menggunakan

periode 2013sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu 2015 – 2017.

b. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas berupa

ukuran perusahaan, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan keputusan

ivestasi sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel bebas

berupa kebijakan dividen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.


c. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Heven Manoppo dan Fitty valdie Arie (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,

dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI

periode 2011-2014”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas yang sama yaitu

ukuran perusahaan dan profitabilitas serta variabel terikat yaitu ukuran

perusahaan.

b. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang sama yaitu

analisis regresi linear berganda.

c. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan menggunakan proksi total aset.

Perbedaan :

a. Pada penelitian ini periode yang digunakan yaitu 2011 - 2014

sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis menggunakan

periode 2015 – 2017.

b. Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan otomotif

sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis menggunakan objek

perusahaan manufaktur.

3. Ta’dir Eko Prasetia, Parengkuan Tommy, dan Ivone S. Saerang (2014)


Dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,

dan Risiko Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang terdaftar di

BEI”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas yang sama dengan

penelitian yang dilakukan penulis yaitu ukuran perusahaan dan variabel

terikat berupa nilai perusahaan.

Perbedaan :

a. Dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian yaitu perusahaan

otomotif.

b. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu 2009-2012

sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis menggunakan

periode 2015 – 2017.

4. Aprilia Anita dan Arief Yulianto (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan

Dividen terhadap Nilai Perusahaan”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas yaitu

kebijakan dividen dan variabel terikat yaitu nilai perusahaan.

b. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuantitatif

c. Objek yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.


Perbedaan :

a. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu 2010-2013

sedangkan periode yang digunakan penulis yaitu 2015-2017.

5. Bulan Oktrima (2017)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Stuktur

Modal terhadap Nilai Perusahaan”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas yang sama

yaitu Profitabilitas dan variabel terikat yaitu nilai perusahaan.

Perbedaan :

a. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu 2011-2015

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian yanng dilakukan

penulis yaitu 2015-2017.

b. Dalam penelitian sebelumnya menggunakan studi kasus PT. Mayora

Indah, Tbk. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan

studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

6. Ni Kadek Rai Prastuti dan I Gede Merta Sudiarta (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :
a. Pada penelitian sebelumnya menggunakan studi kasus yang sama dengan

yang digunakan penulis yaitu perusahaan manufaktur.

b. Pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas yang sama

dengan yang penulis gunakan yaitu kebijakan dividen dan ukuran

perusahaan sedangkan variabel terikatnya yaitu nilai perusahaan.

Perbedaan :

a. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu 2011-2013,

sedangkan yang digunakan penulis yaitu 2015-2017.

7. Putu Mikhy Novari dan Putu Vivi Lestari (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Properti dan Real

Estate”, dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan :

a. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu

ukuran perusahaan dan profitabilitas dan variabel terikat yang digunakan

yaitu nilai perusahaan.

Perbedaan :

a. Objek yang diteliti pada penelitian sebelumnya yaitu sektor properti dan

real estate sedangkan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur.

b. Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu 2012-2014

sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis menggunakan periode

2015-2017.
8. Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur

Modal, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”, dan hasil penelitian

sebagai berikut :

Persamaan:

a. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu

perusahaan manufaktur

b. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu

profitabililtas dan variabel terikat yaitu nilai perusahaan.

Perbedaan :

a. Pada penelitian sebelumnya menggunakan periode 2011-2012

sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis menggunakan periode

2015-2017.

b. Pada penelitian sebelumnya ditambahkan variabel bebas yaitu struktur

kepemilikan saham dan struktur kepemilikan modal yang tidak ada pada

penelitian ini.

9. Mokhamat Ansori dan Denica H.N (2010)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan

Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index, Studi pada BEI”,

dan hasil penelitian sebagai berikut :

Persamaan:
a. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu

kebijakan dividen serta variabel terikat yaitu nilai perusahaan

Perbedaan :

a. Pada penelitian sebelumnya menggunakan periode 2008-2010

sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis menggunakan periode

2015-2017.

b. Pada penelitian sebelumnya terdapat variabel bebas yaitu keputusan

investasi dan keputusan pendanaan yang tidak terdapat pada penelitian

ini.

2.3.1 Rerangka Konseptual

Dari latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan penelitian yang telah

dikemukakan, maka dapat disusun rerangka konseptual sebagai berikut :

Kebijakan Dividen (X1)

Profitabilitas (X2)
Nilai Perusahaan (Y)

Ukuran Perusahaan (X3)

Gambar 1
Dari gambar 1 tampak bahwa nilai perusahaan sebagai variabel dependen

dipengaruhi oleh variabel independen seperti kebijakan dividen, profitabilitas, dan

ukuran perusahaan.

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

Kebijakan dividen merupakan kebijakan kebijakan yang dibuat oleh manajer

perusahaan yang berkaitan dengan pembagian maupun pembayaran dividen

kepada pemegang saham. Hal ini berkaitan dengan nilai perusahaan apabila

perusahaan sering membayarkan dividen kepada pemegang saham maka dapat

menjadi daya tarik sendiri bagi para investor dan dapat menaikkan harga saham.

Kebijakan dividen ini di proksikan dengan dividend payout ratio (DPR), semakin

tinggi DPR makan nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Ni Kadek dan I

Gede (2016) menjelaskan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan

yang dilakukan Mokhamat dan Denica (2010) yang juga menjelaskan adanya

pengaruh yang signifikan antara kebijakan dividen dan nilai perusahaan.

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan

hipotesis sebagai berikut :

H₁ : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan


Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari

aktivitas operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas ini

mempengaruhi nilai perusahaan karena dengan melihat kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba maka memberi gambaran para investor untuk prospek

perusahaan di masa mendatang. Semakin baik profitabilitas maka akan

meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja perusahaan. Hal ini tentu saja

dapat menaikkan nilai perusahaan secara signifikan. Penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Entis (2016) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara

profitabilitas dengan nilai perusahaan, jika profitabilitas naik maka akan

meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh

Putu dan Putu (2016) memberikan kesimpulan bahwa profitabilitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehubungan dengan teori dan

hasil penelitian empiris tersebut, maka hipotesis kedua berbunyi :

H₂ : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengukur

besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan menggunakan indikator total aset

yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dinggap mampu mempengaruhi

nilai perusahaan, ukuran perusahaan yang besar mencerminkan perusahaan

dengan pertumbuhan yang pesat akan memperoleh kemudahan untuk dominan di

pasar modal karena akan meningkatkan ketertarikan pemegang saham untuk

menanamkan modalnya. Respon yang baik dari pemegang saham inilah yang
nantinya menentukan prospek perusahaan yang baik sehingga mampu

meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Putu dan Putu (2016) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan Ta’dir, Parengkuan, dan Ivone (2014) yang menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berdasar kajian teori dan paradigma penelitian terdahulu, maka

hipotesis ke-3 dirumuskan sebagai berikut :

H₃ : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan Edisi 4.

Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Bararuallo, Frans. 2010. Nilai Perusahaan. Jakarta. Universitas Atma Jaya

Salvatore, Dominick. 2011. Management Economics. Jakarta. Salemba Empat

Rachmawati. 2010. Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial, dan

Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur di BEI tahun 2006 – 2008, skripsi Fakultas Ekonomi Negeri

Semarang.

Ruspandi, Hasan. 2014. Faktor –faktor yang mempengaruhi profitabilitas

perusahaan di Indonesia. , universitas lambung mangkurat Banjarmasin.

Prasetia, Ta’dir Eko, Parengkuan Tommy, dan Ivone S. Saerang. 2014.

Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Perusahaan Terhadap


Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI. Jurnal EMBA. 2(2):

879-889.

Oktrima, Bulan. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Struktur Modal

Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Sekuritas Manajemen Keuangan. 1(1):

98-107.

Manoppo, Heven dan Fifty valdie Arie. 2016. Pengaruh Struktur Modal,

Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.

Jurnal EMBA. 4(2): 485-497.

Apriada, Kadek dan Made Sadha Suardikha. 2016. Pengaruh Struktur Modal

Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan Profitabilitas Pada Nilai

perusahaan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 5(2): 201-

218.

Novari, Putu Mikhy dan Putu Vivi Lestari. 2016. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Sektor Properti dan Real Estate. E-Jurnal Manajemen Unud. 5(9): 5671-

5694.

Anita, Aprilia dan Arief Yulianto. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial

dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Management Analysis

Journal. 5(1): 17-23.

Haryadi, Entis. 2016. Pengaruh Size Perusahaan, Keputusan Pendanaan,

Profitabilitas dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

Akuntansi. 3(2): 84-100


Prastuti, Ni Kadek rai dan I Gede Merta Sudiartha. 2016. Pengaruh Struktur

Modal, Kebijakan Dividen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud.

5(3): 1572-1598.

Ansori, Mokhamat dan Denica H.N. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi,

Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index. Jurnal

Analisis Manajemen. 4(2): 153-175.

Anda mungkin juga menyukai