SKRIPSI BAB 2 Revisi
SKRIPSI BAB 2 Revisi
bersedia dibayar oleh investor apabila perusahaan tersebut dijual menurut Suad
dan Wiagustini (dalam Putu dan Putu 2016). Sedangkan Sujoko dan Soebiantoro
2007 (dalam Entis Haryadi 2016) berpendapat bahwa nilai perusahaan merupakan
persepsi para investor terhadap perusahaan yang sudah go public yang berkaitan
dengan harga saham. Harga saham yang tinggi dapat memproyeksikan kinerja
perusahaan yang baik dan membuat nilai perusahaan ikut naik. Nilai perusahaan
yang tinggi sangat penting dan nilai perusahaan yang tinggi beriringan dengan
perusahaan yang telah go public dapat tercermin pada harga saham perusahaan
dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Maka dari itu
keputusan yang akan diambil oleh manajemen keuangan harus memiliki prinsip
kehati –hatian dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
tujuan perusahaan.
dan kebijakan hutang. Beberapa faktor diatas memiliki hubungan dan pengaruh
yang tidak konsisten terhadap nilai perusahaan Winardi 2001 (dalam Putu dan
Putu 2016).
keberadaan price book value sangat penting bagi calon pemegang saham dan
perusahaann yang dikelola dengan baik pada umumnya memiliki rasio price value
book lebih dari satu Sari (dalam Ta’dir, Parengkuan, Ivone 2014). Hal ini
perusahaan. Harga saham yang tinggi dapat berpengaruh positif terhadap nilai
price book value dihitung dengan rumus sebagai berikut Weston dan Brigham
Menurut Yulius dan Taringan (dalam Bulan 2017) terdapat lima jenis nilai
1 Nilai Nominal
Nilai nomianal merupakan nilai yang tercantum secara formal dalam neraca
2 Nilai Pasar
Nilai pasar merupakan harga yang muncul sesuai tawar menawar dalam pasar
saham.
3 Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan nilai abstrak yang menilai perusahaan sebagai entitas
Nilai buku merupakan nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan selisih antara
5 Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset yang dimiliki perusahaan dikurangi
investasi yang diterima oleh para pemegang saham karena menanamkan modalnya
menjatahkan, membagi, dan membayar dividen atas modal yang telah ditanamkan
para pemegang saham ataupun sebaliknya Lease, et.al 2000 (dalam Frans
perusahaan pun ikut naik dan berdampak terhadap meningginya nilai perusahaan.
perusahaan atau divident payout ratio. Apabila dividen dapat mempengaruhi nilai
perusahaan berarti dividen juga akan berpengaruh terhadap biaya kapital. Maka
dari itu dalam kebijakan dividen juga harus mempertimbangkan harapan hasil
para investor dari modal yang telah ditanamnya dan juga tidak melupakan
kebutuhan dana yang digunakan sebagai sumber modal bagi rencana – rencana
1 Stabilitas Laba
Apabila laba yang dihasilkan perusahaan cenderung stabil maka dengan mudah
perusahaan memperkirakan besar kecilnya laba pada periode yang akan datang
dan hal ini membuat perusahaan dengan mudah mengontrol kebijakan laba yang
ingin ditentukan.
Perusahaan menghasilkan laba dan memiliki hutang jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu dekat akan mempengaruhi kebijakan dividen karena
pemegang saham.
untuk kemudian menjadi laba ditahan. Politik dalam hal dividen mempengaruhi
perusahaan baik dalam jangka panjang maupun bagian yang dibagikan kepada
pemegang saham, maka dalam hal ini terdapat dua pendekatan menurut (Indriyo
Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba setelah pajak merupakan
pembiayaan jangka panjang. Oleh karena itu pembagian laba dapat berakibat pada
Secara singkat dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan tidak akan
dibagi dalam bentuk dividen namun dimasukkan dalam pos laba ditahan sebagai
terhadap harga pasar dari harga saham yang beredar. Oleh karena itu manajer
dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari harapan
hasil yang didambakan oleh para pemegang saham. Apabila dividen yang
dibagikan semakin tinggi maka harga saham perusahaan semakin tinggi pula dan
dan nilai perusahaan maka para exsekutif perusahaan harus benar – benar
Indriyo dan Basri (2008:230) menyatakan bahwa terdapat tiga kebijakan dalam
Pada kebijakan ini besaran dividen yang dibayarkan selalu stabil atau tetap, stabil
akan kenaikan ataupun stabil akan penurunan. Jadi besaran dividen akan tetap
Policy)
Pada kebijakan ini besaran dividen yang dibayarkan tergantung pada tingkat
keuntungan pada setiap akhir periode atau dapat dikatakan besarnya dividen yang
Dividend Policy)
Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang besifat
stabil dan sebagian lagi ada yang bersifat fluktuasi, dimana apabila perusahaan
tidak mendapat laba maka para pemegang saham masih mendapat dividen tetap
dan apabila perusahaan mendapat keuntungan dari kegiatan operasional maka para
keuntungannya.
Kebijakan dividen dapat dinilai dari deviden payout ratio (DPR). DPR
merupakan rasio antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang
payout ratio maka akan menguntungkan para pemegang saham namun dapat
ditahan dan sebaliknya, dividen payout ratio yang rendah akan merugikan para
2.3 Profitabilitas
aktiva maupun modaal sendiri (Agus 2015:122). Sedangkan Entis Haryadi (2016)
perusahaan di masa yang akan datang sehingga pasar akan merespon positif sinyal
tersebut dan akan meningkatkan nilai perusahaan Sujono dan Soebiantoro 2007
Gallagher dan Andrew Jr, (dalam Hasan 2014) terdapat lima faktor yang
lain :
utang dipandang sebagai perusahaan yang yakin akan prospek perusahaan mereka
NRA adalah rasio antara piutang dengan asset yang dimiliki perusahaan. Secara
umum apabila jumlah piutang makin rendah maka profitabilitas suatu perusahaan
terbayar.
4. Growth
Growth merupakan pertumbuhan perusahaan yang dilihat dari total aktiva yang
GDP merupakan ukuran nilai pasar barang dan jasa terakhir dalam satu tahun
Gross Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba kotor
Nett Profit Margin merupakan rasio atau perimbangan antara jumlah laba bersih
dengan total pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Apabila NPM semakin
tinggi maka dapat diartikan bahwa laba yang dihasilkan pada setiap pendapatan
3. Return On Investment
seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total aktiva yang
digunakan.
4. Return On Equity
Return on equity merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham yang menanamkan
5. Earning Power
oleh perusahaan. Rasio ini juga dapat digunakan untuk melihat efisiensi investasi
on equity (ROE) dalam penelitian ini sebab ROE mempunyai keterkaitan yang
paling kuat dengan indikator nilai perusahaan yaitu Price Book Value (PBV) dan
juga karena ROE merupakan produk dari dua rasio lain yaitu ROA dan multiplier
ekuitas (Westerfield dan Jordan :96). Secara sistematis rumus ROE dapat ditulis
sebagai berikut :
cara, antara lain dinyatakan dalam nilai pasar saham, total aktiva, dan lalin lain.
Ukuran perusahaan memiliki dampak yang berbeda pada tiap perusahaan. Dalam
hal ini ukuran perusahaan dilihat dari aset keseluruhan yang dimiliki perusahaan
yang dimiliki perusahaan semakin besar maka perusahaan akan lebih leluasa
perusahaan ini sebanding dengan resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan,
semakin besar total aset dan kebebasan untuk menggunakannya maka akan
semakin besar pula resiko yang akan ditanggung perusahaan. Michael (dalam
Entis, 2016) menyatakan dalam hal ini resiko yang hadir akibat semakin besarnya
total aset yang dimiliki perusahaan akan menurunkan nilai perusahaan apabila
dilihat dari sisi pemilik aset, namun apabila dilihat dari sisi manajemen akan
meningkat .
semakin besar pula kecenderungan menggunakan modal asing. Hal ini disebabkan
oleh perusahaan yang besar membutuhkan sumber dana ynag cukup besar pula
dianggap sebagai salah satu alternatif solusi apabila modal sendiri tidak
perusahaan. Apabila perusahaan besar yang memiliki total aset yang tingi akan
dan membuat nilai perusahaan ikut naik. Ramadan (dalam Putu dan Putu : 2016)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam logaritma natural
dari total aset. Secara sistematis ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Besar kecilnya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, antara lain :
Perusahaan besar merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari 10 milyar yang tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki omset penjualan tahunan
sendiri, yang dilakukan oleh badan usaha maupun perseorangan yang tidak
berkaitan dengan perusahaan besar dan bukan merupakan cabang perusahaan atau
anak perusahaan. Salah satu ciri perusahaan menengah yaitu memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500 juta dan tidak lebih dari Rp. 10 miliar serta memiliki
penjualan lebih besar dari Rp. 2,5 miliar dan tidak lebih dari Rp. 50 miliar (UU RI
sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan
kecil apabila perusahaan tersebut memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 5o juta
dan tidak lebih dari Rp. 500 juta yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha serta memiliki omset penjualan tahunan tidak kurang dari Rp. 300 juta dan
yang dilakukan para pemegang saham kepada perusahaan. Dalam hal ini
kebijakan dividen dapat dibagi menjadi dua yaitu membayarkan dividen kepada
kembali dana tersebut sebagai sumber modal perusahaan yang digunakan untuk
dapat mempengaruhi persepsi para pemegang saham dan calon pemegang saham,
payout ratio (DPR) dimana rasio ini menunjukkan besaran laba bersih perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Pada penelitian
Ni Kadek dan I Gede (2016) memberikan hasil dimana terdapat pengaruh positif
perusahaan dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode
akuntansi Bringham dan Houston 2009 (dalam Heven dan Fitty, 2016).
Profitabilitas menjadi salah satu daya tarik bagi pemegang saham karena
dana yang diinvestasikan pemegang saham dan juga dapat mencerminkan besaran
merupakan salah satu indikasi baik atau buruknya kinerja perusahaan dan
menandakan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan prospek nilai
perusahaan yang baik. Maka dari itu profitabilitas sangat mempengaruhi nilai
perusahaan tersebut naik maka nilai perusahaan akan ikut serta naik.
2.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan ini dianggap mampu
beberapa hal, salah satunya yang sering digunakan sebagai proksi yaitu total aset
yang dimiliki perusahaan, total aset yang besar dapat memberikan keleluasaan
dalam pemanfaatannya sehingga menghasilkan laba yang tinggi, laba yang tinggi
inilah yang membuat nilai perusahaan naik karena minat para investor juga tinggi
ke perusahaan. Menurut Putu dan Putu (2016) ukuran perusahaan yang besar
lain yang menjadi salah satu bahan acuan penulis dalam penelitian ini, sehingga
penelitian ini. Dari penelitian terdahulu penulis tidak menemukan judul yang
sama dengan penelitian yang digunakan penulis saat ini. Namun penulis memuat
dengan ini penulis dapat menemukan “theory gap” yang menjadi tantangan
penulis untuk membuktikan teori mana yang sesuai dengan objek penelitian ini.
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai acuan atau
dengan penelitian yang kini akan dilakuka. Berikut ini penulis cantumkan
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal yang telah terakreditasi atau memiliki
Persamaan :
perusahaan.
Perbedaan :
Persamaan :
perusahaan.
b. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang sama yaitu
Perbedaan :
perusahaan manufaktur.
Persamaan :
Perbedaan :
otomotif.
Persamaan :
Persamaan :
Perbedaan :
Persamaan :
a. Pada penelitian sebelumnya menggunakan studi kasus yang sama dengan
Perbedaan :
Persamaan :
Perbedaan :
a. Objek yang diteliti pada penelitian sebelumnya yaitu sektor properti dan
2015-2017.
8. Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016)
sebagai berikut :
Persamaan:
perusahaan manufaktur
Perbedaan :
2015-2017.
kepemilikan saham dan struktur kepemilikan modal yang tidak ada pada
penelitian ini.
Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index, Studi pada BEI”,
Persamaan:
a. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu
Perbedaan :
2015-2017.
ini.
Dari latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan penelitian yang telah
Profitabilitas (X2)
Nilai Perusahaan (Y)
Gambar 1
Dari gambar 1 tampak bahwa nilai perusahaan sebagai variabel dependen
ukuran perusahaan.
kepada pemegang saham. Hal ini berkaitan dengan nilai perusahaan apabila
menjadi daya tarik sendiri bagi para investor dan dapat menaikkan harga saham.
Kebijakan dividen ini di proksikan dengan dividend payout ratio (DPR), semakin
tinggi DPR makan nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Ni Kadek dan I
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan
yang dilakukan Mokhamat dan Denica (2010) yang juga menjelaskan adanya
dalam menghasilkan laba maka memberi gambaran para investor untuk prospek
meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja perusahaan. Hal ini tentu saja
meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehubungan dengan teori dan
perusahaan.
besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan menggunakan indikator total aset
menanamkan modalnya. Respon yang baik dari pemegang saham inilah yang
nantinya menentukan prospek perusahaan yang baik sehingga mampu
Putu dan Putu (2016) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan Ta’dir, Parengkuan, dan Ivone (2014) yang menyatakan bahwa
perusahaan.
Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Semarang.
879-889.
98-107.
Manoppo, Heven dan Fifty valdie Arie. 2016. Pengaruh Struktur Modal,
Apriada, Kadek dan Made Sadha Suardikha. 2016. Pengaruh Struktur Modal
218.
Novari, Putu Mikhy dan Putu Vivi Lestari. 2016. Pengaruh Ukuran
Sektor Properti dan Real Estate. E-Jurnal Manajemen Unud. 5(9): 5671-
5694.
5(3): 1572-1598.