Bismillaah Kep Jiwa LP Bunuh Diri
Bismillaah Kep Jiwa LP Bunuh Diri
Disusun oleh :
A. PENGKAJIAN
Asuhan keperawatan tingkah laku bunuh diri difokuskan pada pencegahan
bunuh diri. Pencegahan dapat dicapai karena semua individu ambivalen
terhadap hidup dan tidak ada yang 100% ingin meninggal.
Hal utama yang perlu dikaji adalah tanda atau gejala yang dapat
menentukan tingkat risiko dari tingkah laku bunuh diri (Dalami, 2009:105).
Menurut Dalami (2009) ada tiga macam perilaku bunuh diri, antara lain:
1. Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri ditujukan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan “segala sesuatu akan lebih
baik tanpa saya”. Pada kondisi ini sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupny. Namun, tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien umumnya mengungkapkan perasaan, seperti: rasa bersalah, sedih,
marah, putus asa, dan tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal
negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
2. Ancaman Bunuh Diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan
persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif telah
memikirkan rencana bunuh diri. Namun, tidak disertai dengan percobaan
bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba
bunh diri, pengawasan ketat harus dilakukan, kesempatan sedikit saja
dapat dimanfaatkan klien untuk melaksanakan rencana bunuh diri.
3. Percobaan Bunuh Diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri
untuk menyakiti hidupnya. Pada kondisi ini pasien aktif mencoba bunuh
diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi (Dalami, 2009:110-111).
Faktor-Faktor dalam Pengkajian Pasien Destruktif Diri
1. Pengkajian Lingkungan Upaya Bunuh Diri
a. Presipitasi peristiwa kehidupan yang menghina/menyakitkan.
b. Tindakan persiapan-metoda yang dibutuhkan, mengatur
rencana, membicarakan tentang bunh diri, memberikan milik
berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.
c. Pengguanaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih
mematikan.
d. Pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
e. Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
2. Petunjuk Gejala
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
c. Alam perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan berat badan
g. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan
sosial.
3. Penyakit Psikiatrik
a. Upata bunuh diri sebelumnya
b. Kelainan afektif
c. Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
d. Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
e. Demensia dini dan status kekacauan mental pada lansia
f. Kombinasi dari kondisi di atas
4. Riwayat Psikososial
a. Baru berpisah, bercerai, atau kehilangan
b. Hidup sendiri
c. Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru
dialami
d. Stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus
hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap
krisis disiplin)
e. Penyakit medic kronik
f. Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat
5. Faktor-Faktor Kepribadian
a. Impulsive, agresif, rasa bermusuhan
b. Kekakuan kognitif dan negative
c. Keputusasaan
d. Harga diri rendah
e. Batasan atau gangguan kepribadian antisosial
6. Riwayat Keluarga
a. Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri
b. Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme, atau
keduannya
B. POHON MASALAH
Perilaku kekerasan
Halusinasi
Isolasi Sosial
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut NANDA 2018, diagnosa yang berhubungan dengan:
1. Respons Perlindungan Diri
a. Penyesuaian, kerusakan
b. Ansietas
c. Gangguan citra tubuh
d. Koping komunitas, inefektif
e. Koping, keluarga inefektif, perlemahan
f. Koping, individu inefektif
g. Menyangkal, inefektif
h. Deficit volume cairan, risiko terhadap
i. Kesepian, risiko terhadap
2. Ketidakpatuhan
a. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh
b. Nutrisi, perubahan: lebih dari kebutuhan tubuh
c. Gangguan harga diri
3. Mutilasi diri, risiko terhadap
a. Distress spiritual
4. Amuk, risiko terhadap: diarahkan-pada diri
D. RENCANA KEPERAWATAN
Respon Protektif-Diri Maladaptif
Diagnosis keperawatan: potensial untuk melakukan tindak kekerasan terhadap
diri sendiri. Hasil yang diharapkan: pasien tidak akan membahayakan dirinya
sendiri secara fisik.
Pantau pengobatan
Pasien akan Identifikasi kekuatan- Perilaku destruktif-
mengidentifikasi aspek- kekuatan pasien dirimencerminkan depresi
aspek positif yang ada Ajak pasien untuk berperan yang mendasar dan terkait
pada dirinya. serta dalam aktivitas yang dengan harga diri rendah serta
disukai dan dapat kemarahan terhadap diri
dilakukannya sendiri.
Dukung keberhasilan diri
dan keinginan untuk berhias
Tingkatkan hubungan
interpersonal yang sehat
Pasien akan Permudah kesadaran, Mekanisme koping
mengimplementasikan penamaan dan ekspresi maladaptive harus diganti
dua respons protektif diri perasaan dengan yang sehat untuk
yang adaptif. Bantu pasien mengenal mengatasi stress dan ansietas.
mekanisme koping yang tidak
sehat
Identifikasi alternative cara
koping
Beri imbalan untuk perilaku
koping yang sehat
Pasien akan Bantu orang terdekat untuk Isolasi social
mengidentifikasi dua berkomunikasi secara menyebabkab harga diri
sumber dukungan social konstruktif dengan pasien rendah dan depresi,
yang bermanfaat. Tingkatkan hubungan mencetuskan perilaku
keluarga yang sehat destruktif terhadap diri
Identifikasi sumber sendiri.
komunitas yang relevan
Prakarsai rujukan untuk
menggunakan sumber
komunitas
Pasien akan mampu Libatkan pasien dan orang Pemahaman dan peran
menguraikan rencana terdekat dalam perencanaan serta dalam perencanaan
pengobatan dan asuhan pelayanan kesehatan
rasionalnya. Jelaskan karakteristik dari meningkatkan kepatuhan.
kebutuhan pelayanan
kesehatan yang telah
diidentifikasi, diagnosis
medic, dan rekomendasi
tindakan dan medikasi
Dapatkan respons terhadap
rencana asuhan keperawatan
Modifikasi rencana
berdasarkan umpan balik
pasien
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial.
Jakarta: TIM