Anda di halaman 1dari 3

Nama : Izzulhaq Nashir

Nim : 1208010105
No. absen : 13
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
1. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakekat
ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah, dan apa fungsi ilmu
itu bagi manusia.
Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan pengembangan ilmu
pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Objek formal
filsafat ilmu merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot.
Dalam ontology terdapat Metafisika yang membicarakan segala sesuatu yang
dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca
indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari
hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan tentang apa
hakekat ilmu itu. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang
bersifat empiris.11 Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat
diuji oleh panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang
sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat
dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri
yakni berorientasi pada dunia empiris.
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam: 1. Obyek
material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang
dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. 2. Obyek Formal (obiectum formale, formal
object) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek material.

2. Dalam kehidupan, adakalanya kita dapat menggolongkan manusia kedalam beberapa


jenis berdasarkan pengetahuannya, yaitu:
1. Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
2. Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya;
3. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
4. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
Orang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut
termasuk golongan 1) dan sekaligus 2) yaitu Orang yang mengetahui tentang apa yang
diketahuinya sekaligus Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Dengan
demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa
yang belum kita ketahui. Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai
dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari kedua-duanya.
Tidak semua orang mampu berfilsafat, orang yang akan mampu berfilsafat
apabila memiliki sifat rendah hati, karena memahami bahwa tidak semuanya akan dapat
diketahui dan merasa dirinya kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta.
3. Pemikiran Descartes tentang (cogito ergo sum) memberikan suatu kenyataan yang kuat,
bahwa sesuatu akan dinilai eksis apabila secara subyektif dinyatakan ada. Namun disisi
lainnya, pemikiran ini justru dipandang sebagai kenyataan memiskinkan kadar kepastian.
Sebab subjek yang dinyatakan Descartes di dalam cogito adalah subjek yang benar-benar
privat dan terisolasi.
Descartes sendiri adalah seorang rasionalis. Baginya rasio (pikiran) adalah satu -
satunya sumber dan jaminan kebenaran pengetahuan. Ia meragukan pengalaman indrawi
dalam jaminan kebenaran pengetahuan. Indera dapat memberikan pengetahuan tentang
dunia fisik yang dapat dipercayai tapi kebenaran bukan karena indera sendiri dapat
diandalkan, tetapi hanya berdasarkan keyakinan Tuhan yang menciptakan indera pada
manusia yang tidak mungkin menipu.
Skeptisisme ini satu-satunya aliran yang secara radikal dan fundamental tidak
mengakui adanya kepastian dan kebenaran, Sikap dasar skeptisme adalah tidak pernah
tahu tentang apa pun. Ini bisa menjadi sebab kenapa Descartes menolak dan sebaliknya
ke arah subjektivisme.

4. Buku Filsafat Ilmu karangan Dr. Mohammad Anas M.Phil.


“Filsafat secara etimologis berasal dari kata Yunani (juga Latin) philos/philien yang
berarti “cinta” atau “teman” dan Sophos/Sophia yang artinya “kebijaksanaan” (wisdom).
Secara sederhananya dapat di artikan bahwa filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau teman kebijaksanaan (wisdom). Filsafat juga bisa dikatakan “ajaran-ajaran
kebijaksanaan” dalam pengertian umumnya, terdapat di setiap ruang dan waktu karena
ajaran kebijaksanaan bisa di temukan di manapun di semesta bumi. Butir-butir ajaran
“kebijaksanaan” yang ada di berbagai penjuru bumi ini disebut “falsafah”. Maka dari itu,
jika kita merujuk kepada arti harfiah , yakni cinta akan kebijaksanaan , dan sebetulnya
nama itu menunjukan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian
menyeluruh tentang segala sesuatu yang di maksudkan kebijaksanaan, namun terus
mengejarnya. Itu tentu berkaitan dengan apa yang dilakukan, artinya filsafat adalah
pengetahuan yagn dimiliki rasio manusia yang menembusi dasar terakhir dari segala
sesuatu.
Beberapa pengertian filsafat secara etimologi :
 Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentnag
seluruh realitas.
 Upaya untuk melukiskan realtias akhir dan dasar serta nyata
 Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan; sumbernya,
hakikatnya, keabsahannya dan lainnya.
 Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh berbagai pengetahuan
 Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yang anda katakana
dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.
Dengan cara berfikir seperti itu, maka menurut slamet soetrisno, filsafat
mempunyai konteks-konteks yang menunjuk ruang lingkup pengertiannya. Dari semua
definisi tersebut, secara garis besarnya, bahwa Filsafat sesungguhnya adalah kerangka
berfikir yang mendalam mengenai segala hal yang ada dan meliputi Tuhan, alam, dan
manusia. Dan juga sebagai suatu perenungan yang mendalam mengenai realitas untuk
diungkap hakikatnya. Hakikat tentnag segala hal, hakikat tentang hidup, hakikat cinta,
hakikat Negara, hakikat keadilan, bahkan mengenai Tuhan. Maka dari itu, filsafat akan
memberikan makna dari segala hal dan pemahaman yang menyegarkan yang sesuai
dengan kondisi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai