Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pada hakekatnya mendambakan hidup sehat dan

sejahtera lahir dan batin. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting

karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam

melaksanakan aktivitas sehari- sehari, namun seiring berkembangnya

zaman saat ini, kesehatan menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh

masyarakat. Masyarakat terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan terjebak

dalam gaya hidup yang tidak sehat. hal tersebut dapat menyebabkan

berbagai macam penyakit salah satunya stroke.

Stoke menurut World Health Organization (WHO), Stroke adalah

suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang

cepat berupa defisit neurologik fokal dan global yang dapat menyebabkan

kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (P2TM

Kemenkes RI, 2019).

Kasus stroke di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah

yang perlu diperhatikan. Hasil Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2018

stroke naik dari 7% menjadi 10,9 % , bila dibandingkan dengan data

Riskesdes tahun 2013 (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Rekapitulasi

penyakit tidak menular di Jawa Tengah tahun 2018 berjumlah 2.412.297

kasus, sedangkan untuk kasus stroke sendiri berjumlah 3,09% dari jumlah

kasus tersebut (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2018).


Sepintas stroke menimbulkan dampak visual yang hampir sama

namun sesungguhnya setiap pasien mengalami kondisi yang berbeda-beda

terkait dengan stroke yang dialaminya. Hal tersebut terjadi karena faktor

penyebab yang berbeda-beda pula. Berdasarkan penyebabnya, stroke

dibagi menjadi 2 yaitu Stroke Iskemik atau Stroke non Hemoragik dan

Stroke Hemoragik. Stroke Iskemik atau Stroke non Hemoragik terjadi

karena tersumbatnya pembuluh darah oleh plak (materi yang terdiri atas

protein, kalsium, dan lemak) yang menyebabkan aliran oksigen yang

melalui liang arteri terhambat. Adapun Stroke Hemoragik adalah stroke

yang terjadi karena perdarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah otak

( Lingga,2013).

Pada penderita stroke non hemoragik akan mengalami masalah

dalam menjalankan aktivitas sehari- hari. Aktivitas merupakan hal sering

dilakukan manusia setiap harinya dan salah satunya yaitu berpindah.

Masalah berpidah yang sering dijalani penderita stroke non hemoragik

adalah hambatan kemampuan berpindah. Hambatan kemampuan

berpindah adalah keterbatasan bergerak mandiri diantara dua permukaan

yang berdekatan( Herdman, Kamitsuru, 2018). Hal- hal yang

menyebabkan hambatan kemampuan berpindah pada penderita stroke non

hemoragik antara lain kelemahan staf, kelemahan otot, kurang gerak,

kekakuan sendi, kurang energi dan aliran darah ke otak.

Masalah yang sering muncul pada pasien stroke adalah gangguan

gerak, pasien mengalami gangguan pada kekuatan otot. Seseorang yang

mengalami gangguan gerak atau gangguan pada kekuatan ototnya jika


tidak dilakukan tindakan keperawatan akan berdampak pada aktivitas

sehari- hari dan dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya. Untuk

mencegahnya maka perlu dilakukan tindakan keperawatan yaitu latihan

mobilisasi. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan

kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit

khususnya penyakit degeneratif untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra

tubuh) ( Mubarak, Lilis, Joko, 2015).

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan “

Pengelolaan Hambatan Kemampuan Berpindah pada Pasien Stroke Non

Hemoragik”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengelolaan pada pasien stroke non hemoragik yang

memiliki hambatan kemampuan berpindah?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mendeskripsikan pengelolaan pada pasien stroke non hemoragik

yang memiliki hambatan kemampuan berpindah.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan pengkajian pada pasien dengan stroke non

hemoragik dengan hambatan kemampuan berpindah.


b. Mendeskripsikan dan merumuskan diagnosa keperawatan yang

terjadi pada pasien stroke non hemoragik berdasarkan data-data

yang diperoleh.

c. Mendeskripsikan perencanaan keperawatan dalam mengelola

pasien stroke non hemoragik.

d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien stroke non

hemoragik.

e. Mendeskripsikan mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah

dilakukan pada pasien stroke non hemoragik dengan hambatan

kemampuan berpindah.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan khususnya pada asuhan

keperawatan keluarga yang diberikan kepada klien yang

mengalami stroke non hemoragik terutama pada pengelolaan

hambatan kemampuan berpindah pada pasien stroke non

hemoragik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pasien dan keluarga


Menambah informasi keperawatan keluarga agar keluarga dapat

membudayakan/ mengelola masalah kesehatan yang dialami dan

melakukan tindakan yang tepat tentang penyakit stroke non

hemoragik, serta meningkatkan kemampuan keluarga untuk

mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.

b. Bagi instisusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa prodi DIII

Keperawatan Purwokerto khususnya dalam pengelolaan hambatan

kemampuan berpindah di keluarga pada pasien stroke non

hemoragik.

c. Bagi Penulis

Mampu melakukan asuhan keperawatan pada kasus dan diagnosa

yang lain.

Anda mungkin juga menyukai