Anda di halaman 1dari 25

[Type here]

MAKALAH

KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pemerintah dan


Pembangunan Kesehatan

Dosen Pengampu : Aris Fitriani, S.Kep.Ns.MM

Disusun Oleh :

1. Lutfia Amanah Fitri (P1337420218001)


2. Alia Munawaroh (P1337420218011)
3. Septian Rianto (P1337420218024)
4. Salma Mariska W (P1337420218029)
5. Nur Cholish Majid (P1337420218039)
6. Hendra Dwi Andika (P1337420218044)
7. Deni Nurvitasari (P1337420218046)
Tingkat 2A

KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2020

1
[Type here]

KATA PENGANTAR

Assalam’ualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Jiwa” ini dengan baik
tanpa halangan suatu apapun.

Makalah sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas semester
empat tingkat 2A. Dalam penyajian makalah ini, kami memperolehbantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Yth. Ibu Walin, SSiT. M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto
3. Yth. Bapak Mukhadiono, SSiT, MH selaku dosen pembimbing
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberi semangat
5. Dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu.

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya


dan bagi pembaca khususnya serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita
Indonesia guna mencapai tujuannya masing-masing sehingga dapat dijadikan
panutan yang berguna bagi masa depan nusa dan bangsa dan agama sekaligus
menjadi contoh kepada generasi-generasi penerus bangsa kita Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Purwokerto, 25 Februari 2020

Penyusun

2
[Type here]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Klasifikasi Rumah Sakit...................................................3


B. Klasifikasi Rumah Sakit.....................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................20
B. Saran.................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

3
[Type here]

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik harus dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar. Pemerintah
sudah mengeluarkan beberapa regulasi yang mengatur tentang pelayanan
di rumah sakit sebagaimana yang tercantum dalam dasar hokum dibawah
ini, maka selanjutnya perlu diatur status rumah sakit melalui penetapan
kelas dengan SK Menteri Kesehatan dan registrasi rumah sakit di
Kementerian Kesehatan. (Menkes, 2018).

Kementerian Kesehatan memperpendek birokrasi pelayanan yang


panjang dan kurang efisien. Kebijakan pemerintah dalam penetapan kelas
dan registrasi rumah sakit diarahkan untuk peningkatan akses,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di rumah
sakit melalui pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit di daerah
sesuai dengan standar. (Menkes, 2018).

Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,


tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta
fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat. Rumah sakit yang merupakan salah
satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan
dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Peran rumah sakit merupakan
hal yang penting, maka dari itu mengenal rumah sakit tidak saja dilihat
dari banyaknya pasien, namun lebih kepada manfaat dan peran serta

4
[Type here]

fungsinya. berikut akan dibahas mengenai Makalah Klasifikasi Rumah


Sakti. (Hapsara,2017).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi rumah sakit ?
2. Apa saja klasifikasi rumah sakit?

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui dan
memahami tentang klasifikasi rumah sakit sebagai sarana kesehatan
bagi masyarakat
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui pengertian dari klasifikasi rumah sakit.
b. Untuk mengetahui klasifikasi rumah sakit.

5
[Type here]

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan publik harus dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar. Pemerintah
sudah mengeluarkan beberapa regulasi yang mengatur tentang pelayanan
di rumah sakit sebagaimana yang tercantum dalam dasar hokum dibawah
ini, maka selanjutnya perlu diatur status rumah sakit melalui penetapan
kelas dengan SK Menteri Kesehatan dan registrasi rumah sakit di
Kementerian Kesehatan. (Menkes, 2018).

Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit


berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan. Fasilitas adalah segala
sesuatu hal yang menyangkut sarana, prasarana maupun alat (baik alat
medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien. Sarana adalah
segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata maupun
teraba oleh panca-indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan
(umumnya) merupakan bagian dari suatu bangunan gedung ataupun
bangunan gedung itu sendiri. Prasarana adalah benda maupun jaringan /
instansi yang membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan
tujuan yang diharapkan (Menkes, 2019).

Setiap rumah sakit wajib mendapatkan penetapan kelas dari


Menteri. Rumah sakit dapat ditingkatkan kelasnya setelah lulus tahapan
pelayanan akreditasi kelas dibawahnya. Rumah Sakit harus mempunyai

6
[Type here]

kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum,


gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat inap,
operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi,
gizi, sterilisasi, rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen,
penyuluhan kesehatan masyarakat, pemulasaran jenazah, laundry, dan
ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta pengolahan limbah
(Puput, 2019).

B. Klasifikasi Rumah Sakit

Ada banyak kriteria penggolongan rumah sakit yang ada di


masyakarat. Dasar dari penggolongan – penggolongan ini adalah untuk
memberikan kemudahan untuk mengetahui identitas, organisasi, jenis
pelayanan, sarana prasarana, serta diperlukan untuk mempermudah
evaluasi . Jenis – jenis klasifikasi (Khairul,2017) yang ada adalah :

1. Kepemilikan, rumah sakit dibagi atas:


c. Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum


milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen
Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara.
Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur
pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu
rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D. (Menkes, 2019).

d. Rumah Sakit Umum Swasta

Rumah sakit swasta merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh


perusahaan dengan tujuan keuntungan atau perusahaan nirlaba dan
swasta dibiayai melalui pembayaran untuk layanan medis oleh
pasien itu sendiri, asuransi, atau oleh kedutaan asing. Rumah Sakit
Umum Swasta, terdiri atas:

7
[Type here]

1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum


swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan
spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas C.
3) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas B (Riyanto, 2017).
2. Jenis Pelayanannya

Berdasarkan jenis pelayanannya, Klasifikasi Rumah Sakit dibagi


2 yaitu klasifikasi rumah sakit umum dan klasifikasi rumah sakit
khusus. Klasifikasi Rumah Sakit Umum dan Khusus ditetapkan
berdasarkan (Menkes, 2019) :

a. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan


pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit
Umum diklasifikasikan menjadi (Menkes RI, 2019):
1) Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit umum kelas A sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a merupakan Rumah Sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) penunjang
medik spesialis, 12 (dua belas) spesialis lain selain spesialis
dasar, dan 13 (tiga belas) subspesialis. Kriteria, fasilitas dan
kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi:
a) Pelayanan medik umum

8
[Type here]

Pelayanan medik umum sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a merupakan pelayanan yang dilakukan
oleh dokter atau dokter gigi yang meliputi pelayanan medik
dasar.
b) Pelayanan medik spesialis
Pelayanan medik spesialis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan pelayanan yang dilakukan
oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang meliputi
pelayanan medik spesialis dasar, dan pelayanan medik
spesialis lain selain spesialis dasar.

c) Pelayanan medik Subspesialis


Pelayanan medik subspesialis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan pelayanan yang
dilakukan oleh dokter subspesialis yang melakukan
pelayanan subspesialis di bidang spesialisasi bedah,
penyakit dalam, anak, obstetri dan ginekologi, kedokteran
jiwa, mata, telinga hidung tenggorok-bedah kepala leher,
paru, saraf, jantung dan pembuluh darah, orthopedi dan
traumatologi, kulit dan kelamin dan subspesialis lain.

d) Pelayanan keperawatan dan kebidanan


Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b meliputi asuhan
keperawatan generalis dan/atau asuhan keperawatan
spesialis, dan asuhan kebidanan.

e) Pelayanan penunjang medik spesialis


Pelayanan penunjang medik spesialis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi pelayanan
laboratorium, radiologi, anestesi dan terapi intensif,
rehabilitasi medik, kedokteran nuklir, radioterapi,

9
[Type here]

akupunktur, gizi klinik, dan pelayanan penunjang medik


spesialis lainnya.

f) Pelayanan penunjang medik subspesialis


Pelayanan penunjang medik subspesialis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi
pelayanan subspesialis dibidang anestesi dan terapi intensif,
dialisis, dan pelayanan penunjang medik subspesialis
lainnya.

g) Pelayanan penunjang medik lain


Pelayanan penunjang medik lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi pelayanan
sterilisasi yang tersentral, pelayanan darah, gizi, rekam
medik, dan farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

h) Pelayanan penunjang nonmedik


Pelayanan penunjang nonmedik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d terdiri atas
laundri/binatu, pengolah makanan, pemeliharaan sarana
prasarana dan alat kesehatan, sistem informasi dan
komunikasi, dan pemulasaran jenazah.

Sarana, prasarana, dan peralatan Rumah Sakit harus


memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri. Khusus untuk
peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi
standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.
Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur
organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi paling sedikit
terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit,
unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang

10
[Type here]

medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta


administrasi umum dan keuangan. Tata laksana meliputi
tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional
prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
2) Rumah Sakit Umum kelas B
Rumah Sakit umum kelas B sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf b merupakan Rumah Sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) penunjang
medik spesialis, 8 (delapan) spesialis lain selain spesialis dasar,
dan 2 (dua) subspesialis dasar. Dalam hal Rumah Sakit umum
kelas B sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan
meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya,
penambahan pelayanan paling banyak 2 (dua) spesialis lain
selain spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis, 2
(dua) pelayanan medik subspesialis dasar, dan 1 (satu)
subspesialis lain selain subspesialis dasar. Kelas B meliputi:
a) Pelayanan Medik Umum
Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan
Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan
Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pada Pelayanan
Medik Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter
umum dan 3 (tiga) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.

b) Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan
pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7
(tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan
resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.

11
[Type here]

c) Pelayanan Medik Spesialis Dasar

Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari


Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah,
Obstetri dan Ginekologi. Pada Pelayanan Medik Spesialis
Dasar masing-masing minimal 3 (tiga) orang dokter
spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang sebagai
tenaga tetap.

d) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari


Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan
Patologi Klinik. Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter
spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap.

e) Pelayanan Medik Spesialis Lain


Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-
kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan
meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf,
Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin,
Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf,
Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik. Pada Pelayanan
Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4
orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan
yang berbeda.
f) Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari
Pelayanan Bedah Mulut Konservasi/Endodonsi, dan
Periodonti. Pada Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut

12
[Type here]

harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter gigi


spesialis sebagai tenaga tetap.
g) Pelayanan Medik Subspesialis
Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat)
subspesialis dasar yang meliputi Bedah, Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi. Pada Pelayanan
Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 1
(satu) orang dokter subspesialis dengan 1 (satu) orang
dokter subspesialis sebagai tenaga tetap.
h) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari
pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah
1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan
pelayanan di Rumah Sakit.
i) Pelayanan Penunjang Klinik
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan
intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi
Instrumen dan Rekam Medik. Tenaga penunjang
berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.
j) Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari
pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/ Dapur, Teknik dan
Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam
Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air
Bersih. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah
Sakit.

Sarana, prasarana, peralatan Rumah Sakit harus


memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri. Khusus

13
[Type here]

peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi


standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.

Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur


organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi paling sedikit
terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit,
unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang
medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan. Tata laksana meliputi
tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional
prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.

3) Rumah Sakit Umum kelas C


Rumah Sakit umum kelas C sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf c merupakan Rumah Sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) penunjang
medik spesialis. (5) Dalam hal Rumah Sakit umum kelas C
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan meningkatkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan
pelayanan paling banyak 3 (tiga) pelayanan medik spesialis lain
selain spesialis dasar, dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.
4) Rumah sakit umum kelas D
Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf d merupakan Rumah Sakit umum
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar. Dalam hal Rumah Sakit
umum kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (6) akan
meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya,

14
[Type here]

penambahan pelayanan paling banyak 1 (satu) pelayanan medik


spesialis dasar dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.

b. Rumah Sakit Khusus


Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, atau jenis
penyakit. Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 terdiri atas Rumah Sakit khusus:
1) ibu dan anak
2) mata
3) gigi dan mulut
4) ginjal
5) jiwa
6) infeksi
7) telinga-hidung-tenggorok kepala leher
8) paru
9) ketergantungan obat
10) bedah
11) otak
12) orthopedi
13) kanker dan
14) jantung dan pembuluh darah.

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit


khusus terdiri atas :

a) Pelayanan medik
Pelayanan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a terdiri atas pelayanan medik umum, pelayanan medik
spesialis sesuai kekhususan, pelayanan medik spesialis lain di
luar kekhususan, pelayanan subspesialis sesuai kekhususan,dan

15
[Type here]

pelayanan spesialis dengan kualifikasi tambahan sesuai


kekhususan.
b) Pelayanan keperawatan dan kebidanan
Pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi asuhan keperawatan
generalis, keperawatan spesialis, dan/atau asuhan kebidanan
sesuai kekhususannya.

c) Pelayanan penunjang medik


Pelayanan penunjang medik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c meliputi pelayanan penunjang medik spesialis,
pelayanan penunjang medik subspesialis, dan pelayanan
penunjang medik lain.
d) Pelayanan penunjang nonmedik
Pelayanan penunjang nonmedik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d meliputi laundri/binatu, pengolah
makanan, pemeliharaan sarana prasarana dan alat kesehatan,
sistem informasi dan komunikasi, dan pemulasaran jenazah.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah
Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi (Menkes RI, 2019):
a) Rumah Sakit khusus kelas A
Rumah Sakit khusus kelas A sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialis dan subspesialis sesuai kekhususanya, serta pelayanan
medik spesialis dasar dan spesialis lain yang menunjang
kekhususannya secara lengkap.

b) Rumah Sakit khusus Kelas B


Rumah Sakit khusus kelas B sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

16
[Type here]

spesialis dan subspesialis sesuai kekhususanya, serta pelayanan


medik spesialis dasar dan spesialis lain yang menunjang
kekhususannya yang terbatas.

c) Rumah sakit khusus Kelas C


Rumah Sakit khusus kelas C sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (1) huruf c merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialis dan subspesialis sesuai kekhususanya, serta pelayanan
medik spesialis dasar dan spesialis lain yang menunjang
kekhususannya yang minimal.

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)


dikecualikan untuk Rumah Sakit khusus gigi dan mulut. Ketentuan
lebih lanjut mengenai klasifikasi Rumah Sakit umum dan Rumah
Sakit khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sampai dengan
Pasal 21 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

3. Lama Tinggal, rumah sakit terdiri atas:


a. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang
merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari.
b. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang
merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.
(Riyanto, 2017).
4. Kapasitas Tempat Tidur, rumah sakit terdiri atas :
a. Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan
subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.

17
[Type here]

b. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :


1) Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub
spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.
2) Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-
1000 tempat tidur.
3) Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau
kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat
tidur.
4) Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan
kapasitas tempat tidur kurang dari 100 (Riyanto, 2017).
5. Afiliasi Pendidikan

Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua


jenis, yaitu rumah sakit pendidikan dan rumah sakit nonpendidikan.
Pendidikan Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua
jenis yaitu:

a. rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan


program pelatihan dalam bidang medik, bedah, pediatrik dan bidang
spesialis lain
b. rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki
afiliasi dengan universitas disebut rumah sakit non pendidikan.
(Siregar, 2004).

18
[Type here]

6. Status Akreditasi

Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan yang diberikan kepada


rumah sakit oleh pemerintah atau badan yang berwenang karena rumah
sakit telah memenuhi standar yang ditentukan.

Tujuan akreditasi secara umum adalah untuk meningkat mutu


pelayanan rumah sakit dan sarana rumah sakit lainnya. Pelaksanaan
rumah sakit dilakukan tiap tiga tahun, dengan aspek yang dinilai
dilakukan secara bertahap dimulai dengan struktur, struktur  proses dan
kemudian struktur proses dan outcome.

Tahapan pelaksanaan akreditasi rumah sakit terdiri dari 3 tahap :

a. Tahap I : akreditasi 5 pelayanan disebut akreditasi tingkat dasar


yang meliputi : administrasi manajemen, pelayanan medik, gawat
darurat, keperawatan dan rekam medik.
b. Tahap II : akreditasi 12 pelayanan disebut akreditasi tingkat lanjut.
Meliputi : lima pelayanan tahap I ditambah 7 pelayanan yaitu :
kamar operasi, laboratorium, radiologi, farmasi, K3, pengendalian
infkesi, perinatal resiko tinggi.
c. Tahap III : akreditasi lengkap meliputi 16 pelayanan, meliputi : 12
pelayanan tahap II ditambah 4 paelayanan yaitu : pelayanan
rehabilitasi medik, pelayanan gizi, pelayanan intensif dan pelayanan
darah.
Penetapan status akreditasi oleh direktur jendral pelayanan
medik. Hasil status akreditasi rumah sakit terdiri dari :
a. Tidak akreditasi (gagal)
b. Akreditasi bersyarat

19
[Type here]

c. Akreditasi penuh
d. Akreditasi istimewa.
Proses akreditasi berhubungan dengan mutu pelayanan rumah
sakit. Untuk melakukan penilaian terhadap mutu, pelayanan rumah sakit
diperlukan suatu standar system manajemen mutu, salah satunya adalah
ISO. ISO adalah suatu standar sistem manajemen mutu yang di
keluarkan oleh organisasi internasional bernama The Internastional
Organization For Standarization. Adapun macam-macam ISO adalah :
a. ISO 9000 : 2000
Berisi dasar dan fundamental dan pembendarahan kata.
b. ISO 9001 : 2000
Berisi persyaratan sistem manajemen mutu yang dapat
diterapkan dalam organisasi atau untuk sertifikasi dan kontraktual.

c. ISO 9004 : 2000


Berisi pedoman untuk peningkatan berkesinambungan
(Khairul,2017).
C. Hubungan Klasifikasi Rumah Sakit Dengan Paradigma Pembangunan
Rumah Sakit

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional


yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi – tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa indonesia, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah.

Dalam pembangunan kesehatan memerlukan perizinan dan syarat –


syarat yang harus di penuhi oleh penyelenggara. Setiap penyelenggara
pembangunan Rumah Sakit wajib memiliki izin dan syarat-syarat
pembangunan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang undangan
nomor 30 tahun 2019 tentang kalsifikasi rumah sakit dan perizinan rumah

20
[Type here]

sakit. Dalam pembangunan rumah sakit harus berhubungan dengan


klasifikasi rumah sakit dan perizinan rumah sakit agar pembanguna
terjamin keamanan dan kenyamanan.

Penetapan klasifikasi rumah sakit didasarkan pada 3 (tiga) aspek


utama, yaitu pelayanan; Sumber Daya Manusia (SDM); peralatan; serta
bangunan dan prasarana. Bangunan dan prasarana rumah sakit
sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan tata bangunan dan
lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan dan prasarana rumah
sakit. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan tersebut antara lain
(PERMENKES No. 56/2014) :

1. Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan sesuai ketentuan peraturan


daerah setempat.
2. Desain bangunan rumah sakit, yang meliputi:
a. Bentuk denah bangunan rumah sakit simetris dan sederhana untuk
mengantisipasi kerusakan apabila terjadi gempa.
b. Massa bangunan harus mempertimbangkan sirkulasi udara dan
pencahayaan.
c. Tata letak bangunan (siteplan) dan tata ruang dalam bangunan harus
mempertimbangkan zonasi berdasarkan tingkat resiko penularan
penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan
kedekatan hubungan fungsi antar ruang pelayanan.
d. Tinggi rendah bangunan harus dibuat tetap menjaga keserasian
lingkungan dan peil banjir.
e. Aksesibilitas di luar dan di dalam bangunan harus
mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat dan lansia.
f. Bangunan rumah sakit harus menyediakan area parkir kendaraan
dengan jumlah area yang proporsional disesuaikan dengan peraturan
daerah setempat.

21
[Type here]

g. Perancangan pemanfaatan tata ruang dalam bangunan harus efektif


sesuai dengan fungsifungsi pelayanan.
3. Pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana
rumah sakit meliputi (PERMENKES No. 56/2014):
a. Persyaratan keselamatan struktur bangunan, kemampuan bangunan
menanggulangi bahaya kebakaran, bahaya petir, bahaya kelistrikan,
persyaratan instalasi gas medik, instalasi uap dan instalasi bahan
bakar gas.
b. Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi air, instalasi
pengolahan limbah, dan bahan bangunan.
c. Persyaratan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang,
kenyamanan termal, kenyamanan terhadap tingkat getaran dan
kebisingan.
d. Persyaratan tanda arah (signage), koridor, tangga, ram, lift, toilet dan
sarana evakuasi yang aman bagi semua orang termasuk penyandang
cacat dan lansia.

22
[Type here]

BAB III

PENUTUP

A. PENUTUP

Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit


berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan. Ada banyak kriteria
penggolongan rumah sakit yang ada di masyakarat. Dasar dari
penggolongan – penggolongan ini adalah untuk memberikan kemudahan
untuk mengetahui identitas, organisasi, jenis pelayanan, sarana prasarana,
serta diperlukan untuk mempermudah evaluasi . Jenis – jenis klasifikasi
yang ada adalah :

1. Kepemilikan
2. Jenis pelayanan
3. Lama tinggal
4. Kapasitas tempat tidur
5. Afiliasi pendidikan
6. Status akreditasi
B. SARAN

Makalah ini dibuat agar para pembaca lebih aktif dan lebih
memahami tentang klasifikasi rumah sakit dan menambah pengetahuan
tentang peraturan-peraturan yang ada di ruamh sakit.

23
[Type here]

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia .2019. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 Tentang
Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__30_Th_2
019_ttg_Klasifikasi_dan_Perizinan_Rumah_Sakit.pdf. Diakses pada
tanggal 26 Februari 2020

Oktaminati, P & Peb, A. 2019 . Kajian Kebutuhan Pengembangan Rumah


Sakit Pemerintah Daerah Kelas B di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
ARSI/Februari, (5.59-71(2)). file:///C:/Users/Anisa/Downloads/3198-
9542-1-PB.pdf. Diakses pada tanggal 26 Februari 2020.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia .2018. Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia..
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/f
iles/PMK-No.-44-Th-2018-ttg-Penyelenggaraan-Promosi-Kesehatan-
Rumah-Sakit_1181.pdf. Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.

Siregar, C. J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Habib, H. 2017. Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat Dan


Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Di Indonesia.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Fajri, K. 2017. Pengertian, Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit.


https://www.dataarsitek.com/2017/02/pengertian-jenis-dan-klasifikasi-
rumah.html. Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.

24
[Type here]

Riyanto. 2019. Rumah Sakit (Hospital).


http://apoteksejati24.blogspot.com/2011/06/rumah-sakit-hospital.html.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2020.

25

Anda mungkin juga menyukai