Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pola Makan Tidak Seimbang dan Kurangnya Aktivitas Fisik Menyebabkan

Terjadinya Diabetes Mellitus


Putri Solehana Pertiwi
IIK Strada Indonesia
putri.solehanapertiwi@gmail.com

Abstrak
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh tubuh yaitu
penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah
yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak
diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Seiring
dengan pergeseran zaman, fenomena yang terjadi di masyarakat menyebabkan perubahan
pola makan yang alami menjadi modern. Pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang
sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga meyebabkan terjadinya
penyakit degenarative, salah satunya DM. Selain itu, rendahnya aktivitas fisik seseorang juga
memicu terjadinya penyakit DM.

Kata Kunci : Diabetes Mellitu, Pola Makan, Aktivitas Fisik

1. Latar Belakang
Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah diabetes yang saat ini telah menjadi
ancaman serius kesehatan global. Istilah diabetes pertama kali dipakai oleh Artaeus dari
Cappadocia pada abad ke-2, yang dalam bahasa Yunani berarti siphon (air yang terus keluar
melalui tubuh manusia atau banyak kencing). Artaeus menggambarkan orang yang terkena
penyakit ini merasa haus yang berlebihan, banyak kencing, dan berat badan menurun. Ia
mengatakan, tubuh makin habis mencair dan si pasien tidak hentinya memproduksi air keluar.
(Koes Irianto, 2014)
Pada penderita diabetes, ada gangguan keseimbangan antara transportasi gula ke
dalam sel, gula yang disimpan di hati, dan gula yang dikeluarkan dari hati. Akibatnya, kadar
gula dalam darah meningkat. Kelebihan ini keluar melalui urine. Oleh karena itu, urine
menjadi banyak dan mengandung gula. Penyebab keadaan ini hanya dua. Pertama, pankreas
kita tidak mampu lagi memproduksi insulin. Kedua, sel kita tidak memberi respons pada
kerja insulin sebagai kunci untuk membuka pintu sel sehingga gula tidak dapat masuk ke
dalam sel. (Hans Tandra, 2017)
Dikutip dari data WHO 2016, 70% dari total kematian di dunia dan lebih dari
setengah beban penyakit disebabkan oleh Diabetes. 90-95% dari kasus Diabetes adalah
Diabetes Tipe 2 yang sebagian besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat.
Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia.
International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 melaporkan bahwa epidemi Diabetes di
Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat
keenam dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang di
dunia setelah Tiongkok (114,4 juta), India (72,9 juta), Amerika Serikat (30,2 juta), Brazil
(12,5 juta) dan Meksiko (12 juta).
Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan
peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013
menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih
dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain (komplikasi), seperti:
serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan
dan kematian.
Diabetes merupakan masalah epidemi global yang jika tidak segera diatasi akan
mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan khususnya bagi negara berkembang di
kawasan Asia dan Afrika. Data IDF juga menunjukkan bahwa biaya langsung penanganan
Diabetes mencapai lebih dari 727 Milyar USD per-tahun atau sekitar 12% dari pembiayaan
kesehatan global. Data Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga menunjukkan peningkatan
jumlah kasus dan pembiayaan pelayanan Diabetes di Indonesia dari 135.322 kasus dengan
pembiayaan Rp 700,29 Milyar di tahun 2014 menjadi 322.820 kasus dengan pembiayaan Rp
1,877 Trilliun di tahun 2017.
Kemenkes (2010) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit
DM yaitu, keturunan, umur, jenis kelamin, obesitas, pola makan yang salah dan aktivitas fisik
yang kurang.
Menurut Menteri Kesehatan RI, upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan
diabetes harus difokuskan pada faktor-faktor risiko disertai dengan pemantauan yang teratur
dan berkelanjutan dari perkembangannya karena faktor risiko umum PTM di Indonesia relatif
masih tinggi, yaitu 33,5% tidak melakukan aktivitas fisik, 95% tidak mengonsumsi buah dan
sayuran, dan 33,8% populasi usia di atas 15 tahun merupakan perokok berat.
2. Kasus/ Masalah
Apakah ada pengaruh pola makan tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik terhadap
terjadinya penyakit diabetes mellitus?

3. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus termasuk gangguan metabolisme (metabolic system) dari
distribusi gula oleh tubuh yaitu penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal.
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan
baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Penderita DM tidak
mampu memproduksi hormon insulin dalam jumlah cukup, atau tubuh tidak dapat
menggunakannya secara efektif sehingga terjadi kelebihan gula di dalam darah
Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi Diabetes
1) Pola Makan
Penyakit DM merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait dengan
pola makan. Gaya hidup dengan pola makan yang tidak baik yaitu diet yang
tinggi lemak, garam, dan gula mengakibatkan masyarakat cenderung
mengkonsumsi makanan secara berlebihan mengakibatkan berbagai penyakit
termasuk DM (Kaban dkk, 2006).
Pola makan dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan menetap dalam
hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan bahan makanan: makanan
pokok, sumber protein, sayur, buah dan berdasarkan frekuensi harian, mingguan,
pernah dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu
makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera pribadi, kebiasaan , budaya dan
social ekonomi (Almatsier, 2007).
Seiring dengan pergeseran zaman, fenomena yang terjadi di masyarakat
menyebabkan perubahan pola makan yang alami menjadi modern. Pilihan menu
makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan
masyarakat, sehingga meyebabkan terjadinya penyakit degenarative, salah
satunya DM (Bustan, 2007).
Menurut Suyono (2007) dan Suiraoka (2012), gaya hidup di perkotaan
dengan pola makan yang tinggi lemak, karbohidrat, dan gula mengakibatkan
masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola
makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian
masyarakat, tetapi dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah.
Penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti DM
meningkat sangat tajam. Perubahan pola penyakit ini diduga berhubungan dengan
cara hidup yang berubah.
2) Aktivitas Fisik
Faktor lain penyakit DM adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik merupakan
serangkaian aktivitas yang terstruktur dan berirama dengan intensitas tertentu
dengan dalam jangka waktu tertentu sebagai sarana atau media untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya promotif preventif, kuratif, dan
rehabilitatif (Afriwardi, 2011).
Aktivitas fisik akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Aktifitas fisik dengan cara
melawan tahanan (resistance training) dapat meningkatkan lean body mass dan
dengan demikian menambah laju metabolisme istirahat (rest metabolic rate).
Semua efek ini bermanfaat pada pasien DM karena dapat menurunkan berat
badan, mengurangi rasa stres dan mempertahankan kesegaran tubuh (Brunner &
Suddarth, 2002).
Aktivitas fisik dengan kejadian DM sebagian besar disebabkan oleh
aktifitas fisik yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV dan
tiduran. Aktifitas seperti ini tergolong ke dalam aktivitas fisik ringan yang berarti
energi di dalam tubuh tidak banyak terpakai dalam pengeluaran energi, sementara
itu pemasukan energi yang berasal dari makanan terus meningkat, maka
terjadilah ketidakseimbangan antara pemasukan dengan kebutuhan energi, dan
konsumsi energi merupakan risiko terjadinya DM.
c. Pencegahan Diabetes
1) Menerapkan Pola Makan Seimbang
a. Menghindari makanan yang cepat diserap menjadi gula darah
(karbohidrat sederhana), seperti terdapat pada gula pasir, gula jawa,
sirup, dodol, selai, permen, coklat, es krim, minuman ringan dsb.
b. Dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks, yang
mengandung lebih dari satu rantai glukosa, sebelum diserap ke dalam
aliran darah akan terurai lebih dulu menjadi satu rantai glukosa melalui
pencernaan, seperti zat-zat tepung dan roti gandum.
c. Dianjurkan juga makanan yang mengandung karbohidrat alamiah
berserat, misalnya roti yang terbuat dari biji gandum, sayuran, kacang-
kacangan serta buah segar.
2) Olahraga
Olahraga membuat insulin bekerja lebih efektif, membantu menurunkan
BB, memperkuat jantung dan mengurangi stress. Olahraga yang sangat
dianjurkan adalah olahraga aerobic, misalnya jalan, jogging, bersepeda,
berenang. Olahraga jenis ini dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran,
serta melibatkan otot-otot besar.

4. Pembahasan
Diabetes melitus atau kencing manis merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM)
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin
ataupun resistensi insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Meningkatnya
Penyakit Tidak Menular (PTM) diabetes mellitus terutama yaitu disebabkan karena
faktor pola makan dan aktivitas fisik seseorang.
Pola makan yang tinggi lemak, karbohidrat, dan gula mengakibatkan masyarakat
cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola makanan yang
serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat, tetapi dapat
mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah. Pola makan yang tidak seimbang dapat
memicu terjadinya penyakit diabetes mellitus. Untuk itu, perencanaan makan sangat
diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang
dikonsumsi setiap hari.
DM terjadi karena tingginya konsumsi karbohidrat, lemak, gula. Tinggi karbohidrat
dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Lemak yang tinggi dapat menjadikan
sel-sel dalam tubuh tidak peka terhadap insulin. Hasilnya kadar glukosa darah naik diatas
normal, karena sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan optimal sehingga
menyebabkan DM.
Selain itu, rendahnya aktivitas fisik seseorang juga memicu terjadinya penyakit
DM. Seringnya menghabiskan waktu untuk menonton TV dan tiduran berarti energi di
dalam tubuh tidak banyak terpakai dalam pengeluaran energi, sementara itu pemasukan
energi yang berasal dari makanan terus meningkat, maka terjadilah ketidakseimbangan
antara pemasukan dengan kebutuhan energi, dan konsumsi energy.
Maka dari itu, melakukan aktivitas fisik akan menurunkan kadar glukosa darah
dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki insulin. Sirkulasi
darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Sehingga bisa mengendalikan
terjadinya penyakit DM.
Seseorang yang rentan terkena penyakit DM adalah seseorang yang tidak bisa
menjaga pola makan seimbang serta kurangnya aktivitas fisik. Mereka yang sering
mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat seperti nasi putih, tepung terigu, pasta, dan
roti, serta minuman ringan yang manis menjadi resiko terkena penyakit DM. Selain itu,
aktivitas fisik seseorang yang kurang juga menjadi resiko terkena penyakit DM. Mereka
yang malas berolahraga akan lebih meningkatkan kadar glukosa darah dalam tubuh
sehingga rentan terkena penyakit DM.

5. Kesimpulan
Pola makan yang tidak sehat dan tidak seimbang misalnya mengkonsumsi terlalu
banyak karbohidrat dan kurang asupan sayuran menjadi faktor terjadinya penyakit DM.
Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga menjadi faktor terjadinya DM karena terjadi
resistensi insulin sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh, dan
mengakibatkan kurangnya energy. Sementara gula menumpuk di darah, dan terjadilah
diabetes.

6. Daftar Pustaka

Afriwardi. 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : EGC


Almatsier, A, 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
IDF. IDF Diabetes Atlas Eighth Edition: International Diabetes Federation; 2017
Irianto Koes. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. 2014.
Bandung. Alfabeta CV.
Kaban, S. 2006. Pengembangan Model Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Kota
Sibolga Tahun 2005. Jurnal
Kedokteran Nusantara vol 40 no 2.
Kemenkes RI. 2010. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus.
Jakarta: Kemenkes RI.
Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang
Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Kesehatan http://publikasi.
stikesstrada. ac. id/wpcontent/uploads/2015/02/9-SIKAP-SIKAPPENCEGAHAN-
ABORSI. pdf.
Suyono, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departeman Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.
Tandra Hans. Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan
Mudah. 2017. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai