Anda di halaman 1dari 10

CHAPTER VI

SOLDERING AND BRAZING COPPER TUBE

A. Soldering dan Brazing


1. Applying Flux
Flux/Borak digunakan untuk mengurangi proses oksidasi dari permukaan yang akan disambung,
mencegah proses oksidasi pada saat proses pemanasan, mempercepat penyatuan antar permukaan
ketika dipanaskan. Oleskan flux jangan terlalu tebal dengan mengggunakan sikat pada pipa dan
sambungannya. Kelebihan dalam menggunakan flux akan mengakibatkan korosi akibat sisa flux.
Untuk kasus yang lebih besar, kelebihan flux akan mengakibatkan lubang pada pipa dan
sambungannya.
Pada saat mengoleskan flux pada pipa, jangan menggunakan jari tangan karena bahan kimia
yang terkomposisi pada flux berbahaya untuk mata, mulut atau luka yang terbuka.

Gambar Proses pengolesan flux pada pipa dan sambungan


2. Soldering dan Brazing
Soldering dan brazing merupakan langkah terakhir dari proses penyambungan pipa. Soldering
biasanya digunakan pada bahan-bahan lunak seperti tembaga, seng, alumunium dan lain-lain. Bahan
tambahan untuk soldering biasanya timah dan perak selain itu bahan ini harus memiliki titik didih
lebih rendah dari bahan yang akan disambung. Sedangkan brazing, hampir sama dengan soldering,
perbedaannya penyambungan dengan cara ini menggunakan bahan yang lebih keras seperti baja atau
sejenisnya. Jadi busur api yang digunakan pada brazing lebih besar daripada soldering.
Sebelum kita melakukan proses soldering dan brazing, terlebih pasang kedua pipa dan
bersihkan sisa-sisa flux pada pipa. Lihat gambar untuk lebih jelas!

Gambar Proses penyambungan pipa dan pembersihan sisa flux


Pre-heating adalah proses pemanasan awal yang diperlakukan pada pipa beserta
sambungannya. Pre-heating berfungsi untuk menyamakan temperatur pipa dengan sambungannya
sehingga akan menghasilkan sambungan yang kuat. Pada saat melakukan pre-heating pada
sambungan, jangan panaskan terlalu lama karena akan mengakibatkan terbakarnya flux sehingga
akan hilang keefektifan dari flux selain itu juga akan mengakibatkan cairan solder tidak akan masuk
ke dalam sambungan.

Gambar Proses pre-heating pada pipa dan sambungan


Sumber bahan bakar pada proses brazing bisa menggunakan gas acetylene ataupun liquid
petroleum gas (LPG). Logam penyambung yang sering digunakan dalam brazing adalah jenis
campuran logam BCuP yang mengandung phosphor serta jenis campuran logam BAg yang
mengandung silver. Sebelum kita menempelkan logam penyambung pada bagian yang akan kita
sambung, pastikan bahwa pipa beserta sambungannya sudah panas merata sehingga akan
menghasilkan sambungan yang kuat. Setelah kedua pipa telah disambungkan, dinginkan secara
natural serta bersihkan bagian luar pipa tersebut. Pendinginan pipa dengan menggunakan air akan
menyebabkan sambungan menjadi regas.

Gambar Proses penyambungan pipa dan cleaning


Metode lain penyambungan adalah dengan menggunakan (a) mechanical coupling, (b) Tee-
pulling tools, dan (c) electric resistance hand tools.

a b c
Gambar Metode penyambungan lainnya
CHAPTER VII
SOLDERING, BRAZING AND WELDING
A. Diagram jenis proses pengelasan
1. SOLDERING
Soldering adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan melumerkan dan mengalirkan
filler metal (logam pengisi) diantara sendi sambungan, dimana filler metal memiliki titik lumer yang
lebih rendah dari pada logam yang akan disambung. Logam yang akan disambung tidak ikut meleleh
pada proses soldering.
Titik lumer filler metal pada soft soldering berada dibawah temperatur 400°C, sedangkan titik lumer
filler metal pada hard soldering berkisar 450°C. Filler metal yang digunakan pada soft soldering
merupakan paduan timah sedangkan pada hard soldering paduan timah dengan tembaga (40%
tembaga) Hard soldering sering disebut juga silver soldering atau silver brazing. Hasil sambungan dari
hard soldering lebih kuat dan lebih baik dibandingkan soft soldering.
a. Peralatan Soldering

1. Propane torch
 Merupakan alat yang digunakan untuk membakar gas propane (LPG).
 Panas yang dihasilkan mencapai 1995°C.
2. Filler metal
 Logam pengisi dapat berupa paduan timah (titik lumer 350°C) dan paduan timah dengan
silver (titik lumer 450°C) .
2. Brazing
Brazing adalah adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan melumerkan dan
mengalirkan filler metal (logam pengisi) diantara sendi sambungan menggunakan capillary action,
dimana filler metal memiliki titik lumer yang lebih rendah dari pada logam yang akan disambung.
Proses brazing biasanya disertai dengan pemberian flux pada sambungan untuk menghindari oksidasi
pada sambungan.
Titik lumer filler metal pada brazing berada diatas temperatur 450°C. Beberapa jenis filler metal untuk
brazing :
• Pure metals: logam murni seperti silver, gold, palladium.
• Paduan Ag-Cu: Baik pada saat mencair dimana silver akan cepat mengisi sambungan.
• Paduan Ag-Zn: Banyak digunakan di industri perhiasan dan tahan terhadap ammoniac.
• Paduan Cu-Zn (brass): Bisa digunakan untuk menyambung baja dan besi tempa.
• Paduan Ag-Cu-Zn: Mudah lumer
• Paduan Cu-P: Dalam prosesnya tidak membutuhkan flux
• Paduan Au-Ag: Logam mulia dan banyak digunakan untuk industri perhiasan.
• Al-Si: untuk proses brazing alumunium.
• Active alloys: berkomposisi titanium atau vanadium. Digunakan dalam brazing non-metallic
materials, seperti graphite atau keramik.
• dll

Metal Filler untuk brazing dengan flux

3. Perbedaan Soldering dengan Brazing

Proses Soldering (kiri) dan Brazing (kanan)


Proses Soldering (kiri) dan Brazing (kanan)

Proses Soldering (kiri) dan Brazing (kanan)

Proses Soldering (kiri) dan Brazing (kanan)

Proses Soldering (kiri) dan Brazing (kanan)


B. Las Otogen

Mengelas logam dengan las otogen adalah proses penyambungan dan memotong logam dengan
mempergunakan suatu busur nyala yang dihasilkan dari pembakaran gas acetylene dan gas oksigen.
1. Peralatan Las Otogen
a. Tabung acetylene
Tabung acetylene adalah tabung yang terbuat dari logam baja yang didalamnya selain berisi gas
acetylene juga berisi bahan berpori seperti kapas, sutra tiruan, atau asbes yang berfungsi sebagai
penyerap aseton yang merupakan bahan dimana acetylene dapat larut dengan baik dan aman
dibawah pengaruh tekanan. Botol ini dapat berisi antara 40-60 liter gas acetylene. Bentuk botol
pendek gemuk. Tekanan isinya mencapai 15 kg/cm. Untuk membuka katupnya digunakan kunci sok.
Baut dan mur pengikatnya menggunakan sistem ulir kiri. Warna botol merah.
Petunjuk dalam praktek :
1. Hindarkan botol acetylene ini dari botol oksigen.
2. Lindungi botol acetylene ini dari terik matahari dan panas.
3. Usahakan jangan sampai jatuh atau kejatuhan benda lain.
4. Hindarkan dari tempat-tempat yang berminyak.
5. Pemakaian gas harus selalu melalui regulator.
6. Bukalah regulatornya bila tidak digunakan.
7. Jangan merubah tanda-tanda yang ada pada regulator.
8. Tempatkan tabung ini berdiri tegak.
9. Bila tabung asetilin tiba-tiba menjadi panas, segeralah tutup katup silindernya, kemudian
siramlah dengan air sampai dingin.
10. Dilarang merokok selama berdekatan dengan acetylene.

b. Tabung oksigen
Tabung oksigen terbuat dari bahan baja. Bentuknya tinggi ramping. Mempunyai tekanan isi
maksimum 150 kg/cm. Baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Botol ini berisi zat asam (O 2)
sekitar 40 – 60 liter. Warna botol biru atau hitam.
Petunjuk dalam praktek :
1. Jauhkan tabung oksigen dengan tabung acetylene.
2. Tutuplah katup tabung oksigen ini, buang gasnya hingga manometer tekanan kerja menunjukan
angka nol, bila pengelasan telah selesai atau istirahat.
3. Ikatlah tabung oksigen ini dengan kokoh pada kereta dorong waktu dipindah-pindahkan.
4. Bukalah dahulu regulatornya dari tabung oksigen, bila terpaksa memindahkan oksigen tanpa
kereta.
5. Bersihkanlah tempat kerja pada radius kurang lebih 8 meter sebelum memulai kegiatan mengelas.
6. Tempatkan alat pemadam kebakaran pada tempat yang mudah dicapai.

Gambar Tabung Acetylene dan oxygen


Tabel perbedaan tabung oksigen dengan tabung acetylene
No Tabung Oksigen Tabung Acetylene
1 Bentuk tabung tinggi dan langsing Bentuk tabung pendek dan gemuk
2 Warna tabung hitam, abu-abu, biru, hijau Warna tabung merah, orange, dan coklat
3 Konstruksi tabung dicetak/dituang Konstruksi tabung dirol dan dilas
4 Baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan Baut serta mur pengikatnya adalah ulir kiri
5 Tekanan isi maksimum 150 kg/cm Tekanan isi maksimum 15 kg/cm

c. Regulator tabung gas


Regulator adalah alat pengatur tekanan yang digunakan untuk menurunkan tekanan isi dari gas
yang keluar dari tabung oksigen ataupun acetylene menjadi tekanan kerja dan menjaga tekanan kerja
tetap konstan/stabil sewaktu dilakukan pengelasan. Regulator terdapat 2 (dua) buah alat pengukur
tekanan yaitu manometer tekanan isi dan manometer tekanan kerja. Dimana :
1. Tekanan isi sampai 30 kg/cm
2. Tekanan kerja sampai 3 kg/cm
Gambar 2.16 Regulator Oksigen (kanan) dan regulator acetylene (kiri)
Petunjuk dalam praktek :
1. Jangan memegang regulator dengan sarung tangan berminyak.
2. Pegang regulator pada badannya jangan pada manometernya.
3. Sebelum membuka katup tabung, tutuplah dahulu katup regulator dengan memutar baut
pengatur berlawanan jarum jam hingga terasa longgar.
4. Putarlah baut pengatur perlahan-lahan searah putaran jarum jam ketika mengatur tekanan kerja.
5. Berdirilah di samping, jangan dimuka manometer ketika mengatur tekanan kerja.
6. Apabila regulator rusak segera diganti dengan yang baik.

d. Brander las / welding torch


Brander las adalah alat untuk mencampur gas oksigen dan gas acetylene yang juga digunakan untuk
menginjeksi gas campuran yang keluar untuk dibakar sehingga membuat busur nyala las.

Gambar 2.17 Contoh welding torch


Petunjuk dalam praktek :
1. Jangan memegang pembakar dengan sarung tangan berminyak.
2. Mulut pembakar jangan digunakan untuk memukul-mukul atau mencungkil sesuatu.
3. Bila lubang mulut tersumbat, tusuklah dengan alat penusuk khusus yang pas ukurannya.
4. Untuk membersihkan bibir mulut pembakar, gosokannlah pada balok kayu yang bersih sambil
katup oksigen dibuka agar tidak tersumbat.
5. Matikan pembakar bila tidak dipakai.
6. Jangan membiasakan menggantungkan pembakar pada tabung las.
e. Nyala api las
Memilih atau menentukan nyala api las yang
dipergunakan merupakan bagian yang
penting pada pengelasan dengan acetylene.
Pembakaran yang telah terjadi dapat
menimbulkan nyala api yang berbeda beda
bentuk dan warnanya. Pada praktek
pengelasan ada 3 (tiga) jenis nyala api yang
dipergunakan, yaitu :

1. Nyala karburasi

Nyala karburasi adalah nyala api las yang berlebihan acetylene. Nyala api ini dipergunakan pada
proses pengelasan batang- batang permukaan yang keras.
2. Nyala Netral

Nyala api dimana pengaturan pengeluaran oksigen dan acetylene seimbang. Nyala api ini sering
dipergunakan pada pengelasan : baja, baja tahan karat, aluminium dan tembaga.

Anda mungkin juga menyukai