Suatu vektor digambarkan dengan suatu anak panah di mana panjangnya anak panah
menyatakan besarnya vektor dan arah anak panahmenunjukkan arah dari vektor.
2. Vektor Negatif
dilambangkan dengan = .
4. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya terletak pada pusat koordinat O(0,0) dan
titik ujungnya berada pada koordinat lain. Vektor posisi pada R 2 dari titik A(x,y) dinyatakan
sebagai kombinasi linear vektor satuan sebagai berikut :
Penulisan vektor dan menyatakan vektor satuan pada sistem koordinat. Vektor
satuan adalah vektor yang searah dengan sumbu X positif dan besarnya 1 satuan.
Vektor satuan adalah vektor yang searah dengan sumbu Y positif dan besarnya 1
satuan.
6. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang (besar) 1 satuan. Vektor satuan dapat
ditentukan dengan cara membagi vektor tersebut dengan besar (panjang) vektr semula.
b. Cara Analitis
1) Apabila kedua vektor diketahui mengapit sudut tertentu , maka dapat digunakan perhitungan
dengan memakai rumus aturan cosinus seperti pada trigonometri.
2) Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka penjumlahan
dapat dilakukan dengan menjumlahkan komponennya.
2. Pengurangan Vektor
Memperkurangkan vektor dari vektor didefinisikan sebagai menjumlahkan vektor negatif
Apabila vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka
pengurangan dapat dilakukan dengan mengurangkan komponen-komponennya.
Jika suatu vektor dan m adalah skalar (bilangan nyata), maka m atau m
adalah suatu vektor dengan kemungkinan :
a. Jika m > 0 maka m adalah vektor yang besarnya m kali dan searah dengan
.
b. Jika m < 0 maka m adalah vektor yang besarnya m kali dan arahnya berlawanan
dengan .
c. Jika m = 0 maka m adalah nektor nol.
Apabila titik-titik dalam vektor dapat dinyatakan sebagai perkalian vektor yang lain, titik-titik
itu disebut kolinier (segaris).
4. Perkalian Dua vektor
Operasi perkalian pada vektor dapat dikerjakan melalui dua cara sebagai berikut :
Diberikan vektor =(a1, a2), =(b1, b2) dan sudut yang dibentuk oleh vektor
dan adalah a. Perkalian antara vektor dan
Contoh:
Tentukan hasil kali kedua vektor = dan = serta sudut antara kedua
vektor adalah 60°!
Jawab:
Diketahui dua buah vektor sebagai berikut :
= ® a1 = 6 dan a2 = 1
| |= =
= ® b1 = 3 dan b2 = 6
| |= =
. =ï ï.ï ï. Cos a
= .Cos 60°
= .
Sementara itu, dari dua buah vektor pada sistem koordinat kartesius dapat kita cari besar
sudut yang dibentuk oleh kedua vektor
Vektor posisi titik P adalah vektor yaitu vektor yang berpangkal di O(0,0,0) dan
berujung di titik P(x,y,z). Secara aljabar vektor dapat ditulis sebagai berikut :
= atau = (x,y,z)
Vektor = (x,y,z) pada dimensi tiga dapat dinyatakan sebagaikombinasi linear dari
vektor satuan , , sebagai berikut :
= = x +y +z
Sebuah vektor dengan koordinat titik pangkal A (x1, y1, z1) dan koordinat titik ujung
B (x2, y2, z2) memiliki vektor posisi sebagai berikut :
2. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang 1 satuan. Vektor satuan dari vektor
didefinisikan vektor dibagi dengan besar vektor sendiri, yang dirumuskan
dengan :
3. Modulus Vektor
Misalnya = = a1 + a2 + a3 , panjang vektor dinotasikan
| | dengan
| |= .
Jika diketahui vektor dengan koordinat titik A (x1, y1, z1) dan B (x2, y2, z2) maka
modulus/besar/panjang vektor dapat dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B
yaitu :
ï ï=
6. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang besar / panjangnya nol satuan dan arahnya tak tentu (berupa
titi).
+ = + =
b. Jika vektor = a1 + a2 + a3 dan vektor = b1 + b2 + b3
maka operasi
Contoh:
Hitunglah jumlah dari dua buah vektor berikut !
a. = dan =
b. =2 + -4 dan =3 +5 +
Jawab:
a. + = + =
b. + = (2 + 3) + (1 + 5) + (-4 + 1) =5 +6 -3
- = - =
b. Jika vektor = a1 + a2 + a3 dan vektor = b1 + b2 + b3
maka operasi pengurangan kedua vektor didefinisikan sebagai berikut :
- = (a1 - b1) + (a2 - b2) + (a3 - b3)
Contoh:
Hitunglah - jika :
a. = dan =
b. =8 +6 +9 dan =3 +5 +2
Jawab:
a. - = - =
b. - = (8 - 3) + (6 - 5) + (9 - 2) =5 + +7
Contoh:
1. Diberikan vektor = , maka 3. =
. =ï
ï.ï ï.Cosa
Apabila a = 0° maka . =ï
ï.ï ï
Apabila a = 90° maka . =0
Apabila a = 180° maka . = -ï ï.ï ï
= dan =
Diperoleh :
Cosa=
Contoh:
Jawab:
Cos a =
=
Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan aturan
Sarrus atau Cramer
Contoh:
Tentukan x !
Jawab:
x =
=i -j +k
= (-9 – 4)i – (-6 – 6)j + (4 – 9)k
= -13i + 12j – 5k
N-Vektor
Vektor di dalam n-Ruang Definisi : Jika n adalah sebuah integer positif, sebuah n- grup topel
adalah sekuens dari n bilangan real (a1.a2.....an). Set dari semua grup yang terdiri dari n- grup
topel dinamakan n-ruangdan dituliskan sebagai Rn.
Jika n = 2 atau 3, sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan istilah grup pasangan dan
grup dari tiga secara respektif, daripada 2-grup topel atau 3- grup topel. Keitka n = 1, setiap n
– grup topel terdiri dari satu bilangan real, sehingga R1 bisa dilihat sebagai set dari bilangan
real. Kita akan menuliskan R daripada R1 pada set ini.
Mungkin kita telah mmepelajari dalam bahan 3-ruang symbol dari (a1, a2, a3) mempunyai dua
interpretasi geometris yang berbeda : ini bisa diinterpretasikan sebagai titik, yang dalam
kasus ini a2, a2, a3 merupakan koordinat, atau ini bisa diinterpretasikan sebagai vector, dimana
a1, a2, a3 merupakan komponen vector. Selanjutnya kita bisa melihat bahwa n – grup topel (a 1,
a2, ...., an) bisa dilihat sebagai antara sebuah “poin umum” atau “vector umum”- perbedaan
antara keduanya tidak penting secara matematis. Dan juga kita bisa menjelaskan 5- topel (-2,
4, 0 ,1 ,6) antara poin dalam R5 atau vector pada R5.
u1 = v1 u2 = v2 un = vn
0 = (0, 0,...., 0)
Jika u = (u1, u2, ...., un) dalam setiap vector dalam Rn, maka negative (atau invers aditif) dari
u dituliskan oleh –u dan dijelaskan oleh
-u = (-u1, -u2, ...., -un)
Perbedaan dari vector dalam Rn dijelaskan oleh
v – u = v + (-u)
atau, dalam istilah komponen,