Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK TEOLOGI ISLAM

Dosen Pengampu : Fitriani, M.Ag

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2 :
- PUTRI NATASYA LUBIS (07011
- SONIA WANDA MAFRIZA (07011

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan tugas dari Ibu
Firiani, M.Ag selaku dosen mata kuliah Teologi Islam.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 1 Oktober 2019

Kelompok 2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teologi sebagai mana diketahui membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu
agama. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan
berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diumbang-ambing oleh
peredaran zaman.Teologi dari segi Etimologi mempunyai pengertian “Theos”
artinya Tuhan dan “Logos” artinya Ilmu. Jadi teologi berarti ilmu tentang Tuhan
atau ilmu “Ketuhanan”. Selanjutnya teologi Islam disebut juga ‘ilm al kalam,
teolog dalam Islam diberi nama mutakallimin yaitu ahli debat yang pintar
memakai kata-kata.Secara terminologi teologi Islam atau yang disebut juga Ilmu
Kalam adalah ilmu yang membahas ushul sebagai suatu aqidah tentang ke Esaan
Allah swt, wujud dan sifat-sifat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan
sebagainya yang diperkuat dengan dalil-dalil aqal dan meyakinkan.
Teologi akan memberi pandangan yang lebih lapang dan sikap yang lebih
toleran dari tinjauan hukum atau fikih. Sebelum kajian teologi (ilmu kalam) lahir
sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri, menurut Imam Abu Hanifah ia termasuk
dalam Al-Fiqhul Akbar atau juga disebut dengan Al-Fiqhud Din. Sebutan Ilmu
Kalam yang berdiri sendiri sebagai suatu ilmu sebagaimana yang kita kenal
sekarang untuk pertama kalinya lahir pada masa khalifah Ma’mun (218 H).
Dengan demikian Ilmu Kalam (Teologi) lahir melalui masa yang panjang.
Kehadirannya didorong oleh berbagai faktor yang mendahului baik yang terjadi
dalam kaum muslimin sendiri, maupun faktor yang datang dari luar

Pada hakikatnya segala aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari akan


terasa berarti jika ada aqidah dan keyakinan dalam hati dengan didasari kekuatan
keimanan kepada Allah SWT. Untuk itu diperlukannya suatu pembelajaran
mengenai Teologi Islam yang membahas tentang pemikiran ketuhanan. Terlebih
lagi bagi orang muslim guna meningkatkan keimanan dan menjadi idealnya orang
islam. Apalagi di era sekarang ini yang sudah banyak munculnya perbedaan –
perbedaan pemikiran dan aqidah yang mengiringi. Masyarakat harus pandai-
pandai dalam memilih dan memilah dengan berlandaskan ke pada al-Qur’an dan
al-Hadist. Dijelaskan dalam sabda Rasulullah bahwa umat manusia akan terpecah
menjadi tujuh puluh tiga dan hanya satu yang benar.
Maka dari itu sangat diperlukannya pembelajaran mengenai ketuhanan guna
meningkat kan keimanan sejak dini, agar manusia tidak salah dalam memilih
jalan. Hingga akhirnya selamat di dunia dan di akherat kelak.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apakah teologi islam itu?
b.      Apa saja karakteristik teologi Islam itu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa sebenarnya teologi Islam itu
2. Mengetahui apa saja karakteristik dalam teologi Islam
3. Menambah wawasan bagi pembaca untuk lebih mengetahui mengenai
Teologi Islam
4. Memenuhi tugas kelompok dari dosen teologi Islam yaitu Ibu Fitriani,
M.Ag
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

2.1.1 Pengertian Teologi Islam

Berdasar pada rumusan pengertian tentang “teologi” dan “Islam”, maka


“Teologi Islam” adalah ilmu yang secara sistematis membicarakan tentang
persoalan ketuhanan dan alam semesta menurut perspetif Islam yang harus
diimani, dan hal-hal lain yang terkait dengan ajaran Islam yang harus diamalkan,
guna mendapatkan keselamatan hidup (dunia dan akhirat).

Teologi Islam merupakan berbicara tentang persoalan ketuhanan, maka


dapat pula dipahami bahwa ia identik dengan Ilmu kalam terutama dalam dua
aspek. Pertama, berbicara tentang kepercayaan terhadap Tuhan dalam segala
seginya, termasuk soal wujud-Nya, keesaannya, dan sifat-sifat-
Nya. Kedua, bertalian dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya,
persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta selainnya.
Ilmu yang membicarakan mengenai aspek-aspek yang disebutkan ini, disebut
Teologi, dan karena pembicaraannya dalam perspektif Islam, maka disebutlah ia
sebagai “Teologi Islam”.

Teologi Islam sebagai suatu disiplin ilmu belumlah dikenal di zaman Nabi
saw. Meski demikian, cikal bakal yang dapat mengarah kepada lahirnya teologi
Islam di kemudian hari, telah terdapat dalam ajaran dasar Islam sendiri.

2.1.2 Pengertian Karakteristik Teologi Islam

Karakteristik adalah ciri khas,tanda khusus atau sifat khusus yag dimiliki
oleh sesuatu atau setiap individu yang tidak dimiliki oleh individu secara utuh.
Jadi, yang dimaksud dengan karakteristik ilmu tahid adalah tanda, ciri dan sifat
khusus dari teologi SWT atas dasar inilah maka kerja yang dikehendaki islam
adalah kerja yang bermutu tearah pada pengabdian terhadap allah SWT, dan kerja
bermanfaat bagi orng lain.
Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kuwalitas
manfaat kerja. Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam
memndang kerja yang dilakukan harus kerja yang professional, yakni kerja yang
ditunjang oleh ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan
kwalitasnya.

2.2 Karakteristik Teologi Islam

Karakteristik ilmu tauhid antar lain yang paling utama adalah:

2.2.1 Menuntut pengalaman


Karakteristik yang pertama dari ilmu tauhid itu adalah menuntut untuk
diamalkan, bukan hanya sekedar diketahui. Artinya ,mempelajari ilmu
tauhid bukankah hanya untuk diketahui tetapi harus diamalkan.

2.2.2 Menuntut integrasi ilmu, iman, dan amal


Karakteristik ilmu tauhid yang kedua adalah menuntut orang yang
mempelajarinya agar pada dirinya terjadi penyatuan atau integrasi antara
ilmu iman dan amal.
Ilmu tauhid tidak artinya apabila tidak dilanjutkan dengan iman. Iman
juga tidak benar apabila tidak didasari oleh ilmu yang benar tentang
keesaan Allah apabila tidak diwujudkan dengan amal. Orang yang
memiliki ilmu, tetapi tidak mengakui dalam hati dan tidak pula
mengamalkannya disebut khufur. Mengakui dan mengamalkan tanpa
didasari oleh ilmu pengetahuan disebut taklid. Pengalaman tanpa didasari
pengakuan hati disebut munafik. Tidak berilmu, tidak beriman dan tidak
beramal disebut sesat.

2.2.3 Menuntut berkesinambungan


Karaktek ilmu tauhid menuntut bahwa mengesakan Allah harus dilakukan
berulang-ulang(berkesinambungan) terus-menerus selama hidupnya didunia tanpa
pernah berhenti atau mundur.
Isyarat atau petunjuk al-quran tentang kewajiban bertauhid secara terus-
menerus dan berulang-ulang terdapat dalam beberapa ayat, seperti :
 surat al-ahzab ayat 41
artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah(dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
 Surat al-a’raf ayat 205
Artinya: Dan sebutlah(nama) tuhanmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengam tidak mengeraskan suara,
diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang lalai.

2.2.4 Menuntut kepatuhan


Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas ajaran ketuhanan dalam agama islam
yang bersumber dari al-quran dan hadist. Karakteristik ilmu tauhid itu
menghendaki kita patuh menyerahkan diri kepada Allah dengan sesempurnanya.
Hanya denga kepatuhan kepada Allah itulah kita akan dapat mencapai kedamaian
jiwa yang ril dan menyebabkan terciptanya kedamaian dalam masyarakat.
(khurshid ahmad,1981:2). 1

Karakteristik ajaran islam terdiri dari berbagai bidang disiplin ilmu. Bidang-
bidang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bidang ilmu dan kebudayaan

Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini


berarti manusilah yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan islam, berarti
menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari ajaran islam agar tetap berjalan
antara kebudayaan dengan ajaran agama maka harus pula dipelajari tentang
pengertian kebudayaan dan islam itu sendiri. Menurut bahasa, kata kebudayaan
berasal dari bahasa sangsekerta, yaitu budh yang berarti akal kemudian dari
kata budh itu berubah menjadi kata budhi dan jamaknya budaya. Dalam bahasa
arab kata kebudayaan itu disebut ats-tsaqafah dalam bahasa inggris kebudayaan
ini disebut culture.
    

1
Drs. Hadis Purba dan Dr. Salamuddin, Theologi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm 6-
14
Dalam bidang ilmu dan kebudayaan, islam mengajarkan kepada pemeluknya
untuk bersikap terbuka, sekalipun islam bukan timur dan barat. Ini tidak berarti
islam harus menutup diri dari keduanya dalam sejarah, islam mewarisi peradapan
yunani-romawi di barat dan peradapan Persia, India, cina di timur. Dari abad ke-7
sampai abad ke-15, ketika perdapan besar di barat dan timur tenggelam, islam
bertindak sebagai pewaris utamanya untuk kemudian di ambil alih oleh peradapan
barat jadi, dalam ilmu dan kebudayaan, Islam menjadi mata rantai sangat penting
dalam sejarah peradapan dunia .

2. Bidang sosial

Karakteristik islam di bidang sosial ini termasuk yang paling menonjol,


Karena seluruh bidang ajaran islam dalam bidang sosial ditujukan untuk
menyejahterakan mnusia. Namun khusus dalam bidang sosial ini, islam
menjunjung tinggi sifat tolong menolong, saling mensehati, tentang hak dan
kesabarn, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derjat), tenggang rasa, dan
kebersamaan. Ukuran tinggi derajat manusia dalam pandangan islam bukan di
tentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, dan jenis
kelamin yang berbau rasialis. Tetapi ditentukan oleh ketakwaannya yang
ditujukan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.2

3. Bidang ekonomi

Karakteristik ajarn islam selanjutnya dapt dipahami dari konsepsinya


dalambidang kehidupan yang harus dilakukan. Urusan dunia dikejar dalam rangka
mengejar kehidupan akherat, kehidupan akherat dapat dicapai dengan dunia.
    Pandangan islam mengenai kehidupan dibidang ekonomi itu dicerminkan
dalam ajaran fiqih yang menjelaskan tentang bagaimana menjalankan sesuatu
usaha ataupun ajaran islam mengenai berzakat juga dalam konteks berekonomi.

2
Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), h. 49
4. Bidang kesehatan

         Kesehatan berasal dari kata sehat yang merupakn sehat jasmani dan rohani,
sehat lahir dan batin. Dalam kamus bahasa Indonesia kesehatan diartikan sebagai
hal yang harus dijaga olkeh setiap manusia agar tetap hidup sehat. Islam sangat
memperhatikan kesehatan dengan cara: pertama, mengajak dan menganjurkan
untuk menjaga kebersihan diri dn lingkungan. Kedua, mempertahankan kesehatn
yang dimiliki seseorang agar tetap sehat. Ajaran islam tentang kesehatn
berpedoman pada prinsip pencegahan lebih baik dari pada mengobati (al-wiqoyah
khoir minal al-I"laf) berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian
banyak petunjauk kitab suci dan sunah nabi SAW yang pada dasarnya mengarah
pada upaya pencegahan. Untuk menuju upaya pencegahn tersebut, islam
menekankan segi kebersihan lahir batin. Kebersihan lahir batin dapat mengambil
bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitear badan, pakaian, makanan,
dan minuman.

5. Bidang pekerjaan

      Karakteristik ajaran islam lebih lanjut dapat dilihat dari caranya mengenai
kerja. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada allah SWT atas dasar
inilah maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang bermutu tearah pada
pengabdian terhadap allah SWT, dan kerja bermanfaat bagi orng lain.
       Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kuwalitas
manfaat kerja. Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam
memndang kerja yang dilakukan harus kerja yang professional, yakni kerja yang
ditunjang oleh ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan
kwalitasnya.
6. Bidng disiplin ilmu

    Karakteristik islam mengenai disiplin ilmu sangat dibutuhkan, sebab


menerapkan disipilin,seseorang, membuat orang tersebut tetap berpegang teguh
pada peraturan dan tidak akn tergoyahkan aqidahnya. Bagai ajaran yangberkenaan
dengan berbagai bidng kehidupqn, island tampil sebagai sebuah disiplin ilmu,
yyanitu ilmu keislaman.
    Harun nasution menyatakan bahwaislam mempunyai berbagai aspek disip-lin
ilnmu, yanitu aspek teologi, aspek ibadah, asprk moral, aspek mistisisme, aspek
sejarah, dan aspek kebudayaan.3

BAB 3
3
Imam Muhammad Abu Zahrah, Aqidah Dalam Islam, (Jakarta selatan: logos publishing House,
1996), h. 22-26
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karakteristik ajaran islam secara dominan ditandai oleh pendekatan
Normative, Histories, dan Filosofis. Ajaran islam memilki ciri-ciri secara
keseluruhan amat ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi
terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil,
seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Islam memiliki kepekaan terhadap
maslah-msalah sosial kemasyarakatan. Islam dalam kesehatan mengutamakan
pencegahan dari pada penyembuhan. Bidang kesehatan memperhatikan segi
kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, dan lingkungan. Islam juga
tampil sebagai disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya.
Karakteristik islam yang demikian itu tampak masih belum seluruhnya diketahui
dan diamalkan. Antara ajaran yang ideal dan kenyataan umatnya masih ada
kesenjangan. Hal ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan
kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Hadis, Salamuddin. 2016. Theologi Islam. Medan: Perdana Publishing.

Zahrah. 1996. Aqidah Dalam Islam. Jakarta: Logos Publishing.

Daulay. 2016. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai