Anda di halaman 1dari 5

“PANDANGAN MANUSIA TENTANG ALAM SEMESTA MENURUT

STEPHEN HAWKING”

Mata Kuliah : ASTRONOMI

Dosen Pengampu : Nindha Ayu Berlianti, S.Pd.,M.Si.

Disusun Oleh:

Deswita Aji Astutik (1797204022)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

2020
PEMBAHASAN

A. Biografi Stephen Wiliam Hawking

Stephen William Hawking, lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; umur
71 tahun, adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam
bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius
College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama
karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan
radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time. Diusianya ke 76
tahun, Hawking meninggal dunia tanggal 14 Maret 2018.

B. Pandangan Alam Semesta Menurut Hawking

Hukum sains mejelaskan mengapa alam semesta dimulai. Pemahaman zaman


sekarang, kita menunjukkan bahwa itu hanyalah dimensi lain seperti ruang dan tidak ada
permulaan. “Karena ada hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa menciptakan dirinya
sendiri dari nol.” kata mereka. Hawking berpendapat teorinya berbasis dari teori
kwantum yang mengatakan bahwa “Terdapat pasangan partikel yang terus-menerus
melayang secara spontan dari tiada menjadi ada diruang angkasa. Kedua nya terbuat dari
materi dan antimateri lainnya.” (Nidaa, 2013)

Hawking meyakini bahwa asal-usul alam semesta merupakan peristiwa kuantum,


sehingga dengan Teori Jumlahan Sejarah Feynman, ia bisa dijabarkan. Menurut
Feynmanm untuk menghitung probabilitas Partikel sampai ke titik akhir tertentu, semua
kemungkinan sejarah yang disusuri partikel dari awal hingga akhir harus
dipertimbangkan. Sehingga jika diterapkan dalam awal mula alam semesta secara
keseluruhan, maka alam semesta muncul secara spontan, dari seluruh kemungkinan yang
memungkinkannya terjadi. Demikian halnya keberadaan alam semesta sekarang, bahwa
ada banyak kemungkinan alam semesta yang akan menjadi alam semesta kita sekarang
ini. (Hamka, 2019)

Gambar 1 Teori Lubang Hitam

Salah satu partikel memiliki energi positif dan lainnya negatif. Keduanya
kemudian saling memusnakan begitu cepat sehingga tidak bisa langsung dideteksi.
Akibatnya mereka disebut “Partikel Virtual”. Hawking berargumen bahwa pasangan
partikel ini dapat ditingkatkan dari virtual menjadi nyata. Namun hanya jika mereka
terbuat tepat di sebelah lubang hitam. Ada kemungkinan salah satu pasangan akan
terhisap di dalam horizon peristiwa sehingga pasangannya akan terdampar. Partikel
terdampar itu kemudian masuk ke luar angkasa dan terlepas dari lubang hitam

Jika partikel energi negatif yang diserap oleh lubang hitam, maka total energi
lubang hitam akan menurun mengikuti massanya yang juga mengecil. Sementara partikel
lainnya kemudian membawa energi positif ke angkasa. Di akhir hipotesa teori ini,
Hawking menarik teori bahwa lubang hitam tak bisa mengecil. Berkat teori ini, dia
menyadari bahwa lubang hitam dengan perlahan bisa menguap dan tak menjadi hitam
sama sekali. (Rahayu. 2018)
KESIMPULAN

Alam semesta yang ada sekarang adalah alam semesta yang berhasil dalam kerangka
hukum-hukum. Salah satu hukumnya seperti gravitasi, alam semesta bisa menciptakan dirinya
sendiri dari nol. Menurut Hawking, terjadinya alam semesta berbasis dari teori kwantum yang
mengatakan bahwa “Terdapat pasangan partikel yang terus-menerus melayang secara spontan
dari tiada menjadi ada (nyata) diruang angkasa”.Calon alam semesta yang mengembang dalam
struktur ruang-waktu dengan perubahan partikel-partikel fundamental yang menyusun dunia
mikrokoskopik meniscayakan hanya ada satu alam semesta yang eksis. Sementara alam semesta
yang lain runtuh – baik dalam lubang hitam – sebelum menjadi alam yang sebenarnya. Jika
demikian, prinsip “seleksi alam” juga berlaku untuk alam itu sendiri. Bahwa alam yang paling
ideal-lah dengan seperangkat hukum-hukum alam semesta yang kompleks dan sempurna yang
memenuhi syarat untuk menjadi alam sekarang. Sementara, alam yang lain, yang tidak punya
struktur dan kemapanan hukum-hukum, akan menghilang dan tergantikan.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Ai Mega Maulida. 2018. “Alam Semesta Menurut Stephen Hawking Berdasarkan Buku
A Brief History Of Time”. Skripdi S1 Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://digilib.uin-
suka.ac.id/33695/1/13690036_BAB%20I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
diakses tanggal 2 Maret 2020

Syamsuar Hamka. 2019. Studi Kritis Pemikiran Fisika Modern Stephen Hawking Menurut
Filsafat Pendidikan Islam.Jurnal Pendidikan Islam. Vol 12(1): 1-9.
https://www.researchgate.net/publication/334420696_STUDI_KRITIS_PEMIKIRAN_FIS
IKA_MODERN_STEPHEN_HAWKING_MENURUT_FILSAFAT_PENDIDIKAN_ISL
AM. diakses tanggal 27 Februari 2020

Ulkhusna, Nidaa. 2013. “Konsep Penciptaan Alam Semesta: Studi Komparatif Antara Teori-M
Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementerian RI”. Skripsi S1
Program Studi Tafsir Hadits Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah,Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24565/3/NIDAA
%20ULKHUSNA-FUF.pdf diakses tanggal 2 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai