Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016

Kurikulum 2013 merupakan dasar pelaksanaan kurikulum 2013, hal ini

lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis

pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Titik tekan pembelajaran Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola

pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi,

penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat

menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas

kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan

masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.

Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal

pada bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan

langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat

Indonesia masa depan.

Pembelajaran Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip

utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,

standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti

yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi

1
2

terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam,

keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan

penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat

esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Dalam upaya peningkatan kualitas adalah meningkatkan efisiensi dan

efektivitas proses belajar mengajar melalui penilaian proses dan prestasi belajar

secara bertahap dan berkelanjutan sebagai upaya pengendalian mutu

pendidikan yang meliputi kegiatan mengamati, mengumpulkan data,

mengasosiasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan bahkan sampai tahap

mencipta.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebagai

guru kelas V, SDN 01 Taman melihat bahwa prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA masih rendah, hal ini terbukti dengan ulangan harian yang

dilaksanakan di semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SDN 01 Taman

terlihat bahwa ada masih ada 14 siswa yang mendapatkan nilai dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan untuk mata pelajaran

IPA yaitu 75, nilai yang diperoleh 40 (3 siswa), 50 (4 siswa), 60 (5 siswa), dan

70 (2 siswa). Jika dihitung ketuntasan klasikalnya baru mencapai 56%, yang

artinya bahwa prosentase tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) masih belum tuntas, karena pembelajaran dinyatakan

tuntas jika mencapai ketuntasan klasikal lebih dari 75%.


3

Berdasarkan data hasil observasi pembelajaran di atas maka dipandang

perlu adanya penelitian dengan penerapan model pembelajaran untuk

mengembangkan pola belajarnya agar prestasi belajarnya maksimal. Penerapan

Model problem based learning merupakan salah satu solusi untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, karena fokus pembelajaran ada pada

masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep

yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk

memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus

memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian

tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan

ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan

menumbuhkan pola berfikir kritis.

Penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan berjudul

‘Peningkatan Prestasi belajar dan Partisipasi belajar Siswa Dalam Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning Berbantukan Media Video pada Siswa Kelas VB

SDN 01 Taman Tahun Pelajaran 2019/2020.’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada

siswa kelas VB SDN 01 Taman melalui penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning Berbantukan Media Video?


4

2. Apakah ada peningkatan partisipasi belajar siswa pada pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas VB SDN 01 Taman melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning Berbantukan Media Video?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan :

1. Peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas VB

SDN 01 Taman melalui penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning Berbantukan Media Video.

2. Peningkatan partisipasi belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam di kelas VB SDN 01 Taman melalui penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning Berbantukan Media Video.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoretis dan praktis :

1. Manfaat teoretis:

a. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan

model pembelajaran.

b. Untuk dapat mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning).

2. Manfaat praktis:
5

a. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan peneliti selama pelaksanaan dan

penyusunan laporan penelitian tindakan kelas di bidang pendidikan di

sekolah dasar;

b. Bagi lembaga sekolah, sebagai bahan masukan untuk digunakan dalam

proses belajar mengajar;

c. Bagi guru, sebagai bahan tambahan untuk pengembangan kualitas

pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru;

d. Bagi siswa, sebagai motivasi dalam proses belajar siswa baik di kelas

maupun di luar kelas.

E. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru.

2. Partisipasi Belajar

Partisipasi belajar adalah keterlibatan siswa dalam seluruh kegiatan

pembelajaran yang diikuti dalam penelitian ini.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi alam.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep

yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan


6

dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai

cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu

siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam.

4. Model Pembelajaran Problem based learning

Model pembelajaran problem based learning adalah cara mengajar yang

dilakukan dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah

untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

5. Media Video

Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi kepada siswa. Menurut Gagne dan Bringgs

(Rahardjo, dkk 2006: 6) media adalah berbagai jenis komponen dan segala

alat fisik dalam lingkungan siswa yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Cheppy Riyana (2007: 36) media video pembelajaran

adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan

pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi

pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi

pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai