Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Kelompok 7
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah serta mulia diucapkan hanyalah memuji syukur
kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Taufik-Nya jualah sehingga kami sempat
merampungkan satu tulisan sederhana yang berisi tentang “Sistem Pelayanan Gawat
Darurat”.
Kami menyadari bahwa materi yang disajikan dalam tulisan ini merupakan
perpaduan dari berbagai referensi yang kami dapatkan, baik dari dosen maupun dari
media cetak maupun media elektronik lainnya.Kami berharap agar materi yang disajikan
dapat bermanfaat bagi siswa-siswa lain untuk dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu
pengetahuan.Oleh karenanya, kami sampaikan kepada pembaca bahwa dalam tulisan ini
masih banyak terdapat kekurangan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
C. Sistematika Penulisan..........................................................................................2
BAB II................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................3
A. Definisi................................................................................................................3
B. Tujuan Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat...................3
C. Strategi dalam Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat.......4
D. Ruang Lingkup Pelayanan Gawat Darurat..........................................................4
E. Sasaran Standar Penerapan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat..................5
F. Macam-macam Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu................................6
G. Dasar Hukum Pelayanan Gawat Darurat.............................................................8
H. Fase Pada Manajemen Bencana........................................................................10
I. Peran Perawat dalam Manajemen Bencana.......................................................11
J. Alat Perlindungan Diri dalam Manajemen Bencana..........................................12
BAB III.............................................................................................................................14
PENUTUP........................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengetahuan yang cukup tentang penanganan pertama disamping pengetahuan
medan bencana serta komunikasi yang terpadu dalam menolong korban bencana
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan asuhan keperawatan ini menjadi 3 bab, yang terdiri
dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
BAB III : PENUTUP
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah suatu jejaring sumber daya
yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan
transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit
mendadak. Pelayanan gawat darurat modern dimulai dari tempat kejadian,
berlanjut selama proses transportasi dan disempurnakan di fasilitas kesehatan.
Bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan
kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar (Depkes RI). Manajemen bencana (Disaster Management)
adalah Adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan
penanggulangan bencana pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana
mencakup tanggap darurat, pemulihan, pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan gawat darurat di
UGD sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SPO)
2. Tujuan Khusus
a. Adanya perencanaan dalam pemberian pelayanan keperawatan gawat
darurat
b. Adanya peroraganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat
3
c. Adanya implementasi/pelaksanaan pelayanan keperawatan gawat
darurat
d. Adanya asuhan keperawatan gawat darurat
e. Adanya pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat
f. Adanya pengendalian mutu dalam pelayanan keperawatan gawat
darurat.
4
pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan, kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan
diagnosis dan penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan.
3. Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Level III di rumah sakit: merupakan
pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan, kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan
diagnosis dan penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan, serta
pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik (4 besar spesialis seperti
Anak, Maternitas, Bedah, dan Penyakit Dalam).
4. Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Level IV di rumah sakit: merupakan
pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
mengurangi kecacatan, kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan
diagnosis dan penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan, serta
pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik (4 besar spesialis seperti
Anak, Maternitas, Bedah, dan Penyakit Dalam), ditambah dengan pelayanan
keperawatan gawat darurat sub spesialistik.
5
5. Institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan
lainnya.
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Prinsip dari SPGDT adalah memberikan
pelayanan yang cepat, cermat, dan tepat bertujuan untuk menyelamatkan nyawa
dan mencegah kecacatan.
6
d. Melakukan rehabilitasi agar produktivitas korban pasca perawatan di
rumah sakit dan pulang kembali dapat setara seperti sebelum terkena
musibah atau bencana.
e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada korban atau keluarga korban.
7
diperlukan prosedur, peralatan dan SDM yang memiliki pengetahuan
cukup.
g. Pelatihan, simulasi dan koordinasi adalah kegiatan yang menjamin
peningkatan kemampuan SDM, kontinuitas dan peningkatan pelayanan
medis.
3. Sistem pelayanan medik antar rumah sakit
a. Jejaring rujukan dibuat berdasarkan kemampuan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan baik dari segi kuantitas kemampuan menerima
pasien maupun kualitas pelayanan yang dihubungkan dengan
kemampuan SDM dan kesediaan fasilitas medis maupun perkembangan
teknologi.
b. Evakuasi adalah transportasi yang utamanya ditujukan dari rumah sakit
lapangan menuju rumah sakit rujukan atau transportasi antar rumah sakit
dikarenakan adanya bencana yang terjadi pada suatu rumah sakit dimana
pasien harus dievakuasikan ke rumah sakit lain.
c. Koordinasi dalam pelayanan terutama pelayanan rujukan diperlukan
pemberian informasi keadaan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan
sebelum pasien ditransportasikan ke rumah sakit tujuan.
8
1. Undang-Undang Nomor 38 tentang Keperawatan Tahun 2014 pasal 35 yaitu:
a. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai
kompetensinya.
b. Pertolongan pertama pada ayat 1 bertujuan untuk menyelamatkan klien
dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
c. Keadaan darurat pada ayat 1 merupakan keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan klien.
d. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan oleh perawat
sesuai hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
4. Undang-Undang Keperawatan Pasal 35 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam
keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya, ayat (2) mengatakan pertolongan pertama sebagaimana
dimaksud ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut, ayat (3) menjabarkan lebih lanjut bahwa
keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan
yang mengancam nyawa dan kecacatan klien dan ayat (4) bahwa keadaan
darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh perawat sesuai
dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1045/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
9
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/XII/2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.
9. Kepmenkes RI Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.
10. Kepmenkes RI Nomor 145/Menkes/SK/IX/2007 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Gawat Darurat dan Bencana.
10
3. Fase Tindakan
Fase tindakan merupakan fase dimana dilakukan berbagai aksi darurat yang
nyata untuk menjaga diri sendiri atau harta kekayaan. Tujuan dari fase
tindakan adalah mengontrol dampak negatif dari bencana. Aktivitas yang
dilakukan: instruksi pengungsiaan; pencarian dan penyelamatan korban;
menjamin keamanan dilokasi bencana; pengkajian terhadap kerugian akibat
bencana; pembagian dan penggunaan alat perlengkapan pada kondisi
darurat; pengiriman dan penyerahan barang material; dan menyediakan
tempat pengungsian.
4. Fase Pemulihan
Fase pemulihan merupakan fase dimana individu atau masyarakat dengan
kemampuannya sendiri dapat memulihkan fungsinya seperti kondisi
sebelumnnya. Pada fase ini orang-orang mulai melakukan perbaikan darurat
tempat tinggal, mulai sekolah atau bekerja, memulihkan lingkungan tempat
tinggalnya.
5. Fase Rehabilitasi
Fase Rehabilitasi merupakan fase dimana individu atau masyarakat berusaha
mengembalikan fungsinya seperti sebelum bencana dan merencanakan
rehabilitasi terhadap seluruh komunitas.
11
2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga
3. Informasi menyimpan, membawa persediaan makanan, dan
penggunaan air
4. Memberi alamat dan nomor telepon darurat
2) Peran perawat dalam fase Impact
a. Bertindak cepat
b. Konsentrasi penuh
c. Bersama pihak terkait merancang revitalizing
3) Peran perawat dalam fase Post-impact
Bekerja sama dengan unsur lintas sector menangani masalah kesehatan
masyarakat pasca gawat darurat serta mempercepat pemulihan
12
6. Helm
Sering terjadi resiko adanya benturan pada kepala meningkat, maka anda
bisa menggunakan helm.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah suatu jejaring sumber daya
yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan
transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit
mendadak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Karohwati, H. (t.thn.). xdocs. Dipetik Januari 12, 2021, dari Sistem Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu Kelompok 7: https://xdocs.pl/doc/sistem-pelayanan-gawat-
darurat-terpadu-kel-7docx-loyw2kgrpw83
Kurniati, A. (2015, April 29). modul 1 PPGD DAN TAGANA: Sistem Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu dan Penilaian Awal. Diambil kembali dari slideshare:
https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/kb-2-sistem-pelayanan-gawat-
darurat-terpadu-spgdt-47568933
Nusdin, S. N. (t.thn.). Keperawatan Gawat Darurat (ebook). Jaka Media Publishing .
15