Ts 150463
Ts 150463
LANDASAN TEORI
3.1 Pondasi
sipil yang mempunyai peranan yang sangat penting dan bertugas meletakkan
dari tanah akan terjadi. Hal-hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada
terhadap berat sendiri, beban yang bekerja, gaya luar seperti angin, gempa
8
9
merupakan pondasi stabil dan kaku yang dibangun dengan diisi tulangan
setelah mengebor tanah dan kemudian dicor dengan beton, jika tanah
kemudian pipa ini ditarik ke atas pada saat pengecoran. Untuk menambah
tahanan dukung ujung tiang, diameter pada dasar tiang dapat dibesarkan.
a. Keuntungan
b. Kerugian
2. Beban tidak ditempatkan pada kondisi ideal, dan tidak dapat diteliti
5. Mutu beton akan berpengaruh jika tercampur dengan air tanah saat
proses pengecoran
disekitarnya
beban yang bekerja yang disalurkan melalui pondasi. Banyak sekali metode
analisis daya dukung tanah tunggal ataupun kelompok yang sudah diteliti dan
lain:
Qc1+ Qc 2
Tahanan Ujung Tiang: Qb = xAb (3.1)
2
Dimana :
tiang
Catatan :
tidak lebih dari 100kg/cm2 untuk tanah pasir dan tidak lebih
8D L
Ketahanan selimut : Qs = Ks, c ∑ = z x fs x As + ∑ fs x As (3.2)
z =0 8D z=8D
gesekan selimut).
langsung untuk desain fondasi tiang pada tanah pasir dan berbatuan
Test (SPT)
relatif, jenis tanah, dan data kualitatif lainya. Pengertian pengujian ini
Pertama kali digunakan pada tahun 1927, setelah itu alat ini rutin
Qult = µb x Nb x Ab x µs x N x As (3.4)
Dimana :
sebagai berikut:
tiang.
Untuk tanah pasir yang sangat halus (fine sand) atau tanah
pasir kelanauan (silty sand) yang terletak di bawah muka air tanah,
berikut:
Dimana:
3.1.
16
adalah metode yang paling tepat untuk menentukan daya dukung tiang.
Hal ini disebabkan karena pembebanan tiang mirip yang terjadi pada
tepat.
sebab itu tiang tersebut tidak layak lagi digunakan sebagai bagian
dari pondasi, percobaan ini bisa memakan waktu lebih dari satu
Dimana :
S = settlement
Q = penambahan beban
19
beban yaitu tes beban dengan cepat dan tes beban yang dilakukan
maka garis Chin akan menunjukan suatu titik temu, oleh karena
umum dua titik akan menentukan satu garis dan titik ketigapada
Bengt H. 2001)
bebas) dengan suatu nilai 0,15 inchi dan suatu faktor sepadan
elastis :
Q× L
∆= (3.10)
A× E
Dimana :
D : diameter tiang
L : panjang tiang
Gambar 3.2 Grafik hubungan beban dan penurunan pada metode Davisson
Adapun teori – teori lain dalam analisis perhitungan loading test ini
yaitu metode Alpha (α), Beta (β), maupun Gama (γ), namun yang di
menggunakan rumus:
n
Tahanan Selimut : Qs = ∑ (σ ' x) × tan φ ' i × keliling × zi (3.11)
f =1
(𝜎𝜎 ′ 𝑥𝑥) dikalikan dengan koefisien gesekan antara tiang dengan tanah
(𝜑𝜑), yang biasanya diambil sama dengan tan𝜑𝜑 ′ , dimana 𝜑𝜑′, adalah
n
Qs = ∑ Ki (σ ' z )i × tan φ ' i × keliling × zi (3.12)
f =1
efektif (𝜎𝜎 ′ 𝑧𝑧) dikalikan dengan faktor K. Jika K. tan 𝜑𝜑′ = 𝛽𝛽, maka :
24
n
Qs = ∑ βi(σ ' z )i × keliling × zi
f =1
(3.13)
over-consolidated.
dengan 0,58π
40.