Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Volume
air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya. Beberapa
organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%,
tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang
lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi
menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah.
2
a) Pengganti ion tubuh.
b) Menjaga keseimbangan tubuh.
c) Memelihara kesehatan ginjal.
d) Merawat kulit, dll.
Adapun fungsi umum dari makanan bagi tubuh manusia antara lain
sebagai berikut:
Air dan pangan merupakan yang paling esensial bagi manusia. Tanpa
keduanya, manusia tidak akan bertahan hidup. Air dan pangan diperlukan
sebagai unsur penyusun tubuh, sebagai sumber energi, dan zat tertentu untuk
mengatur proses metabolisme tubuh.
3
berimplikasi terhadap intensitas perebutan kekuasaan antara negara atas
sumber daya.
4
bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang terancam
akan mengalami krisis air, terutama musim kemarau. Pada 2020 potensi air
yang layak diperkirakan sebesar 35% dari total air yang dikelola atau sekira
400/kapita/tahun.
Di beberapa daerah terpencil, masyarakat justru sudah mengalami krisis air
ini sejak lama. Gunung Kidul, salah satu kabupaten yang kerap mengalami
krisis air, kini dinilai makin terancam. Kompas.com 24 Maret 2013 lalu
melaporkan bahwa, proyek pengangkatan air sungai bawah tanah ini oleh
PDAM setempat dinilai belum menjanjikan sebab lima buah pompa yang
disediakan belum bisa dioperasikan maksimal sesuai target debit air yang
diharapkan. Hingga kini pun Gunungkidul masih masuk daftar daerah di
Indonesia yang terancam krisis air bersih hingga setidaknya 10 tahun
mendatang. Mereka harus berani membiasakan diri membelanjakan rata-
rata Rp 120 ribu untuk membeli air sebanyak 5.000 liter.
b. India
India berada di puncak dalam daftar negara yang industri dan
perekonomiannya tumbuh namun di masa depan dapat menghadapi
masalah air yang parah. India adalah yang paling bergantung pada cocok-
tanam, sehingga krisis air akan berakibat drastis pada perekonomian dan
harga pangan negara itu.
Menurut PBB, India kini sudah resmi dianggap sebagai negara “bermasalah
air” di masa mendatang. Hal ini membuat India semakin prihatin, ditambah
adanya issu bahwa China, tetangganya, akan membendung Sungai
Brahmaputra di Tibet sebagai bagian dari proyek besar PLTA yang akan
mengurangi arus ke wilayah India di bagian timur.
c. Australia
Di kawasan Australia, benua terkering di dunia, salinitas (kadar garam)
menjadi ancaman utama bagi sejumlah kawasan pertanian penting.
5
d. Jepang
Di Jepang, meskipun curah hujan masih relatif tinggi, namun pencemaran
terhadap cadangan air yang terjadi di banyak tempat menjadi issu serius.
e. Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, sejumlah kawasan sudah menggunakan air secara
berlebihan dibanding dengan yang dapat diisi kembali secara alami. Situasi
ini semakin memperburuk pemanasan global dengan semakin sedikitnya
curah hujan, meningkatnya penguapan dan berubahnya pola pencairan
salju.
2. Sektor Pangan
6
Pakistan, Sri Lanka, dan Timor-Leste. Penyebab krisis pangan di negara Asia
sebagian besar banjir dan gempa bumi.
7
2. Meningkatkan kinerja PDAM.
3. Peranan Perum Bulog perlu diperkuat sehingga harga pangan dapat
dikendalikan, baik mengurangi fluktuasi harga sekaligus mengantisipasi
cadangan pangan untuk kondisi mendesak.
4. Tingkatkan kualitas ekspor, dan kurangi impor.
8
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11