Anda di halaman 1dari 86

03 BUKU
SERIAL


REVITALISASI

PEMBINAAN
KETARUNAAN
Disusun
oleh
Wahyu
Kuncoro
Laode
Muhammad
Apdy
Poto
Winih
Wicaksono

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.
Direktur
SMK
Arfah
Laidiah
Razik,
S.H.,
M.A
Kasubbag
Tata
Usaha
Dr.
Abdul
Haris,
M.Si
Koordinator
Bidang
Tata
Kelola
Mochamad
Widiyanto,
S.Pd.,
M.T
Koordinator
Bidang
Penilaian
Drs.
Haryono,
M.M
Koordinator
Bidang
Peserta
Didik
Arie
Wibowo
Khurniawan,
S.Si.,
M.Ak
Koordinator
Bidang
Sarana
dan
Prasarana

Chrismi
Widjajanti,
S.E.,
M.B.A
Koordinator
Bidang
Program
dan
Evaluasi

Penulis:
Wahyu
Kuncoro
Laode
Muhammad
Apdy
Poto
Winih
Wicaksono

Penyunting:
Huda
Saifullah
Kamalie
Tim
Dit.
SMK

Desain
Sampul:
Sonny
Rasdianto

Layout:
Winih
Wicaksono

ISBN:
978-602-5517-68-6

©
Hak
Cipta
Dilindungi
Undang-Undang
Dilarang
memperbanyak
karya
tulis
ini
dalam
bentuk
dan

dengan
cara
apapun
tanpa
izin
tertulis
dari
Direktorat

BUKU
SERIAL
REVITALISASI
02.
PEMBINAAN
KETARUNAAN

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
PEMBINAAN

KETARUNAAN

KATA
PENGANTAR

 Pengembangan
 dan
 penerapan
 pendidikan
 karakter
 kerja
 siswa

Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 (SMK)
 merupakan
 urgensi
 dalam
 upaya

meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas,
sebagaimana
tertuang
dalam
penjelasan

Pasal
 15
 Undang
 Undang
 nomor20
 Tahun
 2003
 tentang
 Sistem
 Pendidikan

Nasional,
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang

mempersiapkan
peserta
didik
terutama
untuk
bekerja.
Perpres
No.
87
tahun

2018
 tentang
 Penguatan
 Pendidikan
 Karakter,
 kemudian
 dalam
 Peraturan

Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
34
Tahun
2018
tentang
Standar

Nasional
 Pendidikan
 SMK/MAK,
 khususnya
 Standar
 Kompetensi
 Lulusan

terdapat
9
(sembilan)
area
kompetensi,
salah
satu
area
kompetensi
tersebut

adalah
Karakter
Pribadi
dan
Sosial
lulusan
SMK/MAK.
Pengembangan
 karakter
 kerja
 bagi
 siswa
 SMK
 merupakan
 aspek

penting
 dalam
 menghasilkan
 lulusan
 yang
 mampu
 bersaing
 dan
 berhasil

dalam
pekerjaannya.
Siswa
SMK
harus
dipersiapkan
untuk
menghadapi
kondisi

dan
tantangan
real-job
yang
ada
di
dunia
usaha
dan
industri.
Bekerja
di
dunia

usaha
dan
industri
berada
dalam
lingkungan
yang
berbeda
dengan
lingkungan

sekolah
sehingga
diperlukan
adanya
pengembangan
karakter
kerja
meliputi

pembinaan
 ketahanan
 mental,
 disiplin
 kerja,
 ketahanan
 fisik,
 dan
 perilaku

positif
siswa.
Oleh
 karenanya
 dalam
 melaksanakan
 pelaksanaan
 pembentukan

karakter
kerja
di
SMK,
diperlukan
adanya
materi
pembinaan
ketarunaan
yang

memuat
tentang
materi
Kesamaptaan,
Tata
Tertib
Taruna,
dan
Pembentukan

Organisasi
 Senat
 Taruna
 tentang
 bagaimana
 pembentukan
 karakter
 kerja

untuk
 kesiapan
 kerja
 yang
 terintegrasi
 dalam
 proses
 pembelajaran
 dengan

melibatkan
 pihak
 internal
 maupun
 eksternal
 sekolah.
 Dalam
 rangka
 inilah

Direktorat
 SMK
 pada
 tahun
 2020
 menyusun
 Dokumen
 Pembinaan
 Karakter

Kerja
 berbasis
 Ketarunaan,
 yang
 meliputi,
 Pedoman
 Pelaksanaan,
 Materi

Pembinaan
 Ketarunaan,
 dan
 Panduan
 Training
 of
 Trainer
 (ToT)
 sebagai

dokumen
 yang
 utuh
 dan
 menyeluruh,
 untuk
 membentuk
 dan
 pembiasaan

karakter
kerja
lulusan
SMK.
Dokumen
pembinaan
ketarunaan
ini
diharapkan

dapat
digunakan
bagi
SMK
bersama
pihak
terkait
yang
berkepentingan
baik

langsung
 maupun
 tidak
 langsung,
 untuk
 menyiapkan
 kemampuan
 dan

membangun
karakter
utama
para
peserta
didiknya
yang
pada
akhirnya
tercipta

suatu
 budaya
 yang
 disiplin,
 maju,
 modern
 dan
 kompetitif
 mengenai

pentingnya
karakter
kerja.

Direktur
SMK

Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 iii
PEMBINAAN

KETARUNAAN

KATA
PENGANTAR

 iii
DAFTAR
ISI

 iv
BAB
I
PENDAHULUAN

 1
A.
 Latar
Belakang

 1
B.
 Tujuan

 2
C.
 Ruang
Lingkup

 2
D.
Manfaat

 2

BAB
II
PEMBINAAN
KETARUNAAN

 3
A.
 Ketarunaan
 3
B.
 Perencanaan
 3
C.
 Pelaksanaan

 4
D.
Evaluasi
 5

BAB
III
KESAMAPTAAN


 7
A.
 Pengertian
Kesamaptaan
 7
B.
 Kesamaptaan
Jasmani
 8
C.
Kesamaptaan
Mental
 20
D.
Lembar
kegiatan
 23

BAB
IV
TATA
TERTIB
KETARUNAAN
 24
A.
 Pengertian
 24
B.
 Tujuan

 25
C.
 Pelaksanaan
tata
tertib
di
sekolah
 27
D.
 Lembar
kegiatan

 29

BAB
V
SENAT
TARUNA
 30
A.
 Pengertian
 30
B.
 Manfaat
 30
C.
 Pembentukan
organisasi
 30
D.
 Lembar
kegiatan
 36
DAFTAR
PUSTAKA








 37
LAMPIRAN
 38

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
iv 2020
PEMBINAAN

KETARUNAAN

BAB
I
PENDAHULUAN

A.
 Latar
Belakang
Materi

 
 
 Pada
era
globalisasi
dan
modernisasi
yang
sedang
berjalan
pada
saat

ini

 memungkinkan
terjadinya
perubahan-perubahan.
Perubahan
tersebut

meliputi
beberapa
aspek
seperti
politik,
sosial,
budaya.
Kemajuan
zaman

tidak
seharusnya
selalu
menimbulkan
dampak
negatif.
Salah
satu
dampak

dari
 kemajuan
 zaman
 yang
 terlihat
 sangat
 jelas
 adalah
 menurunnya

kedisplinan
 khususnya
 di
 kalangan
 genarasi
 muda.
 Sementara
 itu,

kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
pada
saat
ini
tidak
lepas
dari

peran
 pendidikan
 yang
 merupakan
 bagian
 hakiki
 dari
 kehidupan

masyarakat.
(Febriyanti,
2015).

 
 
 Pendidikan
merupakan
salah
 satu
 keharusan
 dalam
 kebutuhan
 yang

sangat
 penting
 bagi
 setiap
 individu,
 didalam
 pendidikan
 proses
 belajar

mengajar
 dan
 proses
 pembelajaran
 merupakan
 inti
 pendidikan
 yang

didalamnya
 melibatkan
 guru
 sebagai
 pengajar
 dan
 siswa
 sebagai

pembelajar.
Nana
Sudjana
(1988)
mengatakan
bahwa,
belajar
merupakan

suatu
proses
yang
ditandai
dengan
adanya
perubahan
yang
ada
dalam
diri

seseorang,
perubahan
sebagai
hasil,
dan
belajar
dapat
ditunjukkan
dalam

bentuk
 seperti
 perubahan
 pengetahuan,
 perubahan
 sikap,
 dan
 tingkah

laku.


 
 
 Sesuai
dengan
yang
diamanatkan
oleh
Undang-undang
No.
20
Tahun

2003
 tentang
 sistem
 pendidikan
 nasional
 yang
 menyebut
 tujuan

pendidikan
nasional
adalah:
"Untuk
berkembangnya
potensi
peserta
didik

agar
 menjadi
 manusia
 yang
 beriman
 dan
 bertaqwa
 kepada
 Tuhan
 Yang

Maha
 Esa,
 berakhlak
 mulia,
 sehat,
 berilmu,
 cakap,
 kreatif,
 mandiri
 dan

menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung
jawab".

 
 
 Pendidikan
 yang
 ada
 di
 negara
 Indonesia
 merupakan
 upaya
 dari

pemerintah
untuk
menyiapkan
Sumber
Daya
Manusia
yang
bermutu
dan

berkualitas
 serta
 membentuk
 karakter
 warga
 negara.
 Pendidikan
 tidak

hanya
memberikan
pengetahuan
yang
paling
mutakhir,
namun
juga
harus

mampu
membentuk
karakter
kuat
setiap
peserta
didik
sehingga
mampu

mengembangkan
 potensi
 diri
 dan
 menemukan
 tujuan
 hidup
 dalam
 hal

pembentukan
karakter
kewarganegaraan
(Civic
Disposition).

 
 
 Sekolah
 sebagai
 lembaga
 pendidikan
 formal
 merupakan
 komponen

yang
sangat
penting
dalam
mengembangkan
sikap
disiplin
peserta
didik.

Perilaku
 peserta
 didik
 terbentukdan
 dipengaruhi
 oleh
 berbagai
 faktor,

antara
lain
faktor
lingkungan,
keluarga
dan
sekolah.
Tidak
dapat
dipungkiri

bahwa
sekolah
merupakan
salah
satu
faktor
dominan
dalam
membentuk

dan
 mempengaruhi
 perilaku
 peserta
 didik.
 Di
 sekolah
 seorang
 peserta


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 1
PEMBINAAN

KETARUNAAN

didik
 berinteraksi
 dengan
 para
 guru
 yang
 mendidik
 dan
 mengajarnya.



Sikap,
teladan,
perbuatan
dan
perkataan
guru
tentu
menjadi
hal-hal
yang

dijadikan
 acuan
 oleh
 peserta
 didik.
 Mereka
 melihat
 dan
 mendengar
 apa

saja
 yang
 dikatakan
 dan
 mereka
 anggap
 baiksemua
 yang
 diajarkan
 oleh

guru
seringkali
lebih
besar
pengaruhnya
daripada
apayang
dikatakan
atau

diajarkan
orang
tuanya
di
rumah.
Sikap
dan
perilaku
yang
ditampilkan
guru

tersebut
 merupakan
 bagian
 dari
 pembelajaran
 peserta
 didik
 di
 sekolah.

Komponen
 penting
 lainnya
 selain
 sekolah
 yaitu
 tata
 tertib
 dan
 guru,

dimana
 guru
 mempunyai
 peranan
 besar
 dalam
 membentuk
 karakter

terutama
karakter
disiplin
peserta
didik.

 
 
 Perubahan
sikap
dan
tingkah
laku
pada
peserta
didik
merupakan
hal

yang
akan
berguna
bagi
dirinya
yang
akan
berkecimpung
di
dunia
usaha/

industri
 dan
 masyarakat.
 Perubahan
 sikap
 dan
 tingkah
 laku
 yang

diharapkan
pada
peserta
didik
akan
tertuang
didalam
materi
Pembinaan

Ketarunaan.
 Untuk
 Pembinaan
 Ketarunaan
 ini
 sendiri
 terdiri
 dari

kesamaptaan,
tata
tertib
taruna
dan
pembentukan
senat
taruna.


B.
 Tujuan

 Setelah
mempelajari
materi
Pembinaan
Ketarunaan,
pemangku
kebijakan

maupun
tim
PPK
di
sekolah
diharapkan
mampu
mengkreasi:


 1.

Kegiatan
kesamaptaan
di
sekolah

 2.
Tata
tertib
ketarunaan
disekolah

 3.

Pembetukan
Senat
Taruna

C.
 Ruang
lingkup

 Ruang
lingkup
pembinaan
ketarunaan
terdiri
dari:

 1.

Kesamaptaan

 2.

Tata
tertib

 3.

Pembentukan
organisasi
senat
taruna

D.
 Manfaat

 Dengan
adanya
materi
ini,
diharapkan
memberikan
manfaat
secara
nyata

bagi
bagi
para
stakeholders
SMK,
dan
khususnya
bagi
peserta
didik
dalam

bekal
sikap,
tingkah
laku
serta
percaya
diri
didalam
dunia
usaha/
industri

dan
masyarakat
berkaitan
dengan
pembentukan
karakter
bagi
lulusan
SMK.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2 2020
BAB
II
PEMBINAAN
KETARUNAAN

A.
 Ketarunaan

 
 
 Ketarunaan
 adalah
 sistem

pendidikan
di
beberapa
Perguruan

Tinggi,
 SMA,
 SMK.
 Ketarunaan

memiliki
 arti
 sebagai
 sistem

pendidikan
 yang
 menerapkan

p r i n s i p - p r i n s i p 
 m i l i t e r 
 y a n g

b e r t u j u a n 
 u n t u k 
 M e m b e n t u k

Karakter.
Tentu
saja
prinsip
militer

yang
 diterapkan
 bukanlah
 militer

murni,
 karena
 sebagian
 besar
 Gambar
1
Ketarunaan
di
beberapa
lulusan
Perguruan
Tinggi,
SMA,
dan
 Perguruan
Tingi,
SMA,
SMK
SMK
 ditujukan
 untuk
 pegawai
 di

lingkungan
 sipil,
 Perusahaan,

Milliter,
dan
Dunia
Wirausaha.

 
 
 Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 diharapkan
 mengimplementasikan

penguatan
 karakter
 khususnya
 disiplin
 
 pada
 peserta
 didiknya.

Implementasi
 penguatan
 pendidikan
 karakter
 khususnya
 dalam

membentuk
 sikap
 disiplin
 di
 SMK
 dapat
 melalui
 program
 kegiatan

ketarunaan
 yang
 diadakan
 pada
 semester
 satu,
 dua
 atau
 sampai
 tingkat

terakhir.
Semua
kegiatan
ini
merupakan
kegiatan
yang
wajib
diikuti
oleh

semua
peserta
didik.
Hal
ini
untuk
menunjukkan
ke
seriusan
pihak
sekolah

dalam
melakukan
penguatan
pendidikan
karakter
kepada
peserta
didik.

 
 
 Pelaksanaan
 ketarunaan
 bisa
 melalui
 model
 otonom,
 integrasi,

suplemen,
dan
kolaborasi.
Pelaksanaan
yang
sering
digunakan
oleh
SMK

yang
 telah
 mengimplementasikan
 ketarunaan
 adalah
 model
 suplemen.

Pelaksanaan
 ketarunan
 dilaksanakan
 pada
 satu
 hari
 dalam
 seminggu.

Pelatihan
 dasar
 ketarunaan
 tersebut
 merupakan
 bentuk
 implementasi

pendidikan
 karakter.
 Program
 ketarunaan
 tersebut
 tersebut
 dilakukan

karena
telah
terjadi
kemerosotan
moral
para
remaja.
Untuk
mengatasinya,

sekolah
bertanggung
jawab,
serta
jujur
dalam
mengimplementasikannya.

Sejumlah
kegiatan
dalam
program
ketarunaan
ini
meliputi
pelatihan
baris

berbaris
(PBB),
kerohanian,
serta
pembekalan
etika
tata
krama.
Lebih
lanjut

para
peserta
didik
dilatih
pelatih/guru/instruktur
yang
sebelumnya
sudah

dilatih/mengikuti
 latihan
 kemiliteran.
 Selain
 itu,
 dalam
 beberapa

kesamaptaan,
para
peserta
didik
juga
mendapatkan
pembekalan
dari
TNI,

POLRI,
SAR
atau
BIN.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 3
PEMBINAAN

KETARUNAAN

B.
 Perencanaan

 
 
 Perencanaan
 merupakan
 kegiatan
 awal
 sekolah
 dalam
 merancang

kegiatan
yang
akan
dilakukan
dalam
satu
tahun
ke
depan
atau
tiga/empat

tahun
ke
depan.
Perencanaan
dibuat
setiap
awal
tahun
ajaran
baru.
Dalam

perencanaan
 terdapat
 materi
 kegiatan
 dan
 jadwal
 kegiatan,
 setelah

rancangan
yang
dibuat
disetujui
oleh
Kepala
Sekolah
baru
bisa
dilakukan

langkah
 selanjutnya
 yaitu
 pelaksanaan.
 Perencanaan
 pembinaan

ketarunaan
 dibuat
 oleh
 pembina
 ketarunaan
 dan
 ketua
 senat
 taruna.

Perencanaan
 program
 pembinaan
 ketarunaan
 
 mencangkup
 maksud,

tujuan,
 dasar
 kegiatan
 dan
 materi
 pembinaan
 ketarunaan.
 Dalam

perencanaan
membahas
tentang
pendidikan
jasmani,
akademik,
nilai-nilai

karakter
bangsa
khususnya
sikap
relijius,
sopan-santun
dan
cinta
tanah
air.

 
 
 Perencanaan
 pendidikan
 adalah
 suatu
 penerapan
 yang
 rasional
 dari

analisis
sistematis
proses
perkembangan
pendidikan
dengan
tujuan
agar

pendidikan
itu
lebih
efektif
dan
efisien
serta
sesuai
dengan
kebutuhan
dan

tujuan
para
bawahan,
peserta
didik,
dan
masyarakat.
Fungsi
perencanaan

adalah
sebagai
pedoman
pelaksanaan
kegiatan,
menentukan
tujuan
atau

kerangka
tindakan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu
(Andang.2014).

 
 
 Pembuatan
perencanaan
program
pembinaan
ketarunaan
sangat
perlu

sekali,
 agar
 mencapai
 tujuan
 yang
 optimal
 yaitu
 membentuk
 nilai-nilai

karakter
peserta
didik,
sehingga
program
ketarunaan
harus
direncanakan

sebaik
 mungkin
 oleh
 pihak
 sekolah
 agar
 pelaksanaan
 dapat
 lebih

bermakna
dan
proses
pelaksanaan
lebih
efektif
dan
efisien

C.
 Pelaksanaan


 
 
 Pelaksanaan
 pembinaan
 ketarunaan
 berdasarkan
 pada
 program

tahunan
dan
program
semester.
Untuk
menjamin
kelancaran
pelaksanaan

pembinaan
ketarunaan
maka
dibentuk
struktur
organisasi
organisasi
yang

disebut
 dengan
 struktur
 senat
 taruna.
 Struktur
 organisasi
 sangatlah

penting,
 dikarenakan
 untuk
 pembagian
 haruslah
 tepat
 dan
 jelas
 yang

mempunyai
 manfaat
 sebagai
 pengembangan
 pemimpin.
 Sebagai

pengemban
pemimpin
tertinggi
adalah
ketua
senat
taruna.
Struktur
senat

taruna
 merupakan
 suatu
 kegiatan
 mengelompokkan
 tanggung
 jawab

terhadap
 masing-masing
 fungsi
 pelaksanaan
 pembinaan
 ketarunaan.

Apabila
 dalam
 struktur
 berjalan
 sesuai
 fungsi
 dan
 tugas
 yang
 diberikan

maka
pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
akan
berjalan
dengan
lancar
dan

baik.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
4 2020

 
 
 Pelaksanaan
latihan
pembinaan
program
harus
sesuai
dengan
program

semester/
tahunan.
Materi
yang
diberikan
pada
taruna
berupa
pendidikan

jasmani
dan
mental
yang
bertujuan
memperkuat
jasmani
dan
memperkuat

mental
peserta
didik
dalam
persiapan
menjalani
kehidupan
setelah
lepas

dari
dunia
pendidikan
SMK
yaitu
di
dunia
usaha
industri.

 
 
 Pelaksanaan
 pembinaan
 ketarunaan
 merupakan
 salah
 satu
 strategi

dalam
 membentuk
 nilai-nilai
 karakter
 taruna.
 Pelaksanaan
 pembinaan

ketarunaan
 untuk
 mempersiapkan
 dan
 pembiasaan
 taruna
 untuk

memenuhi
standar
dunia
usaha/industri
yaitu
:

 1.

Pembinaan
fisik

 2.

Pembinaan
mental

 3.

Kedisiplinan
serta
tanggung
jawab

 4.

Pendewasaan
taruna
dalam
berpikir

 5.
Bersikap
dan
bertindak

 6.

Menciptakan
rasa
cinta
tanah
air
dan
jiwa
patriotisme

 7.

Membentuk
taruna
yang
mempunyai
daya
saing
kuat

 8.

Pembentukan
sumber
daya
manusia
yang
lebih
baik
dan
berkarakter


 Metode
yang
dapat
diterapkan
dalam
pembinaan
ketarunaan
di
SMK
dapat

meliputi
:

 1.

Instruktif

 2.

Edukatif

 3.

Persuasif

 4.
Pemberian
penghargaan

 5.
Pemberian
sangsi

 6.

Bimbingan
dan
penyuluhan


 Dengan
 menerapkan
 minimal
 metode
 tersebut
 diharapkan
 taruna



termotivasi
 dalam
 mengikuti
 pelaksanaan
 pembinaan
 taruna
 dan
 tidak

merasa
tertekan
atau
terpaksa.

D.
 Evaluasi

 
 
 Evaluasi
 pelaksanaan
 pembinaan
 ketarunaan
 adalah
 suatu
 kegiatan

ditujukan
 untuk
 mengevaluasi
 proses
 program
 pelaksanaan
 ketarunaan

dan
 hasil
 taruna
 dalam
 mengikuti
 pembinaan
 ketarunaan.
 Evaluasi

terhadap
 pelaksanaan
 ketarunaan
 dilakukan
 oleh
 Kepala
 Sekolah
 pada

akhir
program
Evaluasi
dapat
dilakukan
terhadap
proses
pelaksanaan
dan

hasil
 kemampuan
 taruna.
 Evaluasi
 pada
 proses
 pelaksanaan
 meliputi


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 5
PEMBINAAN

KETARUNAAN

kondisi
 pelaksanaan
 kegiatan
 ketarunaan,
 sedangkan
 hasil
 kemampuan



taruna
 bertujuan
 untuk
 mengetahui
 perubahan
 tingkah
 laku
 yang

mencerminkan
nilai-nilai
karakter.


 
 
 Evaluasi
 untuk
 mengetahui
 output
 program
 latihan
 pembinaan

ketarunaan.
Dengan
kata
lain
mengetahui
perubahan
sikap,
pengetahuan

dan
kecakapan
dari
taruna.
Penilaian
evaluasi
taruna
dilaksanakan
secara

periodik
selama
satu
semester.
Untuk
dapat
mengikuti
pendidikan
di
SMK

nilai
 minimal
 kedisplinan
 taruna
 minimal
 adalah
 cukup.
 Evaluasi
 nilai

kedisiplinan
taruna
didapat
dari
nilai
prestasi
dikurangi
nilai
pelanggaran.

Penilaian
dengan
menerapkan
penghargaan
dan
sangsi,
bagi
taruna
yang

mempunyai
prestasi
diberikan
nilai
penghargaan,
sedangkan
taruna
yang

berbuat
kesalahan
atau
melanggar
peraturan
diberikan
sangsi
yang
sesuai.

 
 
 Ketarunaan
merupakan
suatu
program
yang
bertujuan
menanamkan

karakter
bagi
taruna.
Di
sini
diajarkan
tata
cara
berhubungan
dengan
orang

lain,
 mengenal
 kewajiban
 dan
 hak
 taruna,
 mengenalkan
 peraturan
 pada

taruna
dan
meningkatkan
sikap
relijius.

 Pengembangan
 yang
 harus
 dilakukan
 pihak
 sekolah
 dalam
 pelaksanaan

pembinaan
ketarunaan
misalnya
:

 1.

 
Perlu
mendisain
pelaksanaan
ketarunaan
yang
menarik,
nyaman
dan



menyenangkan

 2.

Metode
pelatihan
yang
digunakan
harus
maksimal
agar
mudah
dipahami

oleh
taruna

 3.



Menyediakan
sarana
prasarana/fasilitas
yang
memadai

 4.

 Meningkatkan
 profesionalisme
 pembina
 ketarunaan/guru/kepala



sekolah

 5.


Meningkatkan
kerjasama
dengan
institusi
serta
lembaga
yang
berkaitan



dengan
peningkatan
wawasan
dan
keterampilan

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
6 2020
BAB
III
KESAMAPTAAN

A.
 Pengertian
Kesamaptaan

 
 
 Menurut
asal
katanya
kesamaptaan
berasal
dari
kata:
Samapta,
yang

artinya:
 siap
 siaga.
 Kesemaptaan:
 kesiapsiagaan.
 Berdasarkan
 asal
 kata

tersebut
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
kesemaptaan
merupakan
suatu

keadaan
siap
siaga
yang
dimiliki
oleh
seseorang
baik
secara
fisik,
mental

maupun
 sosial
 dalam
 menghadapi
 situasi
 kerja
 yang
 beragam,
 istilah

lainnya
adalah
“siap
siaga
dalam
segala
kondisi”.

 
 
 Istilah
kesamaptaan
lebih
sering
digunakan
dalam
sistem
pembinaan

anggota
 TNI/
 POLRI
 dalam
 perspektif
 bahwa
 kesamaptaan
 adalah

kesiapsiagaan
 terhadap
 adanya
 ancaman,
 tantangan,
 hambatan,
 dan

gangguan
(ATHG).
Sehingga
seluruh
personil
TNI
/POLRI
wajib
memiliki
dan

memelihara
kesamaptaan.
Namun
saat
ini
sikap
kesamaptaan
bukan
saja

milik
TNI
atau
POLRI
tetapi
telah
banyak
diadopsi
untuk
pembinaan
peserta

didik
di
sekolah
yang
menerapkan
model
pembinaan
ketarunaan.
Tujuan

kegiatan
 tersebut
 yang
 diberikan
 kepada
 peserta
 didik
 adalah
 untuk

membentuk
 fisik
 dan
 mental
 peserta
 didik
 agar
 siap
 menghadapi

tantangan
 dan
 tuntutan
 perusahaan
 atau
 institusi
 ke
 depan
 dan
 juga

meningkatkan
kebugaran
dari
peserta
didik
sendiri.
Pembentukan
peserta

didik
rata-rata
dilakukan
secara
semi
militer
karena
cara
ini
dinilai
tepat

untuk
menghasilkan
output
karyawan
yang
memiliki
integritas
dan
daya

juang
yang
tinggi.

Gambar
2.
Contoh
kegiatan
Kesamaptaan
Sumber:
dok
SMKN
5
Surakarta
dan
SMKN
1
Sragen


 Ilustrasi
Pendidikan
yang
Menunjang
Samapta

 Kegiatan
samapta
memberikan
berbagai
manfaat
bagi
para
peserta
didik

yakni:

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 7
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 1.

 Peningkatan
kedisiplinan.
Berbagai
 cara
 dilakukan
 oleh
 penyelenggara
 samapta
 untuk



menanamkan
nilai-nilai
kedisiplinan
seperti
bangun
pagi,
senam
pagi,



jadwal
acara
yang
tersusun
rapi,
tepat
waktu
pada
setiap
kegiatan
dan

lain
sebagainya.
Peningkatan
kedisiplinan
akan
memberikan
dampak



positif
pada
dunia
kerja,
dimana
peserta
didik
sebagai
calon
karyawan



akan
 sangat
 menghargai
 waktu
 yang
 dimiliki
 sehingga
 akan
 tercipta



efisiensi
kerja
pada
setiap
individu
peserta
didik.

 2.

 Berkurangnya
sikap
manja.
Ketika
 kegiatan
 peserta
 didik
 hanya
 diberikan
 waktu
 sedikit
 untuk



menghabiskan
makanan,
waktu
yang
sebentar
untuk
mandi,
dijemur
di



teriknya
sinar
matahari,
sehingga
peserta
akan
menjadi
manusia
yang



tidak
 terbiasa
 menuntut
 banyak
 atau
 menikmati
 hidup.
 Hal
 tersebut



menjadikan
peserta
didik
akan
kuat
mental
dan
fisik
terhadap
kondisi



lingkungan
 kerja
 yang
 akan
 dihadapi,
 misalnya
 saja
 bos
 yang



memberikan
 jumlah
 pekerjaan
 yang
 banyak.
 Selain
 itu,
 pola
 pikir



peserta
 didik
 untuk
 lebih
 bersyukur
 juga
 lebih
 terbentuk.
 Apabila



menemui
 hambatan
 atau
 kemalangan
 tidak
 pantang
 menyerah
 atau

rendah
diri
tetapi
bersyukur
bahwa
ada
yang
lebih
tidak
beruntung
dari

mereka.

 3.

 Semangat
juang
yang
tinggi.
Salah
 satunya
 diisi
 dengan
 yel-yel
 di
 setiap
 acara
 selama
 kegiatan



samapta
berlangsung.
Berfungsi
untuk
menghilangkan
rasa
lelah
yang



diderita.
Pelatih
samapta
sering
mengecek
apakah
peserta
didik
masih



mempunyai
semangat
dengan
memperdengarkan
“yel-yel”
agar
acara



tetap
diikuti
secara
baik
dan
menghasilkan
output
yang
sesuai
dengan



rencana
 kegiatan
 samapta.
 Sama
 halnya
 dengan
 perusahaan
 atau



institusi,
 karyawan
 diharapkan
 dapat
 mempertahankan
 semangat

juang
 untuk
 menyelesaikan
 target
 kerja,
 sehingga
 halangan
 apapun

yang
terjadi
di
depan
nanti
tidak
akan
membuat
putus
asa
atau
sikap



menyerah.

B.
 Kesamaptaan
Jasmani

 
 
 
 Salah
satu
bagian
kesamaptaan
yang
wajib
dimiliki
dan
dipelihara
oleh

peserta
 didik
 yang
 adalah
 kesamaptaan
 jasmani.
 Kesamaptaan
 jasmani

merupakan
serangkaian
kemampuan
jasmani
atau
fisik
yang
dimiliki
oleh

seorang
peserta
didik
 
yang
akan
menjadi
calon
karyawan.
Kesamaptaan

jasmani
adalah
kegiatan
atau
kesanggupan
seseorang
untuk
melaksanakan

tugas
atau
kegiatan
fisik
secara
lebih
baik
dan
efisien.
Komponen
penting

dalam
 kesamaptaan
 jasmani
 yaitu
 kesegaran
 jasmani
 dasar
 yang
 harus


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
8 2020
dimiliki
untuk
dapat
melakukan
suatu
pekerjaan
tertentu
baik
ringan
atau

berat
secara
fisik
dengan
baik
dengan
menghindari
efek
cedera
dan
atau

mengalami
kelelahan
yang
berlebihan.


 
 
 
 Kesamaptaan
jasmani
perlu
selalu
dijaga
dan
dipelihara
dikarenakan

kesamaptaan
jasmani
memberikan
manfaat
bukan
hanya
kemampuan
fisik

atau
jasmaniah
yang
baik
tapi
juga
kemampuan
psikis
yang
baik.
Hal
ini

sesuai
dengan
pepatah
“mensana
in
corporesano”
yang
artinya:
didalam

tubuh
 yang
 kuat
 terdapat
 jiwa
 yang
 sehat.
 Berdasarkan
 istilah
 tersebut

maka
 dapat
 disimpulkan
 bahwa
 dengan
 memiliki
 kesamaptaan
 jasmani

yang
 baik
 sebagai
 upaya
 menjaga
 kebugaran
 peserta
 didik,
 maka
 disaat

yang
 sama
 peserta
 didik
 akan
 memperoleh
 kebugaran
 mental
 atau

kesamaptaan
 mental,
 atau
 dapat
 dikatakan
 sehat
 jasmani
 dan
 rohani.

Dalam
 Undang-Undang
 Nomor
 23
 Tahun
 1999
 menjelaskan
 bahwa

kesehatan
 adalah
 keadaan
 sejahtera
 dari
 badan,
 jiwa
 dan
 sosial
 yang

memungkinkan
 setiap
 orang
 produktif
 secara
 sosial
 dan
 ekonomis.
 Dari

definisi
 tersebut
 jelas
 terlihat
 bahwa
 kesehatan
 bukanlah
 semata-mata

keadaan
bebas
dari
penyakit,
cacat
atau
kelemahan,
melainkan
termasuk

juga
menerapkan
pola
hidup
sehat
secara
badan,
sosial,
dan
rohani
yang

merupakan
hak
setiap
orang.
Sedangkan
yang
dimaksudkan
dengan
pola

hidup
 sehat
 adalah
 segala
 upaya
 guna
 menerapkan
 berbagai
 kebiasaan

baik
 dalam
 menciptakan
 hidup
 yang
 sehat
 dan
 menghindarkan
 diri
 dari

kebiasaan
buruk
yang
dapat
mengganggu
kesehatan.

 
 
 
 Untuk
mengetahui
dan
memelihara
kesamaptaan
jasmani
yang
baik,

maka
 peserta
 didik
 perlu
 melakukan
 serangkaian
 bentuk
 kegiatan

kesamaptaan
dan
tes
untuk
mengukur
tingkat
kesamaptaan
jasmani
yang

perlu
dimiliki
baik
pada
saat
ini
peserta
didik
sebagai
calon
peserta
didik

maupun
kelak
pada
saat
sudah
menjadi
peserta
didik.
Tinggi
rendahnya,

cepat
 lambatnya,
 berkembang
 dan
 meningkatnya
 kesamaptaan
 jasmani

seseorang
sangat
dipengaruhi
oleh
banyak
faktor,
baik
dari
dalam
maupun

dari
luar
tubuh.

1.

 Manfaat
kesamaptaan
Jasmani
a.
 Memiliki
 postur
 yang
 baik,
 memberikan
 penampilan
 yang

berwibawa
lahiriah
karena
mampu
melakukan
gerak
yang
efisien.
b.
 Memiliki
ketahanan
melakukan
pekerjaan
yang
berat
dengan
tidak



mengalami
kelelahan
yang
berarti
ataupun
cedera,
sehingga
banyak

hasil
yang
dicapai
dalam
pekerjaannya.
c.
 Memiliki
 ketangkasan
 yang
 tinggi,
 sehingga
 banyak
 rintangan



pekerjaan
 yang
 dapat
 diatasi,
 sehingga
 semua
 pekerjaan
 dapat

berjalan
dengan
cepat
dan
tepat
untuk
mencapai
tujuan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 9
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 2.

 Sifat
Kesamaptaan
Jasmani
Pengembangan
kesamaptaan
jasmani
pada
prinsipnya
adalah
dengan

rutin
 melatih
 berbagai
 aktivitas
 latihan
 kebugaran
 dengan
 cara

mengoptimalkan
 gerak
 tubuh
 dan
 organ
 tubuh
 secara
 optimal.
 Oleh

karena
itu
sifat
kesamaptaan
jasmani
dapat
dinyatakan,
bahwa:
a.
 Kesamaptaan
dapat
dilatih
untuk
ditingkatkan.
b.
 Tingkat
 kesamaptaan
 dapat
 meningkat
 dan/atau
 menurun
 dalam



periode
 waktu
 tertentu,
 namun
 tidak
 datang
 dengan
 tiba-tiba


(mendadak).
c.
 Kualitas
kesamaptaan
sifatnya
tidak
menetap
sepanjang
masa
dan



selalu
mengikuti
perkembangan
usia.
d.
 Cara
 terbaik
 untuk
 mengembangkan
 kesamaptaan
 dilakukan

dengan
cara
melakukannya.
e.
 Sasaran
 latihan
 kesamaptaan
 jasmani
 adalah
 mengembangkan



dan/atau
 memaksimalkan
 kekuatan
 fisik.
 Melatih
 kekuatan
 fisik

akan
dapat
menghasilkan:
1)
Tenaga,
 adalah
 kemampuan
 untuk
 mengeluarkan
 tenaga
 secara


maksimal
disertai
dengan
kecepatan.
2)
Daya
tahan,
adalah
yakni
kemampuan
melakukan
pekerjaan
berat

alam
waktu
lama.
3)
Kekuatan,
adalah
kekuatan
otot
dalam
menghadapi
tekanan
atau

tarikan.
4)
Kecepatan
dalam
bergerak.
5)
Ketepatan,
 adalah
 kemampuan
 untuk
 menggerakkan
 anggota

tubuh
dengan
kontrol
yang
tinggi.
6)
Kelincahan,
 adalah
 kemampuan
 untuk
 menggerakkan
 anggota

tubuh
dengan
lincah.
7)
Koordinasi,
adalah
kemampuan
mengkoordinasikan
gerakan
otot

untuk
melakukan
sesuatu
gerakan
yang
kompleks.
8)
Keseimbangan,
 adalah
 kemampuan
 melakukan
 kegiatan
 yang

menggunakan
otot
secara
berimbang.
9)
Fleksibilitas,
 adalah
 kemampuan
 melakukan
 aktivitas
 jasmani

dengan
 keluwesan
 dalam
 menggerakkan
 bagian
 tubuh
 dan

persendian.

 3.

 Latihan
Kesamaptaan
Jasmani
Latihan
 secara
 sederhana
 dapat
 didefinisikan
 sebagai
 proses



memaksimalkan
segala
daya
untuk
meningkatkan
secara
menyeluruh



kondisi
fisik
melalui
proses
yang
sistematis,
berulang,
serta
meningkat



dimana
dari
hari
ke
hari
terjadi
penambahan
jumlah
beban,
waktu,
atau




DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
10 2020
intensitasnya.
 Tujuan
 latihan
 kesamaptaan
 jasmani
 adalah
 untuk



meningkatkan
volume
oksigen
di
dalam
tubuh
agar
dapat
dimanfaatkan



untuk
 merangsang
 kerja
 jantung
 dan
 paru-paru,
 sehingga
 kita
 dapat



bekerja
lebih
efektif
dan
efisien.

Makin
 banyak
 oksigen
 yang
 masuk
 dan
 beredar
 di
 dalam
 tubuh



melalui
 peredaran
 darah,
 maka
 makin
 tinggi
 pula
 daya/kemampuan



kerja
organ
tubuh.
Selain
itu,
tujuan
latihan
kesamaptaan
jasmani
juga



untuk
mencapai
tingkat
kesegaran
fisik
dalam
kategori
baik
sehingga



siap
dan
siaga
dalam
melaksanakan
setiap
aktivitas
sehari-hari,
baik
di



rumah,
 di
 lingkungan
 kerja,
 atau
 di
 lingkungan
 masyarakat.
 Untuk



mencapai
 tujuan
 dan
 sasaran
 latihan
 kesamaptaan
 jasmani
 di
 atas,



Peserta
didik
perlu
memperhatikan
faktor
usia/umur.
Umur
merupakan



salah
 satu
 faktor
 yang
 sangat
 mempengaruhi
 tingkat
 kesamaptaan



jasmani
 seseorang.
 Oleh
 karena
 itu,
 latihan
 kesamaptaan
 perlu



diklasifikasikan
berdasarkan
kelompok
umur.
Selain
faktor
umur,
jenis



kelamin
juga
turut
membedakan
tingkat
kesamaptaan
seseorang.


 4.

 Bentuk
Latihan
Kesamaptaan
Jasmani
Berbagai
 bentuk
 latihan
 kesamaptaan
 Jasmani
 yang
 dilakukan
 dapat



diketahui
hasilnya
dengan
mengukur
kekuatan
stamina
dan
ketahanan



fisik
seseorang
secara
periodik
minimal
setiap
6
bulan
sekali.
Berikut

ini
beberapa
bentuk
kesamaptaan
fisik
yang
sering
digunakan
dalam



melatih
kesamaptaan
jasmani,
yaitu:
lari
12
menit,
pullup,
sit
up,
push



up,
shutle
run
(lari
membentuk
angka
8),
lari
2.4
km
atau
lunges,
dan



berenang.

a.
 Lari
12
menit
L a r i 
 s e l a m a 
 1 2 
 m e n i t

dilakukan
 dengan
 berlari

mengelilingi
 lintasan
 atletik

yang
 berukuran
 400
 meter.

U n t u k 
 p e s e r t a 
 l a k i - l a k i

setidaknya
dapat
mencapai
6

kali
 putaran
 (2400
 meter)

selama
 12
 menit.
 Untuk

p e r e m p u a n 
 s e t i d a k n y a

mencapai
 5
 kali
 putaran

(2000
meter).
Agar
diperoleh

hasil
sesuai
dengan
kriteria
di

atas,
maka
sebaiknya
lakukan
 Gambar
3
Taruna
berlari
latihan
 lari
 secara
 rutin
 dan

bertahap.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 11
PEMBINAAN

KETARUNAAN

b.
 Pull
 up
 (untuk
 laki-laki),
 dan



chining
(untuk
perempuan)
Latihan
 pull
 up
 diperuntukkan

bagi
 laki-laki
 dengan
 cara

bergantung
 pada
 pegangan

t i a n g 
 v e r t i k a l , 
 k e m u d i a n

dilanjutkan
 dengan
 menarik

badan
 ke
 atas
 sampai
 dagu

melewati
 tiang
 dan
 kembali

turun
 secara
 perlahan
 sampai

t a n g a n 
 l u r u s . 
 I n d i k a t o r

keberhasilan
latihan
pull
up
bagi

l a k i - l a k i 
 a d a l a h 
 d a p a t
 Gambar
3.3
Taruna
pull
up

melakukan
gerakan
tersebut
sebanyak
10
kali
dengan
gerakan
yang

sempurna.
Lebih
baik
sedikit
demi
sedikit
tetapi
sempurna
dari
pada

banyak
 tapi
 gerakannya
 tidak
 sempurna.
 Untuk
 perempuan

melakukan
chinning
dengan
cara
berdiri
di
depan
tiang
mendatar,

kaki
tetap
menginjak
tanah
dan
tangan
memegang
pegangan
tiang,

gerakan
badan
ke
balakang
kemudian
tarik
badan
ke
depan
(posisi

berdiri
 tegak)
 dan
 kembali
 ke
 belakang,
 kemudian
 tarik
 kembali,

Indikator
 keberhasilan
 latihan
 chinning
 bagi
 perempuan
 adalah

dapat
 melakukan
 gerakan
 tersebut
 sebanyak
 20
 kali
 secara

sempurna.
c.
 Sit
up
Sit
 Up
 dilakukan
 dalam

posisi
 terlentang
 dengan

k e d u a 
 k a k i 
 r a p a t 
 d a n

ditekuk,
 kemudian
 lakukan

gerakan
 duduk
 bangun.

Posisi
jari
tangan
dianyam
di

belakang
 kepala,
 ketika

bangun
 upayakan
 sampai

d a p a t 
 m e n c i u m 
 l u t u t .
 Gambar
4
Taruna
Sit
up
Lakukan
gerakan
ini
minimal
35
kali
untuk
laki-laki
dan
30
kali
untuk

perempuan.
 Indikator
 keberhasilan
 latihan
 sit
 up
 adalah
 dapat

melakukan
seluruh
gerakan
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
menit.

Latihan
bertujuan
untuk
kelenturan
dan
memperkuat
otot
perut.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
12 2020
d.
 Push
up

Gambar
3.5
Push
up
Push
 up
 dilakukan
 dalam
 posisi
 terlungkup
 kemudian
 lakukan

gerakan
naik
turun
dengan
bertumpu
pada
kedua
tangan
dan
kaki.

Untuk
laki-laki
bertumpu
pada
ujung
kaki,
dan
perempuan
bertumpu

pada
lutut.
Saat
turun
badan
tidak
menyentuh
tanah
dan
pada
saat

naik
tangan
kembali
dalam
posisi
lurus.
Lakukan
gerakan
ini
minimal

35
 kali
 untuk
 laki-laki
 dan
 30
 kali
 untuk
 perempuan.
 Indikator

keberhasilan
 latihan
 push
 up
 adalah
 dapat
 melakukan
 seluruh

gerakan
tersebut
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
menit.
e.
 Shutle
Run
(lari
membentuk
angka
8)
Shuttle
 run
 adalah
 lari
 membentuk

angka
 8
 diantara
 2
 buah
 tiang
 yang

berjarak
 10
 meter
 sebanyak
 1
 kali

putaran
sampai
kembali
ke
tempat
start

semula.
 Latihan
 ini
 dilakukan
 untuk

mengukur
 akselerasi
 dan
 kelincahan

tiap
 peserta.
 Indikator
 keberhasilan

latihan
 shuttle
 run
 adalah
 dapat

melakukan
 seluruh
 gerakan
 tersebut
 Gambar
5
taruna
berlari
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
detik. membentuk
angka
8

f.
 Lunges
Lunges
 adalah
 memindahkan
 kaki
 ke

depan,
 belakang
 atau
 ke
 samping

dengan
 memindahkan
 sebagian
 berat

badan.
Berat
badan
berada
pada
ke
dua

kaki,
 saat
 memindahkan
 kaki
 bagian

yang
 menyentuh
 pertama
 adalah
 bola

kaki
hampir
kearah
tumit,
pastikan
saat

melakukan
gerakan
ini
ada
pembebanan

pada
gerakan
ini
ada
pembebanan
pada

ke d u a 
 t u n g ka i . 
 G e ra ka n 
 i n i 
 b i s a

dilakukan
baik
dengan
lambat
maupun

cepat.
 standar
 yang
 diperlukan
 dalam

Gambar
6
taruna
gerakan
 lunges
 adalah
 1
 menit
 30
 melakukan
lunges
gerakan

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 13
PEMBINAAN

KETARUNAAN

g.
 Berenang
Latihan
 kesamaptaan
 dengan

b e r e n a n g 
 d a p a t 
 d i l a k u k a n

dengan
 gaya
 berenang
 apa
 saja

y a n g 
 d i k u a s a i . 
 I n d i k a t o r

keberhasilan
 latihan
 berenang

adalah
 jika
 dapat
 berenang

dengan
 jarak
 25
 meter
 dan
 Gambar
7
taruna
berenang
dengan
waktu
paling
cepat.

Ragam
 latihan
 kesamaptaan
 lainnya
 yang
 dapat
 dilakukan
 untuk

meningkatkan
 kesegaran
 jasmani,
 diantaranya
 senam,
 bersepeda,

berjalan
 cepat,
 dan
 lari
 maraton.
 Latihan
 kesamaptaan
 jasmani

berdasarkan
 ragam
 di
 atas
 merupakan
 latihan
 yang
 bertujuan
 untuk

melatih
endurance
pada
jantung
dan
paru-paru.
Untuk
mencapai
tingkat

kesegaran
menyeluruh
perlu
dilakukan
latihan
kombinasi
antara:
pull

ups,
push
ups,
sit
ups,
squat-thrush,
shuttle
run
atau
bila
memungkinkan

latihan
 dengan
 alat
 dalam
 bentuk
 latihan
 beban.
 Melalui
 latihan
 ini

dapat
 dihasilkan
 detak
 jantung
 yang
 berirama
 normal
 dengan
 daya

pompa
per
menit
meningkat,
kemudian
akan
meningkatkan
kapasitas

oksigen
 dari
 paru-paru
 yang
 diangkut,
 sehingga
 pada
 akhirnya

pembentukan
sel
darah
merah
akan
terpicu
dan
juga
volume
darah
yang

mengalir
kesemua
jaringan
dan
organ
tubuh
akan
meningkat.
Melakukan
latihan
sebagaimana
telah
dijelaskan
di
atas
secara
teratur

dan
 benar,
 serta
 berlangsung
 dalam
 waktu
 yang
 lama
 dapat

memberikan
 pengaruh
 terhadap
 peningkatan
 level
 kesamaptaan

jasmani
peserta
didik.
Hal
ini
akan
bermanfaat
untuk
memperbaiki
dan

mempertahankan
serta
meningkatkan
kesamaptaan
jasmani
dan
juga

dapat
 menimbulkan
 perubahan
 (postur)
 fisik.
 Oleh
 sebab
 itu,

perubahan
fisiologis
tubuh
akan
terjadi
sebagai
dampak
dari
aktivitas

olahraga
secara
teratur
dan
berlangsung
lama
seperti:
a.
 Perubahan
fisik
bersifat
temporer
(sesaat),
yaitu
reaksi
tubuh
setelah

melakukan
kegiatan
fisik
yang
cukup
berat
seperti
kenaikan
denyut

nadi,
meningkatnya
suhu
tubuh
disertai
produksi
keringat
yang
lebih

banyak.
 Namun,
 perubahan
 ini
 hanya
 sementara
 sifatnya
 dan

berangsur
akan
hilang
setelah
kegiatan
fisik
berakhir.
b.
 Perubahan
fisik
tetap
dapat
berupa
perubahan
pada
:
1)
Otot
 rangka,
 berupa
 pembesaran
 otot
 rangka
 dan
 peningkatan

jumlah
mioglobin.
2)
Sistem
jantung
dan
paru,
didapati
pembesaran
ukuran
jantung
dan



disertai
penurunan
denyut
jantung
dan
meningkatkan
volume
per



menit.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
14 2020
3)
Perubahan
 lain,
 peningkatan
 kekuatan
 dan
 perubahan
 tulang

rawan
di
persendian.
Perubahan
ini
sifatnya
menetap,
sehingga

apabila
 perlu
 dipertahankan
 akan
 mewujudkan
 tingkat

kesamaptaan
jasmani
yang
baik.
Pelaksanaan
 latihan
 harus
 disesuaikan
 dengan
 kemampuan
 yang

dimiliki
 oleh
 setiap
 orang.
 Setiap
 orang
 yang
 akan
 latihan

kesamaptaan
 jasmani
 harus
 dapat
 menyesuaikan
 dengan
 tingkat

kesegaran
yang
dimilikinya
dan
harus
berlatih
di
zona
yang
cocok,

aturannya
 adalah
 dengan
 menghitung
 denyut
 nadi
 maksimal.

Pengelompokkan
zona
latihan
sebagai
berikut:
1)
B agi
 yang
 belum
 biasa
 melakukan
 latihan
 secara
 teratur,



menggunakan
daerah
latihan
dengan
maksimal
denyut
nadi
70%



dari
denyut
nadi
maksimal.
2)
Bagi
 yang
 telah
 melakukan
 latihan
 secara
 teratur
 dengan
 nilai


kesegaran
 di
 bawah
 34
 (kategori
 rendah),
 maka
 daerah
 latihan



baginya
adalah
70%
-77,5%
denyut
nadi
maksimal.
3)
Bagi
 yang
 telah
 melakukan
 latihan
 secara
 teratur
 dengan
 nilai



kesegaran
antara
35
–45
(kategori
sedang),
daerah
latihan
yang



cocok
adalah
antara77,5%
-83%
denyut
nadi
maksimal.
4)
Bagi
 yang
 telah
 melakukan
 latihan
 secara
 teratur
 dengan
 nilai



kesegaran
45
ke
atas
(kategori
baik),
daerah
latihan
yang
cocok



antara
83%
-90%
denyut
nadi
maksimal.

5.

 Lamanya
Latihan
Lamanya
waktu
latihan
sangat
tergantung
dari
instensitas
latihan.
Jika



intensitas
latihan
lebih
berat,
maka
waktu
latihan
dapat
lebih
pendek

dan

 sebaliknya
jika
intensitas
latihan
lebih
ringan/kecil,
maka
waktu



latihannya
lebih
lama
sehingga
diharapkan
dengan
memperhatikan
hal



tersebut
 maka
 hasil
 latihan
 dapat
 optimal.
 Agar
 bisa
 mendapatkan



latihan
yang
bermanfaat
bagi
kesegaran
jasmani,
maka
waktu
latihan



minimal
berkisar
15
–25
menit
dalam
zona
latihan
(training
zone).
Bila



intensitas
latihan
berada
pada
batas
bawah
daerah
latihan
sebaiknya

20
–25
menit.
Sebaliknya
bila
intensitas
latihan
berada
pada
batas
atas



daerah
latihan
maka
latihan
sebaiknya
antara
15
–20
menit.

Tahap-tahap
latihan
diuraikan
sebagai
berikut:
a.
 Warm
up
selama
5
menit;

Menaikan
denyut
nadi
perlahan-lahan
sampai
training
zone.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 15
PEMBINAAN

KETARUNAAN

b.
 Latihan
selama
15
–25
menit;
Denyut
 nadi
 dipertahankan
 dalam
 training
 zone
 sampai
 tercapai

waktu
 latihan.
 Denyut
 nadi
 selalu
 diukur
 dan
 disesuaikan
 dengan

intensitas
latihan.
c.
 Coolling
down
selama
5
menit;
Menurunkan
denyut
nadi
sampai
lebih
kurang
60%
dari
denyut
nadi

maksimal.

Frekuensi
 latihan
 erat
 kaitannya
 dengan
 intensitas
 dan
 lamanya





latihan,
 hal
 ini
 didasarkan
 atas
 beberapa
 penelitian
 yang
 dapat



disimpulkan
 bahwa:
 4x
 latihan
 perminggu
 lebih
 baik
 dari
 3x
 latihan,

dan
5x
latihan
sama
baik
dengan
4x
latihan.
Bila
melaksanakan
latihan

3x
 perminggu
 maka
 sebaiknya
 lama
 latihan
 ditambah
 5
 –10
 menit.

Latihan
 1-2x
 perminggu
 ternyata
 tidak
 efektif
 untuk
 melatih
 sistem



kardiovaskular
 (sistem
 peredaran
 darah).
 Latihan
 dengan



intensitas/dosis
 yang
 terlalu
 ringan
 tidak
 akan
 membawa
 pengaruh



terhadap
peningkatan
kesegaran
jasmani.
Yang
 perlu
 instruktur
 dan
 peserta
 didik
 
 perhatikan,
 apabila
 terjadi



rasa
 aneh
 pada
 detak
 jantung
 seperti
 detak
 jantung
 berdebar

berlebihan,
merasa
pusing,
mendadak
keluar
keringat
dingin,
merasa

akan
 pingsan,
 merasa
 mual
 atau
 muntah
 selama/sesudah
 latihan,

merasa
capai/lelah

sekali
 sesudah
 latihan,
 susah
 tidur
 pada
 malam

harinya.
 Gejala
 gejala
 tersebut
 menunjukkan
 bahwa
 latihan
 yang

dilakukan
 terlalu
 berat
 atau
 belum
 sesuai
 dengan
 kondisi
 fisik,

sehingga
 intensitas
 latihan
 sebaiknya
 dikurangi
 sampai
 lebih
 kurang

70%
denyut
dari
denyut
nadi
maksimal.

6.

 Pengukuran
Kesamaptaan
Jasmani
Cara
 penilaian
 terhadap
 tingkat
 kesamaptaan
 jasmani
 dengan



melakukan
tes
yang
benar
dan
kemudian
menginterpretasikan
hasilnya



berupa:
 cardiorespiratory
 endurance,
 berat
 badan,
 kekuatan
 dan



kelenturan
 tubuh.
 Cardiorespiratory
 endurance
 adalah
 konsumsi

oksigen
 maksimal
 tubuh.
 Hal
 ini
 dapat
 diukur
 secara
 tepat
 di

laboratorium
dengan
menggunakan
treadmill
atau
sepeda
ergometer.
Salah
 satu
 ukuran
 yang
 digunakan
 untuk
 mengukur
 kesamaptaan



jasmani
 diantaranya
 mengukur
 daya
 tahan
 jantung
 dan
 paru-paru



dengan
 protokol
 tes
 lari
 12
 menit,
 metode
 ini
 ditemukan
 dari
 hasil



penelitiannya
 Kenneth
 Cooper,
 seorang
 flight
 surgeon
 yang
 disebut



dengan
metode
cooper.


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
16 2020
Beberapa
keuntungan
dari
metode
cooper
adalah:

a.
 Dapat
 ditakar
 secara
 pasti
 berat
 latihan
 yang
 dapat
 memberikan



dampak
yang
baik
tanpa
ekses
yang
merugikan.
b.
 Mudah
dilaksanakan,
tidak
memerlukan
biaya
dan
fasilitas
khusus

serta
 pelaksanaannya
 tidak
 tergantung
 oleh
 waktu.
 Peralatan
 dan

fasilitas
 yang
 dibutuhkan
 sederhana
 dan
 mudah
 didapat,
 yaitu:

lapangan
atau
lintasan,
penunjuk
jarak
dan
stop
watch.
·c.
 Mempunyai
sifat
universal,
tidak
terbatas
pada
usia,
jenis
kelamin,

dan
kedudukan
sosial.

Pengukuran
 kesamaptan
 jasmani
 dilakukan
 secara
 bertahap
 dari



tingkat
 dasar
 sampai
 tingkat
 lanjut
 menuju
 standar
 yang
 diperlukan

dunia
 usaha
 industri
 masing-masing
 bidang
 keahlian
 sampai

kompetensi
 keahlian.
 Siswa
 SMK
 diharapkan
 selalu
 dalam
 keadaan

bugar
 dalam
 menyosong
 masadepan
 menuju
 dunia
 usaha
 industri.

Contoh
pengukuran
kesamaptaan
jasmani
yang
bisa
di
terapkan
di
SMK

adalah
menggunakan
laporan/buku
perkembangan
kemajuan
jasmani

peserta
didik

KARTU
KEMAJUAN
PERKEMBANGAN
JASMANI
PESERTA
DIDIK

LOGO

NAMA
SISWA
NIS

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 17
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Semester
TTD
 TTD

Kegiatan Standar
Siswa Pelatih
1 2 3 4 5

Lari 6
kali

putaran

dalam

12

menit

Pull
 10

up/chining kali/20

kali

dalam
1

menit

Push
up 35

kali/30

kali

dalam
1

menit

Shuttle
 1

run putaran

dalam
8

detik

Lunges 30

gerakan

dalam
1

menit

Berenang jarak
25

menit

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
18 2020
Pembagian
klasifikasi
standar
pengukuran
jasmani
pada
9
bidang
keahlian
adalah
:

BIDANG
KEAHLIAN INSTANSI
PEMBINAAN

Teknologi
Rekayasa Berat

Energi
dan
Pertambangan Berat

Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi Berat

Kesehatan
dan
Pekerjaan
Sosial Berat

Agribisnis
dan
Agroteknologi Berat

Kemaritiman Berat

Bisnis
dan
Manajemen Sedang

Pariwisata Sedang

Seni
dan
Industri
Kreatif Sedang

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 19
PEMBINAAN

KETARUNAAN

C.
 Kesamaptaan
Mental
Kesamaptaan
mental
adalah
kesiapsiagaan

seseorang
dengan

 memahami
 kondisi

mental,
perkembangan
mental,
dan
proses

menyesuaikan
 diri
 terhadap
 berbagai

tuntutan
 sesuai
 dengan
 perkembangan

mental/jiwa
 (kedewasaan)nya,
 baik

tuntutan
 dalam
 diri
 sendiri
 maupun
 luar

dirinya
 sendiri,
 seperti
 menyesuaikan
 diri

dengan
 lingkungan
 rumah,
 sekolah,

lingkungan
 kerja
 dan
 masyarakat.
 Peserta

didik
 dapat
 dikatakan
 telah
 memiliki

k e s a m a p t a a n 
 m e n t a l , 
 j i k a 
 m a m p u

menerima
 dan
 berbagi
 rasa
 aman,
 kasih
 Gambar
8
Taruna
tahan
mental
sayang,
 kebahagiaan,
 dan
 rasa
 diterima

oleh
orang
lain
dalam
melakukan
berbagai
aktivitas.
Sebaliknya
peserta

didik
 dapat
 dikatakan
 memiliki
 kesamaptaan
 mental
 yang
 rendah,
 jika

dalam
mengikuti
atau
melakukan
suatu
aktivitas
merasakan
cemas,
sedih,

marah,
 kesal,
 khawatir,
 rendah
 diri,
 kurang
 percaya
 diri,
 dan
 lain-lain.

Melalui
kesamaptaan
mental,
diharapkan
peserta
didik
mampu:
1.
 Terhindar
 dari
 gejala-gejala
 gangguan
 jiwa
 (neurose)
 dan
 dari
 gejala-


gejala
penyakit
jiwa
(psychose).
2.
 Menyesuaikan
 diri
 dengan
 diri
 sendiri,
 dengan
 orang
 lain
 dan



masyarakat
serta
lingkungan.

3.
 Mendapatkan
pengetahuan
untuk
mengembangkan
dan
memanfaatkan

segala
 potensi
 dan
 bakat
 yang
 ada
 semaksimal
 mungkin,
 sehingga

dapat
membawa
Saudara
kepada
kebahagiaan.


4.
 Mempunyai
 kesanggupan
 untuk
 menghadapi
 masalah
 yang
 biasa



terjadi,
dan
merasakan
secara
positif
kebahagiaan
dalam
menghadapi

setiap
permasalahan
hidup.

Dalam
 rangka
 meningkatkan
 tingkat
 kesamaptaan
 mental,
 peserta
 didik



perlu
 memperhatikan
 beberapa
 faktor
 yang
 dapat
 mempengaruhinya,

yaitu
 faktor
 internal
 dan
 eksternal.
 Untuk
 itu
 agar
 setiap
 peserta
 didik

dapat
mencapai
tingkat
kesamaptaan
mental
yang
baik,
maka
hendaknya:

1.
 Menerima
 dan
 mengakui
 dirinya
 sebagaimana
 adanya
 (Ikhlas
 dan



bersyukur).

2.
 Berpikir
positif
dan
bersikap
sportif.

3.
 Percaya
diri
dan
memiliki
semangat
hidup.


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
20 2020
4.
 Siap
menghadapi
tantangan
dan
berusaha
terus
untuk
mengatasinya.
5.
 Terbuka,
tenang,
tidak
emosi
bila
menghadapi
masalah.

6.
 Banyak
bergaul
dan
bermasyarakat
secara
positif.

7.
 Banyak
 latihan
 mengendalikan
 emosi
 negatif,
 dan
 membiasakan



membangkitkan
emosi
positif.

8.
 Memiliki
 integrasi
 diri
 atau
 keseimbangan
 fungsi-fungsi
 jiwa
 dalam



mengatasi
problema
hidup
termasuk
stress.


9.
 Mampu
 mengaktualisasikan
 dirinya
 secara
 optimal
 guna
 berproses



mencapai
kematangan.


10.
 Mampu
bersosialisasi
atau
menerima
kehadiran
orang
lain.


11.
 Menemukan
minat
dan
kepuasan
atas
pekerjaan
yang
dilakukan.


12.
 Memiliki
 falsafah
 atau
 agama
 yang
 dapat
 memberikan
 makna
 dan



tujuan
bagi
hidupnya.


13.
 Pengawasan
diri
atau
memiliki
kontrol
diri
terhadap
segala
keinginan

yang
muncul.

14.
 Memiliki
 perasaan
 benar
 dan
 sikap
 bertanggung
 jawab
 atas

perbuatanperbuatannya.

Cara
menentukan
pengaruh
mental
memang
tidak
mudah,
karena
mental

tidak
 dapat
 dilihat,
 diraba,
 atau
 diukur
 secara
 langsung.
 Manusia
 hanya

dapat
melihat
bekasnya
dalam
sikap,
tindakan,
dan
cara
seseorang
dalam

menghadapi
persoalan.
Ahli
jiwa
mengatakan
bahwa
pengaruh
mental
itu

dapat
dilihat
pada
perasaan,
pikiran,
kelakuan,
dan
kesehatan.

Penjelasan
tentang
pengaruh
kesamaptaan
mental
akan
diuraikan
sebagai

berikut:

1.

 Pengaruh
Kesehatan
Mental
terhadap
Perasaan
Pengaruh
kesehatan
mental
terhadap
perasaan
dapat
dilihat
dari
cara

pandang
 orang
 menghadapi
 kehidupan.
 Misalnya
 ada
 orang
 yang

mencemaskan
hal-hal
kecil
yang
oleh
orang
lain
tidak
dirasakan
berat,

akan
 tetapi
 bagi
 dirinya
 hal
 itu
 sudah
 sangat
 berat
 sehingga

menyebabkan
 gelisah,
 susah
 tidur,
 dan
 hilang
 nafsu
 makan.
 Namun

kadangkala
mereka
sendiri
tidak
mengerti
dan
tidak
dapat
mengatasi

kecemasannya.
Inilah
yang
dalam
istilah
kesehatan
mental
dinamakan

anxiety
dan
phobia
atau
takut
yang
tidak
pada
tempatnya.
Jadi
di
antara

gangguan
 perasaan
 yang
 disebabkan
 oleh
 terganggunya
 kesehatan

mental
adalah
rasa
cemas
(gelisah),
iri
hati,
sedih,
merasa
rendah
diri,

pemarah,
dan
ragu
(bimbang).
Hal
ini
dapat
diantisipasi
dengan
melatih

kemampuan
berperasaan
positif.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 21
PEMBINAAN

KETARUNAAN

2.

 Pengaruh
Kesehatan
Mental
terhadap
Pikiran.
Pengaruh
kesamaptaan
mental
atas
pikiran,
dapat
dilihat
berdasarkan

gejala
yang
bisa
diamati
yaitu
sering
lupa,
sulit
mengkonsentrasikan

pikiran
 kepada
 sesuatu
 yang
 penting,
 kemampuan
 berfikir
 menurun

sehingga
merasa
seolah-olah
tidak
lagi
cerdas,
lambat
bertindak,
lesu,

malas,
tidak
bersemangat
kurang
inisiatif,
dan
mudah
terpengaruh
oleh

kritikan-kritikan
 orang
 lain.
 Semuanya
 itu
 bukanlah
 suatu
 sifat
 yang

datang
 tiba-tiba
 dan
 dapat
 diubah
 dengan
 nasihat
 dan
 teguran
 saja,

akan
tetapi
perlu
upaya
keras
untuk
mengubahnya
dengan
cara
melatih

kemampuan
berpikir
positif.

3.

 Pengaruh
Kesamaptaan
Mental
terhadap
Sikap
Perilaku.
Pengaruh
kesamaptaan
mental
atas
sikap
dan
perilaku,
dapat
dikenali

dengan
 adanya
 gejala
 ketidak-tentraman
 hati,
 hal
 ini
 dapat

mempengaruhi
 sikap
 perilaku
 dan
 tindakan
 seseorang,
 seperti
 sikap

nakal,
pendusta,
senang
menganiaya
diri
sendiri
atau
orang
lain,
dan

berbagai
kelakuan
menyimpang
lainnya.




4.

 Pengaruh
Kesamaptaan
Mental
terhadap
Kesehatan
Badan.
Pada
 masa
 dahulu,
 penyakit
 yang
 sangat
 mencemaskan
 adalah

penyakit
 menular
 dan
 penyakit-penyakit
 yang
 mudah
 menyerang.


Sesungguhnya
 penyakit
 tersebut
 dapat
 diatasi
 dengan
 obat-obatan

dan
 cara-cara
 pencegahan
 yang
 telah
 ditemukan
 para
 ahli

kesehatan/obat-obatan.
 Tetapi
 pada
 masyarakat
 maju
 muncul
 suatu

penyakit
 yang
 lebih
 berbahaya
 dan
 sangat
 menegangkan
 yaitu

penyakit
 gelisah,
 cemas,
 dan
 berbagai
 penyakit
 
 yang
 tidak
 dapat

diobati
oleh
ahli
pengobatan.
Karena
penyakit
itu
timbul
bukan
karena

kekurangan
 pemeliharaan
 kesehatan
 atau
 kebersihan
 akan
 tetapi

karena
 hilangannya
 ketenangan
 jiwa.
 Dampak
 yang
 ditimbulkan
 dari

ketidak-tenangan
jiwa
antara
lain
nafsu
makan
berkurang,
susah
tidur,

malas,
 sehingga
 timbul
 suatu
 sikap
 tidak
 memperdulikan
 kesehatan

dan
kebersihan
diri
dan
lingkungannya.
Sikap
inilah
yang
menyebabkan

adanya
pengaruh
kesamaptaan
mental
terhadap
kesehatan
badan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
22 2020
Berdasarkan
 penjelasan
 di
 atas
 tentang

pengaruh
kesamaptaan
mental

 terhadap

diri
sesorang,
maka
setelah
melaksanakan

kesamaptaan
 mental
 diharapkan
 peserta

didik
dapat:

1.

 Berperilaku
 menurut
 norma-norma

sosial
 yang
 diakui,
 sikap
 perilaku

tersebut
 digunakan
 untuk
 menuntun

tingkah
lakunya;

2.

 Mengelola
emosi
dengan
baik;

3.

 Mengembangkan
 berbagai
 potensi

yang
dimilik
secara
optimal;

4.

 M e n g e n a l i 
 r e s i k o 
 d a r i 
 s e t i a p

perbuatan;

5.

 Menunda
 keinginan
 sesaat
 untuk

mencapai
tujuan
jangka
panjang,
dan,

6.

 Menjadikan
 pengalaman
 (langsung

atau
 tidak
 langsung)
 sebagai
 guru

terbaik.

Gambar
9
Contoh
Pembinaan
fisik

 umber:
dok
SMKN
1
Cipeundeuy
S

D.
 Lembar
kegiatan
Tujuan
:
Membuat
program
kesamaptaan
di
sekolah


Pada
 kegiatan
 lembar
 kegiatan
 materi
 kesamaptaan
 peserta
 ToT
 guru

sekolah
adalah:

1.

 Bentuk
menjadi
6
kelompok

2.

 Buatlah
 “yel
 yel”
 sebagai
 suatu
 kebanggaan
 ciri
 khas
 dari
 SMK



bapak/ibu

3.

 Buatlah
 perencanan
 program
 kesamaptaan
 yang
 bisa
 anda
 terapkan

disekolah
masing-masing
sesuai
dengan
kriteria
dari
sekolah
anda?

4.

 Demonstrasikan
 “yel-yel”
 yang
 telah
 dibuat,
 dan
 presentasikan



perencaaan
program
kesamaptaan
yang
telah
kelompok
anda
buat
dan



kelompok
lain
menanggapinya.


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 23
PEMBINAAN

KETARUNAAN

BAB
IV
TATA
TERTIB
KETARUNAAN

A.
 Pengertian
Tata
 tertib
 adalah
 peraturan
 yang
 harus

TAT
dipatuhi
dan
dilaksanakan,
apabila
dilanggar
 KETA
TER
AR TIB
mendapatkan
 sangsi
 (hukuman).
 Peraturan
 UN
AAN
adalah
patokan
yang
dibuat
untuk
membatasi

t i n g k a h 
 l a k u 
 s e s e o r a n g 
 d a l a m 
 s u a t u

lingkup/organisasi
 tertentu
 yang
 jika

dilanggar
akan
dikenakan
hukuman/
sangsi.

 Tata
 tertib
 sekolah
 adalah
 aturan
 atau

peraturan
 yang
 baik
 dan
 merupakan
 hasil

pelaksanaan
 yang
 konsisten
 (taat
 azas)
 dari

peraturan
 yang
 ada.
 Tata
 tertib
 adalah

kumpulan
 aturan-aturan
 yang
 dibuat
 secara

tertulis
 dan
 mengikat
 anggota
 masyarakat.

Aturan-aturan
 ketertiban
 dalam
 keteraturan
 Gambar
10
taruna
membaca
tata
tertib
terhadap
 tata
 tertib
 sekolah,
 meliputi

kewajiban,
keharusan
dan
larangan-larangan.
Tata
 tertib
 sekolah
 sebagai
 kesediaan
 mematuhi
 ketentuan
 berupa

peraturan-peraturan
 tentang
 kehidupan
 sekolah
 sehari-hari.
 Tata
 tertib

sekolah
disusun
secara
operasional
guna
mengatur
tingkah
laku
dan
sikap

hidup
peserta
didik,
guru
dan
tenaga
kependidikan.

Secara
umum
tata
tertib
sekolah
dapat
diartikan
sebagai
ikatan
atau

aturan
yang
harus
dipatuhi
setiap
warga
sekolah
tempat
berlangsungnya

proses
 belajar
 mengajar.
 Pelaksanaan
 tata
 tertib
 sekolah
 akan
 dapat

berjalan
 dengan
 baik
 jika
 Guru,
 peserta
 didik
 dan
 semua
 warga
 sekolah

telah
saling
mendukung
terhadap
tata
tertib
sekolah
itu
sendiri,
kurangnya

dukungan
 dari
 salah
 satu
 warga
 sekolah
 akan
 mengakibatkan
 kurang

berarti
tata
tertib
sekolah
yang
diterapkan
di
sekolah.
Peraturan
 sekolah
 yang
 berupa
 tata
 tertib
 sekolah
 merupakan

kumpulan
 aturan-aturan
 yang
 dibuat
 secara
 tertulis
 dan
 mengikat
 di

lingkungan
sekolah.
Pengertian
di
atas
dapat
dipahami
bahwa
tata
tertib

sekolah
merupakan
satu
kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisahkan
satu
dengan

yang
lain
sebagai
aturan
yang
berlaku
di
sekolah
agar
proses
pendidikan

dapat
berlangsung
dengan
efektif
dan
efisien

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
24 2020
B.
 Tujuan

Tata
tertib
sekolah
dibuat
secara
resmi
oleh
pihak
yang
berwenang
dengan

melihat
 berbagai
 macam
 pertimbangan
 yang
 sesuai
 dengan
 situasi
 dan

kondisi
lingkungan
sekolah
tersebut.
Tata
tertib
sekolah
memuat
hal-hal

yang
diwajibkan
maupun
hal-hal
yang
dilarang
untuk
siswa
selama
mereka

berada
di
lingkungan
sekolah
dan
apabila
ternyata
terjadi
pelanggaran
tata

tertib
 yang
 dilakukan
 oleh
 peserta
 didik
 maupun
 warga
 sekolah,
 maka

pihak
 sekolah
 memeliki
 kewenangan
 untuk
 memberikan
 sangsi
 sesuai

dengan
peraturan
yang
berlaku.


Tata
 tertib
 sekolah
 dibentuk
 untuk
 mengatur
 kegiatan
 sekolah
 sehingga

tercipta
 suasana
 tata
 kehidupan
 sekolah
 yang
 santun
 dan
 sehat
 yang

nantinya
 akan
 menjamin
 kelancaran
 proses
 belajar
 mengajar.
 Adapun

tujuan
tata
tertib
sekolah
adalah

1.

 Untuk
menciptakan
suasana
yang
aman
dan
tentram
bagi
seluruh
warga



sekolah

2.

 Menciptakan
suasana
yang
bersih
dan
sehat
bagi
seluruh
warga
sekolah

3.

 Menciptakan
 suatu
 kondisi
 yang
 teratur
 yang
 mencerminkan



keserasian,
keselarasan
serta
keseimbangan
baik
pada
tata
ruang,
tata



kerja,
tata
pergaulan
dan
lain
sebagainya
di
lingkungan
sekolah

4.

 Menciptakan
lingkungan
yang
baik
sehingga
tercipta
keindahan
yang



bisa
dirasakan
oleh
seluruh
warga
sekolah

5.

 Untuk
membina
tata
hubungan
yang
baik
diantara
para
peserta
didik,



guru
 dan
 warga
 sekolah
 lainnya
 yang
 mencerminkan
 sikap
 dan
 rasa



gotong
 royong,
 keterbukaan,
 saling
 membantu,
 saling
 menghormati



dan
saling
tenggang
rasa.
Dengan
 adanya
 tata
 tertib
 sekolah,
 maka
 akan
 dapat
 menciptakan

ketertiban
di
sekolah
sehingga
tercipta
kondisi
yang
dinamis
yang
dapat

menimbulkan
 keserasian
 dan
 keseimbangan
 tata
 kehidupan
 bersama
 di

lingkungan
sekolah.
Adapun
fungsi-fungsi
tata
tertib
sekolah
bagi
peserta

didik
adalah:
1.

 Sebagai
alat
untuk
mengatur
perilaku
dan
sikap
peserta
didik
selama

di

sekolah
Keberadaan
tata
tertib
sekolah
akan
mampu
menjamin
kehidupan
yang

tertib
dan
tenang
di
sekolah
sehinggga
proses
belajar
mengajar
dapat

berlangsung
dengan
baik.
Dengan
pelaksanaan
tata
tertib
sekolah
yang

tepat,
 jelas,
 damai
 dan
 tentram.
 Tata
 tertib
 sekolah
 yang
 ditaati
 dan

dilaksanakaan
dengan
baik
oleh
para
peserta
didik
dapat
menjadi
suatu

pembelajaran
 bagi
 mereka
 untuk
 dapat
 menghormati
 aturan-aturan

umum
lainnya
serta
dapat
belajar
mengembangkan
sikap
mengekang

dan
mengendalikan

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 25
PEMBINAAN

KETARUNAAN


2.

 Sebagai
sarana
pendidikan
Keberadaan
 tata
 tertib
 sekolah
 maka
 akan
 memperkenalkan
 peserta

didk
 pada
 perilaku
 yang
 disetujui
 oleh
 suatu
 lingkungan.
 Dengan

begitu
pada
akhirnya
peserta
didik
dapat
membawa
dirinya
ke
dalam

kehidupan
 yang
 lebih
 luas
 yaitu
 lingkungan
 masyarakat,
 dimana

sebelum
 terjun
 ke
 dalam
 lingkungan
 masyarakat,
 para
 peserta
 didk

telah
 dibekali
 dengan
 pengetahuaan
 dan
 keterampilan
 untuk
 dapat

mengekang
 atau
 mengendalikan
 diri,
 sehingga
 nantinya
 mereka

diharapkan
 dapat
 mengekang
 atau
 mengendalikan
 diri,
 sehingga

nantinya
 mereka
 diharapkan
 dapat
 menciptakan
 lingkungan
 yang

aman,
damai,
tenang
dan
amaan

3.

 Sebagai
pedoman
bagi
perilaku
peserta
didik
Tata
tertib
sekolah
dapat
menjadi
suatu
pedoman
bagi
perilaku
peserta

didik
dan
dapat
memotivasi
peserta
didik
untuk
dapat
berperilaku
atau

bertindak
sesuai
dengan
harapan
sosial


 Tata
 tertib
 sekolah
 juga
 menjadi
 salah
 satu
 unsur
 kedisiplinan
 perilaku

peserta
 didik.
 Dengan
 begitu
 para
 peserta
 didik
 diharapkan
 mampu

berperilaku
 sesuai
 dengan
 standar
 yang
 ditetapkan
 oleh
 lingkungan

sekolah.
 Dari
 uraian
 di
 atas
 bisa
 disimpulkan
 bahwa
 tata
 tertib
 sekolah

berisi
 larangan-larangan
 bagi
 peserta
 didik,
 dimana
 hal
 tersebut
 dapat

mendidik
 serta
 membina
 perilaku
 peserta
 didik
 di
 sekolah,
 karena
 tata

tertib
sekolah
berisi
aturan-aturan
yang
harus
dilaksanakan
oleh
peserta


Gambar
11
Contoh
buku
saku
Sumber:
Dok
SMA
Taruna
Nusantara

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
26 2020
didik.
 Selain
 itu
 tata
 tertib
 sekolah
 juga

mengandung
 sangsi
 bagi
 peserta
 didik

yang
 melanggarnya.
 Pada
 penerapan

pembinaan
 taruna,
 maka
 sekolah
 harus

membuat
tata
tertib
sekolah
bagi
taruna,

sebagai
pola
pembiasaan
diri
sebelum
ke

dunia
 usaha
 industri
 yang
 mempunyai

pola
aturan
tata
tertib
tersendiri
di
dunia

usaha
idustri.
Tata
tertib
taruna
termuat

di
 dalam
 Buku
 Saku
 Taruna,
 yang
 setiap

saat
kedinasan
harus
selalu
ada
di
dalam

saku
 taruna.
 Buku
 saku
 adalah
 buku

panduan
 yang
 sudah
 disederhanakan

namun
 tetap
 memuat
 informasi
 yang

terkait
 tata
 tertib
 taruna
 dan
 acuan

p e n i l a i a n 
 t e r h a d a p 
 t o m b a l 
 b a l i k

positif/penghargaan
 dan
 timbal
 balik
 Gambar
12.
Taruna
mendapat
reward
negatif/
 sanksi.
 Terdapat
 contoh
 tata

tertib
di
lampiran
3.
C.
 Pelaksanaan
tata
tertib
di
sekolah
Sekolah
 berperan
 besar
 bukan
 saja
 dalam
 mendapatkan
 pengetahuan


dan
keterampilan
tapi
juga
untuk
membentuk
mental,
fisik,
dan
karakter.


Dalam
 pelaksanaannya
 kesuksesan
 siswa
 tidak
 hanya
 ditentukan
 oleh


prestasi
akademik
melainkan
ditentukan
oleh
peran
internal
dan
eksternal


sekolah.


1.

 Peranan
Internal
Sekolah
Menjadi
penting
karena
berhubungan
langsung
dengan
aktifitas
siswa.



Dibutuhkan
bagaimana
membentuk
kondisi
internal
sekolah
tersebut,



mulai
 dari
 siswa
 itu
 masuk
 ke
 sekolah,
 proses
 interaksi,
 dan
 tetap



mempertahankan
implementasi
nilai-nilai
pembentukan
mental,
fisik,



dan
karakter.


Implementasi
 pembentukan
 mental,
 fisik,
 dan
 karakter
 melibatkan



unsur
orang
tua,
siswa,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan.
Prosesnya



dapat
dimulai
dari:

a.
 Menentukan
Persyaratan
Calon
Siswa

Proses
 perekruktan
 calon
 siswa
 dilakukan
 melalui
 beberapa



tahapan
seleksi
sebagai
berikut
(contoh
penerimaan
di
SMK
Negeri
3

Pandeglang):

1)
Penelusuran
 minat
 dan
 bakat
 (atas
 kemauan
 sendiri
 bukan



paksaan
dari
orang
lain)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 27
PEMBINAAN

KETARUNAAN

2)
Wawancara
3)
Test
psikologi
(kemampuan
dasar,
kepribadian,
gaya
belajar,
dll)
4)
Surat
Keterangan
Sehat
5)
Test
fisik
6)
Test
akademik

PENDAFTARAN
CALON
TARUNA/TARUNI
SMKN
3
PANDEGLANG

WAWANCARA

 TEST
KESEHATAN


 PENGUMUMAN

Gambar
13.
Contoh
penerimaan
peserta
didik
di
SMK
Negeri
3
Pandeglang
Sumber:
dok.
SMKN
3
Pandeglang

b.
 Melaksanakan
sumpah
guru/kode
etik
guru
sesuai
dengan
Undang-
undang
 Sisdiknas
 Nomor
 20
 Tahun
 2003
 dan
 Undang-undang



Guru
dan
Dosen
Nomor
14
Tahun
2005
c.
 Membangun
komitmen
antara
orang
tua,
siswa
dan
guru

Untuk
menghasilkan
karakter
yang
baik
diwujudkan
dengan
adanya



kontrak
belajar
antara
orang
tua,
guru,
dan
siswa.
Contoh:
 Orang
 tua
 memahami
 dan
 mendukung
 sepenuhnya



pelaksanaan
 pendidikan
 karakter
 di
 sekolah.
 Siswa
 memahami



t u j u a n 
 p e l a k s a n a a n 
 p e n d i d i ka n 
 ka ra k t e r 
 d a n 
 b e rs e d i a



melaksanakan.
 Guru
 memahami
 dan
 membimbing
 siswa
 dalam



rangka
mencapai
nilai-nilai
karakter
kerja
serta
aturan
yang
berlaku

DU/DI.
d.
 Membuat
Standar
Operational
Prosedure
(SOP)
dalam
pelaksanaan



pendidikan
karakter
Menghindari
 terjadinya
 bullying,
 tindakan
 kekerasan,
 dan



pelanggaran
hak
anak
dibutuhkan
SOP
yang
jelas.

e.
 Mendesain
 lingkungan
 yang
 mendukung
 pelaksanaan
 pendidikan



karakter
Kemampuan
 sekolah
 untuk
 menciptakan
 kondisi
 lingkungan
 yang



mendukung
terlaksananya
nilai-nilai
karakter.
f.
 Menganalisis
 dan
 mendesain
 kurikulum
 pelaksanaan
 pendidikan



karakter
 yang
 blended
 on
 curricula,
 dan
 memperhatikan
 isu



lingkungan
serta
etika

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
28 2020
g.
 Melaksanakan
 aplikasi,
 yang
 mudah
 dilaksanakan
 dan
 adanya



keteladanan
pimpinan
dan
guru
di
sekolah
h.
 Membuat
 tim
 khusus
 untuk
 memantau
 pelaksanaan
 pendidikan



karakter
i.
 Monitoring
dan
evaluasi

2.

 Peranan
Eksternal
Sekolah
a.
 Melibatkan
TNI
atau
POLRI
sebagai
instruktur
atau
penyuluh
dalam



pelaksana
pendidikan
karakter
b.
 Melibatkan
dunia
usaha
industri
sebagai
guru
tamu
soft
skill
terkait

budaya
industri
c.
 Melibatkan
stakeholder
untuk
mendukung
pelaksanaan
pendidikan



karakter

D.
 Lembar
kegiatan

 Tujuan:
Membuat
Tata
Tertib
Taruna


 Pada
kegiatan
lembar
kegiatan
materi
tata
tertib
peserta
ToT
guru
sekolah


adalah:

1.

 Bentuk
peserta
menjadi
6
kelompok

2.

 Baca
dan
analisa
contoh
tata
tertib
taruna
yang
tersedia
di
lempiran
3.

3.

 Buatlah
Tata
Tertib
Taruna
untuk
sekolah
anda
yang
disesuaikan
dengan



karakteristik
sekolah
anda

4.

 Presentasikan
perencanaan
tata
tertib
yang
telah
kelompok
anda
buat



dan
kelompok
lain
menanggapinya.


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 29
PEMBINAAN

KETARUNAAN

BAB
V
SENAT
TARUNA

A.
 Pengertian

 Senat
 Taruna
 adalah
 suatu
 organisasi
 taruna
 tertinggi
 dan
 satu-satunya


yang
berada
di
ruang
lingkup
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Pembentukan


Senat
 Taruna
 didirikan
 untuk
 membantu
 kelancaran
 aktivitas
 taruna



Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 dalam
 menjalani
 pendidikan
 di
 Sekolah


Menengah
Kejuruan

B.
 Manfaat

 Senat
 Taruna
 dibentuk
 di
 SMK
 untuk
 melatih
 taruna
 untuk
 belajar

berorganisasi
 dan
 belajar
 bertanggung
 jawab
 sesuai
 dengan
 tugas
 dan

fungsi
masing-masing
jabatan
yang
dipegang
oleh
taruna.
Pengalaman
ini

dibutuhkan
sebagai
bekal
kepada
peserta
didik
sebelum
berkecimpung
di

dunia
usaha
industri,
misalnya
mengkoordinir
sesama
teman,
junior
serta

guru/
 pembina
 atau
 mempertanggungjawab
 selama
 menjabat
 menjadi

senat
di
SMK.

C.
 Pembentukan
organisasi

 Secara
garis
besar,
organisasi
senat
taruna
terbagi
menjadi
3
bagian
yang


saling
berkoordinasi
dalam
menjalankan
tugasnya,
yaitu
Senat
inti,
Senat


harian
dan
Senat
lapangan.

 1.

 Senat
Inti

 
 
 Ketua
Senat
Taruna,
mempunyai
tugas:
a.
 Mengkoordinir
 penyusunan
 program
 kerja
 Senat
 Taruna
 dan



melaksanakan
selama
jabatannya
b.
 Memimpin
rapat
Senat
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
c.
 Bertanggung
 jawab
 secara
 moral
 dan
 operasional
 terhadap



terlaksananya
 program-program
 kerja
 maupun
 seluruh
 kegiatan

Senat
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
 Mengangkat
 dan
 memberhentikan
 Ketua
 Senat
 Taruna
 yang
 baru



dengan
persetujuan
Kepala
Sekolah
e.
 Dalam
 melaksankan
 tugas,
 bertanggung
 jawab
 penuh
 kepada



Kepala

Sekolah

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
30 2020
Wakil
Ketua
I
a.
 Membantu
pelaksanaan
tugas
Ketua
Senat
Taruna
b.
 Bertanggung
 jawab
 kepada
 Ketua
 Senat
 Taruna
 atas
 kelancaran



tugas
terhadap
seksi-seksi
yang
berada
di
bawah
koordinasinya
c.
 Mengkoordinasikan
jalannya
program
kerja
bersama
seksi-seksi
di

bawahnya
yaitu
Seksi
Kewiraan,
Seksi
Pendidikan,
Seksi
Keputrian,



dan
Seksi
Hubungan
Masyarakat
e.
 Melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
Senat
apabila
Ketua
Senat



berhalangan


 
 
 Wakil
Ketua
II
a.
 Membantu
pelaksanaan
tugas-tugas
Ketua
Senat
Taruna
b.
 Bertanggung
 jawab
 kepada
 Ketua
 Senat
 Taruna
 atas
 kelancaran



tugas
terhadap
seksi-seksi
yang
berada
di
bawah
koordinasinya
c.
 Mengkoordinasi
 jalannya
 program
 kerja
 bersama
 seksi-seksi



dibawahnya
 yaitu
 Seksi
 Kerohanian,
 Seksi
 Kesejahteraan,
 Seksi

Olahraga,
Seksi
Kesenian,
dan
Seksi
Kewirausahaan
d.
 Melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
senat
apabila
Ketua
Senat



berhalangan


 
 
 Sekretaris

 
 
 a.
 Bertanggung
jawab
atas
kelangsungan
administrasi
Senat
Taruna

 
 
 b.
 Menyiapkan
dan
menyusun
kegiatan
rapat
Senat
Taruna

 
 
 c.
 Mengurus
kelancaran
keluar
masuknya
surat
organisasi

 
 
 d.
 Membuat
laporan
pertanggungjawaban
kepengurusan
Senat
Taruna


 
 
 Bendahara
a.
 Bendahara
 bertanggung
 jawab
 terhadap
 kelancaran
 keuangan



organisasi
b.
 Mengatur
dan
merawat
inventaris/
harta
organisasi
Senat
Taruna
c.
 Membuat
 laporan
 keuangan
 Senat
 Taruna
 secara
 berkala
 (1
 bulan



sekali)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 31
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 2.

 Senat
Harian

 
 
 Seksi
Kewiraan
a.
 Menanamkan
 rasa
 kedisiplinan
 dan
 loyaliatas
 Almamater
 pada



setiap
diri
Taruna
b.
 Berpatisipasi
dalam
acara
dan
kegiatan
antara
Ketarunaan
c.
 Membantu
 dan
 mengkoordinasikan
 pelaksanaan
 peraturan
 dinas



dalam
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
 Dalam
 melaksanakan
 tugasnya
 bertanggung
 jawab
 kepada
 Ketua



Senat
Taruna


 
 
 Seksi
Pendidikan
a.
 Bertanggung
 jawab
 terhadap
 penyebarluasan
 informasi
 maupun



pendidikan
 yang
 diberikan
 oleh
 Sekolah
 Menengah
 Kejuruan



melalui
bagian
administrasi
akademik
dan
ketarunaan
b.
 Meningkatkan
 wawasan
 pengetahuan
 dengan
 mengadakan



kegiatan
 yang
 bersifat
 ilmiah
 ataupun
 mengusahakan
 pengadaan


sarana
pendidikan
c.
 Meningkatkan
 penertiban
 dan
 penyebarluasan
 kliping/majalah



taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
 Dalam
 melaksanakan
 tugasnya
 bertanggung
 jawab
 kepada
 Ketua



Senat
Taruna



 
 
 Seksi
Hubungan
Masyarakat
(Humas)
Seksi
 humas
 merupakan
 salah
 satu
 seksi
 yang
 bergerak
 di
 bidang



hubungan
 dengan
 masyarakat
 di
 lingkungan
 atau
 lingkup
 Sekolah



Menengah
 Kejuruan.
 Adapun
 pada
 setiap
 Seksi
 Humas
 mempunyai



tugas
 di
 masing-masing
 bidang
 yang
 dipegang
 atau
 yang
 perlu
 di



pertanggungjawabkan
 atas
 tugas
 yang
 telah
 diberikan
 pada
 setiap



Seksi
 Humas.
 Susunan
 struktur
 humas
 yang
 tertinggi
 di
 pegang
 oleh



Ketua
 Seksi
 Hubungan
 Masyarakat.
 Sub
 seksi
 yang
 membantu
 Seksi



Humas
 adalah
 Sub
 Seksi
 Informasi
 dan
 Komunikasi
 dan
 Sub
 Seksi



Dokumentasi
dan
Admistrasi


 
 
 Seksi
Keputrian
a.
 Mengatur
kegiatan
untuk
meningkatkan
mental
serta
jiwa
keputrian
b.
 Mengkoodinir
kegiatan/acara
yang
melibatkan
Taruni
(Perempuan)
c.
 Meningkatkan
bakat
Taruni


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
32 2020
d.
 Mengurus
 konsumsi
 pada
 setiap
 kegiatan
 yang
 diadakan
 Senat



Taruna
e.
 Dalam
 melaksanakan
 tugasnya
 bertanggung
 jawab
 kepada
 Ketua



Senat
Taruna

Seksi
Kerohanian
a.
 Mengatur
dan
membina
kegiatan
kerohanian
atau
keagamaan
yang



berlangsung
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
b.
 Menciptakan
kerukunan
antar
umat
beragama
di
Sekolah
Menengah



Kejuruan
c.
 Mengkoordinasikan
kegiatan
peringatan
hari-hari
besar
keagamaan
d.
 Menjaga
kebersihan
dan
keindahan
tempat-tempat
ibadah
e.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna

Seksi
Kesejahteraan
a.
 Mengatur
atau
mengusahakan
perbaikan
fasilitas
dan
perlengkapan



Taruna
b.
 Menjaga
kebersihan
kelas,
kantor
dan
lingkungannya
c.
 Mengkoordinasikan

lomba
kebersihan
antar
kelas
d.
 Mengkoordinasikan
kegiatan
bakti
sosial
dan
kemasyarakatan
e.
 Membantu
pelaksanaan
pengobatan
bagi
taruna
yang
sakit

 
 
 

f.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna

Seksi
Olahraga
a.
 Membina
 kesehatan
 mental
 dan
 fisik
 dengan
 mengatur
 dan



mengkoodinasikan
 keolahragaan
 baik
 di
 dalam
 maupun
 di
 luar



sekolah
b.
 Membantu
penyediaan
fasilitas
dan
seragam
olah
raga
c.
 Menjaga
dan
merawat
sarana
olah
raga
d.
 Memotivasi
kegiatan
olah
raga
taruna
e.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 33
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Seksi
Kesenian
a.
 Menyalurkan
bakat
taruna
di
bidang
seni
b.
 Menyelenggarakan
dan
mengatur
kegiatan-kegiatan
sen
para
taruna



baik
di
luar
maupun
di
dalam
sekolah
c.
 Mengusahakan
 fasilitas
 dan
 peralatan
 yang
 menunjang
 kegiatan



kesenian
d.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna

Seksi
Kewirausahaan
a.
 Mengkoordinasikan
 dan
 mengatur
 kegiatan
 kewirausahaan
 dan



bekerjasama
dengan
paket
keahlian
b.
 Mengusahakan
 fasilitas
 dan
 peralatan
 yang
 menunjang
 kegiatan



kewirausahaan
c.
 Bertanggung
jawab
terhadap
kegiatan
kewirausahaan
dan
koperasi



taruna
d.
 Menjaga
 dan
 merawat
 sarana
 yang
 digunakan
 termasuk
 koperasi



taruna
e.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna


 3.

 Senat
Lapangan
Komandan
kompi
Komandan
 kompi
 membawahi
 beberapa
 komandan
 pleton
 dari



berbagai
tingkatan
dengan
tugas
:
a.
 Melaksanakan
 pembinaan
 dan
 pembentukan
 kedisplinan
 taruna



baik
mental
maupun
fisik
di
lingkup
kompinya
b.
 Dalam
 melaksanakan
 tugas
 bersama-sama
 dengan
 seksi
 lain
 dan



komandan
pleton
c.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna

Komandan
Polisi
Taruna
Komandan
 Polisi
 taruna
 membawahi
 Polisi
 Taruna
 dari
 berbagai



tingkatan,
dengan
tugas:
a.
 Melakukan
pengawasan
pelaksanan
tata
kedisplinan
dan
tata
tertib



di
dalam
sekolah

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
34 2020
b.
 Dalam
 melaksanakan
 tugas
 bersama-sama
 dengan
 seksi
 lain



komandan
kompi
dan
komandan
pleton
c.
 Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat



Taruna


 4.

 Piket
Harian
Piket
 Harian
 dilakukan
 oleh
 kakak
 kelas/senior
 tertinggi
 pada



jenjangnya,
 yang
 bertanggung
 jawab
 atas
 kelancaraan
 pembinan



terhadap
apa
yang
menjadi
tugasnya
a.
 Perwira
jaga,
menjadi
koordinator
harian
semua
aktivitas
saat
hari



itu

b.
 Bintara
 jaga,
 menjadi
 wakil
 koordinator
 harian
 yang
 membantu



semua
aktivitas
kegiatan
pada
hari
itu
c.
 Piket
 I,
 menjadi
 koordinator
 pada
 semua
 kegitan
 aktivitas
 untuk



kelas
I
atau
kelas
X
d.
 Piket
 II,
 
 menjadi
 koordinator
 pada
 semua
 kegitan
 aktivitas
 untuk



kelas
II
atau
kelas
XI
e.
 Piket
 III,
 menjadi
 koordinator
 pada
 semua
 kegitan
 aktivitas
 untuk



kelas
III
atau
kelas
XII

Ketua
 senat
 taruna
 bertanggung
 jawab
 atas
 pelaksanaan
 kegiatan





ekstra
kurikuler
di
sekolah
yang
meliputi:

 
 
 
 1.
Ketarunaan

 
 
 
 2.
Olahraga

 
 
 
 3.
Kesenian

 
 
 
 4.
Kerohanian

 
 
 
 5.
Kepramukaan

 
 
 
 6.
SAR
dan
Pencinta
Alam

 
 
 
 7.
Kegiatan
lain
yang
diketahui
oleh
akdemik,
Pembina
ketarunaan
dan



kepala
sekolah


 
 
 Tanda
Pengenal
Setiap
 taruna/I
 yang
 aktif
 wajib
 memiliki
 Kartu
 Tanda
 Anggota
 yang



dikeluarkan
oleh
bagian
ketarunaan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 35
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 
 
 Pakaian
Dinas
1.
 Pakaian
dinas
adalah
pakaian
seragam
yang
memenuhi
ketentuan



tertentu
 yang
 menjadi
 standar
 bagi
 taruna/i
 dan
 wajib
 dikenakan



dalam
 setiap
 kegiatan
 resmi
 di
 sekolah.
 Pakaian
 dinas
 dapat



dibedakan
sebagai
berikut:
a.
Pakaian
 Dinas
 Harian
 (PDH):
 merupakan
 pakaian
 yang
 dipakai



taruna/i
 sehari-hari
 dalam
 mengikut
 kegiatan
 resmi
 sekolah.



Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
b.
Pakaian
 Dinas
 Upacara
 Besar:
 merupakan
 pakaian
 yang
 dipakai



taruna/i
 pada
 setiap
 Upacara
 Kebesaran.
 Ketentuan-ketentuan



teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
c.
Pakaian
Dinas
lapangan
(PDL):
merupakan
pakaian
yang
dipakai



taruna/I
 pada
 saat
 melakukan
 kegiatan
 lapangan/ekstra
 di
 luar



kegiatan
 KBM.
 Ketentuan-ketentuan
 teknis
 diatur
 dalam



ketentuan
tersendiri
d.
Pakaian
 Dinas
 Praktek
 (PDP):
 merupakan
 pakaian
 taruna/i
 pada



saat
 mengikuti
 kegiatan
 praktikum
 di
 laboratorium/bengkel.



Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri


 
 
 2.
 Tanda-tanda
 yang



berupa
 Logo,
 Badge,

E m b l e m 
 d a n 
 l a i n



s e b a g a i n y a 
 y a n g

m e n u n j u k k a n

identitas
sekolah.

Gambar
14.
Contoh
seragam
taruna

Sumber:
dok
SMKN
1
Mundu
D.
 Lembar
kegiatan

 Tujuan:
Membuat
program
pembetukan
organisasi
ketarunaan

 Pada
kegiatan
lembar
kegiatan
materi
tata
tertib
peserta
ToT
Instruktur
Inti


adalah
:

1.

 Bentuk
menjadi
6
kelompok

2.

 Buatlah
 program
 pembentukan
 organisasi
 ketarunaan
 untuk
 sekolah



anda
yang
disesuaikan
dengan
karakteristik
sekolah
anda

3.

 Presentasikan
program
pembetukan
organisasi
ketarunaan
yang
telah



kelompok
anda
buat
dan
kelompok
lain
menanggapinya

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
36 2020
Daftar
Pustaka
Apriyadi,
 A,
 Beddy
 I.M,
 dan
 Denny
 H.
 2017.
 Pengaruh
 Pembunaan
 Terhadap


Kedisiplinan
 Taruna
 di
 Sekolah
 Tinggi
 Perikanan
 Jurusan
 Penyuluhan


Perikanan
Bogor.
Jurnal
Governansi
ISSN
2442-3971
Vol
3
Nomor
2
Djmaludin
A,
Bayu
HP,
Sunarto,
Sandra
E,
Taufiq
P,
dan
Rindra
H.
2017.
Modul


pelatihan
 dasar
 Calon
 PNS
 Tata
 Uacara
 sispil
 dan
 Keprotokolan.
 LAN.


Jakarta.
Rizki
 Febriyati,
 2015.
 Perilaku
 Kedisiplinan
 Siswa
 Kelas
 X
 Selam
 Proses



Pembelajaran
Ilmu
Gizi
di
SMKN
3
Wonosari.
UNY.
Yogyakarta.
Andang.
 2014.
 Managemen
 dan
 Kepemimpinan
 Kepala
 sekolah.
 Ar-Ruzz



Media.
Yogyakarta
Undang-Undang
 RI
 Nomor
 20
 tahun
 2003.
 Tentang
 sistem
 Pendidikan



Nasional.
Bab
2
pasal
3.
Semiawan,
Conny
R.
(2002).Pendidikan
Keluarga
Dalam
Era
Global.
Jakarta
Supriyadi,
Gering.
2000.
Etika
Birokasi.
LAN.
Jakarta
Nana
Sudjana
dan
Daeng
Arifin.
(1988).
Cara
Belajar
Siswa
Aktif
dalam
Proses


Belajar
Mengajar.
Bandung:
Sinar
Baru
https://guruppkn.com/fungsi-tata-tertib-sekolah-bagi-siswa

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 37
Lampiran-lampiran
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Lampiran
2.

JANJI
TARUNA/TARUNI

Janji
Taruna/Taruni
Kami
Taruna/Taruni
SMK
dengan
tulus
ikhlas
berjanji:
1.
 Bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dengan
mengamalkan
nilai-nilai

 ketuhanan
dan
nilai-nilai
kemanusiaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
2.
 Jujur
dalam
hati,
pikiran
dan
perbuatan
3.
 Disiplin
bertanggung
jawab
dan
tekun,
serta
tidak
mengenal
menyerah

 dalam
belajar
dan
bekerja
4.
 Selalu
meningkatkan
kompetensi
untuk
mencapai
standar
terkini
5.
 Menghormati
dan
berbakti
kepada
orang
tua
serta
guru
6.
 Menghormati
sesama
dan
ramah
terhadap
lingkungan
7.
 Taat
hukum
dan
setia
pada
korps
serta
bangsa
dan
Negara
kesatuan
republik

 Indonesia
8.
 Menjunjung
tinggi
harkat
martabat
dan
jati
diri
pribadi,
keluarga
dan

 sekolah

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
39 2020
CONTOH
Lampiran
1.

SURAT
PERNYATAAN
TARUNA/TARUNI

Yang
bertanda
tangan
dibawah
ini:
1.
 Taruna/Taruni

 Nama
 
 
 :


 Tempat/
tanggal
lahir
 
 :

 Agama
 
 
 :

 Paket
Keahlian
 
 :
2.
 Orang
Tua

 Nama
 
 
 :


 Pekerjaan
 
 :

 Alamat
lengkap
 
 :

 Telepon
 
 
 :
3.
 Wali

 Nama
 
 
 :

 Pekerjaan
 
 :

 Alamat
lengkap
 
 :

 Telepon
 
 
 :

Menyatakan
dan
berjanji
untuk:


 1.
 Menjunjung
tinggi
Kode
Kehormatan
Taruna
sebagai
Taruna
SMK


 2.
 Mentaati
segala
peraturan
yang
berlaku
di
SMK


 3.
 Belajar
dengan
giat
dan
sebaik-baiknya


 4.
 Mentaati
peraturan
yang
berlaku
di
SMK,
antara
lain:


 
 a.
 Peraturan
Pendidikan
Sekolah
Menengah
Kejuruan


 
 b.
 Petunjuk
pelaksanaan
peraturan
tata
tertib
Taruna-Taruni
Sekolah
Menengah
Kejuruan


 
 c.
 Selama
mengikuti
pendidikan
harus
menjaga
keutuhan
Buku
saku
yang
sudah
dibagikan



 5.
 Bersedia
mengundurkan
diri
dari
pendidikan
SMK
apabila
terbukti
pengguna
narkoba
dan
obat
terlarang


 6.
 Siap
menerima
sanksi
apabila
melakukan
penyimpangan
dari
yang
telah
kami

 

nyatakan
pada
surat
pernyataan
ini


 Demikian
pernyataan
ini
dibuat
dengan
sebenar-benarnya.


……….,……….20….
Menyetujui
Orang
Tua/
wali

 Calon
Taruna/Taruni

-----------------------

---- -----------------------

----

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
40
Lampiran
3.

SISTEM

PEMBINAAN
SIKAP
DAN
KEPRIBADIAN
TARUNA
SPSKT

LOGO
SEKOLAH/
KORPS
TARUNA

INSTANSI
PEMBUAT

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
41 2020
PEMBINAAN

KETARUNAAN

TARUNA
SMK

Kami
 Taruna
 Sekolah
 Tinggi
 Perikanan
 berdasarkan
 Pancasila
 dan
 Undang-Undang



Dasar
1945,
dengan
semangat
bahari
dalam
rangka
Pembangunan
Nasional,
berjanji:
1.
 Bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa.
2.
 Setia
kepada
peraturan
dan
tata
tertib
serta
menjunjung
tinggi
nama
baik
Sekolah


Menengah
Kejuruan
3.
 Setia
 belajar
 dan
 berlatih
 sekuat
 tenaga
 untuk
 menjadi
 kader
 pembangunan



perikanan
yang
cakap
dan
tangguh.
4.
 Setia
mengamalkan
ilmu
dan
kecakapan
untuk
menggali
dan
menjaga
kelestarian


sumberdaya
hayati
perikanan.
5.
 Setia
berbakti
kepada
Nusa
dan
Bangsa
untuk
mencapai
masyarakat
yang
adil
dan


makmur.


SISTEM
PEMBINAAN
SIKAP
DAN
KEPRIBADIAN
TARUNA
KODE
ETIK
TARUNA
1.
 Bertaqwa
 kepada
 Tuhan
 Yang
 Maha
 Esa,
 serta
 taat
 kepada
 Negara
 dan
 Pemerintah

Indonesia
yang
berdasarkan
Pancasila.
2.
 Menghormati
 semua
 pihak
 demi
 terbinanya
 suasana
 hidup
 kekeluargaan
 yang

berazaskan
Pancasila.
3.
 Menghargai
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan
seni.
4.
 Membantu
 serta
 tidak
 menghambat
 terselenggaranya
 kegiatan
 pendidikan,

penelitian
dan
pengabdian
masyarakat.
5.
 Senantiasa
 belajar
 dengan
 tekun
 dan
 berusaha
 meningkatkan
 ilmu
 pengetahuan,

teknologi
dan
seni
sesuai
dengan
bidangnya.
6.
 Menjaga
nama
baik
Institusi
dan
almamater.
7.
 Menjunjung
tinggi
kebudayaan
nasional,
nilai
moral
dan
kebenaran
ilmiah.
8.
 Menjaga
integritas
pribadi
dan
kejujuran
intelektual.
9.
 Memelihara,
menjaga
sarana
dan
prasarana
pendidikan.
10.
 Wajib
menjaga
kebersihan,
keindahan,
ketertiban,
keamanan
dan
keselamatan.
11.
 Berdisiplin,
bersikap
jujur,
bersemangat,
bertanggung
jawab
dan
tidak
melakukan

perbuatan
tercela.
12.
 Berbudi
luhur,
berperilaku
dan
berpakaian
sopan.
13.
 Mematuhi
 semua
 peraturan
 dan
 tata
 tertib
 yang
 berlaku
 di
 Sekolah
 Menengah

Kejuruan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
42
PEMBINAAN

KETARUNAAN

BAGIAN
SATU
PENDAHULUAN
BAB
1
KETENTUAN
UMUM

Pasal
1
(1)
 Sekolah
 Mengengah
 Kejuruan
 selanjutnya
 disingkat
 SMK
 adalah
 Pendidikan

Menengahdi
 lingkup
 KementerianPendidikan
 dan
 Kebudayaan,
 yang

menyelenggarakan
program
pendidikan
vokasi
dibidang
pendidikan
(2)
 Unsur
Pimpinan
SMK
terdiri
dari
Ketua
dan
5
(lima)
Wakil
Kepala.
(3)
 Senat
 SMK
 adalah
 merupakan
 badan
 normatif
 dan
 perwakilan
 tertinggi
 di

lingkungan
SMK.
(4)
 Pendidik
 adalah
 guru
 yang
 berdasarkan
 pendidikan
 dan
 keahliannya
 mendapat

tugas
di
SMK.
(5)
 Tenaga
Kependidikan
adalah
tenaga
selain
guru
yang
bertugas
di
SMK.
(6)
 Tenaga
Pembina
Taruna
adalah
pendidik,
tenaga
kependidikan
dan
pihak
lain
yang

ditugaskan
untuk
membina
Taruna
oleh
Kepala
SMK.
(7)
 Tenaga
 Pembina
 Khusus
 adalah
 orang
 yang
 ditugaskan
 secara
 khusus
 untuk

membina
Taruna
sebagai
pelatih
dibidangnya
oleh
Kepala
SMK.

(8)
 Taruna
adalah
peserta
didik
yang
terdaftar
dan
mengikuti
pendidikan
Menengah
di

SMK,
 dengansebutan
 Taruna
 bagi
 peserta
 didik
 laki-laki
 dan
 Taruni
 bagi
 peserta

didik
perempuan.
(9)
 Tenaga
Kesehatan
adalah
tenaga
medis
pada
Balai
Pengobatan
(BP)
meliputi
dokter,

perawat,
asisten
apoteker
dan
analis
kesehatan
yang
bertugas
di
SMK.

(10)
 Tenaga
 Bimbingan
 dan
 Konseling
 (BK)
 terdiri
 dari
 Psikolog
 dan
 petugas
 yang

ditunjuk
oleh
Kepala
SMK
(11)
Pembinaan
 Taruna
 adalah
 unit
 yang
 berfungsi
 membantu
 pelaksanaan
 dan

pengawasan
 sistem
 pembinaan
 sikap
 dan
 kepribadian
 Taruna
 SMK
 secara

berkelanjutan
dalam
seluruh
aspek
kehidupan
Taruna
dan
Asrama
sesuai
dengan

buku
SPSKT.
(12)
Pembinaan
 adalah
 suatu
 proses
 belajar
 dengan
 tujuan
 membantu
 Taruna
 untuk

mengembangkan
sikap,
kemampuan
dan
kecakapan
untuk
mencapai
tujuan
hidup

dan
kerja/belajar
yang
sedang
dijalani
secara
lebih
efektif.
(13)
Pamong
adalah
Pembina
Taruna
yang
ditugaskan
oleh
Kapala
SMK
sebagai
pembina

angkatan
taruna
(14)
Piket
Pembina
Taruna
(PPT)
adalah
Pembina
Taruna
yang
sedang
melakasanakan

piket
pembinaan
taruna
dan
asrama
sesuai
jadwal
yang
telah
ditetapkan.
(15)
Sistem
 Pembinaan
 Ketarunaan
 adalah
 satu
 kesatuan
 yang
 terintegrasi
 untuk

mengatur
proses
pembinaan
sikap
dan
kepribadian
Taruna.
(16)
Jenjang
 Pembinaan
 ketarunaan
 adalah
 suatu
 tahapan
 dalam
 pembinaan

berkelanjutan
 yang
 ditetapkan
 bedasarkan
 tingkat
 perkembangan
 Taruna
 serta

keluasan
dan
kedalaman
bahan
pembinaannya.
(17)
Program
Pembinaan
adalah
seperangkatrencana
dan
pengaturan
mengenai
isi
dan

bahan
pembinaan
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan

kegiatan
pembinaan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
43 2020
(18)
Sumberdaya
 pembinaan
 adalah
 pendukung
 dan
 penunjang
 pelaksanaan

pembinaan
 yang
 terwujud
 sebagai
 tenaga,
 dana,
 sarana,
 dan
 prasarana
 yang

tersedia
 atau
 diadakan
 dan
 didayagunakan
 untuk
 Taruna
 baik
 sendiri-sendiri

maupun
bersama-sama.
(19)
Sikap
Taruna
adalah
potensi
kejiwaan
Taruna
yang
dipengaruhi
oleh
tiga
unsur,
yaitu

cipta,
 rasa
 dan
 karsa
 yang
 membentuk
 pola
 pikir
 tertentu
 yang
 mempengaruhi

tingkah
lakunnya.

(20)
Tingkah
 Laku
 Taruna
 adalah
 perwujudan
 sikap
 Taruna
 yang
 tampil
 mengemuka

secara
 operasional
 atau
 nyata
 dalam
 bentuk
 perbuatan
 tertentu
 baik
 positif

maupun
negatif
sesuai
dengan
situasi
kondisi
lingkungan
yang
mempengaruhinya.
(21)
Kepribadian
 Taruna
 adalah
 pola
 umum
 perilaku
 Taruna
 yang
 mencerminkan

kebiasaan
berpikir,
ungkapan
sikap,
bakat,
perasaan,
cara,
dan
tingkah
laku
serta

pandangan
hidupnya.
(22)
Prosedur
pembinaan
adalah
tahapan
kegiatan
dalam
pembinaan
ketarunaan
untuk

mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.

BAB
II



DASAR,
FUNGSI,
DAN
TUJUAN

Dasar
Pasal
2
Pembinaan
ketarunaan
berakar
pada
kebudayaan
bangsa
Indonesia
yang
berdasarkan

pada
Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
1945.

Fungsi
Pasal
3





Pembinaan
 ketarunaan
 berfungsi
 untuk
 mengembangkan
kemampuan,
 meningkatkan

mutu
kehidupan
serta
martabatnya
dalam
upaya
mewujudkan
tujuan
pendidikan
SMK.

Tujuan
Pasal
4
Pembinaan
ketarunaan
bertujuan
mengembangkan
sikap
dan
kepribadian
Taruna,
untuk

mewujudkan
 manusia
 yang
 beriman
 dan
 bertaqwa
 kepada
 Tuhan
 Yang
 Maha
 Esa
 dan

berbudi
pekerti
luhur,
memiliki
pengetahuan
dan
ketrampilan,
kesehatan
jasmani
dan

rohani,
kepribadian
yang
baik
dan
mandiri
serta
rasa
tanggung
jawab
kemasyarakatan

dan
kebangsaan.
Pasal
5
Untuk
 mencapai
 tujuan
 pembinaan
 sebagaimana
 dimaksud
 pada
 pasal
 4,Sasaran

pengembangan
sikap
dan
kepribadian
Taruna
adalah
untuk
menumbuhkan:
(1)
 Kesetiaan
terhadapPancasila,
Undang-Undang
Dasar
1945,
Negara,
Pemerintah
dan


SMK.
(2)
 Kemampuan
 berprestasi
 dalam
 melaksanakan
 tugas
 yang
 dibebankan
 kepada


dirinya
dan
bersungguh-sungguh
dalam
belajar
dan/atau
bekerja.
(3)
 Tanggung
 jawab
 dalammenyelesaikan
 tugas-tugas
 yang
 diserahkan
 kepadanya



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
44
PEMBINAAN

KETARUNAAN

dengan
baik
dan
tepat
pada
waktunya,
serta
berani
memikul
resiko
atas
tindakan

 y a n g

dilakukannya.
(4)
 Ketaatan
 terhadap
 segala
 peraturan
 perundang-undangan
 dan
 kedinasan
 yang


berlaku
serta
perintah
kedinasan
yang
diberikan
oleh
atasan
yang
berwenang.
(5)
 Ke j u j u ra n 
 d a l a m 
 m e l a k s a n a k a n 
 t u g a s 
 d e n g a n 
 t u l u s 
 h a t i 
 d a n 
 t i d a k



menyalahgunakan
wewenang
yang
diberikan.
(6)
 Kemampuan
 bekerja
 sama
 dengan
 orang
 lain
 dalam
 menyelesaikan
 tugas
 yang


ditentukan,
sehingga
mencapai
daya
guna
dan
hasil
guna
yang
sebesar-besarnya.
(7)
 Prakarsadalam
 mengambil
 keputusan,
 langkah-langkah
 yang
 diperlukan
 dalam


melaksanakan
tugas
tanpa
menunggu
perintah
dari
atasan.
(8)
 Jiwa
 kepemimpinan
 untuk
 meyakinkan
 orang
 lain
 untuk
 dikerahkan
 secara



maksimal
 dalam
 melaksanakan
 tugas
 pokok
 bagi
 yang
 memangku
 satu
 jabatan


kedinasan.

BAB
III
HAK
DAN
KEWAJIBAN
TARUNA
UNTUK
MEMPEROLEH
PEMBINAAN

Pasal
6


Setiap
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut
:
(1)
 Mendapatkan
perlakuan
yang
sama

dalam
pembinaan
dengan
tidak
membedakan


jenis
 kelamin,
 suku,
 agama,
 ras,
 kedudukan
 sosial,
 dan
 tingkat
 kemampuan



ekonominya.
(2)
 Mendapatkan
kesempatan
yang
seluas-luasnya
untuk
memperoleh
pengetahuan,


kemampuan,
dan
ketrampilan
dalam
pemantapan
sikap
dan
kepribadiannya.

Pasal
7


Setiap
Taruna
berkewajiban
untuk
:
(1)
 Mematuhi
semua
peraturan
yang
berlaku.
(2)
 Menghormatidan
menghargai
Pendidik,
tenaga
Kependidikan
dan
Pembina.
(3)
 Ikut
 memelihara
 sarana,
 prasarana,
 kebersihan,
 keindahan,
 ketertiban
 dan



keamanan.

Pasal
8

Pelaksanaan
 ketentuan
 sebagimana
 dimaksud
 pada
 pasal
 7
 diatur
 oleh
 Kepala
 SMK

sebagaimana
lampiran
yang
tidak
terpisahkan
dari
ketentuan
ini.

BAB
IV

PEMBINAAN
Pasal
9
Jenis-jenis
pembinaan
Taruna
meliputi
:
(1)
 Pembinaan
 kurikuler
 adalah
 usaha
 sadar
 untuk
 menyiapkan
 Taruna
 melalui



kegiatan
 bimbingan,
 pengajaran,
 dan/atau
 latihan
 berupa
 tatap
 muka
 terjadwal,



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
45 2020
kegiatan
akademik
mandiri
bagi
peranannya
di
masa
yang
akan
datang.

(2)
 Pembinaan
 ko-kurikuler
 adalah
 usaha
 sadar
 untuk
 menyiapkan
 taruna
 melalui

 kegiatan
bimbingan,
dan/atau
latihan
sesuai
bidang
keahliannya
untuk
menunjang


kegiatan
kurikuler.
(3)
 Pembinaan
ekstra
kurikuler
adalah
usaha
sadar
untuk
menyiapkan
Taruna
melalui


kegiatan,
dan/atau
latihan
sesuai
minat
dan
bakatnya
diluar
kegiatan
kurikuler.

Pasal
10
Pembinaan
 sebagaimana
 dimaksud
 pada
 pasal
 9
 ayat
 (1)
 diatur
 dalam
 sistem

penyelenggaraan
pendidikan
SMK.

Pasal
11
Pembinaan
 sebagaimana
 dimaksud
 pada
 pasal
 9
 ayat
 (2)
 disesuaikan
 dengan

penyelenggaraan
pendidikan
SMK.

Pasal
12
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
9
ayat
(2)
dan
(3)
meliputi:
(1)
 Pembinaan
kerohanian.
(2)
 Pembinaan
kedisiplinan.
(3)
 Pembinaan
minat
dan
bakat
(olahraga,
seni
dan
budaya).
(4)
 Pembinaan
organisasi
Senat
Taruna
dan
organisasi
lain
dibawahnya.
(5)
 Pembinaan
kewirausahaan
dan
kesejahteraan.
(6)
 Pembinaan
kebersihan
dan
keamanan.
(7)
 Pembinaan
keputrian.
(8)
 Pembinaan
bahasa
asing.
(9)
 Pembinaan
kesamaptaan.

Pasal
13

(1)
 Tenaga
Pembina
Taruna
adalah
Guru
dantenaga
kependidikan
yang
diangkat
oleh


Kepala
SMK
dengan
tugas
khusus
membina
Taruna.
(2)
 Tenaga
 Pembina
 Taruna
 bertugas
 menyelenggarakan
 kegiatan
 membimbing,


melatih,
mengembangkan,
mengelola,
dan/atau
memberikan
pelayanan
teknis

 dalam

bidang
yang
dibina.
(3)
 Tenaga
Pembina
Khusus
adalah
orang
yang
ditugaskan
secara
khusus
oleh
Kepala


SMK
untuk
membina
Taruna
sebagai
pelatih
dibidangnya.

Pasal
14
Setiap
tenaga
Pembina
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut:
(1)
 Memperoleh
penghasilan
dan
jaminan
kesejahteraan
sosial.
(2)
 Memperoleh
pembinaan
karir
berdasarkan
prestasi
kerja.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
46
PEMBINAAN

KETARUNAAN

(3)
 Memperoleh
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
tugasnya.
(4)
 Memperoleh
penghargaan
sesuai
dengan
dharma
baktinya.
(5)
 Menggunakan
sarana,
prasarana
dan
fasilitas
SMK
dalam
melaksanakan
tugasnya.

Pasal
15
Setiap
tenaga
Pembina
Taruna
berkewajiban
untuk:
(1)
 Membina
 loyalitas
 pribadi
 dan
 Taruna
 terhadap
 ideologi
 negara
 Pancasila
 dan


Undang-Undang
Dasar
1945.
(2)
 Menjunjung
tinggi
kebudayaan
bangsa.
(3)
 Melaksanakan
tugas
dengan
penuh
tanggung
jawab
dan
pengabdian.
(4)
 Meningkatkan
 kemampuan
 profesional
 sesuai
 tuntutan
 perkembangan
 ilmu



pengetahuan
dan
teknologi
serta
pembangunan
bangsa.
(5)
 Menjaga
nama
baik
SMK
sesuai
dengan
kepercayaan
yang
diberikan
masyarakat,


Bangsa
dan
Negara.

BAB
V

PROGRAM
PEMBINAAN

Pasal
16
Program
 pembinaan
 disusun
 untuk
 mewujudkan
 tujuan
 pembinaan
 Taruna
 dengan

memperhatikan
 tahap
 perkembangan
 Taruna
 dan
 kesesuaian
 dengan
 lingkungan,

kebutuhan
 pembangunan
 nasional
 perkembangan
 ilmu
 pengetahuan
 dan
 teknologi

serta
kesenian,
sesuai
dengan
jenis
dan
jenjang
masing-masing
satuan
pembinaan.

Pasal
17
Program
pembinaan
merupakan
bahan
kajian
untuk
mencapai
tujuan
penyelenggaraan

satuan
 pembinaan
 dalam
 rangka
 upaya
 pencapaian
 tujuan
 pembinaan
 yang
 lebih

humanis.

Pasal
18
Program
pembinaan
kedisiplinan
meliputi:
(1)
 Penanaman
Kedisiplinan
Dasar
Taruna:

 a)
 MenyelenggarakanMasa
Pengenalan
Lingkungan
Sekolah
(MPLS).

 b)
 Menyelenggarakan
LatihanDasar
Kedisiplinan
(LDK).
(2)
 Pemantapan
Kedisiplinan
Taruna:

 a)
 Menyelenggarakan
Masa
Pembinaan
Dasar
Kedisiplinan.

 b)
 Melaksanakan
pembinaan
kedisiplinan
berkelanjutan.
(3)
 Pembinaan
 Kemantapan
 kedisiplinan
 Taruna
 dilakukan
 dengan
 membina



kedisiplinan
 kehidupan
 dalam
 sekolah
 dan
 tempat-tempat
 lain
 dalam
 rangka


pelaksanaan
pendidikan.
(4)
 Penyelenggaraan
Bimbingan
dan
Konseling
:

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
47 2020

 a)
 Memberikan
 bimbingan
 dan
 konseling
 bagi
 Taruna
 secara
 individu
 maupun



kelompok
 meliputi
 segala
 aspek
 yang
 terkait
 secara
 langsung
 maupun
 tidak



langsung
dengan
bidang
kegiatan
kurikuler,
ko-kurikuler,
dan
ektra
kurikuler.

 b)
 Memberikan
bimbingan
dan
konseling
mengenai
lapangan
pekerjaan.
(5)
 Pembinaan
kedisiplinan
yang
bersifat
tidak
tetap
dan
bekerja
sama
dengan
institusi


lain.

Pasal
19
Program
kerohanian
meliputi:

(1)
 Menyelenggarakan
 ceramah-ceramah
 tentang
 budipekerti
 dan
 nilai-nilai
 luhur


bangsa.
(2)
 Membina
pelaksanaan
peribadatan
sehari-hari.
(3)
 Membina
pelaksanaan
kegiatan
pendalaman
keimanan.
(4)
 Membina
kegiatan
peringatan
hari-hari
besar
keagamaan.

Pasal
20
Program
pembinaan
minat
bakat
olahraga,
seni
dan
budaya
meliputi:
(1)
 Menyelenggarakan
latihan
olah
raga.
(2)
 Menyelenggarakan
latihan
kesenian
dan
kebudayaan.
(3)
 Menyelenggarakan
Pekan
Olah
Raga
dan
Seni
Taruna.
(4)
 Mengikutsertakan
Taruna
dalam
berbagai
perlombaan.

Pasal
21
Program
pembinaan
organisasi
Senat
Taruna
dan
organisasi
yang
berada
dibawahnya

dapat
 dikembangkan
 sesuai
 dengan
 kebutuhan
 dan
 ketentuan
 SMK
 serta
 ditetapkan

melalui
keputusan
Kepala
SMK.

Pasal
22


Pendekatan
utama
dalam
program
pembinaan
meliputi:
(1)
 Pendekatan
 informatif
 yaitu
 penyelenggaraan
 pembinan
 disampaikan
 melalui


informasi
berupa
ceramah,
,
dan/atau
bentuk
lain.
(2)
 Pendekatan
partisipatif
yaitu
penyelenggaraan
program
pembinaan
disampaikan


melalui
situasi
belajar
bersama
Pembina
dan
para
Taruna
belajar
satu
sama
lain.
(3)
 Pendekatan
eksperensial
yaitu
penyelenggaraan
program
pembinaan
melibatkan


langsung
para
Taruna
secara
aktif
dalam
situasi
dan
pengalaman
nyata.

Pasal
23


(1)
 Metode
 penyelenggaraan
 pembinaan
 Ketarunaan
 dilaksanakan
 melalui
 metode


penerapan
disiplin
Taruna
dan
metode
among
(Bimbingan).
(2)
 Metode
penerapan
disiplin
Taruna
merupakan
pembinaan
yang
memegang
teguh


kedisiplinan
Taruna
SMK.
(3)
 Metode
 among
 (bimbingan)
 merupakan
 suatu
 proses
 teknis
 yang
 teratur
 untuk



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
48
PEMBINAAN

KETARUNAAN

membantu
 individu
 taruna
 dalam
 memilih
 penyelesaian
 yang
 cocok
 baginya





terhadap
masalah
yang
dihadapinya.
(4)
 Penerapan
pembinaan
sebagaimana
dimaksud
ayat
(2),
menganut
azas
:

 a)
 Senioritas
(atasan-bawahan)
Taruna
dengan
urutan
:

 
 Taruna
……..
(tingkat
I),
Taruna
………
(tingkat
II),
dan
Taruna
……..
(Tingkat
III).

 
 Taruna
 junior
 (bawahan)
 harus
 menghormati
 dan
 mematuhi
 Taruna
 senior



(atasan).

 
 Taruna
senior
harus
mengasihi
dan
memberikan
teladan
kepada
Taruna
junior.

 b)
 Pembinaan
berjenjang
adalah
tanggung
jawab
berada
pada
senior
satu
tingkat



diatasnya
dengan

pengawasan
dari
Pembina
Taruna.

 c)
 Pembina
 memberikan
 penghargaan
 kepada
 Taruna
 yang
 berprestasi
 dan



memberi
sanksi
kepada
Taruna
yang
melakukan
pelanggaran.
(5)
 Penerapan
pembinaan
sebagaimana
dimaksud
ayat
(3),
menganut
azas
:

 a)
 Moralitas.

 b)
 Keteladanan.

 c)
 Kreatifitas
dan
produktivitas.

 d)
 Motivasi
dan
semangat
untuk
melakukan
tindakan
terpuji.

BAB
VI
SUMBER
DAYA
PEMBINAAN

Pasal
24
Sumberdaya
pembinaan
berasal
dari
SMK,
institusi
terkait
TNI/POLRI,
masyarakat
dan

orang
tua
Taruna.

Pasal
25
Sarana
dan
prasarana
pembinaan
meliputi:
a)
 Asrama,
dapur,
ruang
makan,
ruang
belajar,
ruang
rapat
serbaguna,
ruang
rekreasi,


ruang
tamu,
pekarangan
serta
kelengkapannya.
b)
 Ruang
laboratorium,
workshop,
perpustakaan,
serta
kelengkapannya.
c)
 Rumah
ibadah,
gedung
pertemuan,
gedung
perkantoran,
lapangan
olahraga,
ruang


kesenian,
kolam
renang
serta
kelengkapannya.
d)
 Unit
Pembinaan
Taruna.
e)
 Unit
Balai
Pengobatan
(BP).
f)
 Unit
Bimbingan
dan
Konseling
(BK)
g)
 Tenaga
pembina
dan
pengawas
yang
terdiri
dari
guru
dan
tenaga
kependidikan.
h)
 Tenaga
 administrasi
 terdiri
 dari
 staf
 Bagian
 Administrasi
 Umum
 dan
 Bagian



Administrasi
Akademik
dan
Ketarunaan.
I)
 Perangkat
peraturan
kedisiplinan
Taruna.
j)
 Buku
SPSKT,
buku
kondite
Taruna
dan
kartu
Taruna.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
49 2020
BAB
VII
PENGELOLAAN

Pasal
26
(1)
 Penanggung
jawab
tertinggi
penyelenggaraan
pelaksanaan
dan
pengawasan
dalam


pembinaan
ketarunaan
adalah
Kepala
SMK.
(2)
 Prosedur
pembinaan
ketarunaan
meliputi
kegiatan
perencanaan,
penyelenggaraan


pelaksanaan,
 pengawasan
 dan
 penilaian
 yang
 dilakukan
 oleh
 tenaga
 pembina


dikoordinasikan
oleh
Wakil
Kepala
Ketarunaan
(3)
 Tenaga
 Pembina
 berwenang
 mengambil
 tindakan
 administratif
 terhadap
 para


Taruna
 yang
 berprestasi
 maupun
 melakukan
 pelanggaran
 terhadap
 ketentuan


sebagaimana
 diatur
 pada
 BAGIAN
 DUA
 Sistem
 Pembinaan
 Sikap
 dan
 Kepribadian


Taruna
SMK.

BAB
VIII
PENILAIAN

Pasal
27


Terhadap
 kegiatan
 dan
 kemajuan
 pengembangan
 sikap
 dan
 kepribadian
 Taruna

dilakukan
penilaian.

Pasal
28


Secara
berkala
dan
berkelanjutan
SMK
melakukan
penilaian
terhadap
Sistem
Pembinaan

Sikap
dan
Kepribadian
Taruna
SMK.

BAGIAN
DUA
PERATURAN
DISIPLIN
TARUNA

BAB
I

KETENTUAN
UMUM

Pasal
1
Dalam
Peraturan
Disiplinan
Taruna
yang
dimaksud
dengan:
(1)
 Kode
 Etik
 Taruna
 adalah
 norma-norma
 yang
 harus
 dijunjung
 tinggi
 oleh
 Taruna


sebagai
landasan
tingkah
laku
yang
memiliki
nilai
kebenaran
berkenaan
dengan

 moral

atau
akhlak.
(2)
 Senat
Taruna
adalah
organisasi
ketarunaan
yang
tertinggi
di
SMK.
(3)
 Martabat
Taruna
adalah
tingkat
harkat/derajat
kemuliaan
Taruna.
(4)
 Jiwa
 Korsa
 adalah
 rasa
 bangga
 terhadap
 korps
 dan
 selalu
 berupaya
 untuk



menjaganya.
(5)
 Korps
Taruna
adalah
wadah
keikutsertaan
Taruna
SMK
dalam
usaha
bela
Negara.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
50
PEMBINAAN

KETARUNAAN

(6)
 Peraturan
 Disiplin
 Taruna
 adalah
 ketentuan-ketentuan
 yang
 mengatur
 tata





kehidupan
Taruna.
(7)
 Prestasi
Taruna
adalah
tindakan
atau
perbuatan
Taruna
yang
menonjol
dan
positif


dalam
 hal
 kepribadian,
 pendidikan,
 organisasi
 Taruna,
 olah
 raga,
 kesenian
 dan

 kemasyarakatan.
(8)
 Penghargaan
adalah
tindakan
yang
diberikan
kepada
Taruna
yang
dapat
mencapai

prestasi.
(9)
 Pelanggaran
disiplin
adalah
setiap
ucapan
perbuatan
dan/atau
sikap
Taruna
yang

bertentangan
dengan
Peraturan
Disiplin
Taruna.
(10)
Sanksi
disiplin
adalah
tindakan
yang
dikenakan
terhadap
Taruna
yang
melakukan


pelanggaran
disiplin.
(11)
Tempat
terlarang
adalah
tempat
dimana
Taruna
sulit
untuk
melaksanakan
Kode
Etik

Taruna,
kecuali
dengan
ijin
khusus
untuk
melaksanakan
kegiatan
pendidkan
(12)
Perintah
 kedinasan
 adalah
 perintah
 yang
 berhubungan
 dengan
 kegiatan

pendidikan
yang
diberikan
oleh
pejabat
yang
berwenang.
(13)
Buku
kondite
adalah
buku
yang
berfungsi
untuk
mencatat
prestasi
dan
pelanggaran

Taruna
serta
disimpan
di
dalam
saku
pakaian
dinas
Taruna.
(14)
Sekoah
 Menengah
 Kejuruan
 adalah
 tempat
 kegiatan
 belajar
 mengajar
 civitas

akademika
SMK
(15)
Civitas
akademika
adalah
satuan
yang
terdiri
atas
tenaga
pendidik
dan
TarunaSMK.
(16)
Asrama
 terdiri
 dari
 wisma-wisma
 dan
 merupakan
 tempat
 tinggal
 Taruna
 dengan

segala
fasilitas
penunjangnya.
(17)
Dinas
 Dalam
 adalah
 bentuk
 kegiatan
 dan
 kehidupan
 sehari-hari
 di
 sekolah
 atau

kegiatan
 rutin
 yang
 diatur
 menurut
 jadwal
 yang
 ditentukan
 oleh
 pejabat
 yang

berwenang.
(18)
Perwira
jaga
taruna
adalah
taruna
yang
diberi
tugas
sebagai
pimpinan
piket
harian

di
SMK.
(19)
Bintara
 jaga
 taruna
 adalah
 taruna
 yang
 diberikan
 tugas
 sebagai
 wakil
 pimpinan

piket
harian
di
SMK.
(20)
Komandan
Jaga
Taruna
adalah
taruna
yang
diberi
tugas
sebagai
penanggung
jawab

pelaksanaan
tugas
jaga
harian
di
SMK.
(21)
Piket
Harian
Taruna
adalah
taruna
yang
diberikan
tugas
sebagai
penanggung
jawab

kegiatan
harian
untuk
setiap
jenjang
dan
beberapa
tugas
kegiatan
terkait.
(22)
Petugas
 Jaga
 Taruna
 adalah
 taruna
 yang
 diberi
 tugas
 untuk
 menjaga
 keamanan

sekolah
sesuai
pembagian
waktu
jaga
yang
sudah
ditetapkan.
(23)
Pakaian
Dinas
adalah
semua
pakaian
seragam
Taruna
yang
ditetapkan
dengan
Surat

Keputusan
KepalaSMK.
(24)
Pakaian
Bebas
adalah
pakaian
selainpakaian
dinas
yang
sesuai
dengan
ketentuan-
ketentuan
yang
berlaku
di
SMK.
(25)
Kartu
Taruna
adalah
kartu
identitas
Taruna
SMK
(26)
Kartu
Bebas
Taruna
(Clearing
Card)
adalah
kartu
yang
diberikan
kepada
taruna
untuk

menyelesaikan
segala
kewajibannya
sebagai
syarat
untuk
mendapatkan
kartu
ujian

semester.
(27)
Surat
 Peringatan
 (SP)
 adalah
 surat
 yang
 dikeluarkan
 oleh
 unsur
 pimpinan
 SMK

kepada
Taruna
yang
melakukan
pelanggaran
terhadap
peraturan
yang
berlaku.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
51 2020
BAB
II

MAKSUD
DAN
TUJUAN
PERATURAN
DISIPLIN
TARUNA

Pasal
2





(1)
 Maksud
Peraturan
Disiplin
Taruna
adalah
memberikan
pedoman
dalam
pembinaan

disiplin
dan
kepribadian
Taruna.
(2)
 Tujuan
 Peraturan
 Disiplin
 Taruna
 adalah
 mengatur
 dan
 memperlancar
 usaha

pembinaan
 kepada
 Taruna
 dalam
 bersikap
 dan
 berperilaku
 sehari-hari,
 baik
 di

dalam
maupun
di
luar
sekolah.

BAB
III
KODE
ETIK
TARUNA

Pasal
3
Kode
etik
Taruna
terdiri
dari
Janji
dan
Ketentuan
moral
sebagaimana
tercantum
dalam

Janji
Setia
Panca
Bhakti
Taruna

BAB
IV
HAK,
KEWAJIBAN,
DANLARANGAN
Hak

Pasal
4

Setiap
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut:
(1)
 Menggunakan
kebebasan
akademik
secara
bertanggung
jawab
untuk
menuntut
dan

mengkaji
 ilmu
 sesuai
 dengan
 norma
 dan
 susila
 yang
 berlaku
 dalam
 lingkungan

akademik.
(2)
 Memperoleh
 pengajaran
 sebaik-baiknya
 dan
 layanan
 bidang
 akademik
 sesuai

dengan
minat,
bakat,
kegemaran
dan
kemampuan.
(3)
 Memanfatkan
fasilitas
SMK
dalam
rangka
kelancaran
proses
belajar.
(4)
 Mendapatkan
bimbingan
dariguru
yang
bertanggung
jawab
atas
program
studi
yang

diikutinya
dalam
penyelesaian
studinya.
(5)
 Memperoleh
 layanan
 informasi
 yang
 berkaitan
 dengan
 program
 studi
 yang

diikutinya
serta
hasil
belajarnya.
(6)
 Memperoleh
 layanan
 kesejahteraan
 sesuai
 dengan
 peraturan
 perundangan
 yang

berlaku.
(7)
 Memanfaatkan
sumberdaya
SMK
melalui
perwakilan/
organisasi
ketarunaan
untuk

mengurus
dan
mengatur
kesejahteraan,
minat,
dan
tata
kehidupan
bermasyarakat.
(8)
 Ikut
serta
dalam
kegiatan
organisasi
ketarunaan
SMK.
(9)
 Memperoleh
 pelayanan
 khusus
 bilamana
 menyandang
 cacat
 yang
 diperoleh

selama
mengikuti
pendidikan
di
SMK.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
52
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Kewajiban
Pasal
5
Setiap
Taruna
berkewajiban
untuk
:

(1)
 Memahami,
 menghayati
 dan
 mengamalkan
 Pancasila
 serta
 mentaati
 semua

ketentuan
hukum
yang
berlaku
di
Negara
KesatuanRepublik
Indonesia.
(2)
 Memiliki
sifat
hormat
kepada
Bendera
Merah
Putih
dan
lagu
Kebangsaan
Indonesia

Raya;
(3)
 Menjunjung
tinggi
dan
menegakkan
kehormatan
Taruna
dan
almamater.
(4)
 Memiliki
jiwa
korps.
(5)
 Memiliki
sikap
saling
menghormati
dalam
kebebasan
menjalankan
Ibadah
sesuai

dengan
Agama
dan
kepercayaan
masing-masing.
(6)
 Mengembangkan
 hubungan
 yang
 serasi,
 selaras
 dan
 seimbang
 antara
 Taruna

dengan
masyarakat
lingkungannya.
(7)
 Mentaati
 setiap
 perintah
 kedinasan
 yang
 diberikan
 kepadanya
 dan
 segera

melaporkan
hasil
penugasannya.
(8)
 Mengikuti
 kegiatan-kegiatan
 pendidikan
 dengan
 baik
 dan
 bersungguh-sungguh

serta
dengan
penuh
rasa
tanggung
jawab.
(9)
 Tinggal
di
Asrama
selama
masa
pendidikan
kecuali
ada
ketentuan
lain.
(10)
Memelihara
barang-barang
inventaris
SMK
dan
menjaga
keutuhannya.
(11)
Menggunakan
 alat
 pengingat
 waktu
 (Jam
 tangan)
 sebagai
 simbol
 kedisiplinan

taruna.
(12)
Mengembalikan
barang-barang
pinjaman/hutang
pada
waktu
yang
ditetapkan.
(13)
Menjaga
keamanan
dan
memelihara
kebersihan.
(14)
Memahami
isi
buku
SPSKT
(15)
Selalu
membawa
buku
Kondite,
Kartu
Tarun
dan
Kartu
Pelajar.
(16)
Berpakaian
sesuai
ketentuan.
(17)
Menyelesaikan
 Kartu
 Bebas
 Taruna
 (Clearing
 Card)
 sebelum
 mendapatkan
 kartu

ujian
semester.

Larangan
Pasal
6
Setiap
Taruna
dilarang:


(1)
 Membocorkan
rahasia
Negara.
(2)
 Melakukan
tindakan
makar.
(3)
 Melakukan
atau
terlibat
tindak
kriminal.
(4)
 Melakukan
pemalsuan.
(5)
 Mencemarkan
nama
baik
SMK.
(6)
 Menentang/melawan
 pimpinanSMK,
 Pembina
 Taruna,
 pendidik
 dan
 tenaga

kependidikan

(7)
 Melakukan
tindakan
amoral/asusila.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
53 2020
(8)
 Melakukan
kekerasan
dan
penganiayaan.
(9)
 Berkelahi.
(10)
Menimbulkan
keonaran.
(11)
Menikah.
(12)
Menggunakan
narkotika
dan
obat
terlarang
lainya.
(13)
Meninggalkan
sekolah
tanpa
izin.
(14)
Memiliki
kost-kostan
diluar
sekolah
tanpa
seizin
SMK.
(15)
Menyimpan
senjata
api,
bahan
peledak
dan
senjata
berbahaya
lainnya
tanpa
izin.
(16)
Membawa
alat
komunikasi
dan
alat
elektronik
yang
tidak
sesuai
dengan
aturan

(17)
Merusak
barang-barang
inventaris
SMK
atau
barang-barang
lainya
dengan
sengaja.
(18)
Berjudi,
minum-minuman
keras.
(19)
Mencuri,
mengambil
barang
atau
apapun
yang
bukan
miliknya.
(20)
Memfitnah,
menghasut,
memberiketerangan
palsu,
dan
berdusta.
(21)
Berbuat
tidak
jujur
dalam
ujian
dan
dalam
hal
apapun.
(22)
Melakukan
plagiat.
(23)
Mengancam
dan
mengintimidasi.
(24)
Merobek/mencoret-coret/sengaja
menghilangkan
buku
kondite
Taruna
(25)
Menyalahgunakan
surat
ijin.
(26)
Mengambil,
memindahkan
dan
menyalahgunakan
barang
inventaris
SMK.
(27)
 Membentuk
kelompok
yang
berbasis
SARA.
(28)
Merokok.

BAB
V

TATA
KRAMA
TARUNA
Berdiri,
berjalan
dan
duduk
Pasal
7
(1)
 Berdiri
harus
ditempat
yang
pantas
sesuai
dengan
kehormatan
Taruna.
(2)
 Berdiri
dan
berjalan
harus
tegak
dengan
pandangan
lurus
kedepan.
(3)
 Melangkah
harus
dengan
wajar
dengan
langkah
diayun
secara
serasi.
(4)
 Apabila
berjalan
bersama
lebih
dari
satu
orang,
sesuaikan
langkah
dan
temponya.
(5)
 Tidak
memalingkan
muka
(menengok)
secara
berlebihan.
(6)
 Pada
saat
berjalan,
jangan
terlalu
banyak
berbicara
satu
sama
lain.
(7)
 Berjalan
dilakukan
secara
serasi
sesuai
dengan
keadaan.
(8)
 Taruna
 senior/pria
 berada
 disebelah
 kanan
 Taruna
 junior/wanita
 (Taruna

junior/wanita
berada
ditempat
yang
aman).
(9)
 Pada
waktu
berjalan
menaiki
tangga
Taruna
mendahulukan
wanita/orang
yang
lebih

tua,
dan
waktu
menuruni
tangga
Taruna
mendahului
wanita/orang
tua.
(10)
Duduk
di
tempat
yang
pantas
dengan
badan
tegak.
(11)
Usahakanlah
untuk
tidak
membawa
barang
secara
berlebihan
dan
bawalah
barang


DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
54
PEMBINAAN

KETARUNAAN

di
tangan
kiri
selama
memungkinkan.
(12)
Tidak
diperbolehkan
mengendong
tas
saat
menggunakan
pakaian
dinas
(PDH
dan

PDUB)
Kebersihan
dan
Kerapihan
Diri
Pasal
8
(1)
 Kebersihan
 badan
 dan
 kerapihan
 pakaian
 harus
 selalu
 dijaga
 sesuai
 dengan

martabat
Taruna.
(2)
 Merias
wajah/tubuh
sewajarnya
sesuai
dengan
martabat
Taruna.
(3)
 Kerapihan
rambut
dan
kuku
disesuaikan
dengan
ketentuan
yang
berlaku
sebagai

Taruna
dan
Taruni.

Berbicara
Pasal
9
(1)
 Berbicara
menggunakan
bahasa
Indonesia
yang
baik
dan
benar.
(2)
 Selama
 berbicara,
 perhatikan
 orang
 yang
 diajak
 berbicara
 dan
 ikuti
 segala

pembicaraan
serta
jawablah
pertanyaan-pertanyaan
dengan
sopan.
(3)
 Memberikan
 kesempatan
 bicara
 kepada
 orang
 lain
 dengan
 selalu
 menjaga
 sikap

yang
baik.
(4)
 Usahakan
sikap
yang
sesuai
jika
berbicara
dengan
orang
yang
duduk
atau
berdiri.
(5)
 Harus
 berbicara
 sopan
 dan
 jangan
 berbicara
 kasar
 kepada
 siapapun.
 Apabila

menguap,
bersin
atau
batuk
lakukanlah
secara
sopan
dengan
menutup
hidung
atau

mulut.
(6)
 Berikan
jawaban
sesuai
dengan
pertanyaan
yang
diajukan.
(7)
 Taruna
harus
selalu
menjaga
sikap
sempurnakecuali
diizinkan.
(8)
 Berbicara
dan
chatting
menggunakan
alat
komunikasi
disesuaikan
dengan
lawan

bicara
dan
diam
ditempat
(tidak
sambil
berjalan).


Berkenalan
Pasal
10
(1)
 Dalam
 berjabat
 tangan
 dengan
 seseorang,
 lakukan
 dengan
 kesungguhan
 dan

menghadaplah
kepada
orang
tersebut
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi.
(2)
 Sebutkan
nama
dengan
jelas
dan
lengkap.
(3)
 Perkenalkanlah
diri
terlebih
dahulu
terhadap
orang
yang
lebih
tua.
(4)
 Apabila
 memperkenalkan
 teman
 kepada
 atasan
 atau
 orang
 yang
 lebih
 tua,
 cara

memperkenalkan
 ialah
 dengan
 terlebih
 dahulu
 menyebutkan
 nama
 teman

tersebut.
(5)
 Pada
saat
berpisah
setelah
berkenalan,
ucapkan
salam.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
55 2020
Berpergian
Dengan
Teman
Wanita
(Khusus
bagi
Taruna)
Pasal
11

(1)
 Mintalah
izin
terlebih
dahulu
kepada
orang
tua/walinya.
(2)
 Apabila
 berjalan
 dengan
 teman
 wanita
 supaya
 tetap
 bersikap
 sebagai
 seorang

Taruna.
(3)
 Tempatkanlah
 teman
 wanita
 pada
 tempat
 yang
 aman
 dan
 hindarilah
 jalan
 yang

kotor
dan
rusak.
(4)
 Dilarang
 mengunjungi
 tempat
 terlarang
 dan
 tempat
 yang
 dapat
 menimbulkan

kecurigaan
masyarakat
umum.
(5)
 Saat
 mengantar
 pulang
 teman
 wanita,
 sesuaikanlah
 dengan
 ketentuan
 orang

tua/walinya
dan
jangan
lupa
mengucapkan
terima
kasih
dan
memberi
salam.

Bertamu
Pasal
12

(1)

 Beritahukan
terlebih
dahulu
kepada
orang
yang
akan
dikunjungi
bahwa
Taruna
akan

bertamu,
kecuali
dalam
keadaan
mendesak.
(2)

 Hendaklah
 mengetuk
 pintu/menekan
 bel/mengucapkan
 salam
 dan
 memberi

hormat
kepada
tuan
rumah.
(3)

 Duduklah
dengan
sikap
yang
baik
dan
sopan
setelah
dipersilahkan
oleh
tuan
rumah.
(4)

 Selama
bertamu,
janganlah
mendominasi
pembicaraan.
(5)
 Sesuaikan
sikap
dan
pembicaraan
dengan
situasi
dan
kondisi
tuan
rumah.
(6)

 Selama
bertamu
tetap
bersikap
sebagai
Taruna.
(7)

 Waktu
yang
tepat
untuk
bertamu
harus
di
perhatikan.
(8)

 Bila
 waktu
 untuk
 bertamu
 telah
 selesai
 ucapakanlah
 terima
 kasih
 dan
 salam

sertaberikan
hormat
kepada
tuan
rumah.

Memasuki
Ruangan
Pasal
13

(1)
 Setiap
Taruna
yang
berpakaian
seragam
harus
membuka
tutup
kepalanya

sebelum
memasuki
dan
selama
berada
dalam
suatu
ruangan.
(2)
 Taruna
yang
hendak
masuk
ke
dalam
ruangan
pembina
perlu
memperhatikan

sikap
sebagai
berikut
:

 a)

Tutup
kepala
di
buka
di
luar
ruangan.

 b)
 Ketok
pintu
danmasuk
setelah
mendapat
izin.

 c)
 Langsung
 menghadap,
 dan
 berdiri
 lebih
 kurang
 4
 langkah
 di
 depannya


(disesuaikan
 dengan
 keadaan
 ruangan),menyampaikan
 penghormatan
 tanpa


tutup
kepala,
setelah
selesai
menghormat
mengucapkan
"izin
menghadap",

 d)
 Selesai
 menghadap
 mengambil
 sikap
 sempurna,
 mengucapkan
 "izin



menghadap
 selesai",menyampaikan
 penghormatan
 dan
 langsung
 balik
 kanan


meninggalkan
ruangan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
56
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Menerima
Tamu
Pasal14
(1)


Berikan
kesan
yang
baik
dan
menyenangkan
bagi
tamu.

(2)
 Persilahkan
tamu
dudukterlebih
dahulu.
(3)
 Usahakanlah
untuk
mengambil
inisiatif
memulai
pembicaraan.
(4)


Usahakanlah
agar
tamu
duduk
menghadap
ke
dalam.
(5)

 Apabila
tidak
bisa
menerima
tamu,
usahakanlah
untuk
menemuinya
sebentar
dan

memberitahukan
 bahwa
 ada
 sesuatu
 kepentingan
 mendesak
 yang
 harus

diselesaikan.
(6)

 Pada
 saat
 tamu
 selesai
 berkunjung,
 antarkanlah
 tamu
 tersebut
 sampai
 ke
 pintu

ruangan
tamu,
atau
bahkan
keluar
halaman/sekolah.

Berbelanja
Pasal
15
(1)

 Berbelanjalah
ditempat
yang
pantas
bagi
Taruna.
(2)

 Memasuki
toko
hanya
apabila
ada
sesuatu
yang
diperlukan
dan
jangan
membuka

tutup
kepala.
(3)

 Dalam
berbelanja,
janganlah
melakukan
penawaran
yang
bertele-tele.
(4)

 Janganlah
meminta
pelayanan
yang
istimewa.
(5)

 Usahakanlah
 untuk
 tidak
 membawa
 barang
 belanjaan
 secara
 berlebihan
 dan

bawalah
barang
di
tangan
kiri
selama
memungkinkan.

Makan
Pasal
16

(1)
 Di
ruang
makan
sekolah:

 a)
 Patuh
pada
peraturan
tata
tertib
makan
yang
berlaku
di
sekolah.

 b)
 Pada
waktu
makan,
duduklah
dengan
tegak,
sopan
dan
teratur.

 c)
 Pergunakan
peralatan
makan/
minum
sebagai
mana
mestinya.

 d)
 Usahakan
jangan
menimbulkan
bunyi
waktu
minum
maupun
saat
mengunyah


makanan.
(2)
Di
rumah
keluarga
:

 a)
 Duduklah
di
tempat
yang
telah
di
sediakan.

 b)
 Berdoalah
sebelum
dan
sesudah
makan.

 c)

Janganlah
mendahului
makan
sebelum
di
persilahkan.

 d)
 Minumlah
sedikit
sebelum
makan.

 e)
 Makanan
yang
di
ambil
sendiri
hendaklah
di
habiskan.

 f)
 Makanlah
 dengan
 sopan,
 jangan
 tergesa-gesa
 dan
 aturlah
 cara
 mengunyah


makanan
sehingga
tidak
menimbulkan
bunyi.

 g)
 Dalam
 mempergunakan
 peralatan
 makan
 dan
 minum,
 pergunakanlah



sebagaimana
mestinya,
usahakan
agar
sesuai
dengan
tata
cara
makan.

 h)
 Sebelum
 selesai
 acara
 makan
 dan
 di
 persilakan
 oleh
 tuan
 rumah,
 janganlah



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
57 2020
meninggalkan
ruangan
makan.

 i)
 Ucapkanlah
terima
kasih
atas
jamuan
yang
telah
di
berikan.
(3)
 Di
perjamuan/
pesta
:

 a)
 Perhatikan
kesopanan
cara
mengambil
hidangan.

 b)
 Apabila
makan
di
kursi,
letakkan
piring
di
atas
pangkuan
atau
topang
dengan


tangan
kiri.

 c)
 Apabila
 cara
 makannya
 sambil
 berdiri,
 dilarang
 mengunyah
 makanan
 sambil


berjalan.

 d)
 Usahakan
 untuk
 membaurkan
 diri
 dengan
 undangan
 lainnya,
 dan
 apabila
 ada


undangan
lain
yang
sendirian,
usahakanlah
untuk
menemaninya.

 e)
 Setelah
selesai
makan,
letakkan
peralatan
makan
di
tempat
yang
disediakan.

Meminjam
Pasal
17
(1)
 Usahakan
untuk
tidak
meminjam
sesuatu
dari
orang
lain
kalau
tidak
terpaksa.
(2)
 Hendaklah
bertanggung
jawab
penuh
atas
barang
yang
di
pinjam.
(3)
 Usahakanuntuksegeramengembalikan
barang
pinjaman.
(4)
 Pada
saat
mengembalikan
barang
-
barang
pinjaman,
ucapkan
"terima
kasih".
(5)

 Hendaklah
tidak
meminjam
dan
meminjamkan
barang
pinjaman.

Berkendaraan
Pasal
18
(1)
 Taruna
 dalam
 berkendaraan
 umum(kapal
 laut,kapal
 terbang,
 kereta
 api,bus,
 dan

lain-lain)
:

 a)
 Harus
memiliki
karcis
yang
berlaku.

 b)
 Duduklah
di
tempat
yang
di
tentukan.

 c)
 Berikanlah
tempat
duduk
kepada
orang
lebih
tua/
lemah
atau
wanita.

 d)
 Tempatkanlah
teman-teman
wanita
di
tempat
yang
aman.

 e)
 Jangan
membuat
gaduh
dan
menggangu
penumpang
lain.

 f)
 Usahakan
menutup
muka
dengan
sapu
tangan
bila
tidur.

 g)
 Patuhilah
peraturan
yang
berlaku.

 h)
 Dilarang
membeli
sesuatu
lewatjendela
kendaraan.
(2)
 Becak/Ojek
:

 a)
 Usahakan
tidak
naik
becak/ojek
apabila
tidak
terpaksa.

 b)
 Jangan
mengadakan
tawar-menawar
sampai
bertele-tele.

 c)
 Dilarang
naik
becak
lebih
dari
dua
orang
sedangkan
ojek
tidak
lebih
dari
satu


orang.

 d)
 apabila
bersama
teman
wanita,
teman
wanita
naik
lebih
dahulu
dan
pada
waktu


turun
Taruna
mendahului.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
58
PEMBINAAN

KETARUNAAN

(3)
 Mengemudikan
kendaraan
bermotor:


 a)
 Harus
mematuhi
segala
peraturan
lalu
lintas.

 b)
 Dilarang
mengemudikan
kendaraan
bermotor
apabila
tidak
memiliki
SIM.

 c)
 Tetap
memperhatikan
sifat
dan
sikap
Taruna.

 d)
 Dilarang
bersenda
gurau.

 e)
 Hormatilah
pejalan
kaki
dan
pemakai
jalan
lain.

Menunggu
Kendaraan
Pasal
19
(1)
Tunggulah
kendaraan
di
tempat
yang
telah
di
tentukan.
(2)
Tetap
menjaga
sikap
dan
martabat
sebagai
seorang
Taruna.

BAB
VI
KETERTIBAN
SEKOLAH

Tertib
Keluar
dan
Masuk
Sekolah
Pasal
20
(1)
 Setiap
Taruna
keluar
atau
masuk
sekolah
di
wajibkan:

 a)
 Melalui
pintu
gerbang/
pos
penjagaan
depan
yang
telah
di
tetapkan.

 b)
 Menepati
waktu
yang
telah
di
tetapkan.

 c)
 Melapor
kepada
petugas
piket
dan
mengisi
buku
pesiar
di
pos
penjagaan
depan


dengan
 memperlihatkan
 surat
 izin
 yang
 telah
 di
 berikan
 oleh
 yang
 berwenang


apabila
di
luar
waktu
pesiar
yang
telah
di
tetapkan
.

 d)
 Berpakaian
Dinas
Harian
berdasi
lengkap.
(2)

 Setiap
Taruna
keluar
atau
memasuki
sekolah
dilarang:

 a)
 Melompat/
menerobos
pagar.

 b)
 Membawa
kendaraan
pribadi.

 c)
 Berkendaraan
kecuali
dinas.

 d)

Jika
dijemput/diantar
kendaraan
hanya
diizinkan
sampai
pos
penjagaan
depan


sekolah.

Tertib
Kebersihan
dan
Ketenteraman
Sekolah
Pasal
21
(1)
 Setiap
Taruna
diwajibkan:

 a)
 Memelihara
dan
menjaga
keamanan,ketertiban
dan
kebersihan
sekolah.

 b)

Memelihara
kebersihan
ruang-ruang
belajar
serta
lingkungan
sekitarnya.

 c)
 Memelihara
 peralatan
 kebersihan
 dan
 tempat-tempat
 pembuangan
 kotoran/


sampah.

 d)
 Memiliki
alat
kebersihan
masing-masing.
(2)
 Setiap
Taruna
dilarang:

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
59 2020

 a)
 Melakukan
hal-hal
yang
dapat
mengganggu
lingkungan
di
sekitarnya.

 b)
 Menggunakan
listrik
dan
air
secara
berlebihan.

 d)
 Memanjat
 atau
 menebang/memotong
 pohon,atau
 mengambil
 buah-buahan


dalam
lingkungan
sekolah
tanpa
seizin
pembina/pejabat
SMK.

 e)
 Membuang
atau
menumpuk
sampah
secara
sembarangan.

BAB
VII
KETERTIBAN
ASRAMA

Tertib
Penempatan
Pasal

22
(1)
 Setiap
Taruna
Wajib;

 a)
 Menempati
Wisma
yang
telah
ditentukan
SMK.

 b)
 Menandatangani
berita
acara
hunian
sebelum
menempati
kamar.
(2)
 Penghuni
 suatu
 Wisma
 memilih
 seorang
 Ketua
 Wisma
 dan
 seorang
 Wakil
 Ketua

Wisma
 sebagai
 penanggung
 jawab
 Wisma
 dan
 penghuninya
 untuk
 masa
 satu

semester.
(3)
 Ketua
Wisma
mengisi
berita
acara
hunian
W
isma.

Tertib
Wisma
Pasal

23
(1)
 Setiap
Taruna
Wajib:

 a)
 Memelihara
 kebersihan
 dan
 kerapian
 kamar
 tidur,
 lorong,
 kamar
 mandi/
 WC,


taman
dan
kebun
lingkungan
Wisma.

 b)
 Menyediakan
tempat
sampah
pada
setiap
kamar
dan
membuang
sampah
pada


tempat
yang
telah
di
sediakan.

 c)
 Menyimpan/menata
dengan
rapi
peralatan
tidur,
pakaian,
buku-buku
dan
lain-

lain
pada
tempat
yang
layak.

 d)
 Mematikan
lampu
pada
waktu
keluar
kamar
atau
sedang
tidak
diperlukan;

 e)
 Menutup
kran
air
sehingga
air
tidak
terbuang.

 f)
 Memelihara
barang
inventaris
kamar
dan
Wisma.

 g)
 Menyimpan
barang
berharga
milik
pribadi
pada
tempat
yang
aman.

(2)
Setiap
Taruna
dilarang:

 a)
 Menempel,
 memaku,
 memasang
 gambar
 atau
 tulisan
 dan
 mengotori
 dinding


kamar,
lemari
dan
atau
Wisma.

 b)
 Merusak,
 merubah
 atau
 memindahkan
 barang-barang
 inventaris
 kamar
 dan


Wisma.

 c)

Merusak,
merubah
atau
menambah
instalasi
listrik.

 d)
 Menggunakan
 listrik
 secara
 berlebihan
 (menggunakan
 kompor
 listrik
 dan



sejenisya).

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
60
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 e)
 Merusak
 kunci-kunci
 pintu,
 kaca-kaca
jendela,
 plafon,
 pintu
 wisma
 dan
 kamar


tidur,
lemari
kursi
dan
meja
belajar.

 f)
 Menjemur
pakaian
didalam
kamar,
didepan
jendela
kamar
atau
ditempat
yang


tidak
pantas.

 g)
 Menyimpan
makanan
atau
bahan
yang
dapat
menganggu
lingkungan.

 h)
 Makan
di
dalam
kamar
kecuali
bagi
yang
sakit
dan
mendapat
izin
dari
pembina


taruna.

 i)

 Membawa
peralatan
dapur
ke
wisma
atau
kamar.

 j)
 Membawa
 radio
 dan
 peralatan
 elektronik
 lainnya
 tanpa
 mendapat
 izin
 dari


pembina.

 k)
 Menonton
 TV.
 mendengarkan
 radio
 pada
 waktu
 jam
 belajar
 malam
 dan
 jam


malam.

 l)
 Menyimpan
dan
membawa
senjata
tajam,
senjata
api
dan
bentuk-bentuk
senjata


atau
 alat/
 barang
 lainnya
 yang
 dapat
 membahayakan
 diri
 sendiri
 maupun
 orang


lain.

 n)
 Memasak
dalam
kamar
atau
wisma.

 o)
 Membuat
gaduh
sehingga
mengganggu
penghuni
lainnya.

 p)
 Meminum
minuman
keras
atau
narkotika
dan
obat-obatan
terlarang.
(4)
 Setiap
 Taruna
 harus
 mengganti
 barang
 inventaris
 yang
 hilang,
 rusak
 atau
 tidak

sesuai
dengan
waktu
penerimaan
awal.

Tertib
Menerima
Tamu
Pasal

24
(1)
 Taruna
dapat
menerima
tamu
pada
tempat
dan
waktu
yang
telah
ditentukan.
(2)
 Taruna
dilarang
menerima/membawa
tamu
ke
dalam
kamar
tidur.
(3)
 Taruna
 dilarang
 memasuki
 wisma
 Taruni
 dan
 Taruni
 dilarang
 memasuki
 wisma

Taruna
kecuali
untuk
kepentingan
dinas
atau
seizin
pembina.
(4)
 Jam
bertamu
sebagaimana
diatur
pada
BAGIAN
TIGA
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan

Kepribadian
Taruna
SMK.
(5)
 Tamu
taruna
diluar
jam
bertamu
harus
seizin
Pembina
Taruna.

Tertib
Pakaian
pasal
25
(1)
 Setiap
Taruna
Taruni
harus
memakai
pakaian
dinas
sebagai
berikut:

 a)
 Hari
 Senin
 sampai
 Kamis
 memakai
 Pakaian
 Dinas
 Harian
 (PDH)
 Taruna
 Taruni


SMK.

 b)
 Hari
Jum'at
memakai
Pakaian
Dinas
Harian(PDH)


 c)
 Untuk
 kegiatan-kegiatan
 tertentu,Taruna
 diwajibkan
 menggunakan
 pakaian


dinas
yang
telah
ditetapkan.
(2)
 Pakaian
yang
telah
ditentukan
wajib
digunakan
dalam
mengikuti
kegiatan
belajar

mengajar
dan
apel.
(3)
 Untuk
kepentingan
ibadah
dapat
berpakaian
sesuai
keperluan
dan
seijin
pembina.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
61 2020
Tertib
Ruang
Makan
Pasal
26
(1)
 Taruna
makan
bersama
-
sama
di
ruang
makan
pada
waktu
dan
jam
makan
kecuali

bagi
Taruna
yang
melaksanakan
puasa
dan
keadaan
khusus
lainnya
yang
diijinkan

oleh
pembina.
(2)
 Setiap
jam
makan
di
tandai
dengan
bunyi
lonceng.
(3)
 Setiap
 memasuki
 ruang
 makan
 Taruna
 harus
 berpakaian
 rapi
 dan
 sopan
 sesuai

dengan
 ketentuan
 penggunaan
 pakaian
 dinas
 dan
 pakaian
 bukan
 dinas
 (pakaian

bebas
rapi).
(4)
 Pelaksanaan
makan
dipimpin
petugas
piket.
(5)


 Taruna
wajib
tenang
dan
tertib
sesuai
tata
cara
makan.
(6)
 Taruna
wajib
membawa
peralatan
makan
pribadi
(sendok,
garpu,
dan
gelas/muk).
(7)
 Taruna
wajib
memelihara
kebersihan
ruang
makan.
(8)
 Taruna
dilarang
memasuki
ruang
makan
atau
dapur
selama
waktu
persiapan
makan.
(9)
 Taruna
 dilarang
 membawa
 makanan
 atau
 peralatan
 dapur
 keluar
 ruang
 makan

kecuali
untuk
yang
sakit
dan
atau
mendapat
izin
pembina.
(10)
Kegiatan
 makan
 dilakukan
 sesuai
 prosedur
 makan
 yang
 telah
 ditentukan
 dan

sebelumnya
 Taruna
 wajib
 melakukan
 absensi
 makan
 dengan
 menggunakan
 alat

manual/
finger
print.

Tertib
Ruang
Tamu
Pasal

27
(1)
 Ruang
 tamu
 digunakan
 untuk
 menerima
 tamu
 atau
 kepentingan
 lain
 sesuai
 izin

pembina.
(2)
 Setiap
memasuki
ruang
tamu
Taruna
harus
berpakaian
rapi
dan
sopan.
(3)
 Taruna
harus
memelihara
kebersihan
dan
ketertiban
di
ruang
tamu.

Tertib
Waktu
Istirahat
Pasal
28
(1)
 Waktu
 istirahat
 malam
 bagi
 taruna
 adalah
 mulai
 pukul
 .......
 WIB
 sampai
 dengan

pukul
.......
WIB
(2)
 Pada
jam
istirahat
Taruna
harus
tenang
dan
tertib
serta
menggunakannya
sebaik

mungkin.
(3)
 Taruna
 dilarang
 keluar
 sekolah
 pada
 jam
 istirahat
 kecuali
 petugas
 atau
 seijin

pembina.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
62
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Tertib
Apel
Pagi
Pasal

29
(1)
 Taruna
wajib
mengikuti
apel
pagi
kecuali
yang
di
ijinkan
oleh
pembina.
(2)
 Apel
pagi
dilaksanakan
setiap
hari,kecuali
hari
minggu/hari
libur.
(3)
 Apel
pagi
dilaksanakan
pada
pukul
........
s/d
.........
W
I
B.
(4)
 Apel
pagi
dipimpin
oleh
perwira
jaga
atau
pembina.
(5)
 Pelaksanaan
apel
pagi
sesuai
dengan
tata
cara
yang
telah
di
tetapkan.
(6)
 Setelah
 apel
 pagi,
 perwira
 jaga
 melaporkan
 hasil
 kegiatan
 apel
 pagi
 kepada

pembina.

Tertib
Apel
Siang
Pasal
30
(1)
 Taruna
wajib
mengikuti
apel
siangkecuali
yang
diijinkan
oleh
pembina.
(2)
 Apel
siang
dilaksanakan
setiap
harikecuali
malam
Minggu/hari
libur.
(3)
 Apel
siang
pada
pukul
.......
s/d
.........
Waktu
setempat.
(4)
 Apel
siang
di
pimpin
oleh
perwira
jaga
atau
pembina.
(5)
 Pelaksanaan
apel
siang
sesuai
dengan
tata
cara
yang
telah
ditetapkan.

Tertib
Apel
khusus
Pasal

31
(1)
 Apel
khusus
antara
lain
Apel
Devisi
dan
Apel
Besar.
(2)
 Apel
 Devisi
 dilaksanakan
 sewaktu-waktu
 oleh
 Pembina
 Taruna,
 diluar
 apel
 yang

terjadwal
dengan
seijin
kepala
pembinaan
tarunaatau
Wakil
Kepala.

Tertib
Dinas
Dalam
Pasal

32
(1)
 Petugas
Dinas
Dalam
adalah
Taruna
yang
diusulan
oleh
Senat
Taruna
dan
disetujui

oleh
pembina.
(2)
 Petugas
Dinas
Dalam
adalah
perwira
jaga,
bintara
jaga,
komandan
jaga,
dan
piket

harian
lainnya
(3)
 Petugas
 Dinas
 Dalam
 bertanggung
 jawab
 terhadap
 keamanan
 dan
 ketertiban

sekolah,
serta
membantu
kelancaran
kegiatan
belajar
mengajar.
(4)
 Waktu
pelaksanaan
Dinas
Dalam
disesuaikan
dengan
jenis
kegiatan
(5)
 Perijinan
 untuk
 tidak
 mengikuti
 kegiatan
 sehari-hari
 bagi
 petugas
 Dinas
 Dalam

diatur
oleh
pembina.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
63 2020
Tertib
Perizinan
Pasal
33
(1)
 Taruna
yang
tidak
dapat
mengikuti
KBM
(teori/praktek)
atau
kegiatan
dinas
lainnya

harus
terlebih
dahulu
mendapat
izin
sesuai
dengan
prosedur
yang
ditetapkan.
(2)
 Sesudah
jam
kerja,
permintaan
izin
seperti
disebut
dalam
ayat
(1)
dapat
diberikan

oleh
pembina.
BAB
VIII
KETERTIBAN
KEGIATAN
BELAJAR
MENGAJAR
DAN
UJIAN
Tertib
Kelas

Pasal

34
(1)
 Taruna
wajib
mengikuti
KBM
sesuai
dengan
jadwal
yang
telah
ditentukan
oleh
SMK.
(2)
 Taruna
 yang
 tidak
 dapat
 mengikuti
 KBM,
 harus
 dapat
 menunjukkan
 surat
 izin

sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
34
ayat
(1).
(3)
 Taruna
yang
tidak
dapat
mengikuti
KBMsebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
wajib

mendapatkan
izin
dari
gurupengajar.
(4)
 Taruna
wajib
hadir
dikelas
sebelum
KBM
dimulai
dan
menandatangani
daftar
hadir.
(5)
 Taruna
wajib
berpakaian
dinassesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
(6)
 Taruna
wajib
menjemput
GuruPengajar
 
sebelum
KBM
dimulai
dan
mengantarkan

Guru
setelah
selesai
pelajaran.
(7)
 Taruna
 wajib
 menyiapkan
 sarana
 dan
 hal-hal
 yang
 diperlukan
 dalam
 rangka

penyelenggaraan
KBM.
(8)
 Taruna
 wajib
 memberikan
 laporan
 dan
 berdo'a
 sebelum
 dan
 sesudah

KBMdilaksanakan,
dipimpin
oleh
seorangpiket
kelas.
(9)
 Taruna
wajib
menjaga
kebersihan
kelas
dan
keutuhan
sarana/prasarana
yang
ada
di

dalam
kelas.

Tertib
Ujian
Pasal
35
(1)
 Ujian
 bagi
 Taruna
 meliputi
 PenilaianTengah
 Semester
 (PTS)
 Penilaian
 Akhir

Semester
(PAS).ujian
akhir
program
dan
ujian-ujian
yang
di
tetapkan
oleh
SMK.
(2)
 Setiap
Taruna
Wajib:

 a)

Mengikuti
ujian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
pasal
ini.

 b)
 Menyelesaikan
 tugas
 akademik
 dan
 administrasi
 serta
 kartu
 bebas
 Taruna



(clearing
card)
yang
berlaku
di
SMK
sebelum
mengikuti
ujian.
(3)
 Apabila
taruna
tidak
dapat
memenuhi
ketentuan
pada
ayat
(2)
butir
a)
karena
alasan

yang
 dapat
 dipertanggungjawabkan
 mempunyai
 hak
 untuk
 mengikuti
 ujian

susulan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
64
PEMBINAAN

KETARUNAAN

(4)
 Selama
ujian
berlangsung
peserta
ujian
di
larang
:

 a)
 Bercakap-cakap,
berbisik-bisik
dengan
peserta
ujian
lainnya.

 b)
 Menengok
 ke
 kiri,
 ke
 kanan,
 ke
 belakang
 atau
 hal
 lain
 yang
 dapat
 dianggap



mengganggu
suasana
ujian.

 c)
 Membawa
buku
atau
catatan
keda!am
ruang
ujian,
kecuali
atas
izin
Gurumata



pelajaran
yang
di
ujikan.

 d)
 Pinjam
meminjam
peralatan
tulis-menulis
dan
peralatan
yang
lain,
selamaujian


berlangsung.

 e)
 Menerima/memberi
bantuan
dari/ke
peserta
ujian
lain,
dalam
menyelesaikan



soal
ujian.

 f)
 Menyontek,
membuka
buku
atau
catatan.

 g)
 Keluar
ruangan
ujian
selama
ujian
sedang
berlangsung.
(5)
 Ketentuan
lain
yang
belum
tercantum
dalam
pasal
ini
akan
di
atur
lebih
lanjut
oleh

SMK.

BAB
IX
KETERTIBAN
PRAKTEK
DI
DALAM
SEKOLAH

Penggunaan
Workshop/
Laboratorium
Pasal
36
(1)
 Setiap
Taruna
Wajib:

 a)
 Mengikuti
kegiatan
praktek
sesuai
jadual
yang
ditetapkan
oleh
SMK.

 b)
 M e n d a p a t 
 i z i n 
 s e s u a i 
 a t u ra n 
 y a n g 
 b e r l a k u 
 u n t u k 
 m e n g g u n a k a n



workshop/laboratorium
diluar
jadwal
yang
ditetapkan.

 c)
 Mengisi
lembar
isian
penggunaan
alat
dan
bahan
sebelum
praktek
dimulai
dan


mengembalikannya
 kepada
 kepala
 workshop/laboratorium
 setelah
 praktek



selesai.

 d)
 Menggunakan
alat
dan
atau
bahan
sesuai
dengan
ketentuan.

 e)
 Bertanggung
 jawab
 penuh
 terhadap
 peralatan
 yang
 dipergunakan
 selama



melaksanakanpraktek.

 f)
 Membersihkan
 tempat
 praktek
 dan
 mengembalikan
 alat
 pada
 tempat
 semula



setelah
kegiatan
praktek.

 g)
 Berpakaian
praktek
lengkap.

 h)
 Mengikuti
 aturan
 yang
 sifatnya
 khusus
 dari
 workshop/laboratorium
 tertentu



yang
belum
diatur
dalam
pasal
ini.
(2)
 Setiap
Taruna
dilarang:

 a)
 Meninggalkan
tempat
praktek
sebelum
kegiatan
praktek
berakhir

 b)
 Memindahkan,
merusak
dan/atau
menghilangkan
alat
dan/atau
bahan
praktek

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
65 2020
BAB
X
KETERTIBAN
PRAKTEK
LUAR
SEKOLAH

Pasal
37
(1)
 Taruna
Wajib:

 a)
 Menyelesaikan
tugas
akademik
dan
administrasi
yang
berlaku
di
SMK
sebelum



mengikuti
praktek.

 b)
 Menyelesaikan
syarat-syarat
administrasi
dengan
pihak-pihak
terkait
di
tempat


praktek.

 c)
 Melaksanakan
kegiatan
yang
telah
diprogramkan
oleh
SMK.

 d)
 Berpartisipasi
dalam
kegiatan
kemasyarakatan
di
lokasi
praktek

 e)
 Menghargai
dan
menghormati
norma-norma
sosial

setempat.

 f)
 Memberikan
contoh
yang
baik
kepada
lingkungan
masyarakat
sekitarnya.

 g)
 Memegang
teguh
kode
etik
dan
tata
krama
taruna.

 h)
 Menjaga
kebersihan
dan
keamanan
lingkungan
tempat
tinggalnya.
(2)
 Taruna
dilarang:

 a)
 Meninggalkan
lokasi
praktek
sebelum
selesai
pelaksanaan
praktek.

 b)
 Melakukan
 tindakan
 yang
 dapat
 menimbulkan
 ketidaksenangan
 masyarakat



setempat.
(3)
 Praktek
 diluar
 sekolah
 yang
 dilakukan
 dalam
 bentuk
 kelompok
 diberlakukan

ketentuan
Dinas
Dalam
dengan
jadwal
yang
ditentukan
oleh
Guru.

Magang
Pasal
38
(1)
 Pada
 libur
 akhir
 semester
 Taruna
 dapat
 melakukan
 kegiatan
 magang
 di
 instansi

pemerintah/perusahaan-perusahaan
yang
terkait
dengan
bidang
studinya.
(2)
 Dalam
pelaksanaan
kegiatan
magang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1).
Taruna

wajib
mengikuti
ketentuan-ketentuan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
38.

BAB
XI
TERTIB
DI

PERPUSTAKAAN

Pasal39
(1)
 Taruna
wajib:

 a)
 Memiliki
kartu
anggota
perpustakaan.


 b)
 Menunjukkan
kartu
anggota
pada
saat
menggunakan
fasilitas
perpustakaan.

 c)
 Mengembalikan
 fasilitas/buku
 perpustakaan
 yang
 dipinjam
 tepat
 pada



waktunya.

 d)
 Mengganti
 fasitas/buku
 milik
 perpustakaan
 yang
 dipinjam
 apabila
 terjadi



kerusakan
atau
hilang.

 e)
 Memakai
pakaian
dinas
apabila
mengujungi
perpustakaan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
66
PEMBINAAN

KETARUNAAN

(2)
 Taruna
dilarang:

 a)
 Menggunakan
kartu
anggota
orang
lain.

 b)
 Merusak
fasilitas/buku
milik
perpustakaan.

 c)
 Membuat
gaduh
di
ruang
baca
perpustakaan.



BAB
XII
PENILAIAN
KONDITE
TARUNAPEDOMAN
PENILAIAN
Pasal

40
(1)
 Setiap
prestasi
dan
pelanggaran
yang
dilakukan
oleh
Taruna
akan
di
nilai
sesuai

jenis
dan
bobotnya.
(2)
 Setiap
prestasi
akan
mendapat
penghargaan
dari
SMK.
(3)
 Setiap
pelanggaran
akan
mendapat
sanksi
dari
SMK.

Pasal

41
(1)
 Prestasi
 yang
 di
 capai
 kedua
 kalinya
 atau
 lebih
 akan
 di
 berikan
 penghargaan

setingkat
lebih
tinggi
dari
penilaian
yang
seharusnya.
(2)
 Pelanggaran
 yang
 di
 lakukan
 ke
 dua
 kalinya
 atau
 lebih
 akan
 di
 berikan
 sanksi

setingkat
lebih
tinggi
dari
penilaian
yang
seharusnya.

Prestasi
Pasal
42
(1)
 Prestasi
di
golongkan
sebagai
Prestasi
Umum
dan
Prestasi
Khusus
(2)
 Prestasi
umum
mencakup
semua
prestasi
di
luar
prestasi
khusus.
(3)
 Prestasi
Khusus
meliputi
prestasi
yang
terkait
dengan
kegiatan
akademis.

Pasal
43
(1)
 Penilaian
prestasi
di
kelompokkan
menjadi
prestasi
luar
biasa,
prestasi
biasa
dan

prestasi
cukup.
(2)
 Kisaran
bobot
penilaian
prestasi
adalah
plus
1
sampai
dengan
plus
20.

Penilaian
Prestasi
Umum
Pasal

44
(1)
 Prestasi
luar
biasa
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus
20
dan
sekecil-kecilnya
plus

11,
mencakup:

 a)
 Nilai
 plus
 20:
 melakukan
 suatu
 perbuatan
 yang
 sangat
 terpuji
 sehingga



menghindarkan
dari
bahaya
yang
mengancam
jiwa
dan
harta;

 b)
 Nilai
plus19:
adalah
apabila:


 
 menjadi
 juara
 
 dalam
 suatu
 perlombaan/
 pertandingan
 bidang
 kegiatan
 non




DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
67 2020
akademik
di
tingkat
Internasional.

 
 ikut
serta
dalam
penyelamatan
lingkungan.

 c)
 Nilai
plus18:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
internasional.

 d)
 Nilai
 plus17:
 menjadi
 juara
 dalam
 suatu
 perlombaan/
 pertandingan
 bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
nasional.

 e)
 Nilai
 plus16:
 menjadi
 juara
 dalam
 suatu
 perlombaan/
 pertandingan
 bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
propinsi;

 f)
 Nilai
plus15:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
nasional;

 g)
 Nilai
plus14:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
propinsi;

 h)
 Nilai
plus13:
menjadi
panitia
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
aktifitas
di
bidang



lingungan
tingkat
nasional;

 i)
 Nilai
plus12:
adalah
apabila:


 
 Menjadi
panitia
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
aktifitas
di
bidang
lingkungan



tingkat
propinsi.

 
 Berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
sosial
di
tingkat
nasional.

 j)
 Nilai
plus11:
berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
bidang



lingkungan
ditingkat
propinsi.
(2)
 Prestasi
Umum
Biasa
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus10
dan
sekecil-kecilnya

plus
5,
yaitu:

 a)
 Nilai
 plus10:
 menjadi
 juara
 dalam
 suatu
 perlombaan/pertandingan
 bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
kabupaten/
kotamadya.

 b)
 Nilai
 plus9:
 menjadi
 peserta
 dalam
 suatu
 perlombaan/
 pertandingan
 bidang



kegiatan
non-akademis
di
tingkat
kabupaten/
kotamadya.

 c)
 Nilai
plus
8:
menjadi
panitia
suatu
kegiatan
non-akademis
ditingkat
kabupaten/


kotamadya.

 d)
 Nilai
plus7:
berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
non-akademis
di
tingkat



kabupaten/
kotamadya.

 e)
 Nilai
plus
6:
sebagai
Ketua
Senat
Taruna
SMK.

 f)
 Nilai
plus5:
duduk
dalam
suatu
kepengurusan
Senat
Taruna
SMK.
(4)
 Prestasi
umum
cukup,
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus
4
dan
sekecil-kecilnya

plus
1,
adalah:

 a)
 Nilai
 plus4:
 menjadi
 juara
 dalam
 suatu
 kejuaraan
 kegiatan
 non-akademis
 di



tingkat
lokal.

 b)
 Nilai
plus3:
adalah
apabila
:

 
 Sebagai
ketua/
koordinator
dalam
kepengurusan
kegiatan
yang
berada
dibawah


naungan
organisasi
senat
Taruna
dan/atau
kegiatan
ekstra
dan
ko-kurikuler.

 
 Menjadi
peserta
dalam
suatu
kejuaraan
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
lokal.

 c)
 Nilai
plus2:
adalah
apabila:

 
 Menjadi
ketua
kelas,
ketua
wisma,
atau
ketua
panitia.

 
 Aktif
dalam
kegiatan
positif
yang
tidak
terprogram
oleh
SMK.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
68
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 d)
 Nilai
plus1:
adalah
apabila:

 
 Juara
 perlombaan
 antar
 Taruna
 yang
 diselenggarakan
 oleh
 sekolah,
 Jurusan,



Program
Studi
atau
Senat
Taruna.

 
 Aktif
dalam
kegiatan
positif
yang
terpogram
oleh
SMK.

Penilaian
Prestasi
Khusus
Pasal
45
(1)
 Prestasi
khusus
luar
biasa
dengan
nilai
maksimum
plus
20
dan
mínimum
plus
11,

mencakup:

 a)
 Nilai
plus
20:penemuan
IPTEK
baru
yang
memberikan
manfaat
bagi
masyarakat.

 b)
 Nilai
plus
19:
adalah
apabila:

 
 juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
internasional.

 
 pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
internasonal.

 c)
 Nilai
plus
18:
mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
internasional;

 d)
 Nilai
plus
17:
adalah
apabila:

 
 juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
nasional.

 
 pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
nasional.

 e)
 Nilai
plus
16:
adalah
apabila:

 
 mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
nasional.

 
 membantu
persiapan
materi
pada
lomba
karya
ilmiah
tingkat
internasional.

 f)
 Nilai
plus
15:
menjadi
ketua
atau
koordinator
kegiatan
ilmiah
tingkat
nasional.

 g)
 Nilai
plus
14:
peserta
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
internasional.

 h)
 Nilai
 plus
 13:
 membantu
 persiapan
 materi
 pada
 lomba
 karya
 ilmiah
 tingkat



nasional.

 i)
 Nilai
 plus
 12:
 berperan
 secara
 aktif
 dan/
 atau
 menjadi
 anggota
 kepanitiaan



pertemuan
ilmiah
tingkat
nasional.

 j)
 Nilai
plus
11:
pembicaraan
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Provinsi.
(2)
 Prestasi
 khusus
 biasa
 dengan
 nilai
 maksimum
 plus
 10
 dan
 mínimal
 plus
 6,

mencakup:

 a)
 Nilai
plus
10:adalah
apabila:

 
 juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.

 
 peserta
dalam
pertemuan
ilmia
tingkat
nasioanl.

 b)
 Nilai
plus
9:
adalah
apabila:

 
 mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.

 
 juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
kota.

 
 pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Kabupaten/kota.

 c)
 Nilai
plus
8:
adalah
apabila:

 
 menjadi
ketua/koordinator
kegiatan
ilmiah
tingkat
Provinsi.

 
 mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
69 2020

 
 peserta
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Provinsi.

 
 membantu
persiapan
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.

 d)
 Nilai
plus
7:
adalah
apabila:

 
 berperan
secara
aktif
dan/atau
anggota
panitia
pelaksanaan
pertemuan
ilmiah


tingkat
Provinsi.

 
 berperan
secara
aktif
dan/atau
anggota
panitia
pelaksanaan
pertemuan
ilmiah



tingkat
Kabupaten
/
Kota.

 e)
 Nilai
plus6:
adalah
apabila
:

 
 menjadi
peserta
adalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.

 
 membantu
persiapan
lomba
karya
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.

 
 menjadi
asisten
untuk
mata
pelajaran
tertentu.

 
 menjadi
juara/ranking
1
pada
angkatannya.

 
 pembicaraan
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
lokal.
(3)
 Prestasi
 khusus
 cukup
 dengan
 nilai
 setinggi-tingginya
 plus
 5
 dan
 serendah-
rendahnya
plus
1,
mencakup:

 a)
 Nilai
plus
5:
juara/ranking
1
sampai
dengan
3
pada
program
studi.

 b)
 Nilai
plus
4:
presentasi
dalam
pertemuan
ilmiah
di
SMK.

 c)
 Nilai
plus
3:
menjadi
ketua/koordinator
pertemuan
ilmiah
di
SMK.

 d)
 Nilai
 plus
 2:
 berperan
 sangat
 aktif
 dan
 menonjol
 dalam
 kegiatan



pengajaran
dan
pelatihan/praktek.

 e)
 Nilai
plus
1:
berperan
sangat
aktif
dan
menonjol
dalam
pertemuan
ilmiah
di
SMK.
Pelanggaran
Pasal
46
(1)
 Pelanggaran
 di
 golongkan
 sebagai
 pelanggaran
 sangat
 berat,
 berat,
 sedang,
 dan

ringan.
(2)


 Kisaran
bobot
penilaian
adalah
minus
1
sampai
dengan
minus
20.
(3)

 Pelanggaran
 sangat
 berat
 dan
 berat
 sebagaimana
 di
 maksud
 pada
 ayat
 1
 tidak

mengacu
pada
kisaran
bobot
penilaian
sebagaimana
di
maksud
pada
ayat
2.

Penilaian
Pelanggaran
Pasal

47
(1)
 Pelanggaran
sangat
berat
di
berikan
sanksi
di
keluarkan
dari
Sekolah
Menengah

Kejuruan
yang
barakibat
pada
pencopotan
status
sebagai
Taruna
SMK.
Pelanggaran

sangat
berat
mencakup:

 a)
 Membocorkan
hal-hal
yang
bersifat
rahasia
negara.

 b)
 Merencanakan
dan/
atau
melakukan
kegiatan
makar.

 c)
 Mencemarkan
nama
baik
SMK.

 d)
 Menentang/melawan
 pimpinanSMK,
 Pembina
 Taruna,
 pendidik
 dan
 tenaga



kependidikan

 e)
 Tindakan
plagiat.

 f)
 Tidak
mengikuti
kegiatan
KBM
dan/
atau
praktek
selama
6
hari
bertuirut-turut



tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggung
jawabkan.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
70
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 g)
 Tidak
 mengikuti
 penialain
 akhir
 smester
 atauujian
 negara
 tanpa
 alasan
 yang



dapat
di
pertanggung
jawabkan.

 h)
 Tidak
jujur
dalam
mengikuti
ujian.

 i)
 Menyebabkan
dan/
atau
memperolehbocoran
soal
ujian
semester.


 j)
 Dengan
sengaja
merusak
sarana,prasarana
dan/ataufasilitasSMK.

 k)
 Melakukan
 atau
 terlibat
 tindakan
 kriminal(mencuri,
 merampok
 atau



mengambilyang
bukan
haknya).

 l)
 Melakukan
perbuatan
amoral/asusila.

 m)


Melakukan
penganiayaan
(kekerasan
fisik)

 n)
 Menikah,
hamil.

 o)
 Menyalahgunakan
narkotika/
obat
terlarang.

 p)
 Memfitnah,
menghasut,
memberi
keterangan
palsu,
berdusta.

 q)
 Meninggalkan
 sekolah
 tanpa
 izin
 selama
 6(enam)
 hari
 atau
 lebih
 secara



berturut-turut.
(2)

 Pelanggaran
 berat
 dapat
 diberikan
 sanksi
 setinggi-tingginya
 dikeluarkan
 dari

Sekolah
 MenengahKejuruan
 yang
 berakibat
 pada
 pencopotan
 status
 sebagai

Taruna
 SMK,
 dan
 seringan-ringannya
 skorsing/pencabutan
 sementara
 status

sebagai
Taruna
selama
satu
tahun.Pelanggaran
berat
meliputi
:

 a)
 Tidak
mengikuti
penilaian
akhir
semester
untuk
lebih
dari
sepertiga
jumlah
mata


ujian
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan,

 b)
 Tidak
 mengikuti
 kegiatan
 KBM
 dan/atau
 praktek
 selama
 5
 hari
 berturut
 turut



tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan.

 c)
 Tidak
melaksanakan
dan
menyelesaikan
tugas
akademik
program
studi
sesuai

 
 dengan
ketetapan.

 d)
 Melakukan
 kegiatan
 praktektidak
 sesuai
 dengan
 prosedur
 yang
 telah



ditetapkan.

 e)
 Berkelahi.

 f)
 Menimbulkan
keonaran.

 g)
 Menyimpan
senjata
api/bahan
peledak/senjata
tajam,
tanpa
izin.

 h)
 Minum-minuman
keras/berjudi.

 i)
 Mengacam/
mengintimidasi.

 j)
 Meninggalkan
sekolah
tanpa
izin
selama
5
hari
berturut-turut.
(3)
 Pelanggaran
sedang
dapat
diberikan
kisaran
bobot
penilaian
antara
minus
6
sampai

dengan
minus
20.


 a)
 Nllai
minus
20:
adalah
apabila:

 
 Tidak
mengikuti
penilaian
tengah
semester
untuk
sepertiga
mata
ujian
tanpa



alasan
yang
dapat
di
pertanggungjawabkan.

 
 Tidak
mengikuti
penialain
akhir
smester
untuk
sepertiga
mata
ujian
tanpa
alasan


yang
dapat
di
pertanggung
jawabkan.

 
 Tidak
 mengikuti
 KBM
 selama
 4
 hari
 berturut-turut
 tanpa
 alasan
 yang
 dapat



dipertanggung-
jawabkan.

 
 Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
4
hari.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
71 2020

 b)
 Nilai
minus
15:adalah
apabila:

 
 Tidak
 menyelesaikan
 tugas
 dariGuru,merobek/
 menghilangkan
 buku
 kondite



Taruna;
 menghilangkan
 Kartu
 Taruna/
 KTA
 siswa;
 menyalahgunakan
 izin/



dispensasi.

 
 Menyalahgunakan
 sarana
 dan
 fasilitas
 belajar-mengajar
 tidak
 sesuai
 dengan



ketentuan
yang
telah
ditetapkan.

 
 Tidak
 mengikuti
 KBM
 selama
 3
 hari
 berturut-turut
 tanpa
 alasan



yang
dapat
dipertanggung
jawabkan.

 
 Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
3
hari.

 c)
 Nilai
minus10:
adalah
apabila:

 
 Tidak
melaksanakan
sanksi
yang
diberikan
karena
suatu
pelanggaran.

 
 Menyalahgunakan
barang
inventaris
SMK.

 
 Mencoret
-
coret
Buku
Kondite
Taruna
.

 
 Tidak
 mengikuti
 KBM
 selama
 2
 hari
 berturut
 -
 turut
 tanpa
 alasan
 yang
 dapat



dipertanggung-jawabkan.

 
 Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
2
hari.

 d)
 Nilai
minus6:
adalah
apabila:

 
 Tidak
membawa
Buku
Kondite
Taruna.

 
 Memindahkan
 sarana
 dan
 fasilitas
 belajar-mengajar
 tanpa
 melalui
 ketentuan



yang
telah
di
tetapkan.

 
 Tidak
 mengikuti
 KBM
 selama
 1
 hari
 tanpa
 alasan
 yang
 dapat
 di
 pertanggung


-jawabkan.

 
 Keluar
sekolahtanpa
izin
selama
1
hari.
(4)

 Pelanggaran
 ringan
 disamping
 diberi
 penilaian
 terhadap
 pelanggaran
 dengan

kisaran
bobot
penilaian
maksimum
minus5
dan
minimum
minus1;
meliputi:

 a)
 Nilai
minus
5:
adalah
apabila:

 
 Terlambat
lebih
dari
15
menit
dalam
mengikuti
kegiatan
KBM/
praktek;

 
 Merusak
 barang
 inventaris
 SMK
 pada
 saat
 sedang
 dalam
 tugas
 baik
 untuk



kegiatan
akademis
maupun
non
akademis.

 b)
 Nilai
minus
4:pelanggaran
terhadap
peraturan
Dinas
Dalam.

 c)
 Nilai
minus
3:
melanggar
peraturan
Tata
Krama
Taruna
dan
ketertiban
sekolah.

 d)
 Nilai
 minus
 2:satu
 kali
 tidak
 mengikuti
 kegiatan
 sekolah
 atau
 non
 akademis



lainnya.

 e)
 Nilai
 minus
 1:tidak
 melapor
 ke
 administrasi
 sekolah
 jika
 Buku
 Kondite
 sudah



penuh
atau
habis.
(5)
 Pemberian
Surat
Peringatan
(SP)
pada
Taruna
bilamelakukan
pelanggaran
dan
atau

Nilai
Kondite
Taruna
(Nk)
pada
semester
yang
berlangsung
mencapai
nilai
sebagai

berikut:

 a)
 Nilai
minus
5
maka
yang
bersangkutan
akan
dberikan
Surat
Peringatan
Pertama


(SP1)
dari
Pembinaan
Ketarunaan.

 b)
 Nilai
minus
10
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP1
maka
yang
bersangkutan
akan


diberikan
Surat
Peringatan
Kedua
(SP2)
dari
Wakil
Kepala.


 c)
 Nilai
minus
15dan
atau
pernah
mendapatkan
SP2,
maka
yang
bersangkutan
akan



DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
72
PEMBINAAN

KETARUNAAN

diberikan
Surat
Peringatan
ketiga
(SP3)
dari
Ketua
SMK.
(6)
 Blla
Nilai
Kondite
Taruna
(Nk)
pada
semester
yang
berlangsung
mencapai
minus
20

atau
lebih,
maka
yang
bersangkutan
di
klasifikasikan
telah
melakukan
pelanggaran

berat
dan
dapat
dikenakan
sanksi
sebagaimana
di
atur
dalam
ayat
(2)
pasal
ini.

Sanksi
Tambahan
Pasal
48
(1)
 Sanksi
tambahan
di
berikan
terhadap
pelanggaran
yang
termasuk
dalam
kelompok

pelanggaran
sedang
dan
ringan.
(2)
 Sanksi
tambahan
sebagaimana
di
maksud
ayat
(1)
pasal
ini
dapat
berupa
:

 a)

Tidak
boleh
pesiar
atau
keluar
sekolahmaksimum
selama
satu
bulan
:

 b)

Melaksanakan
kerja
bakti
maksimum
satu
minggu.

 c)
 Mengganti
sarana,
prasarana,
fasilitas
yang
di
rusakkan
atau
di
hilangkan;

 d)

Melaksanakan
suatu
tugas
khusus.

 e)

Melaksanakan
tugas
dinas
dalam
maksimum
satu
minggu;

 f)
 Dicukur
gundul
bagi
taruna
(kecuali
senat
taruna)

(3)
 
Pelanggaran
yang
berkenaan
dengan
sarana,
prasarana,
dan
fasilitas
pendidikan

baik
yang
utama
dan/
atau
penunjang
akan
di
kenakan
sanksi
penggantian
sesuai

spesifikasi
 sarana,
 prasarana,
 dan
 fasilitas
 pendidikan
 tersebut
 atau
 denda

penggantian
sesuai
dengan
nilai
sarana,
prasarana,
dan
fasilitas
pendidikan
yang

berlaku.

(4)


 Sanksi
masal
untuk
pelanggaran
ringan
sampai
sedang
diberikan
apabila
sebagai

berikut
:

 a.
 Suatu
pelanggaran
yang
melibatkan
lebih
dari
5
Taruna.

 b.
 Suatu
pelanggaran
sejenis
yang
telah
terjadi
lebih
dari
3
kali
dan
telah
diberikan


peringatan
sebelumnya.

 c.
 Sanksi
masal
dalam
pelaksanaannya
harus
seijin
Pembina
Ketarunaan
dan
Wakil


kepala
(5)


 Sanksi
masal
dapat
berupa
sanksi
fisik
atau
non
fisik,
yaitu:

 a.
 Sanksi
fisik
:

 
 Lari
lapangan
upacara
maksimal
15
putaran


 
 Pus-up
maksimal
50
kali

 
 Sit-up
maksimal
50
kali

 
 Merayap
sejauh
kurang
lebih
50
meter

 
 Wajib
diawasi
langsung
oleh
Pembina
yang
bersangkutan

 b.
 Bentuk
 sanksi
 non
 fisik
 ditetapkan
 oleh
 Pembina,
 diantaranya
 dapat
 berupa



kebersihan
lingkungan
dan
atau
bentuk
lainnya
(kondite)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
73 2020
Lampiran
1
Jadwal
Kegiatan
Taruna
di
dalam
Sekolah

No. Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

1. 06.40-07.00
2. 07.00-07.45

 

3. 08.00-12.00
4. 

12.30-13.30 

5. 14.00-15.00

Catatan
:
1.
Hari
Jum'at,
pukul
11.30-13.00
Sholat
Jum'at
(bagi
yang
non
muslim
dapat
menyesuaikan)

2.
Kegiatan
lain,
pelaksanaannya
akan
diatur
kemudian

BAB
XIII
ADMINISTRASIPRESTASIDANPELANGGARAN

Buku
Kondite
Taruna
Pasal
49
(1)
 Setiap
Taruna
mendapat
satu
buku
kondite
Taruna
selama
mengikuti
pendidikan
di

SMK.
(2)
 Buku
kondite
Taruna
berfungsi
untuk
mencatat
setiap
prestasi
dan
pelanggaran

Pencatatan
Prestasi
dan/atau
Pelanggaran
Pasal
50
(1)
 Setiap
 Pembina
 dan/atau
 pendidik
 berkewajiban
 mencatat
 pada
 Buku
 Kondite

Taruna
saat
mengetahui
prestasi
atau
pelanggaran
dilakukan
oleh
Taruna.
(2)
 Kewenangan
pencatatan
nilai
prestasi
atau
pelanggaran
pada
buku
Kondite
Taruna

adalah
 tenaga
 Pembina
 yang
 disesuaikan
 dengan
 bukti
 dan
 merujuk
 pada

ketentuan
yang
ada.
(3)
 Pemberian
penghargaan
prestasi
luar
biasa,
sanksi
berat
dan
sangat
berat
hanya

dapat
 diberikan
 oleh
 KepalaSMK
 dengan
 pertimbangan
 Unsur
 Pimpinanmelalui

rapat
yang
minimal
dihadiri
oleh
unsur;
Unit
Pembinaan
Taruna,
Program
Keahlian,

Paket
 Keahlian,
 Administrasi
 Akademik,
 Wakil
 Kepala
 Sekolah,
 Bimbingan
 dan

Konseling
(BK),
serta
dokter
Balai
Pengobatan
(BP)
apabila
menyangkut
taruna
sakit
(4)
 Bila
 dipandang
 perlu,
 SMK
 dapat
 menghadirkan
 Taruna
 atau
 senat
 Taruna
 untuk

memberikan
 informasi
 terkait
 sebelum
 membuat
 keputusan
 tentang
 bentuk

penghargaan
atau
sanksi.

Evaluasi
Kondite
Taruna
Pasal
51
(1)
 Rumus
Evaluasi
Kondite
Taruna
ditetapkan
sebagai
berikut:


 Nk
=
Npr
–
Npl

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
74
PEMBINAAN

KETARUNAAN


 Nk

 :
 Nilai
KonditeTaruna

 Npr

 :
 Nilai
Prestasi

 Npl
 :
 Nilai
Pelanggaran

(2)
 Kategori
Nilai
Kedisiplinan
Taruna
:

 a)
 Baik
Sekali
(A)
 :

≥
11

 b)
 Baik
(B)
 :


0
s/d
10

 c)
 Cukup
(C)
 :


-1
s/d
-19

 d)
 Kurang
(D)
 :


≥
-20

(3)
 Rumus
evaluasi
keidsiplinan
Taruna
ini
tidak
berlaku
bagi
pelanggaran
sangat
berat

dan
berat.

Penetuan
Keberhasilan
Pasal
52
(1)
 Penilaian
 kedisiplinan
 Taruna
 dilakukan
 secara
 periodik
 dua
 kali
 dalam
 satu

semester,
yaitu
pertengahan
dan
akhir
semester.

(2)
 Hasil
penilaian
pertengahan
semester
sebagai
bahan
umpan
balik
pembinaan
lebih

lanjut.
(3)
 Hasil
 penilaian
 akhir
 semester
 sebagai
 bahan
 penentuan
 keikutsertaan
 Taruna

dalam
pendidikan
di
SMK.
(4)
 Untuk
 dapat
 mengikuti
 pendidikan
 di
 SMK,
 nilai
 minimal
 kedisiplinan
 seorang

Taruna
adalah
Cukup
(C).

BAB
XIV
PENUTUP

Pasal
53
(1)
 Dengan
berlakunya
Peraturan
Disiplin
Taruna
inimaka
semua
ketentuan/peraturan

yang
bertentangan
dinyatakan
tidak
berlaku
lagi.
(2)
 Peraturan
Disiplin
Taruna
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
ditetapkan.
Agar
setiap
civitas
akademika
mengetahuinya
diinstruksikan
kepada
semua
pimpinan

untuk
mensosialisasikan
Peraturan
Disiplin
Taruna
ini
dengan
sebaik-baiknya.
LAMPIRAN
2.
PROSEDUR
PERIZINAN
A.
 Izin
Tidak
Mengikuti
KBM

 1.
 Isi
formulir
Ayang
dapat
diperoleh
pada
wakil
kurikulum
(rangkap3)

 2.
 Minta
persetujuan
guru
dari
mata
pelajaran
yang
bersangkutan

 3.

Surat
Ijin
harus
diketahui
oleh
Ketua
Jurusan
atau
Ketua
Program
Studi

 4.
 Lembar
pertama
dari
surat
ijin
agar
diserahkan
pada
Jurusan

 5.
 Lembar
kedua
agar
diserahkan
pada
Wakil
Kurikulum

 6.
 Lembar
ketiga
agar
diserahkan
pada
Pembina
Ketarunaan

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
75 2020
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........

SURAT
IZIN
TIDAK
MENGIKUTI
KEGIATAN
BELAJAR
MENGAJAR

Diberikan
izin
tidak
mengikuti

kepada:

Nama/Nrp/NIS
 :
…………………………........................................................
Tingkat/Program
Studi
 :
…………………………........................................................
Hari/Tanggal
 :
…………………………........................................................
Alasan/Keperluan
 :
…………………………........................................................
Persetujuan
dari
 :
…………………………........................................................

No. Mata
Pelajaran Guru Paraf

Tempat,

……………………..



Mengetahui,
Ketua
Jurusan/
Ka.
Program
Studi

(………………………….)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
76
PEMBINAAN

KETARUNAAN

KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........

SURAT
IZIN
KELUAR
SEKOLAH

Nama
/
Nrp/NIS
 
 :
…………………………....…
Tingkat
/
Program
Studi
 :
…………………………....…
Hari/Tanggal
 
 :
………………s/d...……….

Alasan/Keperluan



















:
................../..................

Alamat
Iengkap
yang
dituju

 :
…………………………….…
Nomor
Telepon
 
 :
………………………….……


 
 
 

 


 
 
 

 
 Tempat,

 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Menyetujui,
Ketua
Jurusan/Prodi.............. ....
 
 Pembina
Ketarunaan

(…………………………)





























































(…………………………)

























































Wakil
Kurikulum























































(…………………………)

Catatan
-
 Untuk
perijinan
tanpa
menginap
dapat
dilakukan
oleh
Piket
Pembina
Taruna
(PPT)
-
 Jika
untuk
perijinan
menginap
maka
perlu
persetujuan
dari
Pembina
Ketarunaan
dan


diketahui
oleh
Wakil
Kurikulum
-
 Persetujuan
Ketua
Jurusan
atau
Ketua
Program
Studi
diperlukan
apabila
yang

 

bersangkutan
tidak
mengikuti
kegiatan
akademik.

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
77 2020
Lampiran
5.
Formullr
C

KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........

KARTU
BEBAS
TARUNA
(CLEARING
CARD)

Yang
bertanda
tangan
di
bawah
ini
menerangkan
bahwa
:

Nama/
NRP/NIS



















 :
.......................................
Semester/
Jurusan











 :
.......................................

Telah
bebas
dari
:
1.
Pinjaman
Buku
Perpustakaan

:.......................................

2.
Pinjaman
Alat
Workshop
 :
.......................................
3.
Admisnistrasi/
Ketarunaan
 :
.......................................
5.
.............................................



 :
.......................................

Demikian
untuk
di
jadikan
periksa.


 
 




























Tempat,
………………………

 
 




























Kepala
Bagian
Administrasi
Akademik


 
 




























dan
Ketarunaan,


 
 



























(..................................................)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
78
PEMBINAAN

KETARUNAAN

Lampiran
6.


KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah..........

S
U
R
A
T



P
E
R
I
N
G
A
T
A
N
Nomor:
…………………………………….
Menimbang
 :


 a.
 Bahwa
dalam
rangka
menegakkan
disiplin
pembinaan
sikap
dan



keperibadian
para
taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan;

 
 b.
 Bahwa
 saudara
 .....................
 Nrp.
 ...................
 Taruna
 Sekolah



Menengah
 Kejuruan
 
 (SMK)
 Semester
 ....Tahun
 Akademik



...................
 Paket
 Keahlian
 ..............................
 telah
 melakukan



pelanggaran
 yaitu
 .......................................................
 sampai



Keputusan
ini
di
tandatangani;

 
 c.
 Bahwa
 taruna
 tersebut
 dalam
 butir
 b,
 telah
 melakukan



pelanggaran
 terhadap
 Peraturan
 dengan
 kriteria
 pelanggaran



dengan
 akumulasi
 nilai
 kondite..............................
 terhadap



Peraturan
 Disiplin
 Taruna
 yang
 berlaku
 di
 Sekolah
 Menengah



Kejuruan.
Menginggat
 :

 1.
 Undang-Undang
 Republik
 Indonesia
 Nomor:
 20
 Tahun
 2003,



tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional;

 
 2.


 
 3.


 
 4.


 
 5.


 
 6.

Memperhatikan
 :
 1.
 Surat
 Keputusan
 Kepala
 Sekolah
 Menengah
 Kejuruan
 Nomor



:.......................,
tentang
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan
Keperibadian



Taruna
Sekolah
Menenga
Kejuruan;

 
 2.
 Berita
 acara
 kronologis
 kejadian
 dari
 Pembina
 ketarunaan
 dan



kependidikan.
D
I
P
E
R
I
N
G
A
T
K
A
N
Menetapkan
 :
Pertama
 
:

 Saudara
 ……………...
 Nrp.
 ……………..
 Taruna
 Sekolah
 Menengah



Kejuruan
 (
 SMK
 )
 Semester
 …
 Tahun
 Akademik
 …………………
 Paket



Keahlian
………………….
1)
Diperingatkan
I
 
 
2)
Diperingatkan
II
 
 
 
3)



Diperingatkan
 III
 
 untuk
 tidak
 melakukan
 kesalahan
 yang
 sama



seperti
pada
poin
b,
dan
bila
mengulangi
kasalahan
yang
sama
maka



akan
 berakibat
 terhadap
 pencabutan
 setatus
 sebagai
 taruna
 atau



dikeluarkan
 dan
 sekurang-kurangnya
 dapat
 ditunda
 masa



pendidikannya;
Kedua














 :


 Dengan
 telah
 ditanda
 tanganinya
 Peringatan
 ini,
 maka
 segala



prilaku
 Taruna
 …………
 Nrp.
 ……….
 adalah
 dalam
 pengawasan
 para



Pembina
kedisiplinan
taruna
dan
kependidikan
Sekolah
Menengah



Kejuruan;
Ketiga
 :

 Peringatan
ini
berlaku
mulai
ditetapkan,
dengan
ketentuan
segala



sesuatu
akan
diadakan
perubahan
sebagaimana
mestinya
apabila



dikemudian
hari
terdapat
kekeliruan
dalam
peringatan
ini.


 
 
 

 
 
 
 Ditetapkan
di
 :
......................

 
 
 

 
 
 
 Pada
tanggal
 :.......................

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
79 2020
Tembusan
Kepada
Yth:

1.
Para
Pejabat
SMK

2.
Para
ketua
Jurusan
Lingkup
Sekolah
Menengah
Kejuruan;


















3.
Para
Guru
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
 
 

4.
Orang
Tua/
Wali
Taruna
5.
Tarunayangbersangkutan.

Catatan:
Peringatan
I
ditandatangani
oleh
Pembina
Ketarunaan
(Jika
akumulasi
Kondite
sampai

dengan
minus
5)
Peringatan
 II
 ditandatangani
 oleh
 Wakil
 Kurikulum
 (Jika
 akumulasi
 kondite
 sampai

dengan
minus
10
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP1)

Peringatan
III
ditandatangani
oleh
Kepala
Sekolah
(Jika
akumulasi
kondite
sampai
dengan

minus
15
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP2)

DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
80
Untuk
kritik
dan
saran
yang
membangun,
hubungi
kami
di
;
Email


:
pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No.
Hp
:
08222
-
1001
-
0016
(Bagian
Peserta
Didik)

Anda mungkin juga menyukai