REVITALISASI
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Disusun
oleh
Wahyu
Kuncoro
Laode
Muhammad
Apdy
Poto
Winih
Wicaksono
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr.
Ir.
M.
Bakrun,
M.M.
Direktur
SMK
Arfah
Laidiah
Razik,
S.H.,
M.A
Kasubbag
Tata
Usaha
Dr.
Abdul
Haris,
M.Si
Koordinator
Bidang
Tata
Kelola
Mochamad
Widiyanto,
S.Pd.,
M.T
Koordinator
Bidang
Penilaian
Drs.
Haryono,
M.M
Koordinator
Bidang
Peserta
Didik
Arie
Wibowo
Khurniawan,
S.Si.,
M.Ak
Koordinator
Bidang
Sarana
dan
Prasarana
Chrismi
Widjajanti,
S.E.,
M.B.A
Koordinator
Bidang
Program
dan
Evaluasi
Penulis:
Wahyu
Kuncoro
Laode
Muhammad
Apdy
Poto
Winih
Wicaksono
Penyunting:
Huda
Saifullah
Kamalie
Tim
Dit.
SMK
Desain
Sampul:
Sonny
Rasdianto
Layout:
Winih
Wicaksono
ISBN: 978-602-5517-68-6
©
Hak
Cipta
Dilindungi
Undang-Undang
Dilarang
memperbanyak
karya
tulis
ini
dalam
bentuk
dan
dengan
cara
apapun
tanpa
izin
tertulis
dari
Direktorat
BUKU
SERIAL
REVITALISASI
02.
PEMBINAAN
KETARUNAAN
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
PEMBINAAN
KETARUNAAN
KATA
PENGANTAR
Pengembangan
dan
penerapan
pendidikan
karakter
kerja
siswa
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)
merupakan
urgensi
dalam
upaya
meningkatkan
kapasitas
dan
kualitas,
sebagaimana
tertuang
dalam
penjelasan
Pasal
15
Undang
Undang
nomor20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional,
Sekolah
Menengah
Kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang
mempersiapkan
peserta
didik
terutama
untuk
bekerja.
Perpres
No.
87
tahun
2018
tentang
Penguatan
Pendidikan
Karakter,
kemudian
dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
34
Tahun
2018
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
SMK/MAK,
khususnya
Standar
Kompetensi
Lulusan
terdapat
9
(sembilan)
area
kompetensi,
salah
satu
area
kompetensi
tersebut
adalah
Karakter
Pribadi
dan
Sosial
lulusan
SMK/MAK.
Pengembangan
karakter
kerja
bagi
siswa
SMK
merupakan
aspek
penting
dalam
menghasilkan
lulusan
yang
mampu
bersaing
dan
berhasil
dalam
pekerjaannya.
Siswa
SMK
harus
dipersiapkan
untuk
menghadapi
kondisi
dan
tantangan
real-job
yang
ada
di
dunia
usaha
dan
industri.
Bekerja
di
dunia
usaha
dan
industri
berada
dalam
lingkungan
yang
berbeda
dengan
lingkungan
sekolah
sehingga
diperlukan
adanya
pengembangan
karakter
kerja
meliputi
pembinaan
ketahanan
mental,
disiplin
kerja,
ketahanan
fisik,
dan
perilaku
positif
siswa.
Oleh
karenanya
dalam
melaksanakan
pelaksanaan
pembentukan
karakter
kerja
di
SMK,
diperlukan
adanya
materi
pembinaan
ketarunaan
yang
memuat
tentang
materi
Kesamaptaan,
Tata
Tertib
Taruna,
dan
Pembentukan
Organisasi
Senat
Taruna
tentang
bagaimana
pembentukan
karakter
kerja
untuk
kesiapan
kerja
yang
terintegrasi
dalam
proses
pembelajaran
dengan
melibatkan
pihak
internal
maupun
eksternal
sekolah.
Dalam
rangka
inilah
Direktorat
SMK
pada
tahun
2020
menyusun
Dokumen
Pembinaan
Karakter
Kerja
berbasis
Ketarunaan,
yang
meliputi,
Pedoman
Pelaksanaan,
Materi
Pembinaan
Ketarunaan,
dan
Panduan
Training
of
Trainer
(ToT)
sebagai
dokumen
yang
utuh
dan
menyeluruh,
untuk
membentuk
dan
pembiasaan
karakter
kerja
lulusan
SMK.
Dokumen
pembinaan
ketarunaan
ini
diharapkan
dapat
digunakan
bagi
SMK
bersama
pihak
terkait
yang
berkepentingan
baik
langsung
maupun
tidak
langsung,
untuk
menyiapkan
kemampuan
dan
membangun
karakter
utama
para
peserta
didiknya
yang
pada
akhirnya
tercipta
suatu
budaya
yang
disiplin,
maju,
modern
dan
kompetitif
mengenai
pentingnya
karakter
kerja.
Direktur SMK
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 iii
PEMBINAAN
KETARUNAAN
KATA
PENGANTAR
iii
DAFTAR
ISI
iv
BAB
I
PENDAHULUAN
1
A.
Latar
Belakang
1
B.
Tujuan
2
C.
Ruang
Lingkup
2
D.
Manfaat
2
BAB
II
PEMBINAAN
KETARUNAAN
3
A.
Ketarunaan
3
B.
Perencanaan
3
C.
Pelaksanaan
4
D.
Evaluasi
5
BAB
III
KESAMAPTAAN
7
A.
Pengertian
Kesamaptaan
7
B.
Kesamaptaan
Jasmani
8
C.
Kesamaptaan
Mental
20
D.
Lembar
kegiatan
23
BAB
IV
TATA
TERTIB
KETARUNAAN
24
A.
Pengertian
24
B.
Tujuan
25
C.
Pelaksanaan
tata
tertib
di
sekolah
27
D.
Lembar
kegiatan
29
BAB
V
SENAT
TARUNA
30
A.
Pengertian
30
B.
Manfaat
30
C.
Pembentukan
organisasi
30
D.
Lembar
kegiatan
36
DAFTAR
PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
iv 2020
PEMBINAAN
KETARUNAAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Materi
Pada
era
globalisasi
dan
modernisasi
yang
sedang
berjalan
pada
saat
ini
memungkinkan
terjadinya
perubahan-perubahan.
Perubahan
tersebut
meliputi
beberapa
aspek
seperti
politik,
sosial,
budaya.
Kemajuan
zaman
tidak
seharusnya
selalu
menimbulkan
dampak
negatif.
Salah
satu
dampak
dari
kemajuan
zaman
yang
terlihat
sangat
jelas
adalah
menurunnya
kedisplinan
khususnya
di
kalangan
genarasi
muda.
Sementara
itu,
kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
pada
saat
ini
tidak
lepas
dari
peran
pendidikan
yang
merupakan
bagian
hakiki
dari
kehidupan
masyarakat.
(Febriyanti,
2015).
Pendidikan
merupakan
salah
satu
keharusan
dalam
kebutuhan
yang
sangat
penting
bagi
setiap
individu,
didalam
pendidikan
proses
belajar
mengajar
dan
proses
pembelajaran
merupakan
inti
pendidikan
yang
didalamnya
melibatkan
guru
sebagai
pengajar
dan
siswa
sebagai
pembelajar.
Nana
Sudjana
(1988)
mengatakan
bahwa,
belajar
merupakan
suatu
proses
yang
ditandai
dengan
adanya
perubahan
yang
ada
dalam
diri
seseorang,
perubahan
sebagai
hasil,
dan
belajar
dapat
ditunjukkan
dalam
bentuk
seperti
perubahan
pengetahuan,
perubahan
sikap,
dan
tingkah
laku.
Sesuai
dengan
yang
diamanatkan
oleh
Undang-undang
No.
20
Tahun
2003
tentang
sistem
pendidikan
nasional
yang
menyebut
tujuan
pendidikan
nasional
adalah:
"Untuk
berkembangnya
potensi
peserta
didik
agar
menjadi
manusia
yang
beriman
dan
bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
berakhlak
mulia,
sehat,
berilmu,
cakap,
kreatif,
mandiri
dan
menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung
jawab".
Pendidikan
yang
ada
di
negara
Indonesia
merupakan
upaya
dari
pemerintah
untuk
menyiapkan
Sumber
Daya
Manusia
yang
bermutu
dan
berkualitas
serta
membentuk
karakter
warga
negara.
Pendidikan
tidak
hanya
memberikan
pengetahuan
yang
paling
mutakhir,
namun
juga
harus
mampu
membentuk
karakter
kuat
setiap
peserta
didik
sehingga
mampu
mengembangkan
potensi
diri
dan
menemukan
tujuan
hidup
dalam
hal
pembentukan
karakter
kewarganegaraan
(Civic
Disposition).
Sekolah
sebagai
lembaga
pendidikan
formal
merupakan
komponen
yang
sangat
penting
dalam
mengembangkan
sikap
disiplin
peserta
didik.
Perilaku
peserta
didik
terbentukdan
dipengaruhi
oleh
berbagai
faktor,
antara
lain
faktor
lingkungan,
keluarga
dan
sekolah.
Tidak
dapat
dipungkiri
bahwa
sekolah
merupakan
salah
satu
faktor
dominan
dalam
membentuk
dan
mempengaruhi
perilaku
peserta
didik.
Di
sekolah
seorang
peserta
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 1
PEMBINAAN
KETARUNAAN
B.
Tujuan
Setelah
mempelajari
materi
Pembinaan
Ketarunaan,
pemangku
kebijakan
maupun
tim
PPK
di
sekolah
diharapkan
mampu
mengkreasi:
1.
Kegiatan
kesamaptaan
di
sekolah
2.
Tata
tertib
ketarunaan
disekolah
3.
Pembetukan
Senat
Taruna
C.
Ruang
lingkup
Ruang
lingkup
pembinaan
ketarunaan
terdiri
dari:
1.
Kesamaptaan
2.
Tata
tertib
3.
Pembentukan
organisasi
senat
taruna
D.
Manfaat
Dengan
adanya
materi
ini,
diharapkan
memberikan
manfaat
secara
nyata
bagi
bagi
para
stakeholders
SMK,
dan
khususnya
bagi
peserta
didik
dalam
bekal
sikap,
tingkah
laku
serta
percaya
diri
didalam
dunia
usaha/
industri
dan
masyarakat
berkaitan
dengan
pembentukan
karakter
bagi
lulusan
SMK.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2 2020
BAB
II
PEMBINAAN
KETARUNAAN
A.
Ketarunaan
Ketarunaan
adalah
sistem
pendidikan
di
beberapa
Perguruan
Tinggi,
SMA,
SMK.
Ketarunaan
memiliki
arti
sebagai
sistem
pendidikan
yang
menerapkan
p r i n s i p - p r i n s i p
m i l i t e r
y a n g
b e r t u j u a n
u n t u k
M e m b e n t u k
Karakter.
Tentu
saja
prinsip
militer
yang
diterapkan
bukanlah
militer
murni,
karena
sebagian
besar
Gambar
1
Ketarunaan
di
beberapa
lulusan
Perguruan
Tinggi,
SMA,
dan
Perguruan
Tingi,
SMA,
SMK
SMK
ditujukan
untuk
pegawai
di
lingkungan
sipil,
Perusahaan,
Milliter,
dan
Dunia
Wirausaha.
Sekolah
Menengah
Kejuruan
diharapkan
mengimplementasikan
penguatan
karakter
khususnya
disiplin
pada
peserta
didiknya.
Implementasi
penguatan
pendidikan
karakter
khususnya
dalam
membentuk
sikap
disiplin
di
SMK
dapat
melalui
program
kegiatan
ketarunaan
yang
diadakan
pada
semester
satu,
dua
atau
sampai
tingkat
terakhir.
Semua
kegiatan
ini
merupakan
kegiatan
yang
wajib
diikuti
oleh
semua
peserta
didik.
Hal
ini
untuk
menunjukkan
ke
seriusan
pihak
sekolah
dalam
melakukan
penguatan
pendidikan
karakter
kepada
peserta
didik.
Pelaksanaan
ketarunaan
bisa
melalui
model
otonom,
integrasi,
suplemen,
dan
kolaborasi.
Pelaksanaan
yang
sering
digunakan
oleh
SMK
yang
telah
mengimplementasikan
ketarunaan
adalah
model
suplemen.
Pelaksanaan
ketarunan
dilaksanakan
pada
satu
hari
dalam
seminggu.
Pelatihan
dasar
ketarunaan
tersebut
merupakan
bentuk
implementasi
pendidikan
karakter.
Program
ketarunaan
tersebut
tersebut
dilakukan
karena
telah
terjadi
kemerosotan
moral
para
remaja.
Untuk
mengatasinya,
sekolah
bertanggung
jawab,
serta
jujur
dalam
mengimplementasikannya.
Sejumlah
kegiatan
dalam
program
ketarunaan
ini
meliputi
pelatihan
baris
berbaris
(PBB),
kerohanian,
serta
pembekalan
etika
tata
krama.
Lebih
lanjut
para
peserta
didik
dilatih
pelatih/guru/instruktur
yang
sebelumnya
sudah
dilatih/mengikuti
latihan
kemiliteran.
Selain
itu,
dalam
beberapa
kesamaptaan,
para
peserta
didik
juga
mendapatkan
pembekalan
dari
TNI,
POLRI,
SAR
atau
BIN.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 3
PEMBINAAN
KETARUNAAN
B.
Perencanaan
Perencanaan
merupakan
kegiatan
awal
sekolah
dalam
merancang
kegiatan
yang
akan
dilakukan
dalam
satu
tahun
ke
depan
atau
tiga/empat
tahun
ke
depan.
Perencanaan
dibuat
setiap
awal
tahun
ajaran
baru.
Dalam
perencanaan
terdapat
materi
kegiatan
dan
jadwal
kegiatan,
setelah
rancangan
yang
dibuat
disetujui
oleh
Kepala
Sekolah
baru
bisa
dilakukan
langkah
selanjutnya
yaitu
pelaksanaan.
Perencanaan
pembinaan
ketarunaan
dibuat
oleh
pembina
ketarunaan
dan
ketua
senat
taruna.
Perencanaan
program
pembinaan
ketarunaan
mencangkup
maksud,
tujuan,
dasar
kegiatan
dan
materi
pembinaan
ketarunaan.
Dalam
perencanaan
membahas
tentang
pendidikan
jasmani,
akademik,
nilai-nilai
karakter
bangsa
khususnya
sikap
relijius,
sopan-santun
dan
cinta
tanah
air.
Perencanaan
pendidikan
adalah
suatu
penerapan
yang
rasional
dari
analisis
sistematis
proses
perkembangan
pendidikan
dengan
tujuan
agar
pendidikan
itu
lebih
efektif
dan
efisien
serta
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
tujuan
para
bawahan,
peserta
didik,
dan
masyarakat.
Fungsi
perencanaan
adalah
sebagai
pedoman
pelaksanaan
kegiatan,
menentukan
tujuan
atau
kerangka
tindakan
untuk
mencapai
tujuan
tertentu
(Andang.2014).
Pembuatan
perencanaan
program
pembinaan
ketarunaan
sangat
perlu
sekali,
agar
mencapai
tujuan
yang
optimal
yaitu
membentuk
nilai-nilai
karakter
peserta
didik,
sehingga
program
ketarunaan
harus
direncanakan
sebaik
mungkin
oleh
pihak
sekolah
agar
pelaksanaan
dapat
lebih
bermakna
dan
proses
pelaksanaan
lebih
efektif
dan
efisien
C.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
berdasarkan
pada
program
tahunan
dan
program
semester.
Untuk
menjamin
kelancaran
pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
maka
dibentuk
struktur
organisasi
organisasi
yang
disebut
dengan
struktur
senat
taruna.
Struktur
organisasi
sangatlah
penting,
dikarenakan
untuk
pembagian
haruslah
tepat
dan
jelas
yang
mempunyai
manfaat
sebagai
pengembangan
pemimpin.
Sebagai
pengemban
pemimpin
tertinggi
adalah
ketua
senat
taruna.
Struktur
senat
taruna
merupakan
suatu
kegiatan
mengelompokkan
tanggung
jawab
terhadap
masing-masing
fungsi
pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan.
Apabila
dalam
struktur
berjalan
sesuai
fungsi
dan
tugas
yang
diberikan
maka
pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
akan
berjalan
dengan
lancar
dan
baik.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
4 2020
Pelaksanaan
latihan
pembinaan
program
harus
sesuai
dengan
program
semester/
tahunan.
Materi
yang
diberikan
pada
taruna
berupa
pendidikan
jasmani
dan
mental
yang
bertujuan
memperkuat
jasmani
dan
memperkuat
mental
peserta
didik
dalam
persiapan
menjalani
kehidupan
setelah
lepas
dari
dunia
pendidikan
SMK
yaitu
di
dunia
usaha
industri.
Pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
merupakan
salah
satu
strategi
dalam
membentuk
nilai-nilai
karakter
taruna.
Pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
untuk
mempersiapkan
dan
pembiasaan
taruna
untuk
memenuhi
standar
dunia
usaha/industri
yaitu
:
1.
Pembinaan
fisik
2.
Pembinaan
mental
3.
Kedisiplinan
serta
tanggung
jawab
4.
Pendewasaan
taruna
dalam
berpikir
5.
Bersikap
dan
bertindak
6.
Menciptakan
rasa
cinta
tanah
air
dan
jiwa
patriotisme
7.
Membentuk
taruna
yang
mempunyai
daya
saing
kuat
8.
Pembentukan
sumber
daya
manusia
yang
lebih
baik
dan
berkarakter
Metode
yang
dapat
diterapkan
dalam
pembinaan
ketarunaan
di
SMK
dapat
meliputi
:
1.
Instruktif
2.
Edukatif
3.
Persuasif
4.
Pemberian
penghargaan
5.
Pemberian
sangsi
6.
Bimbingan
dan
penyuluhan
D.
Evaluasi
Evaluasi
pelaksanaan
pembinaan
ketarunaan
adalah
suatu
kegiatan
ditujukan
untuk
mengevaluasi
proses
program
pelaksanaan
ketarunaan
dan
hasil
taruna
dalam
mengikuti
pembinaan
ketarunaan.
Evaluasi
terhadap
pelaksanaan
ketarunaan
dilakukan
oleh
Kepala
Sekolah
pada
akhir
program
Evaluasi
dapat
dilakukan
terhadap
proses
pelaksanaan
dan
hasil
kemampuan
taruna.
Evaluasi
pada
proses
pelaksanaan
meliputi
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 5
PEMBINAAN
KETARUNAAN
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
6 2020
BAB
III
KESAMAPTAAN
A.
Pengertian
Kesamaptaan
Menurut
asal
katanya
kesamaptaan
berasal
dari
kata:
Samapta,
yang
artinya:
siap
siaga.
Kesemaptaan:
kesiapsiagaan.
Berdasarkan
asal
kata
tersebut
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
kesemaptaan
merupakan
suatu
keadaan
siap
siaga
yang
dimiliki
oleh
seseorang
baik
secara
fisik,
mental
maupun
sosial
dalam
menghadapi
situasi
kerja
yang
beragam,
istilah
lainnya
adalah
“siap
siaga
dalam
segala
kondisi”.
Istilah
kesamaptaan
lebih
sering
digunakan
dalam
sistem
pembinaan
anggota
TNI/
POLRI
dalam
perspektif
bahwa
kesamaptaan
adalah
kesiapsiagaan
terhadap
adanya
ancaman,
tantangan,
hambatan,
dan
gangguan
(ATHG).
Sehingga
seluruh
personil
TNI
/POLRI
wajib
memiliki
dan
memelihara
kesamaptaan.
Namun
saat
ini
sikap
kesamaptaan
bukan
saja
milik
TNI
atau
POLRI
tetapi
telah
banyak
diadopsi
untuk
pembinaan
peserta
didik
di
sekolah
yang
menerapkan
model
pembinaan
ketarunaan.
Tujuan
kegiatan
tersebut
yang
diberikan
kepada
peserta
didik
adalah
untuk
membentuk
fisik
dan
mental
peserta
didik
agar
siap
menghadapi
tantangan
dan
tuntutan
perusahaan
atau
institusi
ke
depan
dan
juga
meningkatkan
kebugaran
dari
peserta
didik
sendiri.
Pembentukan
peserta
didik
rata-rata
dilakukan
secara
semi
militer
karena
cara
ini
dinilai
tepat
untuk
menghasilkan
output
karyawan
yang
memiliki
integritas
dan
daya
juang
yang
tinggi.
Gambar
2.
Contoh
kegiatan
Kesamaptaan
Sumber:
dok
SMKN
5
Surakarta
dan
SMKN
1
Sragen
Ilustrasi
Pendidikan
yang
Menunjang
Samapta
Kegiatan
samapta
memberikan
berbagai
manfaat
bagi
para
peserta
didik
yakni:
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 7
PEMBINAAN
KETARUNAAN
1.
Peningkatan
kedisiplinan.
Berbagai
cara
dilakukan
oleh
penyelenggara
samapta
untuk
menanamkan
nilai-nilai
kedisiplinan
seperti
bangun
pagi,
senam
pagi,
jadwal
acara
yang
tersusun
rapi,
tepat
waktu
pada
setiap
kegiatan
dan
lain
sebagainya.
Peningkatan
kedisiplinan
akan
memberikan
dampak
positif
pada
dunia
kerja,
dimana
peserta
didik
sebagai
calon
karyawan
akan
sangat
menghargai
waktu
yang
dimiliki
sehingga
akan
tercipta
efisiensi
kerja
pada
setiap
individu
peserta
didik.
2.
Berkurangnya
sikap
manja.
Ketika
kegiatan
peserta
didik
hanya
diberikan
waktu
sedikit
untuk
menghabiskan
makanan,
waktu
yang
sebentar
untuk
mandi,
dijemur
di
teriknya
sinar
matahari,
sehingga
peserta
akan
menjadi
manusia
yang
tidak
terbiasa
menuntut
banyak
atau
menikmati
hidup.
Hal
tersebut
menjadikan
peserta
didik
akan
kuat
mental
dan
fisik
terhadap
kondisi
lingkungan
kerja
yang
akan
dihadapi,
misalnya
saja
bos
yang
memberikan
jumlah
pekerjaan
yang
banyak.
Selain
itu,
pola
pikir
peserta
didik
untuk
lebih
bersyukur
juga
lebih
terbentuk.
Apabila
menemui
hambatan
atau
kemalangan
tidak
pantang
menyerah
atau
rendah
diri
tetapi
bersyukur
bahwa
ada
yang
lebih
tidak
beruntung
dari
mereka.
3.
Semangat
juang
yang
tinggi.
Salah
satunya
diisi
dengan
yel-yel
di
setiap
acara
selama
kegiatan
samapta
berlangsung.
Berfungsi
untuk
menghilangkan
rasa
lelah
yang
diderita.
Pelatih
samapta
sering
mengecek
apakah
peserta
didik
masih
mempunyai
semangat
dengan
memperdengarkan
“yel-yel”
agar
acara
tetap
diikuti
secara
baik
dan
menghasilkan
output
yang
sesuai
dengan
rencana
kegiatan
samapta.
Sama
halnya
dengan
perusahaan
atau
institusi,
karyawan
diharapkan
dapat
mempertahankan
semangat
juang
untuk
menyelesaikan
target
kerja,
sehingga
halangan
apapun
yang
terjadi
di
depan
nanti
tidak
akan
membuat
putus
asa
atau
sikap
menyerah.
B.
Kesamaptaan
Jasmani
Salah
satu
bagian
kesamaptaan
yang
wajib
dimiliki
dan
dipelihara
oleh
peserta
didik
yang
adalah
kesamaptaan
jasmani.
Kesamaptaan
jasmani
merupakan
serangkaian
kemampuan
jasmani
atau
fisik
yang
dimiliki
oleh
seorang
peserta
didik
yang
akan
menjadi
calon
karyawan.
Kesamaptaan
jasmani
adalah
kegiatan
atau
kesanggupan
seseorang
untuk
melaksanakan
tugas
atau
kegiatan
fisik
secara
lebih
baik
dan
efisien.
Komponen
penting
dalam
kesamaptaan
jasmani
yaitu
kesegaran
jasmani
dasar
yang
harus
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
8 2020
dimiliki
untuk
dapat
melakukan
suatu
pekerjaan
tertentu
baik
ringan
atau
berat
secara
fisik
dengan
baik
dengan
menghindari
efek
cedera
dan
atau
mengalami
kelelahan
yang
berlebihan.
Kesamaptaan
jasmani
perlu
selalu
dijaga
dan
dipelihara
dikarenakan
kesamaptaan
jasmani
memberikan
manfaat
bukan
hanya
kemampuan
fisik
atau
jasmaniah
yang
baik
tapi
juga
kemampuan
psikis
yang
baik.
Hal
ini
sesuai
dengan
pepatah
“mensana
in
corporesano”
yang
artinya:
didalam
tubuh
yang
kuat
terdapat
jiwa
yang
sehat.
Berdasarkan
istilah
tersebut
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
memiliki
kesamaptaan
jasmani
yang
baik
sebagai
upaya
menjaga
kebugaran
peserta
didik,
maka
disaat
yang
sama
peserta
didik
akan
memperoleh
kebugaran
mental
atau
kesamaptaan
mental,
atau
dapat
dikatakan
sehat
jasmani
dan
rohani.
Dalam
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
1999
menjelaskan
bahwa
kesehatan
adalah
keadaan
sejahtera
dari
badan,
jiwa
dan
sosial
yang
memungkinkan
setiap
orang
produktif
secara
sosial
dan
ekonomis.
Dari
definisi
tersebut
jelas
terlihat
bahwa
kesehatan
bukanlah
semata-mata
keadaan
bebas
dari
penyakit,
cacat
atau
kelemahan,
melainkan
termasuk
juga
menerapkan
pola
hidup
sehat
secara
badan,
sosial,
dan
rohani
yang
merupakan
hak
setiap
orang.
Sedangkan
yang
dimaksudkan
dengan
pola
hidup
sehat
adalah
segala
upaya
guna
menerapkan
berbagai
kebiasaan
baik
dalam
menciptakan
hidup
yang
sehat
dan
menghindarkan
diri
dari
kebiasaan
buruk
yang
dapat
mengganggu
kesehatan.
Untuk
mengetahui
dan
memelihara
kesamaptaan
jasmani
yang
baik,
maka
peserta
didik
perlu
melakukan
serangkaian
bentuk
kegiatan
kesamaptaan
dan
tes
untuk
mengukur
tingkat
kesamaptaan
jasmani
yang
perlu
dimiliki
baik
pada
saat
ini
peserta
didik
sebagai
calon
peserta
didik
maupun
kelak
pada
saat
sudah
menjadi
peserta
didik.
Tinggi
rendahnya,
cepat
lambatnya,
berkembang
dan
meningkatnya
kesamaptaan
jasmani
seseorang
sangat
dipengaruhi
oleh
banyak
faktor,
baik
dari
dalam
maupun
dari
luar
tubuh.
1.
Manfaat
kesamaptaan
Jasmani
a.
Memiliki
postur
yang
baik,
memberikan
penampilan
yang
berwibawa
lahiriah
karena
mampu
melakukan
gerak
yang
efisien.
b.
Memiliki
ketahanan
melakukan
pekerjaan
yang
berat
dengan
tidak
mengalami
kelelahan
yang
berarti
ataupun
cedera,
sehingga
banyak
hasil
yang
dicapai
dalam
pekerjaannya.
c.
Memiliki
ketangkasan
yang
tinggi,
sehingga
banyak
rintangan
pekerjaan
yang
dapat
diatasi,
sehingga
semua
pekerjaan
dapat
berjalan
dengan
cepat
dan
tepat
untuk
mencapai
tujuan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 9
PEMBINAAN
KETARUNAAN
2.
Sifat
Kesamaptaan
Jasmani
Pengembangan
kesamaptaan
jasmani
pada
prinsipnya
adalah
dengan
rutin
melatih
berbagai
aktivitas
latihan
kebugaran
dengan
cara
mengoptimalkan
gerak
tubuh
dan
organ
tubuh
secara
optimal.
Oleh
karena
itu
sifat
kesamaptaan
jasmani
dapat
dinyatakan,
bahwa:
a.
Kesamaptaan
dapat
dilatih
untuk
ditingkatkan.
b.
Tingkat
kesamaptaan
dapat
meningkat
dan/atau
menurun
dalam
periode
waktu
tertentu,
namun
tidak
datang
dengan
tiba-tiba
(mendadak).
c.
Kualitas
kesamaptaan
sifatnya
tidak
menetap
sepanjang
masa
dan
selalu
mengikuti
perkembangan
usia.
d.
Cara
terbaik
untuk
mengembangkan
kesamaptaan
dilakukan
dengan
cara
melakukannya.
e.
Sasaran
latihan
kesamaptaan
jasmani
adalah
mengembangkan
dan/atau
memaksimalkan
kekuatan
fisik.
Melatih
kekuatan
fisik
akan
dapat
menghasilkan:
1)
Tenaga,
adalah
kemampuan
untuk
mengeluarkan
tenaga
secara
maksimal
disertai
dengan
kecepatan.
2)
Daya
tahan,
adalah
yakni
kemampuan
melakukan
pekerjaan
berat
alam
waktu
lama.
3)
Kekuatan,
adalah
kekuatan
otot
dalam
menghadapi
tekanan
atau
tarikan.
4)
Kecepatan
dalam
bergerak.
5)
Ketepatan,
adalah
kemampuan
untuk
menggerakkan
anggota
tubuh
dengan
kontrol
yang
tinggi.
6)
Kelincahan,
adalah
kemampuan
untuk
menggerakkan
anggota
tubuh
dengan
lincah.
7)
Koordinasi,
adalah
kemampuan
mengkoordinasikan
gerakan
otot
untuk
melakukan
sesuatu
gerakan
yang
kompleks.
8)
Keseimbangan,
adalah
kemampuan
melakukan
kegiatan
yang
menggunakan
otot
secara
berimbang.
9)
Fleksibilitas,
adalah
kemampuan
melakukan
aktivitas
jasmani
dengan
keluwesan
dalam
menggerakkan
bagian
tubuh
dan
persendian.
3.
Latihan
Kesamaptaan
Jasmani
Latihan
secara
sederhana
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
memaksimalkan
segala
daya
untuk
meningkatkan
secara
menyeluruh
kondisi
fisik
melalui
proses
yang
sistematis,
berulang,
serta
meningkat
dimana
dari
hari
ke
hari
terjadi
penambahan
jumlah
beban,
waktu,
atau
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
10 2020
intensitasnya.
Tujuan
latihan
kesamaptaan
jasmani
adalah
untuk
meningkatkan
volume
oksigen
di
dalam
tubuh
agar
dapat
dimanfaatkan
untuk
merangsang
kerja
jantung
dan
paru-paru,
sehingga
kita
dapat
bekerja
lebih
efektif
dan
efisien.
Makin
banyak
oksigen
yang
masuk
dan
beredar
di
dalam
tubuh
melalui
peredaran
darah,
maka
makin
tinggi
pula
daya/kemampuan
kerja
organ
tubuh.
Selain
itu,
tujuan
latihan
kesamaptaan
jasmani
juga
untuk
mencapai
tingkat
kesegaran
fisik
dalam
kategori
baik
sehingga
siap
dan
siaga
dalam
melaksanakan
setiap
aktivitas
sehari-hari,
baik
di
rumah,
di
lingkungan
kerja,
atau
di
lingkungan
masyarakat.
Untuk
mencapai
tujuan
dan
sasaran
latihan
kesamaptaan
jasmani
di
atas,
Peserta
didik
perlu
memperhatikan
faktor
usia/umur.
Umur
merupakan
salah
satu
faktor
yang
sangat
mempengaruhi
tingkat
kesamaptaan
jasmani
seseorang.
Oleh
karena
itu,
latihan
kesamaptaan
perlu
diklasifikasikan
berdasarkan
kelompok
umur.
Selain
faktor
umur,
jenis
kelamin
juga
turut
membedakan
tingkat
kesamaptaan
seseorang.
4.
Bentuk
Latihan
Kesamaptaan
Jasmani
Berbagai
bentuk
latihan
kesamaptaan
Jasmani
yang
dilakukan
dapat
diketahui
hasilnya
dengan
mengukur
kekuatan
stamina
dan
ketahanan
fisik
seseorang
secara
periodik
minimal
setiap
6
bulan
sekali.
Berikut
ini
beberapa
bentuk
kesamaptaan
fisik
yang
sering
digunakan
dalam
melatih
kesamaptaan
jasmani,
yaitu:
lari
12
menit,
pullup,
sit
up,
push
up,
shutle
run
(lari
membentuk
angka
8),
lari
2.4
km
atau
lunges,
dan
berenang.
a.
Lari
12
menit
L a r i
s e l a m a
1 2
m e n i t
dilakukan
dengan
berlari
mengelilingi
lintasan
atletik
yang
berukuran
400
meter.
U n t u k
p e s e r t a
l a k i - l a k i
setidaknya
dapat
mencapai
6
kali
putaran
(2400
meter)
selama
12
menit.
Untuk
p e r e m p u a n
s e t i d a k n y a
mencapai
5
kali
putaran
(2000
meter).
Agar
diperoleh
hasil
sesuai
dengan
kriteria
di
atas,
maka
sebaiknya
lakukan
Gambar
3
Taruna
berlari
latihan
lari
secara
rutin
dan
bertahap.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 11
PEMBINAAN
KETARUNAAN
melakukan
gerakan
tersebut
sebanyak
10
kali
dengan
gerakan
yang
sempurna.
Lebih
baik
sedikit
demi
sedikit
tetapi
sempurna
dari
pada
banyak
tapi
gerakannya
tidak
sempurna.
Untuk
perempuan
melakukan
chinning
dengan
cara
berdiri
di
depan
tiang
mendatar,
kaki
tetap
menginjak
tanah
dan
tangan
memegang
pegangan
tiang,
gerakan
badan
ke
balakang
kemudian
tarik
badan
ke
depan
(posisi
berdiri
tegak)
dan
kembali
ke
belakang,
kemudian
tarik
kembali,
Indikator
keberhasilan
latihan
chinning
bagi
perempuan
adalah
dapat
melakukan
gerakan
tersebut
sebanyak
20
kali
secara
sempurna.
c.
Sit
up
Sit
Up
dilakukan
dalam
posisi
terlentang
dengan
k e d u a
k a k i
r a p a t
d a n
ditekuk,
kemudian
lakukan
gerakan
duduk
bangun.
Posisi
jari
tangan
dianyam
di
belakang
kepala,
ketika
bangun
upayakan
sampai
d a p a t
m e n c i u m
l u t u t .
Gambar
4
Taruna
Sit
up
Lakukan
gerakan
ini
minimal
35
kali
untuk
laki-laki
dan
30
kali
untuk
perempuan.
Indikator
keberhasilan
latihan
sit
up
adalah
dapat
melakukan
seluruh
gerakan
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
menit.
Latihan
bertujuan
untuk
kelenturan
dan
memperkuat
otot
perut.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
12 2020
d.
Push
up
Gambar
3.5
Push
up
Push
up
dilakukan
dalam
posisi
terlungkup
kemudian
lakukan
gerakan
naik
turun
dengan
bertumpu
pada
kedua
tangan
dan
kaki.
Untuk
laki-laki
bertumpu
pada
ujung
kaki,
dan
perempuan
bertumpu
pada
lutut.
Saat
turun
badan
tidak
menyentuh
tanah
dan
pada
saat
naik
tangan
kembali
dalam
posisi
lurus.
Lakukan
gerakan
ini
minimal
35
kali
untuk
laki-laki
dan
30
kali
untuk
perempuan.
Indikator
keberhasilan
latihan
push
up
adalah
dapat
melakukan
seluruh
gerakan
tersebut
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
menit.
e.
Shutle
Run
(lari
membentuk
angka
8)
Shuttle
run
adalah
lari
membentuk
angka
8
diantara
2
buah
tiang
yang
berjarak
10
meter
sebanyak
1
kali
putaran
sampai
kembali
ke
tempat
start
semula.
Latihan
ini
dilakukan
untuk
mengukur
akselerasi
dan
kelincahan
tiap
peserta.
Indikator
keberhasilan
latihan
shuttle
run
adalah
dapat
melakukan
seluruh
gerakan
tersebut
Gambar
5
taruna
berlari
dengan
waktu
tidak
lebih
dari
1
detik. membentuk
angka
8
f.
Lunges
Lunges
adalah
memindahkan
kaki
ke
depan,
belakang
atau
ke
samping
dengan
memindahkan
sebagian
berat
badan.
Berat
badan
berada
pada
ke
dua
kaki,
saat
memindahkan
kaki
bagian
yang
menyentuh
pertama
adalah
bola
kaki
hampir
kearah
tumit,
pastikan
saat
melakukan
gerakan
ini
ada
pembebanan
pada
gerakan
ini
ada
pembebanan
pada
ke d u a
t u n g ka i .
G e ra ka n
i n i
b i s a
dilakukan
baik
dengan
lambat
maupun
cepat.
standar
yang
diperlukan
dalam
Gambar
6
taruna
gerakan
lunges
adalah
1
menit
30
melakukan
lunges
gerakan
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 13
PEMBINAAN
KETARUNAAN
g.
Berenang
Latihan
kesamaptaan
dengan
b e r e n a n g
d a p a t
d i l a k u k a n
dengan
gaya
berenang
apa
saja
y a n g
d i k u a s a i .
I n d i k a t o r
keberhasilan
latihan
berenang
adalah
jika
dapat
berenang
dengan
jarak
25
meter
dan
Gambar
7
taruna
berenang
dengan
waktu
paling
cepat.
Ragam
latihan
kesamaptaan
lainnya
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
kesegaran
jasmani,
diantaranya
senam,
bersepeda,
berjalan
cepat,
dan
lari
maraton.
Latihan
kesamaptaan
jasmani
berdasarkan
ragam
di
atas
merupakan
latihan
yang
bertujuan
untuk
melatih
endurance
pada
jantung
dan
paru-paru.
Untuk
mencapai
tingkat
kesegaran
menyeluruh
perlu
dilakukan
latihan
kombinasi
antara:
pull
ups,
push
ups,
sit
ups,
squat-thrush,
shuttle
run
atau
bila
memungkinkan
latihan
dengan
alat
dalam
bentuk
latihan
beban.
Melalui
latihan
ini
dapat
dihasilkan
detak
jantung
yang
berirama
normal
dengan
daya
pompa
per
menit
meningkat,
kemudian
akan
meningkatkan
kapasitas
oksigen
dari
paru-paru
yang
diangkut,
sehingga
pada
akhirnya
pembentukan
sel
darah
merah
akan
terpicu
dan
juga
volume
darah
yang
mengalir
kesemua
jaringan
dan
organ
tubuh
akan
meningkat.
Melakukan
latihan
sebagaimana
telah
dijelaskan
di
atas
secara
teratur
dan
benar,
serta
berlangsung
dalam
waktu
yang
lama
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
peningkatan
level
kesamaptaan
jasmani
peserta
didik.
Hal
ini
akan
bermanfaat
untuk
memperbaiki
dan
mempertahankan
serta
meningkatkan
kesamaptaan
jasmani
dan
juga
dapat
menimbulkan
perubahan
(postur)
fisik.
Oleh
sebab
itu,
perubahan
fisiologis
tubuh
akan
terjadi
sebagai
dampak
dari
aktivitas
olahraga
secara
teratur
dan
berlangsung
lama
seperti:
a.
Perubahan
fisik
bersifat
temporer
(sesaat),
yaitu
reaksi
tubuh
setelah
melakukan
kegiatan
fisik
yang
cukup
berat
seperti
kenaikan
denyut
nadi,
meningkatnya
suhu
tubuh
disertai
produksi
keringat
yang
lebih
banyak.
Namun,
perubahan
ini
hanya
sementara
sifatnya
dan
berangsur
akan
hilang
setelah
kegiatan
fisik
berakhir.
b.
Perubahan
fisik
tetap
dapat
berupa
perubahan
pada
:
1)
Otot
rangka,
berupa
pembesaran
otot
rangka
dan
peningkatan
jumlah
mioglobin.
2)
Sistem
jantung
dan
paru,
didapati
pembesaran
ukuran
jantung
dan
disertai
penurunan
denyut
jantung
dan
meningkatkan
volume
per
menit.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
14 2020
3)
Perubahan
lain,
peningkatan
kekuatan
dan
perubahan
tulang
rawan
di
persendian.
Perubahan
ini
sifatnya
menetap,
sehingga
apabila
perlu
dipertahankan
akan
mewujudkan
tingkat
kesamaptaan
jasmani
yang
baik.
Pelaksanaan
latihan
harus
disesuaikan
dengan
kemampuan
yang
dimiliki
oleh
setiap
orang.
Setiap
orang
yang
akan
latihan
kesamaptaan
jasmani
harus
dapat
menyesuaikan
dengan
tingkat
kesegaran
yang
dimilikinya
dan
harus
berlatih
di
zona
yang
cocok,
aturannya
adalah
dengan
menghitung
denyut
nadi
maksimal.
Pengelompokkan
zona
latihan
sebagai
berikut:
1)
B agi
yang
belum
biasa
melakukan
latihan
secara
teratur,
menggunakan
daerah
latihan
dengan
maksimal
denyut
nadi
70%
dari
denyut
nadi
maksimal.
2)
Bagi
yang
telah
melakukan
latihan
secara
teratur
dengan
nilai
kesegaran
di
bawah
34
(kategori
rendah),
maka
daerah
latihan
baginya
adalah
70%
-77,5%
denyut
nadi
maksimal.
3)
Bagi
yang
telah
melakukan
latihan
secara
teratur
dengan
nilai
kesegaran
antara
35
–45
(kategori
sedang),
daerah
latihan
yang
cocok
adalah
antara77,5%
-83%
denyut
nadi
maksimal.
4)
Bagi
yang
telah
melakukan
latihan
secara
teratur
dengan
nilai
kesegaran
45
ke
atas
(kategori
baik),
daerah
latihan
yang
cocok
antara
83%
-90%
denyut
nadi
maksimal.
5.
Lamanya
Latihan
Lamanya
waktu
latihan
sangat
tergantung
dari
instensitas
latihan.
Jika
intensitas
latihan
lebih
berat,
maka
waktu
latihan
dapat
lebih
pendek
dan
sebaliknya
jika
intensitas
latihan
lebih
ringan/kecil,
maka
waktu
latihannya
lebih
lama
sehingga
diharapkan
dengan
memperhatikan
hal
tersebut
maka
hasil
latihan
dapat
optimal.
Agar
bisa
mendapatkan
latihan
yang
bermanfaat
bagi
kesegaran
jasmani,
maka
waktu
latihan
minimal
berkisar
15
–25
menit
dalam
zona
latihan
(training
zone).
Bila
intensitas
latihan
berada
pada
batas
bawah
daerah
latihan
sebaiknya
20
–25
menit.
Sebaliknya
bila
intensitas
latihan
berada
pada
batas
atas
daerah
latihan
maka
latihan
sebaiknya
antara
15
–20
menit.
Tahap-tahap
latihan
diuraikan
sebagai
berikut:
a.
Warm
up
selama
5
menit;
Menaikan
denyut
nadi
perlahan-lahan
sampai
training
zone.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 15
PEMBINAAN
KETARUNAAN
b.
Latihan
selama
15
–25
menit;
Denyut
nadi
dipertahankan
dalam
training
zone
sampai
tercapai
waktu
latihan.
Denyut
nadi
selalu
diukur
dan
disesuaikan
dengan
intensitas
latihan.
c.
Coolling
down
selama
5
menit;
Menurunkan
denyut
nadi
sampai
lebih
kurang
60%
dari
denyut
nadi
maksimal.
6.
Pengukuran
Kesamaptaan
Jasmani
Cara
penilaian
terhadap
tingkat
kesamaptaan
jasmani
dengan
melakukan
tes
yang
benar
dan
kemudian
menginterpretasikan
hasilnya
berupa:
cardiorespiratory
endurance,
berat
badan,
kekuatan
dan
kelenturan
tubuh.
Cardiorespiratory
endurance
adalah
konsumsi
oksigen
maksimal
tubuh.
Hal
ini
dapat
diukur
secara
tepat
di
laboratorium
dengan
menggunakan
treadmill
atau
sepeda
ergometer.
Salah
satu
ukuran
yang
digunakan
untuk
mengukur
kesamaptaan
jasmani
diantaranya
mengukur
daya
tahan
jantung
dan
paru-paru
dengan
protokol
tes
lari
12
menit,
metode
ini
ditemukan
dari
hasil
penelitiannya
Kenneth
Cooper,
seorang
flight
surgeon
yang
disebut
dengan
metode
cooper.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
16 2020
Beberapa
keuntungan
dari
metode
cooper
adalah:
a.
Dapat
ditakar
secara
pasti
berat
latihan
yang
dapat
memberikan
dampak
yang
baik
tanpa
ekses
yang
merugikan.
b.
Mudah
dilaksanakan,
tidak
memerlukan
biaya
dan
fasilitas
khusus
serta
pelaksanaannya
tidak
tergantung
oleh
waktu.
Peralatan
dan
fasilitas
yang
dibutuhkan
sederhana
dan
mudah
didapat,
yaitu:
lapangan
atau
lintasan,
penunjuk
jarak
dan
stop
watch.
·c.
Mempunyai
sifat
universal,
tidak
terbatas
pada
usia,
jenis
kelamin,
dan
kedudukan
sosial.
KARTU
KEMAJUAN
PERKEMBANGAN
JASMANI
PESERTA
DIDIK
LOGO
NAMA
SISWA
NIS
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 17
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Semester
TTD
TTD
Kegiatan Standar
Siswa Pelatih
1 2 3 4 5
Lari 6
kali
putaran
dalam
12
menit
Pull
10
up/chining kali/20
kali
dalam
1
menit
Push
up 35
kali/30
kali
dalam
1
menit
Shuttle
1
run putaran
dalam
8
detik
Lunges 30
gerakan
dalam
1
menit
Berenang jarak
25
menit
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
18 2020
Pembagian
klasifikasi
standar
pengukuran
jasmani
pada
9
bidang
keahlian
adalah
:
BIDANG KEAHLIAN INSTANSI PEMBINAAN
Teknologi Rekayasa Berat
Energi dan Pertambangan Berat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Berat
Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Berat
Agribisnis dan Agroteknologi Berat
Kemaritiman Berat
Bisnis dan Manajemen Sedang
Pariwisata Sedang
Seni dan Industri Kreatif Sedang
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 19
PEMBINAAN
KETARUNAAN
C.
Kesamaptaan
Mental
Kesamaptaan
mental
adalah
kesiapsiagaan
seseorang
dengan
memahami
kondisi
mental,
perkembangan
mental,
dan
proses
menyesuaikan
diri
terhadap
berbagai
tuntutan
sesuai
dengan
perkembangan
mental/jiwa
(kedewasaan)nya,
baik
tuntutan
dalam
diri
sendiri
maupun
luar
dirinya
sendiri,
seperti
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
rumah,
sekolah,
lingkungan
kerja
dan
masyarakat.
Peserta
didik
dapat
dikatakan
telah
memiliki
k e s a m a p t a a n
m e n t a l ,
j i k a
m a m p u
menerima
dan
berbagi
rasa
aman,
kasih
Gambar
8
Taruna
tahan
mental
sayang,
kebahagiaan,
dan
rasa
diterima
oleh
orang
lain
dalam
melakukan
berbagai
aktivitas.
Sebaliknya
peserta
didik
dapat
dikatakan
memiliki
kesamaptaan
mental
yang
rendah,
jika
dalam
mengikuti
atau
melakukan
suatu
aktivitas
merasakan
cemas,
sedih,
marah,
kesal,
khawatir,
rendah
diri,
kurang
percaya
diri,
dan
lain-lain.
Melalui
kesamaptaan
mental,
diharapkan
peserta
didik
mampu:
1.
Terhindar
dari
gejala-gejala
gangguan
jiwa
(neurose)
dan
dari
gejala-
gejala
penyakit
jiwa
(psychose).
2.
Menyesuaikan
diri
dengan
diri
sendiri,
dengan
orang
lain
dan
masyarakat
serta
lingkungan.
3.
Mendapatkan
pengetahuan
untuk
mengembangkan
dan
memanfaatkan
segala
potensi
dan
bakat
yang
ada
semaksimal
mungkin,
sehingga
dapat
membawa
Saudara
kepada
kebahagiaan.
4.
Mempunyai
kesanggupan
untuk
menghadapi
masalah
yang
biasa
terjadi,
dan
merasakan
secara
positif
kebahagiaan
dalam
menghadapi
setiap
permasalahan
hidup.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
20 2020
4.
Siap
menghadapi
tantangan
dan
berusaha
terus
untuk
mengatasinya.
5.
Terbuka,
tenang,
tidak
emosi
bila
menghadapi
masalah.
6.
Banyak
bergaul
dan
bermasyarakat
secara
positif.
7.
Banyak
latihan
mengendalikan
emosi
negatif,
dan
membiasakan
membangkitkan
emosi
positif.
8.
Memiliki
integrasi
diri
atau
keseimbangan
fungsi-fungsi
jiwa
dalam
mengatasi
problema
hidup
termasuk
stress.
9.
Mampu
mengaktualisasikan
dirinya
secara
optimal
guna
berproses
mencapai
kematangan.
10.
Mampu
bersosialisasi
atau
menerima
kehadiran
orang
lain.
11.
Menemukan
minat
dan
kepuasan
atas
pekerjaan
yang
dilakukan.
12.
Memiliki
falsafah
atau
agama
yang
dapat
memberikan
makna
dan
tujuan
bagi
hidupnya.
13.
Pengawasan
diri
atau
memiliki
kontrol
diri
terhadap
segala
keinginan
yang
muncul.
14.
Memiliki
perasaan
benar
dan
sikap
bertanggung
jawab
atas
perbuatanperbuatannya.
Cara
menentukan
pengaruh
mental
memang
tidak
mudah,
karena
mental
tidak
dapat
dilihat,
diraba,
atau
diukur
secara
langsung.
Manusia
hanya
dapat
melihat
bekasnya
dalam
sikap,
tindakan,
dan
cara
seseorang
dalam
menghadapi
persoalan.
Ahli
jiwa
mengatakan
bahwa
pengaruh
mental
itu
dapat
dilihat
pada
perasaan,
pikiran,
kelakuan,
dan
kesehatan.
Penjelasan
tentang
pengaruh
kesamaptaan
mental
akan
diuraikan
sebagai
berikut:
1.
Pengaruh
Kesehatan
Mental
terhadap
Perasaan
Pengaruh
kesehatan
mental
terhadap
perasaan
dapat
dilihat
dari
cara
pandang
orang
menghadapi
kehidupan.
Misalnya
ada
orang
yang
mencemaskan
hal-hal
kecil
yang
oleh
orang
lain
tidak
dirasakan
berat,
akan
tetapi
bagi
dirinya
hal
itu
sudah
sangat
berat
sehingga
menyebabkan
gelisah,
susah
tidur,
dan
hilang
nafsu
makan.
Namun
kadangkala
mereka
sendiri
tidak
mengerti
dan
tidak
dapat
mengatasi
kecemasannya.
Inilah
yang
dalam
istilah
kesehatan
mental
dinamakan
anxiety
dan
phobia
atau
takut
yang
tidak
pada
tempatnya.
Jadi
di
antara
gangguan
perasaan
yang
disebabkan
oleh
terganggunya
kesehatan
mental
adalah
rasa
cemas
(gelisah),
iri
hati,
sedih,
merasa
rendah
diri,
pemarah,
dan
ragu
(bimbang).
Hal
ini
dapat
diantisipasi
dengan
melatih
kemampuan
berperasaan
positif.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 21
PEMBINAAN
KETARUNAAN
2.
Pengaruh
Kesehatan
Mental
terhadap
Pikiran.
Pengaruh
kesamaptaan
mental
atas
pikiran,
dapat
dilihat
berdasarkan
gejala
yang
bisa
diamati
yaitu
sering
lupa,
sulit
mengkonsentrasikan
pikiran
kepada
sesuatu
yang
penting,
kemampuan
berfikir
menurun
sehingga
merasa
seolah-olah
tidak
lagi
cerdas,
lambat
bertindak,
lesu,
malas,
tidak
bersemangat
kurang
inisiatif,
dan
mudah
terpengaruh
oleh
kritikan-kritikan
orang
lain.
Semuanya
itu
bukanlah
suatu
sifat
yang
datang
tiba-tiba
dan
dapat
diubah
dengan
nasihat
dan
teguran
saja,
akan
tetapi
perlu
upaya
keras
untuk
mengubahnya
dengan
cara
melatih
kemampuan
berpikir
positif.
3.
Pengaruh
Kesamaptaan
Mental
terhadap
Sikap
Perilaku.
Pengaruh
kesamaptaan
mental
atas
sikap
dan
perilaku,
dapat
dikenali
dengan
adanya
gejala
ketidak-tentraman
hati,
hal
ini
dapat
mempengaruhi
sikap
perilaku
dan
tindakan
seseorang,
seperti
sikap
nakal,
pendusta,
senang
menganiaya
diri
sendiri
atau
orang
lain,
dan
berbagai
kelakuan
menyimpang
lainnya.
4.
Pengaruh
Kesamaptaan
Mental
terhadap
Kesehatan
Badan.
Pada
masa
dahulu,
penyakit
yang
sangat
mencemaskan
adalah
penyakit
menular
dan
penyakit-penyakit
yang
mudah
menyerang.
Sesungguhnya
penyakit
tersebut
dapat
diatasi
dengan
obat-obatan
dan
cara-cara
pencegahan
yang
telah
ditemukan
para
ahli
kesehatan/obat-obatan.
Tetapi
pada
masyarakat
maju
muncul
suatu
penyakit
yang
lebih
berbahaya
dan
sangat
menegangkan
yaitu
penyakit
gelisah,
cemas,
dan
berbagai
penyakit
yang
tidak
dapat
diobati
oleh
ahli
pengobatan.
Karena
penyakit
itu
timbul
bukan
karena
kekurangan
pemeliharaan
kesehatan
atau
kebersihan
akan
tetapi
karena
hilangannya
ketenangan
jiwa.
Dampak
yang
ditimbulkan
dari
ketidak-tenangan
jiwa
antara
lain
nafsu
makan
berkurang,
susah
tidur,
malas,
sehingga
timbul
suatu
sikap
tidak
memperdulikan
kesehatan
dan
kebersihan
diri
dan
lingkungannya.
Sikap
inilah
yang
menyebabkan
adanya
pengaruh
kesamaptaan
mental
terhadap
kesehatan
badan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
22 2020
Berdasarkan
penjelasan
di
atas
tentang
pengaruh
kesamaptaan
mental
terhadap
diri
sesorang,
maka
setelah
melaksanakan
kesamaptaan
mental
diharapkan
peserta
didik
dapat:
1.
Berperilaku
menurut
norma-norma
sosial
yang
diakui,
sikap
perilaku
tersebut
digunakan
untuk
menuntun
tingkah
lakunya;
2.
Mengelola
emosi
dengan
baik;
3.
Mengembangkan
berbagai
potensi
yang
dimilik
secara
optimal;
4.
M e n g e n a l i
r e s i k o
d a r i
s e t i a p
perbuatan;
5.
Menunda
keinginan
sesaat
untuk
mencapai
tujuan
jangka
panjang,
dan,
6.
Menjadikan
pengalaman
(langsung
atau
tidak
langsung)
sebagai
guru
terbaik.
Gambar
9
Contoh
Pembinaan
fisik
umber:
dok
SMKN
1
Cipeundeuy
S
D.
Lembar
kegiatan
Tujuan
:
Membuat
program
kesamaptaan
di
sekolah
Pada
kegiatan
lembar
kegiatan
materi
kesamaptaan
peserta
ToT
guru
sekolah
adalah:
1.
Bentuk
menjadi
6
kelompok
2.
Buatlah
“yel
yel”
sebagai
suatu
kebanggaan
ciri
khas
dari
SMK
bapak/ibu
3.
Buatlah
perencanan
program
kesamaptaan
yang
bisa
anda
terapkan
disekolah
masing-masing
sesuai
dengan
kriteria
dari
sekolah
anda?
4.
Demonstrasikan
“yel-yel”
yang
telah
dibuat,
dan
presentasikan
perencaaan
program
kesamaptaan
yang
telah
kelompok
anda
buat
dan
kelompok
lain
menanggapinya.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 23
PEMBINAAN
KETARUNAAN
BAB
IV
TATA
TERTIB
KETARUNAAN
A.
Pengertian
Tata
tertib
adalah
peraturan
yang
harus
TAT
dipatuhi
dan
dilaksanakan,
apabila
dilanggar
KETA
TER
AR TIB
mendapatkan
sangsi
(hukuman).
Peraturan
UN
AAN
adalah
patokan
yang
dibuat
untuk
membatasi
t i n g k a h
l a k u
s e s e o r a n g
d a l a m
s u a t u
lingkup/organisasi
tertentu
yang
jika
dilanggar
akan
dikenakan
hukuman/
sangsi.
Tata
tertib
sekolah
adalah
aturan
atau
peraturan
yang
baik
dan
merupakan
hasil
pelaksanaan
yang
konsisten
(taat
azas)
dari
peraturan
yang
ada.
Tata
tertib
adalah
kumpulan
aturan-aturan
yang
dibuat
secara
tertulis
dan
mengikat
anggota
masyarakat.
Aturan-aturan
ketertiban
dalam
keteraturan
Gambar
10
taruna
membaca
tata
tertib
terhadap
tata
tertib
sekolah,
meliputi
kewajiban,
keharusan
dan
larangan-larangan.
Tata
tertib
sekolah
sebagai
kesediaan
mematuhi
ketentuan
berupa
peraturan-peraturan
tentang
kehidupan
sekolah
sehari-hari.
Tata
tertib
sekolah
disusun
secara
operasional
guna
mengatur
tingkah
laku
dan
sikap
hidup
peserta
didik,
guru
dan
tenaga
kependidikan.
Secara
umum
tata
tertib
sekolah
dapat
diartikan
sebagai
ikatan
atau
aturan
yang
harus
dipatuhi
setiap
warga
sekolah
tempat
berlangsungnya
proses
belajar
mengajar.
Pelaksanaan
tata
tertib
sekolah
akan
dapat
berjalan
dengan
baik
jika
Guru,
peserta
didik
dan
semua
warga
sekolah
telah
saling
mendukung
terhadap
tata
tertib
sekolah
itu
sendiri,
kurangnya
dukungan
dari
salah
satu
warga
sekolah
akan
mengakibatkan
kurang
berarti
tata
tertib
sekolah
yang
diterapkan
di
sekolah.
Peraturan
sekolah
yang
berupa
tata
tertib
sekolah
merupakan
kumpulan
aturan-aturan
yang
dibuat
secara
tertulis
dan
mengikat
di
lingkungan
sekolah.
Pengertian
di
atas
dapat
dipahami
bahwa
tata
tertib
sekolah
merupakan
satu
kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisahkan
satu
dengan
yang
lain
sebagai
aturan
yang
berlaku
di
sekolah
agar
proses
pendidikan
dapat
berlangsung
dengan
efektif
dan
efisien
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
24 2020
B.
Tujuan
Tata
tertib
sekolah
dibuat
secara
resmi
oleh
pihak
yang
berwenang
dengan
melihat
berbagai
macam
pertimbangan
yang
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi
lingkungan
sekolah
tersebut.
Tata
tertib
sekolah
memuat
hal-hal
yang
diwajibkan
maupun
hal-hal
yang
dilarang
untuk
siswa
selama
mereka
berada
di
lingkungan
sekolah
dan
apabila
ternyata
terjadi
pelanggaran
tata
tertib
yang
dilakukan
oleh
peserta
didik
maupun
warga
sekolah,
maka
pihak
sekolah
memeliki
kewenangan
untuk
memberikan
sangsi
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku.
Tata
tertib
sekolah
dibentuk
untuk
mengatur
kegiatan
sekolah
sehingga
tercipta
suasana
tata
kehidupan
sekolah
yang
santun
dan
sehat
yang
nantinya
akan
menjamin
kelancaran
proses
belajar
mengajar.
Adapun
tujuan
tata
tertib
sekolah
adalah
1.
Untuk
menciptakan
suasana
yang
aman
dan
tentram
bagi
seluruh
warga
sekolah
2.
Menciptakan
suasana
yang
bersih
dan
sehat
bagi
seluruh
warga
sekolah
3.
Menciptakan
suatu
kondisi
yang
teratur
yang
mencerminkan
keserasian,
keselarasan
serta
keseimbangan
baik
pada
tata
ruang,
tata
kerja,
tata
pergaulan
dan
lain
sebagainya
di
lingkungan
sekolah
4.
Menciptakan
lingkungan
yang
baik
sehingga
tercipta
keindahan
yang
bisa
dirasakan
oleh
seluruh
warga
sekolah
5.
Untuk
membina
tata
hubungan
yang
baik
diantara
para
peserta
didik,
guru
dan
warga
sekolah
lainnya
yang
mencerminkan
sikap
dan
rasa
gotong
royong,
keterbukaan,
saling
membantu,
saling
menghormati
dan
saling
tenggang
rasa.
Dengan
adanya
tata
tertib
sekolah,
maka
akan
dapat
menciptakan
ketertiban
di
sekolah
sehingga
tercipta
kondisi
yang
dinamis
yang
dapat
menimbulkan
keserasian
dan
keseimbangan
tata
kehidupan
bersama
di
lingkungan
sekolah.
Adapun
fungsi-fungsi
tata
tertib
sekolah
bagi
peserta
didik
adalah:
1.
Sebagai
alat
untuk
mengatur
perilaku
dan
sikap
peserta
didik
selama
di
sekolah
Keberadaan
tata
tertib
sekolah
akan
mampu
menjamin
kehidupan
yang
tertib
dan
tenang
di
sekolah
sehinggga
proses
belajar
mengajar
dapat
berlangsung
dengan
baik.
Dengan
pelaksanaan
tata
tertib
sekolah
yang
tepat,
jelas,
damai
dan
tentram.
Tata
tertib
sekolah
yang
ditaati
dan
dilaksanakaan
dengan
baik
oleh
para
peserta
didik
dapat
menjadi
suatu
pembelajaran
bagi
mereka
untuk
dapat
menghormati
aturan-aturan
umum
lainnya
serta
dapat
belajar
mengembangkan
sikap
mengekang
dan
mengendalikan
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 25
PEMBINAAN
KETARUNAAN
2.
Sebagai
sarana
pendidikan
Keberadaan
tata
tertib
sekolah
maka
akan
memperkenalkan
peserta
didk
pada
perilaku
yang
disetujui
oleh
suatu
lingkungan.
Dengan
begitu
pada
akhirnya
peserta
didik
dapat
membawa
dirinya
ke
dalam
kehidupan
yang
lebih
luas
yaitu
lingkungan
masyarakat,
dimana
sebelum
terjun
ke
dalam
lingkungan
masyarakat,
para
peserta
didk
telah
dibekali
dengan
pengetahuaan
dan
keterampilan
untuk
dapat
mengekang
atau
mengendalikan
diri,
sehingga
nantinya
mereka
diharapkan
dapat
mengekang
atau
mengendalikan
diri,
sehingga
nantinya
mereka
diharapkan
dapat
menciptakan
lingkungan
yang
aman,
damai,
tenang
dan
amaan
3.
Sebagai
pedoman
bagi
perilaku
peserta
didik
Tata
tertib
sekolah
dapat
menjadi
suatu
pedoman
bagi
perilaku
peserta
didik
dan
dapat
memotivasi
peserta
didik
untuk
dapat
berperilaku
atau
bertindak
sesuai
dengan
harapan
sosial
Tata
tertib
sekolah
juga
menjadi
salah
satu
unsur
kedisiplinan
perilaku
peserta
didik.
Dengan
begitu
para
peserta
didik
diharapkan
mampu
berperilaku
sesuai
dengan
standar
yang
ditetapkan
oleh
lingkungan
sekolah.
Dari
uraian
di
atas
bisa
disimpulkan
bahwa
tata
tertib
sekolah
berisi
larangan-larangan
bagi
peserta
didik,
dimana
hal
tersebut
dapat
mendidik
serta
membina
perilaku
peserta
didik
di
sekolah,
karena
tata
tertib
sekolah
berisi
aturan-aturan
yang
harus
dilaksanakan
oleh
peserta
Gambar
11
Contoh
buku
saku
Sumber:
Dok
SMA
Taruna
Nusantara
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
26 2020
didik.
Selain
itu
tata
tertib
sekolah
juga
mengandung
sangsi
bagi
peserta
didik
yang
melanggarnya.
Pada
penerapan
pembinaan
taruna,
maka
sekolah
harus
membuat
tata
tertib
sekolah
bagi
taruna,
sebagai
pola
pembiasaan
diri
sebelum
ke
dunia
usaha
industri
yang
mempunyai
pola
aturan
tata
tertib
tersendiri
di
dunia
usaha
idustri.
Tata
tertib
taruna
termuat
di
dalam
Buku
Saku
Taruna,
yang
setiap
saat
kedinasan
harus
selalu
ada
di
dalam
saku
taruna.
Buku
saku
adalah
buku
panduan
yang
sudah
disederhanakan
namun
tetap
memuat
informasi
yang
terkait
tata
tertib
taruna
dan
acuan
p e n i l a i a n
t e r h a d a p
t o m b a l
b a l i k
positif/penghargaan
dan
timbal
balik
Gambar
12.
Taruna
mendapat
reward
negatif/
sanksi.
Terdapat
contoh
tata
tertib
di
lampiran
3.
C.
Pelaksanaan
tata
tertib
di
sekolah
Sekolah
berperan
besar
bukan
saja
dalam
mendapatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
tapi
juga
untuk
membentuk
mental,
fisik,
dan
karakter.
Dalam
pelaksanaannya
kesuksesan
siswa
tidak
hanya
ditentukan
oleh
prestasi
akademik
melainkan
ditentukan
oleh
peran
internal
dan
eksternal
sekolah.
1.
Peranan
Internal
Sekolah
Menjadi
penting
karena
berhubungan
langsung
dengan
aktifitas
siswa.
Dibutuhkan
bagaimana
membentuk
kondisi
internal
sekolah
tersebut,
mulai
dari
siswa
itu
masuk
ke
sekolah,
proses
interaksi,
dan
tetap
mempertahankan
implementasi
nilai-nilai
pembentukan
mental,
fisik,
dan
karakter.
Implementasi
pembentukan
mental,
fisik,
dan
karakter
melibatkan
unsur
orang
tua,
siswa,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan.
Prosesnya
dapat
dimulai
dari:
a.
Menentukan
Persyaratan
Calon
Siswa
Proses
perekruktan
calon
siswa
dilakukan
melalui
beberapa
tahapan
seleksi
sebagai
berikut
(contoh
penerimaan
di
SMK
Negeri
3
Pandeglang):
1)
Penelusuran
minat
dan
bakat
(atas
kemauan
sendiri
bukan
paksaan
dari
orang
lain)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 27
PEMBINAAN
KETARUNAAN
2)
Wawancara
3)
Test
psikologi
(kemampuan
dasar,
kepribadian,
gaya
belajar,
dll)
4)
Surat
Keterangan
Sehat
5)
Test
fisik
6)
Test
akademik
PENDAFTARAN
CALON
TARUNA/TARUNI
SMKN
3
PANDEGLANG
Gambar
13.
Contoh
penerimaan
peserta
didik
di
SMK
Negeri
3
Pandeglang
Sumber:
dok.
SMKN
3
Pandeglang
b.
Melaksanakan
sumpah
guru/kode
etik
guru
sesuai
dengan
Undang-
undang
Sisdiknas
Nomor
20
Tahun
2003
dan
Undang-undang
Guru
dan
Dosen
Nomor
14
Tahun
2005
c.
Membangun
komitmen
antara
orang
tua,
siswa
dan
guru
Untuk
menghasilkan
karakter
yang
baik
diwujudkan
dengan
adanya
kontrak
belajar
antara
orang
tua,
guru,
dan
siswa.
Contoh:
Orang
tua
memahami
dan
mendukung
sepenuhnya
pelaksanaan
pendidikan
karakter
di
sekolah.
Siswa
memahami
t u j u a n
p e l a k s a n a a n
p e n d i d i ka n
ka ra k t e r
d a n
b e rs e d i a
melaksanakan.
Guru
memahami
dan
membimbing
siswa
dalam
rangka
mencapai
nilai-nilai
karakter
kerja
serta
aturan
yang
berlaku
DU/DI.
d.
Membuat
Standar
Operational
Prosedure
(SOP)
dalam
pelaksanaan
pendidikan
karakter
Menghindari
terjadinya
bullying,
tindakan
kekerasan,
dan
pelanggaran
hak
anak
dibutuhkan
SOP
yang
jelas.
e.
Mendesain
lingkungan
yang
mendukung
pelaksanaan
pendidikan
karakter
Kemampuan
sekolah
untuk
menciptakan
kondisi
lingkungan
yang
mendukung
terlaksananya
nilai-nilai
karakter.
f.
Menganalisis
dan
mendesain
kurikulum
pelaksanaan
pendidikan
karakter
yang
blended
on
curricula,
dan
memperhatikan
isu
lingkungan
serta
etika
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
28 2020
g.
Melaksanakan
aplikasi,
yang
mudah
dilaksanakan
dan
adanya
keteladanan
pimpinan
dan
guru
di
sekolah
h.
Membuat
tim
khusus
untuk
memantau
pelaksanaan
pendidikan
karakter
i.
Monitoring
dan
evaluasi
2.
Peranan
Eksternal
Sekolah
a.
Melibatkan
TNI
atau
POLRI
sebagai
instruktur
atau
penyuluh
dalam
pelaksana
pendidikan
karakter
b.
Melibatkan
dunia
usaha
industri
sebagai
guru
tamu
soft
skill
terkait
budaya
industri
c.
Melibatkan
stakeholder
untuk
mendukung
pelaksanaan
pendidikan
karakter
D.
Lembar
kegiatan
Tujuan:
Membuat
Tata
Tertib
Taruna
Pada
kegiatan
lembar
kegiatan
materi
tata
tertib
peserta
ToT
guru
sekolah
adalah:
1.
Bentuk
peserta
menjadi
6
kelompok
2.
Baca
dan
analisa
contoh
tata
tertib
taruna
yang
tersedia
di
lempiran
3.
3.
Buatlah
Tata
Tertib
Taruna
untuk
sekolah
anda
yang
disesuaikan
dengan
karakteristik
sekolah
anda
4.
Presentasikan
perencanaan
tata
tertib
yang
telah
kelompok
anda
buat
dan
kelompok
lain
menanggapinya.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 29
PEMBINAAN
KETARUNAAN
BAB
V
SENAT
TARUNA
A.
Pengertian
Senat
Taruna
adalah
suatu
organisasi
taruna
tertinggi
dan
satu-satunya
yang
berada
di
ruang
lingkup
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Pembentukan
Senat
Taruna
didirikan
untuk
membantu
kelancaran
aktivitas
taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
dalam
menjalani
pendidikan
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
B.
Manfaat
Senat
Taruna
dibentuk
di
SMK
untuk
melatih
taruna
untuk
belajar
berorganisasi
dan
belajar
bertanggung
jawab
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsi
masing-masing
jabatan
yang
dipegang
oleh
taruna.
Pengalaman
ini
dibutuhkan
sebagai
bekal
kepada
peserta
didik
sebelum
berkecimpung
di
dunia
usaha
industri,
misalnya
mengkoordinir
sesama
teman,
junior
serta
guru/
pembina
atau
mempertanggungjawab
selama
menjabat
menjadi
senat
di
SMK.
C.
Pembentukan
organisasi
Secara
garis
besar,
organisasi
senat
taruna
terbagi
menjadi
3
bagian
yang
saling
berkoordinasi
dalam
menjalankan
tugasnya,
yaitu
Senat
inti,
Senat
harian
dan
Senat
lapangan.
1.
Senat
Inti
Ketua
Senat
Taruna,
mempunyai
tugas:
a.
Mengkoordinir
penyusunan
program
kerja
Senat
Taruna
dan
melaksanakan
selama
jabatannya
b.
Memimpin
rapat
Senat
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
c.
Bertanggung
jawab
secara
moral
dan
operasional
terhadap
terlaksananya
program-program
kerja
maupun
seluruh
kegiatan
Senat
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
Mengangkat
dan
memberhentikan
Ketua
Senat
Taruna
yang
baru
dengan
persetujuan
Kepala
Sekolah
e.
Dalam
melaksankan
tugas,
bertanggung
jawab
penuh
kepada
Kepala
Sekolah
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
30 2020
Wakil
Ketua
I
a.
Membantu
pelaksanaan
tugas
Ketua
Senat
Taruna
b.
Bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
atas
kelancaran
tugas
terhadap
seksi-seksi
yang
berada
di
bawah
koordinasinya
c.
Mengkoordinasikan
jalannya
program
kerja
bersama
seksi-seksi
di
bawahnya
yaitu
Seksi
Kewiraan,
Seksi
Pendidikan,
Seksi
Keputrian,
dan
Seksi
Hubungan
Masyarakat
e.
Melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
Senat
apabila
Ketua
Senat
berhalangan
Wakil
Ketua
II
a.
Membantu
pelaksanaan
tugas-tugas
Ketua
Senat
Taruna
b.
Bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
atas
kelancaran
tugas
terhadap
seksi-seksi
yang
berada
di
bawah
koordinasinya
c.
Mengkoordinasi
jalannya
program
kerja
bersama
seksi-seksi
dibawahnya
yaitu
Seksi
Kerohanian,
Seksi
Kesejahteraan,
Seksi
Olahraga,
Seksi
Kesenian,
dan
Seksi
Kewirausahaan
d.
Melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
senat
apabila
Ketua
Senat
berhalangan
Sekretaris
a.
Bertanggung
jawab
atas
kelangsungan
administrasi
Senat
Taruna
b.
Menyiapkan
dan
menyusun
kegiatan
rapat
Senat
Taruna
c.
Mengurus
kelancaran
keluar
masuknya
surat
organisasi
d.
Membuat
laporan
pertanggungjawaban
kepengurusan
Senat
Taruna
Bendahara
a.
Bendahara
bertanggung
jawab
terhadap
kelancaran
keuangan
organisasi
b.
Mengatur
dan
merawat
inventaris/
harta
organisasi
Senat
Taruna
c.
Membuat
laporan
keuangan
Senat
Taruna
secara
berkala
(1
bulan
sekali)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 31
PEMBINAAN
KETARUNAAN
2.
Senat
Harian
Seksi
Kewiraan
a.
Menanamkan
rasa
kedisiplinan
dan
loyaliatas
Almamater
pada
setiap
diri
Taruna
b.
Berpatisipasi
dalam
acara
dan
kegiatan
antara
Ketarunaan
c.
Membantu
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
peraturan
dinas
dalam
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Pendidikan
a.
Bertanggung
jawab
terhadap
penyebarluasan
informasi
maupun
pendidikan
yang
diberikan
oleh
Sekolah
Menengah
Kejuruan
melalui
bagian
administrasi
akademik
dan
ketarunaan
b.
Meningkatkan
wawasan
pengetahuan
dengan
mengadakan
kegiatan
yang
bersifat
ilmiah
ataupun
mengusahakan
pengadaan
sarana
pendidikan
c.
Meningkatkan
penertiban
dan
penyebarluasan
kliping/majalah
taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
d.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Hubungan
Masyarakat
(Humas)
Seksi
humas
merupakan
salah
satu
seksi
yang
bergerak
di
bidang
hubungan
dengan
masyarakat
di
lingkungan
atau
lingkup
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Adapun
pada
setiap
Seksi
Humas
mempunyai
tugas
di
masing-masing
bidang
yang
dipegang
atau
yang
perlu
di
pertanggungjawabkan
atas
tugas
yang
telah
diberikan
pada
setiap
Seksi
Humas.
Susunan
struktur
humas
yang
tertinggi
di
pegang
oleh
Ketua
Seksi
Hubungan
Masyarakat.
Sub
seksi
yang
membantu
Seksi
Humas
adalah
Sub
Seksi
Informasi
dan
Komunikasi
dan
Sub
Seksi
Dokumentasi
dan
Admistrasi
Seksi
Keputrian
a.
Mengatur
kegiatan
untuk
meningkatkan
mental
serta
jiwa
keputrian
b.
Mengkoodinir
kegiatan/acara
yang
melibatkan
Taruni
(Perempuan)
c.
Meningkatkan
bakat
Taruni
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
32 2020
d.
Mengurus
konsumsi
pada
setiap
kegiatan
yang
diadakan
Senat
Taruna
e.
Dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Kerohanian
a.
Mengatur
dan
membina
kegiatan
kerohanian
atau
keagamaan
yang
berlangsung
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
b.
Menciptakan
kerukunan
antar
umat
beragama
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
c.
Mengkoordinasikan
kegiatan
peringatan
hari-hari
besar
keagamaan
d.
Menjaga
kebersihan
dan
keindahan
tempat-tempat
ibadah
e.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Kesejahteraan
a.
Mengatur
atau
mengusahakan
perbaikan
fasilitas
dan
perlengkapan
Taruna
b.
Menjaga
kebersihan
kelas,
kantor
dan
lingkungannya
c.
Mengkoordinasikan
lomba
kebersihan
antar
kelas
d.
Mengkoordinasikan
kegiatan
bakti
sosial
dan
kemasyarakatan
e.
Membantu
pelaksanaan
pengobatan
bagi
taruna
yang
sakit
f.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Olahraga
a.
Membina
kesehatan
mental
dan
fisik
dengan
mengatur
dan
mengkoodinasikan
keolahragaan
baik
di
dalam
maupun
di
luar
sekolah
b.
Membantu
penyediaan
fasilitas
dan
seragam
olah
raga
c.
Menjaga
dan
merawat
sarana
olah
raga
d.
Memotivasi
kegiatan
olah
raga
taruna
e.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 33
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Seksi
Kesenian
a.
Menyalurkan
bakat
taruna
di
bidang
seni
b.
Menyelenggarakan
dan
mengatur
kegiatan-kegiatan
sen
para
taruna
baik
di
luar
maupun
di
dalam
sekolah
c.
Mengusahakan
fasilitas
dan
peralatan
yang
menunjang
kegiatan
kesenian
d.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Seksi
Kewirausahaan
a.
Mengkoordinasikan
dan
mengatur
kegiatan
kewirausahaan
dan
bekerjasama
dengan
paket
keahlian
b.
Mengusahakan
fasilitas
dan
peralatan
yang
menunjang
kegiatan
kewirausahaan
c.
Bertanggung
jawab
terhadap
kegiatan
kewirausahaan
dan
koperasi
taruna
d.
Menjaga
dan
merawat
sarana
yang
digunakan
termasuk
koperasi
taruna
e.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
3.
Senat
Lapangan
Komandan
kompi
Komandan
kompi
membawahi
beberapa
komandan
pleton
dari
berbagai
tingkatan
dengan
tugas
:
a.
Melaksanakan
pembinaan
dan
pembentukan
kedisplinan
taruna
baik
mental
maupun
fisik
di
lingkup
kompinya
b.
Dalam
melaksanakan
tugas
bersama-sama
dengan
seksi
lain
dan
komandan
pleton
c.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
Komandan
Polisi
Taruna
Komandan
Polisi
taruna
membawahi
Polisi
Taruna
dari
berbagai
tingkatan,
dengan
tugas:
a.
Melakukan
pengawasan
pelaksanan
tata
kedisplinan
dan
tata
tertib
di
dalam
sekolah
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
34 2020
b.
Dalam
melaksanakan
tugas
bersama-sama
dengan
seksi
lain
komandan
kompi
dan
komandan
pleton
c.
Dalam
melaksanakan
tugas
bertanggung
jawab
kepada
Ketua
Senat
Taruna
4.
Piket
Harian
Piket
Harian
dilakukan
oleh
kakak
kelas/senior
tertinggi
pada
jenjangnya,
yang
bertanggung
jawab
atas
kelancaraan
pembinan
terhadap
apa
yang
menjadi
tugasnya
a.
Perwira
jaga,
menjadi
koordinator
harian
semua
aktivitas
saat
hari
itu
b.
Bintara
jaga,
menjadi
wakil
koordinator
harian
yang
membantu
semua
aktivitas
kegiatan
pada
hari
itu
c.
Piket
I,
menjadi
koordinator
pada
semua
kegitan
aktivitas
untuk
kelas
I
atau
kelas
X
d.
Piket
II,
menjadi
koordinator
pada
semua
kegitan
aktivitas
untuk
kelas
II
atau
kelas
XI
e.
Piket
III,
menjadi
koordinator
pada
semua
kegitan
aktivitas
untuk
kelas
III
atau
kelas
XII
Tanda
Pengenal
Setiap
taruna/I
yang
aktif
wajib
memiliki
Kartu
Tanda
Anggota
yang
dikeluarkan
oleh
bagian
ketarunaan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 35
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Pakaian
Dinas
1.
Pakaian
dinas
adalah
pakaian
seragam
yang
memenuhi
ketentuan
tertentu
yang
menjadi
standar
bagi
taruna/i
dan
wajib
dikenakan
dalam
setiap
kegiatan
resmi
di
sekolah.
Pakaian
dinas
dapat
dibedakan
sebagai
berikut:
a.
Pakaian
Dinas
Harian
(PDH):
merupakan
pakaian
yang
dipakai
taruna/i
sehari-hari
dalam
mengikut
kegiatan
resmi
sekolah.
Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
b.
Pakaian
Dinas
Upacara
Besar:
merupakan
pakaian
yang
dipakai
taruna/i
pada
setiap
Upacara
Kebesaran.
Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
c.
Pakaian
Dinas
lapangan
(PDL):
merupakan
pakaian
yang
dipakai
taruna/I
pada
saat
melakukan
kegiatan
lapangan/ekstra
di
luar
kegiatan
KBM.
Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
d.
Pakaian
Dinas
Praktek
(PDP):
merupakan
pakaian
taruna/i
pada
saat
mengikuti
kegiatan
praktikum
di
laboratorium/bengkel.
Ketentuan-ketentuan
teknis
diatur
dalam
ketentuan
tersendiri
Gambar
14.
Contoh
seragam
taruna
Sumber:
dok
SMKN
1
Mundu
D.
Lembar
kegiatan
Tujuan:
Membuat
program
pembetukan
organisasi
ketarunaan
Pada
kegiatan
lembar
kegiatan
materi
tata
tertib
peserta
ToT
Instruktur
Inti
adalah
:
1.
Bentuk
menjadi
6
kelompok
2.
Buatlah
program
pembentukan
organisasi
ketarunaan
untuk
sekolah
anda
yang
disesuaikan
dengan
karakteristik
sekolah
anda
3.
Presentasikan
program
pembetukan
organisasi
ketarunaan
yang
telah
kelompok
anda
buat
dan
kelompok
lain
menanggapinya
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
36 2020
Daftar
Pustaka
Apriyadi,
A,
Beddy
I.M,
dan
Denny
H.
2017.
Pengaruh
Pembunaan
Terhadap
Kedisiplinan
Taruna
di
Sekolah
Tinggi
Perikanan
Jurusan
Penyuluhan
Perikanan
Bogor.
Jurnal
Governansi
ISSN
2442-3971
Vol
3
Nomor
2
Djmaludin
A,
Bayu
HP,
Sunarto,
Sandra
E,
Taufiq
P,
dan
Rindra
H.
2017.
Modul
pelatihan
dasar
Calon
PNS
Tata
Uacara
sispil
dan
Keprotokolan.
LAN.
Jakarta.
Rizki
Febriyati,
2015.
Perilaku
Kedisiplinan
Siswa
Kelas
X
Selam
Proses
Pembelajaran
Ilmu
Gizi
di
SMKN
3
Wonosari.
UNY.
Yogyakarta.
Andang.
2014.
Managemen
dan
Kepemimpinan
Kepala
sekolah.
Ar-Ruzz
Media.
Yogyakarta
Undang-Undang
RI
Nomor
20
tahun
2003.
Tentang
sistem
Pendidikan
Nasional.
Bab
2
pasal
3.
Semiawan,
Conny
R.
(2002).Pendidikan
Keluarga
Dalam
Era
Global.
Jakarta
Supriyadi,
Gering.
2000.
Etika
Birokasi.
LAN.
Jakarta
Nana
Sudjana
dan
Daeng
Arifin.
(1988).
Cara
Belajar
Siswa
Aktif
dalam
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Sinar
Baru
https://guruppkn.com/fungsi-tata-tertib-sekolah-bagi-siswa
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020 37
Lampiran-lampiran
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Lampiran 2.
JANJI TARUNA/TARUNI
Janji
Taruna/Taruni
Kami
Taruna/Taruni
SMK
dengan
tulus
ikhlas
berjanji:
1.
Bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dengan
mengamalkan
nilai-nilai
ketuhanan
dan
nilai-nilai
kemanusiaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
2.
Jujur
dalam
hati,
pikiran
dan
perbuatan
3.
Disiplin
bertanggung
jawab
dan
tekun,
serta
tidak
mengenal
menyerah
dalam
belajar
dan
bekerja
4.
Selalu
meningkatkan
kompetensi
untuk
mencapai
standar
terkini
5.
Menghormati
dan
berbakti
kepada
orang
tua
serta
guru
6.
Menghormati
sesama
dan
ramah
terhadap
lingkungan
7.
Taat
hukum
dan
setia
pada
korps
serta
bangsa
dan
Negara
kesatuan
republik
Indonesia
8.
Menjunjung
tinggi
harkat
martabat
dan
jati
diri
pribadi,
keluarga
dan
sekolah
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
39 2020
CONTOH
Lampiran
1.
SURAT
PERNYATAAN
TARUNA/TARUNI
Yang
bertanda
tangan
dibawah
ini:
1.
Taruna/Taruni
Nama
:
Tempat/
tanggal
lahir
:
Agama
:
Paket
Keahlian
:
2.
Orang
Tua
Nama
:
Pekerjaan
:
Alamat
lengkap
:
Telepon
:
3.
Wali
Nama
:
Pekerjaan
:
Alamat
lengkap
:
Telepon
:
Menyatakan dan berjanji untuk:
1. Menjunjung tinggi Kode Kehormatan Taruna sebagai Taruna SMK
2. Mentaati segala peraturan yang berlaku di SMK
3. Belajar dengan giat dan sebaik-baiknya
4. Mentaati peraturan yang berlaku di SMK, antara lain:
a. Peraturan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
b. Petunjuk pelaksanaan peraturan tata tertib Taruna-Taruni Sekolah Menengah Kejuruan
c. Selama mengikuti pendidikan harus menjaga keutuhan Buku saku yang sudah dibagikan
5. Bersedia mengundurkan diri dari pendidikan SMK apabila terbukti pengguna narkoba dan obat terlarang
6.
Siap
menerima
sanksi
apabila
melakukan
penyimpangan
dari
yang
telah
kami
nyatakan
pada
surat
pernyataan
ini
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
……….,……….20….
Menyetujui
Orang
Tua/
wali
Calon
Taruna/Taruni
----------------------- ---- ----------------------- ----
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
40
Lampiran
3.
SISTEM
PEMBINAAN
SIKAP
DAN
KEPRIBADIAN
TARUNA
SPSKT
LOGO
SEKOLAH/
KORPS
TARUNA
INSTANSI PEMBUAT
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
41 2020
PEMBINAAN
KETARUNAAN
TARUNA SMK
SISTEM
PEMBINAAN
SIKAP
DAN
KEPRIBADIAN
TARUNA
KODE
ETIK
TARUNA
1.
Bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
serta
taat
kepada
Negara
dan
Pemerintah
Indonesia
yang
berdasarkan
Pancasila.
2.
Menghormati
semua
pihak
demi
terbinanya
suasana
hidup
kekeluargaan
yang
berazaskan
Pancasila.
3.
Menghargai
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan
seni.
4.
Membantu
serta
tidak
menghambat
terselenggaranya
kegiatan
pendidikan,
penelitian
dan
pengabdian
masyarakat.
5.
Senantiasa
belajar
dengan
tekun
dan
berusaha
meningkatkan
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan
seni
sesuai
dengan
bidangnya.
6.
Menjaga
nama
baik
Institusi
dan
almamater.
7.
Menjunjung
tinggi
kebudayaan
nasional,
nilai
moral
dan
kebenaran
ilmiah.
8.
Menjaga
integritas
pribadi
dan
kejujuran
intelektual.
9.
Memelihara,
menjaga
sarana
dan
prasarana
pendidikan.
10.
Wajib
menjaga
kebersihan,
keindahan,
ketertiban,
keamanan
dan
keselamatan.
11.
Berdisiplin,
bersikap
jujur,
bersemangat,
bertanggung
jawab
dan
tidak
melakukan
perbuatan
tercela.
12.
Berbudi
luhur,
berperilaku
dan
berpakaian
sopan.
13.
Mematuhi
semua
peraturan
dan
tata
tertib
yang
berlaku
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
42
PEMBINAAN
KETARUNAAN
BAGIAN
SATU
PENDAHULUAN
BAB
1
KETENTUAN
UMUM
Pasal
1
(1)
Sekolah
Mengengah
Kejuruan
selanjutnya
disingkat
SMK
adalah
Pendidikan
Menengahdi
lingkup
KementerianPendidikan
dan
Kebudayaan,
yang
menyelenggarakan
program
pendidikan
vokasi
dibidang
pendidikan
(2)
Unsur
Pimpinan
SMK
terdiri
dari
Ketua
dan
5
(lima)
Wakil
Kepala.
(3)
Senat
SMK
adalah
merupakan
badan
normatif
dan
perwakilan
tertinggi
di
lingkungan
SMK.
(4)
Pendidik
adalah
guru
yang
berdasarkan
pendidikan
dan
keahliannya
mendapat
tugas
di
SMK.
(5)
Tenaga
Kependidikan
adalah
tenaga
selain
guru
yang
bertugas
di
SMK.
(6)
Tenaga
Pembina
Taruna
adalah
pendidik,
tenaga
kependidikan
dan
pihak
lain
yang
ditugaskan
untuk
membina
Taruna
oleh
Kepala
SMK.
(7)
Tenaga
Pembina
Khusus
adalah
orang
yang
ditugaskan
secara
khusus
untuk
membina
Taruna
sebagai
pelatih
dibidangnya
oleh
Kepala
SMK.
(8)
Taruna
adalah
peserta
didik
yang
terdaftar
dan
mengikuti
pendidikan
Menengah
di
SMK,
dengansebutan
Taruna
bagi
peserta
didik
laki-laki
dan
Taruni
bagi
peserta
didik
perempuan.
(9)
Tenaga
Kesehatan
adalah
tenaga
medis
pada
Balai
Pengobatan
(BP)
meliputi
dokter,
perawat,
asisten
apoteker
dan
analis
kesehatan
yang
bertugas
di
SMK.
(10)
Tenaga
Bimbingan
dan
Konseling
(BK)
terdiri
dari
Psikolog
dan
petugas
yang
ditunjuk
oleh
Kepala
SMK
(11)
Pembinaan
Taruna
adalah
unit
yang
berfungsi
membantu
pelaksanaan
dan
pengawasan
sistem
pembinaan
sikap
dan
kepribadian
Taruna
SMK
secara
berkelanjutan
dalam
seluruh
aspek
kehidupan
Taruna
dan
Asrama
sesuai
dengan
buku
SPSKT.
(12)
Pembinaan
adalah
suatu
proses
belajar
dengan
tujuan
membantu
Taruna
untuk
mengembangkan
sikap,
kemampuan
dan
kecakapan
untuk
mencapai
tujuan
hidup
dan
kerja/belajar
yang
sedang
dijalani
secara
lebih
efektif.
(13)
Pamong
adalah
Pembina
Taruna
yang
ditugaskan
oleh
Kapala
SMK
sebagai
pembina
angkatan
taruna
(14)
Piket
Pembina
Taruna
(PPT)
adalah
Pembina
Taruna
yang
sedang
melakasanakan
piket
pembinaan
taruna
dan
asrama
sesuai
jadwal
yang
telah
ditetapkan.
(15)
Sistem
Pembinaan
Ketarunaan
adalah
satu
kesatuan
yang
terintegrasi
untuk
mengatur
proses
pembinaan
sikap
dan
kepribadian
Taruna.
(16)
Jenjang
Pembinaan
ketarunaan
adalah
suatu
tahapan
dalam
pembinaan
berkelanjutan
yang
ditetapkan
bedasarkan
tingkat
perkembangan
Taruna
serta
keluasan
dan
kedalaman
bahan
pembinaannya.
(17)
Program
Pembinaan
adalah
seperangkatrencana
dan
pengaturan
mengenai
isi
dan
bahan
pembinaan
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembinaan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
43 2020
(18)
Sumberdaya
pembinaan
adalah
pendukung
dan
penunjang
pelaksanaan
pembinaan
yang
terwujud
sebagai
tenaga,
dana,
sarana,
dan
prasarana
yang
tersedia
atau
diadakan
dan
didayagunakan
untuk
Taruna
baik
sendiri-sendiri
maupun
bersama-sama.
(19)
Sikap
Taruna
adalah
potensi
kejiwaan
Taruna
yang
dipengaruhi
oleh
tiga
unsur,
yaitu
cipta,
rasa
dan
karsa
yang
membentuk
pola
pikir
tertentu
yang
mempengaruhi
tingkah
lakunnya.
(20)
Tingkah
Laku
Taruna
adalah
perwujudan
sikap
Taruna
yang
tampil
mengemuka
secara
operasional
atau
nyata
dalam
bentuk
perbuatan
tertentu
baik
positif
maupun
negatif
sesuai
dengan
situasi
kondisi
lingkungan
yang
mempengaruhinya.
(21)
Kepribadian
Taruna
adalah
pola
umum
perilaku
Taruna
yang
mencerminkan
kebiasaan
berpikir,
ungkapan
sikap,
bakat,
perasaan,
cara,
dan
tingkah
laku
serta
pandangan
hidupnya.
(22)
Prosedur
pembinaan
adalah
tahapan
kegiatan
dalam
pembinaan
ketarunaan
untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.
BAB
II
DASAR,
FUNGSI,
DAN
TUJUAN
Dasar
Pasal
2
Pembinaan
ketarunaan
berakar
pada
kebudayaan
bangsa
Indonesia
yang
berdasarkan
pada
Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
1945.
Fungsi
Pasal
3
Pembinaan
ketarunaan
berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan,
meningkatkan
mutu
kehidupan
serta
martabatnya
dalam
upaya
mewujudkan
tujuan
pendidikan
SMK.
Tujuan
Pasal
4
Pembinaan
ketarunaan
bertujuan
mengembangkan
sikap
dan
kepribadian
Taruna,
untuk
mewujudkan
manusia
yang
beriman
dan
bertaqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa
dan
berbudi
pekerti
luhur,
memiliki
pengetahuan
dan
ketrampilan,
kesehatan
jasmani
dan
rohani,
kepribadian
yang
baik
dan
mandiri
serta
rasa
tanggung
jawab
kemasyarakatan
dan
kebangsaan.
Pasal
5
Untuk
mencapai
tujuan
pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
4,Sasaran
pengembangan
sikap
dan
kepribadian
Taruna
adalah
untuk
menumbuhkan:
(1)
Kesetiaan
terhadapPancasila,
Undang-Undang
Dasar
1945,
Negara,
Pemerintah
dan
SMK.
(2)
Kemampuan
berprestasi
dalam
melaksanakan
tugas
yang
dibebankan
kepada
dirinya
dan
bersungguh-sungguh
dalam
belajar
dan/atau
bekerja.
(3)
Tanggung
jawab
dalammenyelesaikan
tugas-tugas
yang
diserahkan
kepadanya
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
44
PEMBINAAN
KETARUNAAN
dengan
baik
dan
tepat
pada
waktunya,
serta
berani
memikul
resiko
atas
tindakan
y a n g
dilakukannya.
(4)
Ketaatan
terhadap
segala
peraturan
perundang-undangan
dan
kedinasan
yang
berlaku
serta
perintah
kedinasan
yang
diberikan
oleh
atasan
yang
berwenang.
(5)
Ke j u j u ra n
d a l a m
m e l a k s a n a k a n
t u g a s
d e n g a n
t u l u s
h a t i
d a n
t i d a k
menyalahgunakan
wewenang
yang
diberikan.
(6)
Kemampuan
bekerja
sama
dengan
orang
lain
dalam
menyelesaikan
tugas
yang
ditentukan,
sehingga
mencapai
daya
guna
dan
hasil
guna
yang
sebesar-besarnya.
(7)
Prakarsadalam
mengambil
keputusan,
langkah-langkah
yang
diperlukan
dalam
melaksanakan
tugas
tanpa
menunggu
perintah
dari
atasan.
(8)
Jiwa
kepemimpinan
untuk
meyakinkan
orang
lain
untuk
dikerahkan
secara
maksimal
dalam
melaksanakan
tugas
pokok
bagi
yang
memangku
satu
jabatan
kedinasan.
BAB
III
HAK
DAN
KEWAJIBAN
TARUNA
UNTUK
MEMPEROLEH
PEMBINAAN
Pasal
6
Setiap
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut
:
(1)
Mendapatkan
perlakuan
yang
sama
dalam
pembinaan
dengan
tidak
membedakan
jenis
kelamin,
suku,
agama,
ras,
kedudukan
sosial,
dan
tingkat
kemampuan
ekonominya.
(2)
Mendapatkan
kesempatan
yang
seluas-luasnya
untuk
memperoleh
pengetahuan,
kemampuan,
dan
ketrampilan
dalam
pemantapan
sikap
dan
kepribadiannya.
Pasal
7
Setiap
Taruna
berkewajiban
untuk
:
(1)
Mematuhi
semua
peraturan
yang
berlaku.
(2)
Menghormatidan
menghargai
Pendidik,
tenaga
Kependidikan
dan
Pembina.
(3)
Ikut
memelihara
sarana,
prasarana,
kebersihan,
keindahan,
ketertiban
dan
keamanan.
Pasal
8
Pelaksanaan
ketentuan
sebagimana
dimaksud
pada
pasal
7
diatur
oleh
Kepala
SMK
sebagaimana
lampiran
yang
tidak
terpisahkan
dari
ketentuan
ini.
BAB
IV
PEMBINAAN
Pasal
9
Jenis-jenis
pembinaan
Taruna
meliputi
:
(1)
Pembinaan
kurikuler
adalah
usaha
sadar
untuk
menyiapkan
Taruna
melalui
kegiatan
bimbingan,
pengajaran,
dan/atau
latihan
berupa
tatap
muka
terjadwal,
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
45 2020
kegiatan
akademik
mandiri
bagi
peranannya
di
masa
yang
akan
datang.
(2)
Pembinaan
ko-kurikuler
adalah
usaha
sadar
untuk
menyiapkan
taruna
melalui
kegiatan
bimbingan,
dan/atau
latihan
sesuai
bidang
keahliannya
untuk
menunjang
kegiatan
kurikuler.
(3)
Pembinaan
ekstra
kurikuler
adalah
usaha
sadar
untuk
menyiapkan
Taruna
melalui
kegiatan,
dan/atau
latihan
sesuai
minat
dan
bakatnya
diluar
kegiatan
kurikuler.
Pasal
10
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
9
ayat
(1)
diatur
dalam
sistem
penyelenggaraan
pendidikan
SMK.
Pasal
11
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
9
ayat
(2)
disesuaikan
dengan
penyelenggaraan
pendidikan
SMK.
Pasal
12
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
9
ayat
(2)
dan
(3)
meliputi:
(1)
Pembinaan
kerohanian.
(2)
Pembinaan
kedisiplinan.
(3)
Pembinaan
minat
dan
bakat
(olahraga,
seni
dan
budaya).
(4)
Pembinaan
organisasi
Senat
Taruna
dan
organisasi
lain
dibawahnya.
(5)
Pembinaan
kewirausahaan
dan
kesejahteraan.
(6)
Pembinaan
kebersihan
dan
keamanan.
(7)
Pembinaan
keputrian.
(8)
Pembinaan
bahasa
asing.
(9)
Pembinaan
kesamaptaan.
Pasal
13
(1)
Tenaga
Pembina
Taruna
adalah
Guru
dantenaga
kependidikan
yang
diangkat
oleh
Kepala
SMK
dengan
tugas
khusus
membina
Taruna.
(2)
Tenaga
Pembina
Taruna
bertugas
menyelenggarakan
kegiatan
membimbing,
melatih,
mengembangkan,
mengelola,
dan/atau
memberikan
pelayanan
teknis
dalam
bidang
yang
dibina.
(3)
Tenaga
Pembina
Khusus
adalah
orang
yang
ditugaskan
secara
khusus
oleh
Kepala
SMK
untuk
membina
Taruna
sebagai
pelatih
dibidangnya.
Pasal
14
Setiap
tenaga
Pembina
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut:
(1)
Memperoleh
penghasilan
dan
jaminan
kesejahteraan
sosial.
(2)
Memperoleh
pembinaan
karir
berdasarkan
prestasi
kerja.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
46
PEMBINAAN
KETARUNAAN
(3)
Memperoleh
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
tugasnya.
(4)
Memperoleh
penghargaan
sesuai
dengan
dharma
baktinya.
(5)
Menggunakan
sarana,
prasarana
dan
fasilitas
SMK
dalam
melaksanakan
tugasnya.
Pasal
15
Setiap
tenaga
Pembina
Taruna
berkewajiban
untuk:
(1)
Membina
loyalitas
pribadi
dan
Taruna
terhadap
ideologi
negara
Pancasila
dan
Undang-Undang
Dasar
1945.
(2)
Menjunjung
tinggi
kebudayaan
bangsa.
(3)
Melaksanakan
tugas
dengan
penuh
tanggung
jawab
dan
pengabdian.
(4)
Meningkatkan
kemampuan
profesional
sesuai
tuntutan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
pembangunan
bangsa.
(5)
Menjaga
nama
baik
SMK
sesuai
dengan
kepercayaan
yang
diberikan
masyarakat,
Bangsa
dan
Negara.
BAB
V
PROGRAM
PEMBINAAN
Pasal
16
Program
pembinaan
disusun
untuk
mewujudkan
tujuan
pembinaan
Taruna
dengan
memperhatikan
tahap
perkembangan
Taruna
dan
kesesuaian
dengan
lingkungan,
kebutuhan
pembangunan
nasional
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
kesenian,
sesuai
dengan
jenis
dan
jenjang
masing-masing
satuan
pembinaan.
Pasal
17
Program
pembinaan
merupakan
bahan
kajian
untuk
mencapai
tujuan
penyelenggaraan
satuan
pembinaan
dalam
rangka
upaya
pencapaian
tujuan
pembinaan
yang
lebih
humanis.
Pasal
18
Program
pembinaan
kedisiplinan
meliputi:
(1)
Penanaman
Kedisiplinan
Dasar
Taruna:
a)
MenyelenggarakanMasa
Pengenalan
Lingkungan
Sekolah
(MPLS).
b)
Menyelenggarakan
LatihanDasar
Kedisiplinan
(LDK).
(2)
Pemantapan
Kedisiplinan
Taruna:
a)
Menyelenggarakan
Masa
Pembinaan
Dasar
Kedisiplinan.
b)
Melaksanakan
pembinaan
kedisiplinan
berkelanjutan.
(3)
Pembinaan
Kemantapan
kedisiplinan
Taruna
dilakukan
dengan
membina
kedisiplinan
kehidupan
dalam
sekolah
dan
tempat-tempat
lain
dalam
rangka
pelaksanaan
pendidikan.
(4)
Penyelenggaraan
Bimbingan
dan
Konseling
:
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
47 2020
a)
Memberikan
bimbingan
dan
konseling
bagi
Taruna
secara
individu
maupun
kelompok
meliputi
segala
aspek
yang
terkait
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
bidang
kegiatan
kurikuler,
ko-kurikuler,
dan
ektra
kurikuler.
b)
Memberikan
bimbingan
dan
konseling
mengenai
lapangan
pekerjaan.
(5)
Pembinaan
kedisiplinan
yang
bersifat
tidak
tetap
dan
bekerja
sama
dengan
institusi
lain.
Pasal
19
Program
kerohanian
meliputi:
(1)
Menyelenggarakan
ceramah-ceramah
tentang
budipekerti
dan
nilai-nilai
luhur
bangsa.
(2)
Membina
pelaksanaan
peribadatan
sehari-hari.
(3)
Membina
pelaksanaan
kegiatan
pendalaman
keimanan.
(4)
Membina
kegiatan
peringatan
hari-hari
besar
keagamaan.
Pasal
20
Program
pembinaan
minat
bakat
olahraga,
seni
dan
budaya
meliputi:
(1)
Menyelenggarakan
latihan
olah
raga.
(2)
Menyelenggarakan
latihan
kesenian
dan
kebudayaan.
(3)
Menyelenggarakan
Pekan
Olah
Raga
dan
Seni
Taruna.
(4)
Mengikutsertakan
Taruna
dalam
berbagai
perlombaan.
Pasal
21
Program
pembinaan
organisasi
Senat
Taruna
dan
organisasi
yang
berada
dibawahnya
dapat
dikembangkan
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
ketentuan
SMK
serta
ditetapkan
melalui
keputusan
Kepala
SMK.
Pasal
22
Pendekatan
utama
dalam
program
pembinaan
meliputi:
(1)
Pendekatan
informatif
yaitu
penyelenggaraan
pembinan
disampaikan
melalui
informasi
berupa
ceramah,
,
dan/atau
bentuk
lain.
(2)
Pendekatan
partisipatif
yaitu
penyelenggaraan
program
pembinaan
disampaikan
melalui
situasi
belajar
bersama
Pembina
dan
para
Taruna
belajar
satu
sama
lain.
(3)
Pendekatan
eksperensial
yaitu
penyelenggaraan
program
pembinaan
melibatkan
langsung
para
Taruna
secara
aktif
dalam
situasi
dan
pengalaman
nyata.
Pasal
23
(1)
Metode
penyelenggaraan
pembinaan
Ketarunaan
dilaksanakan
melalui
metode
penerapan
disiplin
Taruna
dan
metode
among
(Bimbingan).
(2)
Metode
penerapan
disiplin
Taruna
merupakan
pembinaan
yang
memegang
teguh
kedisiplinan
Taruna
SMK.
(3)
Metode
among
(bimbingan)
merupakan
suatu
proses
teknis
yang
teratur
untuk
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
48
PEMBINAAN
KETARUNAAN
BAB
VI
SUMBER
DAYA
PEMBINAAN
Pasal
24
Sumberdaya
pembinaan
berasal
dari
SMK,
institusi
terkait
TNI/POLRI,
masyarakat
dan
orang
tua
Taruna.
Pasal
25
Sarana
dan
prasarana
pembinaan
meliputi:
a)
Asrama,
dapur,
ruang
makan,
ruang
belajar,
ruang
rapat
serbaguna,
ruang
rekreasi,
ruang
tamu,
pekarangan
serta
kelengkapannya.
b)
Ruang
laboratorium,
workshop,
perpustakaan,
serta
kelengkapannya.
c)
Rumah
ibadah,
gedung
pertemuan,
gedung
perkantoran,
lapangan
olahraga,
ruang
kesenian,
kolam
renang
serta
kelengkapannya.
d)
Unit
Pembinaan
Taruna.
e)
Unit
Balai
Pengobatan
(BP).
f)
Unit
Bimbingan
dan
Konseling
(BK)
g)
Tenaga
pembina
dan
pengawas
yang
terdiri
dari
guru
dan
tenaga
kependidikan.
h)
Tenaga
administrasi
terdiri
dari
staf
Bagian
Administrasi
Umum
dan
Bagian
Administrasi
Akademik
dan
Ketarunaan.
I)
Perangkat
peraturan
kedisiplinan
Taruna.
j)
Buku
SPSKT,
buku
kondite
Taruna
dan
kartu
Taruna.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
49 2020
BAB
VII
PENGELOLAAN
Pasal
26
(1)
Penanggung
jawab
tertinggi
penyelenggaraan
pelaksanaan
dan
pengawasan
dalam
pembinaan
ketarunaan
adalah
Kepala
SMK.
(2)
Prosedur
pembinaan
ketarunaan
meliputi
kegiatan
perencanaan,
penyelenggaraan
pelaksanaan,
pengawasan
dan
penilaian
yang
dilakukan
oleh
tenaga
pembina
dikoordinasikan
oleh
Wakil
Kepala
Ketarunaan
(3)
Tenaga
Pembina
berwenang
mengambil
tindakan
administratif
terhadap
para
Taruna
yang
berprestasi
maupun
melakukan
pelanggaran
terhadap
ketentuan
sebagaimana
diatur
pada
BAGIAN
DUA
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan
Kepribadian
Taruna
SMK.
BAB
VIII
PENILAIAN
Pasal
27
Terhadap
kegiatan
dan
kemajuan
pengembangan
sikap
dan
kepribadian
Taruna
dilakukan
penilaian.
Pasal
28
Secara
berkala
dan
berkelanjutan
SMK
melakukan
penilaian
terhadap
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan
Kepribadian
Taruna
SMK.
BAGIAN
DUA
PERATURAN
DISIPLIN
TARUNA
BAB
I
KETENTUAN
UMUM
Pasal
1
Dalam
Peraturan
Disiplinan
Taruna
yang
dimaksud
dengan:
(1)
Kode
Etik
Taruna
adalah
norma-norma
yang
harus
dijunjung
tinggi
oleh
Taruna
sebagai
landasan
tingkah
laku
yang
memiliki
nilai
kebenaran
berkenaan
dengan
moral
atau
akhlak.
(2)
Senat
Taruna
adalah
organisasi
ketarunaan
yang
tertinggi
di
SMK.
(3)
Martabat
Taruna
adalah
tingkat
harkat/derajat
kemuliaan
Taruna.
(4)
Jiwa
Korsa
adalah
rasa
bangga
terhadap
korps
dan
selalu
berupaya
untuk
menjaganya.
(5)
Korps
Taruna
adalah
wadah
keikutsertaan
Taruna
SMK
dalam
usaha
bela
Negara.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
50
PEMBINAAN
KETARUNAAN
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
51 2020
BAB
II
MAKSUD
DAN
TUJUAN
PERATURAN
DISIPLIN
TARUNA
Pasal
2
(1)
Maksud
Peraturan
Disiplin
Taruna
adalah
memberikan
pedoman
dalam
pembinaan
disiplin
dan
kepribadian
Taruna.
(2)
Tujuan
Peraturan
Disiplin
Taruna
adalah
mengatur
dan
memperlancar
usaha
pembinaan
kepada
Taruna
dalam
bersikap
dan
berperilaku
sehari-hari,
baik
di
dalam
maupun
di
luar
sekolah.
BAB
III
KODE
ETIK
TARUNA
Pasal
3
Kode
etik
Taruna
terdiri
dari
Janji
dan
Ketentuan
moral
sebagaimana
tercantum
dalam
Janji
Setia
Panca
Bhakti
Taruna
BAB
IV
HAK,
KEWAJIBAN,
DANLARANGAN
Hak
Pasal
4
Setiap
Taruna
mempunyai
hak-hak
sebagai
berikut:
(1)
Menggunakan
kebebasan
akademik
secara
bertanggung
jawab
untuk
menuntut
dan
mengkaji
ilmu
sesuai
dengan
norma
dan
susila
yang
berlaku
dalam
lingkungan
akademik.
(2)
Memperoleh
pengajaran
sebaik-baiknya
dan
layanan
bidang
akademik
sesuai
dengan
minat,
bakat,
kegemaran
dan
kemampuan.
(3)
Memanfatkan
fasilitas
SMK
dalam
rangka
kelancaran
proses
belajar.
(4)
Mendapatkan
bimbingan
dariguru
yang
bertanggung
jawab
atas
program
studi
yang
diikutinya
dalam
penyelesaian
studinya.
(5)
Memperoleh
layanan
informasi
yang
berkaitan
dengan
program
studi
yang
diikutinya
serta
hasil
belajarnya.
(6)
Memperoleh
layanan
kesejahteraan
sesuai
dengan
peraturan
perundangan
yang
berlaku.
(7)
Memanfaatkan
sumberdaya
SMK
melalui
perwakilan/
organisasi
ketarunaan
untuk
mengurus
dan
mengatur
kesejahteraan,
minat,
dan
tata
kehidupan
bermasyarakat.
(8)
Ikut
serta
dalam
kegiatan
organisasi
ketarunaan
SMK.
(9)
Memperoleh
pelayanan
khusus
bilamana
menyandang
cacat
yang
diperoleh
selama
mengikuti
pendidikan
di
SMK.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
52
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Kewajiban
Pasal
5
Setiap
Taruna
berkewajiban
untuk
:
(1)
Memahami,
menghayati
dan
mengamalkan
Pancasila
serta
mentaati
semua
ketentuan
hukum
yang
berlaku
di
Negara
KesatuanRepublik
Indonesia.
(2)
Memiliki
sifat
hormat
kepada
Bendera
Merah
Putih
dan
lagu
Kebangsaan
Indonesia
Raya;
(3)
Menjunjung
tinggi
dan
menegakkan
kehormatan
Taruna
dan
almamater.
(4)
Memiliki
jiwa
korps.
(5)
Memiliki
sikap
saling
menghormati
dalam
kebebasan
menjalankan
Ibadah
sesuai
dengan
Agama
dan
kepercayaan
masing-masing.
(6)
Mengembangkan
hubungan
yang
serasi,
selaras
dan
seimbang
antara
Taruna
dengan
masyarakat
lingkungannya.
(7)
Mentaati
setiap
perintah
kedinasan
yang
diberikan
kepadanya
dan
segera
melaporkan
hasil
penugasannya.
(8)
Mengikuti
kegiatan-kegiatan
pendidikan
dengan
baik
dan
bersungguh-sungguh
serta
dengan
penuh
rasa
tanggung
jawab.
(9)
Tinggal
di
Asrama
selama
masa
pendidikan
kecuali
ada
ketentuan
lain.
(10)
Memelihara
barang-barang
inventaris
SMK
dan
menjaga
keutuhannya.
(11)
Menggunakan
alat
pengingat
waktu
(Jam
tangan)
sebagai
simbol
kedisiplinan
taruna.
(12)
Mengembalikan
barang-barang
pinjaman/hutang
pada
waktu
yang
ditetapkan.
(13)
Menjaga
keamanan
dan
memelihara
kebersihan.
(14)
Memahami
isi
buku
SPSKT
(15)
Selalu
membawa
buku
Kondite,
Kartu
Tarun
dan
Kartu
Pelajar.
(16)
Berpakaian
sesuai
ketentuan.
(17)
Menyelesaikan
Kartu
Bebas
Taruna
(Clearing
Card)
sebelum
mendapatkan
kartu
ujian
semester.
Larangan
Pasal
6
Setiap
Taruna
dilarang:
(1)
Membocorkan
rahasia
Negara.
(2)
Melakukan
tindakan
makar.
(3)
Melakukan
atau
terlibat
tindak
kriminal.
(4)
Melakukan
pemalsuan.
(5)
Mencemarkan
nama
baik
SMK.
(6)
Menentang/melawan
pimpinanSMK,
Pembina
Taruna,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
(7)
Melakukan
tindakan
amoral/asusila.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
53 2020
(8)
Melakukan
kekerasan
dan
penganiayaan.
(9)
Berkelahi.
(10)
Menimbulkan
keonaran.
(11)
Menikah.
(12)
Menggunakan
narkotika
dan
obat
terlarang
lainya.
(13)
Meninggalkan
sekolah
tanpa
izin.
(14)
Memiliki
kost-kostan
diluar
sekolah
tanpa
seizin
SMK.
(15)
Menyimpan
senjata
api,
bahan
peledak
dan
senjata
berbahaya
lainnya
tanpa
izin.
(16)
Membawa
alat
komunikasi
dan
alat
elektronik
yang
tidak
sesuai
dengan
aturan
(17)
Merusak
barang-barang
inventaris
SMK
atau
barang-barang
lainya
dengan
sengaja.
(18)
Berjudi,
minum-minuman
keras.
(19)
Mencuri,
mengambil
barang
atau
apapun
yang
bukan
miliknya.
(20)
Memfitnah,
menghasut,
memberiketerangan
palsu,
dan
berdusta.
(21)
Berbuat
tidak
jujur
dalam
ujian
dan
dalam
hal
apapun.
(22)
Melakukan
plagiat.
(23)
Mengancam
dan
mengintimidasi.
(24)
Merobek/mencoret-coret/sengaja
menghilangkan
buku
kondite
Taruna
(25)
Menyalahgunakan
surat
ijin.
(26)
Mengambil,
memindahkan
dan
menyalahgunakan
barang
inventaris
SMK.
(27)
Membentuk
kelompok
yang
berbasis
SARA.
(28)
Merokok.
BAB
V
TATA
KRAMA
TARUNA
Berdiri,
berjalan
dan
duduk
Pasal
7
(1)
Berdiri
harus
ditempat
yang
pantas
sesuai
dengan
kehormatan
Taruna.
(2)
Berdiri
dan
berjalan
harus
tegak
dengan
pandangan
lurus
kedepan.
(3)
Melangkah
harus
dengan
wajar
dengan
langkah
diayun
secara
serasi.
(4)
Apabila
berjalan
bersama
lebih
dari
satu
orang,
sesuaikan
langkah
dan
temponya.
(5)
Tidak
memalingkan
muka
(menengok)
secara
berlebihan.
(6)
Pada
saat
berjalan,
jangan
terlalu
banyak
berbicara
satu
sama
lain.
(7)
Berjalan
dilakukan
secara
serasi
sesuai
dengan
keadaan.
(8)
Taruna
senior/pria
berada
disebelah
kanan
Taruna
junior/wanita
(Taruna
junior/wanita
berada
ditempat
yang
aman).
(9)
Pada
waktu
berjalan
menaiki
tangga
Taruna
mendahulukan
wanita/orang
yang
lebih
tua,
dan
waktu
menuruni
tangga
Taruna
mendahului
wanita/orang
tua.
(10)
Duduk
di
tempat
yang
pantas
dengan
badan
tegak.
(11)
Usahakanlah
untuk
tidak
membawa
barang
secara
berlebihan
dan
bawalah
barang
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
54
PEMBINAAN
KETARUNAAN
di
tangan
kiri
selama
memungkinkan.
(12)
Tidak
diperbolehkan
mengendong
tas
saat
menggunakan
pakaian
dinas
(PDH
dan
PDUB)
Kebersihan
dan
Kerapihan
Diri
Pasal
8
(1)
Kebersihan
badan
dan
kerapihan
pakaian
harus
selalu
dijaga
sesuai
dengan
martabat
Taruna.
(2)
Merias
wajah/tubuh
sewajarnya
sesuai
dengan
martabat
Taruna.
(3)
Kerapihan
rambut
dan
kuku
disesuaikan
dengan
ketentuan
yang
berlaku
sebagai
Taruna
dan
Taruni.
Berbicara
Pasal
9
(1)
Berbicara
menggunakan
bahasa
Indonesia
yang
baik
dan
benar.
(2)
Selama
berbicara,
perhatikan
orang
yang
diajak
berbicara
dan
ikuti
segala
pembicaraan
serta
jawablah
pertanyaan-pertanyaan
dengan
sopan.
(3)
Memberikan
kesempatan
bicara
kepada
orang
lain
dengan
selalu
menjaga
sikap
yang
baik.
(4)
Usahakan
sikap
yang
sesuai
jika
berbicara
dengan
orang
yang
duduk
atau
berdiri.
(5)
Harus
berbicara
sopan
dan
jangan
berbicara
kasar
kepada
siapapun.
Apabila
menguap,
bersin
atau
batuk
lakukanlah
secara
sopan
dengan
menutup
hidung
atau
mulut.
(6)
Berikan
jawaban
sesuai
dengan
pertanyaan
yang
diajukan.
(7)
Taruna
harus
selalu
menjaga
sikap
sempurnakecuali
diizinkan.
(8)
Berbicara
dan
chatting
menggunakan
alat
komunikasi
disesuaikan
dengan
lawan
bicara
dan
diam
ditempat
(tidak
sambil
berjalan).
Berkenalan
Pasal
10
(1)
Dalam
berjabat
tangan
dengan
seseorang,
lakukan
dengan
kesungguhan
dan
menghadaplah
kepada
orang
tersebut
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi.
(2)
Sebutkan
nama
dengan
jelas
dan
lengkap.
(3)
Perkenalkanlah
diri
terlebih
dahulu
terhadap
orang
yang
lebih
tua.
(4)
Apabila
memperkenalkan
teman
kepada
atasan
atau
orang
yang
lebih
tua,
cara
memperkenalkan
ialah
dengan
terlebih
dahulu
menyebutkan
nama
teman
tersebut.
(5)
Pada
saat
berpisah
setelah
berkenalan,
ucapkan
salam.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
55 2020
Berpergian
Dengan
Teman
Wanita
(Khusus
bagi
Taruna)
Pasal
11
(1)
Mintalah
izin
terlebih
dahulu
kepada
orang
tua/walinya.
(2)
Apabila
berjalan
dengan
teman
wanita
supaya
tetap
bersikap
sebagai
seorang
Taruna.
(3)
Tempatkanlah
teman
wanita
pada
tempat
yang
aman
dan
hindarilah
jalan
yang
kotor
dan
rusak.
(4)
Dilarang
mengunjungi
tempat
terlarang
dan
tempat
yang
dapat
menimbulkan
kecurigaan
masyarakat
umum.
(5)
Saat
mengantar
pulang
teman
wanita,
sesuaikanlah
dengan
ketentuan
orang
tua/walinya
dan
jangan
lupa
mengucapkan
terima
kasih
dan
memberi
salam.
Bertamu
Pasal
12
(1)
Beritahukan
terlebih
dahulu
kepada
orang
yang
akan
dikunjungi
bahwa
Taruna
akan
bertamu,
kecuali
dalam
keadaan
mendesak.
(2)
Hendaklah
mengetuk
pintu/menekan
bel/mengucapkan
salam
dan
memberi
hormat
kepada
tuan
rumah.
(3)
Duduklah
dengan
sikap
yang
baik
dan
sopan
setelah
dipersilahkan
oleh
tuan
rumah.
(4)
Selama
bertamu,
janganlah
mendominasi
pembicaraan.
(5)
Sesuaikan
sikap
dan
pembicaraan
dengan
situasi
dan
kondisi
tuan
rumah.
(6)
Selama
bertamu
tetap
bersikap
sebagai
Taruna.
(7)
Waktu
yang
tepat
untuk
bertamu
harus
di
perhatikan.
(8)
Bila
waktu
untuk
bertamu
telah
selesai
ucapakanlah
terima
kasih
dan
salam
sertaberikan
hormat
kepada
tuan
rumah.
Memasuki
Ruangan
Pasal
13
(1)
Setiap
Taruna
yang
berpakaian
seragam
harus
membuka
tutup
kepalanya
sebelum
memasuki
dan
selama
berada
dalam
suatu
ruangan.
(2)
Taruna
yang
hendak
masuk
ke
dalam
ruangan
pembina
perlu
memperhatikan
sikap
sebagai
berikut
:
a)
Tutup
kepala
di
buka
di
luar
ruangan.
b)
Ketok
pintu
danmasuk
setelah
mendapat
izin.
c)
Langsung
menghadap,
dan
berdiri
lebih
kurang
4
langkah
di
depannya
(disesuaikan
dengan
keadaan
ruangan),menyampaikan
penghormatan
tanpa
tutup
kepala,
setelah
selesai
menghormat
mengucapkan
"izin
menghadap",
d)
Selesai
menghadap
mengambil
sikap
sempurna,
mengucapkan
"izin
menghadap
selesai",menyampaikan
penghormatan
dan
langsung
balik
kanan
meninggalkan
ruangan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
56
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Menerima
Tamu
Pasal14
(1)
Berikan
kesan
yang
baik
dan
menyenangkan
bagi
tamu.
(2)
Persilahkan
tamu
dudukterlebih
dahulu.
(3)
Usahakanlah
untuk
mengambil
inisiatif
memulai
pembicaraan.
(4)
Usahakanlah
agar
tamu
duduk
menghadap
ke
dalam.
(5)
Apabila
tidak
bisa
menerima
tamu,
usahakanlah
untuk
menemuinya
sebentar
dan
memberitahukan
bahwa
ada
sesuatu
kepentingan
mendesak
yang
harus
diselesaikan.
(6)
Pada
saat
tamu
selesai
berkunjung,
antarkanlah
tamu
tersebut
sampai
ke
pintu
ruangan
tamu,
atau
bahkan
keluar
halaman/sekolah.
Berbelanja
Pasal
15
(1)
Berbelanjalah
ditempat
yang
pantas
bagi
Taruna.
(2)
Memasuki
toko
hanya
apabila
ada
sesuatu
yang
diperlukan
dan
jangan
membuka
tutup
kepala.
(3)
Dalam
berbelanja,
janganlah
melakukan
penawaran
yang
bertele-tele.
(4)
Janganlah
meminta
pelayanan
yang
istimewa.
(5)
Usahakanlah
untuk
tidak
membawa
barang
belanjaan
secara
berlebihan
dan
bawalah
barang
di
tangan
kiri
selama
memungkinkan.
Makan
Pasal
16
(1)
Di
ruang
makan
sekolah:
a)
Patuh
pada
peraturan
tata
tertib
makan
yang
berlaku
di
sekolah.
b)
Pada
waktu
makan,
duduklah
dengan
tegak,
sopan
dan
teratur.
c)
Pergunakan
peralatan
makan/
minum
sebagai
mana
mestinya.
d)
Usahakan
jangan
menimbulkan
bunyi
waktu
minum
maupun
saat
mengunyah
makanan.
(2)
Di
rumah
keluarga
:
a)
Duduklah
di
tempat
yang
telah
di
sediakan.
b)
Berdoalah
sebelum
dan
sesudah
makan.
c)
Janganlah
mendahului
makan
sebelum
di
persilahkan.
d)
Minumlah
sedikit
sebelum
makan.
e)
Makanan
yang
di
ambil
sendiri
hendaklah
di
habiskan.
f)
Makanlah
dengan
sopan,
jangan
tergesa-gesa
dan
aturlah
cara
mengunyah
makanan
sehingga
tidak
menimbulkan
bunyi.
g)
Dalam
mempergunakan
peralatan
makan
dan
minum,
pergunakanlah
sebagaimana
mestinya,
usahakan
agar
sesuai
dengan
tata
cara
makan.
h)
Sebelum
selesai
acara
makan
dan
di
persilakan
oleh
tuan
rumah,
janganlah
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
57 2020
meninggalkan
ruangan
makan.
i)
Ucapkanlah
terima
kasih
atas
jamuan
yang
telah
di
berikan.
(3)
Di
perjamuan/
pesta
:
a)
Perhatikan
kesopanan
cara
mengambil
hidangan.
b)
Apabila
makan
di
kursi,
letakkan
piring
di
atas
pangkuan
atau
topang
dengan
tangan
kiri.
c)
Apabila
cara
makannya
sambil
berdiri,
dilarang
mengunyah
makanan
sambil
berjalan.
d)
Usahakan
untuk
membaurkan
diri
dengan
undangan
lainnya,
dan
apabila
ada
undangan
lain
yang
sendirian,
usahakanlah
untuk
menemaninya.
e)
Setelah
selesai
makan,
letakkan
peralatan
makan
di
tempat
yang
disediakan.
Meminjam
Pasal
17
(1)
Usahakan
untuk
tidak
meminjam
sesuatu
dari
orang
lain
kalau
tidak
terpaksa.
(2)
Hendaklah
bertanggung
jawab
penuh
atas
barang
yang
di
pinjam.
(3)
Usahakanuntuksegeramengembalikan
barang
pinjaman.
(4)
Pada
saat
mengembalikan
barang
-
barang
pinjaman,
ucapkan
"terima
kasih".
(5)
Hendaklah
tidak
meminjam
dan
meminjamkan
barang
pinjaman.
Berkendaraan
Pasal
18
(1)
Taruna
dalam
berkendaraan
umum(kapal
laut,kapal
terbang,
kereta
api,bus,
dan
lain-lain)
:
a)
Harus
memiliki
karcis
yang
berlaku.
b)
Duduklah
di
tempat
yang
di
tentukan.
c)
Berikanlah
tempat
duduk
kepada
orang
lebih
tua/
lemah
atau
wanita.
d)
Tempatkanlah
teman-teman
wanita
di
tempat
yang
aman.
e)
Jangan
membuat
gaduh
dan
menggangu
penumpang
lain.
f)
Usahakan
menutup
muka
dengan
sapu
tangan
bila
tidur.
g)
Patuhilah
peraturan
yang
berlaku.
h)
Dilarang
membeli
sesuatu
lewatjendela
kendaraan.
(2)
Becak/Ojek
:
a)
Usahakan
tidak
naik
becak/ojek
apabila
tidak
terpaksa.
b)
Jangan
mengadakan
tawar-menawar
sampai
bertele-tele.
c)
Dilarang
naik
becak
lebih
dari
dua
orang
sedangkan
ojek
tidak
lebih
dari
satu
orang.
d)
apabila
bersama
teman
wanita,
teman
wanita
naik
lebih
dahulu
dan
pada
waktu
turun
Taruna
mendahului.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
58
PEMBINAAN
KETARUNAAN
(3)
Mengemudikan
kendaraan
bermotor:
a)
Harus
mematuhi
segala
peraturan
lalu
lintas.
b)
Dilarang
mengemudikan
kendaraan
bermotor
apabila
tidak
memiliki
SIM.
c)
Tetap
memperhatikan
sifat
dan
sikap
Taruna.
d)
Dilarang
bersenda
gurau.
e)
Hormatilah
pejalan
kaki
dan
pemakai
jalan
lain.
Menunggu
Kendaraan
Pasal
19
(1)
Tunggulah
kendaraan
di
tempat
yang
telah
di
tentukan.
(2)
Tetap
menjaga
sikap
dan
martabat
sebagai
seorang
Taruna.
BAB
VI
KETERTIBAN
SEKOLAH
Tertib
Keluar
dan
Masuk
Sekolah
Pasal
20
(1)
Setiap
Taruna
keluar
atau
masuk
sekolah
di
wajibkan:
a)
Melalui
pintu
gerbang/
pos
penjagaan
depan
yang
telah
di
tetapkan.
b)
Menepati
waktu
yang
telah
di
tetapkan.
c)
Melapor
kepada
petugas
piket
dan
mengisi
buku
pesiar
di
pos
penjagaan
depan
dengan
memperlihatkan
surat
izin
yang
telah
di
berikan
oleh
yang
berwenang
apabila
di
luar
waktu
pesiar
yang
telah
di
tetapkan
.
d)
Berpakaian
Dinas
Harian
berdasi
lengkap.
(2)
Setiap
Taruna
keluar
atau
memasuki
sekolah
dilarang:
a)
Melompat/
menerobos
pagar.
b)
Membawa
kendaraan
pribadi.
c)
Berkendaraan
kecuali
dinas.
d)
Jika
dijemput/diantar
kendaraan
hanya
diizinkan
sampai
pos
penjagaan
depan
sekolah.
Tertib
Kebersihan
dan
Ketenteraman
Sekolah
Pasal
21
(1)
Setiap
Taruna
diwajibkan:
a)
Memelihara
dan
menjaga
keamanan,ketertiban
dan
kebersihan
sekolah.
b)
Memelihara
kebersihan
ruang-ruang
belajar
serta
lingkungan
sekitarnya.
c)
Memelihara
peralatan
kebersihan
dan
tempat-tempat
pembuangan
kotoran/
sampah.
d)
Memiliki
alat
kebersihan
masing-masing.
(2)
Setiap
Taruna
dilarang:
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
59 2020
a)
Melakukan
hal-hal
yang
dapat
mengganggu
lingkungan
di
sekitarnya.
b)
Menggunakan
listrik
dan
air
secara
berlebihan.
d)
Memanjat
atau
menebang/memotong
pohon,atau
mengambil
buah-buahan
dalam
lingkungan
sekolah
tanpa
seizin
pembina/pejabat
SMK.
e)
Membuang
atau
menumpuk
sampah
secara
sembarangan.
BAB
VII
KETERTIBAN
ASRAMA
Tertib
Penempatan
Pasal
22
(1)
Setiap
Taruna
Wajib;
a)
Menempati
Wisma
yang
telah
ditentukan
SMK.
b)
Menandatangani
berita
acara
hunian
sebelum
menempati
kamar.
(2)
Penghuni
suatu
Wisma
memilih
seorang
Ketua
Wisma
dan
seorang
Wakil
Ketua
Wisma
sebagai
penanggung
jawab
Wisma
dan
penghuninya
untuk
masa
satu
semester.
(3)
Ketua
Wisma
mengisi
berita
acara
hunian
W
isma.
Tertib
Wisma
Pasal
23
(1)
Setiap
Taruna
Wajib:
a)
Memelihara
kebersihan
dan
kerapian
kamar
tidur,
lorong,
kamar
mandi/
WC,
taman
dan
kebun
lingkungan
Wisma.
b)
Menyediakan
tempat
sampah
pada
setiap
kamar
dan
membuang
sampah
pada
tempat
yang
telah
di
sediakan.
c)
Menyimpan/menata
dengan
rapi
peralatan
tidur,
pakaian,
buku-buku
dan
lain-
lain
pada
tempat
yang
layak.
d)
Mematikan
lampu
pada
waktu
keluar
kamar
atau
sedang
tidak
diperlukan;
e)
Menutup
kran
air
sehingga
air
tidak
terbuang.
f)
Memelihara
barang
inventaris
kamar
dan
Wisma.
g)
Menyimpan
barang
berharga
milik
pribadi
pada
tempat
yang
aman.
(2)
Setiap
Taruna
dilarang:
a)
Menempel,
memaku,
memasang
gambar
atau
tulisan
dan
mengotori
dinding
kamar,
lemari
dan
atau
Wisma.
b)
Merusak,
merubah
atau
memindahkan
barang-barang
inventaris
kamar
dan
Wisma.
c)
Merusak,
merubah
atau
menambah
instalasi
listrik.
d)
Menggunakan
listrik
secara
berlebihan
(menggunakan
kompor
listrik
dan
sejenisya).
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
60
PEMBINAAN
KETARUNAAN
e)
Merusak
kunci-kunci
pintu,
kaca-kaca
jendela,
plafon,
pintu
wisma
dan
kamar
tidur,
lemari
kursi
dan
meja
belajar.
f)
Menjemur
pakaian
didalam
kamar,
didepan
jendela
kamar
atau
ditempat
yang
tidak
pantas.
g)
Menyimpan
makanan
atau
bahan
yang
dapat
menganggu
lingkungan.
h)
Makan
di
dalam
kamar
kecuali
bagi
yang
sakit
dan
mendapat
izin
dari
pembina
taruna.
i)
Membawa
peralatan
dapur
ke
wisma
atau
kamar.
j)
Membawa
radio
dan
peralatan
elektronik
lainnya
tanpa
mendapat
izin
dari
pembina.
k)
Menonton
TV.
mendengarkan
radio
pada
waktu
jam
belajar
malam
dan
jam
malam.
l)
Menyimpan
dan
membawa
senjata
tajam,
senjata
api
dan
bentuk-bentuk
senjata
atau
alat/
barang
lainnya
yang
dapat
membahayakan
diri
sendiri
maupun
orang
lain.
n)
Memasak
dalam
kamar
atau
wisma.
o)
Membuat
gaduh
sehingga
mengganggu
penghuni
lainnya.
p)
Meminum
minuman
keras
atau
narkotika
dan
obat-obatan
terlarang.
(4)
Setiap
Taruna
harus
mengganti
barang
inventaris
yang
hilang,
rusak
atau
tidak
sesuai
dengan
waktu
penerimaan
awal.
Tertib
Menerima
Tamu
Pasal
24
(1)
Taruna
dapat
menerima
tamu
pada
tempat
dan
waktu
yang
telah
ditentukan.
(2)
Taruna
dilarang
menerima/membawa
tamu
ke
dalam
kamar
tidur.
(3)
Taruna
dilarang
memasuki
wisma
Taruni
dan
Taruni
dilarang
memasuki
wisma
Taruna
kecuali
untuk
kepentingan
dinas
atau
seizin
pembina.
(4)
Jam
bertamu
sebagaimana
diatur
pada
BAGIAN
TIGA
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan
Kepribadian
Taruna
SMK.
(5)
Tamu
taruna
diluar
jam
bertamu
harus
seizin
Pembina
Taruna.
Tertib
Pakaian
pasal
25
(1)
Setiap
Taruna
Taruni
harus
memakai
pakaian
dinas
sebagai
berikut:
a)
Hari
Senin
sampai
Kamis
memakai
Pakaian
Dinas
Harian
(PDH)
Taruna
Taruni
SMK.
b)
Hari
Jum'at
memakai
Pakaian
Dinas
Harian(PDH)
c)
Untuk
kegiatan-kegiatan
tertentu,Taruna
diwajibkan
menggunakan
pakaian
dinas
yang
telah
ditetapkan.
(2)
Pakaian
yang
telah
ditentukan
wajib
digunakan
dalam
mengikuti
kegiatan
belajar
mengajar
dan
apel.
(3)
Untuk
kepentingan
ibadah
dapat
berpakaian
sesuai
keperluan
dan
seijin
pembina.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
61 2020
Tertib
Ruang
Makan
Pasal
26
(1)
Taruna
makan
bersama
-
sama
di
ruang
makan
pada
waktu
dan
jam
makan
kecuali
bagi
Taruna
yang
melaksanakan
puasa
dan
keadaan
khusus
lainnya
yang
diijinkan
oleh
pembina.
(2)
Setiap
jam
makan
di
tandai
dengan
bunyi
lonceng.
(3)
Setiap
memasuki
ruang
makan
Taruna
harus
berpakaian
rapi
dan
sopan
sesuai
dengan
ketentuan
penggunaan
pakaian
dinas
dan
pakaian
bukan
dinas
(pakaian
bebas
rapi).
(4)
Pelaksanaan
makan
dipimpin
petugas
piket.
(5)
Taruna
wajib
tenang
dan
tertib
sesuai
tata
cara
makan.
(6)
Taruna
wajib
membawa
peralatan
makan
pribadi
(sendok,
garpu,
dan
gelas/muk).
(7)
Taruna
wajib
memelihara
kebersihan
ruang
makan.
(8)
Taruna
dilarang
memasuki
ruang
makan
atau
dapur
selama
waktu
persiapan
makan.
(9)
Taruna
dilarang
membawa
makanan
atau
peralatan
dapur
keluar
ruang
makan
kecuali
untuk
yang
sakit
dan
atau
mendapat
izin
pembina.
(10)
Kegiatan
makan
dilakukan
sesuai
prosedur
makan
yang
telah
ditentukan
dan
sebelumnya
Taruna
wajib
melakukan
absensi
makan
dengan
menggunakan
alat
manual/
finger
print.
Tertib
Ruang
Tamu
Pasal
27
(1)
Ruang
tamu
digunakan
untuk
menerima
tamu
atau
kepentingan
lain
sesuai
izin
pembina.
(2)
Setiap
memasuki
ruang
tamu
Taruna
harus
berpakaian
rapi
dan
sopan.
(3)
Taruna
harus
memelihara
kebersihan
dan
ketertiban
di
ruang
tamu.
Tertib
Waktu
Istirahat
Pasal
28
(1)
Waktu
istirahat
malam
bagi
taruna
adalah
mulai
pukul
.......
WIB
sampai
dengan
pukul
.......
WIB
(2)
Pada
jam
istirahat
Taruna
harus
tenang
dan
tertib
serta
menggunakannya
sebaik
mungkin.
(3)
Taruna
dilarang
keluar
sekolah
pada
jam
istirahat
kecuali
petugas
atau
seijin
pembina.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
62
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Tertib
Apel
Pagi
Pasal
29
(1)
Taruna
wajib
mengikuti
apel
pagi
kecuali
yang
di
ijinkan
oleh
pembina.
(2)
Apel
pagi
dilaksanakan
setiap
hari,kecuali
hari
minggu/hari
libur.
(3)
Apel
pagi
dilaksanakan
pada
pukul
........
s/d
.........
W
I
B.
(4)
Apel
pagi
dipimpin
oleh
perwira
jaga
atau
pembina.
(5)
Pelaksanaan
apel
pagi
sesuai
dengan
tata
cara
yang
telah
di
tetapkan.
(6)
Setelah
apel
pagi,
perwira
jaga
melaporkan
hasil
kegiatan
apel
pagi
kepada
pembina.
Tertib
Apel
Siang
Pasal
30
(1)
Taruna
wajib
mengikuti
apel
siangkecuali
yang
diijinkan
oleh
pembina.
(2)
Apel
siang
dilaksanakan
setiap
harikecuali
malam
Minggu/hari
libur.
(3)
Apel
siang
pada
pukul
.......
s/d
.........
Waktu
setempat.
(4)
Apel
siang
di
pimpin
oleh
perwira
jaga
atau
pembina.
(5)
Pelaksanaan
apel
siang
sesuai
dengan
tata
cara
yang
telah
ditetapkan.
Tertib
Apel
khusus
Pasal
31
(1)
Apel
khusus
antara
lain
Apel
Devisi
dan
Apel
Besar.
(2)
Apel
Devisi
dilaksanakan
sewaktu-waktu
oleh
Pembina
Taruna,
diluar
apel
yang
terjadwal
dengan
seijin
kepala
pembinaan
tarunaatau
Wakil
Kepala.
Tertib
Dinas
Dalam
Pasal
32
(1)
Petugas
Dinas
Dalam
adalah
Taruna
yang
diusulan
oleh
Senat
Taruna
dan
disetujui
oleh
pembina.
(2)
Petugas
Dinas
Dalam
adalah
perwira
jaga,
bintara
jaga,
komandan
jaga,
dan
piket
harian
lainnya
(3)
Petugas
Dinas
Dalam
bertanggung
jawab
terhadap
keamanan
dan
ketertiban
sekolah,
serta
membantu
kelancaran
kegiatan
belajar
mengajar.
(4)
Waktu
pelaksanaan
Dinas
Dalam
disesuaikan
dengan
jenis
kegiatan
(5)
Perijinan
untuk
tidak
mengikuti
kegiatan
sehari-hari
bagi
petugas
Dinas
Dalam
diatur
oleh
pembina.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
63 2020
Tertib
Perizinan
Pasal
33
(1)
Taruna
yang
tidak
dapat
mengikuti
KBM
(teori/praktek)
atau
kegiatan
dinas
lainnya
harus
terlebih
dahulu
mendapat
izin
sesuai
dengan
prosedur
yang
ditetapkan.
(2)
Sesudah
jam
kerja,
permintaan
izin
seperti
disebut
dalam
ayat
(1)
dapat
diberikan
oleh
pembina.
BAB
VIII
KETERTIBAN
KEGIATAN
BELAJAR
MENGAJAR
DAN
UJIAN
Tertib
Kelas
Pasal
34
(1)
Taruna
wajib
mengikuti
KBM
sesuai
dengan
jadwal
yang
telah
ditentukan
oleh
SMK.
(2)
Taruna
yang
tidak
dapat
mengikuti
KBM,
harus
dapat
menunjukkan
surat
izin
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
34
ayat
(1).
(3)
Taruna
yang
tidak
dapat
mengikuti
KBMsebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
wajib
mendapatkan
izin
dari
gurupengajar.
(4)
Taruna
wajib
hadir
dikelas
sebelum
KBM
dimulai
dan
menandatangani
daftar
hadir.
(5)
Taruna
wajib
berpakaian
dinassesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
(6)
Taruna
wajib
menjemput
GuruPengajar
sebelum
KBM
dimulai
dan
mengantarkan
Guru
setelah
selesai
pelajaran.
(7)
Taruna
wajib
menyiapkan
sarana
dan
hal-hal
yang
diperlukan
dalam
rangka
penyelenggaraan
KBM.
(8)
Taruna
wajib
memberikan
laporan
dan
berdo'a
sebelum
dan
sesudah
KBMdilaksanakan,
dipimpin
oleh
seorangpiket
kelas.
(9)
Taruna
wajib
menjaga
kebersihan
kelas
dan
keutuhan
sarana/prasarana
yang
ada
di
dalam
kelas.
Tertib
Ujian
Pasal
35
(1)
Ujian
bagi
Taruna
meliputi
PenilaianTengah
Semester
(PTS)
Penilaian
Akhir
Semester
(PAS).ujian
akhir
program
dan
ujian-ujian
yang
di
tetapkan
oleh
SMK.
(2)
Setiap
Taruna
Wajib:
a)
Mengikuti
ujian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
pasal
ini.
b)
Menyelesaikan
tugas
akademik
dan
administrasi
serta
kartu
bebas
Taruna
(clearing
card)
yang
berlaku
di
SMK
sebelum
mengikuti
ujian.
(3)
Apabila
taruna
tidak
dapat
memenuhi
ketentuan
pada
ayat
(2)
butir
a)
karena
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
mempunyai
hak
untuk
mengikuti
ujian
susulan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
64
PEMBINAAN
KETARUNAAN
(4)
Selama
ujian
berlangsung
peserta
ujian
di
larang
:
a)
Bercakap-cakap,
berbisik-bisik
dengan
peserta
ujian
lainnya.
b)
Menengok
ke
kiri,
ke
kanan,
ke
belakang
atau
hal
lain
yang
dapat
dianggap
mengganggu
suasana
ujian.
c)
Membawa
buku
atau
catatan
keda!am
ruang
ujian,
kecuali
atas
izin
Gurumata
pelajaran
yang
di
ujikan.
d)
Pinjam
meminjam
peralatan
tulis-menulis
dan
peralatan
yang
lain,
selamaujian
berlangsung.
e)
Menerima/memberi
bantuan
dari/ke
peserta
ujian
lain,
dalam
menyelesaikan
soal
ujian.
f)
Menyontek,
membuka
buku
atau
catatan.
g)
Keluar
ruangan
ujian
selama
ujian
sedang
berlangsung.
(5)
Ketentuan
lain
yang
belum
tercantum
dalam
pasal
ini
akan
di
atur
lebih
lanjut
oleh
SMK.
BAB
IX
KETERTIBAN
PRAKTEK
DI
DALAM
SEKOLAH
Penggunaan
Workshop/
Laboratorium
Pasal
36
(1)
Setiap
Taruna
Wajib:
a)
Mengikuti
kegiatan
praktek
sesuai
jadual
yang
ditetapkan
oleh
SMK.
b)
M e n d a p a t
i z i n
s e s u a i
a t u ra n
y a n g
b e r l a k u
u n t u k
m e n g g u n a k a n
workshop/laboratorium
diluar
jadwal
yang
ditetapkan.
c)
Mengisi
lembar
isian
penggunaan
alat
dan
bahan
sebelum
praktek
dimulai
dan
mengembalikannya
kepada
kepala
workshop/laboratorium
setelah
praktek
selesai.
d)
Menggunakan
alat
dan
atau
bahan
sesuai
dengan
ketentuan.
e)
Bertanggung
jawab
penuh
terhadap
peralatan
yang
dipergunakan
selama
melaksanakanpraktek.
f)
Membersihkan
tempat
praktek
dan
mengembalikan
alat
pada
tempat
semula
setelah
kegiatan
praktek.
g)
Berpakaian
praktek
lengkap.
h)
Mengikuti
aturan
yang
sifatnya
khusus
dari
workshop/laboratorium
tertentu
yang
belum
diatur
dalam
pasal
ini.
(2)
Setiap
Taruna
dilarang:
a)
Meninggalkan
tempat
praktek
sebelum
kegiatan
praktek
berakhir
b)
Memindahkan,
merusak
dan/atau
menghilangkan
alat
dan/atau
bahan
praktek
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
65 2020
BAB
X
KETERTIBAN
PRAKTEK
LUAR
SEKOLAH
Pasal
37
(1)
Taruna
Wajib:
a)
Menyelesaikan
tugas
akademik
dan
administrasi
yang
berlaku
di
SMK
sebelum
mengikuti
praktek.
b)
Menyelesaikan
syarat-syarat
administrasi
dengan
pihak-pihak
terkait
di
tempat
praktek.
c)
Melaksanakan
kegiatan
yang
telah
diprogramkan
oleh
SMK.
d)
Berpartisipasi
dalam
kegiatan
kemasyarakatan
di
lokasi
praktek
e)
Menghargai
dan
menghormati
norma-norma
sosial
setempat.
f)
Memberikan
contoh
yang
baik
kepada
lingkungan
masyarakat
sekitarnya.
g)
Memegang
teguh
kode
etik
dan
tata
krama
taruna.
h)
Menjaga
kebersihan
dan
keamanan
lingkungan
tempat
tinggalnya.
(2)
Taruna
dilarang:
a)
Meninggalkan
lokasi
praktek
sebelum
selesai
pelaksanaan
praktek.
b)
Melakukan
tindakan
yang
dapat
menimbulkan
ketidaksenangan
masyarakat
setempat.
(3)
Praktek
diluar
sekolah
yang
dilakukan
dalam
bentuk
kelompok
diberlakukan
ketentuan
Dinas
Dalam
dengan
jadwal
yang
ditentukan
oleh
Guru.
Magang
Pasal
38
(1)
Pada
libur
akhir
semester
Taruna
dapat
melakukan
kegiatan
magang
di
instansi
pemerintah/perusahaan-perusahaan
yang
terkait
dengan
bidang
studinya.
(2)
Dalam
pelaksanaan
kegiatan
magang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1).
Taruna
wajib
mengikuti
ketentuan-ketentuan
sebagaimana
dimaksud
pada
pasal
38.
BAB
XI
TERTIB
DI
PERPUSTAKAAN
Pasal39
(1)
Taruna
wajib:
a)
Memiliki
kartu
anggota
perpustakaan.
b)
Menunjukkan
kartu
anggota
pada
saat
menggunakan
fasilitas
perpustakaan.
c)
Mengembalikan
fasilitas/buku
perpustakaan
yang
dipinjam
tepat
pada
waktunya.
d)
Mengganti
fasitas/buku
milik
perpustakaan
yang
dipinjam
apabila
terjadi
kerusakan
atau
hilang.
e)
Memakai
pakaian
dinas
apabila
mengujungi
perpustakaan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
66
PEMBINAAN
KETARUNAAN
(2)
Taruna
dilarang:
a)
Menggunakan
kartu
anggota
orang
lain.
b)
Merusak
fasilitas/buku
milik
perpustakaan.
c)
Membuat
gaduh
di
ruang
baca
perpustakaan.
BAB
XII
PENILAIAN
KONDITE
TARUNAPEDOMAN
PENILAIAN
Pasal
40
(1)
Setiap
prestasi
dan
pelanggaran
yang
dilakukan
oleh
Taruna
akan
di
nilai
sesuai
jenis
dan
bobotnya.
(2)
Setiap
prestasi
akan
mendapat
penghargaan
dari
SMK.
(3)
Setiap
pelanggaran
akan
mendapat
sanksi
dari
SMK.
Pasal
41
(1)
Prestasi
yang
di
capai
kedua
kalinya
atau
lebih
akan
di
berikan
penghargaan
setingkat
lebih
tinggi
dari
penilaian
yang
seharusnya.
(2)
Pelanggaran
yang
di
lakukan
ke
dua
kalinya
atau
lebih
akan
di
berikan
sanksi
setingkat
lebih
tinggi
dari
penilaian
yang
seharusnya.
Prestasi
Pasal
42
(1)
Prestasi
di
golongkan
sebagai
Prestasi
Umum
dan
Prestasi
Khusus
(2)
Prestasi
umum
mencakup
semua
prestasi
di
luar
prestasi
khusus.
(3)
Prestasi
Khusus
meliputi
prestasi
yang
terkait
dengan
kegiatan
akademis.
Pasal
43
(1)
Penilaian
prestasi
di
kelompokkan
menjadi
prestasi
luar
biasa,
prestasi
biasa
dan
prestasi
cukup.
(2)
Kisaran
bobot
penilaian
prestasi
adalah
plus
1
sampai
dengan
plus
20.
Penilaian
Prestasi
Umum
Pasal
44
(1)
Prestasi
luar
biasa
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus
20
dan
sekecil-kecilnya
plus
11,
mencakup:
a)
Nilai
plus
20:
melakukan
suatu
perbuatan
yang
sangat
terpuji
sehingga
menghindarkan
dari
bahaya
yang
mengancam
jiwa
dan
harta;
b)
Nilai
plus19:
adalah
apabila:
menjadi
juara
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
67 2020
akademik
di
tingkat
Internasional.
ikut
serta
dalam
penyelamatan
lingkungan.
c)
Nilai
plus18:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
internasional.
d)
Nilai
plus17:
menjadi
juara
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
nasional.
e)
Nilai
plus16:
menjadi
juara
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
propinsi;
f)
Nilai
plus15:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
nasional;
g)
Nilai
plus14:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
propinsi;
h)
Nilai
plus13:
menjadi
panitia
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
aktifitas
di
bidang
lingungan
tingkat
nasional;
i)
Nilai
plus12:
adalah
apabila:
Menjadi
panitia
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
aktifitas
di
bidang
lingkungan
tingkat
propinsi.
Berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
sosial
di
tingkat
nasional.
j)
Nilai
plus11:
berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
sosial
dan
atau
bidang
lingkungan
ditingkat
propinsi.
(2)
Prestasi
Umum
Biasa
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus10
dan
sekecil-kecilnya
plus
5,
yaitu:
a)
Nilai
plus10:
menjadi
juara
dalam
suatu
perlombaan/pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
kabupaten/
kotamadya.
b)
Nilai
plus9:
menjadi
peserta
dalam
suatu
perlombaan/
pertandingan
bidang
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
kabupaten/
kotamadya.
c)
Nilai
plus
8:
menjadi
panitia
suatu
kegiatan
non-akademis
ditingkat
kabupaten/
kotamadya.
d)
Nilai
plus7:
berpartisipasi
aktif
dalam
suatu
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
kabupaten/
kotamadya.
e)
Nilai
plus
6:
sebagai
Ketua
Senat
Taruna
SMK.
f)
Nilai
plus5:
duduk
dalam
suatu
kepengurusan
Senat
Taruna
SMK.
(4)
Prestasi
umum
cukup,
dengan
nilai
sebesar-besarnya
plus
4
dan
sekecil-kecilnya
plus
1,
adalah:
a)
Nilai
plus4:
menjadi
juara
dalam
suatu
kejuaraan
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
lokal.
b)
Nilai
plus3:
adalah
apabila
:
Sebagai
ketua/
koordinator
dalam
kepengurusan
kegiatan
yang
berada
dibawah
naungan
organisasi
senat
Taruna
dan/atau
kegiatan
ekstra
dan
ko-kurikuler.
Menjadi
peserta
dalam
suatu
kejuaraan
kegiatan
non-akademis
di
tingkat
lokal.
c)
Nilai
plus2:
adalah
apabila:
Menjadi
ketua
kelas,
ketua
wisma,
atau
ketua
panitia.
Aktif
dalam
kegiatan
positif
yang
tidak
terprogram
oleh
SMK.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
68
PEMBINAAN
KETARUNAAN
d)
Nilai
plus1:
adalah
apabila:
Juara
perlombaan
antar
Taruna
yang
diselenggarakan
oleh
sekolah,
Jurusan,
Program
Studi
atau
Senat
Taruna.
Aktif
dalam
kegiatan
positif
yang
terpogram
oleh
SMK.
Penilaian
Prestasi
Khusus
Pasal
45
(1)
Prestasi
khusus
luar
biasa
dengan
nilai
maksimum
plus
20
dan
mínimum
plus
11,
mencakup:
a)
Nilai
plus
20:penemuan
IPTEK
baru
yang
memberikan
manfaat
bagi
masyarakat.
b)
Nilai
plus
19:
adalah
apabila:
juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
internasional.
pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
internasonal.
c)
Nilai
plus
18:
mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
internasional;
d)
Nilai
plus
17:
adalah
apabila:
juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
nasional.
pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
nasional.
e)
Nilai
plus
16:
adalah
apabila:
mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
nasional.
membantu
persiapan
materi
pada
lomba
karya
ilmiah
tingkat
internasional.
f)
Nilai
plus
15:
menjadi
ketua
atau
koordinator
kegiatan
ilmiah
tingkat
nasional.
g)
Nilai
plus
14:
peserta
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
internasional.
h)
Nilai
plus
13:
membantu
persiapan
materi
pada
lomba
karya
ilmiah
tingkat
nasional.
i)
Nilai
plus
12:
berperan
secara
aktif
dan/
atau
menjadi
anggota
kepanitiaan
pertemuan
ilmiah
tingkat
nasional.
j)
Nilai
plus
11:
pembicaraan
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Provinsi.
(2)
Prestasi
khusus
biasa
dengan
nilai
maksimum
plus
10
dan
mínimal
plus
6,
mencakup:
a)
Nilai
plus
10:adalah
apabila:
juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.
peserta
dalam
pertemuan
ilmia
tingkat
nasioanl.
b)
Nilai
plus
9:
adalah
apabila:
mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.
juara
dalam
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
kota.
pembicara
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Kabupaten/kota.
c)
Nilai
plus
8:
adalah
apabila:
menjadi
ketua/koordinator
kegiatan
ilmiah
tingkat
Provinsi.
mengikuti
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
69 2020
peserta
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Provinsi.
membantu
persiapan
lomba
karya
tulis
ilmiah
tingkat
Provinsi.
d)
Nilai
plus
7:
adalah
apabila:
berperan
secara
aktif
dan/atau
anggota
panitia
pelaksanaan
pertemuan
ilmiah
tingkat
Provinsi.
berperan
secara
aktif
dan/atau
anggota
panitia
pelaksanaan
pertemuan
ilmiah
tingkat
Kabupaten
/
Kota.
e)
Nilai
plus6:
adalah
apabila
:
menjadi
peserta
adalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.
membantu
persiapan
lomba
karya
ilmiah
tingkat
Kabupaten/
Kota.
menjadi
asisten
untuk
mata
pelajaran
tertentu.
menjadi
juara/ranking
1
pada
angkatannya.
pembicaraan
dalam
pertemuan
ilmiah
tingkat
lokal.
(3)
Prestasi
khusus
cukup
dengan
nilai
setinggi-tingginya
plus
5
dan
serendah-
rendahnya
plus
1,
mencakup:
a)
Nilai
plus
5:
juara/ranking
1
sampai
dengan
3
pada
program
studi.
b)
Nilai
plus
4:
presentasi
dalam
pertemuan
ilmiah
di
SMK.
c)
Nilai
plus
3:
menjadi
ketua/koordinator
pertemuan
ilmiah
di
SMK.
d)
Nilai
plus
2:
berperan
sangat
aktif
dan
menonjol
dalam
kegiatan
pengajaran
dan
pelatihan/praktek.
e)
Nilai
plus
1:
berperan
sangat
aktif
dan
menonjol
dalam
pertemuan
ilmiah
di
SMK.
Pelanggaran
Pasal
46
(1)
Pelanggaran
di
golongkan
sebagai
pelanggaran
sangat
berat,
berat,
sedang,
dan
ringan.
(2)
Kisaran
bobot
penilaian
adalah
minus
1
sampai
dengan
minus
20.
(3)
Pelanggaran
sangat
berat
dan
berat
sebagaimana
di
maksud
pada
ayat
1
tidak
mengacu
pada
kisaran
bobot
penilaian
sebagaimana
di
maksud
pada
ayat
2.
Penilaian
Pelanggaran
Pasal
47
(1)
Pelanggaran
sangat
berat
di
berikan
sanksi
di
keluarkan
dari
Sekolah
Menengah
Kejuruan
yang
barakibat
pada
pencopotan
status
sebagai
Taruna
SMK.
Pelanggaran
sangat
berat
mencakup:
a)
Membocorkan
hal-hal
yang
bersifat
rahasia
negara.
b)
Merencanakan
dan/
atau
melakukan
kegiatan
makar.
c)
Mencemarkan
nama
baik
SMK.
d)
Menentang/melawan
pimpinanSMK,
Pembina
Taruna,
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
e)
Tindakan
plagiat.
f)
Tidak
mengikuti
kegiatan
KBM
dan/
atau
praktek
selama
6
hari
bertuirut-turut
tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggung
jawabkan.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
70
PEMBINAAN
KETARUNAAN
g)
Tidak
mengikuti
penialain
akhir
smester
atauujian
negara
tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggung
jawabkan.
h)
Tidak
jujur
dalam
mengikuti
ujian.
i)
Menyebabkan
dan/
atau
memperolehbocoran
soal
ujian
semester.
j)
Dengan
sengaja
merusak
sarana,prasarana
dan/ataufasilitasSMK.
k)
Melakukan
atau
terlibat
tindakan
kriminal(mencuri,
merampok
atau
mengambilyang
bukan
haknya).
l)
Melakukan
perbuatan
amoral/asusila.
m)
Melakukan
penganiayaan
(kekerasan
fisik)
n)
Menikah,
hamil.
o)
Menyalahgunakan
narkotika/
obat
terlarang.
p)
Memfitnah,
menghasut,
memberi
keterangan
palsu,
berdusta.
q)
Meninggalkan
sekolah
tanpa
izin
selama
6(enam)
hari
atau
lebih
secara
berturut-turut.
(2)
Pelanggaran
berat
dapat
diberikan
sanksi
setinggi-tingginya
dikeluarkan
dari
Sekolah
MenengahKejuruan
yang
berakibat
pada
pencopotan
status
sebagai
Taruna
SMK,
dan
seringan-ringannya
skorsing/pencabutan
sementara
status
sebagai
Taruna
selama
satu
tahun.Pelanggaran
berat
meliputi
:
a)
Tidak
mengikuti
penilaian
akhir
semester
untuk
lebih
dari
sepertiga
jumlah
mata
ujian
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan,
b)
Tidak
mengikuti
kegiatan
KBM
dan/atau
praktek
selama
5
hari
berturut
turut
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan.
c)
Tidak
melaksanakan
dan
menyelesaikan
tugas
akademik
program
studi
sesuai
dengan
ketetapan.
d)
Melakukan
kegiatan
praktektidak
sesuai
dengan
prosedur
yang
telah
ditetapkan.
e)
Berkelahi.
f)
Menimbulkan
keonaran.
g)
Menyimpan
senjata
api/bahan
peledak/senjata
tajam,
tanpa
izin.
h)
Minum-minuman
keras/berjudi.
i)
Mengacam/
mengintimidasi.
j)
Meninggalkan
sekolah
tanpa
izin
selama
5
hari
berturut-turut.
(3)
Pelanggaran
sedang
dapat
diberikan
kisaran
bobot
penilaian
antara
minus
6
sampai
dengan
minus
20.
a)
Nllai
minus
20:
adalah
apabila:
Tidak
mengikuti
penilaian
tengah
semester
untuk
sepertiga
mata
ujian
tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggungjawabkan.
Tidak
mengikuti
penialain
akhir
smester
untuk
sepertiga
mata
ujian
tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggung
jawabkan.
Tidak
mengikuti
KBM
selama
4
hari
berturut-turut
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung-
jawabkan.
Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
4
hari.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
71 2020
b)
Nilai
minus
15:adalah
apabila:
Tidak
menyelesaikan
tugas
dariGuru,merobek/
menghilangkan
buku
kondite
Taruna;
menghilangkan
Kartu
Taruna/
KTA
siswa;
menyalahgunakan
izin/
dispensasi.
Menyalahgunakan
sarana
dan
fasilitas
belajar-mengajar
tidak
sesuai
dengan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan.
Tidak
mengikuti
KBM
selama
3
hari
berturut-turut
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan.
Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
3
hari.
c)
Nilai
minus10:
adalah
apabila:
Tidak
melaksanakan
sanksi
yang
diberikan
karena
suatu
pelanggaran.
Menyalahgunakan
barang
inventaris
SMK.
Mencoret
-
coret
Buku
Kondite
Taruna
.
Tidak
mengikuti
KBM
selama
2
hari
berturut
-
turut
tanpa
alasan
yang
dapat
dipertanggung-jawabkan.
Keluar
sekolah
tanpa
izin
selama
2
hari.
d)
Nilai
minus6:
adalah
apabila:
Tidak
membawa
Buku
Kondite
Taruna.
Memindahkan
sarana
dan
fasilitas
belajar-mengajar
tanpa
melalui
ketentuan
yang
telah
di
tetapkan.
Tidak
mengikuti
KBM
selama
1
hari
tanpa
alasan
yang
dapat
di
pertanggung
-jawabkan.
Keluar
sekolahtanpa
izin
selama
1
hari.
(4)
Pelanggaran
ringan
disamping
diberi
penilaian
terhadap
pelanggaran
dengan
kisaran
bobot
penilaian
maksimum
minus5
dan
minimum
minus1;
meliputi:
a)
Nilai
minus
5:
adalah
apabila:
Terlambat
lebih
dari
15
menit
dalam
mengikuti
kegiatan
KBM/
praktek;
Merusak
barang
inventaris
SMK
pada
saat
sedang
dalam
tugas
baik
untuk
kegiatan
akademis
maupun
non
akademis.
b)
Nilai
minus
4:pelanggaran
terhadap
peraturan
Dinas
Dalam.
c)
Nilai
minus
3:
melanggar
peraturan
Tata
Krama
Taruna
dan
ketertiban
sekolah.
d)
Nilai
minus
2:satu
kali
tidak
mengikuti
kegiatan
sekolah
atau
non
akademis
lainnya.
e)
Nilai
minus
1:tidak
melapor
ke
administrasi
sekolah
jika
Buku
Kondite
sudah
penuh
atau
habis.
(5)
Pemberian
Surat
Peringatan
(SP)
pada
Taruna
bilamelakukan
pelanggaran
dan
atau
Nilai
Kondite
Taruna
(Nk)
pada
semester
yang
berlangsung
mencapai
nilai
sebagai
berikut:
a)
Nilai
minus
5
maka
yang
bersangkutan
akan
dberikan
Surat
Peringatan
Pertama
(SP1)
dari
Pembinaan
Ketarunaan.
b)
Nilai
minus
10
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP1
maka
yang
bersangkutan
akan
diberikan
Surat
Peringatan
Kedua
(SP2)
dari
Wakil
Kepala.
c)
Nilai
minus
15dan
atau
pernah
mendapatkan
SP2,
maka
yang
bersangkutan
akan
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
72
PEMBINAAN
KETARUNAAN
diberikan
Surat
Peringatan
ketiga
(SP3)
dari
Ketua
SMK.
(6)
Blla
Nilai
Kondite
Taruna
(Nk)
pada
semester
yang
berlangsung
mencapai
minus
20
atau
lebih,
maka
yang
bersangkutan
di
klasifikasikan
telah
melakukan
pelanggaran
berat
dan
dapat
dikenakan
sanksi
sebagaimana
di
atur
dalam
ayat
(2)
pasal
ini.
Sanksi
Tambahan
Pasal
48
(1)
Sanksi
tambahan
di
berikan
terhadap
pelanggaran
yang
termasuk
dalam
kelompok
pelanggaran
sedang
dan
ringan.
(2)
Sanksi
tambahan
sebagaimana
di
maksud
ayat
(1)
pasal
ini
dapat
berupa
:
a)
Tidak
boleh
pesiar
atau
keluar
sekolahmaksimum
selama
satu
bulan
:
b)
Melaksanakan
kerja
bakti
maksimum
satu
minggu.
c)
Mengganti
sarana,
prasarana,
fasilitas
yang
di
rusakkan
atau
di
hilangkan;
d)
Melaksanakan
suatu
tugas
khusus.
e)
Melaksanakan
tugas
dinas
dalam
maksimum
satu
minggu;
f)
Dicukur
gundul
bagi
taruna
(kecuali
senat
taruna)
(3)
Pelanggaran
yang
berkenaan
dengan
sarana,
prasarana,
dan
fasilitas
pendidikan
baik
yang
utama
dan/
atau
penunjang
akan
di
kenakan
sanksi
penggantian
sesuai
spesifikasi
sarana,
prasarana,
dan
fasilitas
pendidikan
tersebut
atau
denda
penggantian
sesuai
dengan
nilai
sarana,
prasarana,
dan
fasilitas
pendidikan
yang
berlaku.
(4)
Sanksi
masal
untuk
pelanggaran
ringan
sampai
sedang
diberikan
apabila
sebagai
berikut
:
a.
Suatu
pelanggaran
yang
melibatkan
lebih
dari
5
Taruna.
b.
Suatu
pelanggaran
sejenis
yang
telah
terjadi
lebih
dari
3
kali
dan
telah
diberikan
peringatan
sebelumnya.
c.
Sanksi
masal
dalam
pelaksanaannya
harus
seijin
Pembina
Ketarunaan
dan
Wakil
kepala
(5)
Sanksi
masal
dapat
berupa
sanksi
fisik
atau
non
fisik,
yaitu:
a.
Sanksi
fisik
:
Lari
lapangan
upacara
maksimal
15
putaran
Pus-up
maksimal
50
kali
Sit-up
maksimal
50
kali
Merayap
sejauh
kurang
lebih
50
meter
Wajib
diawasi
langsung
oleh
Pembina
yang
bersangkutan
b.
Bentuk
sanksi
non
fisik
ditetapkan
oleh
Pembina,
diantaranya
dapat
berupa
kebersihan
lingkungan
dan
atau
bentuk
lainnya
(kondite)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
73 2020
Lampiran
1
Jadwal
Kegiatan
Taruna
di
dalam
Sekolah
No. Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu
1. 06.40-07.00
2. 07.00-07.45
3. 08.00-12.00
4.
12.30-13.30
5. 14.00-15.00
Catatan
:
1.
Hari
Jum'at,
pukul
11.30-13.00
Sholat
Jum'at
(bagi
yang
non
muslim
dapat
menyesuaikan)
2.
Kegiatan
lain,
pelaksanaannya
akan
diatur
kemudian
BAB
XIII
ADMINISTRASIPRESTASIDANPELANGGARAN
Buku
Kondite
Taruna
Pasal
49
(1)
Setiap
Taruna
mendapat
satu
buku
kondite
Taruna
selama
mengikuti
pendidikan
di
SMK.
(2)
Buku
kondite
Taruna
berfungsi
untuk
mencatat
setiap
prestasi
dan
pelanggaran
Pencatatan
Prestasi
dan/atau
Pelanggaran
Pasal
50
(1)
Setiap
Pembina
dan/atau
pendidik
berkewajiban
mencatat
pada
Buku
Kondite
Taruna
saat
mengetahui
prestasi
atau
pelanggaran
dilakukan
oleh
Taruna.
(2)
Kewenangan
pencatatan
nilai
prestasi
atau
pelanggaran
pada
buku
Kondite
Taruna
adalah
tenaga
Pembina
yang
disesuaikan
dengan
bukti
dan
merujuk
pada
ketentuan
yang
ada.
(3)
Pemberian
penghargaan
prestasi
luar
biasa,
sanksi
berat
dan
sangat
berat
hanya
dapat
diberikan
oleh
KepalaSMK
dengan
pertimbangan
Unsur
Pimpinanmelalui
rapat
yang
minimal
dihadiri
oleh
unsur;
Unit
Pembinaan
Taruna,
Program
Keahlian,
Paket
Keahlian,
Administrasi
Akademik,
Wakil
Kepala
Sekolah,
Bimbingan
dan
Konseling
(BK),
serta
dokter
Balai
Pengobatan
(BP)
apabila
menyangkut
taruna
sakit
(4)
Bila
dipandang
perlu,
SMK
dapat
menghadirkan
Taruna
atau
senat
Taruna
untuk
memberikan
informasi
terkait
sebelum
membuat
keputusan
tentang
bentuk
penghargaan
atau
sanksi.
Evaluasi
Kondite
Taruna
Pasal
51
(1)
Rumus
Evaluasi
Kondite
Taruna
ditetapkan
sebagai
berikut:
Nk = Npr – Npl
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
74
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Nk
:
Nilai
KonditeTaruna
Npr
:
Nilai
Prestasi
Npl
:
Nilai
Pelanggaran
(2)
Kategori
Nilai
Kedisiplinan
Taruna
:
a)
Baik
Sekali
(A)
:
≥
11
b)
Baik
(B)
:
0
s/d
10
c)
Cukup
(C)
:
-1
s/d
-19
d)
Kurang
(D)
:
≥
-20
(3)
Rumus
evaluasi
keidsiplinan
Taruna
ini
tidak
berlaku
bagi
pelanggaran
sangat
berat
dan
berat.
Penetuan
Keberhasilan
Pasal
52
(1)
Penilaian
kedisiplinan
Taruna
dilakukan
secara
periodik
dua
kali
dalam
satu
semester,
yaitu
pertengahan
dan
akhir
semester.
(2)
Hasil
penilaian
pertengahan
semester
sebagai
bahan
umpan
balik
pembinaan
lebih
lanjut.
(3)
Hasil
penilaian
akhir
semester
sebagai
bahan
penentuan
keikutsertaan
Taruna
dalam
pendidikan
di
SMK.
(4)
Untuk
dapat
mengikuti
pendidikan
di
SMK,
nilai
minimal
kedisiplinan
seorang
Taruna
adalah
Cukup
(C).
BAB
XIV
PENUTUP
Pasal
53
(1)
Dengan
berlakunya
Peraturan
Disiplin
Taruna
inimaka
semua
ketentuan/peraturan
yang
bertentangan
dinyatakan
tidak
berlaku
lagi.
(2)
Peraturan
Disiplin
Taruna
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
ditetapkan.
Agar
setiap
civitas
akademika
mengetahuinya
diinstruksikan
kepada
semua
pimpinan
untuk
mensosialisasikan
Peraturan
Disiplin
Taruna
ini
dengan
sebaik-baiknya.
LAMPIRAN
2.
PROSEDUR
PERIZINAN
A.
Izin
Tidak
Mengikuti
KBM
1.
Isi
formulir
Ayang
dapat
diperoleh
pada
wakil
kurikulum
(rangkap3)
2.
Minta
persetujuan
guru
dari
mata
pelajaran
yang
bersangkutan
3.
Surat
Ijin
harus
diketahui
oleh
Ketua
Jurusan
atau
Ketua
Program
Studi
4.
Lembar
pertama
dari
surat
ijin
agar
diserahkan
pada
Jurusan
5.
Lembar
kedua
agar
diserahkan
pada
Wakil
Kurikulum
6.
Lembar
ketiga
agar
diserahkan
pada
Pembina
Ketarunaan
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
75 2020
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........
SURAT IZIN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Diberikan izin tidak mengikuti kepada:
Nama/Nrp/NIS
:
…………………………........................................................
Tingkat/Program
Studi
:
…………………………........................................................
Hari/Tanggal
:
…………………………........................................................
Alasan/Keperluan
:
…………………………........................................................
Persetujuan
dari
:
…………………………........................................................
Tempat, ……………………..
Mengetahui,
Ketua
Jurusan/
Ka.
Program
Studi
(………………………….)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
76
PEMBINAAN
KETARUNAAN
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........
SURAT IZIN KELUAR SEKOLAH
Nama
/
Nrp/NIS
:
…………………………....…
Tingkat
/
Program
Studi
:
…………………………....…
Hari/Tanggal
:
………………s/d...……….
Alasan/Keperluan
:
................../..................
Alamat
Iengkap
yang
dituju
:
…………………………….…
Nomor
Telepon
:
………………………….……
Tempat,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Menyetujui,
Ketua
Jurusan/Prodi.............. ....
Pembina
Ketarunaan
(…………………………) (…………………………)
Wakil Kurikulum
(…………………………)
Catatan
-
Untuk
perijinan
tanpa
menginap
dapat
dilakukan
oleh
Piket
Pembina
Taruna
(PPT)
-
Jika
untuk
perijinan
menginap
maka
perlu
persetujuan
dari
Pembina
Ketarunaan
dan
diketahui
oleh
Wakil
Kurikulum
-
Persetujuan
Ketua
Jurusan
atau
Ketua
Program
Studi
diperlukan
apabila
yang
bersangkutan
tidak
mengikuti
kegiatan
akademik.
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
77 2020
Lampiran
5.
Formullr
C
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah.........
KARTU
BEBAS
TARUNA
(CLEARING
CARD)
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :
Nama/
NRP/NIS
:
.......................................
Semester/
Jurusan
:
.......................................
Telah
bebas
dari
:
1.
Pinjaman
Buku
Perpustakaan
:.......................................
2.
Pinjaman
Alat
Workshop
:
.......................................
3.
Admisnistrasi/
Ketarunaan
:
.......................................
5.
.............................................
:
.......................................
Demikian untuk di jadikan periksa.
Tempat,
………………………
Kepala
Bagian
Administrasi
Akademik
dan
Ketarunaan,
(..................................................)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
78
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Lampiran 6.
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
Alamat
sekolah..........
S
U
R
A
T
P
E
R
I
N
G
A
T
A
N
Nomor:
…………………………………….
Menimbang
:
a.
Bahwa
dalam
rangka
menegakkan
disiplin
pembinaan
sikap
dan
keperibadian
para
taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
b.
Bahwa
saudara
.....................
Nrp.
...................
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)
Semester
....Tahun
Akademik
...................
Paket
Keahlian
..............................
telah
melakukan
pelanggaran
yaitu
.......................................................
sampai
Keputusan
ini
di
tandatangani;
c.
Bahwa
taruna
tersebut
dalam
butir
b,
telah
melakukan
pelanggaran
terhadap
Peraturan
dengan
kriteria
pelanggaran
dengan
akumulasi
nilai
kondite..............................
terhadap
Peraturan
Disiplin
Taruna
yang
berlaku
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan.
Menginggat
:
1.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor:
20
Tahun
2003,
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional;
2.
3.
4.
5.
6.
Memperhatikan
:
1.
Surat
Keputusan
Kepala
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Nomor
:.......................,
tentang
Sistem
Pembinaan
Sikap
dan
Keperibadian
Taruna
Sekolah
Menenga
Kejuruan;
2.
Berita
acara
kronologis
kejadian
dari
Pembina
ketarunaan
dan
kependidikan.
D
I
P
E
R
I
N
G
A
T
K
A
N
Menetapkan
:
Pertama
:
Saudara
……………...
Nrp.
……………..
Taruna
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(
SMK
)
Semester
…
Tahun
Akademik
…………………
Paket
Keahlian
………………….
1)
Diperingatkan
I
2)
Diperingatkan
II
3)
Diperingatkan
III
untuk
tidak
melakukan
kesalahan
yang
sama
seperti
pada
poin
b,
dan
bila
mengulangi
kasalahan
yang
sama
maka
akan
berakibat
terhadap
pencabutan
setatus
sebagai
taruna
atau
dikeluarkan
dan
sekurang-kurangnya
dapat
ditunda
masa
pendidikannya;
Kedua
:
Dengan
telah
ditanda
tanganinya
Peringatan
ini,
maka
segala
prilaku
Taruna
…………
Nrp.
……….
adalah
dalam
pengawasan
para
Pembina
kedisiplinan
taruna
dan
kependidikan
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
Ketiga
:
Peringatan
ini
berlaku
mulai
ditetapkan,
dengan
ketentuan
segala
sesuatu
akan
diadakan
perubahan
sebagaimana
mestinya
apabila
dikemudian
hari
terdapat
kekeliruan
dalam
peringatan
ini.
Ditetapkan
di
:
......................
Pada
tanggal
:.......................
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
79 2020
Tembusan
Kepada
Yth:
1.
Para
Pejabat
SMK
2.
Para
ketua
Jurusan
Lingkup
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
3.
Para
Guru
Sekolah
Menengah
Kejuruan;
4.
Orang
Tua/
Wali
Taruna
5.
Tarunayangbersangkutan.
Catatan:
Peringatan
I
ditandatangani
oleh
Pembina
Ketarunaan
(Jika
akumulasi
Kondite
sampai
dengan
minus
5)
Peringatan
II
ditandatangani
oleh
Wakil
Kurikulum
(Jika
akumulasi
kondite
sampai
dengan
minus
10
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP1)
Peringatan
III
ditandatangani
oleh
Kepala
Sekolah
(Jika
akumulasi
kondite
sampai
dengan
minus
15
dan
atau
pernah
mendapatkan
SP2)
DIREKTORAT
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN
VOKASI
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
2020
80
Untuk
kritik
dan
saran
yang
membangun,
hubungi
kami
di
;
Email
:
pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No.
Hp
:
08222
-
1001
-
0016
(Bagian
Peserta
Didik)